Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SANITASI DARURAT DAN MATRA

“Pengertian Umum, Situasi Kedaruratan dan Dasar


Hukum”
Disusun oleh :

KELOMPOK 09

Erwin Arizki P2.31.33.1.17.012


Fikahanifah Puwa K P2.31.33.1.17.013
Hilda Fitriah P2.31.33.1.17.017
Julfyany Matta Sari P2.31.33.1.17.021

Dosen Mata Kuliah : Moh. Ichsan Sudjarno, S.KM., M.EPID


Atang Saputra, S.KM, M.Med.Sc(PH)

TINGKAT 3 D IV A

SANITASI LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120

2020

A. Pengertian Umum

Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian faktor


lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit.

Keadaan darurat adalah suatu keadaan atau jaring kejadian yang tidak
tersangka yang pada umumnya tidak diharapkan dan memerlukan tindakan
segera.

Sanitasi darurat adalah pengamanan subtansi dan sarana kesehatan


lingkungan untuk melindungi kesehatan masyarakat yang beresiko pada situasi
mendadak seperti bencana, lokasi pengungsian dan kegiatan/situasi.
Sanitasi darurat adalah proses manajemen dan teknis yang diperlukan untuk
menyediakan sanitasi dalam situasi darurat . Ini bisa termasuk bencana buatan
manusia atau bencana alam. Sanitasi darurat juga diperlukan selama operasi
bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi dan Pengungsi Internal (IDPs).

B. Situasi Kedaruratan

Situasi Kedaruratan adalah suatu situasi dimana kehidupan atau


kesejahteraan masyarakat akan terancam kalau tindakan yang tepat dan
segera tidak secepatnya diambil, dan dimana situasi tersebut menuntut tanggapan
besar-besaran dan Juga cara-cara yang luar biasa
Disebabkan oleh berbagai kejadian atau peristiwa yang menimbulkan korban
jiwa, kerusakan harta benda, sarana dan prasarana lingkungan serta pengungsian
bagi masyarakat yang terdampak.
Penyebab situasi kedaruratan antara lain :
a. Kejadian bencana baik bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial.
b. Kegiatan atau peristiwa lain yang berpotensi menimbulkan resiko kesehatan,
kerusakan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman seperti rusaknya
sistem penyediaan air bersih, pembuangan kotoran dan limbah, pembuangan
sampah serta kekurangan pangan menyebabkan meningkatnya faktor – faktor
resiko atau ancaman terhadap timbulnya beberapa penyakit menular tertentu.

Siklus Kedaruratan
Prinsip dasar upaya penanggulangan pada situasi kedaruratan dititik-beratkan
pada tahap kesiap-siagaan sebelum bencana terjadi. Bencana alam tersebut tidak
dapat dicegah, namun faktor resiko dampak buruk akibat bencana dapat
ditanggulangi semaksimal mungkin dengan kesiapsiagaan sebelum bencana
terjadi.
1. Pra kedaruratan
Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi kerugian harta dan
korban jiwa yang disebabkan oleh bahaya dan memastikan bahwa kerugian
yang dapat diminimalisasi pada saat terjadi bencana. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
1) Menyiapkan fasilitator penanggulangan bencana di bidang kesehatan
lingkungan di berbagai tingkatan
2) Adanya simulasi penanggulangan bencana di bidang kesehatan
lingkungan.
3) Menyiapkan buku petunjuk teknis / pelaksanaan / pedoman tentang
penanggulangan bencana di bidang kesehatan lingkungan.
4) Menyiapkan stok logistik kesehatan lingkungan di berbagai tingkatan
5) Menyiapkan anggaran penanggulangan bencana dibidang kesehatan.
6) Advokasi kepada pemangku penentu kebijakan.
7) Meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan bencana dibidang
kesehatan lignkungan
8) Memfasilitasi alat komunikasi cepat.

2. Saat kedaruratan
Pada saat bencana terjadi petugas kesehatan lingkungan segera bergabung
dengan tim penilaian cepat kesehatan yang dibentuk Dinas kesehatan untuk
melakukan analisis situasi bidang kesehatan lingkungan padaa wilayah yang
terkena situasi kedaruratan serta wilayah sekitarnya.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana dibidang kesehatan lingkungan meliputi :
1) Pengawasan dan perbaikan kualitas, kuantitas air bersih / air minum.
2) Kualitas sarana sanitasi jamban
3) Pengelolaan sampah domestik
4) Pengendalian vektor
5) Kualitas udara
6) Penanganan/pengolahan limbah cair
7) Pengelolaan limbah medis
8) Higiene dan sanitasi pangan

3. Pasca kedaruratan
Kegiatan utama kesehatan lingkungan pada tahap pasca kedaruratan
adalah surveilans faktor risiko dan pengawasan serta perbaikan kualitas
kesehatan lingkungan untuk mencegah munculnya KLB penyakit yang
diakibatkan oleh kondisi kesehatan lingkungan.

Resiko Kesehatan Akibat Situasi Kedaruratan

No Jenis Risiko yang Risiko Kesehatan


Risiko Penyakit
. Kedaruratan Terjadi Lingkungan
1 Banjir / Banjir a. Pencemaran sumber air Diare, demam
a. Kerusakan
Bandang bersih atau air minum berdarah dengue,
rumah dan
b. Pencemaran lingkungan ISPA, campak,
lingkungan c. Sampah berserakan
penyakit kulit,
a. Kepadatan hunian
b. Keterbatasan air bersih / Leptospirosis, dll
minum
c. Keterbatasan jamban
b. Pengungsian d. Sampah berserakan
e. Peningkatan kepadatan
lalat
f. Peningkatan limbah cair
g. Sanitasi makanan
2 Tanah Longsor Kerusakan a. Pencemaran sumber air Diare, penyakit
bangunan / b. Pencemaran lingkungan kulit, dll
rumah dan c. Sampah berserakan
lingkungan
a. Udara tercemar ISPA, diare, dll
Kebakaran Pencemaran
3 b. Pencemaran sumber air
Hutan udara
bersih / minum
4 Letusan a. Kerusakan a. Pencemaran sumber air Diare, demam
Gunung Berapi rumah / bersih atau air minum berdarah dengue,
b. Keterbatasan air bersih /
bangunan dan ISPA, campak,
minum
lingkungan penyakit kulit,
c. Sampah berserakan
b. Kerusakan a. Air tercemar Leptospirosis, dll
sumber -
b. Keterbatasan air bersih /
sumber air
minum
bersih / minum
c. Pengungsian a. Kepadatan hunian
b. Keterbatasan air bersih /
minum
c. Keterbatasan jamban
d. Peningkatan kepadatan
sampah & lalat
e. Peningkatan limbah cair
f. Sanitasi makanan
5 Gempa Bumi a. Kerusakan a. Pencemaran sumber air Diare, demam

rumah / minum berdarah dengue,


b. Keterbatasan air bersih /
bangunan dan ISPA, campak,
minum
lingkungan penyakit kulit,
c. Sampah berserakan
b. Kerusakan a. Air tercemar Leptospirosis, dll
sumber -
b. Keterbatasan air bersih /
sumber air
minum
bersih / minum
c. Pengungsian a. Kepadatan hunian
b. Keterbatasan air bersih /
minum
c. Keterbatasan jamban
d. Peningkatan kepadatan
sampah & lalat
e. Peningkatan limbah cair
f. Sanitasi makanan
6 Tsunami a. Kerusakan a. Pencemaran sumber air Diare, demam
rumah / bersih atau air minum berdarah dengue,
bangunan dan b. Pencemaran lingkungan ISPA, campak,
lingkungan c. Sampah berserakan penyakit kulit,
a. Kepadatan hunian Leptospirosis, dll
b. Keterbatasan air bersih /
minum
c. Keterbatasan jamban
b. Pengungsian d. Sampah berserakan
e. Peningkatan kepadatan
lalat
f. Peningkatan limbah cair
g. Sanitasi makanan
7 Kerusuhan a. Kerusakan a. Pencemaran sumber air Diare, demam
Sosial bangunan / b. Pencemaran lingkungan berdarah dengue,
c. Sampah berserakan
rumah dan ISPA, campak,
lingkungan penyakit kulit,
a. Kepadatan hunian
b. Keterbatasan air bersih /
minum
c. Keterbatasan jamban
b. Pengungsian d. Sampah berserakan
Leptospirosis, dll
e. Peningkatan kepadatan
lalat
f. Peningkatan limbah cair
g. Sanitasi makanan
8 Angin Puting Kerusakan a. Pencemaran sumber air Diare, malaria
Beliung bangunan / b. Pencemaran lingkungan

