Anda di halaman 1dari 33

PROTAP TERAPI

DOKTER IGD
PUSKESMAS SENAKIN
VERTIGO (PUSING BERPUTAR)
IVFD NaCl 0,9% 15 tpm
Inj ranitidine 30 mg (1 amp)/ 12 jam iv
Inj Ondancentron 4 mg (1 amp)/ 8 jam iv
Po: Betahistine 2 x 24 mg (4 tab) Berat
Betahistine 3 x 12 mg (2 tab) Sedang
Betahistine 3 x 6 mg (1tab) Ringan
Flunarizine 1 x 10 mg
Edukasi untuk Pasien dengan Pusing Berputar
1. Jangan merubah posisi kepala secara mendadak, namun usahakan
secara perlahan-lahan misalnya: saat bangun tidur, saat menyeberang
jalan
2. Bila muncul serangan vertigo, usahakan tetap tenang, carilah tempat
yang aman dan nyaman agar tidak cedera atau terjatuh
3. Bila membuka mata menyebabkan serangan vertigo semakin berat,
sebaiknya mata ditutup saja, sampai kita merasa aman
4. Hindari: stress, terlalu capek/ lelah, makanan yang mengandung
MSG/ penyedap rasa, makanan yang asin dan tinggi kandungan
garam, lemak, dan kolesterol
5. Bila sudah terbebas dari serangan vertigo, usahakan melakukan
latihan dengan rileks dan tidak berlebihan (sesuai dengan
kemampuan kita: posisi berbaring, posisi duduk, posisi berdiri atau
sambil berjalan
PROTAP SNAKE BITE (GIGITAN ULAR)
Intravena 2 ampul SABU (@5ml)
+
1 kolf 500ml NaCl 0,9% atau Dekstrose 5%
Drip 40-80 tpm (habis dalam 1-2 jam)

Syarat masuk SABU


1. Masuk setelah gigitan yaitu terdapat jejas dan tanda inflamasi di
sekitar jejas (racun hematotoksik)
2. Jika sudah beberapa hari, SABU tetap diberikan jika klinis memadai
3. Dosis ditambah s/d maksimal (10 ampul) jika:
- Inkoagulasi persisten s/d 6 jam atau bleeding setelah 1-2 jam
- Terbukti neurotoksik (depresi nafas)/ tanda-tanda cardiovascular
dalam 1-2 jam
Observasi setelah pemberian SABU
1. Mual, sakit kepala, dan nyeri yang menurun
2. Perdarahan sistemik berhenti
3. Koagulasi darah membaik dalam 30 menit
4. Tanda neurotoksik (depresi nafas ec paralisis n. phrenicus diafragma)
membaik dalam 30 menit
5. Urine output kembali normal warna dan volumenya
Sumber: WHO Guidelines management for snake bite 2010
PENATALAKSANAAN STROKE
1. Nilai kesadaran kualitatif & Glasgow Coma Scale (GCS)
 Kesadaran Kualitatif
Status kesadaran Keterangan 

Compos menitis Apabilah pasien mengalami kesadaran


penuh dengan memberikan respon
yang cukup terhadap stimulus yang di
berikan
Apatis Pasien mengalami keadaan acuh tak
acuh terhadap keadaan di sekitarnya
Somnolen Pasien memiliki kesadaran yang lebih
rendah, ditandai dengan kelihatan
mengantuk, selalu ingin tidur, tidak
responsif terhadap rangsangan ringan
dan masih memberikan respon
terhadap rangsangan yang kuat
Delirium Pasien disorientasi sangat iritatif kacau
dan salah persepsi terhadap rangsangan
sensorik
Sopor Pasien tidak memberikan respon
ringan maupun sedang tetapi masih
memberikan respon sedikit terhadap
rangsangan yang kuat dengan adanya
reflex pupil terhadap cahaya yang
masih positif
Koma Pasien tidak dapat bereaksi terhadap
stimulus atau rangsangan apapun.
Reflex pupil terhadap cahaya tidak ada
 Kesadaran Kuantitatif (GCS)
E = Eye/Mata V = Verbal M = Motorik
Glasgow Coma Scale (GCS)
E Respon membuka Membuka mata 4
mata spontan
Membuka mata 3
karena perintah
Membuka mata 2
karena rangsang
nyeri
Tidak ada respon 1
(tidak membuka
mata sama sekali)
V Respon verbal Orientasi baik dan 5
terbaik dapat bercakap-
cakap
Bingung 4
Kata-kata tidak 3
sesuai/ tidak tepat
Suara tidak jelas 2
(menggumam)
Tidak ada respon 1
M Respon motorik Mematuhi/ 6
terbaik mengikuti perintah
Melokalisir nyeri 5
(melindungi daerah
nyeri)
Menarik diri 4
terhadap nyeri
(menghindar)
Fleksi abnormal 3
(dekortikasi)
Ekstensi abnormal 2
(deserebrasi)
Tidak ada gerakan/ 1
respon

Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6


Nilai GCS yang terendah adalah 3 yaitu E1V1M1

Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil:


GCS 14 – 15 = CKR (cedera kepala ringan)
GCS 9 – 13 = CKS (cedera kepala sedang)
GCS 3 – 8 = CKB (cedera kepala berat)

2. Hitung Stroke dengan Siriraj Score


= (2,5 x a) + (2 x b) + (2 x c) + (0,1 x d)-(3 x e) – 12
a. Compos mentis = 0 Somnolen = 1 Coma = 2
b. Nyeri kepala
c. Muntah
d. Tekanan diastole saat pertama kali serangan
e. Riwayat DM/ atheroma/ jantung
Hasil :
Stroke iskemik < 1
Stroke Haemorragik ≥ 1

3. Hitung MAP = Sistole + Diastole x 2


3
PENATALAKSANAAN STROKE ISKEMIK

Elevasi kepala 30O


IVFD NaCl 0,9% 15 tpm
Drip neurobion 1 amp dalam 1 kolf/ 24 jam
Inj ranitidine 30 mg (1 amp)/ 12 jam iv
Inj citicolin 1000 mg (4 amp)/ 12 jam iv
Po: Simvastatin 1 x 20 mg
Asam folat 2 x1 tab
Pasang NGT & DC (sesuai klinis)
BED REST TOTAL
Terapi antihipertensi diberikan jika TD systole > 200 mmHg atau TD
diastole > 110 mmHg
EKG di IGD
Cek GDS & Kolesterol
Laboratorium H2tl, ureum, creatinine, Na, K
Pro Ct-scan kepala tanpa kontras
PENATALAKSANAAN STROKE HEMORAGIK

Elevasi kepala 30O


IVFD NaCl 0,9% 15 tpm
Drip sohobion 1 amp dalam 1 kolf/ 24 jam
Inj ranitidine 30 mg (1 amp)/ 12 jam iv
Inj citicolin 250 mg (1 amp)/ 12 jam iv
Drip manitol :
Loading 250 cc dalam 30 menit

15 menit kemudian inj furocemide 40 mg (1 amp)

6 jam kemudian drip manitol 4 x 125 cc


Po: Paracetamol 3 x 1 tab (per NGT)
Pasang NGT & DC
Terapi antihipertensi sesuai konsulen
EKG di IGD
Cek GDS & Kolesterol
Laboratorium H2tl, ureum, creatinine, Na, K,
Pro Ct-scan kepala tanpa kontras
ALVARADO SCORE
(untuk diagnosis APPENDICITIS)

Nyeri perut : 1
Mual muntah : 1
Demam : 1
Nyeri tekan perut kanan bawah : 2
Nyeri lepas : 1
Anoreksia : 1
Shift to the left : 1
Leukositosis : 2

Interpretasi :
1.4.1 : bukan
5-6 : ragu (observasi 6 jam tanpa analgetik)
7-8 : appendicitis
>8 : appendicitis (cito)
APGAR SCORE

Score 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) ekstremitas biru kemerahan
Pulse (-) < 100x/m > 100x/m
(denyut nadi)
Grimace (-) Sedikit gerakan Batuk, bersin
(reflex) mimik
Activity (-) Ekstremitas Gerak aktif
(tonus otot) sedikit fleksi
Respiratory (-) Lemah & tidak Baik/ menangis
(usaha nafas) teratur
Interpretasi:
≤3 : Asfiksia berat
4-6 : Asfiksia ringan-sedang
≥7 : Tidak asfiksia
CAIRAN MAINTENANCE UNTUK ANAK SESUAI UMUR
Umur
0– 2 hr D10%
3 – 3 bln D10 0,8 NS
3 bln - 3 th D5 1/4NS
3 th - 5 th D5 1/2NS
> 5 th D5N5 / RL
RUMUS TAFSIRAN BERAT JANIN
TBJ (TFU – N) x 155
N:
13 H1
12 H2
11 H3

KLASIFIKASI BERAT BAYI LAHIR

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


BBL < 2500 gr tanpa memandang masa gestasi
2. Bayi Berat Lahir Cukup/ normal (BBLC)
BBL > 2500 – 4000 gr
3. Bayi Berat Lahir Lebih (BBLL)
BBL > 4000 gr

KLASIFIKASI MENURUT MASA GESTASI/ UMUR KEHAMILAN

1. Bayi Kurang Bulan (BKB)


Masa gestasi < 37 minggu (<259 hari)
2. Bayi Cukup Bulan (BCB)
Masa gestasi antara 37-42 minggu (259-293 hari)
3. Bayi Lebih Bulan (BLB)
Masa gestasi > 42 minggu (294 hari)
DEHIDRASI

KATEGORI TANDA DAN GEJALA


Dehidrasi berat Dua atau lebih tanda berikut :
• Letargi atau penurunan kesadaran
• Mata cowong
• Tidak bisa minum atau malas
minum
• Cubitan kulit perut kembali
dengan sangat lambat ( ≥ 2 detik )
Dehidrasi tak berat Dua atau lebih tanda berikut :
• Gelisah
• Mata cowong
• Kehausan atau sangat haus
• Cubitan kulit perut kembali
dengan lambat
Tanpa dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang cukup
untuk mengelompokkan dalam
dehidrasi berat atau tak berat
Terdapat Lima Lintas Tatalaksana, yaitu :
 Rehidrasi
 Dukungan nutrisi
 Suplementasi zinc
 Antibiotik selektif
 Edukasi orang tua
Formula oralit baru yang berasal dari WHO dengan komposisi
sebagai berikut:
Natrium : 75 mmol/L
Klorida : 65 mmol/L
Glukosa, anhidrous : 75 mmol/L
Kalium : 20 mmol/L
Sitrat : 10 mmol/L
Total Osmolaritas : 245 mmol/L

KETENTUAN PEMBERIAN ORALIT FORMULA BARU:


• Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
• Larutkan 1 bungkus orallt formula baru dalam 1 liter air matang, untuk persediaan
24 jam
• Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan
sebagai berikut :
Untuk anak berumur kurang dari 2 tahun : berikan 50 sampai 100 ml tiap kali
buang air besar
Untuk anak berumur 2 tahun atau lebih : berikan 100 sampai 200 ml tiap kali buang
air besar
• Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan
itu harus dibuang

TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MEMBERIKAN ORALIT


• Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun
• Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
• Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih lama
(misalnya satu sendok tiap 2-3 menit)
• Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain
seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan
untuk mendapatkan tambahan oralit
Tatalaksana Rehidrasi pada Pasien Diare Tanpa Dehidrasi
RENCANA TERAPI A
UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH
(penderita diare tanpa dehidrasi)

GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU:


• Teruskan mengobati anak diare di rumah
• Berikan terapi awal bila terkena diare

MENERANGKAN EMPAT CARA TERAPI DIARE DI RUMAH


1. BERIKAN ANAK LEBIH BANYAK CAIRAN DARIPADA BIASANYA UNTUK
MENCEGAH DEHIDRASI
• Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang cair (seperti sup, air
tajin) dan kalau tidak ada air matang gunakan larutan oralit untuk anak, seperti dijelaskan di
bawah (Catatan: jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih
baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair)
• Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit seperti di bawah
• Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti

2. BERI TABLET ZINC


• Dosis zinc untuk anak-anak:
 Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg(1/2 tablet) per hari
 Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
• Zinc diberikan selama 10 han berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari diare
• Cara pemberian tablet zinc:
Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk anak-anak
yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.
• Tunjukkan cara penggunaan tablet zinc kepada orang tua atau wali anak dan meyakinkan bahwa
pemberian tablet zinc harus diberikan selama 10 hari berturut-turut meskipun anak sudah
sembuh.

3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI


• Teruskan ASI
• Bila anak tidak mendapatkan ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dan 6
bulan atau belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu
• Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:
 Berikan bubur, bila mungkin campur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, atau ikan.
Tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi
 Berikan sari buah atau pisang halus untuk menambahkan kalium
 Berikan makanan yang segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik
 Bujuklah anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari
 Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan porsi makanan tambahan
setiap hari selama 2 minggu
4. BAWA ANAK KEPADA PETUGAS KESEHATAN BILA ANAK TIDAK MEMBAIK
DALAM 3 HARI ATAU MENDERITA SEBAGAI BERIKUT :
• Buang air besar cair lebih sering
• Muntah terus menerus
• Rasa haus yang nyata
• Makan atau minum sedikit
• Demam
• Tinja berdarah

5. ANAK HARUS DIBERI ORALIT DI RUMAH APABILA:


• Setelah mendapat Rencana Terapi B atau C
• Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburuk
• Memberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan
merupakan kebijakan pemerintah
Tatalaksana Rehidrasi pada Pasien Diare dengan Dehidrasi Tak Berat
RENCANA TERAPI B
UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH
(penderita diare dengan dehidrasi tak berat)
Pada dehidrasi tak berat, cairan rehidrasi oral diberikan dengan pemantauan yang dilakukan di Pojok
Upaya Rehidrasi Oral selama 4-6 jam. Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan diberikan selama 4 jam
pertama.
Umur Lebih dari 4 4 – 12 bulan 12 bulan – 2 2 – 5 tahun
bulan tahun
Berat badan < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - < 12 kg 12 – 19 kg
Dalam ml 200 – 400 400 -700 700 – 900 900 - 1400

Jika anak minta minum lagi, berikan.


• Tunjukkan kepada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral
o Berikan minum sedikit demi sedikit
o Jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali rehidrasi oral pelan-pelan
o Lanjutkan ASI kapanpun anak meminta

• Setelah 4 jam:
o Nilai ulang derajat dehidrasi anak
o Tentukan tatalaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi
o Mulai beri makan anak di klinik

• Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B


o Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah
o Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam Rencana Terapi A
o Jelaskan 4 cara dalam Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah (Lihat pada Rencana
Terapi A)
 Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya
 Beri tablet zinc
 Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
 Kapan anak harus dibawa harus kembali kepada petugas kesehatan
Tatalaksana Rehidrasi pada Pasien Diare dengan Dehidrasi Berat
RENCANA TERAPI C
UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH
(penderita diare dengan dehidrasi berat)
Ikuti arah anak panah. Bila jawaban dari pertanyaan adalah YA, teruskan ke kanan. Bila TIDAK,
teruskan ke bawah.
DUKUNGAN NUTRISI
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
untuk pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar tidak menjadi gizi buruk. ASI tetap
diteruskan selama terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada diare akut berdarah dan
diberikan dengan frekuensi lebih sering dari biasanya. Anak umur 6 bulan ke atas sebaiknya
mendapat makan seperti biasanya.

SUPLEMENTASI ZINC
Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg(1/2 tablet) per hari;
Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari; diberikan selama 10-14 hari berturut-turut.
Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit.
Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau
oralit.

ANTIBIOTIK SELEKTIF
Kotrimoksazol dengan dosis 5-8 mg/kgBB/hari.
Siprofloksasin dengan dosis 30-50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari.
Sefiksim 5 mg/kgBB/hari per oral.
Berikan metronidazol 7,5 mg/KgBB 3 kali sehari untuk kasus amebiasis dan metronidazol 5
mg/KgBB 3 kali sehari untuk kasus giardiasis selama 5 hari.

EDUKASI ORANG TUA


Nasihat pada ibu atau pengasuh untuk kembali segera jika ada demam, tinja berdarah, muntah
berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam
3 hari.

Indikasi rawat inap pada penderita diare akut berdarah adalah malnutrisi, usia kurang dari satu
tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri yang datang sudah
dengan komplikasi.
PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM ANAK

Diazepam intravena 0,2-0,5 mg/kgBB


(bolus pelan, kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit)
(dosis maksimal 10 mg)

Diazepam rektal dosis 0,5-0,75 mg/kgBB


(5 mg untuk anak BB < 12 kg, 10 mg untuk anak BB ≥ 12 kg)

Ulangi dengan dosis sama.


Jika masih kejang, berikan diazepam intravena.

Antipiretik:
Paracetamol dosis 10-15 mg/kg/kali tiap 4-6 jam sekali
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali tiap 6-8 jam sekali
HIPERTENSI

Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/ atau


TDD ≥90 mmHg pada pengukuran berulang di klinik.

KATEGORI TDS TDD


Optimal < 120 mmHg dan < 80 mmHg
Normal 120-129 mmHg dan/atau 80-84 mmHg
Normal-Tinggi 130-139 mmHg dan/atau 85-89 mmHg
Hipertensi derajat 140-159 mmHg dan/atau 90-99
1 MmHg
Hipertensi derajat 160-179 mmHg dan/atau 100-109 mmHg
2
Hipertensi derajat ≥ 180 mmHg dan/atau ≥ 110 mmHg
3
Hipertensi sistolik ≥ 140 mmHg dan < 90 mmHg
terisolasi
Strategi Penatalaksanaan Hipertensi Tanpa Komplikasi

Strategi Pengobatan Hipertensi dan Penyakit Arteri Koroner

Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan PGK


Kebutuhan Cairan Anak-anak

BB < 10 kg : BB x 100 cc
BB 10 – 20 kg : 1000 + (BB – 10) x 50
BB > 20 kg : 1500 + (BB – 20) x 20 (hingga 40 kg)

Dewasa : 25 – 50 cc/ kgBB

TPM : Kebutuhan cairan x mikro (60) / makro (20)


Jumlah jam (24) x 60
Pertongan Pertama Jilatan/ Gigitan Hewan Penular Rabies
(anjing, kera, musang, anjing liar, kucing)

- Cuci luka gigitan memakai sabun/ detergen dengan air mengalir selama 10-15 menit
- Beri antiseptik pada luka gigitan (povidone iodine, alcohol 70%, dll)
- Segera ke puskesmas/ rumah sakit/ pusat pelayanan rabies (Rabies Center) untuk mendapatkan
pertolongan selanjutnya
- Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit kecuali jahitan situasi. Bila memang dianggap perlu
sekali dijahit, maka harus diberi serum anti rabies (SAR) yang disuntikkan secara infiltrasi
sekitar luka sebanyak mungkin dengan dosis 40 IU/kgBB untuk serum heterolog, atau 20
IU/kgBB untuk serum homolog, sisanya disuntikkan secara intramuskular. Perlu
dipertimbangkan pemberian serum/vaksin anti tetanus, antibiotik dan analgetik.
Serum Anti Rabies (SAR)
Dosis 40 IU/kgBB atau 0,5 ml/kgBB (serum kuda)
(separuh diberikan secara infiltrasi pada daerah luka, sisanya diberikan I.M)

SKINTEST
Dosis 20 IU/kgBB (serum manusia)

Vaksin Anti Rabies (VAR)


Human rabies immune globulin (HRIG)
Dosis 20 IU/kg (1 ml = 150 IU) atau 0,1 ml/kgBB
(separuh diberikan secara infiltrasi di sekitar luka gigitan & sisanya secara I.M)

Preparat Imogam dan Hyperab

TIDAK PERLU SKINTEST

Human Diploid Cell (HDC)


Dosis 0,5 ml

Depkes RI memberikan sebanyak 3 kali secara I.M pada daerah deltoid,


pada hari ke- 0, 7, 21
(hari ke- 0 = satu kali lengan kiri & satu kali lengan kanan)

TIDAK PERLU SKINTEST


Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi Karena Kehamilan


Jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan
dan/atau dalam 48 jam post partum
Hipertensi kronik
Jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

Penanganan Preeklampsia Berat & Eklampsia


- Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau darah
- Bebaskan jalan nafas
- Pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah
- Fiksasi untuk menghindari pasien jatuh dari tempat tidur
- Persalinan harus berlangsung dalam 6 jam setelah timbulnya kejang pada
Eklampsia

Penanganan Umum
- Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik antara 90-100 mmHg
- Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih
- Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
- Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria
- Infus cairan dipertahankan 1,5 - 2 liter/24 jam
- Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan
kematian ibu dan janin
- Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam
- Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan
tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan pemberian cairan dan
berikan diuretik (mis. Furosemide 40 mg IV)
- Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi
setelah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati

Penanganan Kejang
- Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
- Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,penghisap lendir, masker
oksigen, oksigen)
- Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
- Aspirasi mulut dan tenggorokan
- Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi
- Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
- Berikan O2 4-6 liter/menit

Anti Hipertensi
- Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia dengan hipertensi berat, atau
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg.
- Target penurunan tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110
mmHg.
- Nifedipin 5-10 mg oral yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam. Jika respons tidak
membaik setelah 10 menit, berikantambahan5 mg sublingual Nifedipin 10 mg
sublingual.
- Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan lagi
Labetolol 20 mg oral.
- Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah nitogliserin, metildopa,
hydralazine.
Anti Kejang
Drip 4 gr Magnesium sulfat (MgSO4) 20% dalam 100cc PBNS 100 tpm
(habis dalam 15-20 menit)

Maintenance 1 gr MgSO4 20%/ jam dalam RL 500 cc 35 tpm


(habis dalam 5 jam)

ATAU
Drip 4 gr Magnesium sulfat (MgSO4) 40% dalam 100cc PBNS 90 tpm
(habis dalam 15-20 menit)

Maintenance 1 gr MgSO4 40%/ jam dalam RL 500 cc 18 tpm


(habis dalam 10 jam)

Hingga 24 jam post partum/ 24 jam pasca kejang

Syarat pemberian MgSO4


Reflex patella (+) kuat
Urine output ≥ 0,5 ml/kgBB/jam
RR > 16x/m, distress pernapasan (-)
Tersedia antidot MgSO4 yaitu Ca glukonas 10% iv 3 menit

Catatan:
1 flacon MgSO420% ada 5 gram. Jika 1 grMgSO4 20% harus habis dalam satu jam. Maka, 1 flacon
+ RL 1 kolf harus habis dalam 5 jam = 35 tpm makro
Sediaan:
5 gr = 25 cc 1 gr = 5 cc 4 gr = 4 x 5 cc 20cc
1 flacon MgSO440% ada 10 gram. Jika 1 gr MgSO4 40% harus habis dalam satu jam. Maka, 1
flacon + RL 1 kolf harus habis dalam 10 jam = 18 tpm makro
Sediaan:
10 gr = 25 cc 1 gr = 2,5 cc 4 gr = 4 x 2,5 cc 10cc

ALGORITMA PENATALAKSANAAN
SYOK ANAFILAKTIK

Reaksi Anafilaktik?

Airway? Breathing? Circulation? Disability? Exposure?

Diagnosis:
 Onset penyakit akut Henti jantung
 Mengancam nyawa (ada masalah di jalan napas,
YA
pernapasan, sirkulasi)
 Biasanya ada perubahan warna kulit Resusitasi
Jantung Paru

Tidurkan penderita dengan posisi telentang dan


kaki lebih tinggi dari kepala
Bebaskan jalan nafas

Berikan Adrenaline

 Patenkan jalan napas


 Beri oksigen 2-4 lpm/nasal kanul
 Infus RL/ NaCl 0,9%
 Beri Chlorphenamine
 Beri Hydrocortisone
 Monitor pulse oxymetry, tekanan darah, EKG
Masalah mengancam nyawa
Airway/ jalan napas : bengkak, suara serak, terdengar suara stridor (suara
kasar saat menarik napas karna penyempitan jalan napas)
Breathing/ pernapasan : napas cepat, terdengar suara wheezing/ mengi, kelelahan,
sianosis (mulut/ ekstremitas tampak membiru), SpO2<
92%, kebingungan
Circulation/ sirkulasi : pucat, berkeringat, tekanan darah rendah, pingsan,
mengantuk/ koma

Adrenaline
Dosis 1:1000 diberi secara intramuscular (I.M) diulangi setelah 5 menit jika tidak
ada perbaikan)
 Dewasa 0,5 mL
 Anak > 12 tahun 0,5 mL
 Anak 6 – 12 tahun 0,3 mL
 Anak < 6 tahun 0,15 mL

Cairan Infus
Dewasa - 500-1000 mL
Anak – kristaloid 20ml/kg

Chlorpheniramine Hydrocortisone
(I.M atau I.V lambat) (I.M atau I.V
lambat)
Dewasa/ anak > 12 tahun 10 mg 200 mg
Anak 6 – 12 tahun 5 mg 100 mg
Anak 6 bulan – 6 tahun 2,5 mg 50 mg
Anak < 6 bulan 0,25 mg/kg 25 mg
CARA PEMASANGAN EKG
Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi electrode V1 s/d V6
 V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
 V2 di garis parasternal kiri sejajar ICS 4 berwarna kuning
 V3 di antara V2 dan V4 berwarna hijau
 V4 di garis midclavikula kiri sejajar ICS 5 berwarna coklat
 V5 di garis aksila anterior kiri sejajr ICS 5 berwarna hitam
 V6 di garis midaksila kiri sejajar ICS 5 berwarna ungu

Keempat ekstremitas diberi jelly sesuai dengan lokasi electrode


 Tangan kanan berwarna MERAH
 Tangan kiri berwarna HIJAU
 Kaki kiri berwarna KUNING
 Kaki kanan berwarna HITAM

 Perhiasan, jam tangan, ikat pinggang,


bra berkawat, dan logam lainnya yang
dikenakan oleh pasien harus dilepas
selama pemeriksaan EKG
 Pasien dilarang berbicara dan bergerak
saat pemeriksaan EKG berlangsung
CARA MENGHIDUPKAN MESIN EKG
 Colokkan kabel hitam ke listrik
 Hidupkan EKG dengan menekan tombol ON di belakang alat EKG
yang berwarna hitam
 Tekan tombol ON pada EKG
 Pasang semua electrode pada tubuh pasien
 Pastikan perhiasan, jam tangan, ikat pinggang, bra berkawat, dan
logam lainnya yang dikenakan oleh pasien sudah terlepas. Pasien
dilarang berbicara dan bergerak saat pemeriksaan EKG berlangsung
 Tunggu semua electrode terbaca pada layar EKG
 Apabila ada beberapa electrode tidak terbaca di layar, lihat apakah
ada electrode yang terlepas pada tubuh pasien
 Apabila sudah terpasang sempurna tapi tetap tidak terbaca, tekan dan
tahan kepala kabel electrode (warna abu-abu) sebelah kiri yang
tercolok ke alat EKG
 Tekan tombol PRINT. Tunggu hingga tulisan DATA
RECORDING selesai
 Hasil print EKG keluar. Apabila hasil print-an jelek, print ulang
 Contoh hasil print-an yang baik:

Anda mungkin juga menyukai