Anda di halaman 1dari 77

PENERAPAN TEKNIK HAND MASSAGE KOMBINASI

AROMA TERAPI LAVENDER SEBAGAI INTERVENSI


UNGGULAN PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HIPERTENSI DIWILAYAH KELAYAN TIMUR

Karya Ilmiah Akhir Profesi Ners

Oleh :
Mutia Rahmah, S.Kep
NPM. 2014901110056

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2021
PENERAPAN TEKNIK HAND MASSAGE KOMBINASI
AROMA TERAPI LAVENDER SEBAGAI INTERVENSI
UNGGULAN PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HIPERTENSI DIWILAYAH KELAYAN TIMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Program Studi Profesi Ners

Oleh :
Mutia Rahmah, S.Kep
NIM : 2014901110056

HALAMAN SAMPUL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2021

i
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

iv
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Karya Ilmiah Akhir Profesi Ners, Mei 2021

NAMA : Mutia Rahmah, S.Kep


NPM : 2014901110056

PENERAPAN TEKNIK HAND MASSAGE KOMBINASI AROMA TERAPI


LAVENDER SEBAGAI INTERVENSI UNGGULAN PADA NY.S DENGAN
DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DIWILAYAH KELAYAN TIMUR

Abstrak
Lanjut Usia merupakan kelompok penduduk yang berumur 60 tahun keatas atau
lebih. Para Lansia rentan terhadap penyakit karena daya tahan tubuh yang
menurun sistem kekebalan tubuh melambat sehingga memicu risiko terjadinya
beragam penyakit. Masalah penyakit pada lansia yang tercantum di Infodatin
lansia bahwa, penyakit hipertensi menempati urutan pertama sebagai penyakit
lansia secara umumnya. Penatalaksanaan pada penyakit hipertensi yaitu ada 2
dengan farmakologis dan non farmakologis. terapi farmakologis menggunakan
obat atau senyawa yang dalam kerjanya dapat menurunkan tekanan darah pasien.
Pemberian terapi non farmakologis diantaranya adalah Massage dapat diartikan
sebagai pijat yang telah disempurnakan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia.
Aromaterapi adalah salah satu bagian dari pengobatan alternatif yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap dikenal sebagai
minyak esensial dan senyawa aromatik lainnya yang dapat mempengaruhi jiwa,
emosi dan kesehatan seseorang. Hand Massage dengan kombinasi aroma terapi
lavender berguna untuk menurunkan tekanan darah pada lansia, hasil yang
didapatkan adalah dalam penerapan teknik hand massage dengan kombinasi
aroma terapi lavender ini dipilih menjadi intervensi unggulan karena dapat di
implementasikan atau dilakukan secara mandiri oleh keluarga dan klien dirumah
untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah dan membuat tubuh
menjadi rileks. Dan manfaat kepada keluarga, klien, petugas kesehatan, fasilitas
kesehatan, dan masyrakat umum untuk menerapkan teknik hand massage
kombinasi aroma terapi lavender dalam tindakan non farmokologi terhadap
hipertensi.

Kata Kunci : Lansia, Hipertensi, Hand Massage dan Aroma Terapi

v
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, atas segala limpahan kasih sayangNya.
Shalawat serta salam mudah-mudahan senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW. Alhamdulillahirobbil ‘alamin Puji dan Syukur kehadirat Allah
SWT, atas anugerah dan petunjuk yang diberikan. Karena izin Allah penulis dapat
menyusun Karya Ilmiah Akhir Program Profesi Ners ini dengan judul
“Penerapan Teknik Hand Massage Kombinasi Aroma Terapi Lavender Sebagai
Intervensi Unggulan Pada Ny.S Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Diwilayah
Kelayan Timur”.

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir Program Profesi Ners ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun agar pelaksanaan penelitian ini
nantinya menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dekan Fakultas Keperawatan
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin beserta para
Wakil Dekan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengenyam pendidikan di Program Studi Profesi Ners
2. Ibu Evy Noorhasanah, S.Kep.,Ns., M.Imun selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah
memfasilitasi jalannya karya ilmiah akhir profesi ners ini.
3. Bapa M. Fahrin Azhari, Ns, M.Kep selaku pembimbing pendamping
sekaligus penguji 1 yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan
selama penulisan karya ilmiah akhir profesi ners ini.
4. Bapak Yustan Azidin, Ns., M.Kep selaku pembimbing pendamping sekaligus
penguji 2 yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan selama
penulisan karya ilmiah akhir profesi ners ini
5. Ibu Yenny Okvitasari, S.Kep.,Ns., selaku pembimbing pendamping sekaligus
penguji 3 yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan selama
vi
penulisan karya ilmiah akhir profesi ners ini.
6. Pasien dan Keluarga pasien yang telah bersedia memberikan informasi dan
meluangkan waktu untuk terlibat dalam karya ilmiah akhir profesi ners ini.
7. Civitas akademika dan teman-teman Program Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin, yang selalu berbagi pengetahuan dan
motivasi.
8. Orang tua serta saudara yang kucintai yang telah memberikan dukungan baik
moril maupun materil.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah akhir
profesi ners ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga bimbingan dan bantuan


yang diberikan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah akhir profesi ners ini dapat
bermanfaat tidak hanya untuk penulis, tetapi juga rekan-rekan mahasiswa serta
pembaca lainnya demi menambah ilmu pengetahuan. Amin Ya Robbal’Alamin

Banjarmasin, Mei 2021

Penulis

Mutia Rahmah, S.Kep

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS......................................................................iv
Abstrak..................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
DAFTAR ISI.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................3
1.3 Manfaat...............................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS............................................................................5
2.1 Konsep Dasar Proses Menua..............................................................5
2.2 Hipertensi............................................................................................9
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.................................................19
2.4 Mekanisme Hand Massage Kombinasi dengan Aroma Terapi
Lavender.................................................................................................27
BAB 3 KASUS KELOLAAN UTAMA.............................................................28
3.1 Pengkajian.........................................................................................28
3.2 Diagnosa Keperawatana....................................................................35
3.3 Intervensi Keperawatan....................................................................36
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.........................................37
3.5 Evaluasi.............................................................................................38
3.6 Rencana Tindak Lanjut.....................................................................42
BAB 4 PEMBAHASAN.....................................................................................43
4.1 Profil Lahan Praktik..........................................................................43
4.2 Analisa Masalah Keperawatan Terkait Kasus Hipertensi Dan
Konsep Kasus Terkait.............................................................................44
viii
4.3 Analisa Terkait Pelaksanaan Tindakan Pemberian Hand
Massage kombinasi aromaterapi lavender dan Penelitian Terkait.........46
4.4 Alternatif Pemecahan Yang Dilakukan............................................50
BAB 5 PENUTUP...............................................................................................51
5.1 Kesimpulan.......................................................................................51
5.2 Saran.................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................53

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Bimbingan


Lampiran 2 Lembar Informent Consent
Lampiran 3 Lembar Observasi

x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zaman sekarang banyak penyakit degeneratif dan menganggap penyakit
sebagai hal yang biasa saja, menurut WHO (2020) ada beberapa penyakit
yang mematikan seperti kanker pernapasan, stroke dan Hipertensi. Menururt
WHO dari 56,9 juta kematian diseluruh dunia pada 2016 (54%) disebabkan
oleh beberapa penyebab mematikan teratas didunia, penyakit jantung dan
stroke adalah pembunuh terbesar didunia dengan gabungan 15,2 juta
kematian pada tahun 2016.

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu


penyebab utama kematian prematur di dunia. Jumlah kematian akibat
hipertensi didunia pada 2020 menurut WHO sekitar 8 miliar orang setiap
tahun di dunia dan hampi 1,5 juta orang setiap tahunnya dikawasan Asia-
Selatan. Di Indonesia kematian akibat hipertensi yaitu sebesar 23,7%.
Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena potensinya yang
mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke, penyakit jantung
koroner, dan gagal ginjal. Hipertensi biasa disebut sebagai “silent killer”.
Kebanyakan orang dengan hipertensi tidak menyadari kondisinya karena
hipertensi seringkali tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Untuk alasan
demikian, maka penting untuk dilakukan pengukuran tekanan darh secara
berkala. Ketika gejala terjadi, biasanya penderita akan mengalami sakit
kepala di awal pagi, perdarahan hidung, detak jantung yang tidak teratur,
gangguan penglihatan, dan telinga berdengung. Sementara itu, penderita
hipertensi kebanyakan dialami oleh orang lanjut usia (lansia).

1
2

Lanjut Usia merupakan kelompok penduduk yang berumur 60 tahun keatas


atau lebih. Menurut WHO tahun 2020 di kawasan Asia Tenggara populasi
Lansia senesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Sedanngkan di Indonesia sendiri
pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia sekitar 80.000.000. Para Lansia
rentan terhadap penyakit karena daya tahan tubuh yang menurun sistem
kekebalan tubuh melambat sehingga memicu risiko terjadinya beragam
penyakit.

Masalah penyakit pada lansia yang tercantum di Infodatin lansia bahwa,


penyakit hipertensi menempati urutan pertama sebagai penyakit lansia yaitu
dengan prevalensi usia 55-64 tahun sebanyak 45,9%, usia 65-74 tahun
sebanyak 57,6% dan usia 75 tahun keatas sebanyak 63,8% dan pada
Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi pada lansia meningkat, usia 55-64 tahun
menjadi 55,2%, usia 65-74 tahun menjadi 63,2% dan usia 75 tahun keatas
menjadi 69,5% (Riskedas, 2018).

Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah


yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua
tindakan keperawatan (Dermawan, 2012). Penatalaksanaan pada penyakit
hipertensi yaitu ada 2 dengan farmakologis dan non farmakologis. terapi
farmakologis menggunakan obat atau senyawa yang dalam kerjanya dapat
menurunkan tekanan darah pasien (Triyanto, 2014). Pemberian terapi non
farmakologis diantaranya adalah Massage dapat diartikan sebagai pijat yang
telah disempurnakan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia
(Trisnowiyanto 2012).

Hand Massage artinya memberikan stimulus dibawah jaringan kulit dengan


sentuhan dan tekanan yang lembut pada tangan untuk memberikan rasa
nyaman (Rini , 2020). Menurut Trisnowijayanto (2012) tujuan Hand
3

Massage salah satunya untuk memprlancar peredaran darah, adapun manfaat


Hand Massage tubuh menjadi rileks, meredakan stress, dan memperlancar
sirkulasi darah.

Peran perawat untuk merawat pasien dengan Hipertensi adalah melalui


pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan melalui
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan. Perawat juga perlu memberikan
dukungan dan motivasi kepada pasien dan keluarga untuk tetap menjaga
kesehatan, menyarankan kepada pasien dan keluarga agar tetap tabah, sabar,
dan berdoa agar diberikan kesembuhan, serta keluarga dapat merawat pasien
dirumah dengan mengikuti semua anjuran dokter dan perawat.

Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk menyusun sebuah Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Penerapan Teknik Hand Massage terhadap Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Ny. S dengan diagnosa medis Hipertensi di
wilayah kelayan timur”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menggambarkan Penerapan Teknik Hand Massage Kombinasi Aroma
Terapi Lavender terhadap Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny. S
dengan diagnosa medis Hipertensi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu megidentifikasi pengkajian pada Ny. S.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperwatan pada Ny. S.
3. Menggambarkan intervensi keperawatan Penerapan Teknik Hand
Massage Kombinasi Aroma Terapi Lavender terhadap Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Ny. S dengan diagnosa medis
Hipertensi.
4. Melaksanakan Implementasi Penerapan Teknik Hand Massage
4

Kombinasi Aroma Terapi Lavender terhadap Asuhan Keperawatan


Gerontik pada Ny. S dengan diagnosa medis Hipertensi.
5. Menggambarkan tentang evaluasi keperawatan pada Ny. S.
6. Menggambarkan tentang rencana tindak lanjut asuhan keperawatan
pada Ny. S.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Aplikatif
1. Meningkatkan tingkat kemandirian Ny. S dalam upaya mencegah
terjadinya masalah tekanan darah tinggi.
2. Meningkatkan kemampuan Ny. S dalam penatalaksanaan terapi
nonfarmakologis hipertensi untuk pencegahan masalah tekanan
darah tinggi.
1.3.2 Manfaat Keilmuan
1. Meningkatkan wawasan pelaksanaan asuhan keperawatan tentang
terapi nonfarmakologi untuk mengatasi masalah hipertensi.
2. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan profesionalisme
perawat dalam asuhan keperawatan gerontik dalam bentuk aplikasi
tindakan keperawatan nonfarmakologi di masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Proses Menua


2.1.1 Proses Menua
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua
(Nugroho, 2017).

Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley and
Patricia, 2006).

Skema 2.1 Proses Penuaan

5
6

2.1.2 Beberapa teori penuaan yang diketahui dijelaskan berikut ini :


2.1.2.1 Teori Berdasarkan Sistem Organ
Teori berdasarkan sistem organ (organ sistem – based
theory) ini berdasarkan atas dugaan adanya hambatan dari
organ tertentu dalam tubuh yang akan menyebabkan
terjadinya proses penuaan. Organ tersebut adalah sistem
endokrin dan sistem imun. Pada proses penuaan, kelenjar
timus mengecil yang menurunkan fungsi imun. Penurunan
fungsi imun menimbulkan peningkatan insidensi penyakit
infeksi pada lansia. Dapat dikatakan bahwa peningkatan usia
berhubungan dengan peningkatan insidensi penyakit.
2.1.2.2 Teori Kekebalan Tubuh
Teori kekebalan tubuh (breakdown theory) ini memandang
proses penuaan terjadi akibat adanya penurunan sistem
kekebalan secara bertahap, sehingga tubuh tidak dapat lagi
mempertahankan diri terhadap luka, penyakit, sel mutan,
ataupun sel asing. Hal ini terjadi karena hormon – hormone
yang dikeluarkan oleh kelenjar timus yang mengontrol
sistem kekebalan tubuh telah menghilang seiring dengan
bertambahnya usia.
2.1.2.3 Teori Kekebalan
Teori kekebalan (autoimmunity) ini menekankan bahwa
tubuh lansia yang mengalami penuaan sudah tidak dapat lagi
membedakan antara sel normal dan sel tidak normal, dan
muncul antibodi yang menyerang keduanya yang pada
akhirnya menyerang jaringan itu sendiri. Mutasi yang
berulang atau perubahan protein pascatranslasi dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan kemampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika
mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada
7

antigen permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan sel


imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan
tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya.
Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa
autoimun. Salah satu bukti yang menguatkan teori ini adalah
bertambahnya kasus penyakit degenerative pada orang
berusia lanjut.
2.1.2.4 Teori Fisiologik
Sebagai contoh, teori adaptasi stres (stress adaptation
theory) menjelaskan proses menua sebagai akibat adaptasi
terhadap stres. Stres dapat berasal dari dalam maupun dari
luar, juga dapat bersifat fisik, psikologik, maupun sosial.
2.1.2.5 Teori Psikososial
Semakin lanjut usia seseorang, maka ia semakin lebih
memperhatikan dirinya maupun arti hidupnya, dan kurang
memperhatikan peristiwa atau isu – isu yang sedang terjadi.
2.1.2.6 Teori Kontinuitas
Gabungan antara teori pelepasan ikatan dan teori aktivitas.
Perubahan diri lansia dipengaruhi oleh tipe kepribadiannya.
Seseorang yang sebelumnya sukses, pada usia lanjut akan
tetap berinteraksi dengan lingkungannya serta tetap
memelihara identitas dan kekuatan egonya karena memiliki
tipe kepribadian yang aktif dalam kegiatan sosial.
2.1.2.7 Teori Sosiologik
Teori perubahan sosial yang menerangkan menurunnya
sumber daya dan meningkatnya ketergantungan,
mengakibatkan keadaan sosial yang tidak merata dan
menurunnya sistem penunjang sosial.
2.1.2.8 Teori pelepasan ikatan (disengagement theory)
Teori ini menjelaskan bahwa pada usia lanjut terjadi
8

penurunan partisipasi ke dalam masyarakat karena terjadi


proses pelepasan ikatan atau penarikan diri secara pelan –
pelan dari kehidupan sosialnya. Pensiun merupakan contoh
ilustrasi proses pelepasan ikatan memungkinkan seseorang
untuk lepas dari tanggung jawab pekerjaan dan tidak perlu
mengejar peran lain untuk mendapatkan tambahan
penghasilan. Teori mendapat banyak kritikan dari berbagai
ilmuwan sosial.
2.1.2.9 Teori Aktivitas
Berlawanan dengan teori pelepasan ikatan, teori aktivitas ini
menjelaskan bahwa lansia yang sukses merupakan lansia
yang aktif dan ikut dalam banyak kegiatan sosial. Jika
sebelumnya seseorang sangat aktif, maka pada saat usia
lanjut ia akan tetap memelihara keaktifannya seperti peran
dalam keluarga dan masyarakat dalam berbagai kegiatan
sosial dan keagamaan, karena ia tetap merasa dirinya berarti
dan puas di hari tuanya. Bila lansia kehilangn peran dan
tanggung jawab di masyarakat atau keluarga, maka ia harus
segera terlibat dalam kegiatan lain seperti klub atau
organisasi yang sesuai dengan bidang atau minatnya.
2.1.2.10 Teori Penuaan Ditinjau dari Sudut Biologis
a. Teori error catastrophe
Kesalahan susunan asam amino dalam protein tubuh
mempengaruhi sifat khusus enzim untuk sintesis protein,
sehingga terjadi kerusakan sel dan mempercepat kematian
sel.
b. Teori pesan yang berlebih – lebihan (redundant message)
Manusia memiliki DNA yang berisi pesan yang berulang –
ulang atau berlebih – lebihan yang menimbulkan proses
penuaan.
9

c. Teori imunologi
Teori ini menekankan bahwa lansia mengalami
pengurangan kemampuan mengenali diri sendiri dan sel –
sel asing atau pengganggu, sehingga tubuh tidak dapat
membedakan sel – sel normal dan tidak normal, dan
akibatnya antibodi menyerang kedua jenis sel tersebut
sehingga muncul penyakit – penyakit degeneratif
(Fatimah, 2010)
2.2 Hipertensi
2.2.1 Pengertian
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan
angka morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140
mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung
dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke
jantung (Triyanto, 2014).

2.2.2 Klasifikasi
Krisis hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 (Tanto, 2014),
yaitu :
2.2.2.1 Hipertensi Urgensi
Hipertensi urgensi adalah naiknya tekanan darah secara
mendadak (tekanan darah sistolik > 180 mmHg, dan atau
diastolik >120 mmHg) tanpa disertai kerusakan organ target.
Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.
2.2.2.2 Hipertensi Emergensi
Hipertensi emergensi adalah naiknya tekanan darah secara
mendadak (tekanan darah sistolik > 180 mmHg, dan atau
diastolik >120 mmHg) disertai kerusakan organ target yang
10

progresif. Pada keadaan ini memerlukan penurunan tekanan


darah yang segera dalam kurun waktu menit atau jam.
2.2.2.3 Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H, & Kusuma H,
2016)
Klasifikasi hipertensi klinis berdasarkan derajat hipertensi
secara klinis :
No Katagori Sistolik Diastolik (mmHg)
. (mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
5. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
6. Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
7. Grade 3 (berat) 180-209 100-119
8. Grade 4 (sangat berat) ≥210 ≥210

2.2.2.4 Menurut World Health Organization(dalam Noorhidayah,


S.A 2016 klasifikasi hipertensi adalah :
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama
dengan 140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90
mmHg.
2. Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-
149 mmHg dan diastolik 91-94 mmHg.
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar
atau sama dengan 95 mmHg.
2.2.3 Faktor Resiko Hipertensi
2.2.3.1 Usia
Semakin tua usia, semakin besar kemungkinan untuk
menderita hipertensi. Seiring bertambahnya usia, pembuluh
darah secara bertahap kehilangan elastisitasnya sehingga
dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah (AHA,
2014).
11

Terdapat perubahan khas pada tekanan darah seiring


bertambahnya usia, di mana risiko hipertensi menjadi lebih
besar. Oleh karena itu, kebutuhan perawatan hipertensi pada
orang yang lebih tua juga berbeda (Weber, 2019). Sebuah
penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang
dewasa di Afrika sekitar 2 hingga 4 kali lebih banyak
dibandingkan pada remaja (Bosu et al., 2019).

2.2.3.2 Jenis Kelamin


Secara umum pria lebih berisiko mengalami penyakit
kardiovaskular dibandingkan wanita. Insiden hipertensi tidak
terkontrol juga lebih tinggi pada kelompok pria
dibandingkan wanita. Namun setelah menopause, tekanan
darah meningkat pada wanita. Meskipun mekanisme
peningkatan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin masih
belum terbukti secara pasti, namun terdapat bukti yang
signifikan bahwa hormon androgen seperti testosteron
memegang peranan penting dalam mekanisme peningkatan
tekanan darah yang dikaitkan dengan jenis kelamin
(Reckelhoff, 2014).

Berdasarkan penelitian Awaliyah (2020), menemukan


bahwa jenis kelamin pada kelompok kasus (hipertensi),
paling banyak dialami perempuan sebanyak 43 responden
(27.9%) lebih tinggi dari pada laki-laki 34 responden
(22,1%). Menurut Smeltzer and Bare (2013), mengatakan
bahwa hipertensi lebih banyak menyerang perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Analisis lebih lanjut
menunjukan bahwa perempuan akan mengalami
12

peningkatan resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah


menopouse yaitu usia diatas 45 tahun.

2.2.3.3 Riwayat Keluarga


Riwayat kesehatan keluarga juga menyediakan informasi
mengenai risiko kondisi langka yang disebabkan adanya
mutasi gen (NIH, 2020). Setiap anggota dalam keluarga akan
memiliki kesamaan gen, lingkungan, dan gaya hidup (CDC,
2019). ). Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama
memberikan petunjuk terhadap permasalahan kesehatan yang
mungkin terjadi di dalam sebuah keluarga. Dengan melihat
pola penyakit di antara keluarga, pihak medis profesional
dapat memperkirakan apakah individu, anggota keluarga lain
atau generasi selanjutnya kemungkinan memiliki faktor risiko
lebih tinggi terhadap penyakit tersebut. Penyakit yang
dimaksud salah satunya adalah tekanan darah tinggi
(hipertensi). Penyakit tersebut dapat dipengaruhi oleh
kombinasi dari beberapa faktor seperti genetik, kondisi
lingkungan dan gaya hidup (NIH, 2020).

Sebuah penelitian di wilayah Miyun, China menunjukkan


bahwa seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi 4 kali
lebih berisiko mengalami hipertensi (Liu et al., 2015).
Riwayat kesehatan keluarga merupakan catatan penyakit dan
kondisi kesehatan keluarga.

2.2.3.4 Konsumsi Natrium (Sodium)


Konsumsi sodium yang tinggi dan peningkatan tekanan darah
berkaitan dengan retensi air dalam tubuh, resistensi sistem
13

perifer, modifikasi aktivitas simpatetik serta modulasi saraf


autonom pada sistem peredaran darah (Grillo et al., 2019).

Penelitian yang dilakukan oleh Manik & Wulandari (2020),


makanan yang asin dapat menyebabkan penyakit tekanan
darah tinggi karena natrium (Na) mempunyai sifat mengikat
banyak air, maka makin tinggi natrium dapat membuat
volume darah meningkat. Kurang mengkonsumsi sumber
makanan yang kandungannya kalium (K) atau kurang serat
akan mengakibatkan terjadinya jumlah natrium menumpuk
dan akan terjadi meningkatnya resiko hipertensi karena ada
tekanan yang terjadi pada detak jantung. Tinggi asupan
natrium dapat menyebabkan hipertropi sel adiposit karena
akibat proses lipogenik pada jaringan lemak putih, jika secara
terus menerus dapat menyebabkan penyempitan saluran
pembuluh darah yang disebabkan oleh lemak dan akan
mengakibatkan peningkatan pada tekanan darah.

Penelitian Zainuddin (2017), bahwa asupan tinggi lemak


jenuh menyebabkan dislipidemia yang salah satu dari faktor
utama risiko yaitu aterosklerosis yang bisa meningkatkan
resistensi dinding pembuluh darah dan juga dapat memicu
denyut jantung. Maka dari peningkatan denyut jantung bisa
meningkatkan volume aliran darah dan terjadi peningkatan
tekanan darah.
2.2.3.5 Kepatuhan Minum Obat
Menurut Balqis (2018), faktor kejenuhan penderita hipertensi
yang menjalani pengobatan atau meminum obatnya dan
tingkat kesembuhan yang dicapai tidak sesuai dengan yang
diharapkan juga dapat menjadi faktor dalam ketidakpatuhan.
14

Pada umumnya pasien yang telah lama menderita hipertensi


tetapi belum kunjung mencapai kesembuhan, maka dokter
akan menambah jenis obat ataupun meningkatkan sedikit
dosisnya, karena dimungkinkan akibat lamanya menderita
hipertensi maka penyakit komplikasi lainnya sudah mulai
muncul. Hal ini mengakibatkan penderita tersebut cenderung
tidak patuh.

Penelitian yang dilakukan Wahyudi et all. (2017),


menunjukkan bahwa semakin lama seseorang menderita
hipertensi maka tingkat keptuhannya makin rendah, hal ini
disebabkan kebanyakan penderita akan merasa bosan untuk
berobat.

Hal ini sejalan dengan penelitian Puspita (2016) yang


menunjukkan bahwa responden yang menderita hipertensi
>5tahun ditemukan lebih banyak untuk tidak patuh (68,1%)
dalam melakukan pengobatan hipertensi, sedangkan pada
responden yang menderita hipertensi ≤5 tahun 64,9% patuh
dalam menjalani pengobatanya.

2.2.4 Patofisiologi Hipertensi


Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri
bisa rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri
besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut. Darah di setiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
15

telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang


sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi,
yaitu jika arter kecil (arteriola) untuk sementara waktu untuk mengarut
karena perangsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya
darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh
meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri


mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka
tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor
tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem
saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi
tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan
tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat,
ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah
normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi
pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan
tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan
darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu
pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu
pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ peting dalam
mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan
kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah
tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal
(stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan
cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan
naiknya tekanan darah (Triyanto 2014)
16

2.2.5 Pathway
Riwayat Hipertensi

Ketidakteraturan meminum obat antihipertensi,


stress, mengkonsumsi kontrasepsi oral, obesitas,
merokok dan minum alkohol

Krisis Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur pembuluh darah

Vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

Otak Ginjal Jantung

Ruptur pembuluh
Vasokonstriksi Penyempitan
darah otak Afterload
pembuluh darah ginjal arteri kroner
ventrikel kiri ↑
Edema cerebral,
Suplai O2 ke ginjal Hipertropi Suplai O2 ke
peningkatan TIK
ventrikel kiri jantung
menurun
menurun
Iskemia – hipoksia
Risiko ketidakefektifan Akut Miokard
jaringan cerebral perfusi ginjal Gagal jantung kiri
Infark
Risiko ketidakefektifan
Cardiac output Penurunan
perfusi jaringan otak
menurun curah jantung
Metabolisme anaerob
↑ Ketidakefektifan
Back failure
pola napas
Asam laktat ↑
Tekanan vena

Nyeri Akut pulmonalis ↑ Penurunan


ekspansi paru
Tekanan
kapiler paru ↑ Edema paru
17

Sumber : Triyanto (2014)


18

2.2.6 Manifestasi Klinis


Menurut Triyanto (2014) :
2.2.6.1 Manifestasi klinis dari krisis hipertensi secara umum
1. Tekanan darah meningkat > 140/90 mmHg
2. Epistaksis
3. Sakit kepala
4. Rasa berat ditengkuk
5. Sukar tidur
6. Mata berkunang-kunang, lemah dan lelah
7. Muka pucat
2.2.6.2 Manifestasi klinis pada hipertensi urgensi
1. Tekanan darah >180/120 mmHg
2. Sakit kepala
3. Sering asimptomatik
4. Kecemasan
5. Tidak dijumpai kerusakan organ target
6. Tidak ada penyakit kardiovaskular secara kilnis
2.2.6.3 Manifestasi klinis pada hipertensi emergensi
a. Nurologi
1) Sakit Kepala
2) Penglihatan kabur
3) Kejang – kejang
4) Defisit neurologi fokal
5) Mengalami penurunan kesadaran
b. Mata
1) Perdarahan retina
2) Eksudat retina
3) Edema pupil
19

c. Kardiologi
1) Nyeri dada
2) Edema paru
d. Ginjal
1) Azotemia
2) Proteinuria
3) Oliguria
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan penyakit dasarnya,
penyakit penyerta, dan kerusakan target organ. Pemeriksaan yang
sering dilakukan antara lain:
2.2.7.1 Pemeriksaan tekanan darah :
Biasanya tekanan darah sistolik > 180 mmHg, dan atau
diastolic >120 mmHg
2.2.7.2 Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volumecairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / SC : memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
3. Glucosa : Hiperglikemi (DM) adalah pencetus hipertensi,
dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa : darah, protein,dan glukosa mengindikasikan
disfungsi ginjal dan adanya penyakit DM.
2.2.7.3 CT Scan :
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
20

2.2.7.4 EKG:
Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

2.2.7.5 IUP:
Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
2.2.7.6 Foto rontgen thorax:
Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Menurut Triyanto (2014):
2.3.1 Pengkajian Keperawatan
2.3.1.1 Identitas Pasien
Meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan,
agama, bangsa.
2.3.1.2 Pengkajian Primer
a. Airway
1) Bersihan jalan nafas
2) Distres pernafasan
3) Tanda – tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan,
edema laring
b. Breathing
1) Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
2) Suara nafas melalui hidung atau mulut
3) Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas
4) Kelainan dinding thoraks
c. Circulation
1) Denyut nadi karotis
2) Tekanan darah
21

3) Warna kulit, kelembapan kulit


4) Tanda – tanda perdarahan eksternal dan internal
5) Suhu akral perifer dan CRT
d. Disability
1) Tingkat kesadaran
2) Gerakan ekstremitas
3) GCS (Glasgow Coma Scale)
4) Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
5) Refleks fisiologis dan patologis
6) Kekuatan otot
e. Eksposure
Kaji Tanda-tanda trauma yang ada
2.3.1.3 Pengkajian Sekunder
a. Riwayat kesehatan
Kaji apakah ada riwayat penyakit serupa sebelumnya
baik dari pasien maupun keluarga. Kaji juga riwayat
penyakit yang menjadi pencetus krisis hipertensi pada
pasien.
b. Pemeriksaan fisik
Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh (head to
toe) dengan focus pengkajian pada :
1) Mata : lihat adanya papil edema, pendarahan dan
eksudat, penyempitan yang hebat arteriol.
2) Jantung : palpasi adanya pergeseran apeks,
dengarkan adanya bunyi jantung S3 dan S4 serta
adanya murmur.
3) Paru : perhatikan adanya ronki basah yang
mengindikasikan CHF.
4) Status neurologic : pendekatan pada status mental
dan perhatikan adanya defisit neurologik fokal.
22

Periksa tingkat kesadarannya dan refleks fisiologis


dan patologis.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA-I (2018) :
a. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak yang dibuktikan oleh
hipertensi
b. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
c. Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi paru
d. Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal yang dibuktikan oleh
hipertensi
e. Nyeri akut b.d agen cedera biologis.
2.3.3 Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang
akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang
melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

2.3.4 Intervensi Unggulan


2.3.4.1 Hand Massage Dengan Aroma Terapi Lavender
a. Pengertian Hand Massage Dengan Aroma Terapi
Lavender
Massage dapat diartikan sebagai pijat yang telah
disempurnakan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia
atau gerakan-gerakan tangan yang mekanis terhadap
tubuh manusia dengan mempergunakan bermacam-
macam bentuk peregangan atau teknik (Trisnowiyanto
2012). Hand Massage artinya memberikan stimulus
dibawah jaringan kulit dengan sentuhan dan tekanan yang
lembut pada tangan untuk memberikan rasa nyaman (Rini
, 2020)
23

Aromaterapi adalah salah satu bagian dari pengobatan


alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang
mudah menguap dikenal sebagai minyak esensial dan
senyawa aromatik lainnya yang dapat mempengaruhi
jiwa, emosi dan kesehatan seseorang (Wulansari, 2017).
Aromaterapi adalah terapi komplementer dalam praktik
keperawatan dan menggunakan minyak essensial dari bau
harum tumbuhan untuk mengurangi masalah kesehatan
dan memperbaiki kualitas hidup (Bangun, Virgona dkk,
2013). Aromaterapi adalah istilah modern untuk proses
penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan
aromatik murni. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejehteraan tubuh, pikiran, dan jiwa
(Primadiati, 2014).

Lavender adalah aromaterapi yang mempunyai sifat


antijamur dan antibakteri memiliki khasiat seperti
meredakan, mengharmoniskan, menyeimbangkan,
menyegarkan dan menenangkan. Manfaat dalam lavender
untuk membantu meringankan rasa mudah marah baik
pada orang dewasa maupun anak-anak. Lavender juga
dapat meringankan otot-otot pegal dan sakit, gigitan dan
sengatan, menyembuhkan salesma, flu, insomnia, sakit
kepala, luka bakar melepuh ringan (Sharma, 2012).
24

Gambar 2.4.4.1 Minyak Esansial Lavender

Minyak essensial adalah minyak yang berasal dari saripati


tumbuhan aromatis yang biasa disebut minyak atsiri.
Minyak atsiri ini merupakan hormon atau life force
tumbuhan, yang biasa didapat dengan cara ekstraksi.
Minyak esensial itu berefek sebagai antibakteri dan
antivirus, juga merangsang kekebalan tubuh untuk
melawan infeksi tersebut. Minyak esensial adalah
konsentrat yang umumnya merupakan hasil penyulingan
dari bunga, buah, semak-semak, dan pohon (Primadiati,
2014).

b. Tujuan Hand Massage


Menurut Trisnowiyanto (2012) :
1) Melancarkan peredaran darah terutama peredaran
darah vena (pembuluh balik) dan peredaran getah
bening (air limphe)
2) Menghancurkan pengumpulan sisa-sisa pembakaran
didalam sel-sel otot yang telah mengeras yang disebut
mio-gelosis (asam laktat)
3) Menyempurnakan pertukaran gas dan Zat didalam
jaringan atau memperbaiki proses metabolisme
4) Menyempurnakan pembagian zat makanan ke seluruh
tubuh
5) Menyempurnakan proses pencernakan makanan
6) Menyempurnakan proses pembuangan sisa
pembakaran kea lat-alat pengeluaran atau mengurangi
kelelahan
7) Merangsang otot-otot yang dipersiapkan untuk
25

bekerja yang lebih berat, menambah tonus otot,


efisiensi otot (kemampuan guna otot) dan elsitas otos
(kekenyalan otot)
8) Merangsang jaringan syaraf, mengaktifkan syaraf
sadar dan kerja syaraf otonomi (syaraf tak sadar)
9) Membantu penyerapan (absorbs) pada peradangan
bekas luka
10) Membantu pembentukan sel baru dalam
perkembangan tubuh
11) Membersihkan dan menghaluskan kulit
12) Memberikan rasa nyaman, segar dan kehangatan pada
tubuh
13) Menyembuhkan atau meringankan berbagai gangguan
penyakit
c. Manfaat Hand Massage
Adapun manfaat massage antara lain (Wulansari, 2017):
1) Meredakan stress
2) Berdasarkan studi oleh Internasional Of Alternative
And Complementary Medicine menyatakan bahwa
orang yang menderita stress dan depresi merasa ada
perbaikan setelah menjalani terapi pijatan selama 30
menit setiap minggu
3) Menjadikan tubuh rileks
4) Terapi massage bisa membantu tubuh kita menjadi
rilek
5) Melancarkan sirkulasi darah
6) Terapi massage dapat memperlancar aliran darah,
tekanan darah bias menggerakkan darah melalui area
yang tersumbat.
7) Efek massage secara mekanis memiliki kemampuan
26

untuk melatih saraf dan otot tubuh yang mengarah ke


otak sehingga dapat membuat tubuh lebih sehat dan
bugar.
8) Mengurangi rasa sakit atau nyeri.
9) ijat membantu mempertahankan relaksasi dalam tahap
yang optimal.
10) Mempercepat pemulihan setelah sakit
11) Massage membantu tubuh memompa lebih banyak
oksigen dan nutrisi kejaringan dan organ-organ vital
dengan meningkatkan sirkulasi dan mereksasikan
otot-otot.
d. Manfaat Aromaterapi
1) Aromaterapi merupakan salah satu metode perawatan
yang tepat dan efisien dalam menjaga tubuh tetap
sehat.
2) Aromaterapi banyak dimanfaatkan dalam pengobatan,
khususnya untuk membantu penyembuhan beragam
penyakit, meskipun lebih ditujukan sebagai terapi
pendukung.
3) Aromaterapi membantu meningkatakn stamina dan
gairah seseorang.
4) Aromaterapi dapat menumbuhkan perasaan yang
tenang pada jasmani, pikiran dan rohani (soothing the
physical, mind and spiritual). Aromaterapi mampu
menghadirkan rasa percaya diri, sikap yang
berwibawa, jiwa pemberani, sifat familiar, perasaan
gembira, damai, juga suasana romantis.
5) Aromaterapi merupakan bahan analgesik, antiseptik
dan antibakteri alami yang dapat menjadikan makanan
ataupun jasad renik menjadi lebih awet.
27

e. Tehnik Hand Massage

Gambar 2.4.4 Tehnik Hand Massage

Menurut Rini (2020), Hand massage dilakukan 10 menit


selama 5 kali dalam 5 hari, dapat dilakukan dengan cara :
1) Telapak Tangan, Perawat memberikan tekanan dari
tengah telapak tangan ke pangkal jari menggunakan ibu
jari.
2) Jari, Perawat menggengam setiap jari dengan tangan
dan memutarnya secara berurutan dari jari kelingking
ke ibu jari.
3) Perawat memutar setiap jari pasien dari pangkal ke
ujung jari.
4) Perawat memberikan tekanan untuk memijat dari
punggung tangan kearah atas menggunakan ibu jari.
2.3.5 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
(Setiadi, 2012).

2.3.6 Evaluasi Keperwatan


Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana
rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan
rencana keperawatan (Manurung, 2011).
28

2.4 Mekanisme Hand Massage Kombinasi dengan Aroma Terapi Lavender

Tekanan Darah
Meningkat

Intervensi Unggulan
Hand Massage Kombinasi
aromaterapi lavender

Aroma terapi
Hand Massage memberikan efek
respon relaksasi menenangkan dan
sehingga dapat memiliki efek langsung
memperbaiki tekanan dan berkelanjutn pada
darah tekanan darah

Hand Massage Aromaterapi Lavender memiliki efek


memberikan efek yg dapat positif karena aroma yang segar dan
mengurangi kadar kortisol harum merangsang sensori dan
pada indikator stress, akhirnya mempengaruhi organ
kecemasan, dan tanda- sehingga menimbulkan efek emosi
tanda vital. yang kuat.

Indikator tercapaianya :
- turunnya tekanan darah
- rileks
- mengurangi kecemasan
- pengurangan stress
BAB 3
KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 Januari 2021 jam 09.00 s/d 10.00
WIB. Ny. S (72 tahun) bertempat tinggal di Kelayan Timur, Komplek 10 RT
01 RW 01. Klien tinggal dengan suami klien bersama dengan anaknya.
Dimana untuk kasus yang diambil adalah penyakit hipertensi yang diderita
oleh Ny. S. Pada saat pengkajian didapatkan hasil pemeriksaan fisik yaitu
tekanan darah Ny. S 160/100, suhu 36,8°C, respirasi 20x/menit dan nadi
91x/menit, klien mengeluh sakit kepala bagian belakang, Status kesehatan
umum selama lima tahun yang lalu Ny. S tidak pernah dirawat di rumah
sakit.

Keluhan utama Ny. S mengatakan tekanan darah naik, disaat tekanan darah
beliau naik Ny. S mengeluh sakit kepala bagian belakang dan hanya bisa
berbaring disaat sakit kepala. Ny. S takut untuk memeriksa penyakitnya
kepelayanan kesehatan terdekat untuk mengatasi penyakitnya, klien hanya
meminum obat. Dari kasus yang ditemukan, peneliti tertarik untuk
memberikan terapi hand massage kombinasi dengan aroma terapi lavender
untuk menurunkan tekanan darah klien. Pengkajian kesehatan pada Karya
Ilmiah Akhir Profesi (KIAP) ini difokuskan pada pada Ny. S yang menderita
Hipertensi dan diberikan terapi hand massage kombinasi dengan aroma terapi
lavender untuk menurunkan tekanan darah klien.

3.1.1 Identitas Klien


Nama Pasien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan darah :O
Umur : 72 tahun
Tempat & tanggal lahir : Banjarmasin, 27 Oktober 1948

29
30

Pendidikan terakhir : SMA


Agama : Islam
Status perkawinan : Janda/Meninggal
Tinggi badan/berat badan : 155 cm /45 kg
Penampilan : Rapi dan bersih
Alamat : Jl. Komplek 10, kelayan timur
Diagnose medis : Hipertensi
3.1.2 Riwayat Keluarga
Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki : Klien sakit

: Perempuan X: Meninggal
: Hubungan : Cerai
: Serumah

3.1.3 Riwayat Pekerjaan


Pekerjaan saat ini : Ibu rumah tangga
Berapa jarak dari rumah :-
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : Guru
Berapa jarak dari rumah : 6 Km
31

Alat transportasi : Kendaraan Roda 2


Sumber pendapatan : Anak
Kecukupan terhadap kebutuhan : Cukup, klien mampu mencukupi
kebutuhan dari penghasilan anaknya

3.1.4 Riwayat Lingkungan Hidup


Type tempat tinggal : Permanen
Kamar : 4 kamar tidur
Kondisi tempat tinggal : Bersih, bentuk bangunan rumahnya adalah
beton, komposisi ruangan terdiri dari ruang
tamu dan berkumpul keluarga dan tempat
makan berada didapur, 4 kamar tidur, lantai
terbuat dari keramik, kebersihan rumah
bersih. Jumlah orang yang tinggal dalam
satu rumah: 6 orang tetapi terkadang klien
hanya tinggal sendiri karena anak sudah
bekerja.
3.1.5 Riwayat Rekreasi
Hobbi/minat : Klien suka memasak
Keanggotaan dalam organisasi : Tidak ada
Liburan/perjalanan : Klien terkadang suka berkunjung
ketempat sanak saudara ketika anak-
anaknya libur bekerja
3.1.6 Sistem Pendukung
Perawat/bidan/dokter/fisioterapi : Perawat dan bidan
Jarak dari rumah : 1 Km
Rumah sakit : RSUD Sari Mulia
Klinik : tidak ada
Pelayanan kesehatan di rumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada
32

3.1.7 Status Kesehatan


Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu: Ny. S tidak
pernah dirawat di rumah sakit.
Obat-obatan yang pernah dikonsumsi:
No Nama Obat Dosis Keterangan
1 Amlodipin 5 mg Tidak dikonsumsi lagi

- Status Imunisasi : Tidak ada


- Alergi : tidak ada
- Obat-obatan : Ada
- Makanan : Banyak mengandung garam dan
gorengan
- Faktor lingkungan : Tidak ada
- Penyakit yang diderita : Hipertensi
3.1.8 Aktifitas Hidup Sehari-hari
Indeks Kemandirian Katz:
Jenis Kegiatan Mandiri Tergantung
Mandiri √
Berpakian √
Kekamar Kecil √
Berpindah √
Kontinen (Berkemih/ Defikasi) √
Makan √
Indek Katz 6

Indek katz A : mandiri untuk 6 aktifitas


Indek katz B : mandiri untuk 5 aktifitas
Indek katz C : mandiri, Kec bathing dan 1 fungsi lain
Indek katz D : mandiri, kec bathing, dressing dan 1 fungsi lain
Indek katz E : mandiri, kec bathing, dressing,toileting dan 1 fungsi
lain
Indek katz F : mandiri, kec bathing, dressing,toileting, transfering dan
1 fungsi lain.
33

Klien mampu melakukukan aktivitas sehari-sehari secara mandiri


dengan Indek Katz A
Antropometri:
BB : 45 Kg
TL/TB : 155 cm
Vital sign:
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 91 x/m
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 36,8 oC
3.1.9 Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Oksigenasi : Kebutuhan oksigenasi klien baik tidak
memerlukan alat bantu
pernafasan
Cairan dan elektrolit : Klien minum 6-8 gelas sehari jenis air putih
biasa
Nutrisi : Frekuensi makan 3x sehari, dengan makanan
pokok nasi, kebiasaan mengkonsumsi protein
dalam makanan sehari-hari tidak menentu dan
mengkonsumsi sayuran dalam makanan sehari-
hari juga tidak menentu.
Eleminasi : Klien BAB 1 kali sehari dan BAK 4-5 kali
sehari.
Aktivitas : Yang dilakukan keluarga dalam waktu
senggang adalah berkumpul dan nonton TV
bersama anggota keluarga terkadang klien
ditemani oleh tetangga. Rekreasi bersama
dilakukan oleh keluarga tidak menentu,
terkadang bisa mengkunjungi kerabat dekat
atau sekedar jalan-jalan.
Istirahat dan tidur : Lamanya tidur malam dalam sehari yaitu 7
34

jam mulai dari jam 21.00-05.00 WITA namun


terkadang malam hari terbangun karena sakit
kepala, tidur siang kadang-kadang, klien
biasanya tidur sendiri karena suaminya sudah
meninggal.
Personal hygiene : Klien mandi 2 kali sehari, namun bila merasa
kotor klien mandi kembali.
Seksual : Klien memiliki 2 orang anak laki-laki.
Rekreasi : Yang dilakukan keluarga dalam waktu
senggang adalah berkumpul dan nonton TV
bersama anggota keluarga. Rekreasi bersama
dilakukan oleh keluarga yaitu tidak menentu
dan terkadang bisa mengkunjungi kerabat dekat
atau sekedar jalan-jalan.
Psikologis :
 Persepsi klien: Baik, klien merasa dirinya baik dan sehat.
 Konsep diri: Baik, positif, kilen menyadari dirinya sudah bertambah
usia semakin tua
 Emosi: Tidak labil dan tidak mudah tersinggung
 Adaptasi: Baik, klien suka berbaur dengan masyarakat di sekitar
rumahnya
 Mekanisme pertahanan diri: Koping beribadah.

3.1.10 Tinjauan Sistem


Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 V5 M6
Tanda – tanda vital:
Tekanan darah : 160/100 mmHg.
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 91 x/menit
35

TB : 155 cm
BB : 60 kg.
3.1.11 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Leher
Pada pemeriksaan kepala tidak ditemukan kelainan, bentuk kepala
normal.Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena
jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran
kelenjar tiroid.
2. Mata
Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata tidak terdapat
edema.
3. Telinga
Pendengaran Ny. S masih baik
4. Hidung
Tidak ada kelainan yang ditemukan pada Hidung
5. Mulut
Tidak ada kelainan yang ditemukan pada mulut
6. Dada
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,
suara mur – mur tidak ada, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada,
nafas cuping hidung tidak ada.
7. Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran
hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik usus baik ± 12
x/menit
8. Ekstremitas atas dan bawah
Pada ektrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema, tidak terjadi
kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas mampu menggerakan persendian,
mampu mengangkat dan melipat persendian secara sempurna.
9. Sistem imun
Klien mengatakan jarang sakit, atau sistem imun baik.
36

10. Genetalia
Jenis kelamin perempuan
11. Reproduksi
Klien mempunyai 2 orang anak
12. Persarafan
tidak ada kelainan pada persyarafan
13. Pengecapan
Fungsi pengecapan baik
3.1.12 Psikososial Budaya dan Spiritual
1. Psiko Sosio
Perasaan Ny. S saat menghadapi masalah dengan bertawakal
kepada Allah SWT. Karena setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya
2. Budaya
Budaya yang diikuti Ny. S adalah budaya Jawa, Ny. S tidak
keberatan akan budaya tersebut karena sudah turun temurun dari
keluarga
3. Spiritual
Aktivitas ibadah yang dilakukan Ny. S sehari hari yaitu sholat 5
waktu dan sudah tidak mengikuti pengajian rutin lagi.
3.2 Diagnosa Keperawatana
No Data (sign/symptom) Etiologi Masalah (problem)
1. Data subyektif : Faktor hipertensi Ketidakefektifan perfusi
Ny. S mengeluh tekanan jaringan serebral
darah naik, sakit kepala
bagian belakang.
Data obyektif:
Ny. S tampak lelah dan
kurang waktu istirahat.
Kondisi terkait :
Td: 160/100 mmhg.
Nadi: 91 x/m
Respirasi: 20x/m
37

3.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional
Ketidakef Setelah dilakukan Pemantauan tanda2 1. Mengetahui
ektifan tindakan keperawatan vital dan tekanan keadaan ttv klien
jaringan 3x24 jam kali intrakranial 2. Untuk
serebral pertemuan risiko 1. Monitor tekanan mengetahui
berkaitan ketidakefektifan perfusi darah,nadi, peningkatan td
dengan jaringan serebral tidak pernafasan dan suhu 3. Mengetahui
faktor terjadi, dengan kriteria tubuh keadaan klien
hipertensi hasil : 2. Monitor peningkatan 4. Untuk
1. Tekanan darah tekanan darah mengetahui
klien dalam 3. Monitor adanya riwayat penyakit
rentang normal keluhan sakit kepala klien
(110/80 – 140/80) 4. Periksa riwayat 5. Untuk
2. Tidak ada ortos penyakit pasien mengurangi
statik hipertensi secara rinci untuk risiko klien
3. Tidak ada tanda2 melihat faktor risiko kelelahan
peningkatan 5. Hindari aktivitas yg 6. Untuk
tekanan intra dapat meningkatkan mengurangi
kranial tekanan intrakranial tekanan darah
4. Tidak ada tanda 6. Memberikan hand klien dan
dipsnue, angina, massage memberi efek
dan distrimia. dikombinasikan relaksasi pada
5. Tekanan darah dengan aromaterapi klien.
klien dapat turun lavender
dari 160 menjadi
150

Perencanaan Keperawatan Unggulan


Intervensi keperawatan unggulan yang dilakukan berdasarkan hasil
pengkajian kepada Ny. S adalah dengan cara memberikan Hand Massage
Kombinasi dengan Aromaterapi Lavender untuk menurunkan tekanan darah
yang dialami klien. Intervensi keperawatan unggulan juga didasarkan pada
intervensi yang tidak membutuhkan biaya tambahan dan mudah diaplikasikan
dirumah, sehingga penulis menetapkan intervensi unggulan dengan intervensi
Hand Massage Kombinasi dengan Aromaterapi Lavender. Tujuan intervensi
unggulan : setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan tekanan darah
klien menurun dengan kriteria hasil : tekanan darah menurun, klien merasa
nyaman, segar dan kehangatan pada tubuh.

Intervensi keperawatan unggulan diharapkan dapat membantu klien dalam


menurunkan tekanan darah, sehingga klien tidak mengalami gangguan rasa
38

nyaman dan tidak mengganggu aktivitas klien. Adapun intervensi yang di


berikan yaitu:
1) Gunakan komunikasi terapiutik
2) Lakukan pengkajian
3) Lakukan vital sign
4) Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
5) Berikan tehnik non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah klien
yang berupa pemberian Hand Massage kombinasi dengan Aromaterapi
Lavender.
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Implementasi dilakukan pada hari Jum’at, 05 Februari 2021, jam 11.00 WIB
Standar Operasional Prosedur Terapi Teknik Hand Massage Age  (Pijat Tangan)
Kombinasi Dengan Aroma Terapi Lavender
Pengertian : Hand Massage artinya memberikan stimulus dibawah jaringan kulit dengan
sentuhan dan tekanan yang lembut pada tangan untuk memberikan rasa nyaman (Rini ,
2020)
Aromaterapi adalah salah satu bagian dari pengobatan alternatif yang menggunakan bahan
cairan tanaman yang mudah menguap dikenal sebagai minyak esensial (Wulansari,2017)

Tujuan : Melancarkan peredaran darah, Memberikan rasa nyaman, segar dan kehangatan
pada tubuh, Menyembuhkan atau meringankan berbagai gangguan penyakit.
N Tindakan
o
1 PRA INTERAKSI
1.1 Siapkan lingkungan : jaga privasi Klien
1.2 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Oil aromaterapi lavender
2.2 Humidifier
2.3 Tensimeter
2.4 Stetoskop
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam
(Assalamu'alaikum,memperkenalkan diri,
memanggil nama klien yang disukai)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi klien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan klien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy klien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat klien
4 TAHAP KERJA
4.1 Baca basmallah
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Pasang sarung tangan
39

4.4 Lakukan pengukuran Tanda-tanda vital sebelum dan


setelah 30 menit setelah dipijat.
4.5 Menyalakan alat inhalasi(humidifier) yang sudah
dimasukan aromaterapi lavender selama 10 menit dan
mendekatkan ke bed pasien
4.6 Atur posisi responden dengan senyaman mungkin.
4.7 Pijat dilakukan 5-10 menit

4.8 Pegang tangan klien (posisi supinasi) menggunakan


celah antara jari manis dan kelingking

4.9 Pijat telapak tangan klien secara melingkar dari dalam


keluar menggunakan ibu jari sebanyak 30 kali

4.10Pijat tangan klien (posisi pronasi) menggunakan


celah antara jari manis dan kelingking.

4.11Pijat punggung tangan klien secara melingkar dari


dalam keluar menggunakan ibu jari sebanyak 30 kali.
4.12Tarik satu persatu jari klien (1 jari 3 kali tarikan).
Penarikan tidak boleh mengeluarkan bunyi.
4.13Remas pergelangan tangan klien sebanyak 5x
4.14Cuci tangan klien dan keringkan.
4.15Rapikan pasien dan tempat kembali.

5 TAHAP TERMINASI
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif
(Tekanan darah)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Kontrak waktu selanjutnya
5.4 Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan
kesembuhan pasien
Dengan mengucapkan Syafakallah/syafakillah
6 DOKUMENTASI
Mencatat hasil tindakan
(SOP Rini 2020 dan Lisa S, 2015)

3.5 Evaluasi
3.5.1 Evaluasi I : Jum’at, 05 Februari 2021, jam 11:30 wita sebelum
dilakukan implementasi terapi hand massage kombinasi aroma terapi
lavender.

Data Subjektif :
Klien mengeluh sakit kepala Klien menyatakan mengerti tentang
40

pengertian, manfaat dan cara pelaksanaan tindakan pemberian hand


massage dengan aromaterapi lavender.

Data Objektif :
Muka klien tampak meringis. Tanda –tanda vital tekanan darah
150/90 mmHg, nadi 80 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36 0C.

3.5.2 Sesudah selesai dilakukan implementasi Hand Massage kombinasi


dengan aroma terapi lavender jam 12:00 wita.

Data Subjektif :
Klien mengatakan sakit kepala berkurang Klien menyatakan mengerti
tentang pengertian, manfaat dan cara pelaksanaan tindakan pemberian
hand massage dengan aromaterapi lavender.

Data Objektif :
Klien tampak rileks. Tanda –tanda vital klien tekanan darah 140/90
mmHg, nadi 83 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36,4 0C,

Analisa :
Implementasi intervennsi unggulan Penerapan Teknik Hand Massage
Kombinasi Aroma Terapi Lavender terhadap Asuhan Keperawatan
Gerontik pada Ny. S dengan diagnosa medis Hipertensi tercapai
dengan indikator turunnya tekanan darah, klien menjadi rileks, cemasa
berkurang, dan pengurangan stress

Planning :
Rencana tindak lanjut kepada Ny. S untuk konsisten rutin
melaksanakan tindakan pemberian hand massage dengan aromaterapi
lavender. Selain itu, mahasiswa akan melakukan kunjungan kembali
dan memantau praktik tindakan pemberian hand massage dengan
aromaterapi lavender yang telah diajarkan.
41

3.2.1 Evaluasi II : Sabtu, 06 Februari 2021, jam 10:00 wita sebelum


dilakukan implementasi terapi hand massage kombinasi aroma
terapi lavender.

Data Subjektif :
Klien sakit kepala Klien menyatakan mengerti cara pelaksanaan
tindakan pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender.

Data Objektif :
Muka klien tampak meringis. Klien mampu mendemonstrasikan
hand massage dengan aromaterapi lavender. Tanda –tanda vital
tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 88 x/m, respirasi 24 x/m, suhu
36 0C.

Sesudah selesai dilakukan implementasi Hand Massage kombinasi


dengan aroma terapi lavender jam 10:30 wita.

Data Subjektif :
Klien mengatakan sakit kepala berkurang Klien mengatakan lebih
rileks. Klien menyatakan mengerti tentang pengertian, manfaat dan
cara pelaksanaan tindakan pemberian hand massage dengan
aromaterapi lavender.

Data Objektif :
Klien tampak rileks.. Tanda –tanda vital klien tekanan darah 150/90
mmHg, nadi 83 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36,4 0C,

Analisa :
Implementasi intervennsi unggulan Penerapan Teknik Hand
Massage Kombinasi Aroma Terapi Lavender terhadap Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Ny. S dengan diagnosa medis
42

Hipertensi tercapai dengan indikator turunnya tekanan darah, klien


menjadi rileks, cemasa berkurang, dan pengurangan stress

Planning :
Rencana tindak lanjut kepada Ny. S untuk konsisten rutin
melaksanakan tindakan pemberian hand massage dengan
aromaterapi lavender. Selain itu, mahasiswa akan melakukan
kunjungan kembali dan memantau praktik tindakan pemberian hand
massage dengan aromaterapi lavender yang telah diajarkan.

3.2.2 Evaluasi II : Minggu, 07 Februari 2021, jam 10:00 wita sebelum


dilakukan implementasi terapi hand massage kombinasi aroma
terapi lavender.

Data Subjektif :
Klien mengeluh sakit kepala Klien menyatakan mengerti cara
pelaksanaan tindakan pemberian hand massage dengan aromaterapi
lavender.

Data Objektif :
Muka klien tampak meringis. Klien mampu mendemonstrasikan
hand massage dengan aromaterapi lavender. Tanda –tanda vital
tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88 x/m, respirasi 24 x/m, suhu
36 0C.

Sesudah selesai dilakukan implementasi Hand Massage kombinasi


dengan aroma terapi lavender jam 10:30 wita.

Data Subjektif :
Klien mengatakan berasa lebih segar saat menghirup aromaterapi
lavender. Klien menyatakan mengerti tentang pengertian, manfaat
dan cara pelaksanaan tindakan pemberian hand massage dengan
aromaterapi lavender.
43

Data Objektif :
Klien tampak rileks. Tanda –tanda vital klien tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 83 x/m, respirasi 20 x/m, suhu 36,4 0C,

Analisa :
Implementasi intervennsi unggulan Penerapan Teknik Hand
Massage Kombinasi Aroma Terapi Lavender terhadap Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Ny. S dengan diagnosa medis
Hipertensi tercapai dengan indikator turunnya tekanan darah, klien
menjadi rileks, cemasa berkurang, dan pengurangan stress.

Planning :
Rencana tindak lanjut kepada Ny. S untuk konsisten rutin
melaksanakan tindakan pemberian hand massage dengan
aromaterapi lavender. Selain itu, mahasiswa akan melakukan
kunjungan kembali dan memantau praktik tindakan pemberian hand
massage dengan aromaterapi lavender yang telah diajarkan.

3.6 Rencana Tindak Lanjut


Rencana tindak lanjut kepada Ny. S untuk konsisten rutin melaksanakan
tindakan pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender. Rencana
tindak lanjut untuk keluarga untuk bisa mengingatkan klien melakukan
tindakan mandiri pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender
dalam upaya pencegahan terjadinya tekanan darah tinggi.
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Profil Lahan Praktik


Secara geografis Puskesmas Kelayan Timur terletak antara 3’16’46’ derajat
dan 3”22’54”’ derajat lintang selatan serta 114’31’40’ derajat bujur timur,
pada ketinggian 0.16 m dibawah permukaan laut dengan kondisi tanah
sebagian terdiri dari tanah rawa.

Wilayah puskesmas kelayan timur berada disebelah selatan dari wilayah kota
banjarmasin, dengan luas wilayah 1,73 km, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
4.1.1 Wilayah puskesmas kelayan timur sebelah utara berbatasan dengan
kelurahan kelayan barat
4.1.2 Wilayah puskesmas kelayan timur sebelah Selatan berbatasan dengan
kelurahan Tanjung Pagar
4.1.3 Wilayah puskesmas kelayan timur sebelah Barat berbatasan dengan
kelurahan Kelayan Selatan
4.1.4 Wilayah puskesmas kelayan timur sebelah timur berbatasan dengan
kelurahan kelayan dalam
Puskesmas Kelayan Timur terdiri dari 2 kelurahan dengan 60 rukun tetangga,
yakni :
4.1.5 Kelurahan Kelayan Timur
4.1.6 Kelurahan Kelayan Tengah
4.1.7 Visi dan Misi
4.1.7.1 Visi Puskesmas Kelayan Timur

Visi pembangunan kesehatan di Puskesmas Kelayan Timur


yang menjadi harapan adalah “Kayuh Baimbai Menuju
Banjarmasin “BAIMAN”(Bertaqwa, Aman, Indah, Maju,
Amanah dan Nyaman)”. Dengan visi ini diharapkan dukungan

44
45

dari masyarakat untuk mewujudkan peningkatan derajat


kesehatan.

4.1.7.2 Misi Puskesmas Kelayan Timur

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,


terjangkau, berkeadilan. Membangun profesionalisme dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal baik individu,
keluarga dan masyarakat. Mendorong kemandirian hidup sehat
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur
Menggerakan Peran Aktif Masyarakat dalam mewujudkan
lingkungan sehat.

Ny. S usia 72 Tahun bertempat tinggal di Komplek 10 Kelayan Timur.


bentuk bangunan rumahnya adalah beton, komposisi ruangan terdiri dari
ruang tamu dan berkumpul keluarga dan tempat makan berada didapur, 4
kamar tidur, lantai terbuat dari keramik, kebersihan rumah bersih. Jumlah
orang yang tinggal dalam satu rumah: 6 orang tetapi terkadang klien hanya
tinggal sendiri karena anak sudah bekerja.

4.2 Analisa Masalah Keperawatan Terkait Kasus Hipertensi Dan Konsep


Kasus Terkait
Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S (72 Tahun) memiliki
masalah kesehatan yaitu hipertensi. Berikut ini akan dijelaskan analisa kasus
berdasarkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Sehingga dapat diketahui faktor apakah yang paling berpengaruh dalam
masalah hipertensi pada Ny. S.

Saat pengkajian dilakukan dipastikan sebelum melakukan intervensi klien


tidak ada meminum obat hipertensi, didapatkan hasil pemeriksaan fisik yaitu
tekanan darah Ny. S 160/100, suhu 36,8°C, respirasi 20x/menit dan nadi
91x/menit, klien mengeluh sakit kepala bagian belakang, Status kesehatan
umum selama lima tahun yang lalu Ny. S tidak pernah dirawat di rumah
46

sakit. Keluhan utama Ny. S mengeluh sakit kepala bagian belakang. Ny. S
takut untuk memeriksa penyakitnya kepelayanan kesehatan terdekat untuk
mengatasi penyakitnya.

Dengan jenis kelamin dan usia Ny. S memasuki masa yang paling berisiko
untuk menderita penyakit hipertensi. Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa
perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi
(hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas 45 tahun.

Sebuah penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang dewasa di


Afrika sekitar 2 hingga 4 kali lebih banyak dibandingkan pada remaja (Bosu
et al., 2019).

Kebiasaan Ny. S mengonsumsi makanan yang asin dapat menjadi pemicu


terjadinya penyakit hipetensi. Penelitian yang dilakukan oleh Manik &
Wulandari (2020), makanan yang asin dapat menyebabkan penyakit tekanan
darah tinggi karena natrium (Na) mempunyai sifat mengikat banyak air, maka
makin tinggi natrium dapat membuat volume darah meningkat. Kurang
mengkonsumsi sumber makanan yang kandungannya kalium (K) atau kurang
serat akan mengakibatkan terjadinya jumlah natrium menumpuk dan akan
terjadi meningkatnya resiko hipertensi karena ada tekanan yang terjadi pada
detak jantung. Tinggi asupan natrium dapat menyebabkan hipertropi sel
adiposit karena akibat proses lipogenik pada jaringan lemak putih, jika secara
terus menerus dapat menyebabkan penyempitan saluran pembuluh darah
yang disebabkan oleh lemak dan akan mengakibatkan peningkatan pada
tekanan darah.

Pada pemeriksaan fisik didapat data tanda-tanda vital tekanan darah 160/100,
suhu 36,8°C, respirasi 20x/menit dan nadi 91x/menit. Tekanan darah 160/100
mmHg menunjukan bahawa Ny. S menderita penyakit hipertensi. Dimana
menurut Tanto (2014), Pada pengkajian fungsional kenyaman didapatkan
47

hasil jika Ny. S mengatakan tidak nyaman karena sakit kepala. Menurut
penelitian Raras (2019), Gejala yang sering muncul pada hipertensi salah
satunya adalah nyeri kepala. Nyeri kepala disebabkan karena kerusakan
vaskuler akibat dari hipertensi tampak jelas pada seluruh pembuluh perifer.
Perubahan struktur dalam arteri kecil dan arteriola menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran
arteri akan terganggu. Pada jaringan yang terganggu akan terjadi penurunan
O2 (oksigen) dan peningkatan CO2 (karbondioksida) kemudian terjadi
metabolisme anaerob dalam tubuh yang meningkatkan asam laktat dan
menstimulasi peka nyeri kapiler pada otak.

Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa


masalah yang ditemukan pada Ny. S adalah Ketidakefektifan jaringan
serebral berkaitan dengan faktor hipertensi . Penekanan masalah didasarkan
pada analisa data dan batasan karakteristik yang ditemukan pada Ny. S. Dari
hasil pengkajian menjelaskan bahwa Ny. S mengalami peningkatan tekanan
darah dan sering mengalami sakit kepala sehingga dapat memicu terjadinya
masalah resiko nyeri. Hal ini sesuai dengan definisi NANDA (2018) yaitu
pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai
keruasakan awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga
berat, dengan berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi, dan dengan
durasi kurang dari 3 bulan.

4.3 Analisa Terkait Pelaksanaan Tindakan Pemberian Hand Massage


kombinasi aromaterapi lavender dan Penelitian Terkait
Berdasarkan hasil analisis dari pengkajian pada Ny. S dapat dikatakan faktor
paling besar memepengaruhi masalah hipertensi pada Ny. S adalah umur dan
jenis kelamin. Hal ini disesuaikan dengan hasil yang didapatkan saat hari
pertama pengkajian.
48

Hasil data pengkajian riwayat kesehatan pada Ny. S didapat data klien
menderita penyakit hipertensi kurang lebih sekitar 4 tahun yang lalu dan Ny.
S berumur 72 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Menurut Smeltzer and
Bare (2013), mengatakan bahwa hipertensi lebih banyak menyerang
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Analisis lebih lanjut menunjukan
bahwa perempuan akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi
(hipertensi) setelah menopouse yaitu usia diatas 45 tahun. Sebuah penelitian
menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang dewasa di Afrika sekitar 2
hingga 4 kali lebih banyak dibandingkan pada remaja (Bosu et al., 2019).
Menurut Setyawan (2014), gejala klasik yang diderita pasien hipertensi
antara lain nyeri kepala, epitaksis, pusing dan tinnitus yang berhubungan
dengan naiknya tekanan darah .

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka mahasiswa melakukan intervensi


tindakan pemberian pemberian Hand Massage Kombinasi dengan aroma
terapi Lavender pada Ny. S. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan
farmakologis maupun non farmakologis. Menurut Hikayati et al. (2012),
pengobatan farmakologis bersifat jangka panjang, digunakan dalam
mengatasi hipertensi berupa diuretik, beta bloker, ACE inhibitor, angiotensin
II reseptor blocker dan vasodilator. Pengobatan non farmakologis digunakan
sebagai pelengkap atau pendamping dalam mendapatkan pengobatan
farmakologis yang lebih baik sehingga dapat mengontrol dan
mempertahankan tekanan darah agar tidak semakin meningkat.
Tabel Hasil Evaluasi Intervensi Unggulan Hand Massage kombinasi
Aromaterapi Lavender.
Hasil Tekanan Darah
Hari
Sebelum Sesudah
1. Jum’at 05 Februari 2021
150/90 mmHg 140/90 mmHg
Jam 11:30 – 12:00 wita
2. Sabtu 06 Februari 201
150/100 mmHg 150/90 mmHg
Jam 10:00 – 10:30 wita
3. Minggu 07 Februari 2021
140/100 mmHg 130/90 mmHg
Jam 10:00 – 10:30 wita
49

Menurut Rini (2020), terapi hand massage bisa membantu tubuh kita menjadi
rileks, memperlancar aliran darah, tekanan darah bisa menggerakkan darah
melalui area yang tersumbat, mengurangi rasa sakit atau nyeri, membantu
tubuh memompa lebih banyak oksigen dan nutrisi kejaringan serta organ-
organ vital dengan meningkatkan sirkulasi dan mereksasikan otot-otot.
Aromaterapi dapat memberikan efek menenangkan.

Setelah dilakukan intervensi tindakan Hand Massage kombinasi dengan


aroma terapi lavender pada Ny. S, didapatkan keberhasilan yaitu tekanan
darah menurun. Menurut Rini (2020), kombinasi aromaterapi lavender dan
hand massage memberikan efek menenangkan pada saat dilakukan pemijatan
diikuti dengan penyerapan di kulit yang mempengaruhi triptofan dan dapat
membatu respon relaksasi sehingga dapat memperbaiki tekanan darah.

Evaluasi keberhasilan intervensi tindakan pemberian hand massage dengan


aromaterapi lavender pada Ny. S yang dapat dilihat pada saat itu adalah : Ny.
S mampu melakukan pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender
kepada dirinya sendiri dan Ny. S mengalami penurunan tekanan darah.

Selanjutnya pelaksanaan pemberian hand massage dengan aromaterapi


lavender, evaluasi yang didapat untuk saat ini adalah Ny. S mau untuk belajar
cara pelaksanaan pemberian kombinasi aromaterapi lavender dan hand
massage. Selain itu Ny. S juga mau melaksanakan tindakan tersebut 1 kali
sehari sebagai upaya pencegahan terjadinya masalah nyeri akut. Menurut
Rini (2020) hand massage diberikan selama 10 menit sebanyak 5 kali selama
5 hari.

Keefektifan pemberian pemberian hand massage dengan aromaterapi


lavender menurut penelitian Rini (2020), hand massage merupakan pijat
sederhana yang nyaman, dilakukan dengan santai khususnya untuk orang
yang mengalami stress, mengalami kesulitan dalam mempertahankan
50

hubungan pribadi dengan orang lain, hand massage ini dapat berguna untuak
mengurangi rasa sakit karena memiliki efek relaksasi dan mengurangi
kecemasan. Menghirup minyak esensial memiliki efek langsung dan
berkelanjutan pada tekanan darah di siang hari, dan pengurangan stres.
Minyak esensial oil memiliki efek relaksasi untuk mengendalikan hipertensi.
Pada Pasien hipertensi yang mendapatkan kombinasi aromaterapi lavender
dan hand massage terdapat penurunan pada kecemasan, tekanan darah sistol,
tekanan darah diastol dan MAP dan kortisol yang signifikan.

Kelebihan dari implementasi tindakan keperawatan pemberian hand massage


dengan aromaterapi lavender adalah : 1) Merupakan tindakan atau upaya
meningkatkan status kesehatan yang murah secara finansial. 2) Merupakan
tindakan yang mudah dilakukan secara mandiri oleh klien. 3) Efektif untuk
menurunkan gejala penyakit.

Bentukan hambatan dari pelaksanaan tindakan keperawatn pemberian


kombinasi aromaterapi lavender dan hand massage adalah saat dilapangan :
mau dilakukan intervensi ke rumah klien, klien masih terlihat sibuk dan harus
menunggu sampai klien selesai dengan kesibukannya, sedangkan hambatan
pada intervensi unggulan: 1) Klien lupa untuk melakukan pemberian hand
massage dengan aromaterapi lavender. 2) Klien merasa malas melakukan
pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender.
51

4.4 Alternatif Pemecahan Yang Dilakukan


Alternatif pemecahan atau rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk
pelaksanaan pemberian pemberian hand massage dengan aromaterapi
lavender adalah dukungan keluarga dengan meminta keluarga untuk
mengingatkan dan memotivasi Ny. S untuk melaksanakan tindakan tersebut.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Ny. S (72 Tahun) memiliki masalah kesehatan yaitu hipertensi. Terkait
hipertensi yang diderita Ny. S dipengaruhi lama menderita hipertensi dengan
ketidakepatuhan minum obat. Pada pengkajian fungsional kenyaman
didapatkan hasil jika Ny. S mengatakan tidak nyaman karena sakit pada
kepala. Masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny. S adalah
Ketidakefektifan jaringan serebral berkaitan dengan faktor hipertensi.
Perencanaan yang dilakukan penulis pemberian hand massage dengan
aromaterapi lavender sebagai intervensi ungulan untuk mengatasi hipertensi
pada Ny. S. Intervensi ini dilakukan sebagai upaya untuk membantu tubuh
menjadi rileks, memperlancar aliran darah, tekanan darah bisa menggerakkan
darah melalui area yang tersumbat, mengurangi rasa sakit atau nyeri,
membantu tubuh memompa lebih banyak oksigen dan nutrisi kejaringan serta
organ-organ vital dengan meningkatkan sirkulasi dan mereksasikan otot-otot.
Implementasi intervensi unggulan yang dilakukan selama 30 menit sebanyak
3 kali selama 3 hari.

Evaluasi dan implementasi didapatkan Ny. S mampu memahami tentang


pengertian, manfaat dan cara pelaksanaan pemberian hand massage dengan
aromaterapi lavender. Serta Ny. S juga mampu untuk melakukan secara
mandiri tindakan pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender.
Selain itu Ny. S juga mau melakukan tindakan tersebut secara rutin guna
membantu mencegah masalah keperawatan yang dialami klien. Rencana
tindak lanjut terkait intervensi pemberian hand massage dengan aromaterapi
lavender adalah klien dan keluarga meneruskan intervensi secara mandiri.

52
53

5.2 Saran
5.2.1 Untuk Klien
Saran untuk klien adalah diharapkan klien dapat melaksanakan secara
rutin tindakan pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender
yang telah diajarkan secara mandiri untuk mencegah terjadinya
Ketidakefektifan jaringan serebral berkaitan dengan faktor hipertensi
5.2.2 Untuk Keluarga
Saran untuk keluarga adalah diharapkan keluarga untuk memberikan
dukungan dan motivasi untuk melaksanakan tindakan pemberian hand
massage dengan aromaterapi lavender. Serta keluarga juga diharapkan
dapat mengingatkan klien untuk melakukan tindakan tersebut.
5.2.3 Untuk Perawat
Saran untuk perawat dapat memberikan penyuluhan dan mengajarkan
tentang pemberian hand massage dengan aromaterapi lavender kepada
masyarakat sebagai tindakan nonfarmakologi dalam mengatasi
masalah hipertensi khususnya masalah keperawatan yang dialami
klien.
5.2.4 Untuk Institusi Kesehatan
Saran untuk institusi kesehatan diharapkan dapat mengembangkan dan
mengaplikasikan sebagai kajian khusus keilmuan dalam keperwatan di
masyarakat sehingga dapat membantu mencegah terjadinya masalah
Ketidakefektifan jaringan serebral berkaitan dengan faktor hipertensi
pada klien.
DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2014). Know Your Risk Factors for High Blood Pressure. Amerika:
American Heart Association (AHA). Retrieved from
http://heart.org/en/health-topics/highbloodpressure/whyhighbloodpressure-
is-a-silent-killer/know-your-risk-factors-for-highblood-pressure

AHA. (2015b). Obecity-Induced Hypertension. Retrieved from


https://www.ahajournals.org

AHA. (2016). Managing Stress to Control High Blood Pressure. American Heart
Association(AHA).Retrievedfromhttps://www.heart.org/en/healthtopics/hi
ghbloodpressure/changesyoucanmaketomanagehighbloodpressure/managi
ng stress-to-control-high-blood-pressure

Awaliyah, R., Aini, F., & Wakhid, A. (2020). Hubungan Antara Tingkat Stress
Dengan Kejadian Hipertensi Di Klinik Gracia Ungaran Kabupaten
Semarang. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo.

Bilqis, Siti. (2018). Hubungan Lama Sakit Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada
Pasien Hipertensi Di Dusun Depok Ambarketawang Gamping Sleman
Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Program Studi Keperawatan Universitas
Aisyiyah Yogyakarta.

Bosu, W. K., Reilly, S. T., Aheto, J. M. K., & Zucchelli, E. (2019). Hypertension
in older adults in Africa: A systematic review and meta-analysis. PLOS
ONE, 14(4).

Bangun, Virgona dkk,. (2013). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap


Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Di Rumah Sakit Dustira
Cimahi. FIKes UNSOED

CDC. (2019). Family Health History. USA: Center for Disease Control and
Prevention(CDC).Retrievedfromhttps://www.cdc.gov/genomic/famhistory
/famhist_basic.htl

Damawanti, R. (2016). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap


Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruang Ayyub 1 RS
Roemani Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.

54
55

Devicaesaria, A. (2014). Hipertensi Krisis. Leading Jurnal

Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur. (2018). Profil Kesehatan


Pemerintah Kaupaten Kotawaringin Timur 2017. Sampit

Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur. (2019). Profil Kesehatan


Pemerintah Kaupaten Kotawaringin Timur 2018. Sampit

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. (2020). Profil Kesehatan


Pemerintah Kaupaten Kotawaringin Timur 2019. Sampit

Elmiani, Sewang, N., Darmawan, S. (2014). Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kepatuhan Dalam Menjalani Diet Pada Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Larompong Kabupaten Luwu. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis. Vol 4 (2);213-220.

Gillis, E. E., & Sullivan, J. C. (2016). Sex Differences in Hypertension : Recent


Advances.
Hypertension,68(6),13221327.https://doi.org/doi:10.1161/HYPERTENSI
ONAHA.116.06602

Grillo, A., Salvi, L., Coruzzi, P., Salvi, P., & Parati, G. (2019). Sodium Intake and
Hypertension. Nutrients, 11(1970).
https://doi.org/doi:10.3390/nu11091970

Hikayati, Flora R, Purwanto S. Penatalaksanaan Non Farmakologis Terapi


Komplementer Sebagai Upaya Untuk Mengatasi dan Mencegah
Komplikasi Pada Penderita Hipertensi Primer di Kelurahan Indralaya
Mulya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. 2012;124-131.

Liu, M., He, Y., Jiang, B., Wang, J., Wu, L., Wang, Y., … Yao, Y. (2015).
Association Between Family History and Hypertension Among Chinese
Elderly. Medicine, 94(48). https://doi.org/DOI:
10.1097/MD.0000000000002226

Manik, L.A., & Wulandari, I.S.M. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Anggota Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas
Parongpong. Chmk Nursing Scientific Journal. Volume 4, Nomor 2.

Manurung, S. (2011). Keperawatan Professional. Jakarta : Trans Info Media

NANDA-I. (2018). Diagnosis Keperawatan 2018-2020. Jakarta: EGC


56

NIC. (2018). Nursing Intervension Classification: Edisi Ke 7. Elsevier

NIH. (2020a). Hypertension - Genetics Home Reference. NIH U.S. National


Library of Medicine. Retrieved from
https://ghr.nlm.nih.gov/condition/hypertension

NIH. (2020b). Why is it important to know my family medical history? USA:


National Library of Medicine (Part of The National Institute of Health).
Retrieved from https://ghr.nlm.nih.gov/primer/inheritance/familyhistory

NOC. (2018). Nursing Outcomes Classification: Edisi Ke 6. Elsevier

Nuraini, D. (2014). Aneka Manfaat Bunga Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Gaya


Medika

Primadiati, R. 2014. Aromaterapi perawatan alami untuk sehat dan cantik.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
57

Lampiran 1 Lembar Konsultasi


58
59
60
61
62

Lampiran 2 Infomed Consent


63

Lampiran 3 Hasil Observasi


64
65
66

Anda mungkin juga menyukai