Anda di halaman 1dari 13

BERTUMBUH UNTUK MENGHASILKAN BUAH (3): Buah-Buah Roh Kudus

16/08/2015   KOTBAH

GppsPalu – Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

Hidup oleh iman bukan hanya sebatas dari doa yang dijawab. Hidup oleh iman adalah melakukan Firman Tuhan –
bukan hanya saat ibadah atau di kamar sembahyang – tetapi dalam hidup sehari-hari. Saat kita melakukan Firman
terjadi pertumbuhan, dan hasil melakukan Firman Tuhan adalah buah-buah iman ----- perbuatan perbuatan yang
berlandaskan kebenaran.
Buah-buah apa yang harus kita hasilkan?
Pertama, buah-buah pertobatan. Pertobatan bukan berhenti pelan-pelan tetapi berhenti melakukan dosa saat itu
juga. Pertobatan dari minum minuman keras dan merokok bukan dikurangi pelan-pelan, tetapi harus bertobat saat itu
juga.
Kedua, buah-buah iman. Buah-buah iman adalah hasil dari melakukan Firman Tuhan. Jika kita belum menghasilkan
buah-buah iman, kita tidak mungkin bisa memiliki buah-buah Roh Kudus.
Ketiga, buah-buah Roh Kudus. Pada umumnya di kalangan Pantekosta mengajarkan bahwa setelah orang percaya
dibaptis Roh Kudus maka semuanya beres. Padahal setelah dibaptis Roh Kudus, orang tersebut masih berbuat dosa.
Inilah yang membuat orang menjadi kecewa. Beberapa pengajaran tempo dulu juga berkata bahwa kita harus dibaptis
Roh Kudus supaya kita ikut dalam pengangkatan dan luput dari sengsara pada zaman Antikristus. Hal ini
menyebabkan orang percaya menjadi takut pada sengsara/mati syahid, dan mereka mau dibaptis Roh Kudus supaya
bisa ikut dalam pengangkatan.
Kita harus memahami bahwa untuk menghasilkan buah Roh adalah proses. Perbedaan buah Roh dan karunia
Roh adalah buah Roh adalah proses sedangkan karunia Roh adalah pemberian. Sebagai manusia lahiriah,
kita ditolong oleh Roh Kudus untuk melakukan Firman Tuhan supaya menghasilkan buah Roh Kudus.

Apa rancangan / kehendak Allah atas orang percaya?


Rancangan Allah atas orang percaya yang bersifat jasmani atau materi sebagian besar sudah kita tahu yaitu
rancangan masa depan yang penuh harapan dan akan menjadi naik dan tidak turun, menjadi kepala dan bukan ekor.
Semua ini berbicara tentang perkara materi dan status sosial. Beberapa dari kita mungkin sudah mencapai hal ini.
Tetapi apakah rancangan Allah atas kita hanya sampai di perkara materi dan status sosial? Sebegitu pentingkah
materi dan status sosial? Kita harus menyadari bahwa ada rancangan Allah atas kita yang lebih besar dari perkara
materi. Apakah itu?
Roma 8:29 “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk
menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak
saudara.”
Rancangan Allah tersebut adalah agar setiap orang percaya menjadi serupa dengan Kristus! Ada pepatah yang
berkata, “Buah tak jatuh jauh dari pohonnya” yang artinya sifat atau karakter seorang anak tidak jauh dari sifat atau
karakter orang tuanya. Pepatah ini tidak sepenuhnya benar. Karena ada orang yang memiliki orang tua yang sangat
jahat, tetapi ia adalah orang yang sangat baik.

Apa saja faktor yang mempengaruhi karakter atau temperamen manusia?


1. Faktor genetik Berdasarkan faktor genetik, orangtua menurunkan kemiripan sifat kepada anaknya baik bersifat
kemiripan fisik maupun kemiripan temperamen.
2. Lingkungan Faktor lingkungan bisa mempengaruhi temperamen seseorang, menjadi baik atau jahat.
3. Intelegensia Faktor intelegensia juga dapat mempengaruhi karakter seseorang.
4. Pengalaman Pengalaman hidup dapat mempengaruhi / mengubah karakter seseorang. Ada seorang hamba Tuhan
yang dipakai Tuhan dengan luar biasa dengan pengajaran yang baik, ternyata terbentuk karakternya melalui
pengalaman-pengalaman yang sangat menyakitkan yaitu dilecehkan secara seksual oleh ayah kandungnya sendiri.
Tetapi pekerjaan/karya Tuhan memulihkan dan mengubahkan dirinya dan Tuhan memakai hidupnya menjadi berkat
bagi banyak orang.
Galatia 5:16-17 “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab
keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging —
karena keduanya bertentangan — sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Secara lahiriah, kita merespon segala sesuatu yang terjadi dengan faktor jiwani. Sebagai orang percaya, jika kita
melakukan segala sesuatu mengikuti kehendak daging (faktor jiwani), maka kita menjadi orang percaya yang
menyiksa diri sendiri.

Jadi bagaimana kita bisa hidup oleh Roh?


Galatia 5:18 “Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah
hukum Taurat.”
Tuhan tidak pernah memaksa kita. Untuk dapat hidup oleh Roh, kita harus memberi diri dipimpin oleh Roh.
Jika kita tidak memberi diri dipimpin oleh Roh maka seluruh gerak hidup kita dikendalikan oleh unsur jiwani. Unsur
jiwani mudah “mengobok-obok” diri kita. Saat itulah saat yang paling tidak tepat dalam mengambil keputusan. Hal
yang paling dahsyat yang dapat “mengobok-obok” diri manusia adalah ASMARA. Karena itu semua keputusan yang
didasarkan oleh asmara adalah salah. Saat dikuasai asmara, orang dapat melakukan tindakan-tindakan yang nekat
dan berbahaya.
Galatia 5:19-21 “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu — seperti yang telah kubuat
dahulu — bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah.”
Apakah masih ada perbuatan daging pada daftar diatas yang masih kita lakukan? Jika masih ada, berarti kita calon-
calon orang yang tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah. Daftar diatas adalah dosa-dosa perbuatan. Tuhan
menghendaki supaya kita tidak lagi melakukan perbuatan daging dengan memproses kita menjadi serupa Kristus.

Bagaimana Tuhan memproses kita?


Amsal 27:17 “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”
Tuhan memakai manusia dan situasi di sekitar kita untuk memproses dan menajamkan kita supaya kita
mengeluarkan buah-buah Roh.
Galatia 5:22-23 “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

1. BuahKasih
Mungkin ada orang yang berpikir bahwa ia memiliki kasih. Setiap orang memang mempunyai kasih tetapi belum
sampai di tingkat Agape. Setiap orang umumnya hanya mempunyai 2 macam kasih yaitu filia (kasih persaudaraan)
dan storge (kasih kekeluargaan) itupun tidak sempurna. Jenis kasih tersebut adalah kebaikan dibalas kebaikan. Itulah
sebabnya Tuhan menghendaki agar kasih kita terus diproses sampai ke tingkat Agape. Dan buah kasih ini tidak
didapatkan di kamar doa. Di kamar doa kita mendapat kekuatan, hikmat, dan petunjuk. Tetapi buah kasih kita
hasilkan melalui melakukan Firman Tuhan. Kapan kita melakukannya? Saat ada kebencian, pengkhianatan, dll.
Tahukah kita? Nilai tertinggi dari kasih adalah pengorbanan, nilai tertinggi dari pengorbanan adalah pengampunan,
dan nilai tertinggi dari pengampunan adalah pemulihan.
2. BuahSukacita
Buah sukacita akan kita hasilkan saat kita mengalami pengalaman dukacita dalam berbagai situasinya. Saat itulah
Roh Kudus memberikan penghiburan sehingga kita tetap bisa bersukacita dan justru menguatkan orang lain seperti
yang Paulus katakan, “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah
sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup
menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri
dari Allah.”
Dua contoh diatas adalah buah Roh yang akan kita hasilkan melalui proses.
Lalu apa yang harus kita lakukan saat diproses Tuhan?
Roma 9:20-21 “Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata
kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?” Apakah tukang periuk tidak
mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan
yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”