rumah dan c. Sampah berserakan


lingkungan

Upaya Kesehatan Lingkungan

Penanggulangan masalah kesehatan dalam kondisi bencana ditujukan untuk


menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi korban akibat bencana dan
pengungsi sesuai dengan standar minimal. Secara khusus, upaya ini ditujukan
untuk memastikan:

1. Terpenuhinya pelayanan kesehatan bagi korban bencana dan


pengungsi sesuai standar minimal;
2. Terpenuhinya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
bagi korban bencana dan pengungsi sesuai standar minimal;
3. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi bagi korban bencana
dan pengungsi Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 8 No.1
Tahun 2013 (ISSN 1907-2902) 43 sesuai standar minimal;
4. Terpenuhinya kesehatan lingkungan bagi korban bencana dan
pengungsi sesuai standar minimal; serta
5. Terpenuhinya kebutuhan papan dan sandang bagi korban bencana
dan pengungsi sesuai standar minimal.

Kesiap-siagaan dalam mencegah dan menanggulangi timbulnya penyakit


menular dengan mengendalikan kondisi kesehatan lingkungan sebagai faktor
risiko terutama pada saat sebelum maupun sesudah terjadinya kedaruratan perlu
dilakukan secara terpadu dan terencana dengan baik yang melibatkan pemerintah,
pihak donatur, maupun masyarakat sendiri. Peran masyarakat dalam upaya
penyehatan lingkungan, antara lain adalah :
1. Perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup berih dan sehat merupakan salah satu upaya untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan yang lebih murah dan mudah
dibandingkan dengan upaya pengobatan. Dalam bidang kesehatan lingkungan,
PHBS meliputi minum air yang telah dimasak, buang kotoran di jamban,
membuang sampah pada tempat sampah dan cuci tangan dengan sabun
sebelum makan dan setelah buang air besar. PHBS ini sangat perlu
dipraktekan, baik pada kehidupan sehari – hari maupun situasi kedaruratan.

2. Penyediaan dan perbaikan kualitas air bersih


Tahap awal setelah kejadian kedaruratan yang mengakibatkan adanya
pengungsian, yang sangat perlu mendapat perhatian adalah ketersediaan air
bersih, karena tanpa adanya air bersih sangat berpengaruh terhadap kebersihan
dan akan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular.

3. Pengelolaan pembuangan kotoran


Jika terjadi situasi kedaruratan, ketersediaan sarana pembuangan
kotoran menjadi sangat penting yang dapat digunakan oleh pengungsi untuk
membuang kotoran. Sarana pembuangan kotoran, yang bisa disebut jamban
dapat dibangun yang sederhana dan dapat cepat dimanfaatkan, yang bertujuan
untuk mengamankan kotoran manusia agar tidak mencemari sumber air bersih
dan makanan atau minuman.

4. Pengelolaan sampah dan limbah


Pengelolaan sampah di tempat penampungan pengungsi harus
mendapat perhatian semua pihak, mengingat risiko yang dapat diitimbulkan
apabila tidak dikelola dengan baik, seperti munculnya lalat, tikus, bau, serta
dapat mencemari penyediaan air bersih yang ada, sedangkan masalah limbah
biasanya terdiri atas limpahan air hujan dan air dari bekas kegiatan
pengungsian sehari – hari, seperti kegiatan di dapur dan kegiatan rumah
tangga. Tujuan pengamanan terhadap air limbah adalah untuk menghindarkan
menjadi tempat perindukan atau perbiakkan nyamuk.
5. Pengawasan dan pengamanan pengelolaan makanan dan dapur umum
Pengawasan dan pengamanan penyediaan makanan dan minuman di
pengungsian dilakukan termasuk pengolahannya yang disediakan bagi
pengungsi bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui
makanan atau minuman dengan menjaga kebersihan pengolahan makanan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dengan cara – cara penanganan yang
benar.

