PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN STUNTING UNTUK TAHUN ANGGARAN 2021
1. RUANG LINGKUP DAK FISIK YANG MENUNJANG PROGRAM PERCEPATAN
PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN STUNTING Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting Periode 2018-2024 menyebutkan bahwa intervensi prioritas untuk percepatan pencegahan stunting terdiri dari intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Merujuk kepada jenis-jenis intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif yang tercantum dalam dokumen strategi nasional tersebut (dalam dokumen strategi nasional), terdapat beberapa menu kegiatan DAK Fisik yang dapat menunjang terlaksananya intervensi percepatan pencegahan stunting. Tabel 1. DAK Fisik yang Menunjang Program Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting TA 2021
Bidang Program Menu Kegiatan
Penguatan promosi, surveillans gizi dan tata laksana gizi Penyediaan makanan tambahan Penguatan alat kesehatan pelayanan ibu dan anak di Kesehatan puskesmas PONED Penguatan sarana pelayanan rumah sakit PONEK Penguatan alat kesehatan pelayanan RS PONEK Penguatan peran PSC 119 Keluarga Penyediaan alat bermain untuk Baduta Berencana Penyediaan sarana KIT siap nikah anti stunting Penyediaan akses air minum melalui perluasan/pembangunan/peningkatan SPAM jaringan Air Minum Program perpipaan dan pembangunan SPAM bukan jaringan Percepatan perpipaan Penurunan Kematian Ibu Penyediaan akses sanitasi melalui dan Stunting Pembangunan/Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat/Setempat Sanitasi Penyediaan akses sanitasi melalui sarana dan prasarana pengolahan sampah berupa pembangunan TPS3R
Pengelolaan sampah serta sarana prasarana pendukung
Lingkungan dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup, Hidup dan penurunan stunting dan pengembangan destinasi wisata Kehutanan – prioritas Lingkungan Early Warning System untuk bencana lingkungan hidup Hidup dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penurunan stunting 2. PERSIAPAN PENGUSULAN DAK FISIK YANG MENUNJANG PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN STUNTING Untuk meningkatkan keterpaduan/terintegrasinya berbagai program/kegiatan antar tingkat pemerintahan (pusat, provinsi, kabupaten/kota dan desa) hingga tingkat Rumah Tangga sasaran intervensi 1.000 HPK, Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi lokus prioritas diarahkan untuk melaksanakan 8 (delapan) Aksi Integrasi sesuai dengan pedoman yang diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. 3 aksi pertama dari 8 aksi integrasi bertujuan untuk memastikan perencanaan dan penganggaran berbasis data/informasi guna meningkatkan kesesuaian pengalokasian program/kegiatan dari berbagai sumber pendanaan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan intervensi. 3 aksi pertama tersebut adalah: - Analisis Situasi Program Penurunan Stunting - Penyusunan “rencana kegiatan” sebagai tindak lanjut dalam merealisasikan rekomendasi hasil analisis situasi - Rembuk Stunting
Dokumen “Rencana Kegiatan” berisikan daftar kegiatan intervensi percepatan pencegahan
stunting yang perlu dipetakan berdasarkan sumber pembiayaannya, Pemerintah Daerah diharapkan menjadikan dokumen tersebut sebagai dasar menjadi dasar dalam penentuan kegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk dapat dibiayai oleh DAK Fisik. Pemilihan kegiatan yang diusulkan agar dibiayai oleh DAK Fisik agar memperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Kegiatan tersebut terdapat dalam menu DAK Fisik yang menunjang pencegahan intervensi stunting, seperti tercantum dalam tabel 1 diatas 2) Pemda memprioritaskan pelaksanaan DAK Fisik di desa atau kecamatan prioritas stunting secara terintegrasi lintas bidang. Jika sasaran kegiatan adalah puskesmas/rumah sakit, maka prioritas diberikan pada puskesmas/rumah sakit yang jangkauannya meliputi desa-desa prioritas stunting. 3) DAK Fisik tidak akan dapat membiayai seluruh kegiatan yang direncanakan dalam “Rencana Kegiatan”. Karena itu Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan melakukan prioritisasi terhadap kegiatan-kegiatan yang diusulkan, prioritisasi ini dilakukan berdasarkan lokasi prioritas maupun jenis peralatan atau prasarana prioritas yang diusulkan untuk dibiayai. 4) Harap memperhatikan integrasi/konvergensi antara kegiatan-kegiatan yang dibiayai DAK Fisik dengan DAK Non Fisik dan Dana Desa, misalnya lokasi yang diusulkan untuk menjadi lokasi kegiatan Bidang Air Minum maupun Bidang Sanitasi juga diharapkan diintegrasikan dengan lokasi penerima manfaat BOK STBM.
3. INPUT USULAN DAK KE DALAM APLIKASI KRISNA
Input usulan DAK Fisik yang menunjang intervensi pencegahan stunting ke dalam aplikasi KRISNA dilakukan mengikuti langkah-langkah sesuai dengan panduan pengguna aplikasi KRISNA, yaitu melalui form “TAMBAH DATA”. Untuk kegiatan/proyek yang diidentifikasi sebagai kegiatan prioritas dalam “Rencana Kegiatan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi”, pada kolom “Keterangan”, harap ditambahkan informasi bahwa “Kegiatan Prioritas sesuai dengan Rencana Kegiatan Intervensi Penurunan Stunting”
Rincian Kegiatan, termasuk lokasi
prioritas mengacu pada “Rencana Kegiatan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi”