Anda di halaman 1dari 3

1.

Dampak negative dari suatu pembangkit listrik tenaga arus laut :


 Dapat terjadi gempa bumi besar di sekitar daerah laut yang dapat digunakan
sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut, dan akan menyebabkan pemadaman
listrik. Gempa pada hal ini lebih disebabkan oleh gerakan tanah yang kuat, yang
diberikan nya beban inersia pada bangunan dan dapat mengakibatkan kegoyahan
tanah. Pemadaman listrik dapat ditentukan kerusakan dan pemadaman listrik
berdasarkan pada intensitas pergerakan tanah dan dilihat dari durasi lamanya
kejadian gempa bumi tersebut.

 Dapat terjadi space weather yang menyebabkan rusaknya sistem tegangan listrik
dan ada kerusakan pada peralatan seperti turbin, generator, transformator berupa
kerusakan kecil, seperti kabel-kabel yang akan berkerut dan akan bisa putus
hingga munculnya kerusakan besar, seperti mucul percikan api yang bisa
membesar pada alat.
 Dapat terjadi banjir di daerah lingkungan pembangkit listrik yang berujung
membuat erosi besar di tepi pantai. Banjir ini dapat disebabkan oleh kerusakan
struktural sistem teknologi biasanya hasil dari kombinasi apung, beban hidrostatik
dan hidrodinamik, serta dampak puing-puing (Krausmann et al., 2011). Banjir ini
dapat mengancam kerusakan menara transmisi dalam bagian penting di
pembangkit listrik tenga arus laut ini.

2. Dampak positif arus laut terhadap lingkungan


 Energi arus laut bersifat ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak
ekosistem laut
 Turbin arus laut tidak memerlukan rancangan struktur dengan kekuatan
berlebihan
 Tidak menimbulkan polusi suara maupun polusi visual

3. Penjelasan resiko ekplor/ekploit


Efisiensi pembangkitan energi ini masih rendah. Apalagi jika arus pasang surut
yang relatif rendah sehingga energi yang dihasilkan tidak optimal. Hal ini merupakan
tantangan teknis dalam mendesain sistem pada turbin untuk menyesuaikan kondisi.
Konsekuensi dari rendahnya efisiensi adalah menyebabkan biaya pembangkitan yang
lebih tinggi.

4. Mitigasi dampak dan resiko dari pembangkit listrik tenaga arus :


a. Mitigasi dampak:
 Membuat pondasi bangunan yang kuat untuk menopang semua peralatan
berat dan besar yang akan di gunakan, agara pada saat terjadi kejadian
alam (ex: gempa bumi) dapat tidak goyah atau runtuh.
 Menyaiapkan peralatan yang tahan terhadap segala cuaca extrim, sehingga
peralatan tidak mudah berakrat atau rapuh dalam segala kondisi cuaca.
 Membuat bendungan air yang luas dan kuat untuk menampung air yang
sekitranya akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga arus laut.
b. Mitigasi resiko:
Dengan cara memperbaiki sistem desaain turbin yang sudah ada agar
kerja dari sistem turbin tersebut lebih efisiek untuk menangkap energy arus laut
sehingga meminimalisir biaya pembangkitan yang tinggi.

Referensi:

Ferial. (2011). Pengembangan Energi Arus Laut. Diakses dari


http://ebtke.esdm.go.id/post/2011/04/25/138/pengembangan.energi.arus.laut?lang=en (pada 09
April 2020)

Kasharjanto, A., Rahuna, D., & Rina, R. (2017). Kajian Pemanfaatan Energi Arus Laut Di
Indonesia. Wave, 11(2), 75-84

Surinati, D. (2011). Energi Arus Laut. Oseana, XXXVI(1), 13-25

Krausmann, Elisabeth. 2017. Power grid recovery after natural hazard impact. Luxembourg:
Publications Office of the European Union

Anda mungkin juga menyukai