Saat kita diproses kita sesungguhnya berhadapan dengan kedaulatan Allah. Kedaulatan Allah lebih dari sekedar
kewenangan Allah. Saat kita berhadapan dengan kedaulatan Allah, tidak ada satupun yang bisa mengubah
keputusan Allah. Kita mungkin bisa mempunyai rencana, tetapi saat kita berhadapan dengan kedaulatan Tuhan,
semua rencana kita bisa berantakan. Yusuf dan Maria adalah pribadi yang baik-baik, menjaga hubungan dengan
baik-baik, dan memiliki rencana untuk masa depan mereka. Tetapi kemudian mereka berhadapan dengan kedaulatan
Allah. Tuhan memilih Maria menjadi ibu untuk melahirkan Tuhan Yesus. Yusuf terkejut mengetahui Maria hamil
padahal mereka menjaga kesucian mereka. Begitupun Maria yang pada awalnya terkejut, “Bagaimana mungkin itu
terjadi sedangkan aku belum bersuami?”. Tetapi pada akhirnya mereka berserah pada kedaulatan Allah dan bersedia
menjadi hamba bagi Allah. Maria berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah. Terjadilah padaku menurut
perkataanmu.”
Maka cara yang terbaik saat kita diproses adalah kita berserah pada kedaulatan Allah. Hidup berserah pada
kedaulatan Allah tidak semudah yang kita duga, tetapi lebih indah dari yang kita duga. Maka marilah kita berserah
dalam proses yang Tuhan kerjakan supaya kita dibentuk menjadi serupa dengan Kristus dengan menghasilkan buah
Roh Kudus.

Written by Pdt. DR. R. F. Martino

NEED A TRUTH
Renungan singkat dan hal-hal terkait isu teologi
TELUSURI

Maksud Karunia dan Buah


Roh
September 27, 2016

MAKSUD KARUNIA DAN BUAH ROH

Maksud Karunia Dalam Konteks Alkitab

Pemahaman mengenai karunia dalam konteks Alkitab tentu ditelusuri dari bahasa

aslinya. Kata karunia dalam bahasa aslinya adalah carisma, yang berasal dari kata

χαρις. Kata itu berarti anugerah, pemberian, kemurahan hati, senang, keramahan,

syukur, pahala, faedah, tindakan bersahabat, hal yang patut dipuji. Selain itu kata

charisma adalah suatu perwujudan charis dan hasil perbuatan charizomai (memberi).

Mengacu kepada bahasa Inggrisnya adalah gift, free gift, gift of grace yang pada

umumnya mengacu kepada iman, sebagai pemberian dari Allah yang bersifat

adikodrati atau supranatural, tidak berdasarkan kodrat duniawi. Maksud dari

pernyataan di atas adalah karunia itu diberikan oleh Allah kepada setiap orang-orang

yang percaya kepada Yesus Kristus Tuhan sebagai Juruselamat pribadinya. Kata

charisma/ karunia dapat ditemukan di dalam Surat Roma 12:6, 1 Korintus

12:4,9,28,30,31, 1 Timotius 4:14, 2 Timotius 1:6 dan 1 Petrus 4:10.

Nampaknya Paulus banyak menekankan atas karunia-karunia rohani yang berlebihan

di dalam surat Korintus sehingga dalam memahaminya sangatlah sulit. Itu terbukti

dikarenakan adanya pemahaman yang harus didasari dengan konteksnya. Dalam 1


Korintus 12 dinyatakan bahwa pekerjaan Roh adalah memberi karunia bagi pelayanan

yang dikerjakan. Karunia-karunia itu ialah karunia dalam bentuk-bentuk pelayanan

(diakonia) “Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan (ay.5)”. karunia-karunia

itu juga dikatakan energemata yang berarti daya-daya, aktivitas-aktivitas atau kuasa-

kuasa yang diaktifkan Allah dalam setiap orang. Jadi karunia itu adalah kecapakapan

yang diberikan oleh kasih karunia Allah yang mencakapkan manusia dalam pelayanan

yang khusus dan sesuai.

Karunia atau Talenta

Sering kali dalam pemahaman di kalangan Kristen bahwa suatu karunia itu sama

dengan talenta. Yang menjadi hal yang sama adalah sama-sama pemberian dari Tuhan.

Namun apakah memang semudah itu mengartikannya. Menurut arti kata dalam

konteks Alkitab sendiri talenta merupakan sejumlah mata uang senilai 6000 mina

(Luk.19:13). Semua manusia dilahirkan dengan talenta atau kemampuan alami yang

berbeda-beda. Tuhan memberikan kemampuan-kemampuan atau talenta itu, tetapi

talenta bukanlah karunia. Walaupun demikan, ketika kemampuan alami atau talenta ini

dipersembahkan kepada Tuhan untuk kepentingan-Nya, maka talenta itu dapat menjadi

suatu cara untuk mengekspresikan sebuah karunia.

Karunia adalah kemampuan khusus yang diberikan kepada orang-orang percaya oleh

Roh Kudus untuk memuliakan Kristus dan membangun gereja-Nya. Karunia-karunia

tidak peroleh karena pekerjaan yang baik, punya talenta atau kemampuan-kemampuan

alamiah. Karunia merupakan pemberian dari Tuhan, oleh sebab itu tidak mungkin
seseorang mendapatkannya melalui kerja keras, memperoleh karena layak atau

mempelajarinya dari buku-buku. Karunia-karunia bukanlah buah Roh yang disebutkan

dalam Galatia 5:22-23. Karunia-karunia Roh Kudus diberikan kepada orang-orang

percaya dan menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Hal ini bersifat conditional

(bersyarat). Sebagaimana fungsi dari karunia-karunia Roh diberikan untuk

membangun tubuh Kristus. Tuhan memutuskan karunia mana yang akan diberikan

kepada setiap orang percaya. Anugerah Kristus mengalir melalui karunia-karunia. Kita

dapat mengatakan bahwa setiap bentuk pelayanan adalah sebuah pernyataan khusus

“Kristus ada ditengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan

kemuliaan” (Kolose 1:27). Karunia-karunia rohani merupakan berkat-berkat yang di

curahkan Karena kemenangan Kristus dalam kebangkitan.

Talenta adalah hasil dari genetik atau latihan, sedangkan karunia roh adalah hasil dari

kuasa Roh Kudus. Talenta dapat dimiliki oleh siapa saja, Kristen atau bukan Kristen,

sedangkan karunia roh hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen. Walaupun talenta dan

karunia roh seharusnya digunakan bagi kemuliaan Kristus dan untuk melayani orang

lain, karunia roh berfokus pada karya ini sementara talenta bisa saja digunakan untuk

sesuatu yang sama sekali tanpa tujuan rohani. (WL karunia untuk mengajar dan

talenta untuk bernyanyi)

Sifat Karunia Roh ----- tidak kekal

Karunia itu ada di dalam diri manusia dan mendiami diri manusia itu. Roh Kudus

memberikan karunia Roh atas kehendaknya. Namun karunia itu memiliki keterbatasan.

Dalam 1 Korintus 13:8 “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh
akan berhenti; pengetahuan akan lenyap”, Paulus mengajarkan perbedaan skala

kepentingan antara kasih dan karunia Roh kemudian ia melanjutkan dengan

mengontraskan sifat sementara dari karunia rohani dengan nilai kekal dari kasih. Hal

ini memberikan pelajaran lain yang berharga bagi orang percaya hari ini. Karunia

rohani tidak bersifat kekal. Tidak kekal karena diberikan kepada manusia untuk

menjalankan suatu fungsi pelayanan dan hanya dibutuhkan saat dibutuhkan dalam

tugas pelayanan itu sendiri. (Karunia tidak akan ada dampaknya jika tidak ada

Kasih, karena Kasih adalah dasar kita dalam mengerjakan karunia)

Roh Menghasilkan Buah

Isu-isu yang ada mengenai Roh Kudus adalah adanya suatu buah yang muncul dari

Roh. Buah itu dinamakan buah Roh. Jika diusut dari makna nama, jika ada Roh dan

ada buah Roh, maka buah itu merupakan hasil suatu hubungan Roh sehingga

munculah buah Roh. Missal: ada buah kelengkeng. Buah kelengkeng dihasilkan dari

pohon kelengkeng. Untuk menghasilkan buah, pohon kelengkeng berproses. Prosesnya

adalah dengan bertemunya putik dan benang sari atau proses penyerbukan. Dari proses

penyerbukan ini munculah buah kelengkeng. Jadi, bagaimana dengan buah Roh?

Apakah dihasilkan melalui proses penyerbukan Roh? Apakah ada jalinan hubungan

sehingga ada buah Roh? Itulah isu-isu yang mengacaukan pemahaman kekristenan.

Dalam bahasa aslinya buah ditulis dengan kata karpo,j. Kata tersebut memiliki arti

literal sebagai buah dan makna figuratif buah hasil pikiran. Hal ini memiliki maksud

bahwa, buah yang dihasilkan Roh di sini bukanlah secara genetis atau secara alamiah,

namun buah di sini adalah suatu hasil dari apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus di
dalam diri orang percaya. Prosesnya adalah Roh Kudus itu bekerja memperbaharui

pola pikir manusia, memperbaharui hati manusia. Yang dihasilkan adalah segala sifat-

sifat yang baik yang dimiliki oleh Roh Kudus. Roh Kudus juga menghasilkan buah

yang sama dengan apa yang ada di dalam diri-Nya sehingga dinamakan buah Roh.

