Di dunia ini, begitu banyak figur pemimpin; ada yang memang pemimpin, ada pula yang
mengklaim dirinya pemimpin. Tetapi, saat ini dunia sedang mengalami krisis dalam memiliki
Pemimpin yang Berkarakter Ilahi. Ada 2 masalah besar yang membuat kita harus segera memiliki
pemimpin yang memiliki karakter yang Ilahi:
Dari ayat tersebut, dikatakan bahwa tujuan kita seharusnya tertuju kepada Tuhan. Tuhan
tidak menghendaki kita pergi ke Betel, Gilgal, dan Bersyeba. Betel adalah gambaran dari hal-hal fisik,
sarana prasarana, dan fasilitas. Misalnya mereka hanya mau ke gereja karena gedung yang besar dan
mewah. Sedangkan Gilgal berbicara tentang posisi dan jabatan; Bersyeba berbicara tentang harta
duniawi. Karena itulah Tuhan berkata, janganlah kita mengejar hal-hal yang demikian. Jika kita
menjadikan Yesus sebagai yang terutama bagi kita, maka Dia cukup bagi kita.
Apapun yang kita miliki di dunia ini tidak akan bisa membuat kita cukup. Hanya Tuhan yang cukup
untuk setiap kita.
Pemimpin yang berkarakter Ilahi memiliki keintiman dengan Tuhan. Orang yang intim dengan Tuhan
adalah orang yang selalu mengutamakan Tuhan dalam hidupnya. Ketika Tuhan yang terutama dalam
hidup kita, maka nilai kita semakin besar. Sebaliknya, ketika kita menempatkan Yesus di belakang,
maka segala karya yang kita buat tidak ada artinya.
Ukuran sebuah keintiman dengan Tuhan adalah haus dan lapar akan kebenaran.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Matius
5:6).
Apakah kita sudah haus dan lapar akan Tuhan? Anak muda jaman sekarang sudah sangat ketagihan
dengan gadget mereka; tidak bisa sehari saja tidak terkoneksi dengan internet. Tetapi apakah kita
sudah ketagihan dengan Firman Tuhan? Seberapa ketagihan kita kepada Tuhan dibandingkan
koneksi internet?
Seorang pemimpin yang berkarakter Ilahi harusnya selalu ter-connect dengan Tuhan. Jika tidak,
tujuan hidupnya sebenarnya palsu.
Rendah Hati
Demikianlah jugalah kamu, hai orang-orang muda tunduklah kepada orang-orang tua. Dan kamu
semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang-orang
yang congkak, tetapi mengasihani orang ayng rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di
bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktu-Nya. (1 petrus 5:5-6)
Output dari seorang pemimpin berkarakter Ilahi ialah: rendah hati. Menjadi seorang pemimpin
seringkali membuat kita berpikir bahwa kita seharusnya dilayani. Tetapi seorang pemimpin di dalam
Tuhan seharusnya melayani sesama. Belajar dari pribadi Yesus; Dia datang di dalam dunia ini tidak
dilayani, tetapi melayani sesama.
Tuhan membenci orang yang sombong dan angkuh. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk
merendahkan diri kita. Sebab Firman Tuhan berkata bahwa ketika merendahkan diri kita di bawah
tanganNya yang kuat, maka kita akan ditinggikanNya pada waktuNya.
Sudahkah kita mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang berkarakter Ilahi? Untuk menjadi
pemimpin mudah, tetapi menjadi pemimpin yang berkarakter Ilahi, diperlukan sebuah standar, yaitu
memiliki Tujuan yang benar, Keintiman dengan Tuhan, serta karakter rendah hati. Mari persiapkan
diri kita agar kita bukan hanya sekedar menjadi pemimpin. Tetapi menjadi pemimpin-peminpin yang
membawa terobosan di dalam Tuhan.