Anda di halaman 1dari 7

1.

Fungsi manajemen di dalam perusahaan adalah perencanaan (planning), penataan


(organizing), penempatan (Staffing), pengkoordinasian (coordinating) dan pengendalian
(controlling). Pada fungsi perencanaan yang merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan semua fungsi manajemen berikutnya tidak akan
berjalan. Dalam penerapannya, Manajemen akan menentukan tujuan bisnis ke depan dengan
mempertimbangkan segala kondisi perusahaan saat ini dan di tahun sebelumnya agar rencana
yang dibuat dapat menjadi lebih baik lagi bagi organisasi maupun keuntungan perusahaan.
Kondisi-kondisi yang diperhatikan oleh Manajemen adalah peluang yang ada dalam momen
saat itu, misalnya melihat pasar dan melakukan survey kebutuhan maupun keinginan
konsumen yang berkaitan dengan produk perusahaan. Selain itu juga kondisi di dalam
perusahaan yang perlu dipertimbangkan adalah budaya yang ada dalam organisasi
perusahaan, Dengan budaya yang baik akan menumbuhkan karyawan yang bekerja dengan
cerdas bukan hanya bekerja dengan keras. Misalnya jika suatu rencana yang baru merupakan
penerapan teknologi yang modern dalam operasi perusahaan, perlu adanya penyesuaian
dengan budaya karyawan yang telah terbiasa dengan cara lama. Kondisi lainnya juga adalah
kelemahan dan kekuatan perusahaan, dalam penerapannya, manajemen perlu
mendeskripsikan serta meniliti kemajuan serta kemunduran yang dihadapi perusahaan dalam
rentan saat dibuatnya suatu rencana, apa yang membuatnya dapat berkembang seperti saat ini
dan apa yang selama ini menjadi hambatan dalam mencapai tujuan perusahaan, dari hasil
analisis ini, maka akan ditemui apa saja kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan,
maka di tahap perencanaan tujuan perusahaan ini perlu diadakan koreksi dan pengembangan
akan kelemahan dan kekuatan perusahaan. Pada fungsi penataan atau organizing yang
merupakan tahap dalam mengatur segala sesuatu agar berjalan dengan semestinya sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya. Dalam penerapannya, manajemen perlu menganalisis
setiap karyawan berdasarkan keahliannya, mereka perlu diberi tugas sesuai dengan
kemampuan dan kapasitasnya agar strategi perusahaan yang telah direncanakan bisa berjalan.
Fungsi penataan ini bertujuan agar adanya kejelasan dan keteraturan dalam jalannya kegiatan
perusahaan. Misalnya saja seorang manajemen tidak akan memberikan kewenangan dalam
urusan pencatatan keuangan kepada seorang teknisi. Pada fungsi Staffing yang hampir sama
dengan fungsi organizing, dalam penerapannya, manajemen tak hanya berfokus pada masalah
tenaga kerja, namun dalam pengalokasian sumber daya seperti bahan-bahan baku, peralatan,
perlengkapan di dalam perusahaan pun perlu diorganisasi oleh manajemen agar
peruntukannya dapat bermanfaat dalam mendukung strategi atau tujuan di dalam perusahaan.
Fungsi pengkoordinasian atau coordinating yang merupakan fungsi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan menciptakan suasana lingkungan kerja
yang dinamis, sehat dan yang lainnya. Dalam penerapannya, manajemen perlu untuk
menjelaskan semua kebijakan yang sudah diterapkan, memberikan bimbingan serta
memotivasi karyawan dalam upaya untuk menciptakan kerja sama, meminimalisir
pertentangan dalam organisasi agar pencapaian tujuan dalam dilaksanakan. Dan yang terakhir
adalah fungsi pengendalian atau controlling yang merupakan kegiatan dalam menilai suatu
kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat yang akan menciptakan perubahan
atau suatu perbaikan apabila dibutuhkan. Dalam penerapannya, manajemen perlu melakukan
pengawasan, baik yang dijadwal maupun tidak agar lebih efisien dalam menemukan suatu
kesalahan, jika suatu masalah telah ditemukan , maka manajemen perlu memfollow up dan
mencari solusi atas permasalahan itu. Tahap preventif atau pencegahan juga perlu dibuat
dalam atau setelah fungsi controlling ini, misalnya terjadi suatu masalah yang tak terelakan
yang menimpa aset perusahaan, jika sudah diasuransikan maka kerugian yang terjadi bisa
diminimalisir dan perusahaan bisa beroperasi kembali. Dalam fungsi ini manajemen dapat
mengetahui setiap tahap yang perlu dievaluasi untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
2. Dalam peran manajemen di suatu perusahaan, manajemen perlu mendasari semua
fungsinya dengan berpedoman pada etika bisnis baik kepada anggota internal perusahaan
maupun kepada pihak luar perusahaan. Para pelaku bisnis mempercayai bahwa etika yang
baik adalah bisnis yang baik. Etika yang buruk bisa menggagalkan bahkan rencana strategis
terbaik. Penerapan etika bisnis yang tepat harus didasari dengan pengendalian diri  untuk
tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun dengan jalan main curang
atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Di dalam etika bisnis
pun diperlukan suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan sebagai rasa tanggung jawab
terhadap lingkungan, masyarakat serta partner bisnis, bisa dengan melalui program-program
sosial, perusahaan pun memiliki tanggung jawabnya untuk mensejahterakan karyawannya,
hal ini juga diperuntukan untuk meningkatkan semangat kerja dan produktivitas karyawan.
Selain tanggung jawab sosial, dalam beretika bisnis, perusahaan perlu merumuskan strategi
untuk melestarikan sumber daya alam dan mengendalikan polusi atau biasa disebut
environmental sustainability, karena bisnis tidak diperkenankan mengeploitasi dan merusak
lingkungan alam. Perusahaan dalam beretika bisnis pun perlu untuk membuat laporan
berkelanjutan atau Sustainability Report, yang berisikan informasi kepada pemegang saham
tentang praktik tenaga kerja perusahaan, sumber produk, efisiensi energi, dampak
lingkungan, dan praktik etika bisnis. Laporan ini dapat menjadi pedoman bagi perusahaan
dalam melakukan kegiatan yang dapat mendorong perusahaan untuk selalu beretika dalam
berbisnis, karena tentunya catatan keberlanjutan yang buruk akan sangat merugikan
perusahaan di pasar.

Jadi berdasarkan kejadian diatas, yang menggambarkan persaingan tidak sehat antar suatu
perusahaan, solusi yang bisa saya tarik adalah salah satunya harus adanya pengendalian diri
dalam menjalankan suatu usah karena periklanan juga etika yang sangat penting untuk
dipatuhi dan dijaga oleh setiap pelaku periklanan. Ciri-ciri periklanan yang baik seharusnya
berkaitan terhadap produk yang ditawarkan dengan keunggulan yang ditawarkan kepada
market, tidak memicu konflik, tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dan
yang paling penting adalah tidak melanggar etika bisnis, contoh: saling menjatuhkan produk
tertentu dan sebagainya. Serta perlu adanya tanggung jawab sosial dari perusahaan yang
menerbitkan iklan tersebut karena Iklan semestinya menghormati hak dan tanggung jawab
setiap orang dalam memilih dan yang dituju dalam iklan tersebut. Contoh yang seharusnya
diberikan dalam iklan tersebut misalnya menawarkan promo terbaru dari telkomsel yaitu
“GRATIS 250 SMS ke semua operator setelah 2 SMS”. Tanpa menjatuhkan pihak lain. Serta
diperlukan adanya program pelatihan etika untuk menekankan praktik bisnis yang etik,
perkembangan dan diskusi kode etik dan prosedur untuk mendiskusikannya serta melaporkan
perilaku yang tidak etis.

3. Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan strategi yang


menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok dan
atau para pesaing baik melalui merjer, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. Strategi
integrasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Integrasi ke depan (Forward Integration) merupakan strategi untuk memperoleh
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer,
Cara perusahaan mendesain strategi integrasi vertikal ke depan
Langkah pertama yang harus dijalani bagi para pembisnis yang ingin mengadakan
pengendalian atas distributor adalah melakukan riset atau penyelidikan tentang operasi
bisnis distributor yang kiranya sudah menjadi target untuk digapai, bagaimana
reputasinya, kinerja dan profil usahanya, pastikan bahwa distributor tersebut memilki
sebuah website resmi karena situs merupakan bagian penting dalam dunia bisnis.
Sebuah website dapat memberi gambaran bisnis dan juga kontak informasi yang berguna
bagi perusahaan. Pastikan bahwa distributor tersebut memiliki kualitas harga kondisi
geografis, daerah jangkauan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika semua
kualitas distributor sudah dipegang, maka perusahaan perlu menciptakan hubungan jangka
panjang dengan distributor, dan mampu menjadikan perusahaan sebagai perusahaan
idaman distributor agar terciptanya suatu ikatan bisnis dengan distributor, selain kerjasama
juga perusahaan dapat melakukan baik merger atau akusisi. Namun jika perusahaan sudah
memiliki pengalaman dalam mendistribusikan segala produknya pun perusahaan mampu
membuka distributor mandiri, bisa dimulai dengan membuat aplikasi dan website .
Contoh penerapannya ada pada :
- Perusahaan PT.Kimia farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik Kimia
farma
- PT Astra internasional menguasai saluran distribusi sampai hilirnya dengan mempunyai
outlet shop and drive yg memberikan pelayanan service dan menjual suku cadang.

b. Integrasi ke belakang (Backward Integration) merupakan strategi untuk mencari


kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.
Cara perusahaan mendesain strategi integrasi vertikal ke belakang
Memperoleh suatu kerjasama atau mendapatkan pengendalian atas pemasok merupakan
hal yang sangat menguntungkan bagi perusahaan, karena jika perusahaan bergerak
dibidang manufaktur, perusahaan tersebut pasti sangat mengandalkan bahan baku yang
diterimanya, kualitas dari produk yang diprosespun akan bergantung dari kualitas bahan
bakunya. Oleh karena itu dalam membuat kendali kepada pemasok yang pertama adalah
mengetahui segala kebutuhan bahan baku yang perusahaan perlukan dalam operasinya,
kemudian mencari pemasok dengan prosedur, desain, kualitas barang pasokan/bahan yang
sesuai dengan keinginan perusahaan. Kemudian perusahaan perlu memahami kondisi
pasar pasokan karena salah satu , kekuatan utama pemasok yang perlu diwaspadai adalah
kekuatan tawar- menawar pemasok. Oleh karena itu perusahaan juga harus mempunyai
kekuatan tawar menawar serta harus mampu mempengaruhi dan merubah pasar pasokan
untuk kepentingannya. Hal lain yang dapat menciptakan kerjasama dengan pemasok
adalah perusahaan menjadikan perusahaan sebagai perusahaan pembeli idaman pemasok
berarti perlunya dijalin hubungan jangka panjang yang baik antara perusahaan dan
pemasok. Dengan begitu perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan dalam hal
harga, keamanan pasokan, perlakuan istimewa, dan hal-hal lainnya.
Contoh penerapannya ada pada :
- Kelompok Kompas Gramedia memiliki banyak anak perusahaan media termasuk
penerbitan
- PT Gudang Garam Internasional memiliki pabrik kertas rokok di afrika selain juga
memiliki pabrik kertas rokok di Kediri dgn nama PT Surya Zig Zag.

4. Misi adalah Penjabaran atau langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai /
mewujudkan visi tersebut. Oleh karena itu dalam merumuskan misi, diperlukan 9 komponen
berikut ini, yaitu :
1) Konsumen
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam membuat suatu misi perusahaan adalah
pasar atau konsumen yang dituju, tentu setiap usaha menjalankan bisnisnya untuk
memperoleh keuntungan yang mana berasal dari penjualan barang atau jasa kepada
konsumen, oleh karena misi harus secara jelas menyatakan siapa yang menjadi
pelanggan bagi produk perusahaan serta manfaat apa yang akan diberikan kepada
konsumen. Misalnya konsumen yang dituju adalah semua jenis kalangan dari usia
belia, remaja, dewasa, dan usia lanjut dimana produk tersebut berguna untuk
meningkatkan nutrisi dan kesehatan.
2) Produk dan Jasa
Selanjutnya perusahaan harus menyebutkan produk atau jasa apa saja yang dihasilkan
oleh perusahaan. Hal ini memberikan informasi kepada konsumen mengenai jenis
barang apa saja yang tersedia atau diproduksi dari suatu perusahaan. Misalnya Produk
Nestlé meliputi makanan bayi, air minum kemasan, sereal sarapan, kopi, gula, produk
susu, es krim, makanan hewan peliharaan dan makanan ringan. Seperti Nespresso,
Nescafé, Kit Kat, Smarties, Nesquik, Stouffer, Vittel, Maggi, dan Milo 
3) Pasar
Pernyataan ini menjelaskan di pasar mana produk perusahaan akan bersaing dengan
produk yang dihasilkan oleh pesaing. Misalnya Nestlé berupaya agar produknya dapat
dinikmati dan dijangkau oleh semua segmen pasar di dunia.
4) Teknologi
Pernyataan misi menyebutkan arah pengembangan teknologi perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Misalnya Nestlé bertanggung jawab pada kualitas
produk yang memiliki insinyur bekerja di R&D di berbagai bidang, mulai dari
pengemasan, peralatan, hingga pemrosesan makanan dan pembuatan sistem produk
baru.
5) Fokus pada Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan dan Profitabilitas
Dalam hal ini pernyataan misi menunjukkan secara jelas komitmen perusahaan
terhadap kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan dan kemampuan untuk
menghasilkan laba (Profitabilitas). Misalnya Nestlé berupaya menciptakan dunia
yang lebih sehat bagi para individu dan keluarga, masyarakat dan bagi bumi ini,
dengan ratusan mitra, ribuan pemasok, dan jutaan petani di seluruh dunia. Memiliki
komunitas yang tangguh sebagai bagian dari rantai pasokan jangka panjang yang
aman.
6) Filosofi
Dalam point ini perusahaan menyampaikan kepercayaan (beliefs), nilai (values),
aspirasi, dan prioritas etis dari perusahaan. Misalnya Nestle memiliki kepercayaan
untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang lebih sehat dengan prioritas produk
yang berkualitas dan enak rasanya. 
7) Konsep Diri
Perusahaan menjelaskan apa yang menjadi kompetensi unggulan (distinctive
competences) dari perusahaan  dibandingkan pesaingnya. Misalnya Nestlé terus
mengutamakan penelitian dibidang nutrisi dan rasa untuk menghasilkan produk-
produk yang memenuhi kebutuhan dasar manusia.
8) Fokus Pada Citra Publik
Menunjukan respons perusahaan terhadap masalah-masalah sosial, kemasyarakatan
maupun terhadap masalah lingkungan. Misalnya Nestlé menetapkan komitmen yang
jelas untuk menggunakan sumber daya yang dikelola secara berkelanjutan dan
terbarukan, beroperasi lebih efisien, mencapai nol limbah untuk dibuang dan
meningkatkan pengelolaan air.
9) Fokus Pada Karyawan
Misi menyatakan bagaimana karyawan merupakan aset yang berharga bagi
perusahaan. Misalnya Nestlé memperhatikan keselamatan kerja, kesehatan dan
tunjangan personilnya dengan lingkungan kerja yang memiliki intergritas baik.
5. Kerangka kerja perumusan terdiri dari tiga tahapan, dimana masing – masing tahapan
memiliki teknik dan alat-alat analisis yang berbeda-beda. Adapun ketiga tahapan tersebut
yaitu :
1) Tahap Input : Merupakan tahap pertama dari proses formulasi strategi, pada tahap ini
dibuat ringkasan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Seperti
daftar faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan dan menganalisis
perbandingan kekuatan dan kelemahan antara perusahaan dengan perusahaan pesaing
yang akan berpengaruh dalam perumusan strategi. Dianalisis dengan menggunakan 3
matriks, yaitu : EFE, IFE, dan CPM.   Dimana matriks EFE merupakan matriks yang
digunakan untuk menilai respon perusahaan terhadap faktor-faktor eksternalnya,
sebaliknya dengan matriks IFE yang merupakan matriks untuk menilai respon
perusahaan terhadap faktor-faktor internalnya. Dan Matrix CPM digunakan untuk
menganalisis perbandingan antara suatu perusahaan dengan perusahaan pesaing lainnya
untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif yang merupakan faktor penentu
keberhasilan perusahaan.
2) Tahap Pencocokan : Kelanjutan dari tahap pertama, pada tahap ini perusahaan akan
menilai dan mengetahui apakah kekuatan perusahaan lebih unggul dari pada
kelemahannya serta apakah peluang perusahaan lebih besar daripada ancaman yang ada,
mengukur pengaruh eksternal terhadap kekuatan perusahaan. Dan juga mengukur
pertumbuhan dari tiap aspek yang dimiliki perusahaan, misalnya teknologi, loyalitas
konsumen, dsb. Yang dimana akan diukur dengan menggunakan lima teknik berikut ini,
yaitu: Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Mtariks IE, dan Matriks Strategi
Besar. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari
tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal  dengan  kekuatan dan
kelemahan internal. Mencocokan (matching) factor-faktor keberhasilan penting eksternal
dan internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.
Adapun matriks SWOT merupakan alat yang membantu manajemen dalam menganalisis
kekuatan-peluang, kelemahan-peluang, kekuatan-ancaman, kelemahan-ancaman dalam
perusahaan tersebut. Matriks SPACE, mengukur keunggulan finansial dari perusahaan,
stabilitas lingkungan serta kekuatan industri. Matriks BCG mengukur pangsa pasar dan
tingkat pertumbuhan perusahaan. Dan terakhir adalah matriks IE yang menggambarkan
strategi yang diperlukan untuk dapat mengatasi kelemahan, mempertahankan kekuatan
dan mengambil peluang perusahaan.
3) Tahap Keputusan : Dalam tahap ini akan diputuskan pilihan strategi yang dipilih
setelah melalui tahap input dan pencocokan sebelumnya.  QSPM  merupakan alat
analisis yang digunakan untuk memutuskan strategi yang akan digunakan berdasarkan
dari kemenarikan alternative-alternatif strategi yang ada. Perhitungan QSPM didasarkan
kepada input dari bobot matriks internal ekternal, serta alaternatif strategi pada tahap
pencocokan.

6. Saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut jika disebutkan penonton televisi lebih
pasif sedangkan pengguna internet lebih aktif dalam memilih iklan yang bisa dilihat. Jika
diasumsikan saat kita menonton sebuah channel di youtube, iklan yang ditampilkan di
youtube lebih bersifat “memaksa”, kita tidak bisa memilih iklan mana yang ingin kita lihat,
jika dibandingkan dengan televisi, kita bisa dengan mudah mengganti channel yang sudah
tersedia di dalam saluran televisi dan iklan yang ada tadi saat kita kembali ke channel
tersebut, iklan tersebut sudah lewat. sedangkan untuk youtube, tentu tidak bisa seperti itu.
Dan asumsi bahwa pelanggan internet lebih sulit untuk dijangkau oleh para pemasar, hal itu
juga tidak benar. Menurut saya memasang iklan di internet justru lebih tepat, karena
cakupannya luas, mengingat sekarang kita tidak bisa hidup tanpa “internet” dan termasuk saat
misalnya kita mencari suatu barang di tokopedia atau segala situs belanja online, history kita
akan terekam dan saat kita membuka media sosial, iklan barang yang kita cari sebelumnya
akan muncul dimana-mana, sehingga iklan di internet lebih tepat sasaran. Selain itu platform
yang sering kita gunakan saat ini seperti google, instagram, facebook, youtube justru
mendapatkan keuntungan besar dari iklan, yang membuktikan bahwa iklan diinternet lebih
unggul daripada iklan di televisi.

7. Menurut saya merekrut pegawai dari perusahaan pesaing adalah cara yang tepat yang dapat
diambil oleh perusahaan karena melihat SDM merupakan salah satu modal keberhasilan
perusahaan karena organisasi yang buruk secara struktural akan memperoleh masalah yang
berat juga secara manajerial, sehingga sulit untuk sukses. Jika suatu organisasi ingin berhasil
mewujudkan visi, misi, dan manajeman dalam organisasinya, maka organisasi tersebut harus
serius memilih dan mendayagunakan pegawainya, asalkan yang perusahaan rekrut adalah
kompetitor yang sedang tumbuh atau berada setara atau diatas posisi perusahaan, karena pada
dasarnya kompetitor yang tumbuh dan berkembang berarti didukung oleh pegawai yang
dibekali keahlian dan pengalaman yang baik, jadi layak direkrut. Perusahaan pun akan
memperoleh gambaran mengenai strategi, system, dan kekuatan kompetitor dalam
perjalanannya menjadi organisasi unggul. Selain itu, perusahaan juga dapat mengadaptasi
budaya kerja dan nilai-nilai kompetitor yang memang dianggap baik. Dari segi kompetitor
pun akan dirugikan, bisa jadi kinerja kompetitor papan atas berpeluang untuk menurun dan
keseimbangan organisasinya menjadi oleng jika perusahaan kita bisa merekrut pegawai
terbaiknya.
Jika perusahaan diibaratkan sebuah klub sepak bola, maka tidak ada satupun klub sepak bola
yang tidak mau merekrut Lionel Messi maupun Cristiano Ronaldo yang merupakan pesepak
bola terhebat di decade ini. Sama halnya dengan seseorang yang memiliki kapabilitas tinggi
dalam bekerja, perusahaan pun tidak akan melewatkan kesempatan untuk dapat merekrut
pegawai tersebut agar menjadi bagian dari perjalanan sukses bisnis perusahaan.