Buah Roh dalam hal ini berkenaan dengan karakter Kristen. Sungguh suatu yang

disayangkan jika kaum pentakostalisme mengabaikan buah Roh. Pembangunan

karakter Kristen (buah Roh) hendaknya lebih utama dari pada penonjolan beberapa

kecapakan khusus dalam pelayanan. Dengan pertolongan Roh Kuduslah buah itu akan

bertumbuh dan berkembang, sehingga kasih itu memancar dari diri orang percaya. Jadi

ciri-ciri yang dikehendaki oleh Allah di dalam hidup orang-orang percaya terlihat di

dalam buah Roh yang mempunyai Sembilan segi.

Kapan Roh Mengasilkan Buah

Biasanya buah dihasilkan di saat suatu pohon sedang dalam musimnya untuk berbuah.

Misalnya, di bulan Juni pohon kelengkeng memunculkan bunga, tentunya di bulan itu

juga kelengkeng itu akan menghasilkan buah. Tetapi, Roh itu apakah menghasilkan

buah menurut musim-musimnya. Padahal Roh Kudus tidak dibatasi oleh waktu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan buah adalah kehidupan yang berubah yang

dikerjakan oleh Roh Kudus, kehidupan yang berpusat kepada Kristus. Kehidupan di

mana Kristus telah mati bagi diri manusia, sehingga Kristus hidup di dalam hidup

orang percaya (Gal. 2:20); kehidupan yang diupayakan untuk memuaskan hati Tuhan

dan bukan diri sendiri atau orang lain. Kehidupan yang tema sentralnya, fokusnya dan

prioritasnya adalah Allah.


Jadi apa yang Allah inginkan dalam kehidupan orang-orang kristiani, bukan hanya

mereka percaya tetapi tidak berubah, atau hanya menjadi pohon yang sama atau hanya

menghasilkan buah yang sama seperti yang mereka hasilkan sebelumnya. Apakah

kehidupan berbuah atau tidak adalah hal yang sangat penting bagi Allah.

Allah Bapa bersukacita apabila anak-anak-Nya yang telah tinggal didalam Dia

menghasilkan buah. Perhatikan bagaimana Ia memberikan perawatan khusus dengan

cara memangkas dan membersihkan ranting-ranting yang berbuah sehingga mereka

lebih banyak lagi berbuah, Allah Bapa tidak menginginkan ranting-ranting anggur

biasa,Dia menginginkan ranting-ranting yang berbuah lebat , ranting-ranting yang

berbuah selebat dan semaksimal mungkin.(Yoh.15:1-2). Roh Kudus mengerjakan

kehidupan manusia dengan cara-Nya yang ajaib. Sehingga hasil dari pekerjaan Roh

Kudus akan terlihat sesuai dengan waktu-Nya (dalam hal ini sesuai kehendak-Nya).

Kapan buah Roh itu akan muncul dari dalam diri seseorang, tidak ada seorang pun

yang tahu. Namun, Galatia 5:25 dikatakan bahwa hidup oleh Roh dan dipimpin oleh

Roh. Hal ini dapat menjadi acuan seseorang akan memunculkan buah Roh apabila

hidupnya, hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh itu sendiri. Dengan gambling Paulus

menyebut buah yang akan muncul dalam kehidupan seseorang yang dipimpin oleh

Roh Kudus.

BERBAGI

BERBAGI

Komentar
1.

Unknown29 November 2016 pukul 19.26

Betul sekali karena orang yg penuh karunia Roh belum tentu hidupnya dipenuhi Roh
KUdus, karena buahnya dalam kehidupan nyata tidak nampak karakter Kristusnya..yg ada
justru kesombongan. Tapi orang yg berbuah Roh pasti nampak nyata dalam tutur kata sikap
dan perbuatannya yg mengarah untuk meneladani Karakter Yesus Kristus Tuhan.

BALAS

1.

Natanael Apriyanto Tarigan28 Februari 2017 pukul 23.41

Amin. Namun kita juga jangan asal mengatakan hal" yang seharusnya
tidak kita katakan terhadap orang" yang mengalami degradasi kehidupan.
Terimakasih atas komentarnya.

