Anda di halaman 1dari 10

IKATAN LOGAM

KELAS
X
SMK

DI SUSUN OLEH

JAINADI, S.Pd

SMK NEGERI 1 SIMPANG HULU


KABUPATEN KETAPANG
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
IKATAN LOGAM

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. 3.4 Menganalisis proses 3.4.1 Menganalisis proses


pembentukan ikatan kimia pada pembentukan ikatan logam
beberapa senyawa dalam
kehidupan sehari-hari
2 4.4 Mengintegrasikan proses 4.4.1 Menyajikan proses
pembentukan ikatan kimia pada pembentukan ikatan logam
beberapa senyawa dalam dalam kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari dengan
elektron valensi atom atom
penyusunnya

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah membaca e-modul, menonton video dan diskusi LKPD siswa dapat menganalisis
proses pembentukan ikatan logam
2. Setelah membaca e-modul, menonton video dan diskusi LKPD siswa dapat menyajikan
proses pembentukan ikatan logam dalam kehidupan sehari-hari
A. PENGERTIAN IKATAN LOGAM

Definisi Untuk menambah referensi tonton


link di bawah ini
Ikatan logam merupakan ikatan
https://youtu.be/APoQjxYhTT8
yang terbentuk akibat adanya gaya
tarik-menarik yang terjadi antara (jangan lupa di subscribe ya!)
ion-ion positif dengan elektron-
elektron pada kulit terluar (valensi)
dari sebuah atom unsur logam.

Ikatan Logam (Metallic Bonding)


Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat
(closely packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam lautan atau awan
elektron (sea of electron).
Hal ini dimungkinkan karena sifat logam yang mudah melepaskan elektron,
delokalisasi juga diperkuat oleh inti logam yang menjadi bermuatan positif setelah
melepas elektron valensinya. Metallic bonding dapat digambarkan sebagai berikut:
Ikatan logam inilah yang berperan membentuk sifat-sifat logam, antara lain:
1. Pada suhu kamar umumnya padat (titik leleh dan titik didih sangat tinggi)
2. Mengkilap
3. Dapat ditempa dan dibentuk
Sifat logam yang mudah ditempa terjadi karena lautan elektron pada kristal
logam dapat memegang erat inti atom logam dengan fleksibel, sehingga ketika
ada benturan/tempaan metallic bonding tidak terputus melainkan hanya
bergeser seperti digambarkan berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan ikatan logam dan contohnya adalah


sbb;
1. Jumlah elektron valensi: semakin banyak elektron yang dapat dilepaskan
oleh suatu logam maka semakin tinggi densitas awan/lautan elektron dan
semakin kuat lah metallic bonding-nya
Contoh: Logam Mg mempunyai elektron valensi dibandingkan logam natrium,
sehingga logam Mg lebih kuat dibanding logam Na.
2. Muatan ion logam / kation: semakin besar muatan kation, semakin besar
kekuatan logamnya, sehingga tarikan ion logam/kation dengan elektron
terdelokalisasi semakin kuat dan semakin kuat metallic bonding-nya.
Contoh ikatan logam: logam Mg mempunyai muatan +2 (Mg2+)(Mg2+),
sedangkan logam Na mempunyai muatan +1 (Na+)(Na+). Sehingga Mg lebih kuat
daripada Na.
3. Ukuran ion logam (kation): Semakin kecil ukuran kation, semakin besar
kekuatan logamnya, sehingga tarikan ion logam/kation dengan elektron
terdelokalisasi semakin kuat dan semakin kuat ikatan logamnya.
Contoh ikatan logam: Kation Mg2+Mg2+pada logam Mg mempunyai ukuran
lebih kecil dibandingkan ukuran ion Ba2+,Ba2+, pada logam Ba. Sehingga logam
Mg lebih kuat dibandingkan logam Ba.
4. Bilangan Koordinasi: Logam natrium dikelilingi oleh delapan logam
natrium yang lainnya, sedangkan logam magnesium dikelilingi oleh dua belas
logam magnesium lainnya. Hal ini menyebabkan ikatan logam pada magnesium
lebih besar dibandingkan dengan ikatan logam pada natrium
B. SIFAT – SIFAT IKATAN LOGAM

1. Mempunyai Permukaan Yang Mengkilap


Menurut teori Drude-Lorentz bila cahaya tampak (visible) jatuh pada permukaan
logam, sebagian elektron valensi logam akan tereksitasi. Saat elektron yang
tereksitasi itu kembali ke keadaan dasar akan disertai pembebasan energi dalam
bentuk cahaya atau kilap. Peristiwa inilah yang menimbulkan sifat mengkilap
terhadap permukaan logam.

2. Penghantar Listrik Yang Baik (Konduktor)


Daya hantar listrik pada logam karena adanya elektron valensi yang
bergerak bebas dalam kristal logam. Kalau listrik dialirkan lewat logam,
elektron-elektron valensi logam akan membawa muatan listrik ke
seluruh logam serta bergerak menuju potensial yang lebih rendah
sampai terjadi aliran listrik dalam logam.

3. Penghantar Panas Yang Baik


Sama kasusnya dengan daya hantar listrik, daya hantar panas pun
disebabkan adanya elektron yang bisa bergerak dengan bebas. Kalau
bagian tertentu dipanaskan, maka elektron-elektron pada bagian logam
itu akan menerima sejumlah energi sehingga energi kinetis (energi yang
dimiliki suatu pertikel karena gerakannya) bertambah yang membuat
gerakannya sangat cepat. Elektron-elektron yang bergerak sangat cepat
itu menyerahkan sebagian energi kinetisnya pada elektron lain sampai
seluruh bagian logam menjadi panas dan naik suhunya.

4. Dapat ditempa, Dibengkokkan dan Ditarik


Logam bersifat lentur (mudah ditempa, dibengkokkan namun tidak mudah patah).
Karakteristik ini bisa terjadi karena kisi-kisi kation (ion positif) bersifat kaku (diam
ditempat), sementara elektron valensi logam bergerak bebas. Kalau logam ditempa
atau dibengkokkan akan terjadi pergeseran kation-kation, namun pergeseran ini tak
menyebabkan patah karena selalu dikelilingi oleh lautan elektron.
5. Berupa Padatan Pada Suhu Ruang
Atom-atom logam tergabung sebab adanya ikatan logam yang sangat
kuat membentuk kristal yang rapat. Hal tersebut menyebabkan atom-
atom tidak mempunyai kebebasan untuk bergerak. Biasanya logam
pada suhu kamar berwujud padat kecuali raksa (Hg) yang berwujud
cair.

6. Memiliki Titik Didih dan Titik Leleh Yang Tinggi


Diperlukan energi dalam jumlah yang besar untuk dapat memutuskan
ikatan logam yang sangat kuat pada atom-atom logam, hingga dengan
adanya ikatan yang sangat kuat ini menyebabkan logam mempunyai
titik didih dan titik leleh yang tinggi

7. Memberi Efek Fotolistrik dan Efek Termionik


Jika elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup
dari luar, maka akan bisa menyebabkan terlepasnya elektron pada
permukaan logam itu. Kalau energi yang datang berasal dari berkas
cahaya maka disebut efek foto listrik, namun kalau dari pemanasan
maka disebut efek termionik.

C. CONTOH LOGAM

1. Emas
3. Perunggu
Unsur logam emas memiliki struktur
sifat yang lunak dan memiliki warna Perunggu adalah sebuah
bentuk kuning terang yang biasa campuran dari tembaga dan
dipakai untuk perhiasan dan juga alat- timah, yang telah dikenal sejak
alat elektonik. jaman kuno. Campuran ini
mempunyai sifat tahan korosi
2. Perak dan juga mudah untuk
Logam perak adalah sebuah logam dibentuk. Dari kebanyakan
yang mudah untuk dibentuk, negara, logam ini biasanya
mempunyai warna dasar putih abu- dipakai sebagai mata uang
abu adalah konduktor panas dan berbentuk koin yang
listrik yang sangat baik. Logam ini mempunyai nilai tukar rendah
biasanya dipakai sebagai perhiasan
dan peralatan berbahan perak
4. Tembaga
Logam tembaga adalah logam yang mudah untuk dibentuk dan
mempunyai warna putih keperakan. Jenis logam yang paling baik
dipakai untuk membuat kawat listrik adalah tembaga. Tembaga biasa
dipakai sebagai bahan tangki air panas, kebel listrik, dan campuran
kuningan dan kupronikel
5. Kuningan
Kuningan adalah campuran dari tembaga dan juga seng. Kuningan
dimanfaatkan sebagai hiasan, sekrup, paku-paku kecil dan alat-alat
musik, yang memakai tembaga sebagai komponennya
6. Besi
Besi adalah logam yang dihasilkan dari peleburan biji hematit di dalam
tanur sembur . Besi biasa dipakai sebagai bahan bangunan dan juga
sebagai campuran baja.

7. Aluminium
Aluminium adalah logam yang memiliki sifat ringan dan tahan korosi.
Alumunium terbuat dari biji bauskit lewat proses elektrolisis.
Aluminium biasanya dipakai pada kabel-kabel listrik, badan pesawat
terbang, mobil, kapal serta kaleng aluminium
8. Timah
Timah adalah logam lunak serta mudah untuk dibentuk. Timah
memiliki warna putih keperakan . Logam timah biasa dipakai untuk
solder.
D. KLASIFIKASI IKATAN LOGAM

Berdasarkan golongannya ikatan


logam dapat di klasifikasikan
menjadi ikatan logam pada logam
golongan utama dan ikatan logam
pada logam golongan transisi

1. Ikatan Logam Pada Logam Golongan


Utama
Ikatan logam pada unsur golongan utama
relatif lebih lemah dibandingkan dengan
dengan unsur golongan transisi. Contohnya
kristal besi lebih kuat dibandingkan dengan
kristal logam magnesium.
2. Ikatan Logam Pada Logam Golongan
Transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh
dan titik didih yang tinggi. Alasannya adalah
logam transisi dapat melibatkan elektron 3d
yang ada dalam kondisi delokalisasi seperti
elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang
dapat terlibat, kecenderungan daya tarik akan
semakin lebih kuat. Contoh ikatan logam pada
unsur transisi transisi adalah Ag, Fe, Cu dan
lain-lain.
E. FAKTA EKSPERIMEN IKATAN LOGAM

Sifat fisika ikatan pada logam tidak dapat di


jelaskan dengan teori ikatan ionik dan
ikatan kovalen. Untuk menjelaskan sifat
fisika ikatan logam , di kemukakan
beberapa teori yang sejalan dengan
perkembangan teori mengenai struktur
atom dan teori ikatan utuk senyawa
kovalen

 Teori Awan Elektron


Teori ini dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada awal abad ke-20. Menurut
teori ini, didalam Kristal logam, setiap atom melepaskan elektron valensinya
sehingga terbentuk awan elektron dan ion bermuatan positif yang tersusun
rapat dalam awan elektron awan tersebut. Karena elektron valensi tidak terikat
pada salah satu ion logam, tetapi terdelokalisasi terhadap semua ion logam,
maka elektron valensi tersebut bebas bergerak keseluruh bagian dari kristal
logam, sama halnya dengan molekul gas yang dapat bergerak bebas dalam
ruangan tertentu.

 Teori Resonansi
Pada tahun 1965 Pauling mengemukakan ikatan logam dengan
menetapkan konsep resonansi.Menurut teori ini ikatan logam
merupakan ikatan kovalen dan sesuai dengan struktur kristal
logam yang dapat diamati pada eksperimen maka dapat
diperkirakan terjadi resonansi.Dalam mengembangkan teorinya
Pauling meninjau kristal logam Li.Dari tafsiran analisis terhadap
pola difraksi sinar-X oleh kristal logam Li dapat diketahui bahwa
setiap atom Li dikelilingi oleh 8 atom Li yang lain.Karena elekton
valensi Li adalah 1,maka tidak mungkin 1 atom Li nmengikat 8
atom Li lainnya. Bila atom Li menggunakan elektron
valensinya,maka resonansi pasangan ikatan Li-Li terjadi secara
serempak didalam kisi kristalnya.
 Teori Pita
Dikenal logam yang tidak begitu baik menghantarkan listrik yang disebut
semikonduktor, di samping logam yang menghantarkan listrik dengan baik yaitu
konduktor. Sifat logam konduktor, semikonduktor dapat dijelaskan melalui
Teori Pita. Teori Pita yang menggunakan pendekatan Teori Orbital Molekul,
mulai dikembangkan pada tahun 1970. Melelui pendekatan tersebut dianggap
orbital atom logam dalam kisi kristalnya, membentuk orbital molekul berupa
pita.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai