Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI

STANDAR DIAGNOSA,STANDAR INTERVENSI DAN STANDAR


LUARAN PPNI TERKAIT GANGGUAN KOMUNIKASI

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. AISHA AMELIA (P07120221039)


2. DESI OKTAVIANI (P07120221053)
3. DEWI CANDRAWATI (P07120221005)
4. FITRI PUTRI ANGGRAENI (P07120221046)
5. HALIMATUS SA’DIYAH (P07120221014)
6. KARMILA ISMAWATI (P07120221007)
7. MUHAMMAD ABDUL HALIM AR-RASYID (P07120221016)
8. NI PUTU WIDYANTARI (P07120221021)
9. SULISTIA RINI (P07120221043)
10. TRI FITRI YANI (P07120221006)
11. WIKAN DEWI SASIKIRANI (P07120221042)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN + PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021-2022

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar..............................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................4

1.1. Latar belakang Masalah..........................................................4


1.2. Rumusan Masalah...................................................................4
1.3. Tujuan Masalah.......................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN...................................................................5

2.1. Pengertian Standar diagnosis keperawatan Indonesia ...5

2.2. Pengertian standar luaran keperawatan Indonesia ......8


2.3. Pengertian standar intervensi keperawatan Indonesia .8
BAB III KESIMPULAN..............................................................10
3.3. saran................................................................................10
BAB IV DAFTAR PUSAKA.........................................................11

2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR.WB

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar
diagnosa,standar intervensi dan standar luaran PPNI terkait gangguan komumikasi” . Dari
makalah ini semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua bahwa pengambilan
Standar diagnosa,standar intervensi dan standar iuran PPNI itu sangat penting.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berperan tanggung jawab serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridohi segala usaha kita. Aamiin.

Penyusun

Kelompok 4

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok
dengan adanya makna atau tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang
disampaikan dapat berupa komunikasi verbal atau komunikasi non-verbal.
Komunikasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan langsung (berbicara) bisa
dilakukan secara langsung (face to face) atau dengan perantara media, contohnya
berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi
verbal yang melalui tulisan bisa dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard,
chating di media sosial, dan sebagainya.
Komunikasi non-verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau
face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non-
verbal seringkali tidak mungking dilakukan. Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak
mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi
suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non-verbal sering menimbulkan
kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak
tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya dia ingin mengirim
emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini bisa menyebabkan orang yang dikirimi
pesan menjadi salah paham dan ikut marah.
Komunikasi verbal dan non-verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling
melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus-menerus mengirimkan pesan pada
lawan bicara kita. Komunikasi non-verbal sering terjadi seacar otomatis dan tanpa kita
kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras
dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal
juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak-gerik
tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata sudah
mengerjakan PR namun dengan nada ragu-ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang
percaya.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana standar diagnosa terkait ganguan komunikasi?
2. Bagaimana standar intervensi terkait gangguan komunikasi?
3. Bagaimana standar luaran PPNI terkait gangguan komunikasi?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui standar diagnosa terkait gangguan komunikasi.
2. Untuk mengetahui standar intervensi terkait gangguan komunikasi.
3. Untuk mengetahui luaran PPNI terkait gangguan komunikasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. A.Pengertian Gangguan Komunikasi Verbal Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia (SDKI)
yaitu Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuann untuk menerima, memproses,
mengirim, dan/atau menggunakan sistem symbol.
a.Penyebabnya antara lain:
 Penurunan sirkulasi serebral
 Gangguan neuromuskuler
 Gangguan Pendengaran
 Gangguan musculoskeletal
 Kelainan palatum
 Hambatan Fisik (misal: terpasang trakheostomi, intubasi, krikotiroidektomi)
 Hambatan individu (misal: ketakutan, kecemasan, merasa malu, emosional, kurang
privasi)
 Hambatan psikologis (misal: gangguan psikotik, gangguan konsep diri, harga diri
rendah, gangguan emosi)
 Hambtan Lingkungan (misal: ketidakcukupan informasi, ketiadaan orang terdekat,
ketidaksesuaian budaya, bahasa asing).
b.Gejala dan Tanda Mayor (secara objektif):
 Tidak mampu berbicara atau menedengar
 Menunjukkan respon tidak sesuai
c.Gejala dan Tanda Minor (secara objektif):

 Afasia gangguan berkomunikasi yang disebabkan oleh kerusakan pada otak.


Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan berbicara dan menulis, serta
kemampuan memahami kata-kata saat membaca atau mendengar.
 Disfasia
Disfasia perkembangan (developmental dysphasia) merupakan gangguan spesifik
pada perkembangan syaraf yang menyebabkan anak memiliki keterbatasan dalam
berkomunikasi, baik secara ekspresif (komunikasi lisan melalui berbicara dan
berbahasa) atau reseptif (pemahaman informasi secara komprehensif yang
disampaikan oleh orang lain) atau keduanya
 Apraksia gangguan saraf pada otak yang membuat anak kesulitan
mengkoordinasikan otot yang digunakan pada saat bicara. Anak dengan apraksia
mengetahui apa yang ingin dikatakan, namun kesulitan menggerakkan rahang, lidah,
dan bibir untuk berbicara. Terkadang, apraxia juga bisa membuat anak bicara
terbata-bata atau gagap.

5
 Disleksia gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca,
menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi
kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.
Disleksia tergolong gangguan saraf pada bagian otak yang memroses bahasa, dan
dapat dijumpai pada anak-anak atau orang dewasa. Meskipun individu dengan
disleksia kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan
seseorang.
 Disartria adalah kelainan pada sistem saraf sehingga mempengaruhi otot yang
berfungsi untuk berbicara. Hal ini menyebabkan gangguan bicara pada penderitanya.
Disartria tidak memengaruhi kecerdasan atau tingkat pemahaman penderitanya,
namun tetap tidak menutup kemungkinan penderita kondisi ini memiliki gangguan
dalam kedua hal tersebut.
 Afonia
adalah kehilangan sumber suara dan atau mekanisme suara tidak dapat bekerja
sebagaimana semestinya, sehingga kehilangan suara yang sempurna, Page 11 2014,
No.1754 11 sebagai suatu akibat dari histerikal (perubahan problem emosi ke arah
symptom fisik, psikosomatik, kelumpuhan, penyakit
 Dislalia
merupakan masalah artikulasi yang disebabkan kondisi tak sempurna pada organ-
organ artikulasi.[1][2][3] Contoh kondisi yang dimaksudkan adalah pembentukan
saraf yang tak sempurna pada lidah.
 Pelo
merupakan salah satu jenis dari gangguan berbicara yang sering terjadi. Pelo bisa
menjadi tanda awal seseorang mengalami stroke dan bisa menetap pada seseorang
pasca serangan stroke.
 Gagap
adalah kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang dalam berbicara. Kondisi ini
ditandai dengan pengulangan suku kata, kalimat, suara, atau pemanjangan
penyebutan suatu kata. Meski bisa dialami oleh siapa pun, kondisi ini lebih sering
diderita oleh anak-anak usia di bawah 6 tahun.
 Tidak ada kontak mata
 Sulit memahami komunikasi
 Sulit mempertahankan komunikasi
 Sulit menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
 Tidak mampu menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
 Sulit Menyusun kalimat
 Verbalisasi tidak tepat
 Sulit mengungkapkan kata-kata
 Disorientasi orang, ruang, dan waktu
 Defisit penglihatan
 Delusi

d. Kondisi Klinis yang terkait:

6
 Stroke
 Cedera Kepala
 Trauma wajah
 Peningkatan tekanan intracranial
 Hipoksia kronis
 Tumor
 Miastenia gravis
 Sklerosis multiple
 Distropi muskuler
 Penyakit Alzheimer
 Kuadriplegia
 Labiopalatoskizis
 Infeksi laring
 Fraktur rahang
 Skizofrenia
 Delusi
 Paranoid
 Autisme

2. B.Pengertian Komunikasi Verbal Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)


yaitu Kemampuan menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem
simbol.

 Adapun Kriteria Hasilnya di dalam table berikut:

Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


Menurun Meningkat
Kemampuan Berbicara 1 2 3 4 5
Kemampuan mendengar 1 2 3 4 5
Kesesuaian ekspresi 1 2 3 4 5
wajah/tubuh
Kontak Mata 1 2 3 4 5

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Menurun


Meningkat
Afasia 1 2 3 4 5
Disfasia 1 2 3 4 5
Apraksia 1 2 3 4 5
Disieksia 1 2 3 4 5
Disatria 1 2 3 4 5

7
Afonia 1 2 3 4 5
Disialia 1 2 3 4 5
Pelo 1 2 3 4 5
Gagap 1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik


Memburuk Membaik
Respons perilaku 1 2 3 4 5
Pemahaman komunikasi 1 2 3 4 5

3. C.Pengertian Edukasi Komunikasi Efektif Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI).
yaitu Mengajarkan cara memberikan informasi kepada lawan bicara secara efektif.
Tindakan:
 (observasi)= Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
 (terapeutik)= Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan, berikan kesempatan
untuk bertanya, dll.
 (edukasi)= Menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
komunikasi efektif, ajarkan cara menyampaikan pesan dengan tepat, ajarkan cara
menggunakan komunikasi efektif, dan ajarkan cara melakukan verifikasi pada pesan
yang diterima.

