Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN PASIEN ISOLASI SOSIAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Dosen Pengampu:
Ns. Duma Lumban Tobing, S.Kep M.Kep, Sp.Kep. J

Disusun oleh:

Kelas A

1. Sarah Dewi Permata Sari (1910711017)


2. Endah Dwi Cahyani (1910711044)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2021
Tugas Mandiri

Video Role Play ISOLASI SOSIAL

Keperawatan Jiwa II

Kelas: A
Nama:
1. Sarah Dewi Permata Sari (1910711017)
2. Endah Dwi Cahyani (1910711044)

Link Video Role Play Harga Diri Rendah (SP 1)

 Sarah (Perawat) dan Endah (Pasien)

Link Video Role Play Harga Diri Rendah (SP 2)

 Endah (Perawat) dan Sarah (Pasien)


Kasus:
Seorang perempuan berusia 33 tahun dibawa keluarga ke poli psikiatri dengan keluhan pasien
tidak mau keluar kamar, jarang berbicara dengan orang lain, lebih senang sendiri dan suka
melamun. Hasil pengkajian perawat didapatkan data: klien mengatakan lebih senang sendiri,
tidak memiliki teman. Klien pernah mengalami gangguan jiwa 1 tahun yang lalu dan di rawat
di RSJ, terdapat riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu ayahnya,
tidak teratur minum obat sejak 2 bulan yang lalu. Klien malas mandi, gigi kotor dan nafasnya
bau. Kontak mata tidak dapat dipertahankan, afek tumpul, lebih banyak menunduk.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL


(SP-1)

Hari / Tanggal : Jumat, 27 Agustus 2021


Nama Klien : Ny. E
Ruangan : 120
Pertemuan :1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS:
a. Pasien mengeluh tidak mau keluar kamar
b. Pasien mengatakan jarang berbicara dengan orang lain, lebih senang sendiri dan
suka melamun
c. Pasien mengatakan tidak memiliki teman
d. Klien mengatakan malas mandi
DO:
a. Klien pernah mengalami gangguan jiwa satu tahun yang lalu
b. Riwayat keluarga mengalami gangguan jiwa : ayahnya
c. Kontak mata tidak dapat dipertahankan
d. Pasien tampak lebih banyak menunduk
e. Afek tumpul (tampak tidak ada emosi)
f. Gigi tampak kotor & nafas bau
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus:
 Klien mampu membina hubungan saling percaya
 Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
 Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian
menarik diri
 Klien mampu melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
4. Tindakan Keperawatan
1) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
2) Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
3) Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4) Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap
5) Berikan motivasi dan pujian atas keberhasilan
6) Masukkan kedalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik:
Perawat: “Assalamualaikum, Selamat pagi mbak”
Pasien: “Wa’alaikumussalam, Selamat Pagi”
Perawat: “Perkenalkan nama saya Ns. Sarah Dewi, saya senang di panggil Sarah,
disini saya yang berdinas dari jam 8 pagi ini hingga jam 2 siang nanti.
Bisa mbak sebutkan nama dan juga tanggal lahir mbak?”
Pasien: “Nama saya Ibu Endah Dwi tanggal lahir 4 Agustus 2001”
Perawat: “Mbak, senangnya dipanggil dengan nama apa?”
Pasien: “Mbak Endah saja”
Perawat: “Baik, Mbak Endah”
b. Evaluasi/validasi:
Perawat: “Bagaimana kabar dan perasaan Mbak Endah hari ini?”
Pasien: “Biasa saja, Ners”
Perawat: “Apa ada keluhan yang mbak rasakan?”
Pasien: “Saya lemes males ngapa-ngapain, ners”
Perawat: “Hmm, ok, Apa semalam mbak tidurnya nyenyak?”
Pasien: “Gak sus, saya tidak bisa tidur semalem”
Perawat: “Kalau boleh tau nih, apa sih yang buat Mbak Endah gak bisa tidur”
Pasien: “Gak tau, saya melamun aja sendiri di kamar ners, sampai jam 12 malam”
c. Kontrak:
Topik:

Perawat: “Baik kalau begitu, bagaimana jika sekarang kita berbincang tentang
keluhan mbak?”

Pasien: “Boleh, sus”

Waktu:

Perawat: “Berapa lama Mbak Endah mau berbincang-bincang mengenai masalah


ini dengan saya?”
Pasien: “Terserah, Ners”
Perawat: “Baik, kita berbincang selama 15-20 menit ya?”
Pasien: “Ya, boleh, Ners”
Tempat:

Perawat: “Mau dimana kita berbincang-bincangnya?”


Pasien: “Disini saja, Ners”
Perawat: “Baik, disini saja”

Tujuan:
Perawat: “Jadi, tujuan saya datang kesini adalah saya ingin berbincang dengan
mbak Endah tentang kondisi mbak saat ini, apakah mbak Endah
bersedia?”
Pasien: “Bersedia, Ners.”

2. Fase Kerja
Perawat: “Baik, Mbak Endah, siapa saja yang tinggal serumah dengan Mbak Endah?
Pasien: “Saya serumah dengan ibu dan adik saya”
Perawat: “Siapa yang paling dekat dengan Mbak Endah?”
Pasien: “Ibu saya”
Perawat: “Kalau yang jarang ngobrol dengan Mbak Endah?”
Pasien: “Adik saya, Ners”
Perawat: “Kalau boleh tahu, apa yang membuat Mbak Endah jarang mengobrol
dengan adik mbak?”
Pasien: “Saya lebih suka sendiri di kamar, Ners”
Perawat: “Ok, Waktu di rumah Mbak sering ngobrol dengan teman tidak?”
Paisen: “Saya males ngomong Ners, gak suka ketemu orang lain, saya merasa
teman saya ngomongin saya"
Perawat: “Baik, kalau begitu apa yang Mbak rasakan selama Mbak dirawat disini?”
Pasien: “Sepi, Ners”
Pasien: “O. mbak merasa sendirian?”
Pasien: “Kadang-kadang iya, Ners”
Perawat: “Baik, kalau begitu mbak mau gak kenalan sama orang, nanti bisa jadi
teman baru mbak”
Pasien: “Iya boleh, tapi saya gak berani Ners”
Perawat: “Baik jadi mbak malu ya buat berkenalan dan berteman dengan orang
lain?”
Pasien: “Iya, Ners”
Perawat “Menurut Mbak apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman?”
Pasien: “Gak sepi, senang, ada teman cerita”
Perawat: “Wah benar ya, ada teman untuk bercerita. Lalu apa lagi Mbak?
Pasien: “Bisa jalan bersama, main bareng”
Perawat: “Iya mbak betul sekali, Nah kalau kerugian tidak mempunyai teman apa ya
Mbak?
Pasien: “Sepi, sedih, gak ada teman cerita”
Perawat: “Ya betul mbak. Jadi banyak juga ya keuntungan punya teman dan
kerugiannya jika kita tidak meimiliki teman. Kalau begitu mau gak Mbak
punya teman?
Pasien: “Mau, Ners”
Perawat: “Baik. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain
dulu supaya nanti mbak punya teman banyak, ya”
Pasien: “Ya, Ners”
Perawat: “Apa Mbak masih ingat cara berkenalan dengan orang lain?
Pasien: “Tidak, ners”
Perawat : “Baik saya bantu ya.”
Pasien: “Ya, Ners”
Perawat: “Untuk berkenalan dengan orang lain kita harus ramah ya, terus suaranya
harus jelas, dan melihat ke arah yang diajak bicara, ya mbak.
Pasien: “Iya”
Perawat: “Pertama kita sebutkan dulu nama kita dan panggilan yang kita sukai, asal
kita darimana dan mbak juga bisa memberitahu hobi mbak kepada orang
yang akan diajak kenalan. Contoh : Nama saya Sarah Dewi, senang di
pangil Sarah, asal saya dari Jakarta, hobi saya membaca buku”
Perawat: “Nah, Selanjutnya mbak menanyakan nama orang yang di ajak berkenalan.
'Contohnya begini: Nama kamu siapa? terus tunggu sampai dijawab kalau
udah di jawab baru tanya lagi, Kamu senangnya dipanggil apa? Asalnya
dari mana? Hobi/kesenangan mu apa?” Bagaimana mbak apakah sudah
mengerti caranya?”
Pasien: “Sudah, Ners”
Perawat: “Baik kalau sudah, ayo mbak dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan
mbak, coba mbak berkenalan dengan saya.”
Pasien: “Nama saya Endah Dwi, saya senang dipanggil Endah. Asal saya dari
Depok, Hobi saya menulis, kalau nama kamu siapa?
Perawat: “Nama saya Sarah Dewi” 😊
Pasien: “Kamu senang dipanggil apa?”
Perawat: “Saya senang dipanggil Sarah”
Pasien: “Asal mu darimana?”
Perawat: “Saya dari Jakarta”
Pasien: “Sudah Ners, apa betul begitu?
Perawat: “Ya betul, bagus sekali mbak!”
Perawat: “Nah, setelah mbak berkenalan dengan orang tersebut, mbak bisa
melanjutkan percakapan tentang hal – hal yang menyenangkan. Misalnya
tentang cuaca, hobi yang lain, ataupun pekerjaan dan sebagainya.”
Pasien: “Iya, Ners”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subjektif:
Perawat: “Nah, Bagaimana perasaan Mbak Endah setelah kita latihan
berkenalan?”
Pasien: “Senang Ners, saya jadi tahu cara berkenalan dengan orang lain”
Obyektif:
Perawat: “Bisakah mbak mengulangi kembali apa yang sudah kita lakukan hari
ini?”
Pasien: Tadi Ners berbincang dengan saya, terus latihan kenalan dengan orang
lain supaya punya banyak teman, dengan kenalin diri sendiri terus nanya nama,
senang dipanggil apa, asal dari mana, hobi apa terus kalau udah bisa ngobrol hal-
hal lainnya yang menyenangkan.”
Perawat: “Bagus sekali, mbak sudah paham, mbak juga sudah melakukan cara
berkenalan dengan baik sekali”

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Perawat: “Baik Mbak Endah, mbak bisa latihan cara berkenalan ini selama 2 kali
sehari. Kapan saja mbak ingin melakukan latihan ini ?”
Pasien: “Jam 9 pagi dan jam 3 sore”
Perawat: “Baik Mbak Endah, kita lakukan latihan ini di jam 9 pagi dan jam 2
siang ya, nanti dicatat ya biar gak lupa”
Pasien: “Ya, Ners”

c. Kontrak yang akan datang


Topik:
Perawat: “Baik, Jadi besok saya akan datang kesini untuk mengajak mbak
berkenalan dengan teman saya ya. Dengan Ners .”
Pasien: “Iya, Ners”
Waktu:
Perawat: “Bagaimana jika kita berkenalan besok jam 9 pagi? Apa Mbak Endah
bersedia?”
Pasien: “Bersedia, Ners”
Tempat:
Perawat: “Tempatnya Mbak Endah mau disini saja, atau di tempat yang lain?”
Pasien: “Disini lagi aja, Ners”
Perawat: “Baik, Mbak Endah besok kita akan berkenalan dengan teman saya
disini saja, Jam 9 pagi ya?”
Pasien: “Ya, Ners”
Perawat: “Baik, kalau begitu saya permisi dulu ya mbak, selamat pagi”
Pasien: “Ya, terima kasih ners, selamat pagi”
Perawat: “Sama-sama mbak”

Anda mungkin juga menyukai