Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hafidz Irawan

Smester : V (Lima)
Prodi : MPI (Management Pendidikan Islam)
NIM : 19010105

pendahuluan
Saya berpendapat bahwa secara fakta Pendidikan di Indonesia masih sangat rendah di mata
dunia. Sejak tahun 2000 negara-negara di dunia termasuk Indonesia mengikuti tes PISA setiap tiga
tahun sekali. PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi internasional
tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Dan data
terakhir tahun 2018 Skor PISA Indonesia termasuk dalam kategori rendah, yaitu Indonesia ada di
peringkat 70an dari 78 negara di masing-masing aspek penilaian PISA (membaca, matematika,
dan sains). walau pun dalam perkembangannya kita sudah melangkah jauh lebih baik dari masa
kemasa. Sebagai salah satu contoh adalah banyaknya seseorang yang menyandang predikat
sebagai tenaga pendidik namun tak mengerti akan apa itu makna dari pendidikann itu sendiri, dan
banyak nya seorang tenaga pendidik yang tak dapat memahami tentang situasi kelas dan tak
mengerti tentang bagaimana cara memilih kurikulum yang benar untuk situasi kelas yang di
ampunya.
isi
Lalu apakah dalam kesalahan pemilihan kurikulum tersebut merupakan kesalahan tenaga
pendidik? Tidak, itu kesalahan administrasi yang salah dalam memilih tenaga pendidik yang tidak
memiliki kopetensi pedagogik, kopetensi Profesional, kopetensi Sosial, Kopetensi Pribadi dan hal
ini sangat berefek kepada keperibadian siswa karena lingkungan belajar disekolahnya sangat tidak
mendukung untuk mengembangkan kemampuan intelektual, keterampilan, dan kedisiplinan siswa
terlebih lagi seseorang yang memegang gelar di Lembaga tersebut atau bisa di sebut sebagai planer
atau perencanaan pendidik harus nya bisa melakukan pencegahan kesalahan pemilihan rencana
kegiatan, dan anggota pendidik yg tidak memiliki profesionalitas dalam lembaga tearsebut, seperti
yg di kemukakan Beeby, C.E “perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha melihat kemasa
depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk
mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik
yang dilayani oleh sistem tersebut”.
Lalu bagaimana dengan Lembaga Pendidikan islam? Tak bisa di pungkiri bahwa Lembaga
Pendidikan yang memiliki latar belakang keislaman lebih tertinggal dibandingkan sekolah umum
disana hanya diajarkan sebuah materi saja tidak dengan keterampilan dan bakat dari peserta didik
agar bisa bekerja di sebuah perusahaan, dimana bila di lihat Kembali peluang untuk mendapatkan
pekerjaan lebih besar jika peserta didik tersebut lulusan dari Lembaga Pendidikan islam.
Mengapa? Karena rata – rata peserta didik yang lulus dari Lembaga Pendidikan islam lebih
menaati aturan dan cepat mengerti dengan peluang namun karena kurangnya pelatihan
kemampuan kerja peserta didik menjadikan peserta didik tidak mengerti akan cara kerja dan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam masa globalisasi ini dan menyebabkan kemunduran bagi
pola Pendidikan di Lembaga keislaman
saran
Sebagai seorangg planer sebuah Lembaga Pendidikan harus nya masalah tearsebut sudah
teratasi karena masalah ini sangatlah serius karena bila tidak di tindak lanjuti maka sistem
Pendidikan di Indonesia tidak akan pernah maju, dan di usahakan untuk para perancang system
Pendidikan agar lebih bisa merangkul peserta didik dibandikan dengan penambahan materi yg
semakin lama semakin memberatkan peserta didik, salah satu contoh adalah dengan memberi
pengarahan kepada tenaga pendidik agar bisa mengerti tentang apa itu Pendidikan? apa itu
kurikulum? Dan apa itu tugas tenaga pendidik dalam menyampaikan materi yang tepat kepada
setiap peserta didik
Tenaga pendidik jangan menolak sebuah ide atau gagasan baru dari seorang planer karena
bila tenaga pendidik tersebut menolak untuk mendapatkan pengarahan dari seorang planer maka
harus di diskusikan ulang antara situasi kelas dan seorang pendidik. Dan bila tenaga pendidik
tersebut tidak memiliki jiwa profesionalitas maka harus di tindak tegas
kesimpulan
Sitem Pendidikan di Indonesia masih bisa di tekan lebih jauh lagi agar mendapatkan hasil
maksimal, planer lah yang memegang penuh kendali atas maju atau mundur nya sebuah system
Pendidikan, dan tenaga pendidik pun harus bisa menemukan solusi untuk alur kelas yg sedang di
ampu nya, bukan saling tunjuk untuk mencari crash di dalam system system Pendidikan terutama
Lembaga Pendidikan islam yg sifat nya moton dan tertutup untuk pengetahuan umum/globalisasi

Anda mungkin juga menyukai