Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN UAS THE

1. Menurut pandangan saya sebagai seorang pendidik PAUD beberapa guru sering kali
menerapkan keberhasilan belajar anak diukur dari kemampuan kepatuhan anak, lancar
membacanya, lancar berhitungnya bahkan mereka menganggap bahwa anak yang bisa
membaca adalah anak yang pandai, kekeliruan pandangan terhadap potensi anak didik oleh
pendidik merupakan sesuatu hal yang fatal, kekeliruan ini memunculkan sikap meremehkan,
merendahkan, dan menghambat kegiatan dan perkembangan anak yang justru tidak disadari
atau bahkan dianggap benar oleh pendidik. Pendidik melarang bahkan memarahi anak
ketika memanjat pohon, merangkak di pasir, mencari cacing di tanah, melengkungkan
tubuhnya, berdiam diri. Pendidik tidak menyadari bahwa pengalaman di bentak atau
dimarahi , di cap jorok, dipermalukan, misalnya sangat mungkin menjelma menjadi
pengalaman yang benar – benar menyakitkan dan melumpuhkan minat anak terhadap
sesuatu akibatnya besar kemungkinan potensi kecerdasan anak akan terhambat.
Setelah Howard Gardner mengumumkan teori multiple intelegencesnya, anak – anak
dengan kecerdasan nonlinguistik dan matematis mendapat perhatian, cap negatif terhadap
anak diterjemahkan ulang sebagai gaya atau kecenderungan belajar. Anak yang berdekatan
dengan hewan, suka menyendiri tidak lagi diidentifikasi sebagai anak nakal atau anak
berkelainan melainkan sebagai anak yang cerdas. Hampir semua aktivitas yang dahulu dinilai
nakal dijelmakan menjadi indikator kecerdasan. Perilaku dan kecenderungan anak diamati
dan diidentifikasi, kecenderungan kecerdasan anak ditemukan dan dijadikan dasar untuk
membuat program pengembangan. Pendidikan yang berbasis multiple intelegences
berpeluang memberikan pengalaman hidup yang menyenangkan bagi anak dan memantik
kecerdasan mereka.

2. Indikator kecerdasan visual spasial anak usia dini :


 Anak menonjol dalam kemampuan menggambar, mampu menunjukkan detil unsur
daripada anak – anak sebayanya, garis – garis pada pakaian, ciri khusus pada kaor
superman, misalnya muncul dalam gambar yang mereka buat dan hal ini tidak
muncul pada anak – anak sebayanya (usia KB dan TK)
 Anak memliki kepekaan terhadap warna , cepat mengenali warna dan mampu
memadukan warna dengan lebih baik daripada anak sebayanya, ketika mengamati
gambar, anak mampu melihat unsur yang kecil, warna yang ada pada gambar dan
objek (usia 2 – 6 tahun)
 Anak suka menjelajah lokasi di sekitarnya dan memperhatikan tata letak benda –
benda di sekitarnya serta cepat menghafal letak benda – benda.
 Anak menyukai balok atau benda lain untuk membuat suatu bangun benda, seperti
mobil, rumah, pesawat atau apa pun yang diinginkan anak. Begitu melihat bentuk
geometri ( dua maupun tiga dimensi) anak tertarik untuk segera membuat
konstruksi (usia KB dan TK)
 Anak suka melihat – lihat dan memperhatikan buku yang berilustrasi atau buku –
buku penuh gambar, majalah yang penuh warna dilihat beberapa kali (usia 2 – 6
tahun)
 Anak suka mewarnai berbagai gambar yang ada di buku, menebalkan garisnya, dan
menirunya (usia KB dan TK) anak juga mencoret – coret benda, seperti dinding,
almari, meja, kursi dengan spidol, pastel atau pensil warna – warni (usia 2-6 tahun)
 Anak menikmati bermain kolase dari berbagai unsur (usia TK) membuat benda dari
playdough, malam (lilin) atau sejenisnya (usia KB dan TK)
 Anak memperhatikan berbagai jenis grafik, peta, dan diagram, serta menanyakan
nama dan maksud bentuk – bentuk informasi tersebut sementara anak sebayanya
kurang antusias.
 Anak menikmati foto – foto di album dan cepat mengenali orang – orang atau benda
– benda di foto (usia 2 – 6 tahun) tertarik dengan kamera dan ingin
menggunakannya
 Anak banyak bercerita tentang mimpinya dan dapat menunjukkan detil mimpi
daripada sebayanya (usia TK)
 Anak tertarik pada profesi yang terkait dengan penggunaan kecerdasan visual –
spasial secara optimal seperti pelukis (anak – anak menyebutnya sebagai tukang
gambar
 Anak dapat merasakan pola – pola sederhana dan mampu menilai pola mana yang
lebih bagus dari pola lainnya, anak juga dapat menggunakan informasi komposisi
warna pada pola, seperti kain.

3. Indikator kecerdasan musikal anak usia dini :


 Anak suka memukul – mukul benda disekelilingnya, seperti meja, pintu dan kaleng
roti sambil menyanyi atau mengetuk – ngetukkan jari jemarinya pada benda atau
mengetuk – ngetukkan sepatunya (usia KB dan TK) sambil mengangguk – angguk
menikmati suara yang keluar darri benda – benda tersebut dan menikmatinya.
 Anak dapat menyanyi dengan lebih baik, nada teratur dan relatif lebih merdu
daripada teman sebayanya ( usia 4 – 6 tahun). Ia mudah menikmati nyanyian anak –
anak dan mudah menyesuaikan dengan alat musik. Mereka juga memiliki kepekaan
nada yang baik
 Anak suka memperhatikan lagu di berbagai media, baik di televisi, radio, CD,
maupun kaset (usia 2 -3 tahun) dan cepat menirukan (usia KB dan TK) hanya dengan
menyimak musik atau lagu beberapa kali, anak cepat menghafalkannya dan segera
menyanyikannya.
 Anak menikmati lagu atau musik dalam “gerak dan lagu”, melakukan senam sambil
menyanyi ( usia 3-4 tahun)dan dapat menyinkronkan antara musik – lagu dengan
gerak. Mreka mampu bergerak secara luwes dan sesuai dengan musiknya (usia 4 -6
tahun)
 Anak dapat menilai nyanyian, tahu apabila nada yang di nyanyikan sumbang, jika
mendengar nada sumbang mereka akan bereaksi ( mencela atau tertawa geli ) ( usia
4 – 6 tahun)
 Anak senang menyanyi . tiada hari tanpa menyanyi, setiap aktivitasnya diiringi
menyanyi, baik dalam posisi sendiri maupun sedang beraktivitas dengan teman
sebayanya (usia KB dan TK)
 Cepat menangkap informasi melalui lagu, cepat menangkap suasana lagu. Mereka
mudah mengerti arti kata – kata dalam lagu, emosi lagu, dan suasana lagu yang
membawa perasaan (usia 4 – 6 tahun)
 Berbicara secara musikal, memberi salam secara musikal, dan terdengar lebih
lembut dan bernada ketika meminta sesuatu (usia 2 – 6 tahun). Mereka cepat
menyahut kalimat berirama, dan mampu mengembangkan kalimat bernada –
berirama, dengan kalimat baru (usia 4 – 6 tahun)
 Anak mudah mengenali lagu hanya dari nama – nada awalnya, dan ketika diberi
beberapa nada, mereka langsung dapat menebak lagu ( usia 2 – 6 tahun)
 Apabila ada lagu baru, anak dapat mengikuti lagu dengan bunyi – bunyian yang
diciptakan dengan benda – benda di sekitarnya ( usia KB dan TK).

4. Definisi kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak
berdasarkan pemahaman tersebut
Komponen inti dari kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri yang
akurat meliputi kekuatan dan keterbatasan diri, kesadaran akan suasana hati, maksud,
motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan
menghargai diri.
Implementasi dari pelaksanaan kecerdasan intrapersonal adalah :
 Pemahaman diri dan minat diri dirangsang dengan bermain cermin dan melihat
bayangan, memilih gambar, permainan ya – tidak, dan bercakap – cakap
 Penilaian diri dirangsang dengan permainan berstiker, model moneka dan
mengulang kalimat sugestif
 Menikmati kegiatan dirangsang dengan bertukar cerita dan bermain bebas
 Kemampuan menyatakan maksud dan ekspresi dirangsang dengan kalimat diri,
gambar diri dan gaya diri
 Disiplin dan kontrol diri dirangsang dengan permainan tahan dulu, berhitung dalam
hati, lomba kendali diri, belajar antri, dan tertib lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai