Degradasi Diskursus Intelektual Dalam Internal Kohati
Degradasi Diskursus Intelektual Dalam Internal Kohati
( Di susun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Latihan Khusus Kohati (LKK) )
Di susun oleh :
CABANG MERAUKE
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Salam dan doa semoga semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul : Degradasi Diskursus
Intelektual Dalam Internal Kohati.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kategori
sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima segala bentuk kritik, usul,
saran, dan masukan yang membangun.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itulah, kritik yang sifatnya mendidik, dan dukungan yang membangun, senantiasa penulis
terima.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya berpikir kritis dan bebas di lingkungan mahasiswa sudah mulai
mengalami degradasi yang drastis. Keadaan ini akan menjerumuskan dan menghambat
kemajuan mahasiswa. Bahkan menyebabkan timbulnya situasi yang disebut sterilisasi
pemikiran. Sehingga mereka kurang berminat terhadap permasalahan fundamental
tentang dunia yang menyebabkan kompartementalisasi sempit dan berkubang dalam
analisis stagnan.
Pemikiran mahasiswa saat ini belum sampai kepada proses arus balik. Mereka
hanya menyimak premis-premis yang terkonsepkan oleh para pemikir terdahulu. Tidak
ada usaha kreatif dari mahasiswa untuk mengembangkan premis tersebut. Mereka
menjadi konsumen abadi yang hanya menelan pemikiran secara mentah. Sehingga
menghasilkan usaha yang membuat jurang antar relevansi dan kenyataan (pemikiran yang
tercabut dari realitasnya). Mereka cenderung suka pada hal-hal yang pragmatis tanpa
harus menyumbangkan pemikiran.
Pada saat yang sama, Budaya baru dan teknologi yang semakin canggih akan
mereduksi potensi intelektual mereka. Maka mereka menghadapi
konsekuensi bagaimana mem-filter hal-hal negatif yang dapat mempengaruhi budaya
kritisnya. Bukan hanya menelan mentah-mentah tanpa memilah dan memilih.
Pemanfaatan pemikiran yang kurang baik, kelamaan akan menyusut bahkan hilang oleh
perubahan zaman yang semakin berkembang ini.
Atmosfer intelektualitas senantiasa dilanggengkan dikehidupan perguruan tinggi
dalam berbagai macam bentuk. Hal ini didukung dengan adanya kebebasan akademik
guna menjamin penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Apa itu kebebasan
akademik? Ialah sesuatu yang diberikan kepada akademisi terkait kegiatan pengajaran
dan penelitian. Hal ini juga tidak terlepas dari hak sipil berupa mengemukakan pendapat
yang mana telah dijamin oleh konstitusi. Hak tersebut jelas tertera dalam konstitusi pasal
28E ayat (3) UUD 1945, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.”
Seperti halnya mahasiswa, kaum perempuan pada hari ini juga mengalami
degradasi intelektual yang sangat tinggi. Hal-hal ini dapat dibuktikan dengan
berkurangnya ruang diskusi ilmiah sesama perempuan. KOHATI dilahirkan dengan
tujuan untuk membentuk anggotanya menjadi Muslimah yang Berkualitas Insan Cita
yaitu sebagai insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai oleh Allah
SWT.
Tetapi mengikuti perkembangan arus globalisasi di era sekarang, KOHATI
mengalami degradasi intelektual yang menyebabkan penurunan cara pandang dan
pengetahuan. Hal ini tentunya menjadi masalah bagi KOHATI, sebab jika terus dibiarkan
akan berimbas dan berdampak pada tujuan awal dibentuknya.
Sehingga hari ini, persoalan degradasi intelektual hampir menjadi persoalan
umum bagi sebagian besar KOHATI di dalam rumah sendiri, sebuah transformasi ideal
diperlukan sebagai dasar pembenahan di dalam internal KOHATI.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mendapatkan sebuah transformasi ideal
dalam menangani degradasi intelektual di internal KOHATI.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Agar kader kohati dapat memahami persoalan internal yang ada di dalam KOHATI.
2. Agar kader kohati dapat memperbaiki pola pikir yang menunjang intelektual.
3. Agar kader kohati dapat tumbuh sesuai dengan tujuan dibentuknya KOHATI.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, ada beberapa faktor intelektual dalam belajar menurut Ngalim
Purwanto, yaitu pembawaan, kematangan, pembentukan, minat, dan pembebasan.
KOHATI adalah wadah yang dibentuk dengan tujuan mulia. KOHATI merupakan
representasi kaum perempuan di ranah eksternal organisasi. KOHATI berada dibawah
naungan HMI, dimana HMI adalah rumah secara luas yang berisi kader laki-laki dan
perempuan.
Sejak masa reformasi 1998, hingga 2021 sekarang banyak lahir perempuan
perempuan pemikir dari rahim KOHATI itu sendiri, tidak sedikit kita jumpai kaum-
kaum perempuan yang berteriak menyuarakan keadilan, berteriak atas nama rakyat, dan
lebih nya banyak perempua yang lahir sebagai penggagas bahkan menduduki jabatan-
jabatan penting di beberapa organisasi. KOHATI telah melaksanakan dan menjalankan
tujuan terbentuknya dengan baik dan memberikan impact yang baik bagi rumah dalam
internal.
Di luar banyaknya prestasi dan kader-kader intelektual, hari ini masalah yang
cukup penting hadir di tubuh KOHATI. Rendahnya minat baca dan mengasalh intelektual
para kaum perempuan semakin meningkat, beberapa diantaranya lebih memilih untuk
menghabiskan waktu dengan aktivitas yang hanya didepan media sosial daripada duduk
dan mengikuti kajian-kajian bersama kader lainnya. Kemerotosan pola pikir ini tentu
menjadi duri di dalam internal KOHATI yang harus dibenahi. Bukan lagi soal tugas
pengurus, tetapi menjadi tugas bersama untuk memperbaiki dan menghilangkan duri
tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, permasalahan yang muncul di dalam internal KOHATI
menjadi sebuah polemik yang harus segera diselesaikan, agar kedepannya KOHATI dapat
kembali berjalan sesuai dengan tujuan mulia dibentuknya KOHATI. Faktor – faktor dominan
yang mempengaruhi degradasi intelektual bagi KOHATI harus dibenahi dengan musyawarah
mufakat untuk mencapai sebuah keputusan yang memberikan kenyamanan bagi kohati.
Sehingga kedepannya KOHATI akan tetap melahirkan kader-kader pemikir, pelaksana,
penggagas, dan pelindung bagi rakyat dan terkhusu bagi perempuan.
Masalah intelektual bukanlah masalah yang dapat dipandang sebelah mata, sebab bangsa
ini terlahir dari pahlawan-pahlawan dengan pemikiran yang besar dan luas, selain itu
dukungan kaum perempuan tentu sangat dibutuhkan bagi berdirinya sebuah negara yang adil,
makmur, dan sejahtera.
Daftar Pustaka
Whithbourd Journal (2019), Mengupas Kondisi Wanita Hari Ini dalam Masyarakat
Indonesia.
https.//nasional.tempo.co.id (2015), Upaya Pemerintah Meningkatkan Kualitas
Perempuan.
https.//www.kemenPPPA.go.id (2017), Mencapai Kesetaraan Gender dan
Memberdayakan Kaum Perempuan.
KBBI, Pengertian Degradasi.
KBBI, Pengertian Intelektual
https.// repository.uinjkt (2018), Peran Kohati Dalam Peningkatan Intelektualitas