F Urip Riyadi
F Urip Riyadi
JUDUL AKTUALISASI
PENYUSUNAN KONSEP PROSEDUR PENYEDIAAN
INFORMASI DALAM BENTUK ARTIKEL BERITA WEBSITE
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : URIP RIYADI
NIP : 199503032019031009
FORMASI JAFUNG : TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN
UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
URIP RIYADI
199503032019031009
TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DISEMINARKAN PADA :
HARI : Jum’at
TANGGAL : 1 Nopember 2019
Sarwono Rochmat, S.T., M.T. Dr. Ir. Jawali Marbun, M.Sc. Anwar, S.T., M.T.
NIP. 196806221997031004 NIP. 195704301987031001 NIP. 197901182005021001
KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DISUSUN OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
DISEMINARKAN PADA :
HARI :
TANGGAL : November 2019
Sarwono Rochmat, S.T., M.T. Dr. Ir. Jawali Marbun, M.Sc. Yunaldi, ST, MT
NIP. 196806221997031004 NIP. 195704301987031001 NIP. 197212301998031003
KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL,
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA,
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas limpahan
rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulisan laporan kegiatan aktualisasi
mulai dari perancangan sampai pelaksanaan ini berhasil diselesaikan tepat waktu.
Penulis berharap mendapatkan banyak pelajaran mengenai hal-hal yang
bersifat teknis dan non-teknis mengenai tahapan kegiatan aktualisasi dari hasil
proses yang telah dilakukan, mulai dari proses berpikir memecahkan masalah dalam
bentuk rancangan hingga proses merealisasikan rancangan tersebut menjadi suatu
produk. Laporan ini disusun dengan harapan akan menjadi tambahan wawasan bagi
penulis dan sebagai bentuk akuntabilitas terhadap proses aktualisasi penerapan
nilai-nilai dasar ASN.
Terdapat berbagai dukungan dan bantuan dari beberapa pihak yang penulis
dapatkan selama proses perencanaan dan pembuatan laporan kegiatan aktualisasi.
Atas dukungan dan bantuan tersebut, pada kesempatan ini penulis ingin sekali
mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Jawali Marbun, M.Sc., selaku coach yang selalu membimbing
dalam proses penyusunan rancangan serta pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
2. Bapak Sarwono Rochmat, ST., M.T., selaku mentor yang telah memberikan
arahan dan masukkan kepada penulis khususnya terkait produk aktualisasi.
3. Bapak Pramono, S.T., Sp.PSDA., selaku penguji yang telah memberikan
masukkan kepada penulis.
4. Bapak Denny Kumara, S.T., M.T., selaku Co-Mentor yang telah memberikan
dukungan pada kegiatan seminar 1 serta atas berbagai masukkan.
5. Segenap keluarga penulis yang tanpa putus menenun doa, cinta kasih, serta
dukungan demi kelancaran penulis dalam mengarungi segala aktivitas.
6. Asti Prasetyawati, S.Sos.; Mitria Widianingtyas, S.T.; Nadia Karima Izzati, S.T.;
Daeng Rendy; Monik; Mas Fahmi; Teh Rita; Mba Dhina; Kak Hafsah, sebagai
bagian dari lingkaran yang memberikan berbagai masukkan, review, serta
atmosfer positif dalam setiap proses kegiatan aktuallisasi.
7. Seluruh pihak di lingkungan Subdirektorat Pemantuan dan Evaluasi serta bagian
dari Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.
DAFTAR TABEL
CK : Cipta Karya
KIP : Keterbukaan Informasi Publik
PE : Pemantauan dan Evaluasi
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PPLP : Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PENDAHULUAN
• Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM
yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.
b. Profesional
c. Orientasi
d. Visioner
- Bermanfaat
Demi mendukung Visi dan Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka
dibentuk beberapa Direktorat dan Unit Pelaksana Teknis sesuai lokasi dan wilayah
kerja yang menjadi tempat kedudukan dan kewenangan kerja unit tersebut.
Direktorat Teknis yang berada di dalam organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya
antara lain Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Bina Penataan Bangunan,
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, dan Direktorat
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP). Sedangkan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang
tertentu dari organisasi induknya, dapat berupa Balai Besar, Balai, atau Loka. UPT
di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri atas Balai Teknik Air
Minum, Balai Teknik Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Balai Prasarana
Permukiman. Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, lokasi fokus
unit kerja tempat rancangan aktualisasi akan dijalankan yaitu Direktorat PPLP
tepatnya Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi (PE).
