Anda di halaman 1dari 4

PROSIDING

PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH PENELITIAN DASAR


ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NUKLIR
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator
Yogyakarta, 24 Juli 2018

PENENTUAN BEBAN INDENTOR IDEAL MICRO VICKERS HARDNESS


TESTER MATSUZAWA MMT-X7

Vika Arwida Fanita S, Ihwanul Aziz


Pusat Sains dan Teknologi Akselerator-BATAN
Jl. Babarsari kotak pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281
e-mail: vika.arwida@batan.go.id

ABSTRAK
PENENTUAN BEBAN INDENTOR IDEAL MICRO VICKERS HARDNESS TESTER MATSUZAWA
MMT-X7. Telah dilakukan pengujian kekerasan material untuk menentukan beban indentor ideal pada alat
Micro Vickers Hardness Tester tipe MATSUZAWA MMT-X. Penentuan beban ideal bertujuan mengetahui
beban terbaik untuk menghasilkan data kekerasan akurat. Material uji menggunakan Stainless Steel 304, Ti-
6Al-4V dan blok standar matsuzawa seri 74045. Variasi beban indentasi 50, 100, 200, 300 dan 500 gf.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh beban indentor ideal uji keras material Stainless Steel 304 dan Ti-6Al-
4V adalah 200 gf, serta diperoleh beban ideal 300 gf untuk blok standar. Angka kekerasan tertinggi untuk
Stainless Steel 304, Ti-6Al-4V dan blok standar secara berturut-turut yaitu: 277.8 HV, 437.3 HV dan 637.43
HV.
Kata Kunci : Beban Indentor, Uji Keras, VickersABSTRACT

ABSTRACT
DETERMINATION OF INDENTER IDEAL MICRO VICKERS HARDNESS TESTER MATSUZAWA
MMT-X7. Experiment for determinate ideal load of hardness test using Micro Vickers Hardness Tester type
MATSUZAWA MMT-X has been done. Ideal load determination has a purpose knowing the best load to produce
accurate hardness data. Material testing are Stainless Steel 304, Ti-6Al-4V and standard block matsuzawa
series 74045. Variations in indentation load 50, 100, 200, 300 dan 500 gf. Based on test results obtained ideal
indenter load for Stainless Steel 304 and Ti-6Al-4V is 200gf, as well as obtained ideal load 300 gf for standard
block. The highest hardness for Stainless Steel 304, Ti-6Al-4V and standard block respectively is 277.8 HV,
437.3 HV and 637.43 HV.
Keywords : Indenter Load, Hardness Test, Ti6Al4V

penting dilakukan karena untuk menentukan


PENDAHULUAN
kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan

S ecara umum, kekerasan berarti ketahanan


material untuk mengalami perubahan bentuk.
Perubahan bentuk dibagi menjadi dua, yaitu
material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan
mempunyai bentuk geometri berbentuk piramida [3].
Vickers Hardness Number (VHN) adalah
perubahan bentuk plastis dan permanen. Perubahan angka yang berkaitan dengan gaya dan luas
bentuk plastis mungkin terjadi pada permukaan permukaan indentasi.
benda yang lunak, sedangkan perubahan bentuk 1,8544 𝑥 𝑃
VHN =
permanen terjadi pada benda yang permukaannya 𝑑2
lebih keras [1]. VHN = nilai kekerasan Vickers (HV)
Kekerasan merupakan kemampuan material P = besarnya beban (kgf)
menahan beban tekan. Mekanisme uji keras adalah D = lebar diagonal indentasi (mm)
dengan menekan indentor kepermukaan benda uji Kelebihan dari uji Vickers ini adalah tidak
sehingga diperoleh geometri indentasi. Jenis uji keras merusak material, karena hasil identasi sangat kecil
berdasarkan bentuk indentor yaitu bola (untuk uji sehingga material uji bisa dipakai kembali [4]. Selain
Brinell), piramida (uji Vickers dan Knoop), atau itu rentang beban yang dapat digunakan dalam
berbentuk kerucut (uji Rockwell) yang disesuaikan melakukan pengujian bisa dipilih mulai dari beban
dengan pengujian yang dilakukan[2]. ringan hingga berat.
Pengujian dengan metode Vickers dilakukan Pada penelitian ini pengujian dilakukan
dengan penekanan piramida intan lurus dengan alas dengan alat Micro Vickers Hardness Tester tipe
bujur sangkar dan sudut puncak 136o kepermukaan MATSUZAWA MMT-X7. Alat uji keras tipe ini
benda uji selama waktu tertentu. Kekerasan Vickers mempunyai rentang beban 1 gf s/d 2000 gf dengan
diperoleh dengan membagi gaya pada luas bekas waktu penjejakan antara 5 detik s/d 99 detik.
indentasi berbentuk piramida [1]. Pengujian ini

