NIM : 20070905006 Prodi : S2 Teknologi Pendidikan UAS Mata Kuliah Inovasi Pendidikan
1. Keterkaitan antar konsep:
a. Inovasi dan Inovasi Pendidikan 1) Inovasi Secara bahasa berasal dari Kata Latin innovation yang berarti pembaharuan atau perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbaharui dan mengubah, inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan). Istilah perubahan dan pembaharuan ada pebedaan dan persamaanya. Perbedaannya, kalau pada pembaharuan ada unsur kesengajaan. Persamaannya. Yakni sama sama memilki unsur yang baru atau lain dari yang sebelumnya. Kata “Baru” dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. 2) Inovasi Pendidikan Inovasi Pendidikan menurut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional 3) Keterkaitan Konsep Inovasi dan Inovasi Pendidikan Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada dua istilah yaitu invention dan discovery. Invention adalah merupakan penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya merupakan hasil karya manuasia. Sedangkan discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention ataudiscovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah 1992:80). Proses dan tahapan perubahan itu ada kaitannya dengan masalah pengembangan (development), penyebaran (diffusion), diseminasi (dissemination), perencanaan (planning), adopsi (adoption), penerapan (implementation) dan evaluasi (evaluation) (Subandiyah 1992:77). Dapat disimpulkan keterkaitan antara konsep inovasi dengan inovasi pendidikan adalah upaya pengembangan penyebaran perencanaan penerepan dan evaluasi dalam bidang pendidikan yang ditujukan untuk memajukan kepentingan pendidikan. b. keterkaitan antara Kemdikbud, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan guru dalam memenerapkan inovasi pendidikan Ulasan ini didasarkan atas perundangan-undangan yang berlaku di wilayah NKRI 1) Kemdikbud Berdasarkan Perpres Nomor 82 Tahun 2019 terkait dengan kedudukan tugas dan fungsi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Salah satu tugas dari Kemdikbud dalam Pasal 5 huruf k yang berbunyi “pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di daerah;” 2) Dinas Pendidikan Kabupaten Kota Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten. Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Salah satu tugas dinas pendidikan Kabupaten yakni: (a) Perencanaan operasional program pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal sesuai dengan perencanaan strategis tingkat provinsi dan nasional; (b) Penyusunan dan perumusan rencana program dan kegiatan dalam rangka penetapan kebijakan teknis/operasional di bidang pendidikan umum dan pendidikan luar sekolah; 3) Guru Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, tugas guru adalah: (a) Tugas Umum Tugas Guru Secara Umum adalah mendidik, dalam oprasionalisasinya mendidik adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh dan membisakan. (b) Tugas Khusus (1) Sebagai pengajar Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan. (2) Sebagai pendidik Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna. (3) Sebagai pemimpin Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan. Melalui ulasan tugas Kemdikbud, Disdik Kabupaten dan Guru, keterkaitannya adalah ada Kemdikbud sebagai perumus kebijakan pusat, kemudian disdik menjadi eksekutor kebijakan dan guru yang sebagai eksekutor akhir di kelas yang cenderung ke arah tugas teknis. c. tiga dampak akademik bagi siswa dengan dilaksanakan kebijakan pendidikan oleh sekolah, khususnya terkait seruan Belajar Dari Rumah selama pandemi 1) Adaptasi kembali Beberapa dampak yang dirasakan murid yaitu murid belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, murid terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain dan bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka 2) Ancaman putus sekolah Anak berisiko putus sekolah lantaran terpaksa bekerja demi membantu perekonomian keluarga. 3) Resiko kehilangan pembelajaran atau learning loss. Menurut Nahdiana, kegiatan belajar tatap muka di kelas menghasilkan pencapaian akademik lebih baik ketimbang Pembelajaran Jarak Jauh. 2. Indonesia telah mengundangkan kebijakan-kebijakan baru terkait dengan bidang pendidikan inovatif abad 21 a. Benarkah diundangkannya pelaksanaan Kurikulum 2013 salah satu bentuk inovasi dalam bidang pendidikan di Indonesia - Menurut pendapat saya, pelaksanaan Kurikulum 2013 yang didasarkan atas kebutuhan negara Indonesia dalam menyambut bonus demografi yang diproyeksikan terjadi pada tahun 2028 oleh BPS. Artinya konsep ini sebagai pembaruan pendidikan yang didasarkan atas kebutuhan di masa depan. 1) Setujukah dengan pernyataan tersebut, kemukakan pendapat Saudara dengan 4 (empat) alasan - Setuju (a) Berfokus pada kebutuhan peserta didik di masa mendatang (b) Menciptakan pendidikan berwawasan lokal dalam rangka menyiapkan peserta didik untuk menjadi sumber daya lokal yang berkualitas guna membangun daerah (c) Berorientasi pada peserta didik, sehingga memberi keleluasaan bagi peserta didik dalam menjalankan proses pembelajaran. (d) Menjawab masalah dekadensi moral yakni menggunakan nilai efektif atau sikap 2) Berikan contoh indikator yang dapat ditemukan di lapangan hasil analisisis Saudara dari 4 (empat) temuan, di antaranya pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah tingkat pendidikan dasar! (a) Pembelajaran tematik-integratif. Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik-integratif untuk seluruh jenjang kelas. Ini berbeda dengan penerapan pembelajaran pada kurikulum sebelumnya, yang hanya menerapkan pembelajaran tematik (hanya tematik, tanpa tambahan integratif) pada siswa kelas I – III. Sedangkan untuk kelas IV – VI, pembelajarannya berbasis mata pelajaran. (b) Pendekatan saintifik. Berbeda dengan pendekatan pembelajaran pada kurikulum sebelumnya, pada kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik (ilmiah) dalam pembelajaran dimaksudkan bahwa pembelajaran harus didasarkan pada fakta, bukan sekadar kira-kira. Dalam praktiknya, pembelajaran ini meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, menarik kesimpulan, mengomunikasikan. (c) Penilaian autentik. Penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Yakni penilaian yang menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna; menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).Penilaian ini mencakup penilaian proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. (d) Mengedepankan praktik dalam proses pembelajaran. 3. Pendidikan sebagai sistem yang kompleks terkait dengan system politik, budaya dunia dan Indonesia a. Benarkah sistem pendidikan Indonesia sangat dimungkinkan dipengaruhi oleh inovasi pendidikan yang berkembang di Indonesia dan di negara-negara lain? (1) Kemukakan pendapat Saudara (150 kata sd 200 kata) Benar. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia secara tegas diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pasal 29 termasuk Amandemennya. Pendidikan menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara dan didukung oleh seluruh rakyatnya. Namun hingga saat ini implementasi amanat tersebut belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dalam bidang pendidikan, bahkan dirasakan masih sangat jauh dari yang dicita-citakan. Meskipun dari sisi pendanaan tahun 2009 pemerintah telah menargetkan anggaran 20 % dari APBN. Setelah pelaksanaan otonomi pendidikan sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah maka pengelolaan pendidikan tidak lagi sentralisasi dari pusat. Saat ini peran pemerintah daerah untuk memajukan pendidikannya menjadi sangat terbuka meskipun masing-masing daerah memiliki kesulitan baik masalah sumber daya manusia maupun minimnya dana pendidikan. Kaitan antara pendidikan dan politik sangat erat bahkan selalu berhubungan sehingga dengan keadaan tersebut dapat kita ketahui bahwa politik negara sangat berperan menentukan arah perkembangan pendidikan di suatu negara. Tidak berlebihan kiranya bila banyak ahli yang berpendapat bahwa pendidikan sebagai salahsatu upaya atau sarana untuk melestarikan kekuasaan negara. Michael W. Apple dalam Tilaar (2003: 145) menjelaskan bahwa politik kebudayaan suatu negara disalurkan melalui lembaga-lembaga pendidikannya sehingga dalam pendidikan tersalur kemauan-kemauan politik atau sistem kekuasaan dalam suatu masyarakat. Upaya menanamkan suatu prinsip, doktrin dan kesepakatan-kesepakatan negara melalui pendidikan dilakukan dengan cara yang tidak dapat ditelusur secara sekilas karena biasanya berada secara implisit dalam suatu materi pendidikan atau kurikulum sehingga secara tidak sadar sebenarnya masyarakat yang mengikuti dan memperoleh pendidikan telah mendukung pula tujuan khusus negara tersebut. Keterkaitan antara pendidikan dan politik dipahami oleh masyarakat dalam dua hal. Pertama ada kelompok masyarakat yang mengatakan bahwa pendidikan adalah pendidikan dan politik adalah politik atau antara keduanya terpisah. Kedua ada kelompok masyarakat yang berpendapat bahwa antara keduanya saling berkaitan. Pendapat mana yang paling sesuai masih bisa diperdebatkan, pendapat yang pertama mengasumsikan bahwa mencampuradukkan antara pendidikan dan politik akan merugikan pendidikan karena didalam politik terdapat kondisi buruk atau jelek menurut pendapat kelompok masyarakat tertentu. Pendapat kedua cukup beralasan karena politik tidak dapat hanya dipahami dalam arti sempit, perlu diingat bahwa politik dalam arti sempit diartikan sebagian masyarakat sebagai politik dalam percaturan kehidupan berbangsa dimana didalamnya terdapat persaingan antar kelompok atau golongan tertentu untuk memperebutkan suatu kedudukan atau posisi yang diinginkan dengan menghalalkan segala cara. Politik dalam bidang pendidikan sebenarnya ada, sebuah contoh; seorang kepala sekolah SMK yang memutuskan kebijakan tentang pola magang bagi siswa-siswanya, apakah keputusan itu tidak dapat dianggap sebagai sebuah keputusan politik. Contoh lain adalah peraturan- peraturan tentang pendidikan yang diputuskan pemerintah baik berupa kebijakan atau pedoman sebenarnya merupakan keputusan politik juga. Hal itu beralasan karena sebelum sebuah peraturan tentang pendidikan diputuskan harus melalui pembahasan yang sangat sengit baik pada lembaga legislatif maupun eksekutif. Kita masih ingat bagaimana Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang tertunda penetapannya untuk waktu yang tidak sebentar hanya karena ada salah satu pasal yang menjadi perdebatan. Di sana terjadi tarik menarik antara berbagai kelompok dan itu merupakan sesuatu yang lazim dalam dunia politik. (2) Berikan contoh indikator yang dapat ditemukan di lapangan hasil analisisis Saudara sekurang-kurangnya 2 (dua) temuan, terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang direvisi (2017) yang dikonfirmasi dengan Permendikbud No 137 Tahun 2014 dan Permendikbud 146 Tahun 2014 dalam pelaksanaan pendidikan di PAUD! (a) Menggunakan pendekatan ilmiah - Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. - Penjelasan guru, respon anak, dan interaksi edukatif guru-anak terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. - Mendorong dan menginspirasi anak berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. - Mendorong dan menginspirasi anak mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. - Mendorong dan menginspirasi anak mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. - Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. - Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. (b) Sedangkan sumber belajar yang dipakai adalah buku, media alam sekitar dan juga masyarakat. Sementara untuk media pembelajaran digunakan media buatan pabrik dan media dari alam sekitar. Hal senada dipaparkan Daryanto (2013) dalam penelitiannya bahwa Dalam Kurikulum 2013 Pada metode proyek, pemecahan masalah atau inkuiri (menanya) siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. (3) Berikan contoh indikator yang dapat ditemukan di lapangan hasil analisisis Saudara sekurang-kurangnya 2 (dua) temuan, terkait dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang direvisi (2017) yang dikonfirmasi dengan Permendiknas No. 70 Tahun 2009 tentang pendidikan Inklusi! (jawaban butir soal a1.a2 dan a3 maksimal 1.000 kata) (a) Modifikasi Kurikulum Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki karakteristik berbeda, baik secara fisik, emosi, ataupun mental dengan anak-anak lain seusianya”. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan pula bahwa anak berkebutuhan khusus membutuhkan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Penyelenggaraan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimulai dari adanya sekolah segregasi hingga sekolah inklusi. Awal mula tercetusnya pendidikan inklusi berawal dari pengamatan terhadap sekolah luar biasa berasrama dan institusi berasrama yang menunjukkan bahwa anak maupun orang dewasa yang tinggal dalam lingkungan tersebut akan mengalami perkembangan pola perilaku yang biasanya ditunjukkan oleh orang yang kekurangan. Perilaku tersebut mencakup kepasifan, stimulasi diri, perilaku repetitive stereotip dan perilaku perusakan diri atau self-abuse. Anak berkebutuhan khusus yang meninggalkan sekolah berasrama dan kemudian bergabung kembali dengan keluarga mereka ataupun komunitas teman sebayanya akan merasa tidak betah berada dalam situasi tersebut. Hal itu terjadi karena selama bertahun-tahun anak disegregasikan atau dipisahkan, anak dan keluarga serta komunitasnya akan tumbuh menjadi individu asing antara satu individu dengan individu lainnya. Dari keadaan tersebut banyak orang yang merasa situasi yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus itu tidak tepat. Para pihak yang bersangkutan dengan anak dan orang dewasa berkebutuhan khusus yang memiliki kesadaran politik pun mulai memperjuangkan hak-hak semua anak pada umumnya dan hak anak serta orang dewasa penyandang cacat pada khususnya. Perjuangan mereka ini bertujuan untuk meemperoleh hak untuk berkembang di dalam sebuah lingkungan yang sama dengan orang lain. Mereka menyadari akan pentingnya arti interaksi sosial dalam suatu proses pembelajaran. Ini merupakan awal pembaharuan dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus menuju normalisasi yang akhirnya mengarah pada pendidikan inklusif. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa aspek penting dalam pelaksanaan pendidikan inklusif di suatu sekolah. Aspek-aspek tersebut antara lain yaitu: (1) penyiapan atau pelatihan guru dan tenaga kependidikan, identifikasi, assessment, dan pemberian layanan yang sesuai (2) pengkondisian lingkungan yang ramah anak, termasuk aksebilitasnya (3) pendampingan yang dilakukan oleh guru pendidik khusus, guru reguler, orang tua, serta relawan (4) penyediaan modulmodul dan pedoman pelaksanaan, serta (5) adaptasi kurikulum, pembelajaran dan evaluasi. Mulai awal tahun 2014 pemerintah mengambil kebijakan untuk setiap sekolah agar mampu mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Kebijakan tersebut tidak hanya ditujukan pada sekolah reguler, pada sekolah inklusif pun diharapkan dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran baik untuk peserta didik reguler maupun peserta didik berkebutuhan khusus. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak, kebutuhan pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Dewasa ini sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya ditandai dengan kemampuan akademik yang luas, namun juga harus dilengkapi dengan keterampilan atau keahlian yang memadai. Karena keterampilan juga menjadi modal utama dalam kehidupan berkarier. Pada satuan pendidikan tingkat menengah atas, khususnya pada sekolah menengah kejuruan akan dipelajari beberapa keterampilan atau keahlian sebagai persiapan bagi peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Seiring dengan berkembangnya pendidikan inklusi di Indonesia khususnya di “Istilah terbaru yang dipergunakan untuk mendeskripsikan penyatuan bagi anak- anak berkelainan (penyandang hambatan atau cacat) ke dalam program-program sekolah adalah inklusi.” Sedangkan menurut Subini (2014: 50) Pendidikan inklusi adalah kebersamaan untuk memperoleh pelayanan pendidikan dalam satu kelompok secara utuh bagi seluruh anak berkebutuhan khusus usia sekolah, mulai dari jenjang TK, SD, SLTP sampai dengan SMA/SMK sederajat. Dalam sekolah inklusi tidak ada perbedaan perlakuan yang menonjol antara anak yang berkebutuhan khusus dengan anak normal pada umumnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari berbagai kondisi dan latar belakang untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Serta dalam ayat (2) yaitu menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. Selaras dengan PERMENDIKNAS pasal 2 ayat (1) dan (2), dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 juga menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu setiap warganegara mempunyai kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam memperoleh layanan pendidikan. Dari beberapa ketetapan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus mempunyai hak dan kesempatan yang sama dengan anak normal lainnya dalam memperoleh layanan pendidikan di sekolah reguler. Dalam proses pengembangan kurikulum bagi peserta didik berkebutuhan khusus, pihak pendidik dan tenaga kependidikan harus memahami terlebih dahulu tentang karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus. Pada aspek adaptasi kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan kecerdasan, komunikasi dan interaksi, serta perilaku akan menggunakan kurikulum reguler. Namun pada peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan kecerdasan, komunikasi dan interaksi, serta perilaku akan munggunakan kurikulum modifikasi. (b) Manajemen modifikasi kurikulum 2013 pada pendidikan inklusi Modifikasi kurikulum yakni kurikulum siswa rata-rata atau regular disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan atau potensi ABK. Modifikasi kurikulum ke bawah diberikan kepada peserta didik tunagrahita dan modifikasi kurikulum ke atas untuk peserta didik gifted and talented. Modifikasi kurikulum ini dilakukan terhadap alokasi waktu, isi atau materi kurikulum, proses belajarmengajar, sarana prasarana, lingkungan belajar, dan pengelolaan kelas. Dalam pendidikan inklusif, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum sekolah regular atau kurikulum nasional yang dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan anak berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan karakteristik (ciri-ciri) dan tingkat kecerdasannya. Kurikulum nasional terdiri dari 3 model yaitu model kurikulum regular, model kurikulum regular dengan modifikasi dan model kurikulum Program Pembelajaran Individual (PPI). Tujuan modifikasi atau pengembangan kurikulum dalam pendidikan inklusif, yaitu: (1).Membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dan mengatasi hambatan belajar yang dialami semaksimal mungkin dalam setting sekolah inklusif, (2). Membantu guru dan orangtua dalam mengembangkan program pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus baik yang diselenggarakan di sekolah maupun di rumah. 3. Menjadi pedoman bagi sekolah, dan masyarakat dalam mengembangkan, menilai dan menyempurnakan program pendidikan inklusif. Dalam pembelajaran inklusif, model kurikulum bagi ABK dapat dikelompokan menjadi empat, yakni: duplikasi kurikulum, modifikasi kurikulum, substitusi kurikulum, dan omisi kurikulum Model duplikasi artinya salinan yang serupa benar dengan aslinya. Dalam kaitannya dengan model kurikulum, duplikasi berarti mengembangkan dan atau memberlakukan kurikulum untuk peserta didik berkebuthan khusus secara sama atau serupa dengan kurikulum yang digunakan untuk siswa pada umumnya (regular). Jadi model duplikasi adalah cara dalam pengembangan kurikulum, dimana peserta didik ABK menggunakan kurikulum yang sama seperti yang dipakai oleh anak-anak pada umumnya. Model duplikasi dapat diterapkan pada empat komponen utama kurikulum, yaitu tujuan, isi, proses dan evaluasi . Model modifikasi berarti merubah atau menyesuaikan. Dalam kaitan dengan model kurikulum untuk peserta didik ABK maka model modifikasi berarti cara pengembangan dimana kurikulum umum yang diberlakukan bagi peserta didik ABK. Dengan demikian, peserta didik ABK menjalani kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan mereka. Modifikasi dapat diberlakukan pada empat komponen utama kurikulum. Model substitusi berarti mengganti. Dalam kaitannya dengan model kurikulum, maka substansi berarti mengganti sesuatu yang ada dalam kurikulum umum dengan sesuatu yang lain. Pengganti dilakukan karena hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh peserta didik ABK, tetapi masih bisa diganti dengan hal lain yang sebobot dengan yang digantikan. b. Jelaskan pendapat Saudara perkembangan teknologi terhadap lahirnya inovasi pendidikan di era industri 4.0 yang terkait dengan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap individu di abad 21 Perkembangan dunia semakin hari semakin tidak terbayangkan, hal ini membawa dampak yang sangat besar bagi dunia pendidikan untuk menggapainya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan dunia tersebut. Indonesia yang secara individual atau perseorangan dalam dunia pendidikan, negara-negara lain sudah mengakuinya dari bukti yang diraih oleh bangsa Indonesia secara individual, seperti di lomba-lomba Olimpiade Internasional di bidang pendidikan. Akan tetapi ketika bangsa Indonesia dibidang pendidikan diukur secara menyeluruh, maka hasil dari pendidikan bangsa Indonesia jauh dibandingkan negara-negara lain, seperti Malaysia, konon Malaysia ini pernah meminta bantuan kontrak guru-guru TK sampai kepada tingkatan PT ke Indonesia pada tahun 1970- 1980-an, artinya pendidikan bangsa Indonesia lebih baik pada saat itu, namun kenyataan itu berbalik 180 derajat sekarang ini, Indonesia jauh prestasi pendidikannya dengan Malaysia, konon banyak bangsa Indonesia yang ingin menimba ilmunya atau sekolah di Malaysia. Apalagi dibandingkan negara Japan, yang secara historinya sama dengan Indonesia, yaitu tahun 1945, Nagasaki dan Hirosima hancur lebur berantakan di bim bardil oleh sekutu pada perang dunia ke 2, Indonesia pada saat itu pula menyatakan kemerdekaannya, artinya berangkat dari nol untuk membangun negara, namun kenyataan Japan menjadi negara maju sebagai negara industry terapung sementara Indonesia masih dikatakan negara sedang berkembang sampai saat ini. Tantangan teaching 2030 terdapat pada diri seorang tenaga pendidik, bagaimanakah upaya tenaga pendidik untuk mengelola proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Tenaga pendidik pada teaching 2030 diharapkan mampu berinovasi atau melakukan pembaruan pada setiap materi pembelajaran yang diberikan. Dengan inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru diharapkan peserta didik mampu menerima materi dan mengimplikasikan materi tersebut. Contoh tenaga pendidik yang melakukan inovasi dalam proses pembelajaran yaitu mampu membuat media atau metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perubahan sosial, artinya mampu menyesuaikan dalam keadaan seperti sekarang ini. Teknologi dalam Pendidikan Indonesia sebagai pengguna 5 terbesar dunia pengguna internet tidak bisa dibendung keberadaannya, apalagi akan mengalahkan jepang di tahun yang akan datang. Guru sebagai tenaga pendidik yang memiliki peran terdepan untuk dapat memberikan pengajaran, pendidikan dan pembimbing sehingga pengguna internet sesuai apa yang diharapkan yaitu sebagai sumber belajar yang tiada batas waktu dan jarak bagi setiap manusia. Apalagi dengan sistem pelaksanaan Ujian Nasional sejak tahun 2015 sudah luncurkan pelaksanaannya sampai dengan sekarang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Bahkan Dirjen pendidikan anak usia dini dan Dikmas mengatakan bahwa jika peserta Ujian Nasional untuk para peserta paket A, B, dan C yang belum menerapkan tahun sekarang dipersilahkan untuk UNPK (Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan) secara tertulis, tetapi tahun-tahun yang akan datang dikatakan bahwa tahun depan wajib UNBK, dan jika belum siap jangan didaftarkan tunggu sampai peserta ujian siap untuk mengikuti UNBK. Dalam fenomena tersebut, guru memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini untuk dapat mengembangkan ide atau gagasan bagaimana menciptakan pembelajaran dengan memanfaatkan inovasi teknologi dengan tidak menutup kemungkinan bahwa yang masih jauh dari jangkauan frekwensi internet untuk berusaha dapat mengikuti perkembangan jaman. Hal ini berarti di zaman ini sistem pendidikan dituntut untuk memiliki beberapa kapabilitas. Buchori (1994) menjelaskan bahwa kemampuan tersebut adalah: o Kemampuan untuk mengetahui polapola perubahan dan kecenderungan yang sedang berlangsung. o Kemampuan untuk menyusun gambaran tentang dampak yang akan ditimbulkan oleh kecenderungan di atas. o Kemampuan untuk menyusun programprogram penyesuaian diri yang akan ditempuh dalam jangka waktu tertentu. Pembelajaran yang Efektif Kunci pembelajaran yang efektif terletak pada guru. Ernest Boyer menyatakan bahwa ciri guru yang efektif adalah : 1) mampu mennggunakkan bahasa dengan cara yang tepat, baik dalam penggunaaan istilah maupun symbol elain itu, bahasa tulisan dan ucapan guru dapat membantu siswa belajar, serta memiliki kemampuan secara efektif; 2) memiliki pengetahuan yang memadai; dan 3) mampu membuat hubungan yang bermakna tentang apa yang diketahuinya. 4. Pada Januari dan Februari 2020 Mendikbud telah mengeluarkan 4 Permendikbud a. Kemukakan perihal 4 Permendikbud tersebut 1) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi ditetapkan tanggal 24 Januari 2020 2) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri Menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Ditetapkan Tanggal 24 Januari 2020 3) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi Ditetapkan Tanggal 24 Januari 2020 4) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Pada Perguruan Tinggi Negeri Ditetapkan Tanggal 24 Januari 2020 Sumber : jdih.kemdikbud.go.id b. Kemukakan opini Saudara yang saat ini sudah dilaksanakan konsep Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka dari sisi dampak positif dan dampak negatif, khususnya yang terkait dengan pelaksanaan kesempatan mahasiswa dari perguruan tinggi lain untuk ikut kuliah bersama dengan mahasiswa Unesa pada mata kuliah tertentu - Dampak Positif Menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka diharapkan mampu menjawab tantangan perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, hingga dinamika masyarakat. Lebih dinamis, karena mahasiswa dimungkinkan untuk mengambil mata kuliah di luar bidangnya Peluang kerjasama dengan pihak luar akan lebih terbuka Tercipta pembelajaran yang otonom dan fleksibel Dengan menerapkan program ini, akan tercipta pembelajaran yang otonom dan fleksibel. Maka dari itu, akan tercipta pula kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, serta sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. - Dampak Negatif Dari segi administrasi akan lebih kompleks karena terkait dengan pengintegrasian sistem Kebijakan Kampus Merdeka yang keempat, yang memberikan kelonggaran mahasiswa untuk mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar batas studinya, berpotensi membelenggu mahasiswa. Banyaknya studi yang bisa diambil oleh membuat bimbang arah jalur studi dan kurang mendalami studi yang diambil. c. kemukakan pendapat Saudara terkait pelaksanaan Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020, khususnya tentang Ujian Nasional yang saat ini sudah diterapkan - terkait dengan Ujian Nasional yang ada di poin nomor 1, yang pada intinya UN tidak lagi dijadikan acuan untuk syarat kelulusan, maka ini menjadi sebuah sejarah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tentu dilaksanakannya SE Mendikbud Nomor 4 bukan tanpa alasan. Pertama karena kondisi pandemi, yang tidak menyarankan untuk berkegiatan dengan cara berkumpul. Kedua, dengan ditiadakannya UN, maka penilaian untuk kelulusan menjadi lebih komprehensif, tidak hanya menyangkut mata pelajaran yang diujikan saja, namun juga mata pelajaran lain. Dengan ditiadakannya UN untuk pertama kali, maka konsekuensinya menggunakan format penilaian kelulusan yang baru, yang rencananya berbasis literasi dan numerasi, sehingga ini akan lebih menyiapkan peserta didik dalam menghadapi era revolusi Industri 4.0