Latar Belakang
Di era digital terdapat banyak perubahan yang terjadi dengan harapan bahwa
penggunaan teknologi digital dapat menjadi salah satu sarana yang dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dan memudahkan masyarakat serta stakeholders di dalam melakukan berbagai hal.
Saat ini, proses digitalisasi sudah terjadi di berbagai sektor yang ada baik dari sektor
keuangan hingga sektor pertanian. Proses digitalisasi di hampir semua sektor memiliki tujuan
yang sama, yaitu percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan produktivitas
layanan dan produksi. Hal ini tentu saja membutuhkan dukungan infrastruktur digital yang
memadai. Dukungan tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan perusahaan penyedia
layanan infrastruktur digital dan perusahaan pengembang software.
Selain hal di atas, potensi digital di Indonesia sedikit tidaknya dipengaruhi oleh jumlah
penduduk Indonesia yang saat ini didominasi oleh generasi Z diikuti oleh generasi Y (millennial).
Berdasarkan laporan Hasil Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), 27,94%
jumlah penduduk Indonesia adalah generasi Z. Sementara itu, penduduk generasi Y (millennial)
Indonesia sebesar 25,87%.
Digitalisasi bank di Indonesia terjadi tidak hanya di bank umum. Saat ini, beberapa bank
pembangunan daerah (BPD) juga sedang melakukan program transformasi menuju digital
banking. Hal ini digambarkan dengan adanya fitur layanan mobile banking dan internet banking
yang dapat diunduh dengan mudah melalui perangkat aplikasi Android atau iOS yang bertujuan
untuk mempermudah masyarakat melakukan transaksi.
Berdasarkan hasil survei tentang layanan digital banking yang paling sering digunakan
saat pandemi COVID-19 oleh Inventure Indonesia dan Alvara Research Center, 43,6%
masyarakat lebih sering menggunakan internet/mobile banking dan 25,6% yang lebih sering
menggunakan e-wallet. Hal ini tidaklah mengejutkan mengingat pengguna internet yang
memiliki mobile phone dan smartphone di Indonesia masing-masing sebesar 98,3% dan 98,2%
berdasarkan data Digital 2021: Indonesia oleh We Are Social dan Hootsuite. Pengembangan
mobile banking dan internet banking tersebut juga telah mengintegrasikan layanan Quick
Response Indonesian Standard (QRIS).
Beberapa BPD juga telah bekerjasama dengan perusahaan fintech dalam proses
pembayaran ke berbagai merchant. Hal ini diharapkan dapat membantu perkembangan BPD
dalam memberikan layanan yang memanfaatkan teknologi digital, sehingga masyarakat dan
nasabah akan semakin mudah untuk melakukan transaksi.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso sangat
mendorong BPD untuk go digital pada tahun 2021 dikarenakan implementasi digital bisa
menjadi salah satu faktor percepatan pemulihan perekonomian. Dorongan go digital bagi para
BPD juga tidak hanya bertujuan untuk memberikan kemudahan akses terhadap layanan
keuangan bagi masyarakat daerah, tetapi juga dapat meningkatkan kinerja BPD itu sendiri. Oleh
karena itu, dukungan dan integrasi dari seluruh stakeholders—terutama stakeholders daerah—
sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan digital banking bagi BPD sebagai upaya
percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Tujuan Webinar
Konsep Kegiatan
1. Webinar dengan pemaparan materi oleh narasumber yang berkompeten dalam bidang
pembahasan yang sesuai dengan tema kegiatan melalui aplikasi Zoom.
2. Membangun interaksi dengan peserta dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh
moderator.
Keynote Speakers
Usulan Speakers
Potensial Sponsor