Anda di halaman 1dari 7

Penilaian Berbasis Kelas Berorientasi HOTS Pada Pembelajaran PAI MTsN 1

Sampang

Khairul Walid, A. Saepul Hamdani, Moh. Hafiyusholeh


UIN Sunan Ampel Surabaya
Khairul.walid2003@gmail.com, asepsapulhamdani@uinsby.ac.id,
hafiyusholeh@gmail.com

Abstrak
Salah satu media evaluasi yang tepat dalam pembelajaran PAI adalah dengan cara
penilaian berbasis kelas, hal ini perlu dilakukan guru PAI dalam upaya memastikan
apa yang telah direncanakan dan diaplikasikan dalam pembelajaran bisa diukur
tingkat keberhasilannya. Dengan melakukan penelitian berbasis kelas yang
berorientasi pada pemahaman berfikir tingkat tinggi atau HOTS, diharapkan peserta
didik mampu untuk berfikir kritis, kreatif, inovatif, dan mampu memiliki argumentasi
dalam penyelesaian masalah dalam proses pembelajaran. Penelitian ini
menggunakan metode observasi partisipatif kemudian data di analisa dengan
kualitatif diskriptif. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa 80% dari guru PAI di MTsN
1 Sampang telah melakukan penilaian berbasis kelas, tetapi dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa penilaian yang selama ini dilakukan belum berorientasi pada
HOTS
Kata Kunci : penilaian berbasis kelas, PAI, HOTS

Abstract
One of the appropriate evaluation media in PAI learning is by way of class-based
assessment, this needs to be done by PAI teachers in an effort to ensure that what
has been planned and applied in learning can be measured for its success. By
conducting classroom-based research that is oriented towards understanding higher-
order thinking or HOTS, it is hoped that students will be able to think critically,
creatively, innovatively, and able to have arguments in solving problems in the
learning process. This research uses participatory observation method and then the
data is analyzed with descriptive qualitative. This study shows that 80% of PAI
teachers at MTsN 1 Sampang have conducted class-based assessments, but these
results indicate that the assessments that have been carried out so far have not been
HOTS-oriented.
Keywords: class-based assessment, PAI, HOTS

A. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu cara yang dapat menghubungkan
tatanan masyarakat pembelajar (learning society), yang terus belajar dari
waktu ke waktu sampai tercapainya suatu pedoman hidup yang dapat
merealisasikan
tugas mulia suatu pendidikan dalam mengembangkan kualitas hidup
bangsa. Pendidikan menjadi tolak ukur yang sangat dominan seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman.1 Oleh sebab itu perlu
diusahakan peningkatan mutu pendidikan, agar bangsa tidak
tergantung pada status bangsa yang sedang berkembang tetapi bisa
menyandang predikat bangsa maju dan tidak kalah bersaing dengan bangsa-
bangsa lainnya2 .
Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam perlu mendapatkan
perhatian serius dalam memilih dan melaksanakan evaluasi, agar tujuan
pembelajaran PAI yang diajarkan dapat tercapai dengan optimal dan mampu
mengembangkan aspek afektif, kognitif dan psikomotorik peserta didik secara
bersamaan.
Salah satu contoh media evaluasi yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran PAI adalah penilaian berbasis kelas (Class Based Assessment)
yang
berorintasi pada HOTS (Higher Order Thinking Skill), di mana penilaian
tersebut menuntut peserta didik untuk memiliki keahlian dalam berpikir
kreatif, kritis, inovatif, berargumen, menyelesaikan masalah, dan keahlian
dalam mengambil keputusan, khususnya pada materi tentang Pendidikan
Agama Islam.
Penilaian dilaksanakan untuk memperoleh informasi kwantitas
(melalui ujian dengan cara melaksanakan pengukuran) dan data kualitas
(pertanyaan, diskusi, observasi, serta feedback) yang selanjutnya digunakan
untuk mempertimbangkan dan menetapkan keputusan tentang nilai.3
Melalui penilaian berbasis kelas yang berorientasi pada pengukuran
kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik, yang mencakup tiga ranah
yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik, diharapkan tujuan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat tercapai, sehingga mampu menciptakan
peserta didik yang tidak hanya bisa mengingat, menyatakan kembali, tanpa
melakukan pengolahan pada pembelajaran PAI, akan tetapi mereka dirapkan
mampu menguasai tiga ranah tersebut dan mampu mengaplikasikan materi
PAI dalam kehidupan sehari-hari.

1 Hasan Baharun, “Pengembangan Media Pembelajaran Pai Berbasis Lingkungan Melalui Model Assure,”
Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan 14, no. 2 (2016): 231–246.
2 Akmal Mundiri, “Strategi Lembaga Pendidikan Islam Dalam Membangun Branding Image,” Pedagogik: Jurnal

Pendidikan 3, no. 2 (2016).


3 Putri Anggoro Kasih and Yoppy Wahyu Purnomo, “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar

Melalui Pembelajaran Berbasis Penilaian,” JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics
Education) 1, no. 1 (2016): 69–78.
Penilaian berbasis kelas ini perlu dilakukan oleh guru karena penilaian
ini sebagai bagian dari sebuah proses pembelajaran yang telah direncakanan
dan di implementasikan di kelas4. Meskipun kondisi yang terjadi saat ini
menunjukkan bahwa masih ada guru termasuk guru PAI yang belum
melaksanakan atau sudah melaksanakan tidak sesuai prosedur sebagaimana
ketentuan yang ada, sehingga hasil dari pembelajaran belum bsa optimal,
meskipun kita sudah tau bahwa penilaian berbasis kelas ini berguna untuk
memperoleh informasi kemajuan dan hasil belajar siswa, mengetahui
kesulitan belajar, dan memberikan umpan balik sehingga dapat diperbaiki dan
dievaluasi proses pembelajaran yang sedang berlangsung5
MTsN 1 Sampang merupakan salah satu MTs Negeri dan menjadi
acuan MTs Swasta se kabupaten Sampang, karena merupakan MTSN tertua
yang ada dan merupakan ketua Kelompok Kerja Madrasah dan Fasilitator
MGMP yang ada di sampang, sehingga dipastikan sebagai percontohan
memiliki kelebihan dari madrasah-madrasah lain yang ada di sampang
termasuk dalam proses pembelajaran dan proses penilaian peserta didik.
Lembaga ini menjadi menarik untuk diteliti karena pada proses pelaksanaan
penilaian berbasis kelas yang sudah dilaksanakan selama ini masih kurang
memenuhi standar penilaian yang berorientasi pada HOTS, sehingga hasil
dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru PAI di MTsN 1 Sampang adan
semua MTs swasta yang ada di kabupaten Sampang.
Objek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas 8 MTsN
sampang melalui pendekatan kualitatif, sehingga hasil yang diharapkan
melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui cara yang tepat dalam
melakukan penilaian berbasis kelas berorientasi HOTS pada pembelajaran
pai MTsN 1 sampang

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi partisipatif,
dan peneliti langsung mengikuti pembelajaran di kelas. Observasi ini
melibatkan partisipasi peneliti dalam individu atau komunitas yang diamati.
Dengan menggunakan kuesioner, peneliti memberikan beberapa pernyataan

4 Ibid.
5 Enco Mulyasa, “Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementasi” (2002).
kepada responden untuk dijawab. Selain itu, pengumpulan data melalui
wawancara dilakukan secara tatap muka. Objek penelitian pada penelitian ini
adalah guru PAI kelas 8 di MTsN 1 Sampang yang beralamat di jalan Kusuma
Bangsa No. 18 Gunung Sekar Sampang dan dilaksanakan pada tanggal 25-
27 Juni 2021.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil observasi dan interview dalam ini, didapatkan hasil bahwa
pelaksanaan penilaian berbasis kelas yang selama di lakukakan oleh guru
PAI yang ada di MTsN 1 sampang menunjukkan bahwa peniliaian yang
dilakukan hanya untuk memenuhi tugas dan belum memenuhi syarat untuk
masuk kategori HOTS , 4 dari 5 guru PAI atau 80% guru yang ada di MTsN 1
Sampang telah melakukan penilaian berbasis kelas, dan semua guru atau
100% dari 4 orang tersebut melakukan penilaian berbasis kelas belum dapat
dikategorikan sebagai penilaian berbasis kelas yang berorentasi pada High
Order Thinking skill. Mereka hanya melakukan penilaian berbasis kelas
sesuai dengan materi ajar yang diajarkan pada saat itu, sehingga belum
memotivasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif.
Berdasarkan fakta lapangan diatas, maka dianggap perlu bagi guru
untuk selalu meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesionalisme dalam
proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran terutama dalam proses
melakukan penilaian mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Keterlibatan
secara aktif mengindikasikan bahwa guru telah berhasil dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, begitu juga sebaliknya, siswa yang pasif
mengindikasikan bahwa pembelajaran di kelas kurang efektif.
penilaian berbasis kelas merupakan salah satu bukti yang dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. Secara
spesifik, penilaian berbasis kelas dapat diartikan sebagai suatu proses
pengumpulan, pelaporan dan penggunaan data dan informasi tentang hasil
belajar peserta didik untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan
peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan yang
dimaksud adalah standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.
“Seorang guru harus berusaha untuk mengimplementasikan penilaian
berbasis kelas harus menerapkan prinsip-prinsip penilaian, berkelanjutan,
bukti-bukti autentik, akuran dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
Sedangkan unsur-unsur dalam penilaian berbasis kelas yaitu;
1. Penilaian prestasi belajar (achievement assessment), yaitu suatu tekhnik
penilaian yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian prestasi
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sesuai dengan
komptensi kurikulum yang telah ditetapkan. Penilaian prestasi belajar
banyak digunakan guru di sekolah dalam upaya mengumpulkan dan
mendiskripsikan prestasi belajar peserta didik, baik melalui tes maupun
non tes. Misalnya, tes prestasi belajar bidang studi matematika.

2. Penilaian kinerja (performance assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian


yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan
peserta didik melalui tes penampilan atau demonstrasi atau praktik kerja
nyata. Misalnya; guru menyurus siswa berpidato, melakukan eksperimen
di laboratorium, dan lain sebagainya.

3. Penilaian alternatif (alternative assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian


yang digunakan sebagai alternative disamping tekhnik penilaian yang lain.
Artinya penilaian tidak hanya bergantung pada satu bentuk saja (seperti
tes tertulis), tetapi juga menggunakan berbagai bentuk atau model lain,
seperti penilaian penampilan atau penilaian portofolio”

4. “Penilaian autentik (authentic assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian


yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta
didik berupa kemampuan nyata, seperti sesuatu yang dibuat-buat atau
yang hanya diperoleh di dalam kelas. Authentic assessment menjadi
acuan dalam stiap penilaian pembelajaran di kelas, artinya penilaian
tentang kemajuan belajar siswa diperoleh di sepanjang proses
pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir
periode tetapi dilakukan secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran
dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses bukan semata-mata hasil.6

5. Penilaian portofolio (portofolio assessment), yaitu suatu tekhnik penilaian


yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dan

6M Pd Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan Dan Implementasinya


Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),” Jakarta: Kencana (2010).
perkembangan peserta didik berdasarkan kumpulan hasil kerja dari waktu
ke waktu7”

D. Kesimpulan
“Penilaian berbasis kelas pada pembelajaran PAI di Madrasah akan
tercapai apabila dilaksanakan secara obyektif dan tercipta suasana yang
terbuka, harmonis serta menerima terhadap berbagai kritikan yang diarahkan
kepada upaya pengembangan pembelajaran. Selain itu, evaluasi berbasis
kelas pada pembelajaran PAI di madrasah akan sesuai dengan apa yang
diharapkan, apabila dilaksanakan secara continue dan mempertimbangkan
accountability.

Faktor inilah yang nantinya akan menjadikan proses pembelajaran PAI


di madrasah bisa berkembang dan sesuai dengan harapan dari pendidik,
peserta didik, masyarakat dan lain sebagainya. Asumsi ini mengantarkan
kepada tentang betapa pentingnya suatu evaluasi dilaksanakan dalam sistem
pembelajaran, yang selama ini banyak mengalami problematika yang cukup
serius untuk mengembangkan sistem yang ada di dalamnya.

7Zainal Arifin and Pipih Latifah, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur: Standar Penilaian Menurut
BSNP, Model Evaluasi, Instrumen Evaluasi, Penilaian Berbasis Kelas, Penilaian Portofolio, Analisis Kualitas Tes
Refleksi Pelaksanaan Evaluasi (Remaja Rosdakarya, 2009).
E. Daftar Pustaka

Arifin, Zainal, and Pipih Latifah. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur:
Standar Penilaian Menurut BSNP, Model Evaluasi, Instrumen Evaluasi,
Penilaian Berbasis Kelas, Penilaian Portofolio, Analisis Kualitas Tes Refleksi
Pelaksanaan Evaluasi. Remaja Rosdakarya, 2009.
Baharun, Hasan. “Pengembangan Media Pembelajaran Pai Berbasis Lingkungan
Melalui Model Assure.” Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan
14, no. 2 (2016): 231–246.
Kasih, Putri Anggoro, and Yoppy Wahyu Purnomo. “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Penilaian.”
JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education) 1,
no. 1 (2016): 69–78.
Mulyasa, Enco. “Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan
Implementasi” (2002).
Mundiri, Akmal. “Strategi Lembaga Pendidikan Islam Dalam Membangun Branding
Image.” Pedagogik: Jurnal Pendidikan 3, no. 2 (2016).
Trianto, M Pd. “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).” Jakarta: Kencana (2010).

Anda mungkin juga menyukai