Anda di halaman 1dari 4

NOTULA

Nomor: 003/F/GARDASI/08/2021

Topik Pelatihan Jurnalistik #3 Tempat Zoom Meeting


Tanggal 8 Agustus 2021 Notulis Alin Jamrud Rahma Dewi
Agenda Kode Etik Jurnalistik Pembicara Gigih Mazda, Dwi Lindawati, Herlianto
Moderator Rosita Wulandari Peserta 112 orang
Waktu 09.00 s.d. 11.00 WIB

NO PERIHAL URAIAN/KEPUTUSAN
1. Nama program Pelatihan Jurnalistik #3 Kode Etik Jurnalistik

2. Deskripsi Webinar Series Jurnalistik Seri 3 merupakan kegiatan webinar kolaborasi antara Garuda
Literasi dengan Tugu Media Group yang bertujuan memperkaya wawasan pemuda
mengenai kode etik jurnalistik dan cara menumbuhkan keterampilan menjadi jurnalis.
Webinar ini berbentuk diskusi informal antara pembicara dengan peserta yang mengangkat
tema“Kode Etik Jurnalistik”.
3. Peserta Member Garuda Literasi dan Umum
4. Agenda 1. Pembukaan oleh moderator
2. Sambutan Ketua Pondok Inspirasi (Agus Harianto)
3. Sambutan CEO Garuda Literasi
4. Pemaparan materi oleh para pembicara
5. Sesi tanya jawab peserta webinar dengan para pembicara
5. Webinar Gigih Mazda “Rambu-Rambu Etik Jurnalistik”
 Pers disebut juga sebagai pilar keempat demokrasi dan dilindungi oleh undang-
undang. Kode etik jurnalistik (KEJ) memiliki 11 pasal dan memiliki empat unsur
yaitu tanggung jawab kepada publik, hati nurani atas dampak yang mungkin
ditimbulkan, prinsip, dan nilai moral demi mencerahkan dan mencerdaskan
masyarakat.
 Beberapa pasal dalam KEJ diantaranya pasal (5) wartawan tidak boleh
menyebutkan dan menyiarkan identitas korban atau pelaku kejahatan susila jika
masih usia anak (kurang dari 18 tahun), pasal (8) wartawan tidak boleh
menyudutkan golongan tertentu, dan berita yang merujuk pada medsos termasuk
tidak etis.
 Faktor-faktor perkembangan kode etik jurnalistik tergantung kepada munculnya
UU khusus yang akan diikuti sebagai pedoman KEJ, organisasi profesi, dan
pedoman lain seperti pedoman media siber, dan kemajuan nilai etik dan moral
umat manusia
 Penggunaan foto yang dapat dikirimkan ke berita dan tidak melanggar hak cipta
adalah foto hasil jepretan/karya sendiri, bebas royalti, atau dari sumber resmi.

Herlianto A “Menulis Tak Harus Opini”


 Tulisan berita harus objektif, faktual, bahasa efektif (lugas), kronologis, sumber
kutipan jelas, 5W+1H.
 Tulisan catatan dapat berisi pengalaman pribadi, hikmah suatu peristiwa, motivasi
diri, dan menggunakan bahasa lebih longgar.
 Tulisan pendidikan dapat berupa semua yang berbau pelajaran dan pengajaran.
 Tulisan featured bernuansa sastra yang menggabungkan berita dan opini serta
beralur. Tulisan ini dapat mengangkat topik human interest, profil ringkas, cerita
sejarah, behind the scenes, dan how to.

Dwi Lindawati “Evaluasi dan Contoh Berita yang Menarik Untuk Pembaca”
 Judul harus dibuat menarik yang menggugah pembaca untuk lebih ingin tahu isi
berita dan sesuai dengan isi berita.
 Paragraf pertama berita harus memiliki 5W+1H lengkap.
 Format penulisan berita yng dapat dikirim ke editor meliputi judul berita, caption
dan credit foto, awal paragraf pertama dicantumkan domisili penulis, tidak boleh
ada dua kutipan berurutan secara langsung, paragraf akhir diberi nama penulis.
6. Pertanyaan  Mawarda Rachmawati
Apakah privasi identitas pelaku dan korban kejahatan usia dewasa sama
dengan privasi identitas pelaku dan korban anak di bawah umur? Ketika
wawancara narasumber yang menanyakan identitas bukankah privasi juga? Di
luar negeri, foto orang yang tidak bersangkutan diblur untuk menjaga privasi
namun mengapa di Indonesia belum menerapkan hal tersebut? Dan untuk
wawancara dengan narasumber bukannya ada surat perjanjian terlebih dahulu
atas apa yang akan ditanyakan?
Jawab
Gigih Mazda
Nama dan identitas korban kejahatan dewasa biasanya disamarkan jika korban
adalah korban pelecehan atau pencemaran nama baik, namun jika masih di
bawah umur identitas akan disamarkan untuk semua kejahatan yang dilakukan
karena dalam jurnalis, pelaku anak dianggap kenakalan bukan kejahatan.
Wawancara boleh dilakukan mendetail asal tidak menyangkut kriminal dan
kejahatan lainnya.
Di luar negeri foto wajah dan plat nomir kendaraan diblur untuk menjaga
privasi dan menghindari tuntutan hukum namun di Indonesia belum
menerapkan etik setinggi itu namun wartawan selalu izin sebelum mengambil
foto ataupun mewawancara seseorang kecuali foto-foto tertentu seperti demo,
pencemaran lingkungan, dan berita-berita dengan kepentingan khalayak ramai.
Dwi Lindawati
Data pribadi dan deskripsi seseorang dapat diangkat ketika memiliki nilai
positif seperti prestasi.
Herlianto A
Ketika menulis berita investigasi biasanya tidak menyebutkan narasumber
ataupun hanya memberikan inisial nama saja. Untuk foto yang diambil,
tergantung apakah foto tersebut diambil dari ruang publik atau ruang privat,
jika ruang publik maka tidak perlu meminta izin untuk mengambil foto.

 L Octavia
Bagaimana sikap jurnalis dalam menghadapi pelabelan atau stereotyping yang
berkaitan dengan kode etik jurnalistik?
Jawab
Gigih Mazda
Pelabelan seksis (janda atau LGBT), pelabelan daerah ataupun pelabelan
negatif lainnya masih banyak dicantumkan pada berita namun seharusnya
dihindari karena melanggar kode etik.
Dwi Lindawati
Jurnalis dilarang mendeskripsikan narasumber yang mendeskripsikan secara
fisik atau body shaming.

 Zainul Arifin
Pada berita politik terutama berita ketika kampanye pemilihan presiden, berita
satu dengan berita lain tidak sama dan cenderung berkubu sehingga
membingungkan, bagaimana tanggapan jurnalis yang berkaitan dengan etik
jurnalistik menghadapi hal ini?
Jawab
Gigih Mazda
Jurnalis bebas dari tekanan manapun, sehingga jurnalis bisa melawan
perusahaan jika tidak sesuai dengan etik, namun kebanyakan perusahaam
berita dikuasai oleh orang politik sehingga jurnalis kadang tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan hal lebih.
Herlianto A
Kasus seperti ini dapat dilihat dengan membandingkan dua media berita.
Namun jurnalis harus tetap berpegang teguh dalam membela dan berpihak
kepada yang lemah, yang rendah, dan yang tertindas.

 Muam Maroh
Kriteria karya yang baik untuk dipublish bagaimana? Dan apakah menulis
berita selalu menggunakan kalimat baku?
Jawab
Herlianto A
Karya yang baik tergantung pada pihak media yang kita akan kirim, seperti
Kompas yang menyukai berita mengenai kebudayaan maka menurut Kompas
berita tentang kebudayaan merupakan berita yang baik. Jika kita tidak ingim
mengirim kirim ke pihak berita, namun ingin dipublish di blog pribadi maka
berita tersebut harus jelas, gagasan tersampaikan dengan baik, dan memiliki
nilai yanh dapat diambil oleh para pembaca.
Penggunaan bahasa biasanya menggunakan bahasa baku namun dengan
kondisi tertentu penggunaan bahasa harus menggunakan bahasa yang tidak
baku untuk mengikuti traffic dan view seperti kasus penggunaan kata Cina
(baku) dan China (tidak baku namun banyak digunakan). Adapula media berita
Mojok yang menekankan kreativitas dan kenyamanan pembaca ketika
membaca berita dengan berita tidak baku maka Mojok konsisten untuk
menggunakan kalimat tidak baku dalam penulisan beritanya.
7 Kesimpulan Kode etik jurnalistik menjadi pedoman para jurnalis untuk menyusun dan menulis berita
dengan tetap menjaga privasi narasumber dan keaslian berita. Kode etik jurnalistik pun
berkembang seiring zaman dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Tulisan
yang dapat diangkat menjadi berita dan disebarluaskan ternyata bukan hanya opini, namun
banyak bentuk tulisan yang dapat diunggah sebagai berita. Dalam menulis berita pun ada
hal-hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan judul dan tulisan agar menarik minat
pembaca untuk membaca berita tersebut lebih lanjut.

Bogor, 8 Agustus 2021

Dibuat Oleh Diketahui Oleh


(Alin Jamrud Rahma Dewi) (Putri Hanik Setya Maharani)

Anda mungkin juga menyukai