Anda di halaman 1dari 10

TUTORIAL TEST 1

Kode/ Mata Kuliah : Pendidikan Seni di SD


Pokok Bahasan : Wawasan Seni, Pengetahuan Dasar Seni, Kemampuan Dasar dan
Karakteristik Seni Anak SD, Pemanfaatan Teknologi dalam Berkarya
Seni
Nama Pengembang : Aline Rizky Oktaviari Satrianingsih., M.Pd
Masa Registrasi : 2023.1
Rentang Skor : 10 - 100
Jenis Tugas : Penguasaan Konsep
Ketentuan : Kerjakan soal berikut ini dengan tulis tangan di kertas polio bergaris
diberi nama dan nim serta judul Tugas Tutorial 1.

Soal
1. Jelaskan tentang work of art, skill dan human activity !
2. Jelaskan yang dimaksud dengan pitch, timbre, ritme, dan birama !
3. Gambarkan not dan tanda diam dengan nilai ketukannya !
4. Jelaskan klasifikasi periodesasi seni rupa anak menurut Lansing dan Lowendiel Brittain !
5. Jelaskan dan berikan contoh teknologi sederhana, teknologi alam, dan teknologi tinggi !

~~ Selamat Mengerjakan ~~

Dalam perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu: (a)
seni sebagai karya seni (work of art), (b) seni sebagai kemahiran (skill), (c) seni sebagai kegiatan
manusia (human activity), dengan penjabaran sebagai berikut.

1. Pengertian seni sebagai benda/karya

Pengertian seni sebagai benda/karya seni hasil dari kegiatan diungkapkan antara lain oleh
Joganatha bahwa seni atau keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tetapi
berbeda dengan sekadar rasa gembira karena mempunyai unsur transendental atau spiritual.
Sedang menurut George Dickie, pengertian seni sebagai artefak di sini berhubungan dengan
pemahaman tentang posisi benda seni dalam budaya material yakni klasifikasi benda buatan
manusia secara kultural. Sifat fisik benda seni mengandung nilai- nilai untuk diapresiasi. Karya
seni pada hakikatnya mewadahi nilai-nilai personal manusia dan nilai- nilai sosial dengan
berbagai ragam wujudnya.
Sebagai contoh, (a) Lukisan prasejarah di dinding gua Leang-leang memiliki nilai religi-magis
yang membangkitkan spirit dan sugesti terhadap binatang buruan; (b) Karya lukis abstrak
Achmad Sadali memiliki nilai keindahan spiritual yang menggetarkan perasaan penikmat; (c)
Karya patung totem suku Asmat memiliki nilai magis yang memiliki makna simbolis yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat adat.

2. seni sebagai kemahiran (skill)

Dalam pengertian lain, seni dipahami sebagai kemahiran sebagaimana dikemukakan oleh
Aristoteles dimaksudkan bahwa seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya
dengan upaya mencapai suatu tujuan yang ditentukan oleh rasio/logika atau gagasan tertentu.
Sebagai contoh, (a) Pematung Bali dan Jepara mahir dan terampil dalam memahat bermacam-
macam bentuk patung dan ukiran kayu yang bernilai seni atau fungsional; (b) Pengrajin batik
Pekalongan mahir dan terampil dalam merancang ragam hias dan teknik membatik serta
pewarnaan batik.

3. seni sebagai kegiatan manusia

Selanjutnya seni sebagai kegiatan manusia diungkapkan oleh Leo Tolstoy bahwa seni merupakan
kegiatan sadar manusia dengan perantaraan tanda- tanda lahiriah tertentu untuk menyampaikan
perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, sehingga mereka kejangkitan
perasaan yang sama dan juga mengalaminya. Sedangkan menurut Bambang Sugiarto, seni dalam
arti sempit adalah kegiatan olah bentuk (dalam arti material), olah teknik penyajian dan olah
pengalaman, pengkajian ulang, eksplorasi kemungkinan baru dalam memandang, merasakan,
menghayati sesuatu dan upaya-upaya mendiagnosa kondisi zaman. Sebagai contoh, (a) Kekuatan
tarikan garis yang lugas dan dinamis dari ekspresi wajah seseorang merupakan unsur visual
utama dari karya karikatur; (b) Pelukis Basuki Abdullah melalui sapuan kuasnya yang lembut dan
warna-warna yang indah, mampu membangkitkan rasa keindahan dan kedamaian dalam diri para
penikmat/publik seni.

© Pengertian Seni Rupa : seni Sebagai karya seni, kemahiran dan kegiatan manusia
Source: https://www.mandandi.com/2023/08/pengertian-seni-rupa-seni-sebagai-karya.html

Timbre
Selanjutnya ada timbre yang merupakan kualitas atau warna bunyi terdapat dalam sebuah
karya seni musik.

Misalnya timbre yang dihasilkan dari alat musik tiup akan berbeda dari timbre yang
dihasilkan alat musik petik, meski dimainkan pada nada yang sama.

Irama atau Ritme


Berikutnya ada ritme atau irama yang juga merupakan unsur-unsur musik. Ritme atau irama
ini adalah rangakaian gerak beraturan yang menjadi unsur dasar dari sebuah musik.

Tak hanya itu, ritme atau irama ini juga memiliki arti lain yakni pergantian panjang pendek,
tinggi rendah serta keras lembut nada atau bunyi dalam satu kesatuan rangkaian musik.
Memang jika didengarkan secara sekilas ritme musik tidak dapat dirasakan, perlu dilakukan
pengulangan pendengaran agar dapat mengetahui struktur iramanya.

Birama
Unsur-unsur musik selanjutnya adalah birama, atau sebuah ketukan secara berulang-ulang.
Ketukan birama ini hadir dalam waktu yang bersamaan dan merupakan salah satu unsur
pembentuk sebuah karya seni musik.
Biasanya birama ini dituliskan dengan menggunakan angka seperti 2/4, 2/3, 3/4, begitu
seterusnya, angka yang berada di atas tanda '/' itu menunjukkan nilai nada dalam satu
ketukan. Birama ini terbagi dalam 2 jenis jika dilihat dari bilangan penyebutnya. Akan
disebut birama bainar jika nilai penyebutnya genap, sementara yang berpenyebut ganjil
disebut birama tenair.

Tinggi rendah nada biasanya disebut dengan istilah pitch.

Tinggi rendah nada ini berkaitan dengan frekuensi atau banyak sedikitnya
getaran per detik, Kids.

Frekuensi yang cepat atau besar akan menghasilkan nada yang tinggi. pixabay

Jadi, makin cepat atau besar frekuensinya, makan nadanya akan semakin
tinggi.

Nah, makin lambat atau makin kecil frekuensinya, maka nadanya akan semakin
rendah.

Dengan kata lain, tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi bunyi.
Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pembagian masa/periodisasi dimaksudkan untuk lebih mengenal karya seni rupa
anak dalam hal melakukan kegiatan dan penilaian. Pada umumnya semua periodisai
yang dikemukakan oleh para ahli memiliki kesamaan, misalnya dimulai dari dua tahun.
Periodisasi masa perkembangan seni rupa anak menurut Viktor Lowenfeld dan
Lambert Brittain dalam: Creative and Mental Growth adalah
a. Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
b. Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
c. Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
d. Masa Realisme Awal (Dawning Realis) : 9-12 tahun
e. Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
f. Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.

Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:
1. Masa Mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
Goresan-goresan yang dibuat anak usia 2-3 tahun belum menggambarkan suatu bentuk
objek. Pada awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motorik.
Biasanya, tahap pertama hanya mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah
vertikal atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang
masih mengunakan motorik kasar. Kemudian, pada perekembangan berikutnya
penggambaran garis mulai beragam dengan arah yang bervariasi pula. Selain itu mereka
juga sudah mampu mambuat garis melingkar.
Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan
terkendali, dan 3) corengan bernama.
Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalah bentuk
gembar yang sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat
corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
contoh:

Karya Anak Umur 4 tahun


masa mencorang
(foto: rido amriadi)

Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak menemukan kendali visualnya


terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya Kerjasama antara
koordiani antara perkembangan visual dengan perkembamngan motorik. Hal ini terbukti
dengan adanya pengulangan coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung ,
bahkan lingkaran.
Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi
menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol
goresannya bahkan telah memberinya nama, misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal ini
dapat digunakan oleh orang tua atau guru pada jenjang pendidikan usia dini (TK)
dalam membangkitkan keberanianan anak untuk mengemukakan kata-kata tertentu atau
pendapat tertentu berdasarkan hal yang digambarkannya.

2. Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun


Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan anak biasanya berupa
gambar kepala-berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada
bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik
lainnya pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk
memberi kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang.
Aspek warna belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna
biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya. Penempatan dan ukuran objek
bersifat subjektif, didasarkan kepada kepentingannya. Ini dinamakan dengan “perspektif
batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.
contoh:

Karya anak usia 6 tahun


masa prabagan
( foto: rido amriadi)

ciri-ciri pra bagan juga, sudah dapat mengendalikan gerak tangan, gambar tidak
ada kaitannya dengan obyek yang di lihat, seperti gambar di atas, dominan kuning,
padahal anak sering melihat warna langit yang biru.

3. Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun


Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar
masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada penggambaran pohon
di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri,
bagian kanan rebah ke kanan). Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul
dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang” (contoh:
digambarkan orang makan di ruangan, seakan-akan dinding terbuat dari kaca). Gejala ini
disebut dengan idioplastis (gambar terawang, tembus pandang). Misalnya gambar
sebuah rumahyang seolah-olah terbuat dari kaca bening, hingga seluruh isi di dalam rumah
kelihatan dengan jelas.
contoh:
karya anak usia 8 tahun
masa bagan
(foto: rido amriadi)

4. Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun


Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran
perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan
objek dalam lingkungan. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian,
dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai
sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai disadari. Penguasan konsep ruang mulai
dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada garis dasar, melainkan pada
bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan
ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada
periode ini.
contoh:

karya anak usia 10 tahun


masa realisme awal
(foto: rido amriadi)

Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih senang kepada
menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.

5. Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun


Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya
makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya
sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci.
contoh:

Karya anak usia 12 tahun


masa naturalisme
(foto: rido amriadi)

6. Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.


Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe
individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan
kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan
kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak
menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan
berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua
orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari
contoh:
Terkait seni, teknologi dapat merujuk pada berbagai alat, metode, dan teknik yang
digunakan untuk menciptakan karya seni. Berikut adalah penjelasan dan contoh dari
teknologi sederhana, teknologi alam, dan teknologi tinggi dalam konteks seni:

1. Teknologi Sederhana dalam Seni: Teknologi sederhana dalam seni


mencakup penggunaan alat dan metode tradisional yang telah ada dalam
masyarakat untuk waktu yang lama. Contoh teknologi sederhana dalam seni
meliputi penggunaan kuas, cat, dan kanvas dalam melukis, atau pemahatan
kayu dan batu dengan menggunakan alat tangan seperti pahat dan gergaji.
Seniman menggunakan teknologi sederhana ini untuk menciptakan karya seni
yang indah dan bermakna.
Contoh: Seorang seniman melukis pemandangan alam menggunakan kuas
dan cat minyak di atas kanvas.
2. Teknologi Alam dalam Seni: Teknologi alam dalam seni melibatkan
penggunaan bahan-bahan alam yang dapat ditemukan di sekitar kita untuk
menciptakan karya seni. Seniman menggunakan elemen alam seperti tanah,
pasir, daun, dan batu untuk membuat lukisan, patung, atau karya seni
instalasi. Mereka memanfaatkan keindahan alam dan bahan-bahan organik
untuk menghasilkan karya seni yang unik.
Contoh: Seorang seniman membuat lukisan menggunakan cat yang dibuat
dari pigmen alami yang diekstrak dari tanaman dan bahan-bahan alam
lainnya.
3. Teknologi Tinggi dalam Seni: Teknologi tinggi dalam seni melibatkan
penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak modern untuk
menciptakan karya seni yang inovatif. Seniman menggunakan komputer,
perangkat pencitraan digital, perangkat lunak desain grafis, dan teknologi
pencetakan 3D untuk menghasilkan karya seni yang kompleks dan futuristik.
Teknologi tinggi memungkinkan seniman untuk bereksplorasi dengan
berbagai bentuk, tekstur, warna, dan media digital.
Contoh: Seorang seniman digital menggunakan tablet grafis dan perangkat
lunak desain untuk membuat ilustrasi digital berwarna yang kompleks.
Seorang seniman juga bisa menggunakan teknologi pencetakan 3D untuk
mencetak patung dengan detail yang sangat halus.

Dalam seni, kombinasi dari teknologi sederhana, teknologi alam, dan teknologi tinggi
menciptakan ruang ekspresi yang luas bagi seniman untuk mengeksplorasi ide-ide
kreatif mereka dan menciptakan karya seni yang beragam dan memukau.

TUGAS TUTORIAL VIDEO


PEMANFAATAN TEKNOLOGI BERKARYA SENI
Buatlah video tutorial tentang pembuatan karya seni dengan mengikuti ketentuan di bawah
ini:
1. Pilihlah karya seni dengan teknologi sederhana atau teknologi tinggi
2. Buatlah video maksimal 5 menit
3. Isi video terdiri dari:
 Judul karya
 Nama dan nim mahasiswa
 Bahan karya
 Proses pembuatan dalam bentuk video
 Hasil akhir karya dan cara penggunaan karya ditampilkan dalam video.
 Presentasikan karya video kalian dengan menjelaskan manfaat dari karya
tersebut serta tanggapan kalian tentang kesesuaian karya tersebut dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran untuk kelas rendah atau kelas tinggi.
4. Buatlah video tutorial yang menarik dan sekreatif mungkin
5. Anda boleh meminta bantuan sanak keluarga untuk mengambilkan video dan proses
edittingnya, namun ide karya, video presentasi dan arahan video sesuai ide Anda.
6. Upload video hasil karya Anda pada youtube/ reels Instagram.
7. Tugas ini dikumpulkan paling lambat Jumat, 19 Mei 2023 pukul 17.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai