Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PROSES PRODUKSI 2

Disusun oleh
Nama : Supriadi Cahyono
Npm : G1C020037
Dosen : A Sofwan FA, S.T.,M.Tech., Ph.D.

UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2021
Diagram Fasa Fe-Fe3C

Kesetimbangan diagram fasa Fe-Fe3C adalah alat penting untuk memahami


mikro dan sifat dari baja karbon, Suatu jenis paduan logam besi (Fe) dan karbon
(C). Diagram Fasa Fe-Fe3C juga merupakan dasar dari pembuatan baja dan besi
cor dalam pembuatan logam. Karbon terlarut dalam besi dalam bentuk larutan
padat (solid solution) untuk 0,05% berat pada suhu kamar. Pada kandungan
karbon lebih dari 0.055 akan membentuk deposit karbon dalam bentuk hard
intermetalik senyawa stoichiomater (Fe3C), lebih dikenal sebagai CEMENTIT
atau karbida.
Pouring Basin / pouring cup
CAWAN TUANG (POURING CUP)
Cawan tuang merupakan penerima yang menerima cairan Logam langsung dari
ladel . Cawan tuang harus mempunyai konstrultsi yang tidak dapat melalukan
kotoran yang terbawa Dalam logam cair dari ladel. Mengenai ukuran dan bentuk
Cawan tuang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sprue
(Sprue) Sariawan adalah jalur vertikal di mana bahan cair dimasukkan ke dalam
cetakan dan ini adalah saluran berdiameter besar tempat bahan memasuki cetakan.
Ini menghubungkan baskom tuang ke pelari. Dalam banyak kasus, ia mengontrol
aliran material ke dalam cetakan.
Cetakan Pasir pada Proses Pengecoran
Pengecoran dengan cetakan pasir sejauh ini merupakan proses pengecoran yang
paling penting. Cetakan pasir bisa digunakan sebagai dasar pada jenis cetakan
lainnya. Cetakan terdiri dari dua bagian: cope dan drag. Cope adalah setengah
bagian atas, dan drag adalah setengah bagian bawah. Dua bagian cetakan ini
berada dalam sebuah kotak, yang disebut flask. Flask juga dibagi menjadi dua
bagian, yang satu untuk cope dan yang lainnya untuk drag. Dua bagian cetakan
terpisah dengan garis pemisah.
Dalam pengecoran dengan cetakan pasir, rongga cetakan dibentuk melalui suatu
pola, yang terbuat dari kayu, logam, plastik, atau bahan lain. Pola tersebut
memiliki bentuk bagian yang sama dengan bentuk produk tuang yang ingin
dibuat. Rongga dibentuk dengan memadatkan pasir di sekitar pola. Ketika pola
dihilangkan terbentuk rongga seperti produk cor (tuang). Pola ini biasanya dibuat
agak besar untuk mengatasi penyusutan pada saat logam mengeras dan
mendingin. Pasir untuk cetakan harus lembab dan mengandung bahan pengikat
agar dapat mempertahankan bentuknya.
Rongga cetakan membentuk permukaan luar dari produk cor. Selain itu, produk
cor mungkin memiliki permukaan dalam. Permukaan dalam ditentukan melalui
inti (core). Inti merupakan suatu bentuk yang ditempatkan di dalam rongga
cetakan untuk menentukan geometri internal produk cor. Inti umumnya terbuat
dari pasir, meskipun bahan lain dapat digunakan seperti logam, plester, dan
keramik.
Cetakan pada proses pengecoran juga mengenal gating system. Sistem gating
adalah saluran atau jaringan saluran, di mana logam cair mengalir ke dalam
rongga cetakan. Sistem gating biasanya terdiri dari downsprue (juga disebut
sprue) dan runner yang mengarah ke rongga utama. Di bagian atas downsprue
terdapat cawan penuangan (pouring cup). Cawan penuangan sering digunakan
untuk meminimalkan percikan dan turbulensi ketika logam mengalir ke
downsprue. Selain sistem gating, setiap pengecoran yang susutnya signifikan
membutuhkan riser yang terhubung ke rongga utama. Riser adalah reservoir
dalam cetakan yang berfungsi sebagai sumber logam cair untuk mengompensasi
penyusutan selama logam memadat. Riser harus dirancang agar bisa membeku
setelah benda cor utama.
Saat logam mengalir ke cetakan, udara yang sebelumnya menempati rongga, serta
gas panas yang terbentuk oleh reaksi logam cair, harus dialirkan sehingga logam
akan sepenuhnya mengisi ruang kosong. Pada pengecoran cetakan pasir, porositas
alami cetakan pasir memungkinkan udara dan gas keluar melalui dinding rongga.
Di sisi lain pada cetakan logam permanen, lubang ventilasi kecil dibor ke dalam
cetakan supaya udara dan gas bisa keluar.

Peleburan (smelting)
adalah proses reduksi bijih sehingga menjadi logam unsur yang dapat digunakan
berbagai macam zat seperti karbid, hidrogen, logam aktif atau dengan cara
elektrolisis. Pemilihan zat peredusi ini tergantung dari kereaktifan masing-masing
zat. Makin aktif logam makin sukar direduksi, sehingga diperlukan pereduksi
yang lebih kuat.
Logam yang kurang aktif sepeti tembaga dan emas dapat direduksi hanya dengan
pemanasan. Logam dengan kereaktifan sedang, seperti besi, nikel dan timah dapat
direduksi denagn karbon, sedang logam aktif seperti magnesium dan almuinium
dapat direduksi dengan elektrolisis. Seringkali proses peleburan ditambah dengan
fluks, yaitu suatu bahan yang mengikat pengotor dan membentuk zat yang mudah
mencair, yang disebut gerak.
Tabel Titik Lebur Logam :
No Logam dan Oksida Logam Suhu Lebur (0C)
1 Alumunium 657
2 Alumunium Oxide 2020-2050
3 Besi 1535
4 Besi Tuang Kelabu 1200
5 Baja Karbon Rendah. 1500
6 Baja Karbon Tinggi 1300-1400
7 Tembaga 1083
8 Brass 850-900
9 Zinc 419
10 Oksida Zinc 1800
11 Oksida Tembaga 1236
12 Tin Bronze. 850-950
13 FeO 1370
14 Fe2O3 1565
15 Fe3O4 1527

Tabel Titik lebur jenis jenis logam di atas admin dapatkan dari berbagai macam
sumber yang terpercaya. Semoga dengan pengetahuan baru ini akan dapat
bermanfaat untuk Anda yang ingin memotong suatu logam atau menambah ilmu
pengetahuan mengenai material.

Anda mungkin juga menyukai