2.3.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara
lain : (Rohmat, 2017)
• Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, publik dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi
2.3.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan dari masyarakat suatu negara
yang memiliki kesadaran dan semangat cinta tanah air dan bangsa yang ditunjukkan
melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakat. Arti nasionalisme dapat
juga didefinisikan sebagai pemahaman dari masyarakat suatu bangsa yang
mempunyai keselarasan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan
tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal.
Nasionalisme adalah cara pandang mengenai rasa cinta kepada bangsa dan
negara sekaligus menghormati bangsa lain. PNS harus memiliki nilai nasionalisme
yang kuat dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayanan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.
Indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme antara lain religius,
saling menghormati, kerjasama, tidak memaksa kehendak, jujur, amanah, adil,
persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama manusia, tenggang rasa,
membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta tanah air, memelihara
ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan, tanggung
jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak menggunakan yang
bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras dan menghargai karya orang lain.
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Isu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi. Penetapan isu dapat dipengaruhi oleh 3 (tiga)
faktor berikut:
a. Environmental scanning yaitu sikap pedulli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kasualitas yang terjadi;
b. Problem solving yaitu mampu mengembangkan dan memilih alternative
dan mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing;
c. Analysis yaitu mampu berfikir konseptual, mampu mengidentifkasi
implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pilihan
kebijakan/program/kegiatan/tahapan kegiatan.
Penulis telah menjalankan kegiatan on job training di Subdirektorat PE
sekitar tiga bulan, selama itu dilakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar,
diskusi serta tukar wawasan denga setiap staff maupun Kepala Seksi dan Kepala
Subdit. Berdasarkan pengamatan, diskusi, serta tukar wawasan yang telah
dilakukan, penulis dapat mengidentifikasi isu-isu yang menjadi suatu hambatan
maupun cela dalam bisnis proses Subdit PE. Isu-isu yang telah teridentifikasi
tersebut antara lain.
1. Belum terkendalinya jadwal kegiatan subdit dan Kasubdit
Jadwal kegiatan di Subdit PE kurang terintegrasi dan aksesibilitasnya
masih rendah, sehingga tidak jarang masih ditemukan pertanyaan terkait
kegiatan-kegiatan yang ada pada suatu hari.
2. Masih digunakannya styrofoam sebagai wadah makanan di Subdit PE
Penulis beberapa kali menemukan bahwa Subdit PE masih menggunakan
Styrofoam sebagai wadah makanan, khususnya untuk makan siang/sarapan
yang dibeli dari luar kantor. Padahal Styrofoam termasuk bahan yang sullit
bahkan tidak dapat diolah dalam alur proses pengelolaan sampah.
3. Rendahnya kualitas penyediaan informasi dari setiap Subdirektorat di
Direktorat PPLP
Proses penyediaan informasi di Direktorat PPLP yang dalam hal ini berupa
artikel berita website masih belum optimal. Masih ditemukan adanya
keterlambatan dalam proses penyediaan, kesalahan alur birokrasi, hingga
konten berita yang masih kurang baik.
4. Belum tertatanya proses pengarsipan data di Subdirektorat PE
Ketika merapikan dokumen-dokumen yang telah lampau untuk diarsipkan
cukup sulit mendatanya karena pendataan masih manual dan tidak ada
acuan data dan form yang berkaitan.
Dari keempat isu yang ada akan dilakukan penapisan untuk diambil satu
isu utama yang akan diangkat sebagai masalah dalam rancangan aktualisasi.
