SITI FADHILAH PUTRI AGUSTIA NINGRUM RINI YULVANI MODUL 9 KB 1 Apresiasi Musik Anak
Arti kata apresiasi (appreciation) adalah penghargaan. Apresiasi
seseorang muncul karena adanya pemahaman yang dihasilkan dari pengetahuan atau penilaian atas sebuah karya musik. Mendengarkan merupakan pintu suatu kegiatan apresiasi. Mendengarkan berarti melakukan kegiatan pengamatan melalui indera pendengaran dengan penuh perhatian pada bunyi yang menjadi fokus perhatian. Kegiatan mendengar terbagi atas 2 jenis yaitu: 1. Mendengarkan Secara Auditif Mendengarkan secara auditif artinya menangkap bunyi lewat indera pendengaran kita. 2. Mendengarkan Secara Imajinatif Mendengarkan secara imajinatif artinya bunyi musik ditangkap lewat pembacaan notasi. Apresiasi terhadap karya musik dapat dilakukan melalui proses berikut ini. 1. mendengarkan musik 2. mendengarkan sambil membaca notasi musik 3. membaca latar belakang penciptaan karya musik 4. membaca biografi pencipta Musik anak lebih banyak berupa musik vokal (nyanyian) dibandingkan dengan musik instrumental. Kebanyakan musik instrumental. Kebanyakan musik instrumental yang dimainkan berasal dari lagu-lagu vokal. Analisis bentuk lagu berdasarkan frasa dan motif dapat membantu interpretasi dan ekspresi lagu secara baik dan benar. Bentuk lagu anak SD baik lagu-lagu Indonesia, lagu tradisional, maupun lagu-lagu mancanegara berbentuk satu, dua, dan tiga bagian. KB 2 Apresiasi Tari Anak
A. Tari Tradisional Indonesia
Tari tradisional dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: Tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional klasik. Tari tradisional kerakyatan adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di pedesaan, sedangkan tari tradisional klasik adalah tari tradisional yang hidup dan berkembang di lingkungan kraton. Perbedaan karakteristik dua jenis tari tersebut dapat dilihat lebih rinci dalam bagan berikut
No Aspek Tari Tari Kerakyatan Tari Klasik
1 Gerak Sederhana Rumit (dinamis) 2 Iringan Monoton Variatif/rumit 3 Kostum Sederhana Variatif 4 Rias Alami Karakter (Wayang) 5 Cerita Legenda Ramayana/Mahabrata 6 Koreografi Sederhana Variatif Ada 3 sifat dasar untuk menjelaskan dan perbedaan antara tari kerakyatan dengan tari klasik yang berkembang di lingkungan kraton. Tari kerakyatan yag bersifat sederhana, dan dapat dicermati dari materi dan susunan geraknya, iringan, kostum/rias, busana. 1. Jenis-jenis Tari Tradisonal Kerakyatan Beberapa jenis tari kerakyatan antara lain: • Tari Badui • Tari Rodat • Tari Jathilan • Tari Reog
Khusus tari Rodat dan Badui lebih dekat dengan seni
kerakyatan yang bersifat religius. Sedangkan Reog dan Jathilan lebih bersifat tontonan. 2. Jenis-jenis Tari Tradisional Klasik Beberapa jenis tari tradisonal klasik antara lain: Tari Piring Tari Saman Tari Kuda Lumping B. Apresiasi Tari Kreasi Baru Anak Tari modern disebut juga dengan tari kreasi baru. Tarian jenis ini dapat bersumber dari dua jenis tarian terdahulu yaitu kerakyatan dan klasik. Tampilan tari kreasi baru mencerminkan sikap dinamis yang menjadi tuntutan masyarakat. Dinamika yang di gambarkan dari sebuah karya baru itu dapat diterima oleh semua pihak, sehingga keberadaan sebuah karya tari baru akan terus berkembang. C. Manfaat Kegiatan Mengapresiasi Tari bagi Anak Apresiasi sebagai media komunikasi Apresiasi sebagai media pendidikan Apresiasi sebagai media bermain Mengapresiasi karya dan koreografi tari Mengenal tari dari sumber tema MODUL 10 KB 1 Manfaat Belajar Seni bagi Anak Usia SD
Secara garis besar manfaat belajar seni rupa dapat diuraikan
sebagai berikut: 1. Seni Sebagai Bahasa Visual Artinya, seni berfungsi sebagai alat mengutarakan pendapat, dan ungkapan perasaan yaitu duka-sedih, gembira-senang, keinginan dan gambaran masa depan, serta mencatat peristiwa yang pernah dialami.
2. Seni Membantu Pertumbuhan Mental
Artinya, seni dapat digunakan untuk melatih pikiran, imajinasi, penalaran, perasaan keindahan, sosial, agama maupun toleransi yang bersifat apresiatif. 3. Seni Membantu Belajar Bidang Studi Lain Artinya, melalui seni anak akan terasah visual intelegensinya sehingga mudah menangkap visual, disamping melatih imajinasi untuk belajar sejarah dan melatih belajar komprehensif dengan latihan menggambar suasana.
4. Seni Sebagai Media Bermain
Artinya, mengembangkan belajar melalui permainan seni, dengan seni anak akan mempunyai kesenangan bermain yang postif. KB 2 Karakteristik Seni Rupa Anak
A. Istilah Menggambar dan Melukis
Istilah menggambar diangkat dari bahasa Inggris to draw yang berarti menggores atau membuat garis atau berupa garis, terkait dengan seni rupa menggambar adalah kegiatan menggores sehingga membentuk bidang gambar. Sedangkan melukis diangkat dari bahasa Inggris to paint yang berarti mengecat atau membuat blok dengan warna, istilah melukis untuk menunjukkan karya gambar yang dihasilkan dari kegiatan memblok warna. B. Tema Karya Seni Rupa Anak Tema-tema yang sering dijadikan dorongan berkarya bagi anak adalah: • Lingkungan yang paling menarik dilihat dari mata pandang anak • Keikutsertaan dalam peristiwa • Kejadian yang menimpa anak • Keinginan anak • Pikiran masa depan (cita-cita) • Apa yang pernah dilihat dalam peristiwa sekejap • Imajinasi akan peristiwa yang imajiner Tema-tema yang muncul dari anak sebenarnya sangat bergantung dari faktor yang mempengaruhi, diantaranya: Tingkat kemauan berpikir atau kecerdasannya, Sesuai dengan kemampuan gerakan otot yang sedang mengalami pertumbuhan kuantitatif, Sesuai dengan perkembangan usia, mental dan pengetahuannya, Media yang dia inginkan, dan Hasrtanya. C. Ciri Umum Lukisan Anak a. Gaya lukisan: • Gaya wiracarita (heroisme) : lukisan yang menggambarkan cerita kepahlawanan dan kepatriotan • Gaya dekoratif: ditandai dengan munculnya bentuk- bentuk konturistik dan jika warna yang dipilih berupa blok warna dengan sedikit nuansa • Gaya komik: gaya lukisan anak dengan memanfaatkan cerita. b. Komposisi karya seni rupa anak-anak dapat berupa: Posisi tumpang tindih: dalam menggambar anak meletakkan posisi objek yang jauh berada di atas. Bertumpu pada garis dasar: karakteristik lukisan berkomposisi ini merupakan kebiasaan anak. Komposisi rebahan: adalah penggambaran objek secara rebahan atau tidur. Stereo type: komposisi ini adalah susunan elemen bentuk yang diulang-ulang. X-ray atau atau transparan: sifat x-ray atau transparan atau tembus pandang memperlihatkan figur yang seharusnya tidak tampak. c. Tipe gambar anak: Haptic: adalah jenis karya gambar anak yang lebih cenderung mengungkapkan rasa daripada pikiran. Non-haptic: cenderung mendapat pengaruh motivasi intelektual Willing type: tipe harapan dalam gambar anak ditunjukkan oleh tema yang diangkat dalam materi pokok gambar berupa ungkapan harapan anak terhadap keinginan, cita-cita ataupun yang lain. KB 3 Periodisasi Gambar Anak
1. Masa Coreng Moreng: Usia 1-4 Tahun
Masa ini ditandai dengan gambar yang masih belum stabil dan kadangkala gambarnya pun masih berupa manusia tulang. 2. Masa Prabagan: Usia 4-7 Tahun Masa ini masih melanjutnya manusia tulang, namun sebagian sudah memberi pakaian dan menandainya dengan bentuk rambut, pakaian serta properti 3. Masa Bagan: Usia 7-9 Tahun Masa ini anak sudah mampu membedakan dengan jelas jenis kelamin dalam gambarnya. Namun belum menunjukkan konsep yang matang tentang judul terhadap bentuk gambar. 4. Masa Realisme Awal: Usia 9-11 Tahun Masa ini anak mampu mengungkapkan perspektif, namun belum sempurna. 5. Masa Realisme Semu: Usia 11-14 Tahun Masa ini, anak mampu mengemukakan detail gambar sesuai dengan posisi, gambar potret dan gambar manusia mulai dilakukan dengan mengidentifikasi karakter jenis kelamin, namun anak kesulitan menggambar perspektif. SEKIAN TERIMA KASIH