Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN TUTORIAL

BLOK STRUKTUR SISTEM STOMATOGNASI

SKENARIO 2 : MIKROSIRKULASI JARINGAN PERIODONTIUM

Pembimbing :

Dr. drg. Didin Erma Indahyani, M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok Tutorial I

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2021
DAFTAR ANGGOTA
KELOMPOK

Tutor : Dr. drg. Didin Erma Indahyani, M. Kes

Ketua : Bertha Bening Tertya (201610101086)


Scriber : Wulan Ratna Nur K (201610101084)

Anggota :
1. Salta Dea Fanesa (201610101081)
2. Fitriani Puspita Sari (201610101082)
3. Cheija Wandanti (201610101083)
4. Luthfitah Zahra Khairunisa (201610101085)
5. Abiyyu Gading Ardhiatama (201610101087)
6. Khalida Salma (201610101089)
7. Halawatin Salwa (201610101090)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas laporan tutorial mengenai Mikrosirkulasi Jaringan Periodontium. Penulisan
laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. drg. Didin Erma Indahyani, M. Kes selaku tutor yang telah
membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok sembilan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember dan telah memberikan masukan
yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sebagai bahan masukan bagi kami agar kedepannya
menjadi lebih baik lagi. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam peyusunan laporan ini. Kami juga mohon maaf atas segala
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
kita semua.

Jember, 5 Maret 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii


BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Skenario ................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.4 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 4
SESI 1 ................................................................................................................................. 4
2.1 Step 1 (Mencari dan Mengidentifikasi Kata Sulit) .............................................. 4
2.2 Step 2 (Rumusan Masalah) .................................................................................... 7
2.3 Step 3 (Menganalisis Rumusan Masalah/ Brainstorming)................................... 7
2.4 Step 4 (Peta Konsep/Mapping) ............................................................................. 13
2.5 Step 5 (Learning Objective) ................................................................................. 13
BAB III............................................................................................................................. 14
SESI 2 ............................................................................................................................... 14
3.1 Step 7 (Mengidentifikasi Learning Objective) ..................................................... 14
3.1.1 Morfologi dan Fisiologi Mikrosirkulasi Jaringan Periodontal .................. 14
3.1.2 Mekanisme Mikrosirkulasi Jaringan Periodontium................................... 23
3.1.3 Faktor Penyebab Perubahan Mikrosirkulasi Jaringan Periodontium ..... 28
3.1.4 Dampak Perubahan pada Mikrosirkulasi Jaringan Periodontal .............. 32
BAB IV ............................................................................................................................. 37
PENUTUP ........................................................................................................................ 37
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 38

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi manusia tersusun dari jaringan keras dan jaringan lunak. Yang
termasuk ke dalam jaringan keras adalah tulang alveolar, sedangkan penyusun
jaringan lunak diantaranya yaitu jaringan periodontal. Jaringan periodontal
merupakan struktur jaringan penyangga gigi yang mengelilingi akar dan
melekatkan gigi ke tulang alveolar. Untuk melaksanakan fungsinya, jaringan
periodontal gigi tersusun oleh saluran saluran kecil yang mengatur aliran darah
sampai rangsangan saraf di gigi. Saluran saluran itu disebut dengan
mikrosirkulasi.
Mikrosirkulasi merupakan sirkulasi darah pada pembuluh darah terkecil
yang sulit jika dilihat dengan kasat mata (Supandji, 2016). Pembuluh darah
mikro ini termasuk arteriol, metarteriole, arteriole terminal, kapiler, venula,
springter perikapiler dan anastomosis arteri vena. Selain dilalui oleh arteri,
kapiler, dan vena, mikrosirkulasi juga merupakan tempat bermuaranya saraf
simpatik dan parasimpatik yang kerjanya berlawanan. Kesalahan dalam
penerjemahan rangsangan akan menimbulkan masalah sistem mikrosirkulasi,
begitupula apabila terjadi sumbatan atau kemacetan aliran darah pada
mikrosrikulasi jaringan periodontal.
Kendala-kendala pada sistem mikrosirkulasi jaringan periodontal dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor yang
termasuk ke dalam faktor internal adalah penyakit penyerta (diabetes,
hipertensi), stress. Sedangkan faktor-faktor eksternal contohnya adalah
preparasi gigi.
Jika gangguan pada sistem mikrosirkulasi jaringan periodontal terjadi terus
menerus, dampak yang dihasilkan akan menjadi lebih serius, mulai dari
gagalnya fungsi mikrosirkulasi sampai kematian jaringan lunak pada gigi.

1
1.2 Skenario
SKENARIO II
MIKROSIRKULASI JARINGAN PERIODONTIUM

Mikrosirkulasi adalah jaringan pembuluh darah terminal yang menjadi


tempat pertukaran zat/substansi antara darah dan jaringan. Mikrosirkulasi sangat
mudah dipengaruhi oleh adanya reaksi dari dalam tubuh ataupun luar tubuh.
Preparasi gigi terbukti menyebabkan perubahan morfologi dan fisiologi
mikrosirkulasi gingiva. Preparasi tersebut menyebabkan pelebaran venular kapiler
dan pembentukan celah endotel sebesar sitokin inflamasi. Pelebaran kapiler
tersebut mempengaruhi prinsip pertukaran yang penting untuk tubuh. Selain
pelebaran juga memungkinkan terbentuknya loop loop mikrosirkulasi yang
berpotensi terjadinya system mikrosirkulasi statis dan kolap. Statis dan kolap
berperan pada kerusakan pembuluh darah dan jaringan. Faktor penyebab perubahan
yang lain misalnya plak, kalkulus, penyakit sitemik, gigi tiruan.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian mikrosirkulasi jaringan periodontium?
2. Apa fungsi sistem mikrosirkulasi jaringan periodontium?
3. Bagaimana struktur mikrosirkulasi jaringan periodontium?
4. Bagaimana mekanisme mikrosirkulasi jaringan periodontium?
5. Apa yang dimaksud dengan preparasi gigi?
6. Apa saja factor-faktor penyebab kerusakan sistem mikrosirkulasi jaringan
periodontium?
7. Apa dampak dari gangguan sistem mikrosirkulasi jaringan periodontium?

1.4 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian mikrosirkulasi jaringan
periodontium.
2. Mengetahui dan memahami struktur dan fungsi mikrosirkulasi jaringan
periodontium.
3. Mengetahui dan memahami tentang preparasi gigi.
4. Mengetahui dan memahami dampak preparasi gigi bagi mikrosirkulasi
jaringan periodontium.

2
5. Mengetahui dan memahami faktor internal penyebab kerusakan jaringan
periodontium
6. Mengetahui dan memahami faktor eksternal penyebab kerusakan jaringan
periodontium.

3
BAB II

SESI 1

2.1 Step 1 (Mencari dan Mengidentifikasi Kata Sulit)

1. Mikrosirkulasi gingiva :

- Merupakan sirkulasi darah melalui pembuluh terkecil arteriol, kapiler


dan venula yang menuju kearah gingiva yang merupakan bagian dari
membran mukosa mulut yang melekat pada tulang alveolar serta
menutupi dan mengelilingi leher gigi.

2. Penyakit sistemik :

- Gejala penyakit yang berkaitan dengan sistem metabolisme tubuh


manusia.

- Salah satu penyakit yang mempengaruhi sejumlah organ dan jaringan


atau mempengaruhi tubuh secara keseluruhan.

- Penyakit sistemik dapat terjadi karena adanya alergi atau kepekaan


tubuh terhadap suatu unsur atau zat tertentu atau suatu kondisi kelainan
tubuh yang memicu komplikasi.

3. Preparasi gigi :

- Preparasi gigi adalah Tindakan pengasahan jaringan permukaan gigi


yang akan menjadi penyangga gigi tiruan dengan tujuan untuk
menyediakan tempat untuk mahkota, memungkinkan untuk
pembentukan mahkota sesuai dengan aslinya, menghilangkan daerah
undercut, serta mendapatkan arah pasang gigi tiruan cekat, dan
menghilangkan jaringan yang rusak karena karies. Perawatan ini
dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi penyakit dari daerah
pulpa ke daerah apeks.

4
- Perubahan mekanis dari gigi yang cacat, cedera atau sakit untuk
mendapatkan material restorative terbaik yang akan mengembalikan
keadaan sehat untuk gigi dengan bentuk dan fungsi normal.

4. Mikrosirkulasi statis :

- Kondisi dimana darah tertahan di suatu tempat pada kumpulan


pembuluh darah dengan diameter kurang dari 100 mikrometer.

- Mikrosirkulasi statis merupakan suatu keadaan dimana terjadinya


sirkulasi darah menjadi statis yang terjadi pada suatu jaringan darah
yang sangat kecil dengan diameter 2-100 mikro.

- Keadaan yang terjadi akibat kehilangan cairan sehingga mengakibatkan


konsentrasi sel darah merah naik dan terjadi peningkatan viskositas
darah dan aliran darah menjadi lambat, pada keadaan ini akan terjadi
akumulasi sel leukosit terutama neutrophil di sepanjang tepi endotel dan
sel-sel leukosit mulai bermigrasi melalui dinding pembuluh darah.

5. Mikrosirkulasi kolaps :

- Penyempitan sirkulasi darah pada arteri, kapiler, dan venule yang


menyebabkan melemahnya tubuh karena kegagalan peredaran darah.

6. Kalkulus :

- Kalkulus atau karang gigi adalah deposit plak atau sisa makanan yang
mengandung mikroorganisme atau bakteri yang menempel pada gigi
dalam jangka waktu lama yang mengalami pengerasan atau kalsifikasi.

- Setelah terbentuknya plak selama 48 jam, plak akan mengeras oleh


kalsium, fosfor dan mineral lainnya yang terkandung dalam saliva dan
setelah itu akan menjadi karang gigi atau kalkulus.

7. Sitokin inflamasi :

- Sejenis sitokin atau molekul pemberi sinyal yang disekresikan dari sel
kekebalan dan jenis sel tertentu lainnya yang memicu peradangan.

5
Sitokin inflamasi sebagian besar diproduksi oleh sel T helper dan
makrofag yang terlibat dalam peningkatan regulasi reaksi inflamasi.

- Sitokin inflamasi berperan dalam memulai respon inflamasi dan


mengatur pertahan tubuh terhadap patogen yang memediasi respon
imun bawaan.

8. Loop mikrosirkulasi :

- Merupakan tekanan volume yang menggambarkan karekteristik dinamis


fungsi jantung, disini menggambarkan tekanan volume mikrosirkulasi.

9. Celah endotel :

- Permeabilitas sel endotel yang membentuk dinding kapiler sebagai


proses difusi yang mana membentuk karakteristik fisik kapiler terputus-
putus atau celah antar sel yang besar untuk memungkinkan aliran
curahnya.

10. Plak :

- Merupakan lapisan lunak dan lengket yang terdapat pada gigi yang
terdiri dari protein dan bakteri yang berasal dari air liur dan menjadi
salah satu penyebab karies dan penyakit periodontal.

- Lapisan bakteri yang lengket yang seringkali terlihat yang terbentuk


pada gigi baik diatas maupun dibawah garis gusi, jika tidak dibersihkan
maka plak tersebut dapat mengeras dan menyebabkan plak gigi.

11. Pembuluh darah terminal :

- Adalah pembuluh darah terakhir sebelum kapiler net atau biasa disebut
pembuluh orde empat.

12. Venular kapiler :

- Merupakan komponen sirkulasi yang mengeluarkan darah dari sistem


mikrosirkulasi ke jantung. Mempunyai diameter 8-10 mikrometer yang
sedikit lebih besar daripada kapiler dan lebih kecil daripada venula.

6
2.2 Step 2 (Rumusan Masalah)

1. Kenapa plak dan kalkulus juga dapat menyebabkan perubahan


mikrosirkulasi gingiva?

2. Apa dampak yang akan muncul pada seseorang apabila terjadi sistem
mikrosirkulasi statis dan kolaps pada jaringan periodontium?

3. Bagaimana preparasi gigi dapat memungkinkan terbentuknya loop


mikrosirkulasi?

4. Bagaimana mikrosirkulasi statis dan kolaps dapat berperan pada kerusakan


pembuluh darah dan jaringan?

5. Preparasi gigi menyebabkan perubahan pada mikrosirkulasi gingiva, lalu


apakah perubahan itu ada hubungannya dengan gigi menjadi ngilu?

6. Bagaimana morfologi dan fisiologi mikrosirkulasi gingiva?

7. Arteri dan vena apa saja yang memvaskularisasi mikrosirkulasi jaringan


periodontal?

8. Apa akibat yang dapat ditimbulkan dari pembentukan celah endotel?

9. Apabila telah terjadi mikrosirkulasi kolaps apakah masih bisa dilakukan


perbaikan atau pemulihan? Dan jika masih bisa, penanganan apa yang perlu
dilakukan?

10. Apa gangguan yang dapat muncul apabila terjadi pelebaran pada venular
kapiler?

2.3 Step 3 (Menganalisis Rumusan Masalah/ Brainstorming)

1. Jawab :

- Plak merupakan deposit lunak yang melekat pada gigi yang terdiri dari
berbagai macam bakteri maupun mikroorganisme yang aktif
berkembangbiak pada suatu matriks, jika seseorang kurang menjaga
kebersihan gigi dan mulutnya akan memperbesar kemungkinan karies

7
dan infeksi gingiva (periodontitis). Penumpukan plak dan kalkulus yang
terlalu lama akan menyebabkan pembentukan karang gigi yang dapat
menurunkan jaringan periodontal.

- Akumulasi dan maturasi plak bakteri dapat menyebabkan


perkembangan inflamasi pada jaringan gingiva terdekat.

2. Jawab :

- Disfungsi mikrosirkulasi pada jaringan periodonsium dapat


mengakibatkan kelainan pada jaringan periodontal.

3. Jawab :

- pada saat terjadi kerusakan jarinagan, proses neovaskularisasi berperan


dalam pertahanan fungsi jaringan yang terlibat dalam kerusakan,
pembuluh darah baru terbentuk menggantikan pembuluh darah yang
rusak. Pada neovaskularisasi pembentukan pembulu darah abru berasal
dari kapiler kapiler yang tidak mengalami kerusakan. Pembuluh darah
kapiler ini terdiri atas sel sel endotel dan perisit. Pada awal pembentukan
pembuluh darah baru terjadi pengikatan faktor-faktor pertumbuhan oleh
reseptor yang berada pada sel endotel sehingga terjadi pengaktifan
sinyal intraseluler. Sel endotel yang diaktifkan akan mengeluarkan
enzim proteolitik yang dapat melarutkan lamina basal kemudian sel
endotel dapat berkembangbiak dan bermigrasi ke dalam luka. Setelah
itu sel endotel melepaskan matriks metaloproteinase di bagian awal
proliferasi dan kemudian melisiskan jaringan disekitarnya. Selanjutnya
bentukan baru terbangun dalam kanal tubular kecil yang saling
berhubungan satu sama lain membentuk loop mikrosirkulasi.

4. Jawab :

- Kombinasi kolaps dari beberapa venula dan limfatik dan statis dalam
pembuluh darah yang lain menyebabkan penurunan penghantaran
jumlah oksigen dan nutrisi di jaringan dan ketidakmampuan jaringan
untuk membersihkan diri sendiri dari hasil metabolisme dan inflamasi.

8
Jika kolaps dan statis berdurasi lama, maka jaringan akan mengalami
kematian dan kerusakan sel.

- Mikrosirkulasi statis dan kolaps dapat menyebabkan pembuluh darah


mengalami kerusakan serta kemungkinan rupturnya pembuluh-
pembuluh halus akibat terjadinya penumpukan atau penimbunan disatu
titik selain itu juga dapat menyebabkan disfungsi endotel, adesi dan
perguliran sel darah putih dan platelet serta perubahan sel darah merah.

- Mikrosirkulasi merupakan jembatan antara makrosirkulasi dan sel, jika


terjadi gangguan pada mikrosirkulasi maka akan menyebabkan hantaran
zat atau substansi tersebut tidak mencapai sel sehingga akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan.

5. Jawab :

- Perubahan tersebut ada hubungannya dengan gigi ngilu. kita melakukan


preparasi gigi maka akan menyebabkan pengurangan struktur gigi
lainnya yang dimana dentine akan terekspos sehingga menyebabkan
gigi lebih sensitive dan ngilu terhadap paparan dan hal tersebut akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

- Gigi ngilu dapat terjadi karena adanya penipisan pada enamel gigi yang
mana membuat dentine yang terdiri atas banyak saraf mudah terpapar
rangsangan tertentu.

6. Jawab :

- Fungsi secara umum adalah :

• sebagai jalan dimana sel sel darah merah membawa oksigen ke


jaringan dan membuang karbondioksida keluar dari jaringan

• Mengedarkan glukosa dan asam amino keseluruh sel dan


membuang sisanya.

• Pertukaran substansi

9
• Pertahanan tubuh yang pertama kali untuk melawan injury atau
infeksi dan terlibat juga dalam proses reparative, contohnya :
gingiva dan epitel pada sulkus gingiva merupakan garis
pertahanan pertama. Epitel ini bukan merupakan pertahanan
yang kekal terhadap serangan bakteri, jika rusak maka
mikrosirkulasi yang utuh dalam jaringan ikat sangat penting
untuk melawan bakteri.

- Morfologi : mikrosirkulasi melalui pembuluh terkecil arteriole, kapiler


dan venula. Kapiler yang dindingnya terdiri dari satu lapisan sel endotel
berfungsi sebagai pengganti transfer cepat oksigen dan nutrisi kedalam
jaringan. Ada sekitar 10 milyar kapiler untuk pertukaran nutrisi
kepadatan kapiler yang bervariasi dari jaringan ke jaringan. Otot
arteriole berfungsi sebagai penghambat utama dan mengatur aliran
darah regional ke tempat bed kapiler. Lalu venula bertindak terutama
sebagai pengumpul saluran dan pembuluh penyimpanan.

- Pembuluh pembuluh dalam pleksus gingiva menjadi menggelembung


karena menyerap cairan dan melebar

- Pembuluh gingiva lama dapat ditembus air

- Elemen vascular lama lama pindah ke jaringan gingiva

- Pembuluh darah dan pembuluh limfatik yang menembus sebagian besar


jaringan mulut memberikan mekanisme homeostatis pada komponen
penting sebagian besar pertukaran produk gas, nutrisi, dan limbah
metabolisme terjadi pada tingkat mikrosirkulasi. Mikrosirkulasi rongga
mulut berperan penting dalam homeostatis atau pertahanan tubuh dari
pathogen dan melakukan pergantian substansi, pergantian substansi ini
bisa diakibatkan karena jumlah kapiler yang banyak, permukaan
membrane kapiler yang besar sehingga volume dalam melakukan
pertukaran terssebut lebih besar. Kemudian kecepatan aliran dalam
kapiler lebiih rendah sehingga waktu untuk pertukarannya Panjang.
Mikrosirkulasi rongga mulut merupakan fungsi terpenting dalam

10
sirkulasi yang berupa transfer zat nutrisi ke jaringan rongga mulut.
Fungsi ini akan dilakukan oleh rangkaian pembuluh darah yang dimulai
dari arteri, arteriole, kapiler, venula dan venule.

7. Jawab :

- Ada 3 sumber vaskularisasi menuju jaringan periodontal yaitu : arteria


supraperiosteal, arteria ligamentum periodontal, dan arteria yang keluar
dari puncak alveolar. Semua arteria beranastomosa dan berakhir sebagai
kapiler di daerah crevicular gingiva.

- Gingiva dan membrane periodontal dialiri cabang cabang dari arteri


superior posterior dan alveolaris inferior yang merupakan cabang dari
arteri maksilaris. Cabang-cabang interadikulasi dan interseptal dari
kedua arteri alveolaris masuk ke daerah tulang septal dan radikulat dekat
dengan daerah apikal gigi kemudian melewati koronal dan mengirimkan
cabang-cabang melalui daerah kortikal plate untuk mensuplai darah ke
membrane periodontal dan marginal gingiva.

8. Jawab :

- Celah endotel atau biasa disebut celah antar sel ini hanya terletak pada
tepi sel endotel dan luas permukaannya tidak lebih dari 1/1000 total luas
permukaan dinding kapiler. Celah antar sel merupakan celah tipis dan
berbelok terletak diantara sel-sel endotel yang saling bersebelahan,
setiap celah diselangi oleh ridge perlekatan protein yang pendek yang
menyangga sel sel endotel bersamaan dan cairan dapat lewat dengan
bebas melalui celah.

9. Jawab :

- Disregulasi mikrosirkulasi hanya akan dapat membaik sebagian maupun


tidak membaik walaupun sudah dilakukan perbaikan
makrohemodinamik.

- Mikrosirkulasi kolaps akan menyebabkan disfungsi pada mikrosirkulasi


jaringan periodontal yang akan menyebabkan kelainan pada jaringan

11
periodontal tetapi hal itu dapat dicegah dengan mengurangi kebiasaan
buruk seperti merokok, konsumsi alkohol dan konsumsi gula karena
diabetes melitus juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan
periodontal.

10. Jawab :

- Apabila venular melebar akan mengganggu penghalang kapiler. Dengan


lapisan kapiler yang hilang venula serta arteriole membentuk hubungan
langsung. Dinding venula tidak memiliki struktur internal yang
diperlukan untuk mentolerir aliran darah bertekanan tinggi dan
menyebabkan rentan terhadap pendarahan.

- Kapiler yang mengalami pelebaran akan mengalami penurunan


kecepatan aliran darah, hal ini akan mempengaruhi adhesi leukosit pada
mikrosrikulasi dan venularpost kapiler, akibatnya leukosit akan
terperangkap pada endotel dan teraktivasi, disamping itu fibrin
perikapiler akan menjadi barrier terhadap difusi oksigen dan nutrisi lain.
Keadaan ini akan menyebabkan kerusakan jaringan berupa hipoksia.

- Perubahan vaskularisasi seperti pelebaran pada venular kapiler


menyebabkan dilatasi pembuluh darah kapiler dan inflantrasi agen-agen
inflamasi sehingga dapat terjadi pembengkakan pada gingiva. Apabila
kondisi ini diikuti dengan terdapatnya plak atau bakteri pada gigi di
bawah margin gingiva dapat mengakibatkan terjadinya gingivitis
bahkan dapat berlanjut menjadi periodontitis. Hal ini akan
mengakibatkan menurunnya pasokan darah ke gingiva sehinga
mempengaruhi revaskularisasi dan aktivitas sel sel pada jaringan
periodonsium.

12
2.4 Step 4 (Peta Konsep/Mapping)

Mikrosirkulasi
jaringan
periodontal

1. Preparasi gigi
2. Plak, kalkulus,
Morfologi dan Fisiologi Mekanisme
penyakit
Mikrosirkulasi jaringan Mikrosirkulasi
sistemik, gigi
periodontal jaringan periodontal
tiruan

Perubahan
Mikrosirkulasi
jaringan
periodontal

2.5 Step 5 (Learning Objective)

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan morfologi dan fisiologi


dari mikrosirkulasi jaringan periodontium.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme mikrosirkulasi


jaringan perodontium.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan factor penyebab perubahan


mikrosirkulasi jaringan periodontium.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dampak perubahan dari


mikrosirkulasi jaringan periodontium.

13
BAB III

SESI 2

3.1 Step 7 (Mengidentifikasi Learning Objective)

3.1.1 Morfologi dan Fisiologi Mikrosirkulasi Jaringan Periodontal

Morfologi Mikrosirkulasi Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal merupakan struktur jaringan penyangga gigi yang


mengelilingi akar dan melekatkan ke tulang alveolar. Komponen dari jaringan
periodontal adalah gingiva, tulang alveolar, ligamentum periodontal, dan
sementum. Mikrosirkulasi menurut Zweifacht (1957) merupakan pembuluh darah
yang membentuk bagian terminal dari sistem sirkulasi yang terdiri dari kapiler yang
tidak mempunyai otot polos serta bagian terkecil dari arteri dan vena yang tidak
mempunyai otot polos. Komponen yang termasuk kedalam mikrosirkulasi
mempunyai diameter kurang dari 100 mikrometer.

Cabang arteri alveolaris mensuplai darah ke pulpa gigi ke maxilla maupun


mandibula. Aliran darah pada pulpa gigi mandibula disuplai oleh arteri alveolaris

14
inferior, sedangkan aliran darah pada pulpa gigi maxilla disuplai oleh arteri
alveolaris infraorbitalis dan arteri alveolaris superior posterior.

Komponen-komponen yang termasuk ke dalam mikrosirkulasi adalah

1. Arteriole, merupakan pembuluh darah cabang terkecil dari arteri.


Diameternya 50-100 mikrometer. Dindingnya terdiri dari serat otot polos
dan serat elastic sehingga menjadi sangat peka untuk berkontraksi maupun
berdilatasi mengalirkan darah ke kapiler. Pada dinding arteriol terdapat 3
lapisan : tunika adventisia (lapisan terluar) yang terdiri dari selapis jaringan
ikat mengandung serat kolagen dan elastis, tunika media (lapisan tengah)
yang terdiri dari 1-3 lapis otot polo dan serat elastis, dan tunika intima
(paling dalam) yang terdiri dari sel endotel dan membrane elastika interna.

2. Arteriole Terminal, memiliki diameter 10-15 mikrometer, lebih kecil dari


arteriol dan lebih besar dari kapiler. Arteriole terminal dengan arteriole
dipisah hanya dengan selapis sel otot polos pada bagian media. Struktur
penyusun dinding arteriole terminal hamper sama dengan struktur penyusun
arteriole, hanya dibedakan pada lapisan tunika intima yang disusun oleh sel
endotel squamosa dan lamina basal continu yang menghubungkan antara
otot polos dan sel endotel. Arteriole terminal tidak mempunyai membrane
elastika interna.

3. Kapiler, merupakan pembuluh endotel yang menghubungkan arteriole dan


venula dari sistem sirkulasi darah. Mempunyai diameter 7-9 mikrometer

15
dengan dindingnya sangat tipis bersifat semipermeable yang terdiri dari
selapis sel endotel. Dinding kapiler tidak mempunyai otot polos, hanya
tersusun dari selubung tipis serat kolagen dan serat elastis disertai sel
perivascular atau perisit. Sel endotel pada kapiler dibagi menjadi 3 yaitu :

a. kapiler endotel kontinu yang mempunyai celah interseluler

b. kapiler endotel fenetrasi atau pori yang mempunyai pori yang bisa
terbuka dan tertutup yang dilapisi diafragma membrane plasma. Dapat
ditemukan pada sulkus gingiva, mukosa intestinal, dan sepanjang pulpa.

c. Kapiler endotel diskontinu yang membrane dasarnya diskontinu.

4. Vena Kapiler, merupakan komponen sitem sirkulasi yang mengeluarkan


darah dari sistem mikrosirkulasi ke jantung. Diameternya antara 8-10
mikrometer, lebih kecil dari venula dan lebih besar dari kapiler. Dindingnya
terdiri dari 3 lapisan : tunika adventisia yang terdiri dari jaringan ikat dan
sel endotel yang dikelilingi serat elastis. Tunika media yang terdiri dari otot
polos dan serat elastis. Tunika intima yang terdiri dari lapisan fibroblastic
luar.

5. Venula, merupakan pembuluh darah eferen dari sirkulasi pulpa. Dinding


venula tipis dan lumennya lebih besar karena venula mempunyai sedikit otot

16
polos. Lumen yang besar bermanfaat untuk memperlancar aliran darah
keluar dan masuk venula. Venula tidak dipersarafi sehingga bersifat pasif
dan tidak mengalami vase kontriksi atau berkonraksi.

6. Anastomosis arteri vena, merupakan pembuluh darah yang menghubungkan


langsung antara arteri dan venula sehingga darah yang mengalir ke arteriole
dan seharusnya mengarah ke kapiler, diarahkan menuju venula. Dinding
anastomosis arteri vena terdiri dari 3 lapisan yaitu, tunika adventisia yang
terdiri dari jaringan iakt dengan serat elastic tebal, tunika media yang terdiri
dari sel otot polos yang tersusun melingkar dan obliq, tunika intima yang
tersusun dari sel endotel dan dan otot polos yang dipisah lamina basal.

7. Springter Prekapiler, merupakan pembuluh darah yang menghubungkan


arteriole dengan kapiler. Springter mempunyai otot polos yang mengelilingi
bagian awal kapiler. Diameternya 50-100 mikrometer dan mempunyai 3
lapisan pada dindingnya, yaitu : tunika adventesia yang terdiri dari jaringan
ikat yang tersusun dari serat kolagen dan serat elastis, tersusun emmanjang
atau longitudinal. Tunika media yang terdiri dari 1-3 lapis sel otot polos
dengan serat elastis bertebaran. Tunika intima yang terdiri dari sel endotel
dan membrane elastika interna.

17
Pada mikrosirkulasi periodontium juga terdapat saraf saraf penghantar
impuls, saraf simpatis dan parasimpatis pada pulpa gigi masuk melalui foramen
apical dan akan mempersarafi otot polos begitu juga saraf saraf pada mikrosirkulasi
periodontium, namun saraf pada mikrosirkulasi pulpa lebih tebal daripada saraf
saraf yang menginervasi pulpa gigi.

Fisiologi Mikrosirkulasi Jaringan Periodontal

Mikrosirkulasi merupakan sirkulasi darah pada pembuluh darah terkecil


yang sulit jika dilihat dengan kasat mata. Pembuluh darah mikro ini termasuk
kepada arteriol terminal, metarteriole, kapiler dan venula. Secara umum fungsi dan
tujuan utama mikrosirkulasi ini ialah untuk mengirimkan oksigen dan nutrisi serta
menghilangkan Co2 dalam pembuluh darah. Pada umumnya, pembuluh darah
mikrosirkulasi ini dilapisi oleh sel endotel yang halus dan dapat berfungsi mengatur
pergerakan air dan bahan terlarut dalam plasma interstisial antara darah dan
jaringan. Pada jaringan periodontal, tiap-tiap struktur memiliki vaskularisasi yang
berbeda-beda. Seperti pada gingiva, salah satu vaskularisasinya berasal dari arteriol
yang datang dari arteri alveolaris superior inferior, cabang arteri maksilaris dalam
tulang kanselus. Dalam system kardiovaskular, darah akan meninggalkan jantung
lalu masuk ke dalam arteri, arteriol, kapiler, venula, vena lalu kembali menuju
jantung.

Fungsi terpenting sirkulasi yang terjadi dalam mikrosirkulasi berupa


transport zat nutrisi ke jaringan dan pembuangan ekstra sel (Guyton and Hall,
2013). Arteriol kecil mengendalikan aliran darah menuju tiap jaringan dan juga
mengendalikan diameter dari arteriol itu sendiri. Dalam pertukaran zat nutrisi antara
jaringan dan sirkulasi darah, terjadi secara difusi dengan dinding kapiler yang
sangat tipis dengan satu lapis sel endotel yang permeable. Untuk zat yang larut
lemak, ia akan dapat berdifusi secara langsung melalui sel endotel kapiler tanpa
harus melalui pori-pori celah antar sel endotel. Zat yang dapat berdifusi secara
langsung ini diantaranya oksigen dan karbondioksida. Zat-zat ini dapat menembus
semua area membrane kapiler dan kecepatannya lebih besar daripada zat yang tidak
larut dalam lemak.

18
Beberapa zat larut air yang dibutuhkan oleh jaringan nyatanya tidak dapat
menembus membrane sel lipid endotel, seperti molekul air, ion natrium, ion klorida
dan glukosa. Akan tetapi mereka tetap bisa menembus membrane lipid pada sel
endotel. Perlu diketahui bahwa terdapat jalur kecil yang menghubungkan kapiler
dengan jaringan luar yang dinamakan sebagai celah antar sel. Celah antar sel sendiri
ini merupakan celah tipis berkelok terdapat diantara sel endotel yang bersebelahan.
Sekalipun luas permukaan kapiler tidak lebih dari 1/1000 ditempati oleh celah antar
sel ini, namun sudah memungkinkan sejumlah besar difusi air dan zat larut air
melalui celah ini.

Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua struktur dari jaringan


periodontium dilewati oleh pembuluh darah. Terdapat salah satu struktur jaringan
periodontium yang tidak memiliki pembuluh darah di dalamnya. Struktur ini yaitu
sementum. Sekalipun ia tidak memiliki pembuluh darah, namun nutrisi dapat ia
dapatkan dari sel yang didalamnya maupun dari ligament periodontal yang ada
disekitarnya.

Mikrosirkulasi adalah jaringan vaskular terminal dari sirkulasi sistemik


yang terdiri dari pembuluh mikro dengan diameter <20 µm. Pembuluh mikro ini
terdiri dari arteriol, venula pasca kapiler, kapiler, dan (sub) konstituen selulernya
(Gbr. 1). Mikrosirkulasi periodonsium harus digambarkan secara anatomis dan
dipelajari fungsinya seperti halnya perilaku jaringan terkait erat dengan vaskular
kompetensi. Karena mikrosirkulasi dapat diubah menurut distribusi, struktur dan
perilaku pada banyak penyakit prosesus (yaitu, inflamasi, trauma oklusal, diabetes
mellitus) pengetahuan tentang detail basalperiodontal vaskularisasi dan sangat
diperlukan.

19
Gambar 1. Anatomi mikrovaskuler. Mikrosirkulasi adalah bagian dari
sistem vaskular dan terdiri dari pembuluh-pembuluh kecil yang disebut arteri,
kapiler, dan venula. Kapiler limfatik membawa cairan ekstravaskular ke dalam
sistem vena. Arteriol dikelilingi oleh sel otot polos pembuluh darah yang fungsinya
untuk mengatur tonus arteriol.

Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai


sistem transportasi tubuh. Pembuluh darah menyingkirkan zat-zat sisa dan
penyampaian sinyal hormone. Mikrosirkulasi adalah tujuan akhir dari sistem
kardiovaskular dan akhirnya bertanggung jawab untuk transfer oksigen dari sel
darah merah (RBC) di kapiler ke sel parenkim di mana oksigen dikirim untuk
memenuhi kebutuhan energi sel jaringan sehingga mendukung aktivitas fungsional
mereka.

Sistem peredaran darah dirancang untuk menghadirkan nutrisi zat untuk


semua sel tubuh dan untuk menghilangkan produk limbah sel ini dari jaringan.
Arteri dan vena bertindak sebagai saluran utama untuk darah mengalir. Arteri yang
sangat elastis mengangkut darah dari jantung ke jaringan dan berfungsi sebagai
reservoir tekanan untuk terus mendorong darah ke depan sewaktu jantung sedang
mengalami relaksasi dan pengisisan. Dinding arteriol mengandung lebih sedikit

20
jaringan elastik tetapi lebih banyak otot polos. Otot dipersarafi oleh serat saraf
adrenergik, yang merupakan vasokonstriktor dalam fungsinya dan pada beberapa
keadaan oleh serat kolinergik yang mendilatasi pembuluh. Arteriol adalah tempat
utama tahanan terhadap aliran darah dan sedikit perubahan pada garis tengahnya
membuat perubahan besar dalam tahanan perifer total.

Vena yang sangat lentur mengembalikan darah ke jantung dan juga


berfungsi sebagai reservoir darah. Limfatik membawa kembali cairan jaringan ke
dalam darah sistem vaskular melalui suksesi saluran getah bening, kapiler dan
saluran limfatik, duktus limfatik kanan atau duktus toraks, dan dari situ ke dalam
sistem vena.

Semua darah yang dipompa oleh sisi kanan jantung mengalir ke paru untuk
menyerap 02 dan mengeluarkan CO2. Darah yang dipompa oleh sisi kiri jantung
dibagi-bagi dalam berbagai perbandingan ke organ-organ sistemik melalui
pembuluh-pembuluh yang tersusun paralel dan bercabang dari aorta berfungsi
memastikan bahwa semua organ meneriman darah dengan komposisi yang sama
yaitu sebuah organ tidak menerima darah "sisa" yang telah melintasi organ lain.
Mikrosirkulasi sebagai interkoneksi yang kompleks yang saling berhubungan,
menjamin seluler dan antarhidrasi seluler serta transfer subnutrisi ke dalam
lingkungan antar sel untuk serapan sel. Kapiler membentuk lebih dari 90%
pembuluh darah sistem organisme, dan menembus jaringan jadi secara menyeluruh
bahwa mereka tidak lebih dari 25 hingga 50 mikron dari sel mana pun (Zweifach,
1961).

Fungsi lain dari mikrosirkulasi termasuk pengaturan pertukaran zat terlarut


antara ruang intravaskular dan jaringan dan bertanggung jawab untuk pengangkutan
semua hormon dan nutrisi yang dibawa darah ke sel-sel jaringan termasuk
memediasi aktivitas fungsional sistem kekebalan dan hemostasis. Ini bisa dibilang
merupakan kompartemen paling penting dari sistem kardiovaskular, karena
bersentuhan langsung dengan sel parenkim, yang mengandalkan fungsinya yang
tepat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya guna mendukung fungsi
organ (Guven et al, 2020).

21
Pembuluh mikrosirkulasi hampir seluruhnya dilapisi oleh sel endotel. Sel-
sel ini mengandung fenestrasi dan pori-pori yang disatukan oleh berbagai molekul,
termasuk cadherin serta gap junction pembawa arus, yang memungkinkan
komunikasi kelistrikan hulu antara endotel dengan struktur bervariasi dalam
kepadatan dan morfologi antara organ dan pembuluh darah.

Sel endotel bersimbiosis dengan sel otot polos mengatur aliran darah
mikrovaskuler terutama dengan regulasi vasoton arteriol. Ada 3 mekanisme utama
yang menyebabkan regulasi ini: mekanisme kontrol miogenik, metabolik, dan
neurohumoral. Salah satu struktur subseluler terpenting dari endotel yang
memediasi fungsinya adalah glikokaliks yang ada di sisi luminal endotel [Uchimido
et al, 2019; Weinbaum et al, 2007; Ince et al, 20016).

Glikokaliks ini adalah lapisan seperti gel 0,2-0,5 µm yang disintesis oleh
endotel. Dan terdiri dari 3 komponen utama, proteoglikan, glikosaminoglikan, dan
protein plasma yang menyimpan berbagai zat seperti antitrombin dan superoksida
dismutase. Glikokaliks bertanggung jawab atas beberapa proses fisiologis,
contohnya homeostasis, transport zat terlarut, dan fungsi imunologi.

Mikrosirkulasi berfungsi sebagai imunologi atau pertahanan tubuh pertama


kali untuk melawan injuri maupun infeksi dan terlibat juga dalam proses reparatif.
Contoh: gingiva dan epitel pada sukus gingiva merupakan garis pertahanan
pertama. Epitel disini bukan pertahanan yang absolut terhadap produk-produk dari
bakteri. Jika rusak, maka mikrosirkulasi yang utuh dalam jaringan ikat sangat
penting untuk melawan bakteri.

Meskipun secara umum dianggap bahwa integritas glikokaliks adalah


penentu utama dari penghalang vaskular, telah ditunjukkan dalam sebuah
penelitian baru-baru ini bahwa pernyataan itu tidak tepat dan glikokaliks dapat
dilepaskan dalam kondisi syok tanpa mengganggu fungsi penghalang vascular
(Guerci et al, 2019). Secara umum dianggap bahwa disfungsi endotel sebagai salah
satu kejadian seluler utama yang bertanggung jawab atas kolaps hemodinamik yang
terlihat pada keadaan syok dan bertanggung jawab atas ketidakefektifan prosedur
resusitasi rutin (Ince, 2016).

22
Mikrosirkulasi adalah kunci penting untuk fungsi ginjal karena peran
sentralnya dalam mengantarkan oksigen ke mikrosirkulasi ginjal (Zafrani, 2015;
Post, 2017). Mayoritas (> 80%) oksigen yang dikirim ke ginjal digunakan untuk
produksi ATP yang dibutuhkan oleh pompa Na + / K + yang aktivitasnya penting
untuk reabsorpsi natrium tubular (Welch, 2006).

3.1.2 Mekanisme Mikrosirkulasi Jaringan Periodontium

Mekanisme Mikrosirkulasi Jaringan Periodontium

Kapiler merupakan komponen terpenting dalam mikrosirkulasi, merupakan


tempat yang paling ideal untuk terjadinya pertukaran zat. Pada membran kapiler
tidak terdapat system transpor yang diperantarai oleh pembawa. Bahan-bahan
dipertukarkan menembus membran kapiler terutama dengan difusi (Guyton, 2014).

Sistem Mikrosirkulasi

Sistem vaskular terdiri dari arteri, kapiler dan vena, melalui jantung yang
memompa darah ke seluruh tubuh. Yang penting dalam sistem vaskuler adalah
perpindahan proses transportasi darah dan pemindahan zat dari pembuluh darah ke
jaringan dan juga sebaliknya. (Guyton, 2014; Sirbernagl and Despopoulos, 2008).

Darah umumnya tidak mengalir secara terus menerus melalui kapiler.


Tetapi, secara intermiten mengalir dan berhenti setiap beberapa detik atau beberapa
menit. Penyebab timbulnya aliran intermitten ini disebut vasomotion yang berarti
kontraksi intermitten pada metarteriole dan sfingter prekapiler. Sfingter prekapiler
berfungsi sebagai pintu untuk menyalurkan darah ke kapiler. Faktor yang terpenting
dalam pengaturan ini adalah konsentrasi oksigen dalam jaringan serta kebutuhan
jaringan akan oksigen. Ketika jaringan membutuhkan oksigen atau nutrisi yang
lebih banyak maka sfingter prekapiler akan membuka lebih sering dan lebih lama.

23
Sewaktu darah mengalir di sepanjang lumen kapiler, sejumlah besar
molekul air dan partikel terlarut berdifusi bolak-balik melalui dinding kapiler,
sehingga terjadi percampuran terus-menerus antara cairan interstisial dan plasma.
Difusi disebabkan oleh pergerakan termal molekul air dan zat terlarut dalam cairan,
yaitu berbagai molekul dan ion mula-mula bergerak dalam satu arah dan kemudian
ke arah lainnya, bertumbukan secara acak di setiap arah. Terdapat celah
sempit/pori2 antara sel2 endotel yang berderet melintang di dinding kapiler.
Sebagai media pertukaran plasma dan cairan interstisium

Filtrasi cairan yang melewati kapiler ditentukan oleh Tekanan Hidrostatik


dan Osmotik Koloid. Tekanan Kapiler (Pc) cenderung mendorong cairan keluar
melalui membran kapiler. Tekanan cairan interstisial (Pif) cenderung mendorong
cairan ke dalam melalui membran kapiler. Tekanan osmotik koloid plasma kapiler
(πp) cenderung menimbulkan osmosis cairan ke dalam melalui membran kapiler.
Tekanan osmotik koloid cairan interstisial (πif) cenderung menimbulkan osmosis
cairan keluar melalui membran kapiler (Guyton, 2014).

Mikrosirkulasi pada Jaringan Periodontal

Tiga sumber vaskularisasi menuju jaringan pendukung gigi :

1. Arteria supraperiosteal,

24
2. Arteria ligamentum periodontal
3. Arteria yang keluar dari puncak alveolar.

Arteria tersebut beranastomose dan berakhir sebagai kapiler di daerah


krevikuler gingiva (Newman dkk., 2002).

Mikrosirkulasi subepitelium gingiva, mengisi papila gingiva dengan ujung


serabut aferen dan pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang dihubungkan satu
dengan yang lain dan dilengkapi kapiler-kapiler yang memipih dan berfungsi
sebagai pembuluh cadangan pada saat terjadi peningkatan bila ada iritasi lokal atau
penyakit sistemik (Carranza, 2002).

Gusi dan membran periodontal dialiri cabang cabang dari arteri posterior-
superior dan alveolaris inferior yang merupakan cabang arteri maksilaris, cabang-
cabang interrudikulasi dan interseptal dari kedua arteri alveolaris masuk ke daerah
tulang septal dan radikulat dekat dengan daerah apikal gigi. Kemudian melewati
koronal dan mengirimkan cabang-cabang melalui daerah cortical plate untuk
mensuplai membrane periodontal dan marginal gingiva.

Cabang-cabang yang lain dari arteri alveolaris mensuplai ligament


periodontal secara langsung. Arteriol-arteriol dan cabang-cabang ligament
periodontal tersebut naik untuk mensuplai marginal gingiva. Arteri buccinator
mengeluarkan cabang untuk mensuplai periosteum maksila dan mandibula.
Selanjutnya cabang-cabang arteri periosteum ini mensuplai jaringan gingival. Pada
aspek palatinal arteri palatinal yang lebih besar mengirimkan cabang ke palatal
gingival dan membran mukosa.

25
Terdapat tingkat anastomosis yang cukup tinggi antara beberapa cabang dari
arteri-arteri interseptal, periodontal dan periosteum, yang semuanya itu mensuplai
gingival dan membran periodontal. Oleh karena jaringan anastomosis dan tingkat
percabangan yang cukup tinggi, struktur vascular gingival sangat komplek.
Berdekatan dengan epitel gingival, anastomosis pembuluh darah membentuk
pleksus gingival.

Hubungan mikrosirkulasi gingival dan struktur periodontal sangat dekat,


baik secara anatomis maupun fungsionalnya, tetapi ada perbedaan terutama pada
suplai utama darah di gingival oleh pembuluh supraperiosteum. Sedangkan
membran periodontal mengandalkan pembuluh darah yang menembus alveolus itu
sendiri.

Walaupun anastomosis terjadi dalam masing-masing mikrosirkulasi,


keduanya (gingival dan periodontal) relatif tidak saling bergantung. Hal ini tidak
secara struktural tetapi juga secara fungsional, dia telah diketahui bahwa apabila
salah satu dari sirkulasi itu macet, suplai darah yang lain tidak berubah. Hal ini tidak
berarti menyatakan bahwa kedua mikrosirkulasi itu secara keseluruhan terpisah,
apabila kepentingan khusus muncul, seperti halnya respon inflarmasi, maka
mikrosirkulasi yang lain dapat berperan penting untuk menurunkan aliran darah,
dari pembuluh -permbuluh darah yang rusak atau hancur.

26
Adanya ujung-ujung syaraf yang tidak ditutupi oleh myelin pada pembuluh
gingival dan menyebarnya katekolamin khususnya di sepanjang dinding otot polos
dari arteriol. Rangsangan simpatik menyebabkan penurunan yang nyata dalam
aliran darah gingival. vasokonstriktor dipengaruhi oleh alpha-reseptor (Manson, J.
D., 1993).

MEKANISME KERUSAKAN MIKROSIRKULASI JARINGAN


PERIODONTAL

Respon tubuh terhadap kerusakan dapat mempengaruhi mekanisme


mikrosirkulasi. Perubahan ini dapat berupa perubahan permeabilitas vaskuler,
perubahan hemodinamik, dan perubahan seluler.

Mekanisme utama yang ikut dalam proses perubahan mikrosirkulasi


diantaranya adalah disfungsi endotel, terganggunya komunikasi antar sel,
perubahan glikokaliks, adesi dan perguliran sel darah putih dan platelet, dan
perubahan sel darah merah.

Perubahan ini dapat berupa peningkatan permeabilitas vaskuler yang dapat


diakibatkan oleh beberapa hal seperti pembentukan sela endotelial antar sel pada
venula yang merupakan mekanisme yang paling sering ditemukan untuk mendasari
peningkatan permeabilitas vaskuler. Sel sel endotel dipicu berkontraksi sehingga
sela antar sel terbuka.

Perubahan pada kaliber dan permeabilitas vaskuler mempengaruhi aliran


darah, perubahan tersebut terjadi dengan berbagai intensitas kecepatan.
Peningkatan permeabilitas vaskuler menyebabkan eksudasi cairan yang kaya
protein dan menurunkan tekanan osmotik plasma. Gabungan antara peningkatan
tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan osmotik menyebabkan aliran cairan
keluar secara nyata dan terbentuk edema. Stasis terjadi ketika kehilangan cairan
menyebabkan konsentrasi sel darah merah naik dan terjadi peningkatan viskositas
darah sehingga aliran darah melambat. Pada keadaan stasis akan terjadi akumulasi
sel leukosit (terutama neutrophil) di sepanjang tepi endotel dan sel-sel leukosit
mulai bermigrasi melalui dinding pembuluh darah.

27
Selain peningkatan permeabilitas, mikrosirkulasi juga dapat mengalami
perubahan hemodinamik. Berawal dari respon berupa vasokonstriksi yang
sementara dan cepat. Respon ini lalu diikuti oleh vasodilatasi. Lalu arterial dan
sphincter precapiler akan mengalami relaksasi dan membuka katup yang telah
tertutup untuk menginaktifkan vasodilatasi. Vasodilatasi diperkuat kembali dan
diperpanjang oleh pelepasan substansi vasodilator. Jika tidak dilawan oleh beberapa
perubahan-perubahan, peningkatan tekanan hidrostatik dalam arteriol dan kapiler
akan berperan untuk meningkatkan filtrasi cairan plasma dengan adanya larutan
elektrolit dan kristaloid dari darah ke jaringan interstisial. Cairan yang ada dalam
cairan menyebabkan tekanan hidrostatik dalam jaringan meningkat. Kenaikan ini
cenderung melawan pergerakan cairan dalam jaringan. Tapi juga menghasilkan
peningkatan tekanan yang terus mendesak. Semua faktor tersebut berperan untuk
lebih lembam pada aliran darah dan akhirnya stasis. Kombinasi kolaps dari
beberapa venula dan limfatik dan stasis dalam pembuluh darah yang lain
menyebabkan penurunan penghantaran jumlah oksigen dan nutrisi di jaringan dan
juga ketidakmampuan jaringan untuk membersihkan diri sendiri dari hasil
metabolisme dan inflamasi. Jika stasis dan vascular kolaps durasinya lama, jaringan
akan mengalami kematian dan kerusakan sel.

3.1.3 Faktor Penyebab Perubahan Mikrosirkulasi Jaringan Periodontium

FAKTOR EKSTERNAL

Faktor penyebab perubahan mikrosirkulasi pada jarringan periodontium itu


ada 2, yaitu fator eksternal dan factor internal, yang dimana factor eksternal tersebut
adalah preparasi gigi.

Jaringan periodontium adalah jaringan yang mengikat gigi pada soketnya,


yaitu pada tulang alveolar. Jaringan ini berfungsi mengelilingi dan menyangga gigi.
Jaringan periodontium (periodontal) terdiri dari empat bagian, yaitu ada gingiva,
ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Selain bersifat sebagai
bantalan, jaringan periodontal ini melindungi gigi dari kerusakan selama proses
pengunyahan.

28
Jaringan periodontium memiliki sistem kerja yang unik dan rumit. Yang
dimana Jaringan ini memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap bentuk.
tekanan, dengan bantuan berbagai macam serabut periodontal. Pada jaringan
periodontal yang sehat, antara gigi dan gingiva terdapat celah (saku) gusi sedalam
±2-3 mm. Dalam saku gusi ditemukan sel dewasa yaitu (sel tulang maupun sel
jaringan), terus ada pembuluh darah (vena dan arteri), limfe dan saraf Sistem
vaskuler berperan penting dalam penyediaan berbagai nutrisi yang dibutuhkan gigi
dan jaringan disekitarnya. Untuk status periodontal ini sendiri sebenarnya sangat
berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang, sehingga kini telah dilakukan
program penjagaan kesehatan periodontal yang didasarkan pada adanya hubungan
antar kesehatan mikrosirkulasi jaringan periodontal dan kesehatan umum.

Istilah mikrosirkulasi ini menyatakan bahwa mikrosirkulasi adalah


pembuluh darah yang membentuk bagian terminal dari sistem sirkulasi.
Mikrosirkulasi terdiri dari pembuluh kapiler yang tidak mempunyai otot polos serta
bagian terkecil dari arteri dan vena yang mempunyai otot polos. Secara umum,
komponen-komponen yang termasuk bagian dari mikrosirkulasi adalah pembuluh
darah dengan diameter kurang dari 100 mikro.

Preparasi gigi ini sendiri pasti memiliki keterkaitan dengan jaringan


periodontal, yang dimana preparasi gigi ini memiliki maksud suatu tindakan
pengasahan jaringan permukaan gigi yang akan menjadi penyangga gigi tiruan
dengan tujuan untuk menyediakan tempat mahkota yg menghilangkan daerah
tertentu, untuk meminimalisir jaringan yang rusak misalnya saja karies. Perawatan
ini sendiri, dilakukan untuk mencegah karies dari daerah pulpa ke daerah apeks,
yang dimana akan mengembalikan gigi dengan bentuk fungsi normal. Jika bagian
Pulpa gigi mengalami inflamasi, inflmasi tersebut menyebabkan perubahan-
perubahan pada mikrosirkulasi pulpa gigi. Perubahan-perubahan ini meliputi
perubahan hemodinamik, permeabilitas dan selular. Perubahan-perubaban ini
berfungsi untuk membatasi jumlah agen inflamasi masuk ke jaringan cidera dan
tercapainya proses pemulihan jaringan yang mengalami cidera.

Inflamasi sendiri juga dapat diartikan sebagai reaksi jaringan tubuh terhadap
masuknya mikroorganisme, dan trauma . ada beberapa Factor juga yang

29
mempengaruhi terjadi inflamasi tersebut yaitu dapat berupa pola makanan yang
salah dan kebersihan mulut yang buruk. Jadi Preparasi ini harus dilakukan secara
hatihati terutama pada preparasi subgingiva, agar tidak melukai jaringan gingiva
terutama yang tipis dan halus. Bila perlekatan gingiva mengalami luka yang terjadi
selama preparasi, maka akan dapat menyebabkan resersi. Resersi adalah terbukanya
akar gigi karena merosotnya gingiva itu tadi. Preparasi gigi ini terbukti
menyebabkan perubahan morfologi dan fisiologi mikrosirkulasi gingiva. Preparasi
tersebut menyebabkan pelebaran venular kapiler. Pelebaran kapiler tersebut
mempengaruhi prinsip pertukaran yang penting untuk tubuh.

Perubahan vaskularisasi seperti pelebaran pada venular kapiler ini dapat


menyebabkan dilatasi pembuluh darah kapiler dan inflamasi sehingga dapat terjadi
pembengkakan pada gingiva. Apabila kondisi ini diperburuk dengan adanya plak
atau bakteri pada gigi di bawah margin gingiva dapat mengakibatkan terjadinya
gingivitis bahkan dapat berlanjut menjadi periodontitis. Periodontitis adalah infeksi
gusi yang merusak gigi, jaringan lunak, dan tulang penyangga gigi. Dan hal ini akan
mengakibatkan menurunnya pasokan darah ke gingiva sehinga mempengaruhi
aktivitas sel sel pada jaringan periodonsium.

Dalam melakukan preparasi ini harus dilakukan secara teliti dan hati hati
karena bisa saja Bur yang digunakan untuk preparasi , dapat melukai dan malah
merusak jaringan gingiva, sehingga kontur jaringan lunak secara estetis menjadi
buruk dan mempengaruhi mikrosirkulasi jaringan periodontium. Pada preparasi
yang kurang sempurana di subgingiva akan menyebabkan terjadinya peradangan
pada gingival. Peradangan ini diawali dengan pembentukan deposit plak pada
daerah perbatasan antara restorasi dan daerah preparasi gigi di bagian servikal.
Pembentukan plak pada daerah tersebut sulit dibersihkan berkembang dan
menginvasi jaringan periodontal sampai ke daerah apikal gigi penyangga.

Desain tepi servikal yang kurang baik akan menyebabkan adaptasi tepi
restorasi yang kurang baik pula yang menyebabkan penumpukan plak , dan tanda
awal dari penyakit periodontal.

30
FAKTOR INTERNAL

1. HIPERTENSI

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di arteri yang bersifat sistemik


dan tidak berlangsung secara tiba-tiba, namun melalui proses yang cukup lama.18
Tekanan darah bernilai 140/90 mmHg atau lebih. Namun banyak masyarakat yang
kurang menyadari dirinya mengidap hipertensi serta membiarkan nilai tekanan
darah tetap tinggi dan tidak terkendali. Padahal hipertensi dapat menyebabkan
kerusakan berbagai organ sehingga dapat menimbulkan kematian secara tiba-tiba.
Salah satu dampak buruk hipertensi yang banyak ditakuti banyak orang adalah
penyakit Stroke.

Hipertensi dapat menyebabkan disfungsi mikrosirkulasi pada jaringan


periodontal, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kelainan periodontal dan
secara tidak langsung juga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit jantung
koroner.

2. DIABETES

Menurut Eley (2004), penderita diabetes militus mempunyai kecenderungan


untuk menderita periodontitis lebih besar dibandingkan dengan yang tidak
menderita diabetes militus. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada
pembuluh darah, gangguan fungsi neutrofil, sintesis kolagen, faktor mikrobiotik,
dan predisposisi genetik. Menurut Carranza (2012), juga menjelaskan bahwa
buruknya kontrol gula darah pada penderita diabetes militus dapat meningkatkan
kerusakan jaringan periodontal.

3. KARIES

Inflamasi pulpa akibat proses karies yang lama/jejas. Jejas tersebut dapat
berupa kuman beserta produknya yaitu toksin yang dapat mengganggu sistem
mikrosirkulasi pulpa sehingga odem (pembengkakan sebagian pada badan karena
berkumpulnya zat cair yang berlebih-lebihan), syaraf tertekan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri yang hebat.

4. LICHEN PLANUS ORAL

31
Lichen planus adalah patologi inflamasi kronis dengan etiologi autoimun
(11), yang sering melibatkan mukosa mulut, baik dengan permukaan kulit, atau
secara mandiri dan sebelum waktunya. temuan pemeriksaan mukosa gingiva, yang,
meskipun tidak selalu dapat diperiksa secara mendalam karena keratinisasinya yang
sering berlebihan, terbukti menjadi tempat terbaik untuk menunjukkan peningkatan
kepadatan kapiler, yang merupakan satu-satunya tanda tegas yang terkait dengan
aktivitas angiogenetik (Angiogenesis adalah pembentukan pembuluh darah baru
yang dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis.). gambaran tentang
mukosa mulut , menunjukkan perubahan, baik signifikan atau tidak, terutama dalam
parameter seperti diameter pembuluh darah, kepadatan kapiler, tortuositas loop, dan
panjang.

5. STRES

Stres psikologis juga dapat mengaktifkan saraf simpatik dan mengurangi


sirkulasi darah pada gingiva melalui sekresi adrenalin dan produksi perifer
noradrenalin pada dinding pembuluh darah gingiva. Timbulnya vasokonstriksi
disertai dengan endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif akan
menyebabkan timbulnya penyakit periodontal. Mekanisme yang menjelaskan
hubungan ini didasarkan pada penurunan mikrosirkulasi gingiva dan aliran saliva
dan peningkatan kadar 17-hydroxycorticosteroid dalam serum dan urin, yang
dikaitkan dengan perubahan fungsi leukosit polimorfonuklear dan limfosit sebagai
fagositik dan kemotaktik, atau peningkatan jumlah bakteri patogen periodontal.
Meningkatnya aktivitas adrenokortikal sebagai respon terhadap stres emosional
akan mengubah sitokin yang mempengaruhi makrofag dan fibroblast sehingga
menurunkan respon imun host terhadap patogen periodontal.

3.1.4 Dampak Perubahan pada Mikrosirkulasi Jaringan Periodontal

INNERVASI PEMBULUH DARAH

Pengertian tentang syaraf control mikrosirkulasi gingival menyatakan


bahwa dalam pulpa aktivitas syaraf simpatik (di pangkal sum sum tulang belakang
di daerah dada dan pinggang, umumnya berfungsi untuk mempercepat kerja organ
contoh nafas menjadi cepat, denyut jantung cepat) tampak memiliki dampak yang

32
sangat signifikan. Pada penelitian histologis dan biokimia menyatakan bahwa
adanya ujung saraf yang tidak diselubungi oleh myelin pada pembuluh gingival dan
menyebarnya katekolamin (Katekolamin akan mengatur denyut jantung, tekanan
darah, metabolisme gula, dan metabolisme lemak) khususnya di sepanjang dinding
otot polos dari arteriol. Rangsangan simpatik menyebabkan adaya penurunan jarak
bahan radioaktif sehigga menyebabkan penurunan pada alirah darah gingival.

Berlawan dengan mikrosikulasi dari pulpa dan gingival, pada


mikrosirkulasi periodontium adanya serabut syaraf yang tidak ditutupi oleh myelin,
serabut ini berfungsi vasomotor. Vasomotor menyebabkan arteri dapat mengecil
dan melebar (kontraksi dan dilatasi) (syaifuddin, 2006). Indikasi paling baik untuk
vasomotor simpatik. Rangsangan simpatik menyebabkan penurunan dengan
hilangnya bahan radioaktif dari mikrosirkulasi periodontal, sehingga secara tidak
langsung adanya penurunan nyata dalam aliran darah.

MIKROSIRKULASI

Mikrosirkulasi : jaringan pembuluh darah yang sangat kecil sampai tidak


terlihat oleh mata telanjang. Mikrosirkulasi merupakan bagian dari sirkulasi yang
fungsinya untuk transport oksigen, nutrisi ke jaringan sel, dan produk pembuangan
dari sel melalui pembuluh darah. Namun, apabila terjadi kondisi sepsis maka akan
terjadi gangguan fungsi mikrosirkulasi darah disertai gangguan fungsi endotel,
mitokondria, degradasi, glycocalyx, kebocoran kapiler, hilangnya reaktivitas
vascular, autoregulasi, dan mikrotombosis. Hal tersebut akan menyebabkan
terjadinya kondisi densitas vaskular yang heterogen disertai dengan kantung-
kantung area hipoksia (Supandji, 2016).

Gangguan mikrosirkulasi

Pada gangguan mikrosirkulasi sering terjadi aliran di mikrovaskular


menjadi lambat, cairan darah terkonsentrasi, aliran darah stasis, terbentuk trombus
dalam mikrovaskular hingga timbul stenosis atau obstruksi mikrovaskular hingga
jalur mikrosirkulasi tersumbat. Di samping itu, karena bertambahnya produk
degradasi fibrin, menambah efek dari histamin dan kinin, mikrovaskular berdilatasi,
permeabilitasnya meningkat, terjadi ekstravasasi banyak plasma darah, dapat

33
terjadi hemokonsentrasi dan hiperviskositas lokal, timbul hemaglutinasi
intravaskular.

Inflamasi merupakan respons jaringan terhadap cedera yang disebabkan


agen agen inflamasi spt agen fisik, suhu (panas dingin), sinar (sinar ultraviolet, sinar
X), radiasi ion, listrik, trauma mekanik, zat kimia dan infeksi mikroba. Inflamasi
merupakan respons menguntungkan karena dengan adanya respons perlindungan
berfungsi menghancurkan, mengencerkan, dan membatasi jumlah agen inflamasi
yang masuk ke jaringan cedera sehingga respons inflamasi merupakan reaksi
perbaikan tubuh karena respons inflamasi mencoba mempertahankan homeostatis
di bawah pengaruh lingkungan yang merugikan. Nah apabila terjadi inflamasi pada
jaringan periodontium maka mikrosirkulasi mengalami perubahan seperti
perubahan hemodinamik, permeabilitas, dan selular. Perubahan ini dapat
mempengaruhi faktor-faktor di dalam pembuluh mikro dan jaringan sekitarnya
dengan tujuan tercapainya proses pemulihan dan penyembuhan jaringan cedera.

Respon inflamasi diawali dengan vasodilatasi, dimana dinding arteriol dan


spingter prekapiler berdilatasi atau berelaksasi. Dilatasi ini menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik di dalam arteriol dan spingter prekapiler.

Peningkatan ini mcnyebabkan peningkatan fitrasi cairan plasma dengan larutrnya


elektrolit dan kristalloid dari darah ke jaringan interstisial. Pada saat cairan plasma
keluar dari pembuluh darah menuju jaringan interstisial, maka tekanan hidrostatik

34
meningkat yang menyebabkan peningkatan tekanan jaringan interstisial.
Peningkatan tekanan jaringan interstisial dan keluamya cairan plasma protein dari
mikrosirkulasi ke jaringan interstisial menyebabkan hemokonsentrasi dan
peningkatan viskositas (kekentalan) darah. Hal ini menyebabkan aliran darah
lambat dan menuju keadaan stasis, dimana sel darah berhenti mengalir di dalam
mikrosirkulasi. Perubahan hemodinamik pada mikrosirkulasi jaringan periodontal
menyebabkan kemerahan (eritema) karena dilatasi dinding pembuluh darah,
pembengkakan (edema) karena masuknya cairan plasma ke dalam jaringan
interstisial dan kekakuan (indurasi) karena cairan plasma menumpuk di dalam
jaringan interstisial.

Adanya antigen yang dihasilkan tubuh akan mengakibatkan respon


komponen-komponen darah di dalam mikrosirkulasi sehingga melibatkan respon
imun humoral dan selular. Respon imun ini akan menetralkan, menghancurkan dan
memetabolisme mikroorganisme yang masuk ke daerah cedera. Hasil akhir dari
respon inflamasi di atas, akan menuju pada proses penyembuhan jaringan cedera,
disebut resolusi. Apabila jaringan cedera banyak, resolusi dapat terjadi, tetapi
perbaikan yang terjadi tidak menghasilkan jaringan yang sama sebelurn mengalani
cedera. Jaringan cedera diperbaiki olch proliferasi sel host berdekatan yang masih
hidup dengan melibatkan unsur-unsur parenkim dan jaringan penyambung.
Proliferasi unsur parenkim akan mengganti unsur-unsur yang hilang dan proliferasi
jaringan penyambung menghasilkan jaringan parut.

