Anda di halaman 1dari 16

Nama : Moh Jazuli

NIM : 20070905006
Prodi : S2 Teknologi Pendidikan
UAS Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

1. Keterkaitan antar konsep:


a. Inovasi dan Inovasi Pendidikan
1) Inovasi
Secara bahasa berasal dari Kata Latin innovation yang berarti pembaharuan
atau perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan mengubah,
inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau
berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana
(tidak secara kebetulan).
Istilah perubahan dan pembaharuan ada pebedaan dan persamaanya.
Perbedaannya, kalau pada pembaharuan ada unsur kesengajaan. Persamaannya.
Yakni sama sama memilki unsur yang baru atau lain dari yang sebelumnya. Kata
“Baru” dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima, atau dilaksanakan
oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain.
2) Inovasi Pendidikan
Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan
masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru
ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau
memecahkan masalah pendidikan nasional
3) Keterkaitan Konsep Inovasi dan Inovasi Pendidikan
Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada dua istilah
yaitu invention dan discovery. Invention adalah merupakan penemuan sesuatu yang
benar-benar baru, artinya merupakan hasil karya manuasia. Sedangkan discovery
adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan
demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan
melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim
(1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide,
barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention
ataudiscovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan
masalah (Subandiyah 1992:80).
Proses dan tahapan perubahan itu ada kaitannya dengan masalah
pengembangan (development), penyebaran (diffusion), diseminasi (dissemination),
perencanaan (planning), adopsi (adoption), penerapan (implementation) dan evaluasi
(evaluation) (Subandiyah 1992:77).
Dapat disimpulkan keterkaitan antara konsep inovasi dengan inovasi
pendidikan adalah upaya pengembangan penyebaran perencanaan penerepan dan
evaluasi dalam bidang pendidikan yang ditujukan untuk memajukan kepentingan
pendidikan.
b. keterkaitan antara Kemdikbud, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan guru dalam
memenerapkan inovasi pendidikan
Ulasan ini didasarkan atas perundangan-undangan yang berlaku di wilayah NKRI
1) Kemdikbud
Berdasarkan Perpres Nomor 82 Tahun 2019 terkait dengan kedudukan tugas dan
fungsi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Salah satu tugas dari Kemdikbud dalam Pasal 5 huruf k yang berbunyi “pelaksanaan
bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah;”
2) Dinas Pendidikan Kabupaten Kota
Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten. Dinas Pendidikan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Pendidikan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Salah satu tugas dinas pendidikan Kabupaten yakni:
(a) Perencanaan operasional program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai dengan perencanaan
strategis tingkat provinsi dan nasional;
(b) Penyusunan dan perumusan rencana program dan kegiatan dalam rangka
penetapan kebijakan teknis/operasional di bidang pendidikan umum dan
pendidikan luar sekolah;
3) Guru
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru,
tugas guru adalah:
(a) Tugas Umum
Tugas Guru Secara Umum adalah mendidik, dalam oprasionalisasinya mendidik
adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum,
membentuk contoh dan membisakan.
(b) Tugas Khusus
(1) Sebagai pengajar
Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam
pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan
penilaian setelah progam itu dilaksanakan.
(2) Sebagai pendidik
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada
tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
(3) Sebagai pemimpin
Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri,
peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang
dilakukan.
Melalui ulasan tugas Kemdikbud, Disdik Kabupaten dan Guru, keterkaitannya adalah ada
Kemdikbud sebagai perumus kebijakan pusat, kemudian disdik menjadi eksekutor
kebijakan dan guru yang sebagai eksekutor akhir di kelas yang cenderung ke arah tugas
teknis.
c. tiga dampak akademik bagi siswa dengan dilaksanakan kebijakan pendidikan oleh
sekolah, khususnya terkait seruan Belajar Dari Rumah selama pandemi
1) Adaptasi kembali
Beberapa dampak yang dirasakan murid yaitu murid belum ada budaya belajar jarak
jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, murid
terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain dan
bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya,
dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu
untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak
langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka
2) Ancaman putus sekolah
Anak berisiko putus sekolah lantaran terpaksa bekerja demi membantu
perekonomian keluarga.
3) Resiko kehilangan pembelajaran atau learning loss.
Menurut Nahdiana, kegiatan belajar tatap muka di kelas menghasilkan pencapaian
akademik lebih baik ketimbang Pembelajaran Jarak Jauh.
2. Indonesia telah mengundangkan kebijakan-kebijakan baru terkait dengan bidang pendidikan
inovatif abad 21
a. Benarkah diundangkannya pelaksanaan Kurikulum 2013 salah satu bentuk inovasi dalam
bidang pendidikan di Indonesia
- Menurut pendapat saya, pelaksanaan Kurikulum 2013 yang didasarkan atas
kebutuhan negara Indonesia dalam menyambut bonus demografi yang diproyeksikan
terjadi pada tahun 2028 oleh BPS. Artinya konsep ini sebagai pembaruan pendidikan
yang didasarkan atas kebutuhan di masa depan.
1) Setujukah dengan pernyataan tersebut, kemukakan pendapat Saudara dengan 4
(empat) alasan
- Setuju
(a) Berfokus pada kebutuhan peserta didik di masa mendatang
(b) Menciptakan pendidikan berwawasan lokal dalam rangka menyiapkan peserta
didik untuk menjadi sumber daya lokal yang berkualitas guna membangun
daerah
(c) Berorientasi pada peserta didik, sehingga memberi keleluasaan bagi peserta didik
dalam menjalankan proses pembelajaran.
(d) Menjawab masalah dekadensi moral yakni menggunakan nilai efektif atau sikap
2) Berikan contoh indikator yang dapat ditemukan di lapangan hasil analisisis Saudara
dari 4 (empat) temuan, di antaranya pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah
tingkat pendidikan dasar!
(a) Pembelajaran tematik-integratif. Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran
tematik-integratif untuk seluruh jenjang kelas. Ini berbeda dengan penerapan
pembelajaran pada kurikulum sebelumnya, yang hanya menerapkan
pembelajaran tematik (hanya tematik, tanpa tambahan integratif) pada siswa
kelas I – III. Sedangkan untuk kelas IV – VI, pembelajarannya berbasis mata
pelajaran.
(b) Pendekatan saintifik. Berbeda dengan pendekatan pembelajaran pada kurikulum
sebelumnya, pada kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajaran
dimaksudkan bahwa pembelajaran harus didasarkan pada fakta, bukan sekadar
kira-kira. Dalam praktiknya, pembelajaran ini meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, menarik kesimpulan,
mengomunikasikan.
(c) Penilaian autentik. Penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah
penilaian autentik. Yakni penilaian yang menampilkan tugas atau situasi yang
sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan
pengetahuan esensial yang bermakna; menggunakan berbagai cara dan kriteria
holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap).Penilaian ini mencakup penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian
sikap.
(d) Mengedepankan praktik dalam proses pembelajaran.
3. Pendidikan sebagai sistem yang kompleks terkait dengan system politik, budaya dunia dan
Indonesia
a. Benarkah sistem pendidikan Indonesia sangat dimungkinkan dipengaruhi oleh inovasi
pendidikan yang berkembang di Indonesia dan di negara-negara lain?
(1) Kemukakan pendapat Saudara (150 kata sd 200 kata)
Benar. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia secara tegas diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pasal 29 termasuk Amandemennya. Pendidikan
menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara dan didukung oleh seluruh rakyatnya.
Namun hingga saat ini implementasi amanat tersebut belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan dalam bidang pendidikan, bahkan dirasakan masih sangat jauh dari
yang dicita-citakan. Meskipun dari sisi pendanaan tahun 2009 pemerintah telah
menargetkan anggaran 20 % dari APBN. Setelah pelaksanaan otonomi pendidikan
sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah maka pengelolaan pendidikan
tidak lagi sentralisasi dari pusat. Saat ini peran pemerintah daerah untuk memajukan
pendidikannya menjadi sangat terbuka meskipun masing-masing daerah memiliki
kesulitan baik masalah sumber daya manusia maupun minimnya dana pendidikan.
Kaitan antara pendidikan dan politik sangat erat bahkan selalu berhubungan
sehingga dengan keadaan tersebut dapat kita ketahui bahwa politik negara sangat
berperan menentukan arah perkembangan pendidikan di suatu negara. Tidak
berlebihan kiranya bila banyak ahli yang berpendapat bahwa pendidikan sebagai
salahsatu upaya atau sarana untuk melestarikan kekuasaan negara. Michael W. Apple
dalam Tilaar (2003: 145) menjelaskan bahwa politik kebudayaan suatu negara
disalurkan melalui lembaga-lembaga pendidikannya sehingga dalam pendidikan
tersalur kemauan-kemauan politik atau sistem kekuasaan dalam suatu masyarakat.
Upaya menanamkan suatu prinsip, doktrin dan kesepakatan-kesepakatan
negara melalui pendidikan dilakukan dengan cara yang tidak dapat ditelusur secara
sekilas karena biasanya berada secara implisit dalam suatu materi pendidikan atau
kurikulum sehingga secara tidak sadar sebenarnya masyarakat yang mengikuti dan
memperoleh pendidikan telah mendukung pula tujuan khusus negara tersebut.
Keterkaitan antara pendidikan dan politik dipahami oleh masyarakat dalam
dua hal. Pertama ada kelompok masyarakat yang mengatakan bahwa pendidikan
adalah pendidikan dan politik adalah politik atau antara keduanya terpisah. Kedua
ada kelompok masyarakat yang berpendapat bahwa antara keduanya saling
berkaitan. Pendapat mana yang paling sesuai masih bisa diperdebatkan, pendapat
yang pertama mengasumsikan bahwa mencampuradukkan antara pendidikan dan
politik akan merugikan pendidikan karena didalam politik terdapat kondisi buruk
atau jelek menurut pendapat kelompok masyarakat tertentu. Pendapat kedua cukup
beralasan karena politik tidak dapat hanya dipahami dalam arti sempit, perlu diingat
bahwa politik dalam arti sempit diartikan sebagian masyarakat sebagai politik dalam
percaturan kehidupan berbangsa dimana didalamnya terdapat persaingan antar
kelompok atau golongan tertentu untuk memperebutkan suatu kedudukan atau posisi
yang diinginkan dengan menghalalkan segala cara. Politik dalam bidang pendidikan
sebenarnya ada, sebuah contoh; seorang kepala sekolah SMK yang memutuskan
kebijakan tentang pola magang bagi siswa-siswanya, apakah keputusan itu tidak
dapat dianggap sebagai sebuah keputusan politik. Contoh lain adalah peraturan-
peraturan tentang pendidikan yang diputuskan pemerintah baik berupa kebijakan
atau pedoman sebenarnya merupakan keputusan politik juga. Hal itu beralasan
karena sebelum sebuah peraturan tentang pendidikan diputuskan harus melalui
pembahasan yang sangat sengit baik pada lembaga legislatif maupun eksekutif. Kita
masih ingat bagaimana Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang tertunda penetapannya untuk waktu yang tidak sebentar
hanya karena ada salah satu pasal yang menjadi perdebatan. Di sana terjadi tarik
menarik antara berbagai kelompok dan itu merupakan sesuatu yang lazim dalam
dunia politik.
(2) Berikan contoh indikator yang dapat ditemukan di lapangan hasil analisisis Saudara
sekurang-kurangnya 2 (dua) temuan, terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013
yang direvisi (2017) yang dikonfirmasi dengan Permendikbud No 137 Tahun 2014
dan Permendikbud 146 Tahun 2014 dalam pelaksanaan pendidikan di PAUD!
(a) Menggunakan pendekatan ilmiah
- Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
- Penjelasan guru, respon anak, dan interaksi edukatif guru-anak terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
- Mendorong dan menginspirasi anak berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
- Mendorong dan menginspirasi anak mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
- Mendorong dan menginspirasi anak mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
- Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
- Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
(b) Sedangkan sumber belajar yang dipakai adalah buku, media alam sekitar dan
juga masyarakat. Sementara untuk media pembelajaran digunakan media buatan
pabrik dan media dari alam sekitar. Hal senada dipaparkan Daryanto (2013)
dalam penelitiannya bahwa Dalam Kurikulum 2013 Pada metode proyek,
pemecahan masalah atau inkuiri (menanya) siswa dapat memanfaatkan sumber
belajar di luar kelas.
(3) Berikan contoh indikator yang dapat ditemukan di lapangan hasil analisisis
Saudara sekurang-kurangnya 2 (dua) temuan, terkait dengan pelaksanaan Kurikulum
2013 yang direvisi (2017) yang dikonfirmasi dengan Permendiknas No. 70 Tahun
2009 tentang pendidikan Inklusi! (jawaban butir soal a1.a2 dan a3 maksimal 1.000
kata)
(a) Modifikasi Kurikulum
Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki karakteristik
berbeda, baik secara fisik, emosi, ataupun mental dengan anak-anak lain
seusianya”. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan pula bahwa anak
berkebutuhan khusus membutuhkan layanan pendidikan yang disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Penyelenggaraan pendidikan untuk
anak berkebutuhan khusus mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimulai
dari adanya sekolah segregasi hingga sekolah inklusi. Awal mula tercetusnya
pendidikan inklusi berawal dari pengamatan terhadap sekolah luar biasa
berasrama dan institusi berasrama yang menunjukkan bahwa anak maupun orang
dewasa yang tinggal dalam lingkungan tersebut akan mengalami perkembangan
pola perilaku yang biasanya ditunjukkan oleh orang yang kekurangan. Perilaku
tersebut mencakup kepasifan, stimulasi diri, perilaku repetitive stereotip dan
perilaku perusakan diri atau self-abuse. Anak berkebutuhan khusus yang
meninggalkan sekolah berasrama dan kemudian bergabung kembali dengan
keluarga mereka ataupun komunitas teman sebayanya akan merasa tidak betah
berada dalam situasi tersebut. Hal itu terjadi karena selama bertahun-tahun anak
disegregasikan atau dipisahkan, anak dan keluarga serta komunitasnya akan
tumbuh menjadi individu asing antara satu individu dengan individu lainnya.
Dari keadaan tersebut banyak orang yang merasa situasi yang dialami oleh anak
berkebutuhan khusus itu tidak tepat. Para pihak yang bersangkutan dengan anak
dan orang dewasa berkebutuhan khusus yang memiliki kesadaran politik pun
mulai memperjuangkan hak-hak semua anak pada umumnya dan hak anak serta
orang dewasa penyandang cacat pada khususnya. Perjuangan mereka ini
bertujuan untuk meemperoleh hak untuk berkembang di dalam sebuah
lingkungan yang sama dengan orang lain. Mereka menyadari akan pentingnya
arti interaksi sosial dalam suatu proses pembelajaran. Ini merupakan awal
pembaharuan dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus menuju
normalisasi yang akhirnya mengarah pada pendidikan inklusif. Dalam
perkembangannya, terdapat beberapa aspek penting dalam pelaksanaan
pendidikan inklusif di suatu sekolah. Aspek-aspek tersebut antara lain yaitu: (1)
penyiapan atau pelatihan guru dan tenaga kependidikan, identifikasi, assessment,
dan pemberian layanan yang sesuai (2) pengkondisian lingkungan yang ramah
anak, termasuk aksebilitasnya (3) pendampingan yang dilakukan oleh guru
pendidik khusus, guru reguler, orang tua, serta relawan (4) penyediaan
modulmodul dan pedoman pelaksanaan, serta (5) adaptasi kurikulum,
pembelajaran dan evaluasi. Mulai awal tahun 2014 pemerintah mengambil
kebijakan untuk setiap sekolah agar mampu mengimplementasikan kurikulum
2013 dalam proses pembelajaran. Kebijakan tersebut tidak hanya ditujukan pada
sekolah reguler, pada sekolah inklusif pun diharapkan dapat
mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran baik untuk
peserta didik reguler maupun peserta didik berkebutuhan khusus. Kurikulum
dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak, kebutuhan
pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Dewasa ini
sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya ditandai dengan kemampuan
akademik yang luas, namun juga harus dilengkapi dengan keterampilan atau
keahlian yang memadai. Karena keterampilan juga menjadi modal utama dalam
kehidupan berkarier. Pada satuan pendidikan tingkat menengah atas, khususnya
pada sekolah menengah kejuruan akan dipelajari beberapa keterampilan atau
keahlian sebagai persiapan bagi peserta didik dalam memasuki dunia kerja.
Seiring dengan berkembangnya pendidikan inklusi di Indonesia khususnya di
“Istilah terbaru yang dipergunakan untuk mendeskripsikan penyatuan bagi anak-
anak berkelainan (penyandang hambatan atau cacat) ke dalam program-program
sekolah adalah inklusi.” Sedangkan menurut Subini (2014: 50) Pendidikan
inklusi adalah kebersamaan untuk memperoleh pelayanan pendidikan dalam satu
kelompok secara utuh bagi seluruh anak berkebutuhan khusus usia sekolah,
mulai dari jenjang TK, SD, SLTP sampai dengan SMA/SMK sederajat. Dalam
sekolah inklusi tidak ada perbedaan perlakuan yang menonjol antara anak yang
berkebutuhan khusus dengan anak normal pada umumnya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa tujuan
penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari berbagai kondisi dan latar
belakang untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya. Serta dalam ayat (2) yaitu menciptakan sistem pendidikan
yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta
didik. Selaras dengan PERMENDIKNAS pasal 2 ayat (1) dan (2), dalam Undang
Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003
juga menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu setiap warganegara
mempunyai kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam
memperoleh layanan pendidikan. Dari beberapa ketetapan tersebut dapat
disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus mempunyai hak dan kesempatan
yang sama dengan anak normal lainnya dalam memperoleh layanan pendidikan
di sekolah reguler. Dalam proses pengembangan kurikulum bagi peserta didik
berkebutuhan khusus, pihak pendidik dan tenaga kependidikan harus memahami
terlebih dahulu tentang karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus. Pada
aspek adaptasi kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, peserta didik
berkebutuhan khusus tanpa hambatan kecerdasan, komunikasi dan interaksi, serta
perilaku akan menggunakan kurikulum reguler. Namun pada peserta didik
berkebutuhan khusus dengan hambatan kecerdasan, komunikasi dan interaksi,
serta perilaku akan munggunakan kurikulum modifikasi.
(b) Manajemen modifikasi kurikulum 2013 pada pendidikan inklusi
Modifikasi kurikulum yakni kurikulum siswa rata-rata atau regular disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan atau potensi ABK. Modifikasi kurikulum ke
bawah diberikan kepada peserta didik tunagrahita dan modifikasi kurikulum ke
atas untuk peserta didik gifted and talented. Modifikasi kurikulum ini dilakukan
terhadap alokasi waktu, isi atau materi kurikulum, proses belajarmengajar, sarana
prasarana, lingkungan belajar, dan pengelolaan kelas. Dalam pendidikan inklusif,
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum sekolah regular atau kurikulum
nasional yang dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan anak
berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan karakteristik (ciri-ciri) dan
tingkat kecerdasannya. Kurikulum nasional terdiri dari 3 model yaitu model
kurikulum regular, model kurikulum regular dengan modifikasi dan model
kurikulum Program Pembelajaran Individual (PPI). Tujuan modifikasi atau
pengembangan kurikulum dalam pendidikan inklusif, yaitu: (1).Membantu
peserta didik dalam mengembangkan potensi dan mengatasi hambatan belajar
yang dialami semaksimal mungkin dalam setting sekolah inklusif, (2). Membantu
guru dan orangtua dalam mengembangkan program pendidikan bagi peserta
didik berkebutuhan khusus baik yang diselenggarakan di sekolah maupun di
rumah. 3. Menjadi pedoman bagi sekolah, dan masyarakat dalam
mengembangkan, menilai dan menyempurnakan program pendidikan inklusif.
Dalam pembelajaran inklusif, model kurikulum bagi ABK dapat dikelompokan
menjadi empat, yakni: duplikasi kurikulum, modifikasi kurikulum, substitusi
kurikulum, dan omisi kurikulum Model duplikasi artinya salinan yang serupa
benar dengan aslinya. Dalam kaitannya dengan model kurikulum, duplikasi
berarti mengembangkan dan atau memberlakukan kurikulum untuk peserta didik
berkebuthan khusus secara sama atau serupa dengan kurikulum yang digunakan
untuk siswa pada umumnya (regular). Jadi model duplikasi adalah cara dalam
pengembangan kurikulum, dimana peserta didik ABK menggunakan kurikulum
yang sama seperti yang dipakai oleh anak-anak pada umumnya. Model duplikasi
dapat diterapkan pada empat komponen utama kurikulum, yaitu tujuan, isi,
proses dan evaluasi . Model modifikasi berarti merubah atau menyesuaikan.
Dalam kaitan dengan model kurikulum untuk peserta didik ABK maka model
modifikasi berarti cara pengembangan dimana kurikulum umum yang
diberlakukan bagi peserta didik ABK. Dengan demikian, peserta didik ABK
menjalani kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan
kemampuan mereka. Modifikasi dapat diberlakukan pada empat komponen
utama kurikulum. Model substitusi berarti mengganti. Dalam kaitannya dengan
model kurikulum, maka substansi berarti mengganti sesuatu yang ada dalam
kurikulum umum dengan sesuatu yang lain. Pengganti dilakukan karena hal
tersebut tidak mungkin dilakukan oleh peserta didik ABK, tetapi masih bisa
diganti dengan hal lain yang sebobot dengan yang digantikan.
b. Jelaskan pendapat Saudara perkembangan teknologi terhadap lahirnya inovasi
pendidikan di era industri 4.0 yang terkait dengan empat kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap individu di abad 21
Perkembangan dunia semakin hari semakin tidak terbayangkan, hal ini membawa
dampak yang sangat besar bagi dunia pendidikan untuk menggapainya dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan dunia tersebut. Indonesia yang
secara individual atau perseorangan dalam dunia pendidikan, negara-negara lain sudah
mengakuinya dari bukti yang diraih oleh bangsa Indonesia secara individual, seperti di
lomba-lomba Olimpiade Internasional di bidang pendidikan. Akan tetapi ketika bangsa
Indonesia dibidang pendidikan diukur secara menyeluruh, maka hasil dari pendidikan
bangsa Indonesia jauh dibandingkan negara-negara lain, seperti Malaysia, konon
Malaysia ini pernah meminta bantuan kontrak guru-guru TK sampai kepada tingkatan
PT ke Indonesia pada tahun 1970- 1980-an, artinya pendidikan bangsa Indonesia lebih
baik pada saat itu, namun kenyataan itu berbalik 180 derajat sekarang ini, Indonesia jauh
prestasi pendidikannya dengan Malaysia, konon banyak bangsa Indonesia yang ingin
menimba ilmunya atau sekolah di Malaysia. Apalagi dibandingkan negara Japan, yang
secara historinya sama dengan Indonesia, yaitu tahun 1945, Nagasaki dan Hirosima
hancur lebur berantakan di bim bardil oleh sekutu pada perang dunia ke 2, Indonesia
pada saat itu pula menyatakan kemerdekaannya, artinya berangkat dari nol untuk
membangun negara, namun kenyataan Japan menjadi negara maju sebagai negara
industry terapung sementara Indonesia masih dikatakan negara sedang berkembang
sampai saat ini. Tantangan teaching 2030 terdapat pada diri seorang tenaga pendidik,
bagaimanakah upaya tenaga pendidik untuk mengelola proses pembelajaran yang
dilakukan di sekolah. Tenaga pendidik pada teaching 2030 diharapkan mampu
berinovasi atau melakukan pembaruan pada setiap materi pembelajaran yang diberikan.
Dengan inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru diharapkan peserta didik mampu
menerima materi dan mengimplikasikan materi tersebut. Contoh tenaga pendidik yang
melakukan inovasi dalam proses pembelajaran yaitu mampu membuat media atau
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perubahan sosial, artinya mampu
menyesuaikan dalam keadaan seperti sekarang ini.
Teknologi dalam Pendidikan
Indonesia sebagai pengguna 5 terbesar dunia pengguna internet tidak bisa dibendung
keberadaannya, apalagi akan mengalahkan jepang di tahun yang akan datang. Guru
sebagai tenaga pendidik yang memiliki peran terdepan untuk dapat memberikan
pengajaran, pendidikan dan pembimbing sehingga pengguna internet sesuai apa yang
diharapkan yaitu sebagai sumber belajar yang tiada batas waktu dan jarak bagi setiap
manusia. Apalagi dengan sistem pelaksanaan Ujian Nasional sejak tahun 2015 sudah
luncurkan pelaksanaannya sampai dengan sekarang Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK). Bahkan Dirjen pendidikan anak usia dini dan Dikmas mengatakan bahwa jika
peserta Ujian Nasional untuk para peserta paket A, B, dan C yang belum menerapkan
tahun sekarang dipersilahkan untuk UNPK (Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan)
secara tertulis, tetapi tahun-tahun yang akan datang dikatakan bahwa tahun depan wajib
UNBK, dan jika belum siap jangan didaftarkan tunggu sampai peserta ujian siap untuk
mengikuti UNBK. Dalam fenomena tersebut, guru memiliki peran yang sangat penting
dalam hal ini untuk dapat mengembangkan ide atau gagasan bagaimana menciptakan
pembelajaran dengan memanfaatkan inovasi teknologi dengan tidak menutup
kemungkinan bahwa yang masih jauh dari jangkauan frekwensi internet untuk berusaha
dapat mengikuti perkembangan jaman. Hal ini berarti di zaman ini sistem pendidikan
dituntut untuk memiliki beberapa kapabilitas. Buchori (1994) menjelaskan bahwa
kemampuan tersebut adalah:
o Kemampuan untuk mengetahui polapola perubahan dan kecenderungan yang
sedang berlangsung.
o Kemampuan untuk menyusun gambaran tentang dampak yang akan ditimbulkan
oleh kecenderungan di atas.
o Kemampuan untuk menyusun programprogram penyesuaian diri yang akan
ditempuh dalam jangka waktu tertentu.
Pembelajaran yang Efektif
Kunci pembelajaran yang efektif terletak pada guru. Ernest Boyer menyatakan bahwa
ciri guru yang efektif adalah : 1) mampu mennggunakkan bahasa dengan cara yang tepat,
baik dalam penggunaaan istilah maupun symbol elain itu, bahasa tulisan dan ucapan
guru dapat membantu siswa belajar, serta memiliki kemampuan secara efektif; 2)
memiliki pengetahuan yang memadai; dan 3) mampu membuat hubungan yang
bermakna tentang apa yang diketahuinya.
4. Pada Januari dan Februari 2020 Mendikbud telah mengeluarkan 4 Permendikbud
a. Kemukakan perihal 4 Permendikbud tersebut
1) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi ditetapkan tanggal 24 Januari
2020
2) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Ditetapkan Tanggal 24 Januari 2020
3) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2020 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi Ditetapkan Tanggal
24 Januari 2020
4) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2020 Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Pada Perguruan Tinggi
Negeri Ditetapkan Tanggal 24 Januari 2020
Sumber : jdih.kemdikbud.go.id
b. Kemukakan opini Saudara yang saat ini sudah dilaksanakan konsep Merdeka Belajar
dan Kampus Merdeka dari sisi dampak positif dan dampak negatif, khususnya yang
terkait dengan pelaksanaan kesempatan mahasiswa dari perguruan tinggi lain untuk ikut
kuliah bersama dengan mahasiswa Unesa pada mata kuliah tertentu
- Dampak Positif
 Menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman
Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka diharapkan mampu menjawab
tantangan perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai
perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia
industri, hingga dinamika masyarakat.
 Lebih dinamis, karena mahasiswa dimungkinkan untuk mengambil mata kuliah
di luar bidangnya
 Peluang kerjasama dengan pihak luar akan lebih terbuka
 Tercipta pembelajaran yang otonom dan fleksibel
Dengan menerapkan program ini, akan tercipta pembelajaran yang otonom dan
fleksibel. Maka dari itu, akan tercipta pula kultur belajar yang inovatif, tidak
mengekang, serta sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
- Dampak Negatif
 Dari segi administrasi akan lebih kompleks karena terkait dengan
pengintegrasian sistem
 Kebijakan Kampus Merdeka yang keempat, yang memberikan kelonggaran
mahasiswa untuk mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar batas
studinya, berpotensi membelenggu mahasiswa. Banyaknya studi yang bisa
diambil oleh membuat bimbang arah jalur studi dan kurang mendalami studi
yang diambil.
c. kemukakan pendapat Saudara terkait pelaksanaan Surat Edaran Mendikbud No. 4
Tahun 2020, khususnya tentang Ujian Nasional yang saat ini sudah diterapkan
- terkait dengan Ujian Nasional yang ada di poin nomor 1, yang pada intinya UN tidak
lagi dijadikan acuan untuk syarat kelulusan, maka ini menjadi sebuah sejarah baru
dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tentu dilaksanakannya SE Mendikbud Nomor
4 bukan tanpa alasan.
 Pertama karena kondisi pandemi, yang tidak menyarankan untuk berkegiatan
dengan cara berkumpul.
 Kedua, dengan ditiadakannya UN, maka penilaian untuk kelulusan menjadi
lebih komprehensif, tidak hanya menyangkut mata pelajaran yang diujikan
saja, namun juga mata pelajaran lain.
 Dengan ditiadakannya UN untuk pertama kali, maka konsekuensinya
menggunakan format penilaian kelulusan yang baru, yang rencananya
berbasis literasi dan numerasi, sehingga ini akan lebih menyiapkan peserta
didik dalam menghadapi era revolusi Industri 4.0

Anda mungkin juga menyukai