Vika Arwida F S, dkk ISSN 0216-3128 59


PENENTUAN BEBAN INDENTOR IDEAL MICRO VICKERS HARDNESS TESTER MATSUZAWA
MMT-X7

Di setiap pengujian menggunakan


Matsuzawa Hardness Tester MMT-X7 terdapat
beberapa data yang berbeda, hal tersebut dikarenakan
pemilihan beban yang tidak ideal. Di setiap
penggunaan beban yang ideal akan menghasilkan
nilai kesalahan kekerasan yang kecil, karena nilai
yang kekerasan yang dihasilkan tidak jauh berbeda
dengan nilai lainnya. Berdasarkan hal tersebut,
pengujian kekerasan dengan variasi beban
diharapkan dapat mengetahui beban indentor ideal
sebagai referensi pada pengujian material berikutnya.

TATA KERJA
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian Gambar 1. Alat uji keras Micro Vickers Hardness
eksperimen (percobaan), yang merupakan suatu Tester type Matsuzawa MMT-X7
metode untuk memperoleh data lapangan dengan Proses Uji Keras
cara pengamatan, pengukuran dan pencatatan secara Uji keras dilakukan menggunakan Matsuzawa
sistematis terhadap fenomena yang diteliti. Beban Hardness Tester MMT-X7. Alat uji keras Matsuzawa
indentor ideal adalah satu beban yang mampu Hardness Tester MMT-X7 ditunjukkan pada Gambar
menghasilkan nilai kekerasan yang lebih tinggi dari 1. Alat ini merupakan jenis uji mikro digital sehingga
nilai kekerasan yang dihasilkan dari penggunaan hasil pengukuran akan langsung terbaca pada layar.
beban lainnya [1]. Beban ideal akan menghasilkan Pengujian dilakukan dengan variasi beban 50 gf, 100
nilai kekerasan dengan akurasi sangat dekat dengan gf, 200 gf, 300 gf, dan 500 gf dengan waktu indentasi
karakteristik [5]. 10 detik. Pengujian kekerasan ini dilakukan sebanyak
Bahan Penelitian 5 titik yang dipilih secara acak.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Stainless Steel 304, paduan Titanium dan Vanadium HASIL DAN PEMBAHASAN
(Ti-6Al-4V) ukuran Ø 10 mm, tebal 3 mm dengan Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui
pembanding blok standar matsuzawa seri 74045. sifat-sifat mekanis permukaan dari material. Hasil uji
Alat Penelitian kekerasan dengan variasi beban indentor disajikan
pada Tabel 1, 2, 3 dan Gambar 3.
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini, adalah
sebagai berikut: Mesin pemotong, ultrasonic cleaner, Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa nilai
Hair dryer, wadah sampel dan kain bludru, Kertas kekerasan mengalami kenaikan pada beban 50 s/d
tisu, pinset, plastik klip, kertas amplas dengan 200 gf kemudian turun pada beban 300 dan 500 gf.
ukuran mesh 400, 800, 1000, dan 2000, autosol/pasta Nilai kekerasan maksimal pada material Stainless
intan, alkohol, mesin poles, Micro Hardness Tester Steel 304 adalah 277.8 HV pada beban 200 gf. Nilai
MMT-X7 Matsuzawa, optilab microscope digital, kekerasan mengalami perubahan yang signifikan jika
alat uji XRD, alat uji SEM dan alat uji korosi. membandingkan pengujian rata-rata pada beban 50
Preparasi sampel dan 200 gf yaitu dari 239,7 menjadi 277,8 HV. Pada
pengujian menggunakan beban 50 dan 200 gf terjadi
Memotong sampel pelat menjadi sampel berbentuk peningkatan kekerasan sebesar 38.1 HV.
silinder dengan diameter 10 mm menggunakan mesin Berdasarkan data ini beban ideal untuk pengujian
pemotong. Selanjutnya menghaluskan kedua Stainless Steel 304 menggunakan alat uji Matsuzawa
permukaannya dengan kertas amplas mulai dari tipe Hardness Tester MMT-X7 adalah 200 gf.
yang paling kasar sampai ke yang halus berturut- Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa nilai
turut, yaitu 400, 800, 1000, dan 2000 mesh yang kekerasan mengalami kenaikan pada beban 50 s/d
berputar pada mesin poles sambil dialiri air agar tidak 200 gf kemudian turun pada beban 300 dan 500 gf.
menimbulkan panas karena gesekan dan agar halus, Nilai kekerasan maksimal pada material Ti-6Al-4V
merata, dan mengkilap seperti cermin. Kemudian adalah 437,3 HV pada beban 200gf. Nilai kekerasan
membersihkan sisa-sisa kotoran dan lemak dengan mengalami perubahan yang signifikan jika
air sabun dan alkohol yang digetarkan menggunakan membandingkan pengujian rata-rata pada beban 50
ultrasonic cleaner. Selanjutnya mengeringkan dan 200 gf yaitu dari 343,5 menjadi 437,3 HV. Pada
sampel dengan pengering rambut dan memasukkan pengujian menggunakan beban 50 dan 200 gf terjadi
ke dalam plastik klip yang sebelumnya telah peningkatan kekerasan sebesar 93.8 HV.
dibungkus dengan kertas tisu. Cara memasukkan Berdasarkan data ini beban ideal untuk pengujian Ti-
dengan menggunakan pinset untuk mengurangi 6Al-4V menggunakan alat uji Matsuzawa Hardness
kontak dengan kotoran, lemak, dan udara luar Tester MMT-X7 adalah 200 gf.
sebelum melakukan nitridasi.
Tabel 1. Hasil Uji Keras Stainless Steel 304

