MATEMATIKA EKONOMI
OLEH :
NAMA : DIAN HASANAH
NIM : F1A118040
JURUSAN : MATEMATIKA
2. Pengertian Deret
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi
kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk
sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk
sebuah deret terlihat pada “pola perubahan” bilangan-bilangan tersebut satu suku ke
suku berikutnya.
a. Deret hitung
Deret hitung, yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan aturan dimana suku
pertamanya sama dengan suku pertama baris hitungnya, suku keduanya merupakan
penjumlahan dua suku pertama baris hitungnya, suku ketiganya merupakan
penjumlahan tiga suku pertama baris hitungnya, dan seterusnya. Contoh (dari contoh
baris hitung diatas) :
Baris hitung : 2, 4, 6, 8, 10, 12, … …. Maka
Deret hitung : 2, 6, 12, 20, 30, 42, … …
𝐷1 = 2,
𝐷2 = 2 + 4 = 6
𝐷3 = 2 + 4 + 6 = 12
𝐷4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20, dst
𝑛 𝑛
Dimana: 𝐷𝑛 = (𝑎 + 𝑆𝑛 ) atau 𝐷𝑛 = {2𝑎 + (𝑛 − 1) 𝑏}
2 2
b. Deret ukur
Deret ukur, yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan aturan dimana suku
pertamanya sama dengan suku pertaman baris ukurnya, suku keduanya merupakan
penjumlahan dua suku pertama baris ukurnya, suku ketiganya merupakan penjumlahan
tiga suku pertama baris ukurnya, dan seterusnya. Contoh (dari contoh baris ukur diatas)
Baris ukur : 2, 6, 18, 54, 162, … … Maka
Deret ukur : 2, 8, 26, 80, 242, … …
𝐷1 = 2
𝐷2 = 2 + 6
𝐷3 = 2 + 6 + 18 = 26, dst.
𝐷𝑛 dapat dirumuskan:
𝑎 (−𝑟 𝑛 ) 𝑎 ( 𝐹𝑛 −1)
𝐷𝑛 = , 𝑟 < 1 atau 𝐷𝑛 = ,𝑟 > 1
1−𝑟 1−𝑟
Penerapan Ekonomi tentang Barisan dan Deret
Dibidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering diterapkan
dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Apabila
perkembangan atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-
nilai suku sebuah deret, baik deret hitung ataupun deret ukur, maka teori deret yang
bersangkutan penat (relevant) diterapkan untuk menganalisisnya.
1. Model Perkembangan Usaha
Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya
produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal berpola
seperti deret hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk
menganalisis perkembangan variabel tersebut.
Maka 𝑝𝑑 = 𝑝𝑠
1
½ 𝑄𝑑 + 6 = 2 𝑄𝑠
Qs = 6
1
Maka 𝑝𝑠𝑠 = 2 𝑄𝑠 + 2 − 2 = 3
Jadi nilai keseimbangan pasar setelah subsidi adalah P.Q adalah 3 dan 6
c. 𝑆𝐾 = (𝑝𝑑 − 𝑝𝑠 ) × 𝑄𝑠
Sk = (4 – 3) × 6
SK =𝑄𝑠 × 𝑠
= 6×2 = 12
d. SP = s – (pd –ps) × Qs
SP = 2-(4 – 3) × 6 = 6
e. SG = s × Qs
= 2 × 6 = 12
Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaan, dan Analisis Peluang Pokok
a. Fungsi Biaya
Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi
bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel.
Rumus biaya total: C = g (Q) = FC + VC = k + vQ
1. Biaya Tetap (Fixed Cost), sifat biaya tetap adalah tidak tergantung pada jumlah
barang yang dihasilkan. Berapa unit pun barang yang dihasilkan, jumlah biaya tetap
dalam jangka pendek senantiasa tidak berubah.
Rumus : FC = k
2. Biaya variabel(Variable Cost) tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan.
Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya.
Rumus: VC = f (Q) = vQ
Keterangan :
FC : biaya tetap
VC : biaya variabel
C : biaya total
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C.
Contoh Soal:
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp. 20.000,- sedangkan
biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 100Q.
a. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya!
b. Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit
barang ?
Jawab :
Diketahui: FC=20.000 VC=100Q Q=500
Ditanyakan: a. Persamaan dan kurva biaya total?
b. biaya total yang dikeluarkan?
Dijawab: C= FC+VC
C= 20.000+100Q
C=20.000+100(500)
Jadi perusahaan harus mengeluarkan biaya total sebesar Rp. 70.000,
untuk memproduksi 500 unit barang.
b. Fungsi Penerimaan
Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barang merupakan fungsi
dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan. Semakin banyak barang yang
diproduksi dan terjual semakin besar pula penerimaannya. Penerimaan total (total
revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang
tersebut. Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah barang kurvanya
berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
R = Q x P = f (Q)
dalam menganalisis penerimaan selalu dianggap bahwa perusahaan senantiasa
berhasil menjual setiap barang yang dihasilkannya, dengan demikian Q dalam R = f
(Q) bukan saja melambangkan jumlah barang dihasilkan tetapi juga melambangkan
jumlah barang yang terjual.
Contoh Soal :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,- per unit.
a. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan tersebut !
b. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ?
Jawab:
R=QxP
= Q x 200
R = 200 Q
Bila Q = 350, maka R = 200 x 350 = 70.000.
1. Titik Ekstrims
2. Titik Belok
Y = f(X)
Titik Ekstrims pada saat Y’ = 0
Titik Maksimum : Y’’ < 0, pada Y’ =0
Titik Minimum : Y’’ > 0, pada Y’ = 0
Titik belok : Y’’ = 0 , kemudian substitusikan ke fungsi asal, yi Y = f(X)
Misal : C =1/3Q3 -3Q2 +8Q +5
C = Y dan Q = X (analogi rumus)
Penye:
C’ = 0 , maka 0 = Q2 -6Q +8
0 = (Q – 4) (Q – 2)
Q1 = 4 dan Q2 = 2
C’’ = 0 , maka 0 = 2Q – 6
Q1 = 4, maka 0 = 2 (4) – 6 = 2 ;(2>0)
Pada Q1 = 4 merupakan titik minimum
Q1 = 4 ;C=1/3(4)3 – 3(4)2 +8(4) +5 =10,33
Jadi pada Q1 =4,merupakan titik minimum pada (4 ; 10,33)
Q2 = 2 , pada C’’ = 2(2)-6 = -2 ;(-2<0)
Sehingga pada Q2 = 2 merupakan titik maksimum .
Q2 = 2, maka C = 1/3(2)3 – 3(2)2 +B(2)+5 = 11,67
Titik maksimum pada (2 ; 11,67)
Mencari titik belok
Titik belok pada saat C’’ = 0
C’’ = 2Q -6 ; 2Q -6 = 0, maka Q =3
Q = 3 , maka C =1/3(3)3 – 3(3)2 =*(3) +5 = 11
Titik belok pada (3 ; 11)
Penerapan Ekonomi Fungsi Non Linier: Fungsi Biaya, Penerimaan dan
Keuntungan Kerugian
a. Fungsi Biaya
Selain biaya tetap, biaya variabel dan biaya total, dalam konsep biaya juga
dikenal biaya rata-rata (average cost) dan biaya marjinal (marginal cost). Biaya rata-
rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 unit produk, merupakan
hasil bagi total biaya dengan jumlah output yang dihasilkan. Sedangkan biaya
marjinal adalah tambahan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit
tambahan produk
Rumus Biaya tetap rata-rata: Biaya variabel rata-rata:
Biaya rata-rata: atau AC = AFC + AVC Biaya marjinal:
b. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan total (total revenue) non linier biasanya merupakan
persamaan parabola yang terbuka ke bawah. Dalam konsep fungsi penerimaan juga
dikenal penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal Penerimaan rata-rata (average
revenue) adalah penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasil bagi
penerimaan total dengan jumlah barang. Penerimaan marjinal (marginal revenue)
ialah penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan 1 unit barang yang
dihasilkan atau terjual
Rumus Penerimaan Total: TR = P x Q Penerimaan rata-rata:
Penerimaan marjinal
Kuantitas (Q) pada TR max dapat ditentukan dengan titik ekstrim parabolik.
Besarnya TR max
Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok (BEP = Break Even Point)
Rumus: π = TR – TC Syarat BEP TR = TC
c. Keuntungan Kerugian
Fungsi penerimaan, Keuntungan dan Kerugiaan Serta titik Impas dari Fungsi
Non Linear
Fungsi penerimaan → bentuk umum→fungsi parabola menghadap ke bawah pada
produsen di pasar monopoli.
Sedang bentuk fungsi penerimaan akan linear untuk produsen di pasar persaingan
sempurna.
𝑇𝑅 = 𝑄𝑋𝑃 = (𝑄) → 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝑇𝑅
= 𝐴𝑅 → 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛
𝑄
∆𝑇𝑅
= 𝑀𝑅 → 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛𝑎𝑙
∆𝑄
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑇𝐼 = 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑖𝑚𝑝𝑎𝑠
Besar kecilnya keuntungan diperlihatkan oleh besar kecilnya selisih ,positif antara
𝑇𝑅 𝑑𝑎𝑛 𝐶
Keuntungan maksimum tidak selalu terjadi pada saat 𝑇𝑅 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚.
Penerapan Ekonomi Fungsi Non Linear : Fungsi Biaya, Penerimaan, dan Pulang
Pokok
Penerapan Ekonomi Fungsi Non Linear
Fungsi non linear adalah fungsi yang pangkat dalam variabelnya > 1
𝐸𝑥𝑠: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 => 𝐹𝐶
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 => 𝐴𝐹𝐶 = 𝐹𝐶/𝑄
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 => 𝑉𝐶
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 => 𝐴𝑉𝐶 = 𝑉𝐶/𝑄
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 => 𝑇𝐶 = 𝐹𝐶 + 𝑉𝐶
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 => 𝐴𝑇𝐶 = 𝐴𝐹𝐶 + 𝐴𝑉𝐶
𝐴𝑇𝐶 = 𝑇𝐶/𝑄 => 𝑇𝐶 = 𝑎𝑄 3 – 𝑏𝑄 2 + 𝑐𝑄 + 𝑑
=> 𝐴𝑇𝐶 = (𝑎𝑄 3 – 𝑏𝑄 2 + 𝑐𝑄 + 𝑑)/𝑄
=> 𝐴𝑇𝐶 = 𝑎𝑄 2 – 𝑏𝑄 + 𝑐 + 𝑑/𝑄
↓ ↓
𝑉𝐶 𝐹𝐶
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑄 => −𝑏/2𝑎
𝐸𝑥𝑠: 𝑇𝐶 = 𝑄 2 − 4𝑄 + 50
𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑇𝐶
𝑇𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐹𝐶, 𝐴𝐹𝐶, 𝑉𝐶 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑉𝐶
𝑇𝐶 = 𝑄 2 − 4𝑄 + 50
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 (𝑄) = −𝑏/2𝑎.
𝑄 = 4/2.1 = 2
𝑇𝐶 = 𝑄 2 − 4𝑄 + 50
𝑇𝐶 = 22 − 4(2) + 50
𝑇𝐶 = 46
=> 𝑉𝐶 = 𝑄2 − 4𝑄
=> 𝑉𝐶 = (2)2– 4 (2)
𝐹𝐶 = 50 => 𝑉𝐶 = −4
𝐴𝐹𝐶 = 𝐹𝐶/𝑄 => 𝐴𝑉𝐶 = −4/2 = −2
𝐴𝐹𝐶 = 50/2 = 25
b. Kaidah-kaidah diferensiasi
1. Diferensiasi konstanta
Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka dy/dx = 0
Contoh : y = 5 → dy/dx =0
2. Diferensiasi fungsi pangkat
Jika y =𝑥 𝑛 , dimana n adalah konstanta, maka 𝑑𝑦/𝑑𝑥 = 𝑥 𝑛−1
Contoh : y = 𝑥 3 → dy/dx = 3𝑥 3−1 = 3𝑥 2
3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan fungsi
Jika y = kv, dimana v = h(x),→dy/dx= k dv/dx
Contoh :
y = 5𝑥 3 → dy/dx = 5(3𝑥 2 ) = 15𝑥 2
4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan fungsi
Jika y = k/v, dimana v=h(x), maka :
dy kdv/dx
=
dx 𝑣2
Contoh :
5 𝑑𝑦 5(3𝑥 2 15𝑥 2
𝑦= = = − = 6
𝑥 3 dx (𝑥 3 )2 𝑥
5. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi jika y = u ± v, dimana u = g(x)
dan v = h(x) maka dy/dx = du/dx ±dv/dx
Contoh : 𝑦 = 4𝑥 2 +𝑥 3 → 𝑢 = 4𝑥 2 du/dx = 8x
𝑑𝑣
→v =𝑥 3 𝑑𝑥 = 3𝑥 2
dQ d P
ηd = .
dP Q d ηd 1
dQd
Dimana tak lain adalah Q′d atau 𝑓 ′ (P)
dP
Jawab :
dQd
Qd = 25 − 3P 2 maka Q′d = = −6P
dP
dQd P
ηd = .Q
dP d
P
= −6(𝑃). 25−3P2
5
= −6(5) . 25−75
= 3 (elastik)
b. Elastisitas Penawaran (price elasticity of supply)
dQ s P
ηs = .
dP Q s
dQs
Dimana tak lain adalah Q′s atau f’(P)
dP
Jawab :
dQs
Qs = −200 − 7P 2 maka Q′s = = 14P
dP
dQs P
ηs = .
dP Qs
P
= 14(𝑃).
−200 + 7P 2
10
= 14(10) . −200−700
= 2,8 (elastik)
Diferensial Fungsi Sedehana : Konsep Marginal
A. Diferensial Biasa
Proses penururuna suatu fungsi penururunan limit yang merupakan penentuan
limit suatu koefisien diferensi dalam pertambahan variabel bebasnya sangat kecil atau
mendaki nol disebut dengan diferensiasi. Turunan dari fungsi 𝑓 dengan variabel 𝑥 atau
𝑓(𝑥) adalah fungsi lain yang dinotasikan, dengan 𝑓 ′ (𝑥)jika kita menuliskan 𝑦= 𝑓(𝑥)
𝑑𝑦
adalah koefisien turunan untuk fungsi 𝑓(𝑥).
𝑑𝑥