Kriteria
No Isu Total
U S G
Keterangan:
= Prioritas Isu
Gambar 3.1 Gambaran Isu terkait Penyediaan Artikel Berita Website PPLP
Sumber : http://ciptakarya.pu.go.id/plp/index.php/v2/berita
Pada Gambar 3.1 terilustrasi kualitas artikel berita website yang tidak
seragam antara satu dengan lainnya, kualitas konten yang relati kurang baik,
serta hal-hal substanstif maupun non substantif lainnya. Jika isu utama (core
issue) tersebut tidak diselesaikan maka akan memberikan dampak negatif
kepada lingkungan. Dampak-dampak negatif yang akan timbul diantaranya:
1. Tujuan/makna dari informasi yang ingin diberikan tidak tersampaikan;
2. Terjadi kesalahpahaman mengenai persepsi yang didapatkan oleh
pembaca sehingga menimbulkan berbagai konflik lebih lanjut;
3. Kredibilitas organisasi di mata masyarakat terkait pelaksanaan tugas
akan menjadi rendah jika penyampaian informasi tidak berfungsi baik;
4. Keterlambatan proses penyampaian informasi ke publik sehingga nilai
aktual tidak tercerminkan;
5. Progress keterbukaan informasi terkait publikasi yang dilakukan unit
kerja tidak terpantau dengan baik.
3 Menyusun Konsep 1. Membuat draft Draft konsep awal • Agenda II: Penyiapan Integritas,
Awal Prosedur awal konsep prosedur Komitmen Mutu Penyusunan, Profesional,
Penyediaan prosedur penyediaan (efektif dan efisien), Perencanaan Orientasi Misi
Informasi 2. Melakukan informasi dan Akuntabilitas, Etika Teknis (Mencapai sasaran
Berdasarkan konsultasi dan notulensi hasil Publik dan kesuksesan),
Bahan/Referensi diskusi kepada diskusi Visioner, Etika-
mentor dan pihak Akhlakul
terkait Kharimah
3. Mencatat hasil
diskusi
4 Menyusun Konsep 1. Memperbaiki konsep Catatan dan • Agenda II: Penyiapan, Profesional (Sesuai
Prosedur awal Dokumentasi Hasil Akuntabilitas (teliti, Penyusunan, dan patuh dengan
Penyediaan 2. Melakukan koordinasi, detail); Etika Publik Perencanaan prosedur), Orientasi
Informasi konsultasi dan diskusi (sopan), Komitmen Teknis Mutu, Visioner,
kepada mentor dan Mutu Etika Akhlakul
pihak terkait Kharimah
3. Melakukan evaluasi
dan perbaikan konsep
lanjutan
5 Melakukan 1. Membuat surat Catatan hasil • Agenda II: Pelaksanaan Integritas,
Sosialisasi dan undangan rapat rapat Akuntabilitas, Etika Secara Berkala Profesional (Sesuai
Pembahasan sosialisasi Publik, Komitmen dan patuh dengan
Konsep Prosedur 2. Melaksanakan rapat Mutu, prosedur),
Penyediaan sosialisasi Orientasi Mutu,
Informasi 3. Membuat catatan Visioner, Etika-
hasil rapat Akhlakul
Kharimah
6 Melakukan 1. Melakukan konsultasi Konsep Final • Agenda II: Penyusunan, Profesional (Sesuai
Finalisasi Konsep dan diskusi kepada prosedur Akuntabilitas (teliti, Pelaksanaan dan patuh dengan
Prosedur mentor penyediaan detail); Etika Publik Secara Berkala prosedur), Orientasi
Penyediaan 2. Melakukan evaluasi informasi (sopan), Komitmen Mutu, Visioner,
Informasi dan perbaikan Mutu Etika Akhlakul
konsep final Kharimah
berdasarkan hasil
rapat
7 Membuat Laporan 1. Menyusun Laporan Laporan Akhir • Agenda II: Penyusunan, Profesional (Sesuai
Akhir Pelaksanaan Akhir Aktualisasi Akuntabilitas, Etika Pelaksanaan dan patuh dengan
Habituasi 2. Melakukan konsultasi Publik, Komitmen Secara Berkala prosedur), Orientasi
dan diskusi dengan Mutu, A-K Mutu, Visioner,
mentor (Finalisasi) Etika Akhlakul
Kharimah
Sumber : Analisis Penulis, 2019
Sebagai upaya realisasi yang lebih terstruktur dan terencana agar tercapai hasil aktualisasi yang optimum, maka diuat suatu
rencana jadwal pelaksanaan kegiataan aktualisasi sebagaimana terpapar dalam Tabel 3.4 berikut.
Hari
No Kegiatan September Oktober
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Mendata dan Menginventarisasi
1
Bahan/Referensi Terkait yang Dibutuhkan
Mengidentifikasi dan Mempelajari
2
Bahan/Referensi yang Telah Didapatkan
Menyusun Konsep Awal Prosedur
3
Penyediaan Informasi
Menyusun Konsep Prosedur Penyediaan
4
Informasi
Melakukan Sosialisasi dan Pembahasan
5
Konsep Prosedur Penyediaan Informasi
Melakukan Finalisasi Konsep Prosedur
6
Penyediaan Informasi
Membuat Laporan Akhir Pelaksanaan
7
Habituasi
PELAKSANAAN AKTUALISASI
4.1.1.2 Output/Capaian
Output utama dari kegiatan ini adalah suatu folder yang berisikan
data-data dan literatur yang terhimpun secara rapi. Folder ini menjadi wadah
utama bagi penulis dalam mengakses berbagai data untuk mewujudkan
produk aktualisasi. Bukti berupa tangkapan layar dari folder yang berisi data-
data referensi berupa dokumen dalam berbagai macam bentuk terilustrasikan
sebagaimana LAMPIRAN 1. Folder tersebut berisi materi berupa peraturan-
peraturan, pedoman, artikel ilmiah, bahan tayang, serta dokumen-dokumen
lain yang menjadi materi dasar bagi penulis membuat produk aktualisasi.
• Akuntabilitas
Nilai ini tercermin pada saat penulis melakukan studi literatur dan
melakukan pengarsipan/inventarisasi seluruh data yang dimiliki
sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap hasil kerja.
• Nasionalisme
Nilai teraplikasikan ketika penulis melakukan konsultasi dengan
narasumber menggunakan Bahasa Indonesia sebagai wujud kecintaan
penulis kepada tanah air.
• Etika Publik
Nilai ini tercermin ketika penulis melakukan percakapan dengan
narasumber secara sopan dan ramah serta menggunakana bahasa yang
baik tanpa menyinggung.
• Komitmen Mutu
Indikator nilai komitmen mutu berupa orientasi mutu terhadap
hasil tercermin ketika penulis melakukan konsultasi kepada pihak
(narasumber) yang benar-benar memiliki latar belakang di bidang
jurnalistik sehingga menghasilkan produk yang sesuai kaidah atau
ketentuan-ketentuan jurnalistik.
nbugguugug
Gambar 4.4 Proses Membuat Ringkasan
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
4.1.2.2 Output/Capaian
Kegiatan ini menghasilkan output utama berupa dokumen yang
berisi catatan ringkas penulis mengenai materi hasil studi literatur. Dokumen
ini berguna bagi penulis sebagai sumber referensi ringkas yang merupakan
hasil rekapitulasi semua sumber yang penullis miliki. Wujud dari output
kegiatan ini terlampir (LAMPIRAN 3).
• Akuntabilitas
Nilai ini tercermin dari bagaimana penulis benar-benar berusaha
memahami, mempelajari serta menuliskan materi yang dipelajari
sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi.
• Komitmen Mutu
Proses memahami dan merangkum materi merupakan bentuk
efektivitas dan efisiensi penulis dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi yang juga sebagai wujud indikator nilai komitmen mutu.
• Anti Korupsi
Nilai anti korupsi diterapkan melalui cara penulis menuliskan
segala sumber dan materi sesuai dengan yang seharusnya tanpa
manipulasi data.
4.1.3.2 Output/Capaian
Kegiatan ini menghasilkan output utama berupa konsep awal output
dari kegiatan aktualisasi serta catatan hasil diskusi. Wujud dari output
kegiatan ini terlampir (LAMPIRAN 4 dan LAMPIRAN 5).
4.1.4.2 Output/Capaian
Output utama dai kegiatan ini berupa catatan hasil konsultasi dalam
bentuk dokumentasi tangkapan layar. Hasil ini dijadikan dasar perbaikan
produk dengan wujud dari output tersebut terdapat pada LAMPIRAN 6.
4.1.5.2 Output/Capaian
Kegiatan ini menghasilkan output utama berupa surat undangan
rapat sosialisasi, daftar hadir peserta rapat, serta hasil catatan berupa notulensi
rapat. Wujud dari output kegiatan ini terlampir (LAMPIRAN 7 hingga 9).
• Etika Publik
Nilai ini tercermin ketika penulis melakukan percakapan,
presentasi, dan diskusi dengan peserta rapat secara sopan dan ramah
serta menggunakana bahasa yang baik.
• Komitmen Mutu
Indikator nilai komitmen mutu berupa orientasi mutu terhadap
hasil tercermin ketika penulis melakukan diskusi dengan pihak-pihak
terkait di lingkungan unit kerja. Indikator nilai berupa orientasi mutu,
efektif, dan efisien diterapkan pada tahap kegiatan ini.
4.1.6.2 Output/Capaian
Kegiatan ini menghasilkan output utama berupa produk hasil
kegiatan aktualisasi yang telah penulis laksanakan. Produk tersebut
merupakan instrument pengendalian penyediaan informasi berupa artikel
berita website yang terdiri dari 3 bentuk, yaitu Flow Chart, Ketentuan dan
Kriteria Artikel Berita, serta Template Penulisan Artikel Berita.
Flow Chart dapat menjadi alat pengendali alur yang secara visual
mudah dimengerti sehingga tercipta pemetaan peran yang jelas antar pihak,
tak ada lagi keterlambatan, dan proses penyediaan artikel berita senantiasa
terpantau oleh Subdit PE sebagai pemilik tusi. Lembar Ketentuan dan Kriteria
Artikel Berita dapat menjadi alat pengendali yang mendorong terwujudnya
keterbukaan informasi publik serta terciptanya artikel berita yang berkualitas.
Terakhir, Template Artikel Berita dapat menjadi instrumen yang
memudahkan penyedia berita dalam menulis serta menyeragamkan seluruh
artikel berita yang dirilis ke website. Wujud dari output kegiatan ini yang
berupa produk aktualisasi terlampir (LAMPIRAN 10).
4.1.7.2 Output/Capaian
Kegiatan ini menghasilkan output utama lembar pengendalian
mentor yang telah disetujui dan ditandatangani secara penuh (terlampir pada
LAMPIRAN 11). Selain itu, draft laporan akhir pelaksanaan kegiatan
aktualisasi ini sendiri juga merupakan output kegiatan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang telah selesai terdapat
beberapa poin yang dapat disimpulkan, antara lain.
1. Penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN, kedudukan, dan peran ASN di
NKRI terlaksana dengan sangat baik melalui kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan selama habituasi.
2. Realisasi kegiatan aktualisasi berjalan sesuai rancangan dengan waktu
pelaksanaan yang relatif lebih cepat.
3. Jika benar-benar diterapkan di unit organisasi, produk aktualisasi ini
diproyeksi dapat mengatasi isu terkait penyediaan informasi dalam bentuk
artikel berita website antara lain :
• Flow chart, dapat menjadi alat pengendali alur yang secara visual
mudah dimengerti sehingga tercipta pemetaan peran yang jelas antar
pihak, tak ada lagi keterlambatan, dan proses penyediaan artikel berita
senantiasa terpantau oleh Subdit PE sebagai pemilik tusi;
• Lembar Ketentuan/Kriteria Artikel Berita, dapat menjadi alat
pengendali yang mendorong terwujudnya keterbukaan informasi publik
serta terciptanya artikel berita yang berkualitas;
• Template Artikel Berita, dapat menjadi instrumen yang memudahkan
penyedia berita dalam menulis serta menyeragamkan seluruh artikel
berita yang dirilis ke website.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan seluruh kegiatan yang telah direncanakan sehingga
terbentuk suatu produk aktualisasi, ada beberapa saran mengenai produk maupun
proses dari kegiatan aktualisasi itu sendiri diantaranya.
1. Diharapkan produk aktualisasi ini dapat dikembangkan dan diterapkan lebih
lanjut secara masif dan terintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CATATAN MATERI
Judul Berita
Judul berita harus ringkas (antara 3-5 kata), mencerminkan isi, menarik, dan
sebaiknya berupa kalimat aktif yang terdiri dari Subjek + Predikat + Objek (SPO):
Contoh: Walikota Solok (S) Meresmikan (P) Festival Arak Bako Terbesar (O)
Isi Berita/Body
Dua unsur yang tersisa yaitu why dan how bisa dituliskan di isi berita. Pada bagian ini akan
berisi detail atau kronologi kegiatan-kegiatan
Format fotonya berukuran 620 x 340 piksel. Di bawah foto terdapat judul dan foto
penulis, lengkap dengan nama dan tautan ke Halaman Profil. Terkait foto Headline,
Kompasianer harap mencatat ukuran standar tersebut (lebar 620 piksel; tinggi 310
piksel) agar foto tidak pecah saat ditempatkan di kolom Headline. (kompasiana)
http://ppid.dephub.go.id/files/PM_38_TAHUN_2019.pdf
http://bsn.go.id/uploads/download/DJIKP_GPR_Badan_Standardisasi_Nasional_
2_Nov_20171.pdf
enggunaan bahasa juga harus diperhatikan dalam penulisan naskah jurnalistik. Pada
umumnya kalimat yang digunakan dalam menulis berita adalah kalimat aktif.
Kalimat aktif merupakan kalimat yang disusun dalam struktur baku subyek predikat
obyek (Kusumaningrat, 2005:119). Struktur kalimat aktif dapat menonjolkan peran
pelaku dan tindakan yang dilakukan. Contoh kalimat aktif: Pemerintah menaikkan
harga minyak. Kalimat aktif tersebut dapat diubah ke bentuk kalimat pasif, terutama
kalau ingin menonjolkan obyek dalam sebuah berita. Contoh kalimat pasif: Harga
minyak dinaikkan oleh pemerintah.
Berikutnya, kalimat dalam penulisan jurnalistik sebaiknya kalimat tunggal, karena
lebih sederhana dan mudah dipahami. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang
subyek, predikat, dan obyeknya satu. Contoh kalimat tunggal: Saya bekerja di
Jakarta.
Hindari penggunaan kata yang kabur atau tidak jelas (ambigu) merupakan hal
penting dalam membuat naskah berita. Contoh: Hanya sebagian kecil anggota DPR
yang menandatangani pernyataan yang meminta Akbar tanjung mundur dari
jabatan Ketua Dewan. Kalimat tersebut sebaiknya ditulis: Hanya 70 dari 500
anggota DPR yang menandatangani pernyataan yang meminta Akbar Tandjung
mundur dari jabatan Ketua Dewan.
Dalam menulis berita terdapat istilah struktur piramida terbalik (Siregar, 1998).
Struktur tersebut menekankan bahwa penulisan berita diawali dengan yang
namanya teras berita (sesuatu yang paling penting dalam sebuah berita) lalu
semakin ke bawah ditulis hal-hal yang kurang penting. Jadi dapat digambarkan isi
sebuah berita seperti bentuk segitga yang mengerucut ke bawah.
Berita-berita yang terdapat dalam media cetak pada umumnya merupakan berita
yang mempunyai nilai berita. Walaupun merupakan ada informasi yang dapat
dibilang lebih santai dibandingkan hard news, namun informasi tersebut
mempunyai nilai berita sehingga layak naik cetak pada media tersebut. Beberapa
nilai berita yang kita ketahui dalam sebuah penulisan berita adalah sebagai berikut:
(Pasqua, 1990)
1. Magnitude
Pengaruh yang besar terhadap masyarakat ketika berita tersebut diberitakan.
2. Significance
Seberapa penting peristiwa dalam berita bagi masyarakat
3. Proximity (kedekatan)
Kedekatan suatu berita akan mempengaruhi ketertarikan pembaca terhadap berita
tersebut. Ada 2 jenis kedekatan, yaitu: kedekatan geografis dan kedekatan
psikologis.
4. Timeliness (aktual)
Berita akan menarik bagi pembaca ketika berita tersebut sedang hangat
diperbincangkan. Semakin actual berita, maka semakin tinggi pula nilai berita
tersebut.
5. Prominence
Keterkenalan suatu tokoh dalam sebuah berita.
6. Human interest
Berita dapat menyentuh perasaan pembaca.
Nilai berita tersebut yang nantinya digunakan jurnalis dalam menentukan sebuah
angle berita. Angle berita merupakan sudut pandang jurnalis terhadap obyek berita.
Cara menentukan angle berita adalah dengan menyesuaikan kelayakan berita.
