i
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
I.2 TUJUAN.............................................................................................................................. 8
iii
BAB V ANALISA DAN MITIGASI RESIKO............................................................................................. 57
iv
BAB I PENDAHULUAN
Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak
produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung
pada sebahagian besar negara di dunia. Di negara barat yang telah maju, stroke
menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian sesudah penyakit jantung iskemik
dan kanker.
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 ditemukan peningkatan jumlah penderita
stroke menurut umur dibandingkan dengan tahun 2007. Pada usia 45-54 tahun
meningkat dari 8% pada 2007 menjadi 10% pada 2013. Usia 55-64 tahun meningkat
dari 15% pada 2007 menjadi 24% pada 2013. Kasus stroke pada tahun 2013 menurut
jumlah penduduk juga meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu 8.3% per
1000 penduduk menjadi 12.1% pada tahun 2013. Dengan adanya Rumah Sakit Pusat
Otak nasional adalah milik pemerintah yang khusus menangani penyakit sistem saraf,
yang belum ada di Indonesia, sehingga rumah sakit ini menjadi pusat rujukan nasional.
Rumah Sakit Otak Nasional yang beralamat di Jalan MT Haryono Cawang, Kramat Jati,
Jakarta Timur 13630 telah diresmikan pada hari Jumat pagi 1 Februari 2013 oleh
Menteri Kesehatan RI Ibu Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH bertepatan dengan hari lahir
almarhumah dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph, beliau yang telah melakukan
pemancangan tiang pertama pembangunan gedung Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Jakarta pada tanggal 1 November 2011 saat itu sebagai Menteri Kesehatan RI.
Rumah Sakit ini di dirikan untuk memberikan pelayanan otak dan sistem persarafan
yang belum tersedia di Jakarta dan akan dijadikan center of excellence atas advanced
clinical, restoration & rehabilitation, education & training, basic clinical & comprehensive
research, product development, dan community policy development serta memenuhi
amanat yang tertuang dalam Permenkes No.659/Menkes/PER/VIII tahun 2009 sebagai
Word Class Hospital.
5
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional akan menjadi pusat rujukan nasional dalam
penanganan khusus kesehatan otak dan saraf, juga sebagai pilot project (percontohan)
dalam pelayanan khusus kesehatan otak dan saraf yang benar (lege artis) dan
diharapkan berdampak sistemik (domino effect) ke daerah lain seluruh Indonesia serta
menjadi lahan penelitian neurosains dan pendidikan khusus dibidang otak dan
persarafan.
Dengan luas lahan 11.955 M², saat ini telah berdiri gedung seluas kurang lebih 32.000
M² direncanakan mempersiapkan dokter spesialis dari berbagai kualifikasi dilengkapi
dengan teknologi mutakhir, yang terdiri atas peralatan neuroimaging, neuradiagnostik,
neurointervensi neuropatologi agar dapat memberikan pelayanan yang paripurna dan
prima. Melalui penyediaan sarana dan prasarana yang prima, serta peningkatan
pelayanan, maka diharapkan keberadaan RS Pusat Otak Nasional akan mengubah citra
rumah sakit pemerintah di mata masyarakat menjadi pemberi pelayanan kesehatan
terbaik dan dapat bersaing dengan rumah sakit swasta lain.
Sarana prasarana yang dimiliki RS Pusat Otak Nasional memiliki kualitas sangat baik
sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan seperti di negara maju. Saat ini RS
Pusat Otak Nasional memiliki daya tampung pelayanan rawat inap dengan kapasitas
446 tempat tidur, pelayanan gawat darurat, kamar operasi gawat darurat, kamar
operasi sentral, ICU, NICU/PICU/HC, Cath-lab, Hemodialisa, Rehabilitasi Medik Neuro,
Poliklinik Spesialis dan Subspesialis, Poliklinik Khusus Neurobehaviour dewasa dan
anak.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 045 tahun 2012 ditetapkan organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta tertanggal 29 Oktober 2012 dan
berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor: B/2668/M.PAN-RB9/2012 tanggal 24 September 2012 perubahan organisasi
semua direksi dan jabatan diluar Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum menjadi
non eselon, dan disetarakan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
30/MENKES/SK/I/2013 tanggal 25 Januari 2013.
6
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor: 221 tahun
2013 tanggal 30 Januari 2013 telah diberikan izin operasional sementara Rumah Sakit
Pusat Otak Nasional kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Direksi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta dilantik bersamaan dengan peresmian
rumah sakit yaitu Jumat 1 Februari 2013 juga oleh Menteri Kesehatan bersamaan
pelantikan pejabat lain di Kementerian Kesehatan dengan susunan Direksi sebagai
berikut: dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, MARS sebagai Direktur Utama, dr. Andi
Basuki Prima Birawa, Sp.S sebagai Direktur Pelayanan, drg. Sophia Hermawan, M.Kes
sebagai Direktur SDM Pendidikan dan Pelatihan dan Drs. Syamsuri, MM sebagai direktur
Keuangan dan Administrasi Umum.
Penyusunan RSB RS Pusat Otak Nasional dilakukan melalui beberapa tahap dan
lokakarya, yang dihadiri oleh jajaran Direksi serta anggota Tim Penyusunan Rencana
Strategis yang merupakan perwakilan dari satuan kerja yang ada di rumah sakit yang
selanjutnya ditetapkan oleh Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional menjadi Rencana
Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019.
7
Rencana Strategis Bisnis ini yang selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan
(1) Rencana Program/kegiatan masing-masing satuan kerja RS Pusat Otak Nasional dan
(2) Rencana anggaran RS Pusat Otak Nasional tahun 2015, 2016, 2017, 2018, dan 2019.
I.2 TUJUAN
Maksud penyusunan Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut:
2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran RS Pusat Otak Nasional dalam
menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dituangkan ke
dalam Rencana Kerja Tahunan satuan kerja.
Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional Tahun
2015-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya acuan resmi bagi satuan kerja di lingkungan RS Pusat Otak Nasional
dalam penyusunan perencanaan pengembangan RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-
2019.
2. Sebagai acuan dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Tahun 2015-2019
serta Rencana Kerja setiap tahunnya secara partisipatif melalui rangkaian kegiatan
perencanaan.
8
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063).
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072).
5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014.
7. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.
