Anda di halaman 1dari 10

Chapter 11

Managing Internal Operations

Action That Promote Good Strategy Execution

Dalam mengelola operasi internal perusahaan juga berhubungan juga dengan pembahasan sebelumnya
mengenai strategi eksekusi yang baik untuk perusahaan. Jika pengelolaan internal perusahaan baik, maka ini juga akan
mendukung perusahaan dalam melakukan strategi eksekusi.
Pada bab ini, akan dibahas 5 tindakan manajerial tambahan yang mendukung eksekusi strategi yang baik dalam
perusahaan, yaitu:

1. Mengalokasikan Sumber Daya untuk Mendukung Upaya Eksekusi Strategi


Dalam mengalokasikan dana anggaran untuk sumber daya, harus memperhatikan besaran alokasi dana
tersebut. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi dalam pengalokasian dana, yaitu :
 Jika dana terlalu sedikit, maka hal ini akan memperlambat kemajuan perusahaan dan menghambat
proses eksekusi strategi yang telah direncanakan dengan matang. Anggaran dana yang tidak sesuai
merupakan salah satu yang membuat eksekusi suatu strategi yang telah direncakan akan menjadi
gagal..
 Jika dana terlalu banyak, ini akan membuang-buang suber daya organisasi dan mengurangi kinerja
keuangan perusahaan.
Terdapat juga terdapat 4 hal dalam mengalokasikan sumber daya, yaitu :
 Menempatkan permintaan sumber daya dengan hati - hati.
 Harus ada persetujuan bahwa hanya sumber daya tersebut yang berkontribusi terhadap pelaksanaan
strategi.
 Memberi tingkat sumber daya yang diperlukan untuk keberhasilan insiatif strategi.
 Melakukan pergantian sumber daya untuk kegiatan prioritas yang lebih tinggi dimana inisiatif dalam
eksekusi baru dangat diperlukan.

Sebelum dilakukan proses implementasi strategi, para manajer harus dapat menentukan sumber daya
apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendistribusikan sumber daya itu ke seluruh bagian organisasi dalam
perusahaan.
Perusahaan harus mempunyai anggaran dan sumber daya operasional seperti Modal, SDM, Mesin dan lain
-lain untuk mengeksekusi rencana strategi secara efektif dan efisien. Tidak tersedianya dana yang cukup atau
kekurangan sumber daya dapat menyebabkan lambatnya proses eksekusi strategi, sedangkan tersedianya dana
dalam jumlah yang banyak dan terlalu banyaknya jumlah sumber daya yang tersedia, dapat menyebabkan
pemborosan dan penambahan biaya yang dapat mengurangi performa keuangan. Manajer harus dapat
melakukan review anggaran dan mengatur alokasi serta penggunaan sumber daya perusahaan, termasuk
menentukan sumber daya mana yang dapat mendukung eksekusi strategi dan mana yang tidak. Di dalam
perjalanan mengeksekusi strategi, setiap individu dalam perusahaan tidak dapat terhindar dari adanya beberapa
CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 1
Execution
faktor yang mempengaruhi strategi perusahaan. Apabila terjadi perubahan dalam strategi, perusahaan dituntut
untuk dapat melakukan realokasi anggaran dan perubahan sumber daya untuk menyesuaikan perubahan
strategi tersebut.
Implementasi strategi baru menuntut manajer untuk mengambil langkah aktif bahkan terkadang harus
melakukan tekanan untuk melakukan perubahan atas sumber daya, tidak hanya untuk melakukan aktivitas -
aktivitas penting yang mendukung strategi baru, namun juga untuk melihat peluang untuk dapat mengeksekusi
strategi dengan lebih efektif dan efisien. Para manajer harus mampu membuat keputusan untuk memastikan
ketersediaan sumber daya untuk menjalankan inisiatif strategi baru, termasuk menentukan untuk menghentikan
aktivitas atau proyek yang tidak lagi relevan dengan strategi baru perusahaan.
Contoh : Perusahaan Honda dengan aktivitas R&Dnya mampu membuat inovasi dan penemuan baru
untuk melengkapi teknologi produknya, antara lain Honda menemukan motorcycle airbag, low-polluting four-
stroke outboard marine engine, ultra-low emission cars, hybrid cars, semua inovasi yang dilakukan berangkat
dari strategi perusahaan Honda dalam memenangkan persaingan dengan kompetitornya. Strategi Honda
dilaksanakan sesuai dengan point pertama four routes to strategic advantage sebagai mind of strategist dalam
mencapai kesuksesan bisnis yang ditulis oleh Kenichi Ohmae, seorang teoriwan organisasi, konsultan
manajemen, dan penulis Jepang dalam karyanya mind of strategist, yaitu business strategy based on key
factors for success (KFS). Poin dari metode ini adalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang
menentukan kesuksesan bisnis Strategi dikembangkan dari kemampuan mengalokasikan sumber daya yang
dimiliki, seperti modal dan karyawan, dengan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan
kompetitor. Hasilnya, Honda mampu menyaingi atau bahkan mengungguli Yamaha, sebagai kompetitor
utamanya, dalam pasar sepeda motor.
Namun ada kalanya perubahan strategi harus dilakukan tanpa adanya penambahan anggaran, dalam
kondisi ini para manajer diharapkan dapat melihat bagian sumber daya dalam aktivitas mana yang harus
mendapat prioritas utama dalam proses eksekusi strategi, diantaranya melakukan pemotongan biaya dan
melakukan kebijakan yang lebih kreatif dari sebelumnya.

2. Menetapkan Kebijakan dan Prosedur yang memfasilitasi Eksekusi Strategi


Kebijakan dan prosedur perusahaan dapat mendukung ataupun menghambat eksekusi strategi yang baik.
Tujuan atau fungsi dari kebijakan dan prosedur perusahaan dalam mendukung eksekusi strategi yang baik adalah
sebagai berikut :
 Memberikan arahan dari level pimpinan teratas hingga terbawah bagaimana suatu aktivitas harus
dilaksanakan dalam perusahaan
 Membantu melaksanakan aktivitas strategi secara konsisten
 Mendukung terciptanya lingkungan kerja yang kreatif yang dapat memfasilitasi eksekusi strategi yang
baik.
Tujuan atau fungsi dari kebijakan dan prosedur perusahaan dalam mendukung eksekusi strategi yang baik
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan arahan dari level pimpinan teratas hingga terbawah bagaimana suatu aktivitas harus
dilaksanakan dalam perusahaan
CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 2
Execution
a. Menghubungkan kinerja individu dan group dalam menjalankan strategi
b. Menyatukan berbagai tindakan dan perilaku personal dalam perusahaan dengan kebutuhan perusahaan
untuk melakukan eksekusi strategi yang baik
c. Membatasi tindakan personal perusahaan dan mengatasi resistensi atas setiap perubahan
b. Membantu melaksanakan aktivitas strategi secara konsisten
a. Meningkatkan kualitas dan realibilitas eksekusi strategi perusahaan
b. Membantu mengkoordinasikan aktivitas individu - individu dan group melaksanakan eksekusi strategi
perusahaan dalam wadah organisasi organisasi
c. Mendukung terciptanya lingkungan kerja yang kreatif yang dapat memfasilitasi eksekusi strategi
yang baik.
Contoh : Perusahaan Bank Mandiri yang mempunyai Standar Operasional dan Prosedural (SOP)
dalam melaksanakan aktivitas pemberian Kredit kepada Debitur atau eksekusi koleksi tagihan kepada
debitur. Setiap individu yang memiliki tanggung jawab kredit wajib mengikuti SOP Perusahaan dalam
proses memberikan kredit, apalagi seorang karyawan individu melanggar SOP, dapat berakibat fatal dan
dapat memberikan dampak negatif tidak hanya bagi karyawan itu sendiri, tapi juga bagi perusahaan.
Perusahaan Mc Donalds juga memiliki SOP untuk menyajikan makanan dengan teknologi
teknokrasi, tujuannya untuk menciptakan standarisasi proses diseluruh outlet, baik dalam hal lkecepatan,
akurasi, maupun kebersihan yang dapat mempengaruhi cita rasa makanan yang disajikan

3. Menerapkan Best Practice dan Memanfaatkan Alat Manajemen Proses


Pimpinan perusahaan dapat mengembangkan strategi yang superior dengan menerapkan best practice dan
alat manajemen proses untuk melangsungkan perbaikan berkelanjutan dan bagaimana operasi internal dilakukan.
a. Penerapan Best Practice dari Benchmarking
Best practice adalah suatu metode melakukan satu aktivitas yang senantiasa memberikan hasil lebih baik
dibandingkan pendekatan-pendekatan lain. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengeksekusi strategi
adalah proses benchmarking untuk melihat aktivitas dan bisnis proses tertentu dari pelaku terbaik dalam industri
atau pelaku usaha terbaik di dunia.
Benchmarking merupakan tulang punggung untuk mendapat best practice dalam mengidentifikasi,
mempelajari, dan mengimplementasikan best practice. Namun benchmarking tidak berarti hanya mengidentifikasi
perusahaan terbaik lalu meniru pendekatan-pendekatan yang dilakukannya. Namun untuk memperoleh hasil
terbaik, best practice harus disesuaikan dengan kondisi spesifik dari perusahaan sendiri, strategi, dan kebutuhan
operasionalnya. Intinya perusahaan harus memahami keunikan karakternya.
Contohnya yang dilakukan oleh General Electric ketika bencmarking ke wallmart untuk mempelajari
sistem quick market intelligent. GE menyadari proses tersebut tidak bisa ditiru dengan sama sehingga perlu
berbagai penyesuaian.
Contoh penerapan di Indonesia adalah yang dilakukan oleh asosiasi penyedia air minum yang tergabung
dalam PERPAMSI. Pada 2003 PERPAMSI mendapat bantuan dari Bank Dunia khusus untuk mengembangkan
Benchmarking system. Perpamsi tidak hanya belajar dari sesama perusahaan air minum, tapi juga ke instansi lain
seperti perusahaan manufakturing, perusahaan pemasok, dan universitas.
CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 3
Execution
Benchmarking untuk tata kelola kota juga dilakukan dalam kerangka kerjasama sister city, seperti yang
berhasil dilakukan kota Surabaya dengan Busan, Korea sehingga dapat menghasilkan sekitar 40 taman kota hijau di
Surabaya.
Berikut ini adalah langkah-langkah dari melakukan benchmarking lalu mengimplementasikannya untuk
mencapai operational excellence.

b. Business Process Reengineering (BPR)