60 ISSN 0216-3128 Vika Arwida F S, dkk


PENENTUAN BEBAN INDENTOR IDEAL MICRO VICKERS HARDNESS TESTER MATSUZAWA
MMT-X7

Beban Nilai Kekerasan (HV) yang dihasilkan pada sertifikat, adalah 705,6 gf pada
(gf) 1 2 3 Rata-rata beban uji 300 gf. Berdasarkan data ini beban ideal
50 237.7 241.8 239.6 239.7 untuk pengujian blok standar menggunakan alat uji
100 259.1 258.4 255.9 257.8 Matsuzawa Hardness Tester MMT-X7 adalah 300 gf.
200 282.8 279.6 271 277.8 Berdasarkan Gambar 2 nilai kekerasan
300 260.8 259.6 264 261.5 tertinggi diperoleh saat material diuji menggunakan
500 252.7 253 244 249.9 beban ideal. Pengujian material dengan beban tidak
ideal kekerasannya lebih kecil dari kekerasan
Tabel 2. Hasil Uji Keras Ti-6Al-4V sesungguhnya (kekerasan optimal). Pada Stainless
Beban Nilai Kekerasan (HV) Steel 304 dan Ti-6Al-4V diperoleh beban ideal sama
(gf) 1 2 3 Rata- yaitu 200 gf sedangkan pada blok standar diperoleh
rata beban ideal 300 gf. Setiap bahan memiliki beban
50 349.4 340.5 340.5 343.5 ideal yang berbeda sesuai karakteristik material
100 352.5 340.9 416.7 370.3 tersebut.
200 451 426.1 434.8 437.3
300 385.5 405.3 399.3 396.7 KESIMPULAN
500 367.7 370.1 379.1 372.3 Pada eksperimen penentuan beban identor ideal
Tabel 3. Hasil Kekerasan blok Standar menggunakan alat uji kekerasan Micro Vickers
Hardness Tester tipe Matsuzawa MMT X-7 diperoleh
Beban Nilai Kekerasan (HV) beban ideal pada material Stainless Steel 304 dan Ti-
(gf) 1 2 3 Rata- 6Al-4V adalah 200 gf dengan nilai kekerasan 277.8
rata dan 437,8 HV. Untuk material blok standar diperoleh
50 511.7 511.7 524.1 515.8 beban ideal 300 gf dengan nilai kekerasan 637.43
100 594.9 599.6 594 596.2 HVN.
200 632.5 634.7 623.9 630.4
300 640.3 640.1 631.9 637.4 UCAPAN TERIMA KASIH
500 637.2 637.2 637 637.1
Kegiatan penelitian ini dibiayai oleh PSTA melalui
DIPA Tahun 2017. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala
Uji Kekerasan PSTA dan juga seluruh peneliti dan pembantu
700 peneliti kegiatan aplikasi plasma, sehingga
600 pelaksanaan kegiatan penelitian ini dapat terwujud.
500
400 DAFTAR PUSTAKA
300
200 1. DIETER,G. “Mechanical Metallurgy 3rd Ed”.,
100 McGraw-Hill Book Co., 1988.
0 2. ASM METAL HANDBOOK, Vol 08 Mechanical
50 gf 100 gf 200 gf 300 gf 500 gf Testing Evaluation, ASM International, 2000.
SS 304 Ti6Al4V Standar block 3. F.K.Magdalena, I.S Arif, “Studi Uji Kekerasan
Rockwell Superficial VS Vickers”, Jurnal
Teknologi Proses dan Inovasi Industri, Vol.2.
Gambar 2. Grafik hubungan kekerasan dengan
No.2, November 2017
variasi beban
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa nilai 4. Nizar Bagas Maulana, “Pengaruh Variasi Beban
kekerasan mengalami kenaikan pada beban 50 s/d Indentor Vickers Hardness Tester Terhadap Hasil
300 gf kemudian turun pada beban 500 gf. Nilai Uji Kekerasan Material Aluminium dan Besi
kekerasan maksimal pada material blok standar Cor”, JURNAL MER-C NO. 10/VOL. 1/2018.
adalah 637,4 HV pada beban 300 gf. Nilai kekerasan 5. DAHLAN, HADIJAYA, “Pengaruh Variasi
mengalami perubahan yang signifikan jika Beban Indentor Micro Hardness Tester Terhadap
membandingkan pengujian rata-rata pada beban 50 Akurasi Data Uji Kekerasan Material”, URANIA
dan 300 gf yaitu dari 515,8 menjadi 637,4 HV. Pada No.23-24/Thn Vii/Juli-Oktober 2000.
pengujian menggunakan beban 50 dan 200 gf terjadi
peningkatan kekerasan sebesar 121.6 HV. Blok
standar yang digunakan memiliki sertifikat standar TANYA JAWAB
dari Matsuzawa. Hasil yang diperoleh saat pengujian Ahmad Zainuri
sedikit dibawah label standar. Nilai kekerasan yang 1. Mengapa eksperimen mulai beban 50?
paling mendekati dengan sertifikat adalah 637.43 2. Kenapa turun setelah beban 200?
HVN dengan beban 300 gf, karena nilai kekerasan

Vika Arwida F S, dkk ISSN 0216-3128 61


PENENTUAN BEBAN INDENTOR IDEAL MICRO VICKERS HARDNESS TESTER MATSUZAWA
MMT-X7

Jawab: Kurnia W
1. Eksperimen sebenarnya menggunakan variasi mengapa pengjian material tersebut menggunakan
beban dari 1 gF hingga 300gF, tetapi data yang metode Vickers? Mengapa tidak menggunakan
ditampilkan hanya 50 gF hingga 300 gF. metode lain? (Brinell/Rockwell)
2. Nilai kekerasan turun setelah beban 200 gF Jawab
karena beban ideal/optimum pada Stainless Steel karena rentang beban yang digunakan dalam
304 adalah 200 gF, setelah itu nilai kekerasan pengujian bias dipilih mulai beban ringan hingga
menjadi turun. Beban ideal merupakan beban berat. Selain itu, material uji yang digunakan tidak
yang mampu menghasilkan nilai kekerasan yang rusak sehingga bias digunakan kembali.
lebih tinggi dibanding hasil nilai kekerasan beban
lainnya.

62 ISSN 0216-3128 Vika Arwida F S, dkk

Anda mungkin juga menyukai