Anda di halaman 1dari 28

 

Benign prostatic hyperplasia

BAB I

PENDAHULUAN

 Benign prostatic hyperplasia ( BPH ) atau hiperplasi prostat benigna (HPB) adalah
kelainan histologis yang khas ditandai dengan proliferasi sel-sel kelenjar prostat. Akumulasi sel-
sel dan pembesaran kelenjar merupakan hasil dari proliferasi sel epitel dan stroma kelenjar
prostat. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli – buli dan membungkus uretra posterior. Bentuknya sebesar buah kenari dengan
berat normal pada orang deasa pada usia 21-3$ tahun % 2$ gram. &kuran tersebut akan
meningkat bersama dengan kenaikan umur seseorang.1
 Benign prostatic hyperplasia sering menjadi masalah pada laki-laki usia lanjut' sering
menimbulkan ketidakberdayaan' namun jarang menyebabkan kematian. enurut orld
Health *rgani+ation (H*)' angka kematian akibat benign prostatic hyperplasia di negara
 berkembang di tahun 19 antara $'-1'/1$$.$$$' sedangkan di Amerika lebih sedikit lagi.
Pre0alensi diganosis histologis benign prostatic hyperplasia meningkat dari 1 pada laki-
laki usia 31-2$ tahun menjadi 2$-$1 pada laki-laki usia $-3$ tahun' dan lebih dari $1
 pada laki-laki di atas usia 3$ tahun.2
eskipun jarang mengan4am jia' BPH memberikan keluhan yang menjengkelkan
dan mengganggu akti0itas sehari-hari. Keadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat
yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leher buli-buli dan uretra atau dikenal sebagai
bladder  outlet obstruction (B**). *bstruksi yang khusus disebabkan oleh pembesaran
kelenjar prostat disebut sebagai benign prostatic obstruction (BP*).3
5tiologi pasti hipertropi prostat benigna belum jelas' alaupun tampaknya tidak  
terjadi pada pria yang dikastrasi sebelum pubertas' dan tidak berlanjut setelah kastrasi.
Kelainan ini bisa disertai dengan peningkatan dalam kandungan dihidrotestoteron jaringan
atau dengan perubahan rasio androgen terhadap estrogen' yang diketahui berubah dengan
 penuaan.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22  uni 2 015 $ 2 5  uli 2 1
015
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kelenjar Prostat

Prostat adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli – buli' di
depan re4tum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan
ukuran 2 6 3 6 2' 4m dan beratnya kurang lebih 2$ gram. Kelenjar ini terdiri
atas
 jaringan fibromuskular dan glandular yang terbagi dalam beberapa +ona. Kelenjar prostat
terbagi atas  lobus' yaitu7 lobus medius' lobus lateralis (2 lobus)' lobus anterior' dan
lobus posterior.1
Pada kelenjar prostat juga dibagi dalam  +ona27
a 8ona Anterior atau 9entral
:esuai dengan lobus anterior' tidak punya kelenjar' terdiri atas
stroma fibromuskular. 8ona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat'
 b 8ona Perifer
:esuai dengan lobus lateral dan posterior' meliputi ;$1 massa kelenjar prostat.
8ona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma
terbanyak'
4 8ona :entralis
<okasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius' sesuai dengan lobus tengah
meliputi 21 massa glandular prostat. 8ona ini resisten terhadap inflamasi'
d 8ona =ransisional
8ona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar 
 preprostatik. erupakan bagian terke4il dari prostat' yaitu kurang lebih 1 tetapi
dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi  Benign
 prostatic hyperplasia'
e Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus ke4il dan susunan sel-sel asinar abortif 
tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.2
Prostat mendapatkan iner0asi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus
 prostatikus. Pleksus prostatikus (pleksus pel0ikus) menerima masukan serabut
 parasimpatik dari korda spinalis :2-2  dan simpatik dari ner0us hipogastrikus (= 1$-<2).
>angsangan parasimpatetik meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat' sedangkan
rangsangan simpatetik menyebabkan pengeluaran 4airan prostat ke dalam uretra posterior'
seperti pada saat ejakulasi. :istem simpatik memberikan iner0asi pada otot polos prostat'
kapsula prostat' dan leher buli-buli. Di tempat-tempat itu banyak terdapat reseptor 
adrenergik-@. >angsangan simpatik menyebabkan dipertahankan tonus otot polos
tersebut.
Pertumbuhan kelenjar ini sangat tergantung pada hormon testosteron' yang di
dalam sel–sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubah menjadi metabolit aktif 
dihidrotestoteron (DH=) dengan bantuan en+im @-reduktase. Dihidrotestoteron inilah
yang se4ara langsung mema4u m->A di dalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensintesis
 protein growth factor yang mema4u pertumbuhan kelenjar prostat.1

ambar 2.1 8ona Kelenjar Prostat

2.2 Definisi BPH


 Benign prostatic hyperplasia (BPH) atau hiperplasi prostat benigna (HPB) adalah
kelainan histologis yang khas ditandai dengan proliferasi sel-sel kelenjar prostat.
Akumulasi sel-sel dan pembesaran kelenjar merupakan hasil dari proliferasi sel epitel dan
stroma kelenjar prostat. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang
terletak di sebelah inferior buli – buli dan membungkus uretra posterior. Bentuknya
sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang deasa pada usia 21-3$ tahun % 2$
gram. &kuran tersebut akan meningkat bersama dengan kenaikan umur seseorang. 1'2
 Benign prostatic hyperplasia

ambar 2.2 Benign prostatic hyperplasia

2.3 Etioloi BPH

Hingga sekarang masih belum diketahui se4ara pasti penyebab terjadinya


hyperplasia prostatC tetapi beberapa hipotesis menyebutkan baha hiperplasia prostat erat
kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DH=) dan proses aging (menjadi
tua). Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat
adalah7
1. Teori Dihidrotestosteron
Dihidrotestosteron atau DH= adalah metabolit androgen yang sangat penting pada
 pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosterone di dalam sel prostat
oleh en+im @-reduktase dengan bantuan koen+im ADPH. DH= yang
telah terbentuk berikatan dengan reseptor androgen (>A) membentuk kompleks
DH=->A
 pada inti sel dan selanjutnya terjadi sintesis protein groth fa4tor yang menstimulasi
 pertumbuhan sel prostat.
Pada berbagai penelitian dikatakan baha kadar DH= pada BPH tidak jauh
 berbeda dengan kadarnya pada prostat normal' hanya saja pada BPH' akti0itas en+im
@- reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini
menyebabkan BPH lebih sensitif terhadap DH= sehingga replikasi sel lebih banyak 
terjadi dibandingkan dengan prostat normal.1

2. Ketidaseimbangan Antara Estrogen $ testosteron


Pada usia yang semakin tua' kadar testosteron menurun' sedangkan kadar estrogen
relatif tetap sehingga perbandingan antara estrogen 7 testosteron relatif meningkat.
=elah diketahui baha estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya proliferasi

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
Pembangunan
22  uni 2 015 $ 2 5  uli 2 015 &
 Benign prostatic hyperplasia

sel-sel kelenjar prostat dengan 4ara meningkatkan sensitifitas sel-sel prostat terhadap
rangsangan hormon androgen' meningkatkan jumlah reseptor androgen dan
menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua
keadaan ini adalah' meskipun rangsangan terbentuknya sel-sel baru akibat rangsangan
testosteron menurun' tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih
 panjang sehingga massa prostat menjadi lebih besar. 1

3. &nterasi Stroma $ Epitel


Dunha (19;3) membuktikan baha diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat
se4ara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator ( growth
 factor ) tertentu. :etelah sel-sel stroma mendapatkan stimulasi dari DH= dan
estradiol' sel-sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya
mempengaruhi sel-sel epitel se4ara parakrin. :timulasi itu menyebabkan terjadinya
proliferasi sel-sel epitel maupun sel stroma. 1

. Berurangnya Kematian Sel Prostat 


Program kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme fisiologi
untuk mempertahankan homeostasis kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi
kondensasi dan fragmentasi sel yang selanjutnya sel-sel yang mengalami apoptosis
akan difagositosis oleh sel-sel di sekitarnya kemudian didegradasi oleh en+im
lisosom.
Pada jaringan normal' terdapat keseimbangan antara laju proliferasi sel dengan
kematian sel. Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat deasa'
 penambahan jumlah sel-sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan seimbang.
Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang mengalami apoptosis menyebabkan jumlah
sel-sel prostat se4ara keseluruhan menjadi meningkat sehingga menyebabkan
 pertambahan massa prostat.1

. Teori Sel Stem


&ntuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apoptosis' selalu dibentuk sel-sel
 baru. Di dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem' yaitu sel yang mempunyai
kemampuan berproliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel ini sangat tergantung pada
keberadaan hormon androgen' sehingga jika hormon ini kadarnya menurun seperti

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22  uni 2 015 $ 2 5  uli 2 5
015
yang terjadi pada kastrasi' menyebabkan terjadinya apoptosis. terjadinya proliferasi sel-
sel pada BPH dipostulasikan sebagai ketidaktepatan akti0itas sel stem sehingga terjadi
produksi yang berlebihan sel stroma atau sel epitel.1

2.4 Patofisioloi BPH


Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan
menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intra0esikal.
&ntuk dapat mengeluarkan urin' buli-buli harus berkontraksi lebih kuat guna mela an
tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari
 buli-buli berupa hipertrofi otot detrusor' trabekulasi' terbentuknya selula' sakula' dan
di0ertikel buli-buli. Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai
keluhan pada saluran kemih sebelah baah atau lower urinary tract symptom  (<&=:)
yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus. Dengan semakin meningkatnya
resistensi uretra' otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensasi dan akhirnya tidak 
mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. =ekanan intra0esikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terke4uali pada kedua
muara ureter. =ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin
dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks 0esi4o-ureter. Keadaan ini jika berlangsung
terus akan mengakibatkan hidroureter' hidronefrosis' bahkan akhirnya dapat jatuh ke
dalam gagal ginjal.1'

Hiperplasia Prostat
"
Penyempitan lumen uretra posterior
"
=ekanan intra0esikal E

Buli – buli injal dan ureter


- Hipertrofi otot detrusor - >efluks 0esiko-ureter
- =rabekulasi - Hidroureter 
- selula - Hidronefrosis
- di0ertikel buli – buli - Pionefrosis pilonefritis
- agal ginjal
 Benign prostatic hyperplasia

2.5 $anifestasi Klinis BPH

Biasanya gejala – gejala BPH dibagi menjadi dua keluhan yaitu karena gejala
iritatif dan obstruksi.
1. ejala iritatif 

• Frekuensi 7 sering miksi

Frekuensi terutama terjadi pada malam hari (nokturia) karena hambatan


normal dari korteks berkurang dan tonus sfingter dan uretra berkurang selama
tidur.

•  okturia 7 terbangun untuk miksi pada malam hari

 okturia dan frekuensi terjadi karena pengosongan yang tidak lengkap pada
tiap miksi sehingga inter0al antar miksi lebih pendek.

• &rgensi 7 perasaan miksi yang sangat mendesak 

• Disuria7 nyeri pada saat miksi

&rgensi dan disuria jarang terjadi' jika ada disebabkan oleh ketidaksatabilan
detrusor sehingga terjadi kontraksi in0olunter.
2. ejala obstuktif 

• Pan4aran melemah

• >asa tidak lampias sehabis miksi

• =erminal dribbling 7 menetes setelah miksi

=erminal dribbling dan rasa belum puas sehabis miksi terjadi karena jumlah
residu urin yang banyak dalam buli – buli.

• Hesitan4y 7 bila mau miksi harus menunggu lama

=erjadi karena detrusor membutuhkan aktu yang lama untuk dapat melaan
resistensi uretra.

• :training 7 harus mengedan jika miksi


• Gntermitten4y 7 ken4ing terputus – putus

=erjadi karena detrusor tidak dapat mengatasi resistensi uretra sampai akhir 
miksi

• aktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan inkontinen
karena o0erflo.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
Pembangunan
22  uni 2 015 $ 2 5  uli 2 015 (
 Benign prostatic hyperplasia

=imbulnya gejala <&=: merupakan manifestasi kompensasi otot buli-buli untuk 


mengeluarkan urine. Pada suatu saat' otot buli-buli mengalami kepayahan ( fatigue)
sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang diujudkan dalam bentuk retensi urin
akut.
=imbulnya dekompensasi buli-buli ini didahului oleh faktor pen4etus antara lain 7
1 9olume buli-buli tiba-tiba penuh (4ua4a dingin' konsumsi obat-obatan yang
mengandung diuretikum' minum tertalu banyak)
2 assa prostat tiba-tiba membesar (setelah melakukan akti0itas seksual/ infeksi
 prostat)
3 :etelah mengkonsumsi obat-obat yang dapat menurunkan kontraksi otot
detrusor  (golongan antikolinergik atau adrenergi4-@)
Keluhan ini biasanya disusun dalam bentuk  score symptom.  =erdapat beberapa
 jenis klasifikasi yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis dan menentukan
tingkat beratnya penyakit' diantaranya adalah s4ore internasional gejala-gejala prostat
H* ( Gnternasional Prostate :ymptom :4ore' GP::) atau  American *rological 
 Assosiation(A*A) atau G-P:: terdiri dari tujuh pertanyaan yang berhubungan
dengan keluhan miksi (<&=:) dan satu pertanyaan yang berhubungan dengan
kualitas hidup
 pasien.2'

ambar 2.3 &nternational Prostate Symptom Score (&PSS)

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
Pembangunan
22  uni 2 015 $ 2 5  uli 2 015 )
 Benign prostatic hyperplasia

2. % Dianosa BPH
Diagnosa hiperplasia prostat benigna ditegakan berdasarkan anamnesis' pemeriksaan
fisik' dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium' urodinamik'
maupun ultrasonografi.
1 Anamnesis
>iayat perjalanan penyakit biasanya merupakan dasar untuk mendiagnosis penyakit
hiperplasia prostat benigna' seperti mulai dan lamanya gejala timbul' riayat seksual'
 beratnya gejala' 4ara mempertahankan kualitas hidup' pengobatan dan usaha
 pengobatan sebelumnya. Bila sudah terjadi pembesaran prostat tentu akan
menyebabkan gejala klinis yang nyata seperti' peningkatan frekuensi berkemih.
*rinary urgency+ hesitancy+ incomplete bladder emptying+ straining+ decreased force
 stream+ dan dribbling . >iayat seksual sangat penting karena berdasarkan
studi epidemiologi' gejala traktus urinarius bagian baah merupakan faktor resiko
independen dari disfungsi ereksi dan disfungsi ejakulasi.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
Pembangunan
22  uni 2 015 $ 2 5  uli 2 015 *
 Benign prostatic hyperplasia

50aluasi  American *rological Assosiation Symptoms Score Questionnaire


(BPH Gnde6) juga diperlukan untuk mengetahui tingkat gejala penderita.
2 Pemeriksaan fisik 
a. Pemeriksaan 4olok dubur / digital rectal examination (D>5)
erupakan pemeriksaan yang sangat penting' D>5 dapat memberikan gambaran
ukuran' bentuk dan konsistensi kelenjar. Pada BPH akan ditemukan prostat yang lebih
 besar dari normal' permukaan li4in dan konsistensi kenyal. Pemeriksaan fisik apabila
sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang-kadang ginjal dapat
teraba dan apabila sudah terjadi pnielonefritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri
ketok pada pinggang. 9esi4a urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total'
 buli-buli penuh (ditemukan massa supra pubis) yang nyeri dan pekak pada perkusi.
Daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. enitalia
eksterna harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain
yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti batu di fossa na0ikularis atau uretra
anterior' fibrosis daerah uretra' fimosis' 4ondiloma di daerah meatus1'2'3

ambar 2.2 Pemeriksaan 4olok dubur / digital rectal examination (D>5)


3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
:edimen urin penting untuk melihat adanya infeksi atau inflamasi
pada saluran kemih. Kultur urin berguna dalam men4ari jenis kuman yang
menyebabkan infeksi dan menentukan sensitifitas kuman terhadap antimikroba
yang diujikan.
5lektrolit' kadar ureum dan kreatinin darah merupakan informasi dasar dari
fungsi ginjal dan status metabolik' untuk men4ari kemungkinan adanya penyulit
mengenai saluran kemih bagian atas.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22 uni 2015 $ 25 uli 10
2015
Pemeriksaan Prostat :pesifik Antigen (P:A) dilakukan sebagai dasar 
 penentuan perlunya biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan. Kadar P:A normal
adalah  2 ng/ml. :edangkan kadar P:A 2 – 1$ ng/ml menunjukkan pembesaran
ringan' kadar P:A 1$-2$ ng/ml menunjukkan pembesaran sedang dan kadar P:A
2$-3 ng/ml menunjukkan pembesaran berat. 1'2

2. Pen4itraan
a. Pen4itraan Foto polos perut berguna untuk men4ari adanya batu opak di saluran
kemih' batu/kalkulosa prostat atau menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh
terisi urin' yang merupakan tanda retensi urin.
 b. Pemeriksaan G9& dapat menerangkan adanya 7
o kelainan ginjal atau ureter (hidroureter atau hidronefrosis)

o memperkirakan besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan dengan indentasi prostat

(pendesakan buli-buli oleh kelenjar prostat) atau ureter bagian distal yang berbentuk 
seperti mata kail (hooed fish)
o penyulit yang terjadi pada buli-buli' yakni7 trabekulasi' di0ertikel' atau sakulasi buli-

 buli Pemeriksaan G9P tidak lagi direkomendasikan pada BPH.


4. Pemeriksaan &: se4ara =rans >e4tal &ltra :ound (=>&:)' digunakan
untuk  mengetahui besar dan 0olume prostat' adanya kemungkinan pembesaran
prostat maligna sebagai petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat'
menentukan
 jumlah residual urin dan men4ari kelainan lain pada buli-buli.
d. Pemeriksaan Trans Abdominal *ltra Sound  (=A&:) dapat mendeteksi adanya
hidronefrosis ataupun kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.1'3
. Pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan mengukur7
- residual urin' diukur dengan kateterisasi setelah miksi atau dengan pemeriksaan
ultrasonografi setelah miksi
-  pan4aran urin ( flow rate)' dengan menghitung jumlah urin dibagi dengan lamanya

miksi berlangsung (ml/detik) atau dengan uroflowmetri


- :istoskopi + dalam pemeriksaan ini' disisipkan sebuah tabung ke4il melalui
 pembukaan urethra di dalam penis. =abung' disebut sebuah I cystoscope”' berisi lensa
dan sistem 4ahaya yang membantu dokter melihat bagian dalam uretra dan kandung
kemih. =es ini memungkinkan untuk menentukan ukuran' mengidentifikasi lokasi dan
derajat obstruksi

2.& Tatalaksana BPH


 Tidak semua pasien BP+ perlu menjalami tindakan medik-
Kadang. kadang mereka yang mengeluh /UTS ringan dapat sembuh
sendiri tanpa mendapatkan terapi apapun atau hanya dengan
nasehat saja- 0amun adapula yang membutuhkan terapi
medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena keluhannya
semakin parah-

=ujuan terapi hyperplasia prostat benigna7 memperbaiki keluhan miksi' meningkatkan


kualitas hidup' mengurangi obstruksi intra0esika' mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi
gagal ginjal' mengurangi 0olume residu urine setelah miksi dan men4egah progrefitas
 penyakit. Hal ini dapat di4egah dengan medikamentosa' pembedahan atau tindakan
endourologi yang kurang in0asif.1

ambar 2. Penatalaksanaan BPH 2

a at4hful aiting

Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BP+ dengan skor 1.
PSS dibaah (3 yaitu keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas
sehari.hari- Pasien tidak mendapat terapi namun hanya diberi
penjelasan mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat memperburuk
keluhannya3 misalnya4 jangan mengkonsumsi kopi atau alkohol
setelah makan malam3 kurangi konsumsi makanan atau
minuman yang mengiritasi buli.buli 5kopi67okelat83 batasi
penggunaan obat.obat influen:a yang mengandung
;enilpropanolamin3 kurangi makanan pedasadan asin3 dan jangan
menahan ken7ing terlalu lama-135

b <edikamentosa

 Tujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk4


mengurangi resistansi otot polos prostat sebagai komponen dinamik
penyebab obstruksi in;ravesika dengan obat.obatan penghambat
adrenergi7 al;a 5adrenergic alfa blocker8  dan mengurangi volume
prostat sebagai komponen statik dengan 7ara menurunkan kadar
hormon testosterone6dihidrotestosteron 5=+T8 melalui
penghambat 5>. reduktase-

1 Penghambat reseptor adrenergik >

<engendurkan otot polos prostat dan leher kandung kemih3


yang membantu untuk meringankan obstruksi kemih disebabkan
oleh pembesaran prostat di BP+-

E;ek samping dapat termasuk sakit kepala3 kelelahan3


atau ringan-
Umumnya digunakan penghambat reseptor adrenergik >1
termasuk tamsulosin 5+arnal o7as@83 al;u:osin 5Aatral l@83 dan
obat.obatan yang lebih tua seperti tera:osin 5+ytrin8
atau doa:osin 5Cardura@8- Dbat.obatan ini akan
meningkatkan pan7aran urin dan mengakibatkan perbaikan
gejala dalam beberapa minggu dan tidak berpengaruh pada
ukuran prostat-132
 Benign prostatic hyperplasia

2 Penghambat 5 > reduktase 55 al;a reduktase inhibitor6 5ER18

Dbat ini bekerja dengan 7ara menghambat pembentukan


dihidrotestosteron 5=+T8 dari testosterone yang dikatalisis
oleh en:im 5.> reduktase di dalam sel prostat- <enurunnya
kadar
=+T menyebabkan sintesis protein dan replikasi sel.sel prostat
menurun- Pembesaran prostat di BP+ se7ara langsung
tergantung pada =+T3 sehingga obat ini menyebabkan
pengurangan 2) perkiraan ukuran prostat3
memperbaiki keluhan miksi3 dan pan7aran miksi-- Saat ini
tersedia preparat menghambat 5 al;a ER tipe 1 dan 2 yaitu
duodart- 132

3 Fito;armaka

Beberapa ekstrak tumbuh.tumbuhan tertentu dapat dipakai


untuk memperbaiki gejala akibat obstruksi prostat3 tetapi data.
data ;armakologik tentang kandungan :at akti; yang
mendukung mekanisme kerja obat toterapi sampai saat ini
belum diketahui dengan pasti- Kemungkinan toterapi bekerja
sebagai4 anti.estrogen3 antiandrogen3 menurunkan kadar
se hormon binding globulin 5S+BG83 inhibisi basi7 broblast
groth
;a7tor 5bFGF8 dan epidermal groth ;a7tor 5EGF83
menga7aukan metabolisme prostaglandin3 e;ek
anti.inflamasi3 menurunkan outflo resistan7e3 dan
memperke7il volume prostat- =i antara
toterapi yang banyak dipasarkan adalah4 Pygeum
africanum, Serenoa repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica dan
masih banyak lainnya-1

4 =erapi Gn0asif inimal


Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
22 uni 2015 $ 25 uli 1&
2015
 Benign prostatic hyperplasia
Diperuntukan untuk pasien yang mempunyai risiko tinggi terhadap pembedahan

1 i4roa0e transurethral.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
22 uni 2015 $ 25 uli 1&
2015
 Benign prostatic hyperplasia

Pada tahun 1993' FDA menyetujui perangkat yang menggunakan gelombang


mikro untuk memanaskan dan menghan4urkan jaringan prostat yang berlebih.
Dalam prosedur yang disebut mi4roa0e thermotherapy transurethral (=&=)'
 perangkat mengirim gelombang mikro melalui kateter untuk memanaskan
 bagian prostat dipilih untuk setidaknya 111 derajat Fahrenheit. :ebuah sistem
 pendingin melindungi saluran kemih selama prosedur.

Prosedur ini memakan aktu sekitar 1 jam dan dapat dilakukan se4ara
raat jalan tanpa anestesi umum. =&= belum dilaporkan menyebabkan
disfungsi ereksi atau inkontinensia. eskipun terapi mi4roa0e tidak 
menyembuhkan BPH' tapi mengurangi gejala frekuensi ken4ing' urgensi'
tegang' dan intermitensi.

ambar 2.3 i4roa0e =ransurethral

2 =ransurethral jarum ablasi. uga pada tahun 1993' FDA menyetujui transurethral
 jarum ablasi in0asif minimal (=&A) sistem untuk pengobatan BPH. :istem
=&A memberikan energy radiofrekuensi tingkat rendah melalui jarum kembar 
untuk region prostat yang membesar. :hields melindungi uretra dari kerusakan
akibat panas. :istem =&A meningkatkan aliran urin dan mengurangi gejala
dengan efek samping yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan reseksi
transurethral dari prostat (=&>P).

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22 uni 2015 $ 25 uli 15
2015
ambar 2.; =ransurethral arum Ablasi Gn0asif inimal

d Bedah


1 *perasi transurethral.

Pada jenis operasi' sayatan eksternal tidak diperlukan. :etelah memberikan


anestesi' ahli bedah men4apai prostat dengan memasukkan instrumen melalui
uretra. Prosedur yang disebut reseksi transurethral dari prostat (=&>P)
digunakan untuk 9$ persen dari semua operasi prostat dilakukan untuk BPH.
Dengan =&>P' alat yang disebut rese4tos4ope dimasukkan melalui penis. =he
rese4tos4ope' yaitu panjang sekitar 12 in4i dan diameter 1 / 2 in4i' berisi lampu'
katup untuk mengendalikan 4airan irigasi' dan loop listrik yang memotong
 jaringan dan segel pembuluh darah.

Dairan irigan yang dipakai adalah aLuades. Kerugian dari aLuades adalah
sifatnya yang hipotonis sehingga dapat masuk melalui sirkulasi sistemik dan
menyebabkan hipotermia relati0e atau gejala intoksikasi air yang dikenal dengan
sindrom =&>P. Ditandai dengan pasien yang mulai gelisah' somnolen dan
tekanan darah meningkat dan terdapat bradikardi. ika tidak segera
diatasi'
 pasien akan mengalami edema otak dan jatuh ke dalam koma. &ntuk 
mengurangi risiko timbulnya sindroma =&>P operator harus membatasi diri
untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam dan baru memasang sistostomi
terlebih dauhlu sebelum reseksi diharapkan dapat mengurangi penyerapan air ke
sistemik.

:elama operasi 9$-menit' ahli bedah menggunakan loop kaat rese4tos4ope


untuk menghilangkan jaringan obstruksi satu bagian pada suatu aktu.
Potongan-potongan jaringan dibaa oleh 4airan ke kandung kemih dan
kemudian dibuang keluar pada akhir operasi. Prosedur transurethral kurang
traumatis daripada bentuk operasi terbuka dan memerlukan aktu pemulihan
lebih pendek. :alah satu efek samping yang mungkin =&>P adalah ejakulasi
retrograde' atau ke belakang. Dalam kondisi ini' semen mengalir mundur ke
dalam kandung kemih selama klimaks bukannya keluar uretra.
 Benign prostatic hyperplasia

ambar 2. =&>P

2 *pen surgery.

Dalam beberapa kasus ketika sebuah prosedur transurethral tidak dapat


digunakan' operasi terbuka' yang memerlukan insisi eksternal' dapat
digunakan.
*pen surgery sering dilakukan ketika kelenjar sangat membesar (M; gram)'
ketika ada komplikasi' atau ketika kandung kemih telah rusak dan perlu
diperbaiki. Prostateksomi terbuka dilakukan melalui pendekatan suprarubik 
trans0esikal (Freyer) atau retropubik infra0esikal ( illin). Penyulit yang dapat
terjadi adalah inkontinensia uirn (31)' impotensia (-1$1)' ejakulasi retrograde
(3$-$1) dan kontraktur leher buli-buli (3$1). Perbaikan gejala klinis -
1$$1. ';

3 *perasi laser
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22 uni 2015 $ 25 uli 1(
2015
 Benign prostatic hyperplasia

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22 uni 2015 $ 25 uli 1(
2015
 Benign prostatic hyperplasia

Kelenjar prostat pada suhu 3$-3oD akan mengalami koagulasi dan pada
suhu yang lebih dari 1$$oD mengalami 0aporasi. =eknik laser menimbulkan
lebih sedikit komplikasi sayangnya terapi ini membutuhkan terapi ulang 21
setiap tahun. Kekurangannya adalah 7 tidak dapat diperoleh jaringan untuk 
 pemeriksaan patologi (ke4uali paad Ho7NA 4oagulation)' sering banyak 
menimbulkan disuri pas4a bedah yang dapat berlangsung sampai 2 bulan' tidak 
langsung dapat miksi spontan setelah operasi dan peak flo rate lebih rendah
daripada pas4a =&>P. :erat laser melalui uretra ke dalam prostat menggunakan
4ystos4ope dan kemudian memberikan beberapa semburan energi yang
 berlangsung 3$ sampai 3$ detik. 5nergi laser menghan4urkan jaringan prostat
dan menyebabkan penyusutan.

a Gnterstitial laser 4oagulation. =idak seperti prosedur laser lain'


koagulasi laser interstisial tempat ujung probe serat optik langsung ke
jaringan prostat untuk menghan4urkannya

( Potosele4tif 0aporisasi prostat (P9P).

P9= a-energi laser tinggi untuk menghan4urkan jaringan prostat. Dara sama
dengan =&>P' hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik 
dengan mesin diatermi yang 4ukup kuat' sehingga mampu membuat
0aporasi kelenjar prostat. =eknik ini 4ukup aman tidak menimbulkan
 perdarahan pada saat operasi. amun teknik ini hanya diperuntukan pada
 prostat yang tidak terlalu besar ($ gram) dan membutuhkan
'
aktu operasi yang lebih lama.

2.) Dianosa Ban*in BPH

Kelemahan detrusor kandung kemih7


- angguan neurologik
o Kelainan medula spinalis

o neuropati diabetes mellitus

o  pas4abedah radikal di pel0is

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria Pembangunan
22 uni 2015 $ 25 uli 2015 1)
 Benign prostatic hyperplasia

o farmakologik (obat penenang' penghambat alfa' parasimpatolitik)


- Kekakuan leher kandung kemih
o fibrosis
- >esistensi uretra
o hipertrofi prostat ganas atau jinak

o kalainan yang menyumbat uretra

o uretralitiasis

o uretritis akut atau kronik

2. + Komplikasi ;
1 >etensi urine akut – ketidak mampuan untuk mengeluarkan urin' distensi kandung
kemih' nyeri suprapubik 
2 >etensi urine kronik –residu urin M $$ml' pan4aran lemah' buli teraba' tidak nyeri
3 Gnsufisiensi ginjal
2 Gnfeksi traktus urinaria
 Batu buli
3 Hematuri
; agal ginjal atau uremia (jarang)

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22 uni 2015 $ 25 uli 1*
2015
 Benign prostatic hyperplasia

BAB III
PENUTUP

 Benign prostatic hyperplasia ( BPH ) atau hiperplasi prostat benigna (HPB) adalah
kelainan histologis yang khas ditandai dengan proliferasi sel-sel kelenjar prostat. Akumulasi
sel-sel dan pembesaran kelenjar merupakan hasil dari proliferasi sel epitel dan stroma
kelenjar prostat.
 Benign prostatic hyperplasia sering menjadi masalah pada laki-laki usia lanjut' sering
menimbulkan ketidakberdayaan' namun jarang menyebabkan kematian. eskipun jarang
menyebabkan kematian' BPH memberikan keluhan yang menjengkelkan dan mengganggu
akti0itas sehari-hari. ejala dari pembesaran prostat ini terdiri dari gejala obstruksi dan gejala
iritatif.
Penatalaksanaan BPH berupa at4hful aiting' medikamentosa' terapi bedah
kon0ensional' dan terapi minimal in0asif. Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan
tidak dapat diprediksi pada tiap indi0idu alaupun gejalanya 4enderung meningkat. amun
BPH yang tidak segera ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat berkembang
menjadi kanker prostat.

DAFTA PUSTAKA

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Ria
22 uni 2015 $ 25 uli 20
2015
1 Purnomo' B.B. Dasar – Dasar &rologi. 5disi Ketiga. akarta7 :agung :etoC 2$12
2 Dhasani' :. Hipertrofi peostat benigna. Dalam 7 :etiati :' Ali G' :udoyo
A'
:imadibrata ' :etiyohadi B' :yam' AF' editors. Buku Ajar Glmu Penyakit Dalam 5disi
keenam. akarta7 Gnterna PublishingC 2$12C 213;-23.
3 Ko+ar >osemary A' oore Frederi4k A. :4hart+Os Prin4iples of :urgery  th  5dition.
:ingapore7 =he 4ra-Hill Dompanies' Gn4C 2$$ (1)
2 5ros4henko' 9 P. Atlas Histologi di Fiore. edisi 11. 5D7 akarta' 2$1$.
 >ahardjo' . 1993. Prostat Hipertropi. Dalam 7  Kumpulan &lmu Bedah. Binarupa aksara'
akarta C 131-;$3. ()
3 :jamsuhidajat >' de ong . Buu A/ar &lmu Bedah. Edisi etiga. akarta7 5DC2$$
; Deters <A. Benign Prostati4 Hypertrophy. A0ailable from7
http7//emedi4ine.meds4ape.4om/arti4le/23;39-o0er0ie &pdate7 ar 2' 2$12
 :abiston' Da0id. :abiston 7 Buku Ajar Bedah. Alih bahasa 7 Petrus. =iman. 5D. 1992.

Anda mungkin juga menyukai