BAB I Pendahuluan
9
BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI
Tahapan operasional di mulai saat soft opening pada bulan Februari 2013. Pelayanan poliklinik
mulai dibuka pada bulan Juli 2014. Sedangkan untuk pelayanan rawat inap dan gawat darurat di
mulai pada bulan Januari 2014. Saat itu pelayanan dilakukan bertahap oleh karena
ketidaksiapan SDM dan alat kesehatan, yaitu alat laboratorium, farmasi, penunjang radiologi,
alat-alat dan kamar operasi.
Tahun 2015 pelayanan kesehatan telah dapat lebih optimal dilaksanakan meskipun pasien yang
dilayani masih terbatas jumlahnya.
Dalam Bab II ini akan dibahas mengenai gambaran kinerja RS Pusat Otak Nasional sejak tahun
2014-2016, yang terbagi atas 3 aspek yaitu aspek pelayanan, aspek keuangan, serta aspek SDM
dan Diklit.
Pada gambar 2.1 terlihat tren kunjungan rawat jalan per bulan antara tahun 2014 sampai
dengan 2016. Rata-rata kunjungan per bulan di tahun 2014 adalah 519 kunjungan,
sedangkan di tahun 2015 meningkat hampir 3 kali lipat dengan rata-rata kunjungan per
bulan sebanyak 1375. Di tahun 2016 terjadi peningkatan kembali sebanyak 2 kali lipat dari
rata-rata kunjungan tahun 2015, yaitu sebanyak 3221 kunjungan. Di tahun 2017 kunjungan
10
rawat jalan adalah 4915 Hal ini memperlihatkan bahwa pelayanan rawat jalan RS Pusat
Otak Nasional semakin meningkat dari tahun ke tahun (Gambar 2.2).
Gambar 2.3 Tren Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan per Bulan Tahun 2014-2017
Gambar 2.3 Tren Kunjungan Rawat Inap per Bulan Tahun 2014-2017
Tren kunjungan rawat inap RS Pusat Otak Nasional per bulan antara tahun 2014 sampai
dengan tahun 2017 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
11
Gambar 2.4 Tren Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2014-2017
Berdasarkan gambar 2.4 dapat terlihat tren rata-rata kunjungan per bulan antara tahun
2014 sampai dengan tahun 2015. Jumlah kunjungan rata-rata dari tahun 2014 ke tahun
2015 kurang lebih meningkat sebanyak 2 kali lipat, dari 68 kunjungan menjadi 146
kunjungan di tahun 2015, dan kembali meningkat sebanyak hampir 2 kali lipat menjadi 266
kunjungan di tahun 2016. Rata-rata kunjungan di tahun 2017 kembali meningkat menjadi
301
Begitu pula dengan tren kunjungan IGD, dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015
mengalami peningkatan yang cukup bermakna. Hal ini kemungkinan karena nama RS Pusat
Otak Nasional mulai dikenal oleh masyarakat luas.
12
Gambar 2.6 Tren Rata-Rata Kunjungan per Bulan IGD Tahun 2014-2017
Berdasarkan gambar 2.6 terlihat bahwa rata-rata kunjungan IGD tahun 2014 adalah sebanyak
68 kunjungan, kemudian meningkat sebanyak lebih dari 2 kali lipat di tahun 2015 menjadi
sebanyak 190 kunjungan, dan begitu pula di tahun 2016 terjadi peningkatan 2 kali lipat menjadi
sebanyak 384 kunjungan dan pada tahun 2017 rata-rata kunjungan IGD sebanyak 385.
13
Gambar 2.8 Tren Rata-Rata Tindakan Operasi Tahun 2014-2107
14
II.1.3 Pelayanan Neurokognitif, Neurodiagnostik& Neurobehaviour, Psikologi Dan
Fisioterapi
15
II.1.4 Pelayanan Laboratorium dan Radiologi
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional sudah
melakukan kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan sebagian besar pasien yang dirawat
adalah pasien dengan severity level III, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
16
Tahun Jumlah Pasien Tarif RS Total Verifikasi
2014
3,827 12,326,134,105 7,329,429,699
2015
12,078 48,890,610,159 17,758,946,000
2016
23,514 83,940,140,306 44,425,135,823
17
II.2 GAMBARAN KINERJA ASPEK KEUANGAN
II.2.1 Penerimaan Jasa Pelayanan Rumah Sakit
NO JENIS PENERIMAAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016
6 LAIN -LAIN :
18
II.2.2 Pendapatan dan Penerimaan Rumah Sakit Tahun 2013-2016
% % %
URAIAN ALOKASI REALISASI REALISASI ALOKASI REALISASI REALISASI ALOKASI REALISASI REALISASI
OPERASIONAL RS OTAK
(Total) 94,677,203 74,900,960 79.1 242,140,135 213,572,579 88 188,298,071 158,023,774 84
Belanja Modal (RM) 1,115,000 1,098,911 90.4 174,000,001 169,564,599 97 71,905,156 66,792,061 93
Tabel 2.3 Pengeluaran Operasional RS Pusat Otak Nasional Tahun 2014-2106 (dalam ribuan
Rupiah)
19
Gambar 2.15 Pengeluaran Operasional RS Pusat Otak Nasional Tahun 2014-2016 (dalam Ribuan
Rupiah)
Hasil Kinerja Direktorat SDM, Pendidikan dan Penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan SDM
Proses rekruitmen CPNS tahun 2013 sebanyak 208 orang
Bimbingan penyusunan grading pegawai
Bimbingan pemahaman SKP
Persiapan persyaratan proses pengusulan dan implementasi tunjangan kinerja
2. Pengembangan DIKLAT
Orientasi CPNS alokasi tenaga tahun 2014 sebanyak 208 orang
Pelatihan Basic Neurology Life Support untuk perawat
Pelatihan Advance Neurologi Life Support untuk dokter umum
Pelatihan Service Excellence
Pelatihan Corporate Building
Pelatihan perawat ICU, OK, CSSD dan Laundry
Pelatihan dokter, pemulasaraan jenazah, radiologi, laboratorium dan fisioterapi
20
3. Pengembangan Mutu
Pelatihan dasar pengenalan KARS 2012 dan JCI
Simulasi dasar akreditasi oleh KARS
Evaluasi kesiapan dokumen standar akreditasi
Evaluasi pemahaman indikator akreditasi
4. Jumlah Pegawai RS Pusat Otak Nasional sebanyak 646 orang, yang terdiri dari:
a. Pegawai PNS sebanyak 574 Pegawai
b. Pegawai Non PNS sebanyak 67 Pegawai
c. Kerjasama sebanyak 5 orang
1 Magister Epidemiologi 1 1
2 Spesialis Saraf 21 2 2 25
3 Spesialis Bedah Saraf 4 2 6
4 Spesialis Anestesi 5 5
5 Spesialis Orthopedi 2 2
6 Spesialis Patologi Klinik 2 1 3
7 Spesialis Radiologi 2 1 3
8 Spesialis Anak 1 1 2
9 Spesialis Paru 2 2
10 Spesialis THT, Bedah Kepala dan Leher 1 1