1. Pengertian Promisi Komunikasi Efektif, yaitu Meningkatkan kemampuan komunikasi


pasien untuk pengambilan keputusan kesehatan pasien.
Tindakan:
 (observasi)= Identifikasi prioritas metode komunikasi yang digunakan sesuai dengan
kemampuan, identifikasi sumber pesan secara jelas (siapa seharusnya
mengatakannya
 (terapeutik)= Fasilitas mengungkapkan isi pesan dengan jelas, fasilitas penyampaian
sturktur pesan secara logis, dukung pasien dan keluarga menggunakan komunikasi
efektif.
 (edukasi)= Jelaskan perlunya komunikasi efektif, ajarkan memformulasikan pesan
dengan tepat.

2. Pengertian Promosi Komunikasi Defisif Bicara, yaitu Menggunakan teknik komunikasi


tambahan pada individu dengan gangguan bicara.

3. Pengertian Promosi Komunikasi Defisif Pendengaran, yaitu Menggunakan teknik


komunikasi tambahan pada individu dengan gangguan pendengaran.

8
4. Pengertian Promosi Komunikasi Defisif Visual, yaitu Menggunakan teknik komunikasi
tambahan pada individu dengan gangguan penglihatan

5. Gangguan Komunikasi Verbal


a. Intervensi Utama:
 Promosi Komunikasi= Defisit Bicara
 Promosi Komunikasi= Defisit Pendengaran
 Promosi Komunikasi= Defisit Visual
b. Intervensi Pendukung:
 Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
 Dukungan Pengambilan Keputusan
 Dukungan Perawatan Diri
 Laatihan Memori
 Manajemen Demensia
 Manajemen Energi
 Manajemen Lingkungan
 Manajemen Medikasi
 Perawatan Telinga
 Reduksi Ansietas
 Terapi Seni
 Terapi Sentuhan
 Terapi Validasi

9
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan makalah diatas kita dapat dapat mengetahui penurunan,perlambatan


dan bagaimana cara mengatasi gangguan komunikasi verbal menurut Standar
diagnosa,standar intervensi dan standar luaran PPNI terkait gangguan komunikasi, bahwa
komunikasi itu sangat penting untuk meningkatkan ketrampilan dalam berbicara apalagi
untuk profesi keperawatan.

B. SARAN
1. Kepala Bidang Keperawatan
Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang sudah diberikan selama ini, agar
kedepannya dilakukan penindak lanjutan menggunakan teori sebagai acuan saat ini
mengikuti kebijakan PPNI mengenai sumber dalam pemberian asuhan keperawatan
sebagimana standar diagnose keperawatan Indonesia ( SDKI ), standar luaran
keperawatan Indonesia (SLKI), dan ( SIKI ) standar intervensi keperawatan Indonesia.
Untuk keseragaman format sesuai dengan kebijakan PPNI maka perlu di sosialisasikan
penggunaan buku SDKI, SIKI dan SLKI pada perawat untuk mengikuti format terbaru yang
berlaku di Indonesia sehingga memberikan pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan yang sama sehingga mendapatkan tujuan dan kriteria hasil yang optimal.
2. Institusi Pendidikan Jurusan Keperawatan Poltekkes Yogyakarta
Untuk institusi pendidikan terutama institusi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
terutama Jurusan Keperawatan selaku institusi pendidikan dalam penelitian ini,
diharapkan dapat dikembangkan dengan menggunakan metode wawancara sehingga
hasil penelitian yang diperoleh lebih lengkap sehingga tujuan penelitian dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan serta dapat mendambah literatur di perpustakaan
jurusan keperawatn Poltekkes Denpasar dan sebagai bahan pustaka untuk peneliti
selanjutnya dalam mengembangakan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
kesehatan dan diharapkankedepannya menggunakan metodelogi penelitian yang
berbeda agar didapatkan hasil yang lebih optimal.
3. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
hendaknya peneliti selanjtnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan
perbandingan dengan penelitian selanjutnya, mengenai asuhan keperawatan pasien
gangguan komunikasi dengan intoleransi aktivitas.

10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

4. Diambil dari Buku standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI),Standar luaran


keperawatan Indonesia (SLKI),Standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI)

11

Anda mungkin juga menyukai