1. Berita yang dimuat pada website berkaitan dengan kegiatan-kegiatan bidang PLP di
masing-masing Subdit seperti workshop, FGD, seminar, pelatihan, dan lain-lain atau
kegiatan pemantauan lapangan yang dapat menggambarkan testimoni penerima
manfaat. Berita didukung dengan dokumentasi resolusi tinggi
2. Artikel berita dibuat dengan mengamalkan nilai aktualitas, berimbang, dan jujur
3. Kriteria berita yang dapat dipublikasikan yaitu:
a. Berita yang dapat ditayangkan di website Kementerian PUPR adalah berita dengan
narasumber Eselon I/II dan merupakan peristiwa tidak lebih dari 2 hari;
b. Berita yang dapat ditayangkan di website Cipta Karya adalah berita dengan
narasumber Eselon I/II/III dan merupakan peristiwa tidak lebih dari 3 hari;
c. Publikasi yang dilakukan difokuskan pada “infrastruktur kerakyatan” dan lebih
“menekankan pada manfaat” yang diterima masyarakat. Publikasi yang disukai
masyarakat dalam bentuk storytelling berupa testimoni penerima manfaat, sehingga
informasi yang sifatnya kuantitatif harus dapat diterjemahkan ke dalam bentuk
kualitatif yang menyentuh rasa.
4. Berita atau tulisan dapat dikirim dalam format dokumen (doc/docx) dengan ukuran dan
jenis font bebas serta dilengkapi dengan dokumentasi resolusi tinggi melalui email
subditpe.plp@gmail.com atau melalui Mitria
5. Artikel berita harus berisi keterangan waktu, tempat, dan pihak yang berhubungan
dengan kegiatan yang dilaksanakan
6. Berita terdiri atas Headline, ..., ..., ...
7. Pada bagian akhir artikel diberikan keterangan penulis serta asal subdit yang di ketik
dalam tanda kurang dan di luar berita (setelah titik yang mengakhiri tulisan)
8. Berita tak hanya menceritakan kegiatan melainkan juga tujuan dan makna kegiatan
tersebut dihubungkan dengan kepentingan publik.
9. Artikel harus disertai foto dokumentasi yang relevan sebanyak minimal 3 buah dengan
resolusi minimal ...x.... Foto tersebut terdiri atas 1 foto dokumentasi seluruh
pihak/peserta yang terlibat dalam kegiatan dan 2 foto momen terbaik dalam kegiatan.
10.Penamaan file terdiri atas judul/momen dokumentasi; waktu pengambilan; serta nama
fotografer. (Tanggapan Bapak Sjukrul-Dirjen CK 20..-20..; 10/08/2019 oleh Mitria).
Mentor : Sarwono Rochmat, S.T., M.T. Co-Mentor : Meinar Manurung, S.T., M.T. Coach : Dr. Ir. Jawali Marbun, M.Sc.
Penguji : Pramono, S.T., Sp.PSDA.
Core Issue
Rendahnya kualitas penyediaan
informasi (artikel berita website) dari
Why???
setiap Subdirektorat di Direktorat PPLP
Belum optimalnya proses pengendalian
pengelolaan informasi (artikel berita
Why???
website) di Direktorat PPLP
Belum adanya alat/instrument
pengendalian penyediaan informasi
(artikel berita website) di Direktorat PPLP
7
Menyusun Konsep Prosedur
4 Penyediaan Informasi
Melakukan Sosialisasi dan
Pelaksanaan Pembahasan Konsep
Prosedur Penyediaan Informasi 5
8
Seminar 2 Aktualisasi
Membaca dan
mempelajari referensi
Membuat ringkasan
hasil pemahaman
Memperbaiki konsep
awal
Koordinasi, konsultasi,
dan diskusi kepada
mentor
Evaluasi dan perbaikan
konsep
Membuat surat
undangan rapat
Melaksanakan sosialisasi
Penyusunan laporan
akhir
1. Flow Chart
◼ Menjadi alat pengendali alur yang
secara visual mudah dimengerti
sehingga tercipta pemetaan peran yang
jelas antar pihak, tak ada lagi
keterlambatan, dan proses penyediaan
artikel berita senantiasa terpantau oleh
Subdit PE sebagai pemilik tusi