BAB I
PENDAHULUAN
Benign prostatic hyperplasia ( BPH ) atau hiperplasi prostat benigna (HPB) adalah
kelainan histologis yang khas ditandai dengan proliferasi sel-sel kelenjar prostat. Akumulasi sel-
sel dan pembesaran kelenjar merupakan hasil dari proliferasi sel epitel dan stroma kelenjar
prostat. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli – buli dan membungkus uretra posterior. Bentuknya sebesar buah kenari dengan
berat normal pada orang deasa pada usia 21-3$ tahun % 2$ gram. &kuran tersebut akan
meningkat bersama dengan kenaikan umur seseorang.1
Benign prostatic hyperplasia sering menjadi masalah pada laki-laki usia lanjut' sering
menimbulkan ketidakberdayaan' namun jarang menyebabkan kematian. enurut orld
Health *rgani+ation (H*)' angka kematian akibat benign prostatic hyperplasia di negara
berkembang di tahun 19 antara $'-1'/1$$.$$$' sedangkan di Amerika lebih sedikit lagi.
Pre0alensi diganosis histologis benign prostatic hyperplasia meningkat dari 1 pada laki-
laki usia 31-2$ tahun menjadi 2$-$1 pada laki-laki usia $-3$ tahun' dan lebih dari $1
pada laki-laki di atas usia 3$ tahun.2
eskipun jarang mengan4am jia' BPH memberikan keluhan yang menjengkelkan
dan mengganggu akti0itas sehari-hari. Keadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat
yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leher buli-buli dan uretra atau dikenal sebagai
bladder outlet obstruction (B**). *bstruksi yang khusus disebabkan oleh pembesaran
kelenjar prostat disebut sebagai benign prostatic obstruction (BP*).3
5tiologi pasti hipertropi prostat benigna belum jelas' alaupun tampaknya tidak
terjadi pada pria yang dikastrasi sebelum pubertas' dan tidak berlanjut setelah kastrasi.
Kelainan ini bisa disertai dengan peningkatan dalam kandungan dihidrotestoteron jaringan
atau dengan perubahan rasio androgen terhadap estrogen' yang diketahui berubah dengan
penuaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli – buli' di
depan re4tum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan
ukuran 2 6 3 6 2' 4m dan beratnya kurang lebih 2$ gram. Kelenjar ini terdiri
atas
jaringan fibromuskular dan glandular yang terbagi dalam beberapa +ona. Kelenjar prostat
terbagi atas lobus' yaitu7 lobus medius' lobus lateralis (2 lobus)' lobus anterior' dan
lobus posterior.1
Pada kelenjar prostat juga dibagi dalam +ona27
a 8ona Anterior atau 9entral
:esuai dengan lobus anterior' tidak punya kelenjar' terdiri atas
stroma fibromuskular. 8ona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat'
b 8ona Perifer
:esuai dengan lobus lateral dan posterior' meliputi ;$1 massa kelenjar prostat.
8ona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma
terbanyak'
4 8ona :entralis
<okasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius' sesuai dengan lobus tengah
meliputi 21 massa glandular prostat. 8ona ini resisten terhadap inflamasi'
d 8ona =ransisional
8ona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar
preprostatik. erupakan bagian terke4il dari prostat' yaitu kurang lebih 1 tetapi
dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi Benign
prostatic hyperplasia'
e Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus ke4il dan susunan sel-sel asinar abortif
tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.2
Prostat mendapatkan iner0asi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus
prostatikus. Pleksus prostatikus (pleksus pel0ikus) menerima masukan serabut
parasimpatik dari korda spinalis :2-2 dan simpatik dari ner0us hipogastrikus (= 1$-<2).
>angsangan parasimpatetik meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat' sedangkan
rangsangan simpatetik menyebabkan pengeluaran 4airan prostat ke dalam uretra posterior'
seperti pada saat ejakulasi. :istem simpatik memberikan iner0asi pada otot polos prostat'
kapsula prostat' dan leher buli-buli. Di tempat-tempat itu banyak terdapat reseptor
adrenergik-@. >angsangan simpatik menyebabkan dipertahankan tonus otot polos
tersebut.
Pertumbuhan kelenjar ini sangat tergantung pada hormon testosteron' yang di
dalam sel–sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubah menjadi metabolit aktif
dihidrotestoteron (DH=) dengan bantuan en+im @-reduktase. Dihidrotestoteron inilah
yang se4ara langsung mema4u m->A di dalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensintesis
protein growth factor yang mema4u pertumbuhan kelenjar prostat.1
sel-sel kelenjar prostat dengan 4ara meningkatkan sensitifitas sel-sel prostat terhadap
rangsangan hormon androgen' meningkatkan jumlah reseptor androgen dan
menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua
keadaan ini adalah' meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan
testosteron menurun' tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih
panjang sehingga massa prostat menjadi lebih besar. 1
Hiperplasia Prostat
"
Penyempitan lumen uretra posterior
"
=ekanan intra0esikal E
Biasanya gejala – gejala BPH dibagi menjadi dua keluhan yaitu karena gejala
iritatif dan obstruksi.
1. ejala iritatif
okturia dan frekuensi terjadi karena pengosongan yang tidak lengkap pada
tiap miksi sehingga inter0al antar miksi lebih pendek.
&rgensi dan disuria jarang terjadi' jika ada disebabkan oleh ketidaksatabilan
detrusor sehingga terjadi kontraksi in0olunter.
2. ejala obstuktif
• Pan4aran melemah
=erminal dribbling dan rasa belum puas sehabis miksi terjadi karena jumlah
residu urin yang banyak dalam buli – buli.
=erjadi karena detrusor membutuhkan aktu yang lama untuk dapat melaan
resistensi uretra.
=erjadi karena detrusor tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir
miksi
• aktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan inkontinen
karena o0erflo.
2. % Dianosa BPH
Diagnosa hiperplasia prostat benigna ditegakan berdasarkan anamnesis' pemeriksaan
fisik' dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium' urodinamik'
maupun ultrasonografi.
1 Anamnesis
>iayat perjalanan penyakit biasanya merupakan dasar untuk mendiagnosis penyakit
hiperplasia prostat benigna' seperti mulai dan lamanya gejala timbul' riayat seksual'
beratnya gejala' 4ara mempertahankan kualitas hidup' pengobatan dan usaha
pengobatan sebelumnya. Bila sudah terjadi pembesaran prostat tentu akan
menyebabkan gejala klinis yang nyata seperti' peningkatan frekuensi berkemih.
*rinary urgency+ hesitancy+ incomplete bladder emptying+ straining+ decreased force
stream+ dan dribbling . >iayat seksual sangat penting karena berdasarkan
studi epidemiologi' gejala traktus urinarius bagian baah merupakan faktor resiko
independen dari disfungsi ereksi dan disfungsi ejakulasi.
2. Pen4itraan
a. Pen4itraan Foto polos perut berguna untuk men4ari adanya batu opak di saluran
kemih' batu/kalkulosa prostat atau menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh
terisi urin' yang merupakan tanda retensi urin.
b. Pemeriksaan G9& dapat menerangkan adanya 7
o kelainan ginjal atau ureter (hidroureter atau hidronefrosis)
(pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat) atau ureter bagian distal yang berbentuk
seperti mata kail (hooed fish)
o penyulit yang terjadi pada buli-buli' yakni7 trabekulasi' di0ertikel' atau sakulasi buli-
a at4hful aiting
Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BP+ dengan skor 1.
PSS dibaah (3 yaitu keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas
sehari.hari- Pasien tidak mendapat terapi namun hanya diberi
penjelasan mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat memperburuk
keluhannya3 misalnya4 jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol
setelah makan malam3 kurangi konsumsi makanan atau
minuman yang mengiritasi buli.buli 5kopi67okelat83 batasi
penggunaan obat.obat influen:a yang mengandung
;enilpropanolamin3 kurangi makanan pedasadan asin3 dan jangan
menahan ken7ing terlalu lama-135
b <edikamentosa
3 Fito;armaka
1 i4roa0e transurethral.
Prosedur ini memakan aktu sekitar 1 jam dan dapat dilakukan se4ara
raat jalan tanpa anestesi umum. =&= belum dilaporkan menyebabkan
disfungsi ereksi atau inkontinensia. eskipun terapi mi4roa0e tidak
menyembuhkan BPH' tapi mengurangi gejala frekuensi ken4ing' urgensi'
tegang' dan intermitensi.