11 Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik 1 1
12 Spesialis Penyakit Dalam 1 1
13 Spesialis Farmasi Rumah Sakit 1 1
14 Dokter Gigi 1 1
15 Dokter Umum 17 1 18
16 Magister Psikologi Klinis 1 1
17 Magister Kesehatan Masyarakat 1 1
18 Magister Akuntansi 1 1
19 Magister Administrasi Rumah Sakit 3 3
20 Magister Keperawatan Medical Bedah 1 1
21 Magister Administrasi Publik 2 2
23 Magister Manajemen 7 7
24 Magister Ekonomi Kesehatan 1 1
25 Magister Ilmu Administrasi 1 1
26 Apoteker 8 8
27 S.1 Farmasi Perapotikan 1 1
28 S.1 Kesehatan Masyarakat 4 1 5
29 S.1 Administrasi Publik 1 1
30 S.1 Fisika Medik 1 1
21
31 S.1 Gizi 7 7
32 S.1 Psikologi 1 1 2
33 S.1 Hukum 3 3
34 S.1 Sistem Informasi 4 2 6
35 S.1 Ekonomi 8 6 14
36 S.1 Teknik 1 1
37 S.1 Teknik Informatika 3 1 4
38 S.1 Biokimia 1 1
39 S.1 Komunikasi 2 2
40 S.1 Administrasi Negara 1 1
41 NERS 144 144
42 D.IV Fisioterapi 2 5 7
43 D.III Keperawatan 183 1 184
44 D.III Teknik Radiologi 16 16
45 D.III Farmasi 21 21
46 D.III Analis Kesehatan 22 22
47 D.III Fisioterapi 5 1 6
48 D.III Okupasi Terapi 1 1 2
49 D.III Terapi Wicara 1 2 3
50 D.III Gizi 8 1 9
51 D.III Rekam Medik 15 15
52 D.III Manajemen Informatika 6 2 8
53 D.III Manajemen Komputer 1 1
54 D.III Perpustakaan 1 1
55 D.III Ekonomi Akuntansi 7 7
56 D.III Manajemen Keuangan 3 3
57 D.III Sekretaris 3 3
58 D.III Administrasi Perkantoran 1 1
59 D.III Teknik Informatika 2 2
60 D.III Kesehatan Lingkungan 1 1
61 D.III Teknik Elektromedik 3 3
62 D.III Teknik Komputer 1 1
63 SMA/Sederajat 3 35 38
JUMLAH 574 67 5 646
22
BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS
III.1.2 Misi
Dalam mewujudkan Visi RS Pusat Otak Nasional diperlukan kerjasama dan tekad yang baik agar
permasalahan yang dihadapi akan mudah diselesaikan, sehingga misi rumah sakit dirumuskan
sebagai berikut:
1. Mewujudkan pelayanan otak dan sistem persarafan bermutu tinggi dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
2. Mewujudkan pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi pada
pemecahan masalah otak dan sistem persarafan di tingkat nasional dan internasional.
3. Mewujudkan penapisan IPTEK di bidang ilmu kesehatan otak dan sistem persarafan
4. Mewujudkan kenyamanan dan kesejahteraan pegawai
III.1.3 Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi pada
operasionalisasi visi dan misi. Tujuan adalah penjabaran atau implementasi dari pernyataan
misi, yang akan dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.
Tujuan utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
1. Meningkatnya kompentensi tenaga rumah yang sakit dalam rangka optimalisasi pelayanan
2. Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit bagi pelanggan ekstern dan intern
3. Meningkatnya sistem manajemen keuangan dan pengelolaan sumber daya secara efisiensi,
transaparan dan akuntabel
23
III.1.4 Nilai – Nilai
Guna mewujudkan visi dan misinya, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional menganut dan
menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:
B R A I N
Sedangkan motto Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah sigap, tepat, cepat, ramah dan
efisien serta berkomitmen untuk selalu fokus dan peduli pada kesehatan dan keselamatan
pasien. “Melayani dengan Mulia”.
24
III.2 ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI
25
pelayanan tersier alat kedokteran yg
dan kuartener canggih. Tarif yg tidak
sesuai dengan klaim.
III.4 BENCHMARKING
1) NUHS (National University Hospital Singapore)
2) RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
26
Tabel Faktor-faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan
FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN
1. Peralatan kesehatan yang canggih 1. Sebagian besar SDM RS Pusat Otak
untuk beberapa bidang medis Nasional masih baru dan belum
berpengalaman
2. Kondisi RS Pusat Otak Nasional 2. RS Pusat Otak Nasional merupakan RS
memiliki gedung yang relatif baru, Khusus yang baru dan RS Saraf
terpelihara dan lingkungan yang pertama di Indonesia dan dengan
nyaman manajemen baru
3. Memiliki konsultan ahli bidang 3. Unit cost tinggi sehingga sulit bersaing
Neurologi dan bedah saraf dengan tarif RS lain
4. Alokasi anggaran dari Pemerintah 4. SIMRS belum maksimal
(APBN) dan PNBP
5. Rumah Sakit sebagai pusat rujukan 5. Jumlah dan Jenis SDM medis dan non-
Neurologi medis masih kurang
27
kerjasama dengan institusi pendidikan
dan penelitian pemerintah,
swasta,LSM
(1) Identifikasi dan penentuan faktor-faktor apa saja yang menentukan peluang
(2) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan peluang dalam
kurun waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk peluang adalah
100%.
(3) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan peluang dalam kurun
waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk peluang berkisar
antara nol (0) sampai dengan seratus (100).
(4) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan peluang dalam kurun
waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot
(yang diperoleh dari butir 2) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 3) untuk
setiap faktor pembentuk peluang
(5) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk peluang yang diperoleh
dari butir 4, sebagai jumlah dari semua nilai terbobot
28
penyakit saraf (Brain Check Up)
6. Pengembangan pusat pendidikan 0.15 70 10.5
dan penelitian di bidang Neurologi,
bekerjasama dengan institusi
pendidikan dan penelitian
pemerintah, swasta, LSM
Jumlah 72,25
(6) Identifikasi dan penentuan apa saja faktor-faktor yang menentukan ancaman dalam
kurun waktu periode RSB.
(7) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan ancaman dalam kurun
waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk ancaman adalah 100%.
(8) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan ancaman dalam kurun
waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk ancaman berkisar
antara nol (0) sampai dengan seratus (100).
(9) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan ancaman dalam kurun
waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot
(yang diperoleh dari butir 7) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 8) untuk setiap
faktor pembentuk ancaman.
(10) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk ancaman yang diperoleh dari
butir 9.
29
Identifikasi dan Penentuan Total Nilai Terbobot Ancaman
JUMLAH 64
(1) Identifikasi dan penentuan apa saja faktor-faktor yang menentukan kekuatan dalam
kurun waktu periode RSB.
(2) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan kekuatan dalam kurun
waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk kekuatan adalah 100%.
(3) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan kekuatan dalam kurun
waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk kekuatan berkisar
antara nol (0) sampai dengan seratus (100).
(4) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan kekuatan dalam kurun
waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot
(yang diperoleh dari butir 12) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 13) untuk
setiap faktor pembentuk kekuatan.
(5) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk kekuatan yang diperoleh dari
butir 14.
30
Identifikasi dan Penentuan Total Nilai Terbobot Kekuatan
(6) Identifikasi dan penentuan apa saja faktor-faktor yang menentukan kelemahan dalam
kurun waktu periode RSB
(7) Penentuan besar bobot terhadap setiap faktor yang menentukan kelemahan dalam
kurun waktu periode RSB, dan total bobot berbagai faktor pembentuk kelemahan
adalah 100%.
(8) Penentuan besar rating untuk setiap faktor yang menentukan kelemahan dalam kurun
waktu periode RSB. Besar rating untuk setiap faktor pembentuk kelemahan berkisar
antara nol (0) sampai dengan seratus (100).
(9) Penentuan nilai terbobot untuk setiap faktor yang menentukan kelemahan dalam kurun
waktu periode RSB. Nilai terbobot ditentukan dengan cara mengalikan besar bobot
(yang diperoleh dari butir 17) dan besar rating (yang diperoleh dari butir 18) untuk
setiap faktor pembentuk kelemahan.
(10) Penentuan total nilai terbobot berbagai faktor pembentuk kelemahan yang diperoleh
dari butir 19.
31
Identifikasi dan Penentuan Total Nilai Terbobot Kelemahan
Jumlah 60
Berdasarkan 20 (dua puluh langkah) langkah di atas dilakukan penempatan nilai dalam diagram
kartesius. Penentuan nilai untuk masing-masing sumbu X dan Y ditentukan sebagai berikut:
Nilai Sumbu Y = total nilai terbobot peluang dikurangi total nilai terbobot ancaman
Nilai Sumbu Y = 72,25 – 64 = 8.25
Nilai Sumbu X = total nilai terbobot kekuatan dikurangi total nilai terbobot kelemahan
Nilai Sumbu X = 76.5 – 60 = 16.5 Sumbu Y
Kuadran 2 Kuadran 1
Sumbu X
Kuadran 3 Kuadran 4
32
Berdasarkan Analisa SWOT saat ini, RS Pusat Otak Nasional berada di kuadran 1, yaitu pada
situasi yang menguntungkan. Rumah Sakit mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan komplain, demi meningkatkan kepuasan
pelanggan dan pendapatan rumah sakit. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan-Kementerian Kesehatan RI dalam menyusun kebijakan terkait
dengan pengembangan dan pelayanan di RS Pusat Otak Nasional; rumah sakit menciptakan
inovasi-inovasi pelayanan; meningkatkan kualitas pelayanan seiring dengan peningkatan
jumlah kunjungan pasien dan komitmen pimpinan dan staf dalam mengawal dan melaksanakan
evaluasi terhadap Renstra
33
ANALISIS TOWS
(1) Peralatan kesehatan yang canggih untuk (1) Sebagian besar SDM dokter spesialis RS
beberapa bidang medis Pusat Otak Nasional masih baru dan
(2) Kondisi RS Pusat Otak Nasional yang belum berpengalaman
memiliki gedung baru dan lingkungan (2) RS Pusat Otak Nasional merupakan RS
yang nyaman khusus yang baru dan RS saraf pertama
(3) Memiliki konsultan ahli bidang di Indonesia dan dengan manajemen
Neurologi dan bedah saraf baru
(4) Alokasi anggaran dari Pemerintah (3) Unit cost RS Pusat Otak Nasional tinggi
(APBN) dan PNBP sehingga sulit bersaing dengan tarif RS
(5) Rumah Sakit sebagai pusat rujukan lain
neurologi (4) SIMRS belum maksimal
(5) Jumlah dan jenis SDM medis dan non-
medis masih kurang
FAKTOR PELUANG
(1) Belum ada RS khusus neurologi (1) Terwujudnya kepuasan stakeholder (1) Terwujudnya SDM yang kompeten
(2) Tingginya angka kesakitan, kecacatan (2) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang (2) Terwujudnya budaya kinerja yang baik
dan kematian akibat penyakit saraf unggul dengan endali mutu dan kendali
(3) Trend kesadaran masyarakat terhadap biaya
kesehatan yang semakin membaik (3) Terwujudnya RS sebagai pusat
(4) Dukungan politik dan kebijakan pendidikan penyakit otak dan system
Pemerintah sebagai RS Khusus pusat persarafan
Rujukan Nasional (4) Terjalin kerjasama untuk semua bidang
34
(5) Belum ada pelayanan preventif pada pelayanan
penyakit saraf (Brain Check Up)
(6) Pengembangan pusat pendidikan dan
penelitian di bidang Neurologi
bekerjasama dengan institusi
pendidikan dan penelitian pemerintah,
swasta, LSM
FAKTOR ANCAMAN
(1) Pertumbuhan rumah sakit swasta (1) Terwujudnya layanan unggulan (1) Terwujudnya manajemen dan tata
dengan pelayanan canggih semakin kelola yang baik
(2) Tersedianya tarif yang kompetitif sesuai
meningkat (2) Terwujudnya kehandalan sarana,
dengan pelayanan yang diberikan
(2) INACBG’s untuk pelayanan neurologi prasarana dan alat kesehatan
belum sesuai dengan unit cost rumah (3) Terwujudnya optimalisasi surplus RS
sakit
(3) Sistem rujukan berjenjang dari BPJS
(4) Meningkatnya tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan di rumah
sakit
35
III. 8 RANCANGAN PETA STRATEGI BALANCED SCORECARD
Berdasarkan upaya-upaya strategis yang teridentifikasi pada bagian sebelumnya (sub-
bagian 3.7), maka disusun peta strategi RS Pusat Otak Nasional untuk kurun waktu 2015-
2019. Dalam pedoman ini, peta strategi BSC menggambarkan jalinan sebab-akibat
berbagai sasaran strategis dalam kurun waktu periode RSB yang dikelompokkan dalam
perspektif finansial, konsumen, proses bisnis, dan pengembangan personil dan organisasi
RS Pusat Otak Nasional. Sasaran strategis yang ditentukan didasarkan atas upaya-upaya
strategis yang dihasilkan dari analisa TOWS.
36
Strategi yang dilakukan rumah sakit untuk melakukan hal tersebut adalah :
o Merencanakan Sumber daya manusia yang kompeten
o Optimalisasi Sumber daya rumah sakit
o Pengembangan pelayanan yang ada dan yang baru
o Kerja sama dengan pihak ketiga
o Efisiensi dan pengendalian biaya
o Penyesuaian tarif rumah sakit yang kompetitif
o Penetapan sebagai rumah sakit khusus rujukan nasional
o Sistem rumah sakit yang berbasis teknologi informasi
o Fokus terhadap potensi revenue center
o Peningkatan kesejahteraan pegawai
37
BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA
STRATEGIS
IV.1 MATRIKS IKU
Untuk menentukan indikator kinerja utama dan program kerja strategis berdasarkan
tujuan rumah sakit sebagai berikut:
Secara rinci Matrik Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Utama Strategis adalah:
Tingkat kepuasan
Terwujudnya 7 Dir SDM dan 70% 70% 80% 90% 90%
Stakeholder pasien dan keluarga
kepuasan stakeholder Diklit
Tingkat kepuasan staf 6 70% 75% 80% 85% 90%
Peningkatan surplus
Peningkatan 7 - 2% 5% 8% 10%
rumah sakit per tahun Dir Keu dan
Financial pendapatan dan
Peningkatan sistem Adm Umum
efisiensi anggaran 6 - 1 4 5 6
akuntansi
38
IV.2 KAMUS IKU DAN PENJELASAN SASARAN STRATEGIS
IKU-1 : PERSENTASE SDM YANG TERSERTIFIKASI
Sasaran :
Terwujudnya SDM yang kompeten
Strategis
Bobot IKU : 6
Person In :
Direktur SDM dan Diklit
Charge
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Terwujudnya SDM RS Pusat Otak Nasional yang tersertifikasi diharapkan mencapai 90% pada
tahun 2019.
39
IKU-2: LEVEL INTEGRASI IT RUMAH SAKIT
Hasil Self Assessment di akhir tahun tercapai sesuai target yang telah ditetapkan
Formula :
Bobot IKU : 6
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: tujuan yang ingin dicapai adalah terwujudnya sistem informasi rumah sakit yang
terintegrasi pada level advanced pada tahun 2019.
40
IKU-3: TINGKAT KEHANDALAN SARANA DAN PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN SESUAI
BEST PRACTICE
Perspektif : Learning and Growth
IKU : Tingkat kehandalan sarana, prasarana, dan alat kesehatan sesuai best practice
OEE = Ke x Ki x Ku
Formula :
Bobot IKU : 7
Person In Charge :
Direktur Keuangan dan Administrasi Umum
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan:
Alat Kesehatan yang diukur tingkat keandalannya adalah: CT Scan, DR/X-Ray, USG di ruang
Radiologi
Sarana Prasarana: IPAL, Fasilitas Air Bersih, Mesin Genset
Kriteria penilaian: nilai ≤50 = 50% , 51-60 = 60%, 61-70= 70%, 71-80 = 80%, ≥81 = 100%
41
IKU-4: PERSENTASE STAF DENGAN KINERJA OPTIMAL
Perspektif : Learning and Growth
Staf yang berkinerja baik (optimal) berdasarkan hasil Penilaian Sasaran Kerja
Definisi :
dengan nilai capaian SKP 76-90%.
Jumlah staf yang termasuk dalam kriteria baik sesuai capaian SKP dibagi dengan
Formula :
total staf yang dinilai SKP (PNS) x 100%
Bobot IKU : 7
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan:
Terwujudnya sumber daya manusia pada tahun 2015 dengan target 70% dari jumlah pegawai
secara bertahap, setiap tahun dengan harapan terjadi peningkatan kinerja setiap pegawai.
42
IKU-5: OPINI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Sasaran Strategis : Terwujudnya manajemen dan tata kelola keuangan yang akuntabel
Hasil audit atas laporan keuangan oleh KAP berupa opini, yang terdiri dari :
Definisi :
1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)/Unqualified
2. Wajar Dengan Pengecualian (WDP)/Qualified
3. Tidak Wajar/Adverse
4. Tidak Memberikan Pendapat/Disclaimer
Sesuai standar audit yang dilakukan KAP untuk laporan keuangan tahun
Formula :
sebelumnya
Bobot IKU : 7
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan:
Opini terhadap laporan keuangan per tahun oleh akuntan publik berupa predikat Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
2015 mengikuti hasil audit Kementerian Kesehatan RI
43
IKU-6: AKREDITASI RUMAH SAKIT
Bobot IKU : 7
a) Hasil assesment
Sumber Data :
b) Dokumen aplikasi
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelesan: Akreditasi KARS tahun 2015 dan pada tahun 2015 sampai dengan 2017 dilakukan
rekareditasi dan kontinuitas KARS. Secara bertahap tahun berikutnya akreditasi internasional
sebagai dasar kualitas pelayanan kepada masyarakat.
44
IKU-7: AKREDITASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Terwujudnya rumah sakit sebagai sarana pendidikan otak dan sistem persarafan
Sasaran Strategis :
Definisi : Standarisasi terhadap pelayanan rumah sakit yang diakui sesuai ketentuan
Bobot IKU : 7
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: Akreditasi sebagai rumah sakit pendidikan ditargetkan pada tahun 2015 mencapai
target persiapan sehingga rumah sakit dapat melakukan kerja sama dengan lembaga
pendidikan/universitas sebagai rumah sakit pendidikan, kemudian secara bertahap dan akan
diajukan untuk dinilai (visitasi) menjadi RS Pendidikan pada tahun 2018 sehingga mencapai
target terakreditasi sebagai RS Pendidikan di tahun 2019.
45
IKU-8: JUMLAH LAYANAN UNGGULAN
Sasaran Strategis : Terselenggaranya layanan unggulan bidang otak dan sistem persarafan
Layanan yang merupakan produk khusus RS Pusat Otak Nasional. Untuk tahun
Definisi :
2015-2019 direncanakan pembentukan 7 produk unggulan yang terdiri dari:
Brain Check-Up, Comprehensive Stroke Care, Gangguan Memori dan
Neurobehavior, Neurointensif, Neurointervensi, Brain Micro Surgery, dan
Neurorestorative and Paliative Ward
Bobot IKU : 7
Bidang Medik
Sumber Data :
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: pada tahun 2015 ditargetkan tiga produk unggulan terbentuk dan berjalan sampai
akhirnya akan tercapai target 7 produk unggulan pada tahun 2019.
46
IKU-9: JUMLAH KERJASAMA
Sasaran Strategis : Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian
Ikatan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan kualitas
Definisi :
pelayanan, pendidikan, dan penelitian di lingkungan RS
Bobot IKU : 6
Person In Charge : Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian/Direktur Keuangan dan Administrasi
Umum
Perjanjian Kerjasama
Sumber Data :
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: Target tahun 2015 ikatan kerja sama ini mencapai 5 kerjasama dan setiap tahun
diharapkan mengalami peningkatan sampai mencapai tingkat optimal sesuai kebutuhan
pelayanan rumah sakit.
47
IKU-10: PERSENTASE KASUS SESUAI PANDUAN PRAKTEK KLINIK (PPK)
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan kendali mutu dan kendali
Sasaran Strategis :
biaya
Jumlah kasus tertentu yang diisi sesuai Panduan Praktek Klinik (PPK)/Clinical
Formula :
Pathway dibagi dengan total kasus yang termasuk dalam criteria Clinical Pathway
dikali 100%
Bobot IKU : 7
-
Sumber Data :
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: Target persentase kasus yang diisi sesuai dengan Clinical Pathway pada tahun 2017
diharapkan sebanyak 85% dan meningkat setiap tahunnya hingga mencapai 95% pada tahun
2019.
48
IKU-11: PERSENTASE CAPAIAN INDIKATOR MEDIK
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan kendali mutu dan kendali
Sasaran Strategis :
biaya
-
Formula :
Bobot IKU : 7
-
Sumber Data :
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: Target tercapainya 5 indikator medik pada tahun 2015 diharapkan sebanyak 75%
dan meningkat hingga mencapai 95% pada tahun 2019.
49
IKU-12: TINGKAT KEPUASAN PASIEN DAN KELUARGA
Perspektif : Stakeholder
Penilaian dilakukan melalui survey tingkat kepuasan pasien dan keluarga. Jumlah
Formula :
pasien rawat inap yang puas (nilai ≥3 skala 4) dibagi dengan jumlah pasien rawat
inap yang mengisi lembar kuesioner kepuasan pasien dikali 100%
Bobot IKU : 7
Periode :
Semesteran
Pelaporan
Penjelasan: tingkat kepuasan pasien dan keluarga tahun 2015 sebesar 70% sedangkan tahun
berikutnya meningkat terus.
50
IKU-13: TINGKAT KEPUASAN STAF
Perspektif : Stakeholder
Tingkat kepuasan staf adalah tingkat penerimaan staf terhadap kondisi yang
Definisi :
berhubungan dengan iklim dan lingkungan kerja, beban kerja, kepemimpinan,
karir, dan kesejahteraan
Penilaian dilakukan melalui e-survey tingkat kepuasan staf. Jumlah staf yang puas
Formula :
dibagi jumlah seluruh staf yang menginput form e-survey dikali 100%
Bobot IKU : 6
Periode :
Semesteran
Pelaporan
Penjelasan: tingkat kepuasan staf tahun 2015 sebesar 70% sedangkan tahun berikutnya
meningkat terus.
51
IKU-14: PENINGKATAN SURPLUS RUMAH SAKIT PER TAHUN
Perspektif : Financial
Surplus adalah selisih antara seluruh pendapatan rumah sakit dikurangi dengan
Definisi :
seluruh belanja rumah sakit pada periode tertentu
Selisih antara surplus tahun ini dengan surplus tahun sebelumnya dibagi surplus
Formula :
tahun sebelumnya dikali 100%
Bobot IKU : 7
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: Peningkatan Surplus Rumah Sakit per Tahun sebagai rumah sakit yang baru
beroperasi tahun 2015 nihil, kemudian pada tahun berikutnya diharapkan dapat terus
meningkat.
52
IKU-15: PENINGKATAN SISTEM AKUNTANSI
Perspektif : Financial
Jumlah sistem akuntansi yang dibuat sesuai dengan peraturan dalam PP Nomor
Formula :
71/2010, Pedoman Akuntansi Rumah Sakit BLU dan ketentuan lainnya
Bobot IKU : 6
Periode :
Tahunan
Pelaporan
Penjelasan: Target 2016 dan seterusnya diharapkan sistem akuntansi rumah sakit sudah sesuai
dengan standard akuntansi pemerintahan dan ketentuan akuntansi lainnya yang berlaku serta
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama.
53
IV.3 PROGRAM KERJA STRATEGIS
Berikut adalah Program Kerja Strategis yang akan dilakukan oleh RS Pusat Otak Nasional untuk
mewujudkan target IKU pada setiap tahun. Program kerja strategis yang dipilih merupakan
gambaran rangkaian program kerja yang dibutuhkan untuk mewujudkan sasaran strategis
dalam kurun waktu 2015-2019.
54
Tabel 4.21 Program Kerja Strategis Tahun 2015-2019
INDIKATOR PROGRAM
SASARAN
KINERJA PIC
STRATEGIS 2015 2016 2017 2018 2019
UTAMA
Terwujudnya Akreditasi Dir SDM Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Mutu
RS sebagai RS dan Diklit Mutu Pendidikan Mutu Pendidikan Mutu Pendidikan Mutu Pendidikan Pendidikan
sarana Pendidikan
pendidikan
otak dan
sistem
persarafan
55
Terselenggaranya Jumlah Dir Yan Pengembangan 1. 1.Optimalisasi 1.Optimalisasi 1.Optimalisasi Brain
layanan unggulan Layanan Brain Check-Up, Pengembangan Brain Check up, Brain Check up, Check up,
Unggulan Comprehensive neuro comprehensive comprehensive comprehensive
stroke care, intervensi, stroke care, stroke care, stroke care,
gangguan neurointensif, gangguan gangguan gangguan memori
memori dan brain micro memori dan memori dan dan
neurobehaviour surgery neurobehaviour, neurobehaviour, neurobehaviour,
2. optimalisasi neurointensif, neurointensif, neurointensif, brain
brain check up, brain micro brain micro micro surgery
comprehensive surgery surgery
stroke care, 2. pemasaran
gangguan 2. pemasaran 2. pemasaran
memori dan
behaviour
3. Pemasaran
Terwujudnya Persentase Dir Yan Penyusunan SOP Penerapan PPK Penerapan PPK Penerapan PPK Penerapan PPK
pelayanan kasus sesuai dan penerapan
kesehatan yang PPK PPK
berkualitas
Persentase Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan SOP
dengan kendali
capaian 5 SOP dan tata SOP dan tata SOP dan tata SOP dan tata dan tata kelola
mutu & kendali
indikator kelola medik kelola medik kelola medik kelola medik medik
biaya
medik
Pengembangan Tingkat Dir SDM 1. Depth 1. Depth 1. Depth 1. Depth 1. Depth interview
SOP dan tata kepuasan dan Diklit interview interview interview interview 2. memenuhi
kelola medik pasien dan 2. memenuhi 2. memenuhi 2. memenuhi 2. memenuhi kebutuhan fasilitas
keluarga
kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan publik
fasilitas publik fasilitas publik fasilitas publik fasilitas publik 3. Survey kepuasan
3. Survey 3. Survey 3. Survey 3. Survey pelanggan
kepuasan kepuasan kepuasan kepuasan
pelanggan pelanggan pelanggan pelanggan
Tingkat 1. Memenuhi 1. Memenuhi 1. Memenuhi 1. Memenuhi 1. Memenuhi
kepuasan kebutuhan akan kebutuhan akan kebutuhan akan kebutuhan akan kebutuhan akan
staf fasilitas staf fasilitas staf fasilitas staf fasilitas staf fasilitas staf
2. Survey 2. Survey 2. Survey 2. Survey 2. Survey Kepuasan
Kepuasan staf Kepuasan staf Kepuasan staf Kepuasan staf staf
56
BAB V ANALISA DAN MITIGASI RESIKO
Terwujudnya SDM rumah sakit yang kompeten Pengalaman SDM belum merata
Kompetensi SDM belum merata
Terwujudnya sistem informasi RS yg terintegrasi Keterbatasan anggaran
Terwujudnya budaya kinerja yang baik Tidak semua berubah perilaku
Terwujudnya kehandalan sarana prasarana dan alat
Pelayanan tidak maksimal
kesehatan
Terwujudnya sistem manajemen dan tata kelola yang Pelaksana belum dapat menyusun laporan keuangan
baik Keterbatasan anggaran
Terwujudnya RS sebagai pusat pendidikan otak dan
Keterbatasan anggaran
sistem persarafan
Terselenggaranya Layanan Unggulan bid. Otak dan
Keterbatasan anggaran
sistem persarafan
Terjalinnya kerjasama di bidang pelayanan,
Investor belum tertarik
pendidikan, dan penelitian
Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas Belum adanya lengkapnya standar mutu dan
dengan kendali mutu dan kendali biaya pengendalian pengeluaran
Terwujudnya penambahan pendapatan dan efisiensi
Belum optimalnya pelayanan
anggaran
Belum ramahnya SDM
Fasilitas Terbatas
Terwujudnya kepuasan stakeholder
Daerah banjir
57
V.2 PENILAIAN TINGKAT RESIKO
Penilaian resiko sebagai menilai kemungkinan resiko yang akan terjadi meliputi, dampak
terhadap resiko tersebut, tingkat resiko yang akan timbul dan warna terhadap resiko
tersebut.
KEMUNGKINAN DAMPAK TINGKAT
SASARAN STRATEGIS RESIKO WARNA
RESIKO TERJADI RESIKO RESIKO
Terwujudnya SDM rumah sakit Pengalaman SDM belum
S Minor Medium Kuning
yang kompeten merata
Kompetensi SDM belum
S Minor Medium Kuning
merata
58
V.3. RENCANA MITIGASI RESIKO
Rencana mitigasi resiko merupakah langkah konngkrit dalam upaya mengnedalikan resiko
yang akan timbul terhadap sasaran strategi, yang diambil dari penilaian resiko dengan
melakukan rencana mitigasi resiko dan penanggungjawab resiko:
KEMUNG PENANGGUNG
DAMPAK
KINAN TINGKAT RENCANA MITIGASI JAWAB
SASARAN STRATEGI RESIKO RESIKO WARNA
RESIKO RESIKO RESIKO
TERJADI
59
BAB VI PROYEKSI FINANSIAL
Proyeksi finansial untuk periode lima tahun rencana strategis bisnis didasarkan kepada peluang
rumah sakit setelah perubahan penerimaan Negara bukan pajak mendapat persetujuan menjadi
rumah sakit badan layanan umum yaitu
PENERIMAAN
A.
PNBP BLU 19,966,258,000 22,989,857,244 45,280,095,000 56,144,741,833 56,750,119,000 34,768,676,654 85,359,041,103 106,961,392,005 123,005,600,807
Penerimaan
I.
Fungsional 19,966,258,000 22,989,857,244 45,000,000,000 55,118,829,300 56,470,024,000 34,199,568,051 85,000,000,000 106,250,000,001 122,187,500,002
1 IGD
1,430,000,000 733,854,760 1,250,000,000 1,245,053,213 1,250,000,000 242,700,781 1,562,500,000 1,953,125,000 2,246,093,750
2 Rawat Jalan
1,650,000,000 2,408,462,020 2,000,000,000 6,879,521,094 2,000,000,000 5,722,349,587 7,000,000,000 8,750,000,000 10,062,500,000
3 Rawat Inap
9,086,258,000 17,091,533,508 28,250,000,000 36,675,722,094 38,769,905,000 24,283,346,373 63,194,945,150 78,993,681,438 90,842,733,654
Penunjang
4
Medik 7,800,000,000 1,660,712,317 8,500,000,000 3,625,089,027 8,500,000,000 1,021,821,838 5,804,906,100 7,256,132,625 8,344,552,519
5 Poli Eksekutif -
1,095,294,639 5,000,000,000 6,693,443,872 5,950,119,000 2,929,349,472 7,437,648,750 9,297,060,938 10,691,620,079
Penerimaan
II. - - 711,392,004
Non Fungsional 280,095,000 1,025,912,533 280,095,000 569,108,603 359,041,103 818,100,805
1 Sewa lahan - - - 72,600,000 - - - - -
2 Ambulance - - - - - - - -
195,645,914
3 Diklit - - 70,022,500 350,118,750
280,095,000 173,150,000 280,095,000 280,090,000 402,636,563
4 Jasa Keuangan - - - - 361,273,254
581,836,619 289,018,603 289,018,603 415,464,242
5 Sterilisasi alat - - - 2,680,000 - - - - -
Total
19,966,258,000 22,989,857,244 45,280,095,000 56,144,741,833 56,750,119,000 34,768,676,654 85,359,041,103 106,961,392,005 123,005,600,807
60
Dengan adanya peningkatan pelayanan berupa dibukanya ruang perawatan baru, pelayanan
poli eksekutif, pelayanan unggulan Brain Check-Up, dan penambahan pelayanan kamar bedah,
maka berikut ini gambaran target penerimaan PNBP/BLU RS Pusat Otak Nasional tahun 2017:
Tahun 2017
No. Uraian Proyeksi
Target Real s/d Maret % Penerimaan s.d
Desember
A. PENERIMAAN PNBP BLU 56.750.119.000 34.768.676.654 61,27 85.359.041.103
I. Penerimaan Fungsional 56.470.024.000 34.199.568.051 60,56 85.000.000.000
1 IGD 1.250.000.000 242.700.781 19,42 1.562.500.000
2 Rawat Jalan 2.000.000.000 5.722.349.587 286,12 7.000.000.000
3 Rawat Inap 38.769.905.000 24.283.346.373 62,63 63.194.945.150
4 Penunjang Medik 8.500.000.000 1.021.821.838 12,02 5.804.906.100
5 Poli Eksekutif 5.950.119.000 2.929.349.472 49,23 7.437.648.750
II. Penerimaan Non Fungsional 280.095.000 569.108.603 203,18 359.041.103
1 Sewa lahan - - - -
2 Ambulance - - - -
3 Diklit 280.095.000 280.090.000 100,00 70.022.500
4 Jasa Keuangan - 289.018.603 - 289.018.603
5 Sterilisasi alat - - - -
Total 56.750.119.000 34.768.676.654 61,27 85.359.041.103
Alokasi/Target Realisasi Alokasi/Target Realisasi Alokasi/Target Estimasi s.d Des Estimasi Estimasi
APBN
222,173,877,000 222,173,877,000 143,017,976,000 143,017,976,000 120,258,019,000 120,258,019,000 188,038,607,995 206,842,468,795
PNBP/BLU
19,966,258,000 60,751,825,221 45,280,095,000 88,910,128,658 56,750,119,000 85,359,041,103 106,961,392,005 123,005,600,807
Total
242,140,135,000 282,925,702,221 188,298,071,000 231,928,104,658 177,008,138,000 205,617,060,103 295,000,000,000 329,848,069,602
61
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan target penerimaan adalah:
1. Turunnya pendapatan dari APBN di tahun 2016 disebabkan karena pembangunan gedung
perkantoran, parkir dan rumah singgah diperkirakan sudah selesai.
2. Turunnya pendapatan dari APBN di tahun 2017 disebabkan karena kebutuhan biaya yang
sifatnya investasi sudah berkurang.
Kekurangan biaya akan dialokasikan dari pendapatan penerimaan Negara bukan pajak
periode lima tahun berikutnya. Dengan melakukan prioritas terhadap program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan, penanggulangan banjir dan kebutuhan dasar agar
rumah sakit melakukan pelayanan menjadi prioritas utama didalam memilah alokasi
prioritas.
62
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis (RSB) RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019 merupakan pedoman
bagi semua satuan kerja di lingkungan RS Pusat Otak Nasional dalam menyusun Rencana
Strategis Bisnis, Rencana Kegiatan serta Program Satuan Kerja dilingkungan Rumah Sakit Pusat
Otak Nasional.
Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019 bersifat fleksibel, tidak
mengesampingkan kebijakan-kebijakan lainnya dari Kementerian Kesehatan RI, maupun
pemerintah, dan apabila terjadi hal-hal yang menuntut untuk dilakukan
perbaikan/penyempurnaan selama tahun rencana berjalan, maka Rencana Strategis Bisnis RS
Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019 dapat diperbaiki/direvisi sesuai kebutuhan.
Dengan disusunnya Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional selama 5 (lima) tahun,
kami harapkan kesinambungan pengembangan pelayanan mendatang dapat berjalan dengan
baik, dan diharapkan Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional untuk masa berikutnya.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis RS Pusat Otak Nasional ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kinerja tahunan RS Pusat Otak Nasional. Semoga upaya RS Pusat Otak Nasional sampai
dengan tahun 2019 dapat lebih terarah dan terukur.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan RSB ini disampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Kami berharap RSB ini dilaksanakan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja
keras dari segenap karyawan sehingga semua tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Demikian RSB RS Pusat Otak Nasional Tahun 2015-2019 disusun untuk dipergunakan
sebagaimana seharusnya.
63
TIM PENYUSUN
PENGARAH
dr Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, MARS
Dr. dr. Andi Basuki Prima Birawa, Sp S, (K), MARS
dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S, MARS
Diana Mutiara, SE, M.Akun
KONTRIBUTOR
dr. Kemal Imran, Sp.S, MARS
MG. Enny Mulyatsih, M.Kep, SpS.KMB
Mirnawaty, S. Kp. MARS
Dra. Nura Ridhawati, MSi.
Meuthia Helma, SE, MM.
dr. Adin Nulkhasanah, Sp.S
Ida Bagus Ngurah Semadi, SE, MM
Tosan Pambudi Witjaksono, SE, MM
dr. Lia Fatimah, MARS
dr. Lyna Soertidewi, Sp S(K), M.Epid
dr. Wenny Rinawati, Sp.PK, MARS
Sri Jumiati Agustina, SKM
Jatmiko, SE, MM
Ali Usman, SE
Pelita Apriany, SKM, MM
Nur Muhammad, SKM, MKM
dr. Made Ayu Wedariani, Sp.S
dr. Mustaqim Prasetya, SpBS
Dra. Tri Andayani
dr. Eka Musridartha, Sp.S, KIC
Linda Karolina, AMK
PENYUSUN
dr. Ade Yudhistira, MARS
Ade Maulana, A.Md
Agustina Setiawati, Amd.RS
Febrian Sidiq, S.Kom
64