Posting Komentar
Postingan populer dari blog ini

CONTOH MEMBUAT PROPOSAL SKRIPSI


TEOLOGI
Oktober 25, 2016

PENGARUH PEMAHAMAN MELAYANI MENURUT MARKUS 10:43-45

TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI

SMA NEGERI 1 SURAKARTA   Hasil laporan ini diserahkan kepada Sekolah Tinggi

Teologi “INTHEOS” Surakarta sebagai syarat memenuhi mata kuliah METODOLOGI

PENELITIAN Disusun Oleh: Natanael Apriyanto Tarigan 13.3.1.PAK.019

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI “INTHEOS” SURAKARTA 2014   BAB 1

PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Rendahnya tingkat pemahaman guru

Pendidikan agama Kristen dalam hal melayani merupakan hal yang sering ditemukan

dan dialami dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah tersebut merupakan hal yang
akan menghambat  tercapainya suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan

kurang mengertinya guru maka dalam Proses Belajar Mengajar dapat mengakibatkan

beberapa hal yang kemungkinan dapat merugikan berbagai p ihak baik bagi si
BERBAGI

 POSTING KOMENTAR
SILAHKAN DIBACA DAN DIPAHAMI

GEREJA "KERAJAAN KELUARGA" ->


GEREJA "KERJAAN KELUARGA"
Agustus 30, 2019

GEREJA "KERAJAAN KELUARGA" -> GEREJA "KERJAAN KELUARGA" Judul

tulisan ini bukan nama denominasi. Maka dari pada itu cermati isinya tanpa melihat

denominasi gereja tertentu. Sering pendeta, jemaat atau teman atau orang2 hebat di

luar sana akan berpikir serta berpendapat bahwa anak gembala sidang (pendeta),

sebaiknya meneruskan pelayanan orangtuanya sebagai gembala sidang juga. Banyak

alasan2 yang beredar. 1. Karena anak pendeta dianggap sudah mengerti kehidupan

dalam penggembalaan. 2. Karena anak pendeta sudah mengenal dan dikenal oleh

jemaat. 3. Karena anak pendeta memiliki kompetensi dalam penggembalaan.

Kompetensi itu bisa skill bermain alat musik, mengajar serta berkhotbah. Namun ada

satu alasan yang mengaburkan ketiga alasan di atas yaitu "Eman-eman pelayanan yang

sudah dirintis orangtuamu sejak dulu. Kalau dilepas ke orang lain, sayang!" Pertama,

alasan keempat itu juga ternyata didasari oleh data Alkitab. Mereka mengambil dalil

dari kit
BERBAGI

 POSTING KOMENTAR
SILAHKAN DIBACA DAN DIPAHAMI
Makna Ucapan Bahagia (Makarios)
April 09, 2015

MAKNA UCAPAN BAHAGIA             Kebahagiaan biasanya didentikkan dengan

segala sesuatu yang dapat membuat hati kita senang. Setiap orang pasti rindu dan ingin

mendapatkan kebahagian. Pada umumnya orang memandang kebahagiaan itu hanya

dari sudut materi seperti halnya, harta kekayaan memiliki kedudukan tinggi dan

terhormat. Tetapi dalam Matius 5:1-12, Yesus memiliki cara pandang yang berbeda

dengan kebahagiaan. Pandangan ini jelas sangat jelas bertolak belakang dengan

pandangan dunia yang kebahagiannya bersifat semu(sementara) saja.             Pada

dasarnya pengajaran tersebut sebenarnya Yesus ingin menyampaikan secara khusus

kepada ke dua belas murid-Nya yang baru saja dipilihnya, namun karena pada waktu

itu khotbah mengenai pelayanan yang Yesus lakukan tersiar sampai ke seluruh daerah,

mulai dari Galilea, Siria, Dekapolis, Yerusalem, Yudea dan seberang Yordan, maka

datanglah banyak orang berbondong-bondong ingin mendengarkan pengajaran yang

Yesus sampaikan. Dengan begitu banya


BERBAGI

 2 KOMENTAR
SILAHKAN DIBACA DAN DIPAHAMI

Biografi

Natanael Apriyanto Tarigan


Saya mahasiswa Teologi jurusan Pendidikan Agama Kristen di STT Intheos Surakarta.
KUNJUNGI PROFIL

Science
Label
Laporkan Penyalahgunaan
 Diberdayakan oleh Blogger

Anda mungkin juga menyukai