2 =ransurethral jarum ablasi. uga pada tahun 1993' FDA menyetujui transurethral
jarum ablasi in0asif minimal (=&A) sistem untuk pengobatan BPH. :istem
=&A memberikan energy radiofrekuensi tingkat rendah melalui jarum kembar
untuk region prostat yang membesar. :hields melindungi uretra dari kerusakan
akibat panas. :istem =&A meningkatkan aliran urin dan mengurangi gejala
dengan efek samping yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan reseksi
transurethral dari prostat (=&>P).
d Bedah
1 *perasi transurethral.
Dairan irigan yang dipakai adalah aLuades. Kerugian dari aLuades adalah
sifatnya yang hipotonis sehingga dapat masuk melalui sirkulasi sistemik dan
menyebabkan hipotermia relati0e atau gejala intoksikasi air yang dikenal dengan
sindrom =&>P. Ditandai dengan pasien yang mulai gelisah' somnolen dan
tekanan darah meningkat dan terdapat bradikardi. ika tidak segera
diatasi'
pasien akan mengalami edema otak dan jatuh ke dalam koma. &ntuk
mengurangi risiko timbulnya sindroma =&>P operator harus membatasi diri
untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam dan baru memasang sistostomi
terlebih dauhlu sebelum reseksi diharapkan dapat mengurangi penyerapan air ke
sistemik.
2 *pen surgery.
3 *perasi laser
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22 uni 2015 $ 25 uli 1(
2015
Benign prostatic hyperplasia
Kelenjar prostat pada suhu 3$-3oD akan mengalami koagulasi dan pada
suhu yang lebih dari 1$$oD mengalami 0aporasi. =eknik laser menimbulkan
lebih sedikit komplikasi sayangnya terapi ini membutuhkan terapi ulang 21
setiap tahun. Kekurangannya adalah 7 tidak dapat diperoleh jaringan untuk
pemeriksaan patologi (ke4uali paad Ho7NA 4oagulation)' sering banyak
menimbulkan disuri pas4a bedah yang dapat berlangsung sampai 2 bulan' tidak
langsung dapat miksi spontan setelah operasi dan peak flo rate lebih rendah
daripada pas4a =&>P. :erat laser melalui uretra ke dalam prostat menggunakan
4ystos4ope dan kemudian memberikan beberapa semburan energi yang
berlangsung 3$ sampai 3$ detik. 5nergi laser menghan4urkan jaringan prostat
dan menyebabkan penyusutan.
P9= a-energi laser tinggi untuk menghan4urkan jaringan prostat. Dara sama
dengan =&>P' hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik
dengan mesin diatermi yang 4ukup kuat' sehingga mampu membuat
0aporasi kelenjar prostat. =eknik ini 4ukup aman tidak menimbulkan
perdarahan pada saat operasi. amun teknik ini hanya diperuntukan pada
prostat yang tidak terlalu besar ($ gram) dan membutuhkan
'
aktu operasi yang lebih lama.
o uretralitiasis
2. + Komplikasi ;
1 >etensi urine akut – ketidak mampuan untuk mengeluarkan urin' distensi kandung
kemih' nyeri suprapubik
2 >etensi urine kronik –residu urin M $$ml' pan4aran lemah' buli teraba' tidak nyeri
3 Gnsufisiensi ginjal
2 Gnfeksi traktus urinaria
Batu buli
3 Hematuri
; agal ginjal atau uremia (jarang)
BAB III
PENUTUP
Benign prostatic hyperplasia ( BPH ) atau hiperplasi prostat benigna (HPB) adalah
kelainan histologis yang khas ditandai dengan proliferasi sel-sel kelenjar prostat. Akumulasi
sel-sel dan pembesaran kelenjar merupakan hasil dari proliferasi sel epitel dan stroma
kelenjar prostat.
Benign prostatic hyperplasia sering menjadi masalah pada laki-laki usia lanjut' sering
menimbulkan ketidakberdayaan' namun jarang menyebabkan kematian. eskipun jarang
menyebabkan kematian' BPH memberikan keluhan yang menjengkelkan dan mengganggu
akti0itas sehari-hari. ejala dari pembesaran prostat ini terdiri dari gejala obstruksi dan gejala
iritatif.
Penatalaksanaan BPH berupa at4hful aiting' medikamentosa' terapi bedah
kon0ensional' dan terapi minimal in0asif. Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan
tidak dapat diprediksi pada tiap indi0idu alaupun gejalanya 4enderung meningkat. amun
BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang
menjadi kanker prostat.
DAFTA PUSTAKA