Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PROPAGASI SINYAL

Disusun oleh :
Shinta Angelina 03311940000005

Dosen :
Akbar Kurniawan ST.,MT.

Kelas :
Geodesi Satelit C

Departemen Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2021
1.Jelaskan Konsep Propagasi Sinyal

Jawab :

Dalam perjalanannya dari satelit ke Bumi atau sebaliknya, sinyal dari atau ke satelit,
yang pada dasarnya adalah sinyal elektromagnetik, harus melalui bagian atmosfer Bumi.
Karena atmosfer mempunyai karakteristik yang sangat variatif, maka efek yang dialami oleh
sinyal juga akan sangat variatif, baik secara spasial maupun temporal. Ada beberapa
parameter dari sinyal satelit yang dapat dipengaruhi oleh lapisan atmosfer Bumi, yaitu
kecepatan dan arah propagasi, serta kekuatan dan polarisasi sinyal.

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang berpropagasi mandiri (self-propagating)


yang mempunyai komponen- komponen magnetik dan elektrik yang dibangkitkan oleh osilasi
cepat dari partikel bermuatan.Gelombang elektromagnetik mempunyai spektrum radiasi yang
cukup luas,namun dalam bidang geodesi satelit yang umum digunakan ada dua domain yakni
domain sinar tampak (visible light) dan domain gelombang mikro. Sistem-sistem pengamatan
yang digunakan dalam geodesi satelit umumnya tidak menggunakan sinyal dengan frekuensi
yang sama.

Gambar 1.Frekuensi yang digunakan sistem satelit

2. Jelaskan Struktur-Struktur Atmosfer Bumi yang Dilewati oleh Sinyal Satelit

Jawab :

Dalam konteks propagasi sinyal dari satelit ke permukaan Bumi,atmosfer umumnya


dibagi menjadi dua lapisan, yaitu troposfer dan ionosfer. Ionosfer adalah bagian dari lapisan
atas atmosfer yang karena adanya radiasi Matahari mempunyai sejumlah elektron dan ion
bebas. Lapisan ionosfer ini mempunyai batas bawah pada ketinggian sekitar 50 sampai 70
km. Jumlah (densitas) elektron dan ion bebas pada lapisan ionosfer ini bergantung pada
besarnya intensitas radiasi matahari serta densitas gas pada lapisan tersebut.Disamping itu
struktur vertikal densitas eletron dalam ionosfer juga berubah secara kontinyu. Struktur ini
juga variatif terhadap waktu, musim, dan lintang setempat. Secara umum berdasarkan
membesarnya ketinggian dan densitas elektron, lapisan ionosfer dapat dikategorisasikan men-
jadi lapisan-lapisan D, E, F1, dan F2. Lapisan D adalah lapisan ionosfer yang paling bawah,
dan karena jaraknya relatif yang paling jauh dari matahari, maka ionisasi pada lapisan ini
adalah yang terkecil dibandingkan lapisan-lapisanlainnya. Lapisan yang menghilang pada
malam hari ini, memantulkan gelombang VLF dan LF serta menyerap gelombang MF dan
HF. Lapisan E, yang kadang dinamakan lapisan Kennely-Heaviside, membantu propagasi
gelombang permukaan MF dan pada siang hari memantulkan gelombang HF. Lapisan paling
atas atmosfer, yang dinamakan lapisan F, umumnya dibagi menjadi lapisan F1,dan F2.
Lapisan F1, menyerap dan memperlemah sebagian gelombang HF. Pada malam hari lapisan
F1 bergabung dengan lapisan F2 membentuk hanya satu lapisan.Ciri lain dari lapisan ini
adalah merupakan sebuah lapisan dimana semua atom- atom yang berada di wilayah ini
mengalami ionisasi,memiliki suhu atau temperatur di antara 0 derajat hingga 70 derajat
Celcius.

Troposfer adalah lapisan paling bawah dari atmosfer Bumi yang mempunyai ketinggian
sekitar 8 sampai 15 km di atas permukaan Bumi, bergantung pada lintang.Temperatur dalam
lapisan troposfer turun dengan semakin besarnya ketinggian. Di atas troposfer, terdapat
lapisan stratosfer yang ketinggiannya mencapai sekitar 50 km. Dalam lapisan stratosfer,
temperatur kembali naik dengan membesarnya ketinggian.

Gambar 2. Profil temperatur terhadap ketinggian di lapisan bawah atmosfer Bumi

3. Bagaimana propagasi sinyal pada saat melewati ionosfer dan troposfer?

Jawab :

a.Propagasi sinyal saat melewati ionosfer

Sinyal atau gelombang elektromagnetik dari suatu satelit umumnya harus melalui
lapisan ionosfer untuk sampai ke permukaan bumi.Ion-ion bebas (elektron) dalam lapisan
ionosfer akan mempengaruhi propagasi sinyal tersebut. Dalam hal ini ionosfer akan
mempengaruhi kecepatan, arah, polarisasi, dan kekuatan dari sinyal satelit yang melaluinya,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3.Efek ionosfer terhadap sinyal satelit

Dalam hal ini efek dari ionosfer yang terbesar umumnya adalah pada kecepatan sinyal,
dimana ini akan langsung mempengaruhi nilai ukuran jarak dari pengamat ke satelit.
Besarnya bias jarak karena efek ionosfer ini akan bergantung pada konsentrasi elektron
sepanjang lintasan sinyal serta frekuensi dari sinyal yang bersangkutan. Sedangkan
konsentrasi elektron sendiri akan bergantung pada beberapa faktor, terutama aktivitas
matahari dan medan magnetik bumi, dimana keduanya juga akan bergantung pada Iokasi
geografis, musim, dan waktu.

b.Propagasi sinyal saat melewati troposfer

Sinyal dari satelit untuk sampai ke permukaan Bumi harus melalui lapisan troposfer,
yaitu lapisan atmosfir netral yang berbatasan dengan permukaan bumi dimana temperatur
menurun dengan membesarnya ketinggian. Lapisan troposfer ini mempunyai ketebalan
sekitar 9 sampai16 km, tergantung dengan tempat dan waktu. Ketika melalui troposfer sinyal
satelit akan mengalami refraksi, yang menyebabkan perubahan pada kecepatan dan arahdari
sinyal tersebut, seperti yang diilustrasikan pada gambar 4.Efek utama dari troposfer dalam hal
ini adalah terhadap kecepatan, atau dengan kata lain terhadap hasil ukuran jarak.

Gambar 4.Efek troposfer pada sinyal satelit

Pada frekuensi sinyal di bawah 30 GHz, magnitude dari bias troposfer tidak tergantung
pada frekuensi, dan oleh sebab itu besarnya tidak dapat diestimasi dengan pengamatan pada
dua frekuensi. Sebagai contoh, magnitude dari bias troposfir pada ukuran jarak ke satelit GPS
berkisar sekitar 2,3 m di arah zenith sampai 20 m pada 10° di atas horizon. Bias troposfer
biasanya dipisahkan menjadi komponen kering ( 90% dari bias total) dan komponen basah.
Dengan menggunakan model troposfer (seperti model-model Hopfield, Saastamoinen, Marini
dll.nya) serta data ukuran meteorologi (temperatur, tekanan, dan kelembaban) di permukaan
bumi, magnitude komponen kering dari bias troposfer biasanya dapat diestimasi sampai
ketelitian 1%. Sedangkan magnitude dari komponen basah, yang terutama bergantung pada
kandungan uap air sepanjang lintasan sinyal, biasanya lebih sulit untuk diestimasi secara teliti
dari data pengamatan meteorologi di permukaan bumi. Untuk mendapatkan ketelitian yang
lebih baik dari magnitude komponen basah ini, peralatan WVR (Water Vapour Radiometer )
yang dapat mengukur kandungan uap air sepanjang lintasan sinyal, dapat digunakan.

4. Jelaskan Macam-macam Bias dan Error pada Propagasi Sinyal Satelit

Jawab :

Bias adalah keadaan ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan
terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias sinyal
yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias troposfer. Bias ini harus
diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk
metode diferensial dengan jarak baseline yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan
solusi akhir koordinat dengan ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat
memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.

Sedangankan error itu adalah pada sistem terdapat beberapa kesalahan komponen
sistem yang akan mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh.Kesalahan-kesalahan
tersebut contohnya kesalahan orbit satelit, kesalahan jam satelit, kesalahan jam receiver,
kesalahan pusat fase antena, dan multipath. Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi
kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise. Kesalahan ini dapat direduksi salah satunya
dengan menggunakan teknik differencing data.
SUMBER

Abidin, Hasanuddin Z.2001. Geodesi Satelit. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Anda mungkin juga menyukai