6. Pemberantasan serangga dan binatang penular penyakit


Keberadaan vektor seperti nyamuk, lalat, tikus berhubungan dengan
kondisi lingkungan fisik dan kebersihan lingkungan. Mengurangi kepadatan
vektor pada situasi emergency dan pengungsi tidaklah mudah. Dan semuanya
harus didasarkan pada kebiasaan hidup masing – masing vektor yang
merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan pemberantasan.

7. Penyusunan rencana kesiapsiagaan penanggulangan kesehatan


lingkungan
Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan rencana kesiap-siagaan
merupakan hal yang sangat penting dan dengan keterlibatannya ini akan
menumbuhkan sikap ikut memiliki dan ikut melaksanakannya.

8. Penyediaan alat pelindung diri


Ketersediaannya alat pelindung diri (contoh : masker, pakaian khusus
kerja, topi, helm, dll) merupakan sarana yang perlu disediakan dan
penyediaannya dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat.

9. Penyediaan tempat pengungsian


Tempat untuk mengungsi dapat berupa bangunan tenda, bangunan
permanen yang cukup luas. Bagi masyarakat yang memiliki bangunan tempat
tinggal yang cukup luas, bila terjadi pengungsian diharapkan dapat membantu
masyarakat pengungsi yang memerlukan untuk ditampung.
C. Dasar Hukum

 Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


 Keputusan Presiden No. 3 tahun 2001 tentang BAKORNAS PBP
 Instruksi Presiden No. 4 tahun 2001 tentang Langkah-langkah Komprehensif
Penyelesaian Masalah Aceh
 Keputusan Menteri Kesehatan No. 130 tahun 2000 tentang Organisasi dan
Tata kerja Departemen Kesehatan
 Keputusan Menteri Kesehatan No. 446 tahun 2001 tentang Tatakerja
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
 Keputusan menteri Kesehatan No. 1277 tahun 2001 tentang Tata Kerja
Departemen Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan No.
979/Menkes/SK/IX/2001 tentang Prosedur Tetap Pelayanan Kesehatan
Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi
 Keputusan Sekretaris BAKORNAS PBP No. 2 tahun 2001 tentang Pedoman
Umum Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi.
 Undang undang penanggulangan bencana nomor 24 tahun 2007  dalam Bab I
Tentang ketentuan umum Pasal 1 Ayat (10),”Tanggap darurat bencana adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan  yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, serta pemulihan sarana
dan pra sarana”.   
 Undang undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 Pasal 32 Ayat (1) Dalam
keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
wajib memberikan pelayanan kesehatan  bagi penyelamatan nyawa pasien dan
pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Ayat (2) Dalam keadaan darurat
Fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta dilarang  menolak
pasien dan/atau meminta uang muka.
 Undang undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 Pasal 32 Ayat (1) Dalam
keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
wajib memberikan pelayanan kesehatan  bagi penyelamatan nyawa pasien dan
pencegahan kecacatan terlebih dahulu. Ayat (2) Dalam keadaan darurat
Fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta dilarang  menolak
pasien dan/atau meminta uang muka.
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 979/Menkes/SK/IX/2001 tentang
Prosedur Tetap Pelayanan Kesehatan Penanggulangan Bencana dan
Penanganan Pengungsi.
 Keputusan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan dan Penanganan
Pengungsi Nomor 2 tahun 2001 tentang Pedoman Umum Penanggulangan
Bencana dan Penanganan Pengungsi di Indonesia.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
DAFTAR PUSTAKA

 Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2015.


Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan – Kedaruratan Berbasis Masyarakat Bidang
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

 Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2015.


Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan pada Situasi Kedaruratan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

 https://id.scribd.com/document/377212396/Sanitasi-kesling-Dlm-Situasi-
Kedaruratan-Matra

 http://mrs-ameliatifany.blogspot.com/2015/08/pengertianjenis-dan-prosedur-
keamanan.html

 http://www.depkes.go.id/resources/download/penanganan-
krisis/pedoman_penanggulangan_masalah_kesehatan_akibat_kedaruratan_kompl
eks.pdf

 www.academia.edu/8345946/SITUASI_DARURAT

Anda mungkin juga menyukai