Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEIMIGRASIAN

(SIMKIM) KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA : PENDEKATAN


KUALITATIF

Reyhan Kusuma

Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada,


Yogyakarta 55281, Indonesia
E-mail: ryhnkusuma@gmail.com

INTISARI

Penelitian ini menginvestigasi penerapan sistem informasi manajemen keimigrasian


(SIMKIM) di Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta. Penelitian ini menjadi penting karena
SIMKIM sudah diterapkan lebih dari lima tahun sehingga diperlukan evaluasi. Dalam
konteks ini, evaluasi penerapan SIMKIM pada penelitian ini menggunakan model Delone dan
Mclean dengan Information system continuence. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus (case study) melalui pengumpulan data dokumentasi,
observasi dan wawancara. Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini
ialah purposive sampling. Hasil analisis dari model Delone dan Mclean dengan Information
system continuence menunjukan bahwa secara keseluruhan penerapan SIMKIM di Kantor
Imigrasi Kelas I Yogyakarta telah membantu operasional manajemen dalam melaksanakan
fungsi keimigrasian. Namun, pada penerapan SIMKIM masih belum optimal hal ini
disebabkan oleh masih terdapat kendala dari sistem itu tersendiri seperti kecepatan akses dan
faktor eksternal seperti data kependudukan yang belum tersedia.

Kata kunci: Evaluasi, Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM), Deloneand


Mclean, Information system continuence, Expectation-Confirmation Model (ECM)

1. Pendahuluan
Pemanfaatan sistem informasi tidak tersebut melahirkan sistem informasi
hanya dilakukan oleh perusahaan tetapi manajemen keimigrasian (SIMKIM).
juga organisasi publik. Dalam hal ini, SIMKIM merupakan sistem teknologi
penerapan sistem informasi telah banyak informasi dan komunikasi yang
membantu aktivitas organisasi. Salah satu digunakan untuk mengumpulkan,
faktor penerapan sistem Informasi ialah mengolah serta menyajikan informasi.
kebutuhan informasi yang cepat, akurat, Sistem ini untuk mendukung operasional
terkini dan terintegrasi. Undang-Undang manajemen dalam pengambilan
Nomor 6 Tahun 2011 telah merumuskan keputusan serta melaksanakan fungsi
Sistem Informasi Manajemen keimigrasian.
Keimigrasian (SIMKIM) tentang SIMKIM menjadi instrumen untuk
keimigrasian. Peraturan perundangan meningkatkan kualitas pelayanan dan
kinerja keimigrasian. Instrumen yang (satisfication), dan niat kontinuitas
digunakan ialah sistem keimigrasian (intention continuence).
berbasis teknologi informasi dan Masalah dalam penelitian ini menjadi
komunikasi yang memenuhi aspek penting mengingat bahwa pemanfaatan
keakuratan, kecepatan, kesederhanaan, sistem informasi manajemen
keterbukaan, dan efisien. Pada keimigrasian (SIMKIM) dirasakan belum
prinsipnya, sistem informasi manajemen optimal, hal ini yang menjadi dasar
berkaitan dengan pemanfaatan dan penelitian ini.
penggunaan informasi. Sistem informasi Asumsi yang melandasi penelitian ini
manajemen mampu mempermudah ialah belum optimalnya sistem informasi
kinerja pegawai dalam organisasi (Peter, manajemen keimigrasian (SIMKIM).
Delone, and Mclean 2008). Sehubungan dengan itu, penerapa
Penelitian ini merupakan penelitian SIMKIM masih ada beberapa kasus yang
kualitatif yang bertujuan untuk pemanfaatnya kurang maksimal, yakni
menginvestigasi penerapan Sistem kasus pungutan liar. Berdasarkan sumber
Informasi Manajemen Keimigrasian tribunnews tahun 2016, satgas saber
(SIMKIM) Kantor imigrasi Kelas I pungli melakukan operasi tangkap tangan
Yogyakarta. Dalam konteks ini, evaluasi di Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta.
penerapan SIMKIM pada penelitian ini Selain itu, dengan masa penerapan yang
menggunakan model Delone dan Mclean sudah lebih dari 5 tahun perlu dilakukan
dengan Information system continuence. evaluasi dan menilai apakah sistem telah
Model Kesuksesan Delone dan berjalan dengan sukses sesuai kebutuhan.
Mclean dinilai sesuai dengan tugas pokok Evaluasi ini akan memberikan hasil
Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta yang tingkat keberhasilan SIMKIM
memberikan pelayanan keimigrasian. berdasarkan kualitas sistem, kualitas
Model ini merefleksi ketergantungan dari informasi maupun kualitas layanan
enam pengukuran kesuksesan sistem sehingga dapat dijadikan umpan balik
informasi, yakni kualitas sistem (system dalam pengembangan SIMKIM.
quality), kualitas informasi (information Kesuksesan sebuah sistem informasi
quality), kualitas layanan (service tidak hanya ditentukan bagaimana sistem
quality), penggunaan (use), kepusasan dapat memproses masukan dan
pengguna (user satisfaction), dan menghasilkan informasi dengan baik,
manfaaat-manfaat bersih (net benefit). tetapi juga mampu mencapai tujuan
Selanjutnya, Expectation-Confirmation organisasi (R,Weber 1998).
Model (ECM) mengkonfirmasi
penggunaan dan keberlanjutan 2. Landasan Teori
penggunakan sistem informasi dengan Model Kesuksesan Delone dan Mclean
empat pengukur, yakni persepsi Delone dan Mclean mengevaluasi
kegunaan (perceived usefulness), keefektifan sistem informasi yang
konfirmasi (confirmation), kepuasan menyeluruh, model kesuksesaan sistem
informasi mereka sangat signifikan dan Model kesuksesan sistem Delone dan
telah digunakan banyak peneliti dalam Mclean (2003) ini tidak mengukur ke
mengukur kinerja sistem informasi. enam dimensi pengukuran kesuksesan
Metode ini bayak digunakan oleh peneliti sistem informasi secara terpisah tetapi
karena sederhana tetapi cukup valid mengukurnya secara keseluruhan dengan
(Jogiyanto, 2007). variabel yang satu memengaruhi variabel
Model Delone and Mclean (2003) yang lainnya. Dengan kata lain,
merupakan pengembangan dari model pembuatan dari model kesuksesan sistem
penelitian sebelumnya Delone and informasi Delone dan Mclean (Delone
Mclean (1992). Dalam hubungan ini, and Mclean Information System Success
model Delone dan Mclan yang baru Model) disebabkan oleh suatu proses
menambahan dimensi untuk menguji pembuatan informasi dan dampak dari
kesuksesan suatu sistem informasi, yaitu penggunaan sistem informasi. Model
kualitas sistem, kualitas informasi, Delone dan Mclean yang baru
kualitas layanan, niat untuk merefleksikan dari enam kesuksesan
menggunakan, kepuasaan pengguna dan sistem informasi antara lain.
manfaat. Model ini tepat digunakan 1. Kualitas Sistem (System Quality)
dalam menganalisis sistem informasi Kualitas sistem ditinjau dari kualitas
suatu organisasi. Dengan demikian, dari kombinasi hardware dan software
kualitas layanan ditambahkan ke dalam dari sistem informasi. Sehubungan
dengan itu, kualitas sistem berfokus
model yang baru karena dianggap penting
pada performa dari sistem yang
untuk mengetahui kepuasan pengguna merujuk pada seberapa baik
pada organisasi sektor publik. kemampuan perangkat keras,
perangkat lunak, kebijakan prosedur
dari sistem informasi dapat
menyediakan informasi kebutuhan
pengguna (Dody dan Zulaika, 2007).
Indikator pengukuran kualitas sistem
dari Delone and Mclean (Jogiyanto,
2007) sebagai berikut.
a. Kenyamanan Akses
Tingkat kesuksesan sistem informasi
dapat dilihat dari tingkat kenyamanan
pengguna sistem informasi. Dengan
kata lain, kenyaman suatu sistem
informasi berpengaruh bagi pengguna
dalam mengoprasionalkansistem
informasi.
b. Keluwesan Sistem (Flexibility)
Keluwesan sistem informasi sangat
Gambar 1 Delone and Mclean model memengaruhi tingkat kesuksesan
(2003) sistem. Dalam hubungan ini,
pengguna akan lebih memilih sistem
yang lebih fleksibel dibandingkan akurat, penyajian informasi dan relevan.
dengan sistem yang kaku. Dengan Indikator pengukuran kualitas sistem
tingkat fleksibilitas yang tinggi maka dari DeLone and McLean (Jogiyanto,
pengguna sistem dapat dengan lebih 2007) sebagai berikut.
mudah mengoprasionalkan. a. Kelengkapan (Completeness)
c. Keterandalan Sistem (Reliability) Informasi berkualitas ialah informasi
Sistem informasi yang berkualitas yang lengkap. Dengan kata lain,
merupakan sistem informasi yang sistem informasi yang berkualitas
handal. Disamping itu, keandalan harus menghasilkan informasi yang
sistem informasi berdasarkan lengkap. pengguna akan merasa puas
ketahanan sistem terhadap kerusakan ketika informasi yang tersedia dalam
dan kesalahan. Dengan demikian, sistem informasi lengkap.
sistem informasi dapat memenuhi b. Relevan (Relevance)
kebutuhan dari pemakai. Kualitas informasi suatu sistem
d. Kemudahan dalam Penggunaan informasi dikatakan baik ketika
(Ease Of Use) informasi yang tersedia relevan sesuai
Setiap sistem informasi dapat kebutuhan pengguna. Dengan kata
dibedakan fungsi-fungsi yang lain, informasi yang diberikan
dimilikinya. Pada dasarnya, sistem mempunyai manfaat bagi
informasi lebih diminati karena mudah penggunanya. Di pihak lain, relevansi
dipelajari dan memiliki fungsi-fungsi informasi untuk setiap pengguna satu
yang lebih sepesifik dari sistem dengan yang lainnya berbeda sesuai
informasi lain. dengan kebutuhan.
e. Kecepatan Merespon (Respon c. Akurat (Accurate)
Time) Informasi yang dihasilkan oleh sistem
Sistem yang berkualitas sistem yang informasi harus akurat karena sangat
memiliki kecepatan merespon atau berperan bagi pengambilan keputusan
mengakses. Dengan kata lain, sistem penggunanya. Pada dasarnya,
yang berjalan dengan optimal akan informasi yang akurat berarti harus
berdampak pada kepuasan pemakai bebas dari kesalahan-kesalahan dan
dalam menggunakan sistem informasi tidak bias atau menyesatkan.
tersebut. Informasi yang akurat berarti harus
2. Kualitas Informasi (Information jelas mencerminkan tujuan informasi
Quality) yang disediakan oleh sistem informasi.
Kualitas informasi mengukur kualitas d. Ketepatan waktu (Timeliness)
keluaran dari sistem informasi yang Informasi merupakan landasan dalam
digunakan (Rai et. al., 2002). Dalam hal pengambilan keputusan. Pengambilan
ini, pengguna sistem informasi berharap keputusan terlambat, maka dapat
dengan menggunakan sistem tersebut berakibat fatal untuk
organisasi
akan memperoleh informasi yang sebagai pengguna suatu sistem
dibutuhkan. Karakteristik informasi informasi tersebut. Pada hakikatnya,
yang dihasilkan suatu sistem informasi informasi yang datang pada penerima
dapat berbeda antara satu sistem dengan tidak boleh terlambat, sedangkan
sistem yang lain. Dengan kata lain, informasi yang sudah usang tidak akan
sistem informasi dapat menghasilkan mempunyai nilai lagi. Oleh karena itu,
informasi secara tepat waktu, lengkap, dapat dikatakan bahwa kualitas
informasi yang dihasilkan sistem menggunakan suatu sistem
informasi baik jika informasi yang informasi.
dihasilkan tepat waktu. b. Durasi merupakan lama waktu
e. Penyajian Informasi (Format) penggunaan dalam menggunakan
Penyajian informasi disajikan dalam suatu sistem informasi.
bentuk yang tepat akan berdampak 5.Kepusasan Pengguna (User
pada informasi yang dihasilkan. Satisfaction)
Dalam konteks ini, format yang Kepuasan pengguna merupakan respon
berkualitas akan memudahkan dan umpan balik yang dimunculkan
pengguna untuk memahami informasi pengguna setelah memakai sistem
yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Pada dasarnya, tingkat
informasi. kepuasan pengguna terhadap sistem
3. Kualitas Layanan (service quality) informasi yang digunakan. Kepuasan
Kualitas layanan merupakan persepsi pengguna terdiri dari:
pengguna atas jasa yang diberikan a. Efesiensi (Efficiency)
oleh penyedia sistem informasi. Kepuasan pengguna dapat tercapai
Dengan kata lain, suatu sistem ketika sistem informasi membantu
informasi membutuhkan dukungan pekerjaan pengguna secara efisien.
dari personel/staff dari organisasi. Dengan kata lain, efisien ini dapat
Kualitas layanan merupakan dilihat dari sistem informasi yang
karakteristik yang diinginkan dari dapat memberikan solusi terhadap
pelayanan sistem informasi sebagai pekerjaan pengguna kaitannya
berikut. dengan aktivitas pelaporan data
a. Keandalan secara efisien. Suatu sistem
Kemampuan staff dalam menjalankan informasi dapat dikatakan efisien
suatu sistem informasi yang jika suatu tujuan yang dimiliki
memberikan layanan kepada pengguna dapat tercapai dengan
pengguna sistem. melakukan hal yang tepat.
b. Empati b. Keefektivan (Effectiveness)
sikap dan kemaun yang ditunjukkan Keefektivan sistem informasi
staff dalam memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan
sistem informasi. pengguna dapat meningkatkan
c. Responsiveness kepuasan pengguna terhadap sistem
kecepatan reaksi staff dalam informasi tersebut. Dengan
menanggapi pengguna sistem demikian, keefektivan sistem
informasi. informasi ini dapat dilihat dari
4. Penggunaan (Use) kebutuhan atau tujuan yang
mengacu pada seberapa sering dimiliki pengguna dapat tercapai
pengguna memakai sistem informasi. sesuai harapan atau target yang
Penggunaan merupakan karakteristik diinginkan.
dari tingkat dan cara pengguna 6. Kepuasan (Satisfaction)
memanfaatkan kemampuan sistem Kepuasan pengguna dapat diukur
informasi, yaitu: melalui rasa puas yang dirasakan
a. Frekuensi akses merupakan pengguna dalam menggunakan sistem
seberapa sering pengguna informasi manajemen. Berkaitan
dengan itu, rasa puas pengguna dapat
ditimbulkan dari fitur-fitur yang setelah pemakaian SI ditunjukkan
disediakan sistem informasi oleh kegunaan yang dirasakan
manajemen seperti kualitas sistem dari (perceived usefulness).
sistem informasi perpustakaan dan Model ECM yang dikembangkan oleh
kualitas informasi yang dihasilkan Bhatacherjee (2001) menjelaskan
oleh sistem informasi perpustakaan. asosiasi antara kesemua faktor yang
Dengan kata lain, rasa puas yang kemudian dirangkaikan menjadi satu
dirasakan pengguna mengindikasikan gambar model dibawah ini.
bahwa sistem informasi berhasil
memenuhi aspirasi atau kebutuhan
pengguna.
7. Manfaaat bersih (net benefit)
Manfaat bersih merupakan dampak
(impact) keberadaan dan pemakaian
sistem informasi terhadap kualitas
kinerja pengguna baik secara
individual maupun organisasi.
Manfaat bersih termasuk di dalamnya
produktivitas, meningkatkan
pengetahuan dan mengurangi lama
waktu pencarian informasi (Jogiyanto,
Gambar 2 Understanding Information
2007).
Systems Continuance: An Expectation-
Expectation Confirmation Model Confirmation Model (Bhattacherjee
(ECM): Information System 2001)
Continuence
Perceived Usefulness atau persepsi
Expectation Confirmation Model kegunaan menurut Davis (1986)
menjelaskan perbedaan aspek dari merupakan tingkat dimana individu
persepsi pengguna dalam kelanjutan percaya bahwa menggunakan sistem
menggunakan sistem informasi tertentu akan meningkatkan kinerja
(Bhattacherjee 2001). Pada prinsipnya, pekerjaannya. Sehubunagn dengan itu,
ECM melihat dari pengalaman pengguna persepsi ini diukur dengan produktivitas
terkait perilaku atau kegiatan yang (productivity), efektifitas (effectiveness),
berlangsung.Pada penelitian tersebut pentingnya bagi tugas (important to job),
dijelaskan bahwa konstruksi dari ECM dan kegunaan secara keseluruhan (overall
berdasarkan penelitian ECT usefulness).
(Expectation-Confirmation Theory) Bhattacherjee (2001) menganggap
yaitu: bahwa harapan pengguna sangat
membantu dalam meningkatkan tingkat
1.Kepuasan pengguna SI (user kepuasan melalui perceived usefulness.
satisfaction with the IS). Dalam konteks ini, Larsen (2009)
2.Derajat hasil konfirmasi pengguna berpendapat bahwa harapan pengguna
(extent of user confirmation). akan penggunaan teknologi
3. Harapan setelah pemakaian SI memengaruhi kepuasan secara
(post-adoption expectation). bersamaan melalui perceived usefulness
Sehubungan dengan itu, harapan dan perceived enjoyment.
Kepuasan pengguna adalah elemen yang berkaitan dengan pelaksanaan
penting sebelum penggunaan produk atau SIMKIM di kantor Imigrasi Kelas I
jasa terhadap manfaat yang dirasakannya. Yogakarta. Sehingga timbul keyakinan
Dengan kata lain, manfaat yang dirasakan terhadap kondisi di lapangan.
dan juga harapan memiliki pengaruh Selanjutnya, dokumentasi pada studi
positif terhadap kepuasan pengguna (Hsu kasus berguna untuk mendukung dan
et al., 2006). Pengertian kepuasan dalam menambah bukti pada penelitian (Yin,
penelitian ini dikaitkan dengan 2014). Berhubungan dengan itu,
Expectation Confirmation Theory yang dokumentasi merupakan bagian dari
didefinisikan oleh Oliver (1980). proses pengumpulan dan pemilihan
Pengertian kepuasan yaitu keadaan dokumen- dokumen yang kredibel dan
psikologis atau afeksi yang berhubungan revelan dengan penelitian seperti
dengan hasil dari penilaian kognitif peraturan, Standar Operasional Prosedur
terhadap perbedaan harapan dengan (SOP), layanan, dan lain-lain yang terkait
performa (konfirmasi). Continuance dengan SIMKIM.Wawancara merupakan
intention merupakan minat atau satu metode penelitian yang bertujuan
keinginan dari seorang individu untuk untuk mendapatkan informasi langsung
terus menggunakan sebuah sistem. dari informan yang bersangkutan. Dalam
konteks ini, wawancara yang dilakukan
3. Metodologi Penelitian berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
Penelitian ini menggunakan terbuka dan semi-terstruktur.
pendekatan kualitatif dengan metode Teknik analisis data pada penelitian ini
studi kasus (case study). Pendekatan dilakukan secara deskriptif dan evaluatif.
kualitatif ialah pendekatan yang Dalam konteks ini, peneliti akan
membolehkan peneliti menguji menganalisis data yang diperoleh dalam
pengalaman orang secara detail, dengan penelitian ini dengan
menggunakan serangkaian metoda riset mendeskripsikannya sehingga menjadi
spesifik misalnya wawancara mendalam, satu hasil analisis yang mendalam.
diskusi kelompok terfokus, observasi, Selanjutnya, deskripsi data yang
analisis isi, metoda visual, dan sejarah dilakukan diperoleh dari hasil
hidup atau biografi (Hennink, M. 2011). wawancara, observasi, dan analisis
Teknik penentuan informan yang dokumen. Dari data yang diperoleh
digunakan dalam penelitian ini adalah tersebut kemudian dianalisis. Teknik
purposive sampling. Dalam konteks ini, analisis data mengikuti langkah-langkah
penentuan informan dalam penelitian ini analisis data dalam penelitian kualitatif
berdasarkan objek yang diteliti dan menurut Creswell (2014) diantaranya
berdasarkan keterkaitan informan mengolah dan mempersiapkan data untuk
tersebut dengan penelitian. Data yang dianalisis, membaca keseluruhan data,
digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis lebih detail dengan
data primer dan sekunder. melakukan coding data, menyajikan
Teknik Pengumpulan data pada kembali deskripsi tema, dan
penelitian ini berupa observasi, Menginterpretasi atau memaknai data.
dokumentasi dan wawancara. Observasi
pada penelitian ini Pengamatan dilakukan 4. Analisis dan Diskusi Analisis
terhadap infrastruktur yang ada pada Kebutuhan organisasi publik dalam
fenomena pada penelitian. Khususnya menerapkan teknologi informasi untuk
untuk mengoptimalkan pelayanan dan fungsi keimigrasian. Tugas dan
keimigrasian. Sehubungan dengan itu, fungsi keimigrasian, yaitu melaksanakan
Direktorat Jenderal Imigrasi membangun tugas dibidang imigrasi di bidang
SIMKIM untuk mempermudah dalam informasi dan sarana komunikasi
pelaksanaan fungsi keimigrasian menjadi keimigrasi, lalu lintas keimigrasian,
efektif, efisien, dan profesional. Pada status keimigrasian, serta pengawasan
dasarnya, Penerapan SIMKIM bagian dan penindakan keimigrasian.
pemanfaatan dari teknologi informasi Keberhasilan organisasi dalam
yang akan membantu dalam pengelolaan melakukan tugas dan fungsinya
data-data keimigrasian dan proses tergantung pada keberhasilan
penyederhanaan akses informasi pelaksanaan dari pekekerjaan organisasi
keimigrasian secara online. Kantor tersebut. Hal ini sesuai dengan Cook
Imigrasi Kelas I Yogyakarta bertanggung (1977) keberhasilan suatu informasi
jawab terhadap pelayanan keimigrasian dalam mendukung kegiatan organisasi
kepada masyarakat di wilayah Kabupaten tergantung pada tiga faktor utama, yaitu
dan Kota Yogyakarta. keserasian data dan mutu,
Penerapan SIMKIM dalam rangka pengorganisasian data, dan tata cara
pengembangan pengelolaan data penggunaanya.
keimigrasian yang dapat mempermudah O’Brien (2005,) menjabarkan bahwa
proses pengumpulan, pendokumentasian, sistem informasi merupakan sebuah
dan penggunaan data keimigrasian. Hal kombinasi teratur apapun dari orang-
ini disebabkan oleh Imigrasi memiliki orang, hardware, software, jaringan
peranan yang sangat penting dan menjadi komunikasi, dan sumber daya data yang
pintu gerbang orang keluar dan masuk mengumpulkan, mengubah, dan
Negara. Pada dasarnya, data terkait menyebarkan informasi dalam sebuah
kemigrasian harus lengkap, tepat, dan organisasi. Berkaitan dengan itu, proses
akurat untuk digunakan dengan cepat pengembangan dan implemetasi
dalam pengambilan keputusan tentang SIMKIM di Kantor Imigrasi Kelas I
keimigrasian. Sebaliknya, data tentang Yogyakarta terdapat komponen-
keimigrasian yang tidak tepat atau tidak komponen, yakni perangkat keras
valid ala akan berpengaruh pada (hardware), Perangkat lunak (software),
pengambilan keputusan akan menjadi sumberdaya manusia (brainware), sistem
tidak tepat. Hal ini sesuai peran teknologi jaringan komputer (netware), dan
informasi bagi suatu institusi yang database. Komponen-komponen tersebut
dikemukakan oleh O’Brien (2005), tersebut saling terhubung dan
teknologi informasi memiliki peranan berkembang dengan kebutuhan
yang sangat penting karena dapat keimigrasian.
mendukung proses dan operasi bisnisnya, Dirjen Imigrasi sebelum
pengambilan keputusan, dan strategi penerapan SIMKIM dimulai dari
peningkatan competitive advantage. merancang operasional kebijakan melalui
Penerapan SIMKIM Kantor Imigrasi media teknologi informasi, tercipta tata
Kelas I Yogyakarta untuk membantu cara operasional, menyesuaikan konsep
dalam operasional, manajemen dan dengan design kebutuhan, memiliki
melaksanakan fungsi imigrasian. grand design, dan penerapan. Dengan
Berkaitan dengan itu, SIMKIM dipilih kata lain, SIMKIM menghasilkan
karena terdapat kesesuaian dengan tugas informasi dan data keimigrasian yang
terintegrasi yang dapat berjalanan baik yang relevan, akurat, dan lengkap.
pada prosesnnya. Keberadaan SIMKIM Berkaitan dengan itu, pengguna
menjadi pedoman baik operasional merasakaan dapat meningkatkan
maupun administratif kerja di Kantor produktivitas kerja dan efeketifitas
Imigrasi I Yogyakarta. pekerjaan yang pada akhirnya akan
SIMKIM di Kantor Imigrasi Kelas I meningkatkan kinerja. Kebermanfaatan
Yogyakarta telah didukung oleh Undang- yang ada dari penerapan SIMKIM akan
undang Nomor 6 Tahun 2011 telah menimbulkan niat (intention) dan
merumuskan sistem informasi perilaku (behavior) dalam menggunakan
manajemen keimigrasian (SIMKIM) SIMKIM seterusnya. Hal ini sesuai yang
tentang keimigrasian. Berkaitan dengan dikemukakan oleh Davis et. al. (1989)
itu, peraturan perundangan tersebut mengemukakan bahwa adanya manfaat
melahirkan sistem informasi manajemen yang dirasakan oleh pemakai teknologi
keimigrasian (SIMKIM). Sistem ini informasiakan meningkatkan minat
mengintegrasikan seluruh fungsi mereka untuk menggunakan teknologi
keimigrasian. Pelaksanaan SIMKIM informasi.
mancakup unit, kualifikasi staf, aturan- SIMKIM merupakan kumpulan
aturan dalam pelaksaaan SIMKIM. Pada subsistem (module) yang terdiri dari
hakikatnya, SIMKIM bersifat mandatory sistem subtantif, sistem fasilitatif, dan
yang berasal dari kesisteman Direktorat penunjang kesisteman. Keseluruhan
Jenderal Imigrasi. sistem tersebut berhubungan satu sama
Sistem informasi yang ada di Kantor lain sebagai sebuah sistem untuk
Imigrasi Kelas I Yogayakarta menjadi mencapai sasaran pelaksanaan tugas
komponen organisasi bersama-sama pokok keimigrasian dengan baik dan
dengan sumberdaya manusia. benar. Pada hakikatnya, SIMKIM
Sumberdaya manusia berinteraksi merupakan sistem mandatory dari Dirjen
menggunakan sistem informasi, interaksi Imigrasi, tetapi Kantor Imigrasi Kelas I
ini berpengaruh pada niat (intention) dan Yogyakarta diberikan kebebasan untuk
perilaku (behavior) untuk mencapai mengembangan sistem internal yang
tujuannya. Fishbein dan Ajzen (1975) dibutuhkan dengan tidak membebani data
mengisyaratkan bahwa perilaku manusia pusat. Sistem dapat dikembangan dengan
dilakukan karena individu terebut persetujuan dari pusat. Dengan demikian,
memiliki niat atau keinginan untuk Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta tidak
melakukannya hanya menjadi pengikut sistem namun
Pengguna SIMKIM mempercayai juga dapat mengembangan sistem.
bahwa sistem yang ada meningkatkan SIMKIM memberikan kemudahan
kinerja individu baik secara langsung akses dan kehandalan dari data
maupun tidak langsung. Hal ini akan disebabkan oleh terdapat user
menimbulkan minat pemanfaatan management. Hal ini sesuai dengan
teknologi informasi disebabkan oleh tanggung jawab dan wewenang pegawai
pengguna mempunyai akses terhadap berdasarkan masing-masing satuan kerja.
informasi dan data yang tersedia. Dalam Sehubungan dengan itu, Username dan
hubungan ini, manfaat penggunaan password yang digunakan setiap
SIMKIM dapat meningkatkan pelayanan pengguna berbeda. Selain itu, tampilan
keimigrasian. Kantor Imigrasi Kelas I yang ada user friendly dan nyaman untuk
Yogyakarta dapat memperoleh infomasi digunakan. Namun, terdapat kendala
tidak stabil jaringan akses menyebabkan sistem informasi (Bhattacherjee, 2001).
sistem menjadi kurang optimal. Dalam Dengan kata lain, penerapan SIMKIM
hal ini, suatu sistem dinilai berjalan mengakomodir kebutuhan dari pengguna
secara efektif, dikarenakan dapat serta akses secara online sehingga data
memenuhi kebutuhan dan keinginan dan informasi mudah diperoleh. Menurut
berbagai konstituen yang ada dalam Robins dan Coulter (2012 ) Sistem
organisasi, baik secara individual Informasi Manajemen (SIM) adalah
maupun secara kelompok (Gibson et al. sebuah sistem yang dipergunakan untuk
2003). menyediakan informasi yang dibutuhkan
Pengguna SIMKIM berharap dengan manajer secara teratur.
menggunakan sistem tersebut akan Davis (1986) mengisyaratkan bahwa
memperoleh informasi yang dibutuhkan persepsi kegunaan merupakan tingkat
dan lengkap. Informasi merupakan output dimana individu percaya bahwa
yang dihasilkan dari penerapan dari menggunakan sistem tertentu akan
sistem informasi. Database SIMKIM meningkatkan kinerja pekerjaannya.
tersentral menjadi relevan dan akurat Melalui penerapan SIMKIM memberikan
disebabkan oleh terkoneksi secara online. manfaat bagi penguna yaitu informasi
Namun, informasi kurang cepat dan data yang relevan serta akurat.
disebabkan oleh traffic data yang tinggi Keberadaan SIMKIM mudah digunakan
untuk mengakses jaringan. Kualitas dan membantu dalam fungsionalitas dari
informasi terkait dengan topik seperti penggunaan sistem yang terintegrasi.
ketepatan waktu, akurasi, relevansi, dan Pemanfaatan atau penerapan SIMKIM
format informasi yang dihasilkan oleh dalam kegiatan operasional organisasi
sebuah sistem informasi (Seddon dan akan memberikan dampak yang cukup
Kiew, 1996) signifikan bukan hanya dari efektifitas
Kualitas layanan merupakan dan efisiensi kerja tetapi juga terhadap
karakteristik yang diinginkan dari budaya kerja baik secara personal, antar
pelayanan sistem informasi, yaitu unit, maupun keseluruhan institusi dari
keandalan, empati dan respon dari staf IT Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta.
atau departemen menurut DeLone and Kepuasan merupakan respon dan
McLean (Jogiyanto, 2007). Dengan kata umpan balik yang dimunculkan pengguna
lain, kualitas layanan ialah persepsi setelah memakai sistem informasi.
pengguna atas jasa dari penyedia sistem DeLone dan McLean (Jogiyanto, 2007).
informasi. Suatu sistem informasi SIMKIM memberikan kepuasan kepada
membutuhkan dukungan dari personel pengguna mudahnya dalam penggunaan
atau staf IT dari organisasi. Sehubunga dan membantu dalam aktivias. Pengguna
ndenga nitu, pengguna merasa layanan merasa puas dengan apa yang diberikan
yang diberikan oleh staf IT sudah baik oleh SIMKIM. Namun, terdapat
dengan dukungan dan respon ketika pengguna yang merasa belum puas
terjadi masalah pada sistem. Hal ini dengan penerapan SIMKIM karena masih
menyebabkan layanan yang di berikan terdapat kekurangan. Pengguna SIMKIM
tersebut memberikan manfaat bagi berpendapat bahwa sistem yang ada harus
pengguna. dilakukan pengembangan dan
Konfirmasi berhubungan dengan hasil penambahan fitur-fitur terbaru.
dari penilaian kognitif terhadap Niat kontinuitas merupakan minat dari
perbedaan harapan dengan performa dari seorang individu untuk terus
menggunakan sebuah sistem kebutuhan organisasi yang semakin
(Bhattacherjee, 2001). Niat kontinuitas banyak.
ini selaras dengan manfaat yang di dapat Evaluasi impelementasi SIMKIM di
dari pengguna mauupun organisasi dari Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta
penerapan teknologi informasi. Alur dengan model Delone dan Mclean model
informasi yang dinamis dan akurat dengan information system continuence
membuat pengguna mendapat manfaat. dapat dilihat pada tabel 4.5. Pada Tabel
Pengguna merasakan manfaat dengan 4.5 dijelaskan secara ringkas kondisi
kemudahan dari kemudahan informasi yang terjadi dengan diidentifikasi
dan data keimigrasian. Meskipun berdasarkan domain yang ada dari model
demikian, SIMKIM merupakan sistem Delone and Mclean dengan information
mandatory akan terus digunakan selama system continuence.
ada arahan dari Dirjen Imigrasi. Selain Diskusi
itu, SIMKIM akan terus dilakukan Penelitian ini membuktikan bahwa
pengembangan sesuai kebutuhan dari Kantor Imigras I Yogyakarta telah
keimigrasian. Pengembangan sistem, mengpenerapankan SIMKIM di setiap
faktor yang harus dipertimbangkan untuk aktivitasnya. Sebenarnya, SIMKIM telah
menjamin kepuasan pengguna sehingga diterapkan sejak tahun 2011. Keberadaan
mampu menunjang keberhasilan sistem SIMKIM untuk memenuhi kebutuhan
tersebut (Mckeen et. al. 1992). dari keimigrasian seperti dalam
Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta memberikan pelayanan kepada
melakukan peninjauan terhadap masyarakat dan kebutuhan akan data dan
infrastruktur, sarana, dan prasarana. informasi keimigrasian.
Sehubungan dengan itu, Peninjauan yang Penerapan SIMKIM menyebabkan
dilakukan menyangkut kelistrikan, organisasi mengalami perubahan pola
penempatan perangkat, maupun kerja dalam menjalankan operasional
perangkat pendukung lainnya serta kerja mereka. Penerapan SIMKIM yang
ketersediaan sumber daya manusia. dahulunya dengan manual sekarang
Selain itu, dilakukan kegiatan sudah terkomputerisasi dan online. Hal
troubleshoot atau penanganan ini dilakukan untuk membantu
permasalahan apabila dimungkinkan atau mengoptimalkan pelayanan
diinventaris permasalahan untuk keimigrasian.
selanjutnya akan didiskusikan dan Dalam hal pertama ialah infrastruktur,
ditangani di pusat. Infrastruktur sebagai struktur yang
Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta memberikan layanan dan dukungan dari
mengalami beberapa kendala dalam penunjang utama sumber daya teknologi
penerapan SIMKIM. Hal ini disebabkan dalam terselenggaranya proses
oleh ketidaksiapan sistem ekstenal penyebaran informasi. Kecepatan akses
maupun internal. Hambatan yang terjadi yang ada ketika banyak yang mengakses
harus diidentifikasi dan dicari akan menjadi lebih lama. Dalam
permasalahannya untuk menjadi bahan hubungan ini, jaringan tidak stabil
evaluasi bagi tolak ukur atas pencapaian menyebabkan waktu prosesnya menjadi
kegiatan yang dilakukan. Hal ini sebagai lebih lama dan berdampak pada
dasar bagi perencanaan dan masyarakat sebagai pengguna layanan
pengembangan sistem ke depan. keimigrasian. Dengan kata lain,
pengembangan sistem untuk memenuhi infrastruktur menjadi bagian penting
penting dalam penerapan suatu sistem dan kecepatan pelayanan membuat di
informasi. Infrastruktur teknologi perlukan kordinasi antar instansi.
informasi merupakan pondasi dasar dari koordinasi dilakukan guna untuk
kapabilitas teknologi informasi. mengurangi dampak negatif spesialisasi
Broadbent and Weill (1999) dan mengefektifkan pembagian kerja
mengemukakan bahwa infrastruktur (Ndraha, 2003).
teknologi informasi memberikan pondasi Hal keempat kualitas dan kuantitas
dasar bagi kapabilitas teknologi informasi sumber daya manusia. Sumberdaya
yang digunakan untuk membangun manusia Kantor Imigrasi Kelas I
aplikasi bisnis dan biasanya dikelola oleh Yogyakarta masih kurang memadai.
kelompok sistem informasi. Selain itu, pada tahun 2016 terdapatnya
Hal kedua ialah mandatory, SIMKIM (operasi tangkap tangan) OTT hal ini
merupakan sistem mandatory dari Dirjen menunjukan bahwa masih kurangnya
Imigrasi. Meskipun begitu, SIMKIM moral dari pengguna. Pada dasarnya,
bersifat mandatory Kantor Imigrasi sumberdaya manusia memiliki peran
Kelas I Yogyakarta dapat penting dalam penerapan SIMKIM.
mengembangkan sistem. Penggunan Sehubungan dengan itu, pengembangan
mendapat kebermanfaatan dari adanya sumberdaya manusia merupakan
SIMKIM. Kantor Imigrasi Kelas I komponen yang perlu diperbaharui
Yogyakarta bisa mengembangkan sistem sejalan dengan diterapkannya suatu
lokal untuk mendukung kebutuhan dari sistem pada organisasi. Pengembangan
organisasi. Pengguna beranggapan bahwa sumberdaya manusia sangat strategis dan
SIMKIM mudah digunakan dan menentukan dari kesuksesan dan
meningkatkan kinerja. Sehingga keberlanjutan dari penerapan suatu sistem
meningkatkan keinginan atau niat dalam organisasi. Fasilitas yang canggih
pemakai untuk menggunakan sistem dan lengkap belum menjadi jaminan
secara berkelanjutan. Hal ini sama yang keberhasilan suatu lembaga, tanpa
dikemukakan oleh Davis et. al. (1989) diimbangi kualitas dan staf atau
bahwa adanya manfaat yang dirasakan karyawan yang akan memanfaatkan
oleh pemakai teknologi informasi akan fasilitas itu. Pelatihan dibutuhkan untuk
meningkatkan minat mereka untuk meningkatkan dalam keahlian dan
menggunakan teknologi informasi. pengetahuan yang dibutuhkan. Pelatihan
Hal ketiga ialah koordinasi, merupakan proses mengajarkan
kurang koordinasi antar instansi karyawan baru atau yang ada sekarang,
pendukung membuat pelayanan yang ketrampilan dasar yang mereka butuhkan
dihasilkan menjadi kurang maksimal. untuk menjalankan pekerjaan mereka
Sehubunagn dengan itu, Peningkatan (Dessler, 2009).
kinerja dan layanan harus dilakukan Secara keseluruan pengujian dari
koordinasi antar instansi. Koordinasi model Delone dan Mclean
yang dilakukan dengan pada unit-unit menggambarkan kesuksesan dari
maupun kegiatan terkait untuk mencapai penerapan SIMKIM tetapi masih belum
tujuan bersama, yaitu memberikan optimal. Hal ini disebabkan oleh masih
pelayanan yang prima. Oleh karena itu, terdapat kendala dalam penerapannya
diperlukan kerjasama agar salah satunya satu yang menjadi kendala
terselenggaranya koordinasi antar ialah kecepatan aksesnya. Tambahan lagi,
instansi. Kebutuhan data kependudukan hal ini terjadi karena server system online
yang terhubung dengan pusat sehingga dan Mclean dengan information system
ketika banyak yang mengakses akan continuence.
melambat kecepatan aksesnya. Ketidak Infrastruktur teknologi informasi
stabilan jaringan tersebut menyebabkan sebagai penunjang utama bagi
kegiatan Pemberian pelayanan akan terselenggaranya SIMKIM. Infrastruktur
terhambat dan membuat lebih lama waktu teknologi informasi meliputi peralatan,
penyelesaiannya. Akibatnya, akan hardware, software dan manusia sebagai
merugikan kedua belah pihak pemberi komponen pendukung. Komponen
layanan dan pengguna layanan. Selain pendukung dari sumberdaya manusia,
itu, kendala eksternal data kependudukan yaitu berupa suatu keahlian khusus, nilai-
yang belum siap, padahal Data nilai, norma dan pengetahuan sebagai
kependudukan merupakan informasi dan pencipta jasa teknologi informasi agar
data utama dari SIMKIM dalam dapat mengoperasikan infrastruktur
memberikan layanan keimigrasian. teknologi informasi menjadi lebih
Implikasi Manajerial berkembang pada masa yang akan
Penelitian ini melakukaan kesuksesan datang. Namun, pada Perapan
dan keberlanjutan Impelentasi SIMKIM infrastruktur SIMKIM masih belum
di Kantor Imigras Kelas I Yogyakarta optimal disebabkan oleh masih tidak
dengan model integrasi Delone and stabilnya kecepatan akses SIMKIM. Oleh
Mclean dengan information system karena itu, Imigrasi perlu penyediaan
continuence. Integrasi model ini koneksi dengan bandwitdth yang besar
menawarkan tujuh dimensi dalam atau tinggi akan mempermudah
mengevaluasi penerapan di Kantor pertukaran data dan juga mencari
Imirgasi Kelas I Yogyakarta, yaitu informasi yang dibutuhkan.
kualitas sistem (system quality), kualitas Implikasi manajerial dari evaluasi
informasi (information quality), kualitas penerapan SIMKIM ini ialah bagaimana
layanan (service quality), persepsi untuk meningkatkan kapasitas dan
kegunaan (perceived usefulness), menambah sumberdaya manusia yang
konfirmasi (confirmation), kepuasan ada agar dapat sukses dan terus berjalan
(satisfication), dan niat kontinuitas dengan optimal dari SIMKIM.
(continuence Intention) termasuk Sumberdaya manusia merupakan
manfaat bersih (net benefit) komponen yang penting bagi penerapan
Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta suatu sistem informasi. Peningkatan
melakukan penerapan SIMKIM untuk kapasitas dan kapabilitas dari
memberikan kemudahan dalam sumberdaya manusia dengan cara diklat
memberikan pelayanan keimigrasian. ataupun dengan pelatihan terkait
Tujuan penerapan SIMKIM ialah untuk SIMKIM. Selain itu, untuk menambah
menjadi solusi bagi keimigrasian untuk sumberdaya manusia yang ada dilakukan
memberikan pelayanan keimigrasian dengan rekrutmen dengan bekerjasama
yang prima. Sistem ini menyederhanakan dengan instansi lain dalam hal ini ialah
koordinasi antar bagian agar cepat dan KEMENPAN. Berkaitan dengan itu,
handal dalam menyediakan data serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas
dapat meningkatkan kinerja dengan dilakukan agar SIMKIM dapat berjalan
efisien dan efektif. Penelitian ini berhasil secara optimal.
menginvestigasi evaluasi penerapan Impementasi SIMKIM di Kantor
SIMKIM dengan model integrasi Delone Imigrasi Kelas I Yogyakarta membantu
untuk mendapatkan data dan informasi Berdasarkan kesimpulan diatas maka
keimigrasian. Hal ini dilakukan untuk rekomendasi pada penelitian ini adalah
merespon perubahan kebutuhan data sebagai berikut:
yang besar dari keimigrasian serta beban a. Peningkatan kapasitas dan
kerja kerja yang besar. Penyediaan penambahan sumberdaya manusia
storage yang lebih besar dan melakukan untuk memaksimalkan SIMKIM.
pembaharusan dari perangkat keras b. Kualitas sistem harus ditingkatkan
pendukung harus dilakukan dengan dengan penyediaan infrastruktur
mengidentifikasi kebutuhan. Dengan kata seperti storage dan bandwidth.
lain, pengembangan perangkat lunak c. Penyediaan loket pembayaran Bank
penting untuk menyesuaikan dari BNI untuk mempercepat pelayanan
kebutuhan kemigrasian yang dinamis. keimigrasian.
Sehubungan dengan itu, SIMKIM harus d. SIMKIM harus selalu di update
terus dilakukan pembaharuan secara sesuai kebutuhan dari Kantor
berkala. Imigrasi Kelas I Yogyakarta. Seperti
adanya sistem antri online yang akan
5. Kesimpulan mempermudah dan membatasi
Secara keseluruhan kesuksesaan antrian. Penyediaan sistem formulir
penerapan SIMKIM di Kantor Imigrasi pendaftaran online yang akan
Kelas I Yogyakarta berdasarkan kualitas mengefisienkan waktu dalam proses
sistem, kualitas informasi, kualitas input data.
layanan, persepsi penggunaan, e. Integrasi data dengan pihak eksternal
konfirmasi, kepuasan pengguna dan niat data pendukung kependudukan
kontinuitas yang termasuk manfaat untuk mempercepat proses input.
keseluruhan sudah membantu dalam f. Penelitian selanjutnya dapat
operasional, manajemen dan menggunakan model evaluasi sistem
melaksanakan fungsi keimigrasian. yang lain, metode penelitian teknik
Namun, pada penerapan SIMKIM masih penentuan inforaman dan jumlah
belum optimal hal ini disebabkan oleh informan yang berbedasehingga
masih terdapat kendala dari sistem itu dapat menjadi pembanding
tersendiri seperti kecepatan akses dan mengenai evaluasi sistem.
faktor eksternal seperti data Keterbatasan Penelitian
kependudukan yang belum tersedia. Keterbatasan penelitian ini adalah
SIMKIM merupakan sistem informasi sebagai berikut
mandatory, namun Kantor Imigrasi kelas a. Objek penelitian ini yaitu Kantor
I Yogyakarta diberikan wewenang untuk Imigrasi Kelas I Yogyakarta
mengembangan sistem yang ada dengan merupakan Kantor Imigrasi yang
konfirmasi ke pusat. Selanjutnya, Kelas I yang memiliki beban kerja
SIMKIM akan digunakan dengan yang banyak karena berdasarkan
dilakukan pengembangan sesuai ruang lingkupnya. Selain itu evaluasi
kebutuhan dari keimigrasian. Dengan SIMKIM ini belum
demikian, pengembangan sistem akan merepresentasikan keseluruhan dari
meningkatkan kinerja dan pelayanan dari SIMKIM karena masih terdapat
Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta. kantor imigrasi kelas lain yang beban
Rekomendasi kerjanya tidak sebesar Kantor
Imigrasi Kelas I. Penelitian
selanjutnya akan lebih baik jika Quarterly, 25(3), 351-370.
dilakukan pada Kantor Imigrasi
Kelas I termasuk Kelas I khusus, Broadbent, M., Weill, P., and Neo, B. S.,
Kantor Imigrasi Kelas II, dan Kantor 1999. “Strategic Context and Patterns of
Imigrasi Kelas III. Dengan IT Infrastructure Capability,” Journal of
menggunakan objek tersebut StrategicInformation Systems (8:2), pp.
diharapkan menjadi bahan 157-187.
pembanding serta memperkaya hasil
penelitian mengenai evaluasi sistem Cook, B.G. 1977. Land Resource
informasi manajemen keimigrasian. Information Systems: Use and
b. Terdapat narasumber yang kurang Display.Dalam: A.W.Moore & S.W. Bie
memahami penerapan SIMKIM di (eds.). Uses of Soil Information Systems.
Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta Center for Agric. Publ. And
secara mendetail karena baru Documentation. Wageningen. h. 37-43.
dimutasi dari kantor imigrasi yang
daerah lain. Penelitian selanjutnya Creswell, John. W. 2014. Penelitian
sebaiknya mencari narasumber yang Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta:
sudah paham secara mendalam dan Pustaka Pelajar
mengetahui secara menyeluruh
sehingga mengetahui SIMKIM. Davis, F.D. A technology acceptance
c. Penelitian ini hanya berfokus pada model for empirically testing new end-
pada kesuksesan dan keberlanjutan user information systems: Theory and
sistem informasi dari persepsi results. Ph.D. dissertation, Massachusetts
kegunaan dari pengguna saja dan Institute of Technology, 1986.
belum melihat dari persepsi
pengguna pelayanan. Oleh karena Davis, F. D. (1989). Perceived
itu, hasil peneltian yang diperoleh usefulness, perceived ease of use, and
sangat tergantung pada pemahaman user acceptance of information
informan pada item-item yang technology. MIS Quarterly, 13(3), 318-
berdasarkan pertanyaan yang 340.
diajuakan dalam wawancara serta
ketepatan jawaban dari pertanyaan Delone, W. H. & Mclean, E. R. 2003.
wawancara. Selain itu, agar lebih "The Delone and Mclean Model of
baik lagi jika informan ditambah lagi Information Systems Success: A Ten-
dari pengguna layanan sehingga akan Year Update". Journal of Management
dapat hasil penelitian yang lebih baik Information Systems. Vol. 19 Iss. 4, p. 9-
lagi. 30

6. Referensi DeLone, W., & McLean, E. (1992).


Information system success: The quest
A O'Brien, James, (2005), Pengantar
for dependent variable. Information
Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan
System Research, 60-95.
Manajerial. Jakarta: Salemba Empat
Dessler, Gary, 2009, Manajemen SDM :
Battacherjee, A. (2001). Understanding
buku 1. Jakarta: Indek
information systems continuance: An
expectation-confirmation model. MIS
Fishbein dan Ajzen, 1975. Belief, 2017 Pukul 20:30 WIB
Attitude, Intentions and Behavior: an
Jogiyanto. 2005. Sistem Teknologi
introduction to theory and research. Informasi: Pendekatan Terintegrasi
California: Addison-Wesley Publishing Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi,
Company, Inc. Pengembangan Dan Pengelolaa.
Yogyakarta: ANDI
Gary Dessler, 2009, Manajemen Sumber
Daya Manusia Edisi Kesepuluh. Jakarta, Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi
PT. Indeks. Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta:
Andi Offset
Gibson, James L et al 2006,
“Organizations (Behavior, Larsen, R.J., Buss, David M. (2002).
Structure,Processes),” Twelfth Edition, “Personality Psychology: Domain of
McGrow Hill. Knowledge About Human Nature”. New
York: McGraw Hill.
Haris Pamugar . 2015 Analisis
kesuksesan dan penerimaan terhadap L Kristina H Naibaho (2015). Evaluasi
sistem infomasi e-learning di pusat Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
pendidikan dan pelatihan BPK RI. Tesis Komunikasi (TIK) dalam Tata Ruang di
UGM, Yogyakarta Kota Surabaya. Tesis. UGM, Yogyakarta.

Heidarkhani, Arash, Afshin Azad, Qmars McKeen, James; Tor Guimaraes dan
Jahanbazi, and Hamed Alipoor. 2013. James C Whetherbe. 1992. The
‘The Role of Management Information Relationship Between Participation and
Systems (MIS) in Decision-Making and User Satisfaction of Four Contigency
Problem of its Implementation’. Factors. MIS Quarterly. ABI/INFORM
Universal Journal of Mangement and Global.
social science 3(3):78-89.
M. L. Markus and M. Keil, “If We Build
Hennink, M., Inge H. &.Ajay B.2011. It They Will Come: Designing
Qualitative Research Methods. London: Information Systems That People Want
Sage To Use,” Sloan Management Review,
vol. 35, no. 4, pp. 11–25, 1994.
J.J. Baroudi, M.H. Olson, B. Ives, "An
empirical study of the impact of user Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology
involvement on system usage and Jilid 1 & 2. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
information satisfaction,"
Communications of the ACM, vol. 29, Olorunniwo, F., Hsu, M.K., and Udo,
no. 3, pp. 232-240, 1986. G.P. 2006. Service Quality, Customer
Satisfaction, and BehavioralIntentionsIn
Jihad, Akbar. “Kronologi OTT Satgas The Service Factory. The Journal of
Saber Pungli di Kantor Imigrasi” Service Marketing,vol. 20, No.1. pp.59-
http://jogja.tribunnews.com/2016/11/07/ 72.
kronologi-ott-satgas-saber-pungli-di-
kantor-imigrasi diakses pada 7 Februari Petter, Stacie, William Delone, and
Ephraim Mclean. 2008. ‘Measuring Yin, Robert. K. 2014. Case Study
Information Systems Success : Models , Research. Fifth Edit. USA: Sage
Dimensions , Measures , and Publication
Interrelationships’. European Journal of
Information Systems 17:236–63. Yulian Ugi Lusianto. 2015. Evaluasi
Pemanfaatan Sistem Informasi
Radityo, Dody dan Zulaikha. 2007. Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan
Pengujian Model DeLone and McLean Terhadap Penyerapan Anggaran (Studi:
dalam Pengembangan Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur).
Manajemen. Vol SNA X. Makasar: Tesis. UGM, Yogyakarta.
Simposium Nasional Akuntansi.
Wilkinson, Joseph W. dan Michael J.
Rai, A., Sandra S. Lang dan Robert B. Cerullo. (1997). Accounting Information
Welker (2002) Assessing the validity of System. 3th Edition. (Diterjemahkan oleh
IS success models: An empirical test and Agus Maulana). Binarupa Aksara. Jakarta
theoretical analysis. Information Systems
Research, 13, 1, 50–69.

R, Weber. 1998. Information System


Control and Audit. Pretice Hall.

Reddy, Satyanarayana et al. 2009.


‘Management Information System To
Help Managers For Providing Decision
Making In An Organization’.
International Journal of Reviews in
Computing.

Seddon.P.B. 1997. A Respecification


and Extension of The DeLone and
McLean’s Model of IS Success ,
Information System Research, 8: 240-
250. 33

Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2013.


Research Methods for Business. United
Kingdom: Jhon Wiley & Sons Ltd.

Sutabri, T. (2005). Sistem informasi


manajemen. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sutherland, J& Schwaber, K, (2014) The


Scrum Guide, Scrum.Org and ScrumInc.

Anda mungkin juga menyukai