Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 5
Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 5
Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok Tutorial I
UNIVERSITAS JEMBER
2021
DAFTAR ANGGOTA
KELOMPOK
Anggota :
1. Salta Dea Fanesa (201610101081)
2. Fitriani Puspita Sari (201610101082)
3. Cheija Wandanti (201610101083)
4. Luthfitah Zahra Khairunisa (201610101085)
5. Abiyyu Gading Ardhiatama (201610101087)
6. Khalida Salma (201610101089)
7. Halawatin Salwa (201610101090)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas laporan tutorial mengenai Mikrosirkulasi Jaringan Periodontium. Penulisan
laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. drg. Didin Erma Indahyani, M. Kes selaku tutor yang telah
membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok sembilan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember dan telah memberikan masukan
yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sebagai bahan masukan bagi kami agar kedepannya
menjadi lebih baik lagi. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam peyusunan laporan ini. Kami juga mohon maaf atas segala
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
kita semua.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Gigi manusia tersusun dari jaringan keras dan jaringan lunak. Yang
termasuk ke dalam jaringan keras adalah tulang alveolar, sedangkan penyusun
jaringan lunak diantaranya yaitu jaringan periodontal. Jaringan periodontal
merupakan struktur jaringan penyangga gigi yang mengelilingi akar dan
melekatkan gigi ke tulang alveolar. Untuk melaksanakan fungsinya, jaringan
periodontal gigi tersusun oleh saluran saluran kecil yang mengatur aliran darah
sampai rangsangan saraf di gigi. Saluran saluran itu disebut dengan
mikrosirkulasi.
Mikrosirkulasi merupakan sirkulasi darah pada pembuluh darah terkecil
yang sulit jika dilihat dengan kasat mata (Supandji, 2016). Pembuluh darah
mikro ini termasuk arteriol, metarteriole, arteriole terminal, kapiler, venula,
springter perikapiler dan anastomosis arteri vena. Selain dilalui oleh arteri,
kapiler, dan vena, mikrosirkulasi juga merupakan tempat bermuaranya saraf
simpatik dan parasimpatik yang kerjanya berlawanan. Kesalahan dalam
penerjemahan rangsangan akan menimbulkan masalah sistem mikrosirkulasi,
begitupula apabila terjadi sumbatan atau kemacetan aliran darah pada
mikrosrikulasi jaringan periodontal.
Kendala-kendala pada sistem mikrosirkulasi jaringan periodontal dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor yang
termasuk ke dalam faktor internal adalah penyakit penyerta (diabetes,
hipertensi), stress. Sedangkan faktor-faktor eksternal contohnya adalah
preparasi gigi.
Jika gangguan pada sistem mikrosirkulasi jaringan periodontal terjadi terus
menerus, dampak yang dihasilkan akan menjadi lebih serius, mulai dari
gagalnya fungsi mikrosirkulasi sampai kematian jaringan lunak pada gigi.
1
1.2 Skenario
SKENARIO II
MIKROSIRKULASI JARINGAN PERIODONTIUM
1.4 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian mikrosirkulasi jaringan
periodontium.
2. Mengetahui dan memahami struktur dan fungsi mikrosirkulasi jaringan
periodontium.
3. Mengetahui dan memahami tentang preparasi gigi.
4. Mengetahui dan memahami dampak preparasi gigi bagi mikrosirkulasi
jaringan periodontium.
2
5. Mengetahui dan memahami faktor internal penyebab kerusakan jaringan
periodontium
6. Mengetahui dan memahami faktor eksternal penyebab kerusakan jaringan
periodontium.
3
BAB II
SESI 1
1. Mikrosirkulasi gingiva :
2. Penyakit sistemik :
3. Preparasi gigi :
4
- Perubahan mekanis dari gigi yang cacat, cedera atau sakit untuk
mendapatkan material restorative terbaik yang akan mengembalikan
keadaan sehat untuk gigi dengan bentuk dan fungsi normal.
4. Mikrosirkulasi statis :
5. Mikrosirkulasi kolaps :
6. Kalkulus :
- Kalkulus atau karang gigi adalah deposit plak atau sisa makanan yang
mengandung mikroorganisme atau bakteri yang menempel pada gigi
dalam jangka waktu lama yang mengalami pengerasan atau kalsifikasi.
7. Sitokin inflamasi :
- Sejenis sitokin atau molekul pemberi sinyal yang disekresikan dari sel
kekebalan dan jenis sel tertentu lainnya yang memicu peradangan.
5
Sitokin inflamasi sebagian besar diproduksi oleh sel T helper dan
makrofag yang terlibat dalam peningkatan regulasi reaksi inflamasi.
8. Loop mikrosirkulasi :
9. Celah endotel :
10. Plak :
- Merupakan lapisan lunak dan lengket yang terdapat pada gigi yang
terdiri dari protein dan bakteri yang berasal dari air liur dan menjadi
salah satu penyebab karies dan penyakit periodontal.
- Adalah pembuluh darah terakhir sebelum kapiler net atau biasa disebut
pembuluh orde empat.
6
2.2 Step 2 (Rumusan Masalah)
2. Apa dampak yang akan muncul pada seseorang apabila terjadi sistem
mikrosirkulasi statis dan kolaps pada jaringan periodontium?
10. Apa gangguan yang dapat muncul apabila terjadi pelebaran pada venular
kapiler?
1. Jawab :
- Plak merupakan deposit lunak yang melekat pada gigi yang terdiri dari
berbagai macam bakteri maupun mikroorganisme yang aktif
berkembangbiak pada suatu matriks, jika seseorang kurang menjaga
kebersihan gigi dan mulutnya akan memperbesar kemungkinan karies
7
dan infeksi gingiva (periodontitis). Penumpukan plak dan kalkulus yang
terlalu lama akan menyebabkan pembentukan karang gigi yang dapat
menurunkan jaringan periodontal.
2. Jawab :
3. Jawab :
4. Jawab :
- Kombinasi kolaps dari beberapa venula dan limfatik dan statis dalam
pembuluh darah yang lain menyebabkan penurunan penghantaran
jumlah oksigen dan nutrisi di jaringan dan ketidakmampuan jaringan
untuk membersihkan diri sendiri dari hasil metabolisme dan inflamasi.
8
Jika kolaps dan statis berdurasi lama, maka jaringan akan mengalami
kematian dan kerusakan sel.
5. Jawab :
- Gigi ngilu dapat terjadi karena adanya penipisan pada enamel gigi yang
mana membuat dentine yang terdiri atas banyak saraf mudah terpapar
rangsangan tertentu.
6. Jawab :
• Pertukaran substansi
9
• Pertahanan tubuh yang pertama kali untuk melawan injury atau
infeksi dan terlibat juga dalam proses reparative, contohnya :
gingiva dan epitel pada sulkus gingiva merupakan garis
pertahanan pertama. Epitel ini bukan merupakan pertahanan
yang kekal terhadap serangan bakteri, jika rusak maka
mikrosirkulasi yang utuh dalam jaringan ikat sangat penting
untuk melawan bakteri.
10
sirkulasi yang berupa transfer zat nutrisi ke jaringan rongga mulut.
Fungsi ini akan dilakukan oleh rangkaian pembuluh darah yang dimulai
dari arteri, arteriole, kapiler, venula dan venule.
7. Jawab :
8. Jawab :
- Celah endotel atau biasa disebut celah antar sel ini hanya terletak pada
tepi sel endotel dan luas permukaannya tidak lebih dari 1/1000 total luas
permukaan dinding kapiler. Celah antar sel merupakan celah tipis dan
berbelok terletak diantara sel-sel endotel yang saling bersebelahan,
setiap celah diselangi oleh ridge perlekatan protein yang pendek yang
menyangga sel sel endotel bersamaan dan cairan dapat lewat dengan
bebas melalui celah.
9. Jawab :
11
periodontal tetapi hal itu dapat dicegah dengan mengurangi kebiasaan
buruk seperti merokok, konsumsi alkohol dan konsumsi gula karena
diabetes melitus juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
periodontal.
10. Jawab :
12
2.4 Step 4 (Peta Konsep/Mapping)
Mikrosirkulasi
jaringan
periodontal
1. Preparasi gigi
2. Plak, kalkulus,
Morfologi dan Fisiologi Mekanisme
penyakit
Mikrosirkulasi jaringan Mikrosirkulasi
sistemik, gigi
periodontal jaringan periodontal
tiruan
Perubahan
Mikrosirkulasi
jaringan
periodontal
13
BAB III
SESI 2
14
inferior, sedangkan aliran darah pada pulpa gigi maxilla disuplai oleh arteri
alveolaris infraorbitalis dan arteri alveolaris superior posterior.
15
dengan dindingnya sangat tipis bersifat semipermeable yang terdiri dari
selapis sel endotel. Dinding kapiler tidak mempunyai otot polos, hanya
tersusun dari selubung tipis serat kolagen dan serat elastis disertai sel
perivascular atau perisit. Sel endotel pada kapiler dibagi menjadi 3 yaitu :
b. kapiler endotel fenetrasi atau pori yang mempunyai pori yang bisa
terbuka dan tertutup yang dilapisi diafragma membrane plasma. Dapat
ditemukan pada sulkus gingiva, mukosa intestinal, dan sepanjang pulpa.
16
polos. Lumen yang besar bermanfaat untuk memperlancar aliran darah
keluar dan masuk venula. Venula tidak dipersarafi sehingga bersifat pasif
dan tidak mengalami vase kontriksi atau berkonraksi.
17
Pada mikrosirkulasi periodontium juga terdapat saraf saraf penghantar
impuls, saraf simpatis dan parasimpatis pada pulpa gigi masuk melalui foramen
apical dan akan mempersarafi otot polos begitu juga saraf saraf pada mikrosirkulasi
periodontium, namun saraf pada mikrosirkulasi pulpa lebih tebal daripada saraf
saraf yang menginervasi pulpa gigi.
18
Beberapa zat larut air yang dibutuhkan oleh jaringan nyatanya tidak dapat
menembus membrane sel lipid endotel, seperti molekul air, ion natrium, ion klorida
dan glukosa. Akan tetapi mereka tetap bisa menembus membrane lipid pada sel
endotel. Perlu diketahui bahwa terdapat jalur kecil yang menghubungkan kapiler
dengan jaringan luar yang dinamakan sebagai celah antar sel. Celah antar sel sendiri
ini merupakan celah tipis berkelok terdapat diantara sel endotel yang bersebelahan.
Sekalipun luas permukaan kapiler tidak lebih dari 1/1000 ditempati oleh celah antar
sel ini, namun sudah memungkinkan sejumlah besar difusi air dan zat larut air
melalui celah ini.
19
Gambar 1. Anatomi mikrovaskuler. Mikrosirkulasi adalah bagian dari
sistem vaskular dan terdiri dari pembuluh-pembuluh kecil yang disebut arteri,
kapiler, dan venula. Kapiler limfatik membawa cairan ekstravaskular ke dalam
sistem vena. Arteriol dikelilingi oleh sel otot polos pembuluh darah yang fungsinya
untuk mengatur tonus arteriol.
20
jaringan elastik tetapi lebih banyak otot polos. Otot dipersarafi oleh serat saraf
adrenergik, yang merupakan vasokonstriktor dalam fungsinya dan pada beberapa
keadaan oleh serat kolinergik yang mendilatasi pembuluh. Arteriol adalah tempat
utama tahanan terhadap aliran darah dan sedikit perubahan pada garis tengahnya
membuat perubahan besar dalam tahanan perifer total.
Semua darah yang dipompa oleh sisi kanan jantung mengalir ke paru untuk
menyerap 02 dan mengeluarkan CO2. Darah yang dipompa oleh sisi kiri jantung
dibagi-bagi dalam berbagai perbandingan ke organ-organ sistemik melalui
pembuluh-pembuluh yang tersusun paralel dan bercabang dari aorta berfungsi
memastikan bahwa semua organ meneriman darah dengan komposisi yang sama
yaitu sebuah organ tidak menerima darah "sisa" yang telah melintasi organ lain.
Mikrosirkulasi sebagai interkoneksi yang kompleks yang saling berhubungan,
menjamin seluler dan antarhidrasi seluler serta transfer subnutrisi ke dalam
lingkungan antar sel untuk serapan sel. Kapiler membentuk lebih dari 90%
pembuluh darah sistem organisme, dan menembus jaringan jadi secara menyeluruh
bahwa mereka tidak lebih dari 25 hingga 50 mikron dari sel mana pun (Zweifach,
1961).
21
Pembuluh mikrosirkulasi hampir seluruhnya dilapisi oleh sel endotel. Sel-
sel ini mengandung fenestrasi dan pori-pori yang disatukan oleh berbagai molekul,
termasuk cadherin serta gap junction pembawa arus, yang memungkinkan
komunikasi kelistrikan hulu antara endotel dengan struktur bervariasi dalam
kepadatan dan morfologi antara organ dan pembuluh darah.
Sel endotel bersimbiosis dengan sel otot polos mengatur aliran darah
mikrovaskuler terutama dengan regulasi vasoton arteriol. Ada 3 mekanisme utama
yang menyebabkan regulasi ini: mekanisme kontrol miogenik, metabolik, dan
neurohumoral. Salah satu struktur subseluler terpenting dari endotel yang
memediasi fungsinya adalah glikokaliks yang ada di sisi luminal endotel [Uchimido
et al, 2019; Weinbaum et al, 2007; Ince et al, 20016).
Glikokaliks ini adalah lapisan seperti gel 0,2-0,5 µm yang disintesis oleh
endotel. Dan terdiri dari 3 komponen utama, proteoglikan, glikosaminoglikan, dan
protein plasma yang menyimpan berbagai zat seperti antitrombin dan superoksida
dismutase. Glikokaliks bertanggung jawab atas beberapa proses fisiologis,
contohnya homeostasis, transport zat terlarut, dan fungsi imunologi.
22
Mikrosirkulasi adalah kunci penting untuk fungsi ginjal karena peran
sentralnya dalam mengantarkan oksigen ke mikrosirkulasi ginjal (Zafrani, 2015;
Post, 2017). Mayoritas (> 80%) oksigen yang dikirim ke ginjal digunakan untuk
produksi ATP yang dibutuhkan oleh pompa Na + / K + yang aktivitasnya penting
untuk reabsorpsi natrium tubular (Welch, 2006).
Sistem Mikrosirkulasi
Sistem vaskular terdiri dari arteri, kapiler dan vena, melalui jantung yang
memompa darah ke seluruh tubuh. Yang penting dalam sistem vaskuler adalah
perpindahan proses transportasi darah dan pemindahan zat dari pembuluh darah ke
jaringan dan juga sebaliknya. (Guyton, 2014; Sirbernagl and Despopoulos, 2008).
23
Sewaktu darah mengalir di sepanjang lumen kapiler, sejumlah besar
molekul air dan partikel terlarut berdifusi bolak-balik melalui dinding kapiler,
sehingga terjadi percampuran terus-menerus antara cairan interstisial dan plasma.
Difusi disebabkan oleh pergerakan termal molekul air dan zat terlarut dalam cairan,
yaitu berbagai molekul dan ion mula-mula bergerak dalam satu arah dan kemudian
ke arah lainnya, bertumbukan secara acak di setiap arah. Terdapat celah
sempit/pori2 antara sel2 endotel yang berderet melintang di dinding kapiler.
Sebagai media pertukaran plasma dan cairan interstisium
1. Arteria supraperiosteal,
24
2. Arteria ligamentum periodontal
3. Arteria yang keluar dari puncak alveolar.
Gusi dan membran periodontal dialiri cabang cabang dari arteri posterior-
superior dan alveolaris inferior yang merupakan cabang arteri maksilaris, cabang-
cabang interrudikulasi dan interseptal dari kedua arteri alveolaris masuk ke daerah
tulang septal dan radikulat dekat dengan daerah apikal gigi. Kemudian melewati
koronal dan mengirimkan cabang-cabang melalui daerah cortical plate untuk
mensuplai membrane periodontal dan marginal gingiva.
25
Terdapat tingkat anastomosis yang cukup tinggi antara beberapa cabang dari
arteri-arteri interseptal, periodontal dan periosteum, yang semuanya itu mensuplai
gingival dan membran periodontal. Oleh karena jaringan anastomosis dan tingkat
percabangan yang cukup tinggi, struktur vascular gingival sangat komplek.
Berdekatan dengan epitel gingival, anastomosis pembuluh darah membentuk
pleksus gingival.
26
Adanya ujung-ujung syaraf yang tidak ditutupi oleh myelin pada pembuluh
gingival dan menyebarnya katekolamin khususnya di sepanjang dinding otot polos
dari arteriol. Rangsangan simpatik menyebabkan penurunan yang nyata dalam
aliran darah gingival. vasokonstriktor dipengaruhi oleh alpha-reseptor (Manson, J.
D., 1993).
27
Selain peningkatan permeabilitas, mikrosirkulasi juga dapat mengalami
perubahan hemodinamik. Berawal dari respon berupa vasokonstriksi yang
sementara dan cepat. Respon ini lalu diikuti oleh vasodilatasi. Lalu arterial dan
sphincter precapiler akan mengalami relaksasi dan membuka katup yang telah
tertutup untuk menginaktifkan vasodilatasi. Vasodilatasi diperkuat kembali dan
diperpanjang oleh pelepasan substansi vasodilator. Jika tidak dilawan oleh beberapa
perubahan-perubahan, peningkatan tekanan hidrostatik dalam arteriol dan kapiler
akan berperan untuk meningkatkan filtrasi cairan plasma dengan adanya larutan
elektrolit dan kristaloid dari darah ke jaringan interstisial. Cairan yang ada dalam
cairan menyebabkan tekanan hidrostatik dalam jaringan meningkat. Kenaikan ini
cenderung melawan pergerakan cairan dalam jaringan. Tapi juga menghasilkan
peningkatan tekanan yang terus mendesak. Semua faktor tersebut berperan untuk
lebih lembam pada aliran darah dan akhirnya stasis. Kombinasi kolaps dari
beberapa venula dan limfatik dan stasis dalam pembuluh darah yang lain
menyebabkan penurunan penghantaran jumlah oksigen dan nutrisi di jaringan dan
juga ketidakmampuan jaringan untuk membersihkan diri sendiri dari hasil
metabolisme dan inflamasi. Jika stasis dan vascular kolaps durasinya lama, jaringan
akan mengalami kematian dan kerusakan sel.
FAKTOR EKSTERNAL
28
Jaringan periodontium memiliki sistem kerja yang unik dan rumit. Yang
dimana Jaringan ini memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap bentuk.
tekanan, dengan bantuan berbagai macam serabut periodontal. Pada jaringan
periodontal yang sehat, antara gigi dan gingiva terdapat celah (saku) gusi sedalam
±2-3 mm. Dalam saku gusi ditemukan sel dewasa yaitu (sel tulang maupun sel
jaringan), terus ada pembuluh darah (vena dan arteri), limfe dan saraf Sistem
vaskuler berperan penting dalam penyediaan berbagai nutrisi yang dibutuhkan gigi
dan jaringan disekitarnya. Untuk status periodontal ini sendiri sebenarnya sangat
berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang, sehingga kini telah dilakukan
program penjagaan kesehatan periodontal yang didasarkan pada adanya hubungan
antar kesehatan mikrosirkulasi jaringan periodontal dan kesehatan umum.
