Disusun oleh :
Shinta Angelina 03311940000005
Dosen :
Akbar Kurniawan ST.,MT.
Kelas :
Geodesi Satelit C
Jawab :
Dalam perjalanannya dari satelit ke Bumi atau sebaliknya, sinyal dari atau ke satelit,
yang pada dasarnya adalah sinyal elektromagnetik, harus melalui bagian atmosfer Bumi.
Karena atmosfer mempunyai karakteristik yang sangat variatif, maka efek yang dialami oleh
sinyal juga akan sangat variatif, baik secara spasial maupun temporal. Ada beberapa
parameter dari sinyal satelit yang dapat dipengaruhi oleh lapisan atmosfer Bumi, yaitu
kecepatan dan arah propagasi, serta kekuatan dan polarisasi sinyal.
Jawab :
Troposfer adalah lapisan paling bawah dari atmosfer Bumi yang mempunyai ketinggian
sekitar 8 sampai 15 km di atas permukaan Bumi, bergantung pada lintang.Temperatur dalam
lapisan troposfer turun dengan semakin besarnya ketinggian. Di atas troposfer, terdapat
lapisan stratosfer yang ketinggiannya mencapai sekitar 50 km. Dalam lapisan stratosfer,
temperatur kembali naik dengan membesarnya ketinggian.
Jawab :
Sinyal atau gelombang elektromagnetik dari suatu satelit umumnya harus melalui
lapisan ionosfer untuk sampai ke permukaan bumi.Ion-ion bebas (elektron) dalam lapisan
ionosfer akan mempengaruhi propagasi sinyal tersebut. Dalam hal ini ionosfer akan
mempengaruhi kecepatan, arah, polarisasi, dan kekuatan dari sinyal satelit yang melaluinya,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3.Efek ionosfer terhadap sinyal satelit
Dalam hal ini efek dari ionosfer yang terbesar umumnya adalah pada kecepatan sinyal,
dimana ini akan langsung mempengaruhi nilai ukuran jarak dari pengamat ke satelit.
Besarnya bias jarak karena efek ionosfer ini akan bergantung pada konsentrasi elektron
sepanjang lintasan sinyal serta frekuensi dari sinyal yang bersangkutan. Sedangkan
konsentrasi elektron sendiri akan bergantung pada beberapa faktor, terutama aktivitas
matahari dan medan magnetik bumi, dimana keduanya juga akan bergantung pada Iokasi
geografis, musim, dan waktu.
Sinyal dari satelit untuk sampai ke permukaan Bumi harus melalui lapisan troposfer,
yaitu lapisan atmosfir netral yang berbatasan dengan permukaan bumi dimana temperatur
menurun dengan membesarnya ketinggian. Lapisan troposfer ini mempunyai ketebalan
sekitar 9 sampai16 km, tergantung dengan tempat dan waktu. Ketika melalui troposfer sinyal
satelit akan mengalami refraksi, yang menyebabkan perubahan pada kecepatan dan arahdari
sinyal tersebut, seperti yang diilustrasikan pada gambar 4.Efek utama dari troposfer dalam hal
ini adalah terhadap kecepatan, atau dengan kata lain terhadap hasil ukuran jarak.
Pada frekuensi sinyal di bawah 30 GHz, magnitude dari bias troposfer tidak tergantung
pada frekuensi, dan oleh sebab itu besarnya tidak dapat diestimasi dengan pengamatan pada
dua frekuensi. Sebagai contoh, magnitude dari bias troposfir pada ukuran jarak ke satelit GPS
berkisar sekitar 2,3 m di arah zenith sampai 20 m pada 10° di atas horizon. Bias troposfer
biasanya dipisahkan menjadi komponen kering ( 90% dari bias total) dan komponen basah.
Dengan menggunakan model troposfer (seperti model-model Hopfield, Saastamoinen, Marini
dll.nya) serta data ukuran meteorologi (temperatur, tekanan, dan kelembaban) di permukaan
bumi, magnitude komponen kering dari bias troposfer biasanya dapat diestimasi sampai
ketelitian 1%. Sedangkan magnitude dari komponen basah, yang terutama bergantung pada
kandungan uap air sepanjang lintasan sinyal, biasanya lebih sulit untuk diestimasi secara teliti
dari data pengamatan meteorologi di permukaan bumi. Untuk mendapatkan ketelitian yang
lebih baik dari magnitude komponen basah ini, peralatan WVR (Water Vapour Radiometer )
yang dapat mengukur kandungan uap air sepanjang lintasan sinyal, dapat digunakan.
Jawab :
Bias adalah keadaan ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan
terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut bias. Bias sinyal
yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan bias troposfer. Bias ini harus
diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk
metode diferensial dengan jarak baseline yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan
solusi akhir koordinat dengan ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka dapat
memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.
Sedangankan error itu adalah pada sistem terdapat beberapa kesalahan komponen
sistem yang akan mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh.Kesalahan-kesalahan
tersebut contohnya kesalahan orbit satelit, kesalahan jam satelit, kesalahan jam receiver,
kesalahan pusat fase antena, dan multipath. Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi
kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise. Kesalahan ini dapat direduksi salah satunya
dengan menggunakan teknik differencing data.
SUMBER