Suplai darah ke gingiva (Gambar 161)

Arteri yang berjalan dangkal ke periosteum di wajah dan lingual (palatal)


aspek gingiva mencapai collar gingiva dari cabang arteries ditemukan di daerah
masing-masing. Dengan cara ini, gingiva disuplai oleh cabang dari arteri
infraorbital, nasopalatina, bukal, mental, lingual, dan palatina. Cabang arteri ini
membentuk loop kapiler di papila jaringan ikat antara punggung rete epitel gingiva
sebelum mengalir ke vena. Vessel ke daerah crevicular dan junctional terutama
berasal dari arteri intrabony. jaringan yang melubangi tulang alveolar dekat dengan
puncak alveolar melalui nukanal Volkmann merous. Mereka membentuk
anastomosis kapiler yang kaya dengan pembuluh darah gingival sebelumnya

35
dijelaskan. Kerah gingiva dengan demikian dapat dianggap sebagai suplai darah
ganda.

Suplai darah ke ligamentum periodontal (Gambar 160)

Pembuluh darah yang lebih besar dari ligamen ditemukan di ruang


interstisial di antaranya bundel serat kolagen dan terletak terutama di bagian perifer
periligamentum odontal di mana jaringan yang kaya dari arkade kapiler terbentuk.
Arteri suplai darah berasal dari arteri alveolar superior dan inferior. Daerah apikal
ligamentum periodontal disuplai oleh cabang-cabang arteri pulpa gigi individu, dan
muncul segera sebelum yang terakhir masuk foramen apikal. Tulang alveolar inter-
radikuler interdental disuplai oleh cabang-cabang arteri gigi yang dilepaskan di
dalam tulang sebelum arteri ini mencapai api- jaringan periodontal kal. Arteri ini,
kadang-kadang kadang-kadang disebut saluran perforasi ZukerkandI dan Hirchfeld,
bergerak secara vertikal dalam proses alveolar dan menyediakan suplai arteri utama
ke bagian tengah dan serviks dari ligamentum periodontal melalui perforati kecil
ion (kanal Volkmann) di tulang alveolar. Analisis ekstensif stomosis terbentuk di
antara semua pembuluh darah periodonsium. Pembuluh darah daerah mengikuti
jalur yang mirip dengan arteri. Limfatik dari perindontura mengambang jalur
ecasck keras dan node resional draintg.

36
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mikrosikulasi adalah sistem pembuluh darah terkecil yang


membentuk bagian terminal dari pembuluh darah dan terdiri dari arteriol,
vena kapiler, venula, springter perikapiler, anastomosis arteri-vena, kapiler
dan arteriole terminal. Selain sebagai jalur dari pembuluh darah,
mikrosirkulasi juga merupakan tempat beredarnya sraf simpatis dan
parasimpatis untuk menerima dan menghantarkan rangsangan.
Faktor internal yang dapat mempengaruhi mikrosirkulasi di
antaranya adalah hipertensi, diabetes, stres, dan karies. Sedangkan faktor
eksternal yang paling berpengaruh adalah proses preparasi gigi. Preparasi
Gigi adalah pembuangan jaringan karies dan jaringan yang telah lemah dari
gigi dan membentuk gigi yang masih sehat sehingga gigi dapat menerima
restorasi permanen atau sementara. Preparasi gigi ini menyebabkan
perubahan morfologi dan fisiologi mikrosirkulasi gingiva. Yaitu
menyebabkan pelebaran venular kapiler. Pelebaran kapiler ini
mempengaruhi prinsip pertukaran yang penting untuk tubuh. Selain itu
pelebaran pada venular kapiler ini dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah kapiler dan inflamasi sehingga dapat terjadi pembengkakan pada
gingiva.
Dampak dari rangsangan saraf simpatik pada mikrosirkulasi
periodontium dan gingival sangatlah singnifikan. Mulai dari serabut yang
tidak diselubungi myelin dan adanya penurunan yang nyata pada alirah
darah. Namun, masing-masing memiliki dampak yang berlawanan. Untuk
saraf parasimpatik sendiri dampaknya belum diketahui secara pasti sampai
saat ini

37
DAFTAR PUSTAKA

AMK, Syarifuddin. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: Buku Kedokteran (EGC).

Baker, D.D., Cortes, D.O., Donadello, K., Vincent, J.L. 2014. Pathopysiology of
microcirculatory dysfunction and the pathogenesis of septic shock. Landes
Bioscience: 5.73-79.

Carranza, F. A. 2012. Carranza’s Clinical Periodontology. Jakarta: EGC

Carranza, F.A., Newman, M.G., Takei. H. 2002. Carranza’s Clinical


Periodontology, 9th ed, W.B. Sounders Co, Saint Louis.

Carolina atalanta, USU. 2002. Perubahan pada Mikrosirkulasi pulpa gigi


sehubungan terjadinya inflamasi.

Dewa Ayu Mas Shintya Dewi. Peran Mikrosirkulasi Pada Sepsis. Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Rumah Sakit Sanglah.

Dewanto, I. dkk. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi. Kementrian
Kesehatan RI.

Eley, B. M, Manson, J. D. 2004. Buku Ajar Periodonti. Jakarta: HIPOKRATES.

Ergin B, Heger M, Ince Y, Uz Z, Guerci P, Westphal M, et al. Glycocalyx


Degradation Is Independent of Vascular Barrier Permeability Increase in
Nontraumatic Hemorrhagic Shock in Rats. Anesth Analg. 2019 Aug;129(2):
598–607.

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC.

Garnadi Y. 2012. Hidup Nyaman Dengan Hipertensi. Jakarta.

Gasper, W.J., Johnson, M.D., Owens, C.D. 2016. Blood Vessel and Lymphatic
Disorders. In: Papadakis, M.A., McPhee, S.J., Rabow, M.W., editors.
Current Medical Diagnosis and Treatment. 55th Ed. USA: Mc-Graw-Hill
Education copyright. Lange Medical Publications. : 491.

38
Gerald, dkk. 1995. Oral Biology. Quintenssence.

Gibson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Ed. 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gomez H, Ince C, Kellum JA, Mayeux PR, Nguyen T, Ospina-Tascón GA, et al.;
ADQI XIV Workgroup. The Endothelium in Sepsis. Shock. 2016
Mar;45(3):259–70.

Guven G, Hilty M, P, Ince C: Microcirculation: Physiology, Pathophysiology, and


Clinical Application. Blood Purif 2020;49:143-150. doi:
10.1159/000503775.

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta:
EGC, 1022.

Hamrun, N. dkk. 2016. Gambaran Status Gingiva, Kebersihan Mulut, PH, dan
Volume Saliva Pada Pemakai Kontrasepsi Hormonal Di Kecamatan
Mappakasunggu Kabupaten Takalar. Jurnal PDGI Vol. 65, No. 3,
September – desember 2016, 78 – 82).

Lingga L. 2012. Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta.

Manson, J. D. & B. M Eley, 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi ke-2. Alih Bahasa
Anastasia S dari Texbook of Periodonty. Jakarta: Hipokrates.

Munthe, EK. dkk. 2020. Necrotizing Ulcerative Stomatitis Mimicking Erythema

Multiforme pada Pasien dengan HIV Seronegatif. Jurnal kedokteran gigi


unpad. Nov 2020;(suppl 1): 39 – 48).

Monaco C. et al. 2004. T-Cell Mediated Signalling And Immune, Inflamantory And
Processes: The Casecade Of Events Leading To Inflamantory, Curre Drug
Targets Inflamm Allergy 3, 35 – 42).

Scardina, GA. Et al. 2009. Oral microcirculation observed in vivo by


Videocapillaroscopy: a review. Journal of Oral Science, vol. 51, No. 1, 1–
10)

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC.

39
Sirbernagl, S and Despopoulos, A. 2008. Colour Atlas of Physiology. 6 Ed, institute
of Physiology. Thieme, Stuttgart, Germany: 225-227.

Sumali R. dkk, 2010. Peran Hipertensi Terhadap Mediator Peradangan dalam


Perkembangan Penyakit Periodontal dan Jantung Koroner. Majalah
Kedokteran gigi, 2010, 17 (1): 75-80.

Supandji, Mia., Redjeki, Ike Sri. 2016. Mikrosirkulasi. Jurnal Majalah Anestesia
dan Critical Care, vol.34, no.2.

Turner, H., Ruben, M. P., Frankl, S. N., Sheff, M., & Silberstein, S.
(1969). Visualization of the Microcirculation of the Periodontium. Journal
of Periodontology, 40(4), 222–230. doi:10.1902/jop.1969.40.4.222.

Uchimido R, Schmidt EP, Shapiro NI. The Glycocalyx: A Novel Diagnostic And
Therapeutic Target In Sepsis. Crit Care. 2019 Jan;23(1):16.

Van Rensburg BGJ. Oral Biology. Berlin: Quintessence Publishing Co inc.1995

Weinbaum S, Tarbell JM, Damiano ER. The Structure And Function Of The
Endothelial Glycocalyx Layer. Annu Rev Biomed Eng. 2007; 9(1):121–67.

Willie Japaries. 2010. Farmakologi Herbal. Jakarta : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia

Zweifach, Β. W. Functional Behavior of the Microcirculation. Springfield, Illinois,


Charles C Thomas, 1961, p. 4.

40

Anda mungkin juga menyukai