Inflamasi sendiri juga dapat diartikan sebagai reaksi jaringan tubuh terhadap
masuknya mikroorganisme, dan trauma . ada beberapa Factor juga yang
29
mempengaruhi terjadi inflamasi tersebut yaitu dapat berupa pola makanan yang
salah dan kebersihan mulut yang buruk. Jadi Preparasi ini harus dilakukan secara
hatihati terutama pada preparasi subgingiva, agar tidak melukai jaringan gingiva
terutama yang tipis dan halus. Bila perlekatan gingiva mengalami luka yang terjadi
selama preparasi, maka akan dapat menyebabkan resersi. Resersi adalah terbukanya
akar gigi karena merosotnya gingiva itu tadi. Preparasi gigi ini terbukti
menyebabkan perubahan morfologi dan fisiologi mikrosirkulasi gingiva. Preparasi
tersebut menyebabkan pelebaran venular kapiler. Pelebaran kapiler tersebut
mempengaruhi prinsip pertukaran yang penting untuk tubuh.
Dalam melakukan preparasi ini harus dilakukan secara teliti dan hati hati
karena bisa saja Bur yang digunakan untuk preparasi , dapat melukai dan malah
merusak jaringan gingiva, sehingga kontur jaringan lunak secara estetis menjadi
buruk dan mempengaruhi mikrosirkulasi jaringan periodontium. Pada preparasi
yang kurang sempurana di subgingiva akan menyebabkan terjadinya peradangan
pada gingival. Peradangan ini diawali dengan pembentukan deposit plak pada
daerah perbatasan antara restorasi dan daerah preparasi gigi di bagian servikal.
Pembentukan plak pada daerah tersebut sulit dibersihkan berkembang dan
menginvasi jaringan periodontal sampai ke daerah apikal gigi penyangga.
Desain tepi servikal yang kurang baik akan menyebabkan adaptasi tepi
restorasi yang kurang baik pula yang menyebabkan penumpukan plak , dan tanda
awal dari penyakit periodontal.
30
FAKTOR INTERNAL
1. HIPERTENSI
2. DIABETES
3. KARIES
Inflamasi pulpa akibat proses karies yang lama/jejas. Jejas tersebut dapat
berupa kuman beserta produknya yaitu toksin yang dapat mengganggu sistem
mikrosirkulasi pulpa sehingga odem (pembengkakan sebagian pada badan karena
berkumpulnya zat cair yang berlebih-lebihan), syaraf tertekan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
31
Lichen planus adalah patologi inflamasi kronis dengan etiologi autoimun
(11), yang sering melibatkan mukosa mulut, baik dengan permukaan kulit, atau
secara mandiri dan sebelum waktunya. temuan pemeriksaan mukosa gingiva, yang,
meskipun tidak selalu dapat diperiksa secara mendalam karena keratinisasinya yang
sering berlebihan, terbukti menjadi tempat terbaik untuk menunjukkan peningkatan
kepadatan kapiler, yang merupakan satu-satunya tanda tegas yang terkait dengan
aktivitas angiogenetik (Angiogenesis adalah pembentukan pembuluh darah baru
yang dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis.). gambaran tentang
mukosa mulut , menunjukkan perubahan, baik signifikan atau tidak, terutama dalam
parameter seperti diameter pembuluh darah, kepadatan kapiler, tortuositas loop, dan
panjang.
5. STRES
32
sangat signifikan. Pada penelitian histologis dan biokimia menyatakan bahwa
adanya ujung saraf yang tidak diselubungi oleh myelin pada pembuluh gingival dan
menyebarnya katekolamin (Katekolamin akan mengatur denyut jantung, tekanan
darah, metabolisme gula, dan metabolisme lemak) khususnya di sepanjang dinding
otot polos dari arteriol. Rangsangan simpatik menyebabkan adaya penurunan jarak
bahan radioaktif sehigga menyebabkan penurunan pada alirah darah gingival.
MIKROSIRKULASI
Gangguan mikrosirkulasi
33
terjadi hemokonsentrasi dan hiperviskositas lokal, timbul hemaglutinasi
intravaskular.
34
meningkat yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan interstisial.
Peningkatan tekanan jaringan interstisial dan keluamya cairan plasma protein dari
mikrosirkulasi ke jaringan interstisial menyebabkan hemokonsentrasi dan
peningkatan viskositas (kekentalan) darah. Hal ini menyebabkan aliran darah
lambat dan menuju keadaan stasis, dimana sel darah berhenti mengalir di dalam
mikrosirkulasi. Perubahan hemodinamik pada mikrosirkulasi jaringan periodontal
menyebabkan kemerahan (eritema) karena dilatasi dinding pembuluh darah,
pembengkakan (edema) karena masuknya cairan plasma ke dalam jaringan
interstisial dan kekakuan (indurasi) karena cairan plasma menumpuk di dalam
jaringan interstisial.
35
dijelaskan. Kerah gingiva dengan demikian dapat dianggap sebagai suplai darah
ganda.
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
37
DAFTAR PUSTAKA
Baker, D.D., Cortes, D.O., Donadello, K., Vincent, J.L. 2014. Pathopysiology of
microcirculatory dysfunction and the pathogenesis of septic shock. Landes
Bioscience: 5.73-79.
Dewa Ayu Mas Shintya Dewi. Peran Mikrosirkulasi Pada Sepsis. Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Rumah Sakit Sanglah.
Dewanto, I. dkk. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi. Kementrian
Kesehatan RI.
Gasper, W.J., Johnson, M.D., Owens, C.D. 2016. Blood Vessel and Lymphatic
Disorders. In: Papadakis, M.A., McPhee, S.J., Rabow, M.W., editors.
Current Medical Diagnosis and Treatment. 55th Ed. USA: Mc-Graw-Hill
Education copyright. Lange Medical Publications. : 491.
38
Gerald, dkk. 1995. Oral Biology. Quintenssence.
Gibson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Ed. 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gomez H, Ince C, Kellum JA, Mayeux PR, Nguyen T, Ospina-Tascón GA, et al.;
ADQI XIV Workgroup. The Endothelium in Sepsis. Shock. 2016
Mar;45(3):259–70.
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta:
EGC, 1022.
Hamrun, N. dkk. 2016. Gambaran Status Gingiva, Kebersihan Mulut, PH, dan
Volume Saliva Pada Pemakai Kontrasepsi Hormonal Di Kecamatan
Mappakasunggu Kabupaten Takalar. Jurnal PDGI Vol. 65, No. 3,
September – desember 2016, 78 – 82).
Manson, J. D. & B. M Eley, 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi ke-2. Alih Bahasa
Anastasia S dari Texbook of Periodonty. Jakarta: Hipokrates.
Monaco C. et al. 2004. T-Cell Mediated Signalling And Immune, Inflamantory And
Processes: The Casecade Of Events Leading To Inflamantory, Curre Drug
Targets Inflamm Allergy 3, 35 – 42).
39
Sirbernagl, S and Despopoulos, A. 2008. Colour Atlas of Physiology. 6 Ed, institute
of Physiology. Thieme, Stuttgart, Germany: 225-227.
Supandji, Mia., Redjeki, Ike Sri. 2016. Mikrosirkulasi. Jurnal Majalah Anestesia
dan Critical Care, vol.34, no.2.
Turner, H., Ruben, M. P., Frankl, S. N., Sheff, M., & Silberstein, S.
(1969). Visualization of the Microcirculation of the Periodontium. Journal
of Periodontology, 40(4), 222–230. doi:10.1902/jop.1969.40.4.222.
Uchimido R, Schmidt EP, Shapiro NI. The Glycocalyx: A Novel Diagnostic And
Therapeutic Target In Sepsis. Crit Care. 2019 Jan;23(1):16.
Weinbaum S, Tarbell JM, Damiano ER. The Structure And Function Of The
Endothelial Glycocalyx Layer. Annu Rev Biomed Eng. 2007; 9(1):121–67.
40