Anda di halaman 1dari 4

Tentang Tasbih Para Malaikat

Penjaga Langit, Begini Doa


Ketika Melihat Petir
Miftah H. YusufpatiMinggu, 29 November 2020 - 08:45 WIB
views: 14.682

Ilustrasi/Ist
SEBAGIAN besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan .
Sejumlah daerah bahkan sudah diwarnai hujan lebat dengan petir yang
menyambar-nyambar. (Baca juga: 1.000 Kali Kuat dari Petir Biasa, Semoga
Superbolt Tak Pernah ke Indonesia )

Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasa muncul pada
musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang
menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar
yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya
perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Menurut Wikipedia, petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan


dengan sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan
(bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah
bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah
sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi
sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan
(intercloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya
bermuatan positif. (Baca juga: BMKG Prediksi Jaksel dan Jaktim Diguyur
Hujan Disertai Petir )Di dalam Al-Qur'an , petir diabadikan menjadi salah
satu nama surat, yaitu surat ke-13, ar-Ra'du. Setidaknya ada tiga istilah
dalam Al-Qur'an yang merujuk pada makna petir, yaitu ar-ra'du, ash-
showa'iq, dan al-barq.

Dr Muhammad Luqman As Salafi dalam Rasy Al-Barad Syarh al-Adab al-


Mufrod menjelaskan, para ahli tafsir mendefinisikan ar-ra'du lebih dekat
dengan makna suara petir atau geledek. Sementara itu, ash-
shawa'iq dan al-barq maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan petir, yaitu
cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir. (Baca
juga: Dua Petani di Gowa Tersambar Petir, Satu Meninggal Dunia  )

Bentuk Tasbih
Umat Islam memaknai kedahsyatan petir sebagai bentuk tasbih dari
para malaikat penjaga langit. Sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an, "Dan
guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut
kepada-Nya." (QS ar-Ra'd [13]: 13).

Dalam hadisnya, Rasulullah SAW menyebut petir sebagai suara para


malaikat. "Ar-Ra'du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus
awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai
dengan kehendak Allah." (HR Tirmizi).

Al-Khoro'ithi dalam Makarim Al Akhlaq mengutip pendapat Ali bin Abi


Thalib RA soal ar-ra'du. Menurut Ali, ar-Ra'du adalah malaikat,
sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah pengoyak di tangannya sejenis
besi.
Baca Juga:
 Doa Ini Singkat Tetapi Khasiatnya Luar Biasa
 Inilah Doa Harian yang Sering Terlupa Diamalkan

Ibnu Taimiyah mengatakan, ar-ra'du adalah masdar (bentuk kata benda)


berasal dari kata ra'ada, yar'adu, ra'dan yang berarti 'gemuruh'. Namanya
gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan
dengan cara menggetarkan awan, kemudian dipindahkan dari satu tempat
ke tempat lainnya. (Baca juga: Nabi Muhammad SAW Bilang Malaikat Saja
Malu Kepada Utsman )

Ketika menafsirkan surat al-Baqarah ayat 19, as-Suyuthi mengatakan


bahwa ar-Ra'du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Dalam
tafsir Jalalain juga disebutkan bahwa ar-ra'du adalah suara malaikat,
sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk
malaikat untuk menggiring mendung.

Secara umum, umat Islam meyakini ar-Ra'du dengan malaikat yang


ditugasi mengatur awan atau suara dari malaikat tersebut yang tengah
bertasbih dan mengatur awan. Sementara itu, al-barq atau ash-
showa'iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan
untuk menggiring mendung.

Ibnu Abbas menambahkan, "Sesungguhnya petir adalah malaikat yang


meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala
ternak membentak hewannya." (Adab al-Mufrod/722).

Doa Saat Ada Petir


Suatu ketika Sayyidah Aisyah bertanya kepada Nabi SAW , “Wahai
Rasulullah, apabila orang-orang melihat awan, mereka sangat bahagia
berharap supaya turun hujan. Sedangkan setiap kali engkau melihatnya
tampak ada kekhawatiran di wajahmu."

Nabi bersabda: "Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman. Jangan-jangan


hujan itu justru mendatangkan siksaan. Suatu kaum pernah diazab dengan
angin dan suatu kaum lain melihat (hujan) lalu mereka berkata; 'Ini adalah
awan yang mengandung hujan, yang akan menghujani kami (padahal
awan itu justru mendatangkan siksa). (HR Bukhari dan Muslim)

Hujan bisa menjadi berkah bagi manusia, namun bukan hal mustahil bagi
Allah untuk mendatangkan azab dan peringatan. (Baca
juga: Menyepelekan Urusan Kencing, Azab Kubur Menanti  )

Terlebih, hujan yang disertai angin, petir, dan kilat seringkali membuat
takut manusia. Oleh karena itu, ketika melihat petir dan mendengar guntur
dianjurkan membaca doa;

‫ض ِب َك َوالَ ُت ْهلِ ْك َنا ِب َع َذ ِاب َك َو َعافِ َنا َق ْبل َ ذلِ َك‬


َ ‫اللّ ُه َّم اَل َت ْق ُت ْل َنا ِب َغ‬

Allahumma laa taqtulna bi gadhabika wa laa tuhliknaa bi ‘adzabika wa


‘aafina qabla dzalik
"Ya Allah jangan bunuh kami dengan murka-Mu dan jangan hancurkan
kami dengan azab-Mu, dan ampunilah kami sebelum itu."

Doa ini, sebagaimana diucapkan Rasulullah SAW dalam riwayat Imam


Tirmizi, Imam Nasa’i, Imam Ahmad, Imam Ath-Thabari dan lainnya.
Baca juga: Doa Meminta Jodoh Terbaik, Baca Setelah Salat Fardhu  Meskipun
sanadnya dinyatakan lemah (dhaif), akan tetapi doa ini tetap boleh
ucapkan sebagai fadilah amal. Sebagaimana keterangan Imam Nawawi
dalam Al-Adzkar:

“Ulama fikih dan hadis sepakat tentang kebolehan dan anjuran beramal
dengan hadis daif untuk fadilah amal, selama hadis itu tidak palsu
(maudhu).”

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW membaca doa;

‫الر ْع ُد بِ َح ْم ِد ِه َوا ْل َمالَئِ َك ُة مِنْ خِي َف ِت ِه‬ َ ‫س ْب َحانَ الَّذِى ُي‬


َّ ‫س ِّب ُح‬ ُ

Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi


"Maha Suci Dzat, petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula)
para malaikat karena takut kepada-Nya."

Bisa juga doa:

‫س َّب َحتْ لَ ُه‬


َ ْ‫س ْب َحانَ مَن‬
ُ

"Subhanalladzi sabbahat lahu," (Mahasuci Allah yang petir bertasbih


kepada-Nya).

Selain membaca doa di atas, sebaiknya perbanyak juga berzikir dan


bertasbih kepada Allah SWT.

Imam Ath-Thabrani meriwayatkan hadis dari jalur Ibnu Umar RA,


Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kalian mendengar gemuruh maka
berzikirlah kepada Allah Azza wa Jalla, karena sesungguhnya ia (gemuruh)
tidak akan mengenai orang yang berzikir. (Baca juga: Doa yang Tak Layak,
Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani )
(mhy)

Anda mungkin juga menyukai