Business Process Reengineering adalah proses perancangan ulang dan perubahan besar dalam melakukan
suatu aktivitas dengan tujuan perbaikan performansi secara signifikan, atau dapat diartikan juga BPR sebagai
pemikiran ulang secara mendasar dan perancangan secara radikal terhadap proses-proses bisnis untuk
meningkatkan kinerja bisnis. Tujuan BPR adalah bagaimana membuat semua proses yang ada di organisasi atau
perusahaan menjadi meningkat.
Rekayasa ulang dari aktivitas rantai nilai telah dilakukan banyak perusahaan di berbagai industri, dengan
hasil yang luar bisa pada beberapa perusahaan. Kebanyakan proses BPR ini dimungkinkan dengan penerapan
teknologi online dan sistem informasi. Meskipun penerapan BPR sering dikritisi sebagai alasan pengurangan
karyawan (downsizing), namun bagaimanapun dia telah terbukti sebagai alat yang berguna untuk efisiensi di
perusahaan dan upaya untuk meraih operational excellence.
Contoh penerapan BPR:
1. PT Kereta Api Indonesia.
2. Perubahan radikal diawali dengan sistem pemesanan tiket secara online dan pembayaran melalui
banyak channel. Ini sangat mempengaruhi kemudahan akses pemesanan tiket oleh penumpang dari
semua tempat, yang sebelumnya harus memesan ke stasiun KA dan mengikuti antrian panjang.
Kemudian berangsur pembenahan-pembenahan lain seperti sistem pintu otomatis di stasiun KRL,
ketepatan waktu, dan pengelolaan toilet yang ramah lingkungan.
3. Ditjen Imigrasi
4. Penerapan Sistem Informasi Management Keimigrasian (SIMKIM), di antaranya untuk pendaftaran
paspor online telah banyak memangkas waktu untuk proses dari pendaftaran, penyerahan dokumen,
sampai dikeluarkannya paspor bagi pendaftar. Proses ini juga mengurangi kesalahan atau
kekuranglengkapan dokumen yang harus diserahkan oleh pendaftar sehingga mampu memangkas waktu
proses paspor yang dulunya sampai 3 minggu menjadi 3 hari sampai seminggu saja. Hal ini juga
meminimalisir adanya percaloan dalam pembuatan paspor.

c. Total Quality Management (TQM)


TQM adalah sebuah filosofi mengelola serngkaian praktik dan aktivitas bisnis yang menekankan pada
perbaikan berkelanjutan dalam semua proses operasi, dengan 100% akurasi dalam menjalankan task,
memberdayakan semua level pekerja, rancangan pekerjaan berbasis tim, benchmarking, dan total kepuasan
pelanggan.
CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 4
Execution
TQM dapat melibatkan adanya penyesuaian budaya perusahaan, dan menuntut antusiasme dan komitmen
untuk melakukan tindakan yang benar mulai dari level puncak sampai dasar dari organisasi.
TQM lahir dari filosofi Jepang kaizen, yang secara harfiah berarti "change for better", namun secara
filosofis memberikan tuntutan bahwa tidak ada hal yang "cukup baik" sehingga setiap orang harus berpartisipasi
dalam perbaikan terus-menerus. TQM memerlukan waktu yang cukup lama untuk menunjukkan hasil yang
signifikan, tidak dapat diperoleh hanya dalam hitungan bulan. Salah satu perusahaan yang menerapkan filosofi
Jepang adalah Toyota yang terus melakukan continuous improvement agar menghasilkan produk yang memiliki
kualitas yang baik diikuti dengan efisiensi dengan menghasilkan biaya serendah mungkin.
Proses TQM melatarbelakangi lahirnya standard mutu ISO 9001 yang berkaitan dengan manajemen mutu.
Perusahaan yang bersertifikasi ISO 9001 berarti telah menerapkan berbagai prinsip manajemen mutu yang
ditetapkan standard ISO, dan mengarah pada semangat untuk perbaikan berkelanjutan sebagaimana dituntunkan
oleh TQM.
Contoh perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan TQM dan berhasil meraih sertifikat ISO 9001
antara lain:
- Intikeramik Alamsari Indonesia
- Mustika Ratu
- Jaringan Hotel Ibis di Indonesia

d. Six Sigma
Six Sigma merupakan program untuk mendorong perbaikan berkelanjutan dalam kualitas dan eksekusi
strategi. Pendekatan ini mengandung metode statistik untuk mengidentifikasi dan membuang penyebab kecacatan
atau error dan variabilitas dalam aktivitas bisnis. Proses yang mencapai six sigma berarti menghasilkan tidak lebih
dari 3.4 kecacatan per satu juta satuan output atau = 99.9997% akurasi.
Six sigma awalnya dikembangkan oleh Motorolla pada tahun 80 an, dengan tujuan :
- mengurangi limbah, pengerjaan ulang, dan kesalahan
- meningkatkan kepuasan pelanggan
- meningkatkan profit dan daya saing
Tipe program six sigma ada dua macam, yaitu :
1. DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) merupakan proses perbaikan dari sistem yang
sudah ada tetapi hasilnya tidak sesuai spesifikasi yang diharapkan.
2. DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify) merupakan digunakan untuk mengembangkan
proses atau produk baru dengan tingkat kualitas six sigma.
Six Sigma telah berkembang dari metrik atau ukuran menjadi sebuah metodologi bahkan strategi.
Manajemen six sigma mengutamakan fakta dan data, bukan sekedar opini atau pendapat tanpa dasar.
Serangkaian alat yang digunakan dalam implementasi six sigma dalah : check sheet, scatter diagrams,
cause and effect diagrams, Pareto charts, flowchart, histogram, dan statistik process control (Heizer, Render,
2014). Namun ada kalangan yang tidak mendukung penggunaan six sigma karena dianggap six sigma
membatasi inovasi dan kreasi.

CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 5


Execution
Six Sigma telah diterapkan di berbagai instansi dan industri seperti: finansial, IT, Rumah Sakit,
Manufakturing, dan Telekomunikasi.
Contoh penerapan: PT LG Electronic Indonesia untuk masalah pada produk TV nya.
Perbedaan antara Business Process Reengineering dengan Program continues improvement seperti Six
Sigma dan TQM. Business Process Reengineering (BPR) ditujukan untuk satu waktu perbaikan yang besar,
sedangkan continues improvement ditujukan untuk perbaikan bertahap secara terus menerus. BPR dilakukan
untuk menentukan cara terbaik untuk suatu aktivitas sedangkan TQM dan Six Sigma terus melakukan
perbaikan dari suatu aktivitas yang sudah ada sehingga tidak ada akhir yang akan dituju.
e. Memanfaatkan keuntungan dari Inisiatif Perbaikan Operasi
Manfaat terbesar dari benchmarking, BPR, TQM, dan Six Sigma adalah bagi perusahaan yang tidak
melihat proses tersebut sebagai akhir dari upayanya, tetapi sebagai alat untuk mengimplementasikan strategi
perusahaan secara efektif.
Manajer dapat memanfaatkan aksi-aksi di bawah ini untuk merealisasikan nilai sepenuhnya dari TQM atau
Six Sigma dan mempromosikan budaya dari operasional excellence:
1. Menunjukkan komitmen yang dapat dilihat dalam total quality dan perbaikan berkesinambungan
termasuk menspesifikasikan pengukuran untuk peningkatan kualitas dan membuat kemajuan terus-
menerus
2. Mendorong orang untuk berperilaku mendukung perbaikan kualitas dengan:
a. memeriksa setiap lamaran kerja dengan detail dan hanya mempekerjakan orang yang memiliki
atitud dan aptitude yang sesuai untuk performansi berbasis kualitas
b. Memberikan pelatihan bagi para karyawan
c. Melakukan pelatihan tim dan tim building untuk memberikan kebiasaan kerja berorientasi cross-
functional dan tidak bisa mangendalikan diri
d. Memberikan reward pada individu dan upaya tim untuk perbaikan kualitas secara berkala dan
sistematis
e. Menekankan pencegahan daripada koreksi
3. Memberdayakan karyawan sehingga otoritas untuk melakukan layanan terbaik atau perbaikan produk
ada di tangan orang yang mengerjakan daripada hanya orang yang mengamati
4. Menggunakan sistem online untuk menyebarkan informasi best practice yang terbaik di seluruh
organisasi
5. Menekankan bahwa performansi harus diperbaiki karena kompetitor tidak diam saja, dan pelanggan
selalu mencari yang lebih baik.
Keberhasilan dalam mengimplementasikan best practice, BPR, TQM dan six sigma bukan hanya akan
mendorong kesuksesan perusahaan dalam mengeksekusi strategi terbaik, atau meningkatkan kemampuan
perusahaan, tetapi juga dapat membangun budaya operational excellence. Ketika hal ini sudah menjadi budaya,
maka pesaing akan kesulitan meniru strategi yang berhasil diterapkan perusahaan.
Perbedaan antara Business Process Reengineering dengan Program continues improvement seperti
Six Sigma dan TQM. Business Process Reengineering (BPR) ditujukan untuk satu waktu perbaikan yang besar,
sedangkan continues improvement ditujukan untuk perbaikan bertahap secara terus menerus. BPR dilakukan untuk
CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 6
Execution
menentukan cara terbaik untuk suatu aktivitas sedangkan TQM dan Six Sigma terus melakukan perbaikan dari
suatu aktivitas yang sudah ada sehingga tidak ada akhir yang akan dituju.

4. Menerapkan Sistem Informasi dan Sistem Operasi


Suatu strategi perusahaan tidak dapat dijalankan dengan baik jika tidak mempunyai beberapa sistem
internal untuk sistem operasi. Pengetahuan tentang sistem operasi tidak hanya memungkinkan untuk menciptakan
strategi eksekusi yang baik, tetapi juga meningkatkan kekuatan kemampuan perusahaan misalnya dapat memantau
produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

a. Membentuk sistem informasi, memantau performa, dan kontrol yang memadai


Informasi yang akurat dan tepat waktu tentang operasional sehari-hari merupakan hal yang penting
jika seorang manajer ingin mengukur seberapa baik proses eksekusi strategi dijalankan. Sistem informasi
perlu menjangkau 5 area yaitu: Data pelanggan, Data operasional, Data karyawan, Data pemasok atau
partner, dan Data performa finansial.
Semua kunci indikator performa strategi harus dimonitor dan dilaporkan sesuai dengan waktu
sebenarnya sebisa mungkin. Untuk mendukung penerimaan data secara cepat dan tepat waktu, penggunaan
sistem informasi yang saling terhubung menjadi solusi yang memungkinkan. Penggunaan sistem informasi
secara real time memungkinkan manajer dapat mengimplementasikan keputusan dengan cepat.

b. Mengamati performa karyawan


Sistem informasi juga dapat memantau performa karyawan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan
untuk manajer. Sehingga, karyawan dapat mengerjakan suatu aktivitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Sistem informasi juga dapat memantau karyawan tiap harinya agar sesuai dengan target yang telah ditentukan dan
dapat meminimalkan risiko yang akan menimbulkan biaya yang sangat besar jika suatu aktivitas tidak berjalan
dengan yang direncanakan. Memanfaat sistem informasi tidak hanya memantau satu karyawan saja tetapi juga
dapat digunakan untuk mengukur kinerja dari suatu tim agar sesuai dengan tujuan.

Contoh penerapan sistem informasi dan sistem operasional:


Gojek
Gojek menggunakan sistem informasi untuk memesan ojek untuk konsumen melalui aplikasi yang tersedia di
App Store (untuk pengguna Apple) dan di Play Store (untuk pengguna Android). Sistem informasi yang
diterapkan oleh gojek dalam kegiatan operasionalnya dapat mempermudah konsumen untuk memesan ojek
langsung di tempat yang konsumen telah tentukan. Selain itu, sistem informasi gojek telah menghitung besar
harga yang dikeluarkan kepada konsumen sesuai dengan jarak dari tujuannya. Gojek juga dapat memantau
para karyawannya karena para armadanya termonitor melalui GPS sehingga dapat memastikan pelanggan
sampai pada tujuannya. Selain itu, Gojek juga menyediakan halaman kritik dan saran serta penilaian dari supir
yang telah mengantar konsumen agar para karyawan dapat dievaluasi kinerjanya oleh para atasan.

5. Menggunakan Reward & Insentif Untuk Mendukung Eksekusi Strategi Yang Lebih Baik
CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 7
Execution
Struktur desain reward yang tepat merupakan alat management yang paling kuat untuk memobilisasi
komitmen organisasi untuk mencapai kesuksesan eksekusi strategi dan menyelaraskan upaya keseluruhan
organisasi dengan prioritas strategi. Dengan cara ini, sistem reward menyediakan tipe mekanisme kontrol tidak
lansung yang menghemat mekanisme kontrol yang lebih mahal dalam superioritas pengawasan.

a. Insentif dan praktek motivasional yang memfasilitasi eksekusi strategi yang baik
Paket perusahaan dalam memberikan penghargaan yang bersangkutan dengan keuangan adalah
kombinasi antara kenaikan gaji, bonus kinerja, rencana pembagian profit, hadiah saham, dan lain-lain. Namun
sebagian besar perusahaan dan manager yang sukses juga meggunakan insentif non moneter atau non keuangan.
Beberapa pendekatan penting tentang penghargaan non moneter yang dapat digunakan perusahaan untuk
mendorong motivasi yaitu:
 Menyediakan tunjangan dan balas jasa yang menarik seperti; asuransi kesehatan premium, penggantian uang
kuliah, liburan gratis, penitipan anak didalam kantor, tempat fitness di dalam kantor, peluang menggunakan
fasilitas rekrasi kantor, layanan asisten pribadi, layanan travel pribadi, cuti panjang berbayar, cuti hamil, flextime,
beasiswa untuk anak, dan lainnya.
 Memberikan hadiah dan bentuk lainnya untuk penghargaan publik bagi pekerja terbaik, dan merayakan
pencapaian tujuan organisasi. Banyak perusahaan yang mengadakan pesta atau upacara untuk menghormati
karyawan, tim, dan organisasi terbaik dan untuk menunjukkan kesuksesan perusahaan.
 Mengandalkan promosi yang memungkinkan. Praktek ini membantu hubungan antara atasan dan bawahan dan
juga menyediakan insetif yag kuat untuk kinerja yang baik. Promosi juga membantu memastikan orang yang di
posisi tersebut punya tanggung jawab pengetahuan spesifik terhadap bisnis, teknologi, dan operasional yang
mereka kelola.
 Mengajak dan berperan dalam ide dan saran dari karyawan, banyak perusahaan menemukan bahwa ide terbaik
untuk meningkatkan kinerja operasional berasal dari saran karyawan, riset juga menyatakan bahwa pengambilan
keputusan yang yang mendorong ke bawah atau ke karyawan akan meningkatkan motivasi dan kepuasan
karyawan.
 Menciptakan suasana kerja yang perhatian dan saling menghormati antar pekerja dan atasan. Lingkungan
perusahaan yang kekeluargaan dimana orang memanggil dengan nama depan dapat menghasilkan persahabatan
dan mendukung kolaborasi antar tim.
 Menyatakan visi strategis yang inspirasioal yang dapat membuat karyawan merasa mereka bagian penting dalam
arti sosial yang besar. Terdapat motivasi yang kuat yang berhubungan dengan memberikan kesempatan menjadi
suatu bagian yang menarik dan secara pribadi memuaskan.
 Berbagi informasi dengan karyawan tentang kinerja finansial, strategi, pengkururan operasional, kondisi pasar,
dan aksi pesaing. Penyingkapan yang luas dan komunikasi yang jelas meberikan pesan bahwa manager percaya
karyawannya dan menganggap mereka sebagai mitra yang bernilai bagi perusahaan.
 Menyediakan lingkungan kerja yang nyaman dan menarik. Lingkungan kerja yang menarik memberikan efek
positif terhadap moral dan produktivitas karyawan.
Contoh perusahaan yang memberikan motivasi dan reward yang menarik bagi karyawan yaitu:

CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 8


Execution
 Google: menyediakan karyawannya 19 cafe dan snack center, ice cream tak terbatas, 4 tempat fitness, kolam
renang air panas, sepeda untuk pergi dari satu gedung ke gedung lain, dan kantung tidur siang. Perusahaan
membangun Googleplex (kompleks google) sebagai tempat kerja impian.
 Kaskus: memiliki fasilitas mini golf, green room, play room, cozy corner, dan private canteen for free untuk
karyawannya.

b. Memperhatikan keseimbangan yang benar antara penghargaan dan hukuman


Keputusan dalam kenaikan gaji, kompensasi insentif, promosi, tugas utama, pemecatan, PHK, dan
cara-cara dan rata-rata pemberian pujian dan pengakuan menarik perhatian, menghasilkan perangkat ampuh
komitmen. Keputusan tersebut kadamg keluar dari pengawasan terdekat karyawan, dengan menyatakan apa
yang diharapkan dan siapa yang dipertimbangkan melakukan kerja yang baik dengan faktor lain. Di saat
banyak pendekatan kepada motivasi, kompensasi, dan pengelolaan orang yang mengutamakan positif,
perusahaan juga melakukan kemungkinan positif untuk yang tidak patuh dengan pedoman atau yang
kinerjanya tidak memuaskan.

Contohnya adalah perusahaan General Electric, Mckinsey & Company, dan beberapa perusahaan akuntan publik yang
mengharapkan hasil terbaik kinerja individu, terdapat peraturan naik atau keluat bagi manager atau profesional yang
kinerjanya tidak cukup baik untuk mendapatkan promosi sehingga tidak mendapat bonus dan hadiah saham, dan
akhirnya dipecat.

c. Menghubungkan reward untuk mencapai hasil yang benar


Insentif seharusnya berrdasarkan mencapai hasil yang benar, bukan karena patuh mengerjakan tugas.
Kunci utama untuk menciptakan sistem reward adalah mendukung eksekusi strategi yang baik untuk membuat
pengukuran terhadap kinerja bisnis yang baik dan strategi eksekusi yang baik untuk dasar mendesain insentif,
evaluasi usaha grup, dan memberikan penghargaan.
Kompensasi insentif bagi eksekutif biasanya adalah pengukuran finansial seperti revenue dan earning
growth, kinerja stock price, ROI, atau pengukuran strategi seperti pangsa pasar. Sedangkan insentif untuk
kepala departemen, tim atau karyawan lebih ke hasil kinerja yang lebih dekat dengan tanggung jawab strategis
mereka, misalnya dalam kompensasi insentif manufakturing lebih menuju kepada biaya unit produksi,
prouduksi dan pengiriman yang tepat waktu, dan tingkat kecacatan. Dan di pemasaran insentifya lebih ke
pencapaian penjualan, penetrasi pasar, dan frekuensi komplain pelanggan.

Berikut ini adalah pedoman untuk mendesain sistem kompensasi instentif:


 Membuat kinerja terbayar mayor bukan minor, yaitu bagian dari total kompensasi. Bonus kinerja seharusnya
kurang lebih 10-125 di atas gaji. Apabila dibawah 5% maka akan menghasilkan motivasi yang lemah. Dengan kata
lain, bonus yang diberikan harus lebih besar dari kinerja yang rata-rata.
 Memberikan insentif kepada seluruh manager dan karyawan, tidak hanya kepada top manager.
 Mengelola sistem reward dengan objektif dan adil secara teliti.

CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 9


Execution
 Memastikan kelompok target kinerja untuk tiap individu atau tim termasuk hasil yang dapat mempengaruhi
individu atau tim secara pribadi.
 Menjaga waktu antara mecapai target kinerja dan mendapatkan reward secepat mungkin.
 Menghindari penghargaan untuk usaha daripada hasil. Dimana jangan memberikan penghargaan bagi yang sudah
bekerja keras tapi gagal mencapai target kinerja karena kondisinya berada pada kontrol mereka.

CHAPTER 11 | Managing Internal Operations - Actions That Promote Good Strategy 10


Execution

Anda mungkin juga menyukai