8. Evaluasi strategi yang merupakan tahap akhir dalam manajemen strategis, sangat
diperlukan oleh manajemen perusahaan dalam menilai progress suatu strategi apakah berjalan
sesuai yang diinginkan atau tidak, maka dalam menyusun evaluasi strategi perusahaan,
manajemen menggunakan metode Balanced Scorecard, yang harus didasarkan pada 6 isu,
yaitu : konsumen, manajer/karyawan, operasi/produksi, komunitas/tanggung jawab sosial,
etika bisnis/lingkungan hidup dan keuangan.
1) Konsumen
Strategi dibuat oleh perusahaan tentu faktor terpentingnya adalah untuk memperoleh
keuntungan, dan keuntungan tersebut salah satunya tentu dari konsumen perusahaan,
dalam menilai kuantitas strategi yang telah dibuat dan diimplementasikan,
kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan perlu dianalisa,
apakah dengan strategi ini tingkat kepuasan konsumen terpenuhi dan apakah konsumen
mengalami peningkatan. Dalam mengukur tingkat kepuasan konsumen bisa
menggunakan kuesioner, data kunjungan,
2) Manajer/karyawan
Dalam menilai suatu strategi perlu diperhatikan apakah adanya perbaikan dalam individu
dan organisasi dalam aspek kinerja, kerjasama, knowledge. Bagaimana proses mentoring
dan tutoring yang diberikan manajer kepada organisasinya, apakah dengan strategi yang
diterapkan, perusahaan cukup baik dalam mengelola karyawannya. Kepuasan karyawan
terhadap strategi yang adapun perlu dinilai. Serta bagaimana kinerja manajer dalam
mengelola SDA yang dimilikinya apakah sudah cukup efektif dan efisien.
3) Operasi/produksi
Operasi dalam perusahaan perlu sekali untuk terus dikaji dengan melihat apakah strategi
yang ada dapat menjadikan operasional perusahaan mencapai tingkat efektivitas dan
efisiensi yang maksimum dalam hal penggunaan sumber daya perusahaan termasuk
pengelolaan material, mesin, teknologi, dan pekerja yang tepat untuk menghasilkan
barang dan jasa berkualitas tinggi yang akan memberikan profit bagi perusahaan. Karena
untuk dapat bersaing di pasar yang selalu berubah, manajer operasional harus  dapat
bekerja secara efisien dan produktif untuk memaksimalkan keuntungan, yang merupakan
penentu utama kelangsungan hidup bisnis, sehingga evaluasi dalam isu operasi/produksi
perlu dilakukan.
4) Komunitas/tanggung jawab sosial
Tanggung jawab sosial perusahaan perlu dikaji, apakah dengan strategi yang
diimplementasikan ini dapat membina hubungan baik perusahaan secara internal dengan
para karyawan, dan secara ekternal dengan masyarakat sekitar, rekan bisnis. Karena
dengan adanya tanggung jawab sosial, para pembisnis meyakini akan tumbuhnya
lingkungan hidup perusahaan berjangka panjang. Hal yang dapat dikaji salah satunya
adalah apakah perusahaan telah berkontribusi dalam menciptakan peluang kerja.
5) Etika bisnis/lingkungan hidup
Beretika dalam lingkungan bisnis dan lingkungan hidup perlu diperhatikan, karena citra
dari perusahaan dipertaruhkan di pasar. Oleh karena itu evaluasi terhadap dasar etika
berbisnis seperti apakah strategi mampu menciptakan SDM jauh dari kolusi, nepotisme,
korupsi perlu dikaji. Serta apakah proses penanganan limbah sudah dijalankan secara
tepat dan berkelanjutan.
6) Keuangan
Tinjauan perusahaan dalam aspek keuangan sangat diperlukan, bahkan perlu dilakukan
secara berkala, agar menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan menghindari kerugian.
apakah strategi yang ada mampu meningkatkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang
ditargetkan . evaluasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan
dengan periode sebelumnya, apakah terdapat kemajuan dalam bisnis perusahaan atau
penurunan.

Referensi :
http://repository.wima.ac.id/1072/6/Lampiran.pdf
https://www.ekrut.com/media/fungsi-manajemen-adalah
http://www.mochamadbadowi.com/news/menyusun-misi-perusahaan.html
https://manajemenproduksitanaman.wordpress.com/manajemen-strategis/

Anda mungkin juga menyukai