Anda di halaman 1dari 14

Siklus Hidrologi sampai kedalaman sekitar satu meter.

Karena jumlah total


dari uap air di atmosfer kira-kira tetap sama, maka curah
hujan tahunan rata-rata di permukaan bumi harus sama
Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. dengan jumlah air yang menguap. Tetapi untuk semua
Dari jumlah tersebut sekitar 97,2% merupakan air yang daratan, jumlah curah hujan lebih banyak daripada
berada di laut, 2,15% berupa es dan salju, sedang sisanya penguapan, sebaliknya di laut, jumlah penguapan lebih
yang 0,65% merupakan air yang terdapat di danau, sungai, banyak daripada curah hujannya. Karena muka air laut
atmosfer dan air tanah. Meskipun persentase dari bagian tidak mengalami penurunan, maka curah hujan di daratan
yang terakhir ini sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat sebanding dengan penguapan di laut. Siklus hidrologi
besar. Air merupakan komponen yang sangat penting bagi menggambarkan gerakan air yang terus menerus dari laut
kehidupan di muka bumi. Dengan meningkatnya ke atmosfer, dari atmosfer ke daratan, dan dari daratan
kebutuhan akan air, para ilmiawan memberikan perhatian kembali ke laut.
yang sangat besar terhadap kelangsungan perubahan air di
atmosfer, laut dan daratan. Sirkulasi suplai air di bumi Air Yang Mengalir Di Permukaan
yang tidak putusnya disebut siklus hidrologi. Siklus ini Diantara proses geologi, air yang mengalir merupakan
merupakan pancaran sistem energi matahari atmosfer proses yang sangat penting bagi manusia. Manusia
merupakan rantai yang menghubungkan lautan dan tergantung pada sungai sebagai sumber energi,
daratan. Air dari laut, secara tetap mengalami evaporasi transportasi dan irigasi; dan dataran sungai yang subur
menjadi uap air yang berada di atmosfer. Angin akan merupakan tempat yang paling baik untuk tempat tinggal
mengangkut uap air ini. Kadang pada jarak yang sangat manusia sejak dulu kala. Sebagai agen yang dominan
jauh. Uap air ini akan berkumpul membentuk awan. untuk merubah bentang alam, aliran air telah membentuk
Apabila awan sudah jenuh, maka akan berubah menjadi lingkungan fisik manusia.
hujan. Meskipun manusia sangat tergantung pada air yang
mengalir, tetapi tidak pernah mengetahui sumber air
Hujan yang jatuh di laut mengakhiri siklus ini dan akan
tersebut. Hal ini berlangsung sampai pada abad ke 16
mulai dengan siklus yang baru. Hujan yang jatuh di daratan
ketika manusia menyadari bahwa air berasal dari aliran
akan melalui jalan yang lebih panjang untuk mencapai
permukaan dan airtanah, yang keduanya bersumber dari
laut.
air hujan dan salju. Air permukaan yang mengalir akan
Apa yang terjadi apabila hujan jatuh di daratan ? Sebagian
terkumpul pada torehan-torehan kecil, yang akhirnya
air hujan akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi
sampai ke sungai. Ada dua istilah yang sering digunakan
akan mengalir di permukaan ke darah yang lebih rendah,
untuk aliran air permukaan yang terkumpul ini, yaitu
dan kemudian akan berkumpul di danau atau sungai dan
stream dan river. Walaupun keduanya mempunyai
akhirnya mengalir ke laut. Bila curah hujan lebih besar
pengertian yang sama, stream digunakan untuk sungai
daripada kemampuan tanah untuk menyerap air, maka
dalam segala ukuran, dari torehan kecil sampai yang
kelebihan air tersebut akan mengalir dipermukaan menuju
berukuran seperti Amazone, sedangkan river digunakan
ke danau atau sungai. Air yang meresap ke dalam tanah
untuk sungai utama yang mempunyai banyak cabang.
(infiltrasi) atau yang mengalir di permukaan (run off) akan
menemukan jalannya untuk kembali ke atmosfer, karena
Aliran Air Sungai (streamflow)
adanya evaporasi dari tanah, danau dan sungai. Air yang
Air yang mengalir menuju ke laut sangat dipengaruhi oleh
meresap ke dalam tanah juga akan diserap oleh tumbuhan
gravitasi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai laut
dan akan kembali menguap melalui daunnya kembali ke
tergantung pada kecepatan aliran, yang merupakan jarak
atmosfer. Proses ini disebut transpirasi. Apabila hujan
yang ditempuh oleh aliran air dalam satuan waktu
jatuh di daerah beriklim dingin, airnya tidak langsung
tertentu. Ada sungai yang mempunyai kecepatan aliran
meresap ke dalam tanah atau mengalir sebagai run off,
hanya 0,8 km/jam dan adapula yang sangat cepat sampai
atau menguap. Air tersebut akan menjadi salju atau es,
30 km/jam. Kecepatan biasanya diukur pada beberapa
yang merupakan cadangan air yang cukup besar di
lokasi memotong saluran sungai yang kemudian dirata-
daratan. Apabila salju atau es ini mencair, dapat
ratakan. Pada saluran yang tegak lurus, kecepatan terbesar
menyebabkan naiknya muka air laut dan menggenangi
terdapat di tengah saluran sedikit dibawah permukaan,
daerah pantai.
dimana terdapat tahanan yang terkecil. Tetapi pada sungai
Meskipun jumlah uap air di bumi waktu tertentu sangat
yang berkelok, kecepatan maksimum terdapat pada
sedikit dibandingkan dengan jumlah total suplai air di
bagian luar kelokan.
bumi, tetapi jumlah absolut dalam siklus yang melalui
Kemampuan sungai untuk mengerosi dan mentransport
atmosfer setiap tahunnya sangat besar, kira-kira 380.000
material berhubungan langsung dengan kecepatan aliran,
km3, jumlah yang cukup untuk menutupi permukaan bumi
jadi kecepatan merupakan ciri yang paling penting. Variasi penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa
kecepatan aliran akan berhubungan langsung dengan dengan bertambahnya jumlah air yang mengalir, maka
perubahan material sedimen yang ditransport oleh air. lebar, kedalaman dan kecepatan akan meningkat pula. Jadi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran untuk mengimbangi peningkatan debitnya, sungai akan
yang tentunya juga mengontrol jumlah erosi oleh sungai. mengalami proses pelebaran dan pendalaman saluran
Faktor-faktor tersebut adalah : sungai.
1. Kemiringan Sungai
Perubahan Sungai Ke Arah Hilir (downstream)
2. Bentuk, ukuran dan kekasaran dari dasar saluran Salah satu jalan untuk mempelajari suatu sungai adalah
penampang memanjang sungai (longitudinal profile). Profil
3. Debit sungai
ini menggambarkan penampang sungai mulai dari bagian
Faktor yang terutama mengontrol kecepatan aliran sungai hulu (head atau headwater) sampai ke muara sungai.
adalah gradient atau kemiringan lereng sungai. Gradien Kenampakan utama dari tipe profil memanjang sungai
sungai dinyatakan dengan perbandingan beda tinggi adalah penurunan gradien sungai dari hulu ke muara.
dengan jarak atau panjang mendatar dari sungai. Gradien Secara umum bentuk penampang tersebut adalah busur
sungai sangat bervariasi antara satu sungai dengan yang yang cekung ke atas.
lainnya. Semakin besar gradien antar satu sungai semakin Ada hubungan terbalik antara gradien dan debit sungai.
besar kecepatan alirannya. Jika kedua sungai yang Bial kemiringan sungai besar, maka debitnya kecil, dan bila
mempunyai karakteristik sama kecuali gradiennya, maka debit besar maka gradien sungai kecil. Atau bisa dikatakan
sungai yang mempunyai gradien lebih besar akan bahwa di bagian hulu sungai dapat mempunyai kecepatan
mempunyai kecepatan aliran yang lebih besar pula. yang besar walaupun kemiringannya kecil, karena debit
Bentuk penampang melintang saluran menentukan jumlah yang besar, saluran yang lebar dan dasar sungai yang
air yang bersentuhan dengan saluran dan ini akan relatif halus.
mempengaruhi tahanan gesernya. Saluran yang paling
efisien adalah yang mempunyai perimeter yang paling Bidang Datum (Base Level) & Keseimbangan Sungai
kecil. Meskipun luas penampang dari ketiga saluran (Graded Stream)
tersebut sama, tetapi bentuk saluran yang setengah Satu hal yang penting yang mengontrol aliran sungai
lingkaran mempunyai persentuhan air dengan saluran adalah bidang datum (base level), yang merupakan titik
paling kecil, sehingga mempunyai tahanan geser yang terendah dimana aliran air dapat melakukan erosi
paling kecil. Jadi apabila faktor lain dari ketiga saluran (pengikisan). Dua tipe umum dari base level, muka air laut
tersebut sama, maka air akan mengalir lebih cepat dalam (sea level) yang disebut ultimata base level, yang
saluran setengah lingkaran. merupakan batas terendah dari proses erosi oleh sungai,
Ukuran dan kekasaran dasar saluran berpengaruh juga dan temporary atau lokal base level, yang ditunjukkan oleh
terhadap besarnya tahanan saluran. Bila ukuran saluarn danau. Batuan yang resisten, dan sungai utama, yang
bertambah, maka perbandingan perimeter dengan merupakan base level bagi cabang-cabang sungainya.
penampang melintang saluran akan berkurang, sehingga Sungai selalu akan menyesuaikan dirinya dengan
efisiensi aliran bertambah besar. Efek dari kekasaran dasar perubahan yang terjadi. Pada suatu kondisi tertentu
saluran berpengaruh terhadap macam aliran dalam sungai akan berada pada suatu keadaan dimana sungai
saluran. Bila salurannya halus akan menghasilkan aliran tidak melakukan proses erosi ataupun deposisi. Sungai
seragam (uniform flows), sedang bila dasar saluran kasar, pada kondisi demikian disebut dalam kondisi
seperti misalnya banyak bolder, akan menghasilkan aliran kesetimbangan atau graded stream.
turbulen.
Debit (discharge) sungai adalah jumlah air yang mengalir Proses Yang Dilakukan Oleh Aliran Air Di Sungai
pada jarak tertentu pada satuan waktu tertentu, biasanya Proses yang dilakukan oleh sungai adalah erosi,
diukur dengan meter kubik per detik. Debit sungai transportasi dan pengendapan. Proses tersebut berjalan
biasanya diperoleh dari perkalian antara luas penampang bersama-sama pada setiap sungai, walaupun di bawah ini
melintang saluran dengan kecepatan alirannya. akan dibahas satu persatu.
Debit sungai selalu berubah-ubah. Hal ini disebabkan oleh
curah hujan dan pencairan salju yang tidak selalu tetap. 1. Proses Pengikisan (erosi)
Jika debit sungai berubah, maka faktor-faktor yang Meskipun sebagian besar material yang diangkut oleh
berpengaruhpun akan mengalami perubahan. Bila debit sungai berasal dari material yang diangkut oleh air tanah,
bertambah, maka lebar dan kedalaman dari saluran akan aliran air permukaan dan mass wasting, sungai juga
bertambah besar atau air mengalir lebih cepat. Dari menambah jumlah angkutannya dengan mengerosi batuan
yang dilaluinya. Bila batuan yang dilalui sangat kompak meningkat. Yang kedua, kapasitas sungai, yaitu jumlah
(bedrock), maka proses erosi dilakukan dengan cara abrasi maksimum sedimen yang mampu diangkut oleh aliran
yang dilakukan oleh material sedimen yang diangkut oleh sungai. Kapasitas sungai sangat berhubungan dengan debit
air. Material yang berukuran kasar biasanya dilepas dari sungai. Semakin besar debit sungai, semakin besar juga
batuannya dengan melakukan pengeboran oleh air pada jumlah sedimen yang dapat diangkut.
dasar saluran yang disebut potholes. Tetapi bila batuannya
tidak kompak (lepas), maka pengikisan dilakukan oleh air 3. Proses Pengendapan
sendiri. Ketika kecepatan sungai menurun, maka kompetensi
sungai juga menurun. Akibatnya, sedimen suspensi akan
2. Proses Pengangkutan (transportasi) mulai mengendap. Endapan sedimen ini disebut dengan
Sungai akan mengangkut material hasil erosinya dengan aluvial. Meskipun sebagian sedimen terendapkan
cara pelarutan (dissolved load), suspensi (suspended load) sementara di sungai, sebagian lainnya akan mencapai laut.
dan sepanjang dasar saluran (bed load). Bila sungai mencapai tubuh air yang tetap seperti laut atau
Material terlarut diangkut ke sungai oleh air tanah dan danau, kecepatannya menurun dengan cepat, dan akan
sebagian kecil berasal dari batuan yang mudah larut mengendapkan sedimen yang diangkutnya di mulut sungai
sepanjang sungai. Jumlah material yang terlarut sangat yang disebut delta. Sedimen halus yang berukuran lanau
bervariasi dan sangat tergantung pada iklim dan kondisi dan lempung akan terendapkan agak jauh dari muara
geologinya. sungai dengan membentuk lapisan yang hampir mendatar
Kebanyakan sungai mengankut material hasil erosinya yang disebut lapisan bottomset. Kelanjutan dari lapisan
dengan suspensi. Material yang diangkut dengan cara bottomset, mulai terendapkan lapisan foreset. Lapisan ini
suspensi ini umumnya berukuran pasir halus, lanau dan disusun oleh sedimen kasar, yang diendapkan begitu aliran
lempung. Pada waktu banjir, material yang ukurannya mancapai laut atau danau, membentuk lapisan yang
besar dapat juga diangkut dengan cara suspensi. Juga pada miring. Lapisan foreset biasanya ditutupi oleh lapisan
waktu banjir material suspensi akan meningkat jumlahnya. mendatar yang tipis yang terbentuk pada waktu banjir
Banyak juga material sungai yang ukurannya terlalu besar yang disebut topset. Pertumbuhan dari delta
untuk diangkut dengan cara suspensi. Material kasar ini menyebabkan gradien sungai akan mengalami penurunan,
akan bergerak pada dasar sungai sebagai bedload. sehingga sungai mencari jalan yang lebih pendek untuk
Material ini mengerosi dasar sungai, sehingga sungai mencapai base level. Akibatnya delta akan berkembang
menjadi bertambah dalam. membentuk segitiga seperti huruf Yunani delta. Itulah
Material bedload bergerak sepanjang dasar sungai dengan sebabnya endapan di muara sungai ini disebut delta.
cara menggelinding (rolling), meluncur (sliding) dan Sungai-sungai besar seperti Nil, Mississippi dan Mahakam
meloncat (saltasi). Sedimen yang bergerak dengan saltasi membentuk delta yang telah berkembang mulai jutaan
akan meloncat sepanjang dasar sungai. Hal ini terjadi tahun yang lalu sehingga membentuk delta yang sangat
karena material tersebut ditabrak oleh sedimen yang luas. Selain itu sungai utama membaginya menjadi
diangkut sehingga akan terangkat dan akan turun kembali beberapa saluran yang disebut distributaries, kenampakan
ke dasar karena gaya beratnya. Sedimen yang terlalu besar yang terlihat pada delta yang besar.
untuk bergerak. Meskipun delta sering terbentuk pada sungai besar, tidak
Tidak seperti sedimen suspensi dan terlarut yang bergerak semua sungai besar dapat membentuk delta. Sedimen
tetap pada sungai, sedimen bedload hanya bergerak yang besar jumlahnya, oleh kekuatan arus dan ombak
apabila kekuatan air cukup besar untuk menggerakannnya. disekitar muara sungai akan disebarkan kembali begitu
Sedimen bedload sangat sulit diukur, karena terjadi pada diendapkan di muara. Kadang-kadang sungai besar juga
waktu banjir. tidak mengangkut sedimen dalam jumlah yang cukup
Kemampuan sungai untuk mengangkut material hasil besar untuk membentuk delta.
erosinya diukur dengan dua kriteria. Yang pertama, Kipas aluvial (aluvial fan) adalah endapan sungai yang
kompetensi sungai, yaitu ukuran maksimum dari sedimen bentuknya seperti delta yang terbentuk di daratan. Sungai-
yang dapat diangkut. Kompetensi sungai sangat sungai yang mengalir di gunung, setelah mencapai
tergantung pada kecepatan aliran sungai. Jika kecepatan dataran, gradien sungai akan turun dengan drastis,
aliran sungai meningkat dua kali lipat, maka gaya impak sehingga akan mengendapkan material yang diangkutnya.
yang dilakukan oleh air akan meningkat sampai empat kali. Biasanya material kasar diendapkan dekat kemiringan
Jika kecepatan meningkat sampai tiga kali lipat, maka gaya lereng, sementara yang halus terendapkan lebih jauh pada
impak dari air akan meningkat sampai sembilan kali. Jadi pedataran.
pada kecepatan yang rendah, bolder akan tetap diam, dan Sungai yang lebar dengan lembah yang datar, kadang-
akan bergerak pada waktu banjir ketika kecepatan aliran kadang membentuk tanggul alam (natural level),
merupakan endapan yang sejajar lembah. Tangggul alam
ini dibentuk oleh endapan banjir yang terjadi secara
periodik selama bertahun-tahun. Ketika banjir, air sungai Pertumbuhan (pembentukan butir) hujan
akan melewati tebing sungai dan kecepatan menurun
drastis, sehingga akan meninggalkan endapan sedimen 1. Teori Bergeron (teori kristal es).
kasar pada tepi sungai. Ketika air melimpah, sedimen halus
terendapkan di dasar lembah. Penyebaran sedimen yang Berlaku untuk awan dingin (< 0 C) yang terdiri dari
tidak merata ini akan membentuk kemiringan yang landai kristal es dan air sangat dingin. Butiran hujan berasal dari
dari tanggul alam. Daerah di belakang tanggul alam kristal es yang mencair. Kristal es (salju) terbentuk pada
dicirikan oleh drainase yang jelek dan air tidak dapat awan tinggi akibat deposisi uap air pada inti kondensasi.
mengalir kembali ke sungai, sehingga terbentuk rawa-rawa Perbedaan tekanan uap di sekitar butir-butir air dan di
yang disebut back swamp. Cabang-cabang sungai yang sekiltar partikel es (eair > ees) mengakibatkan butir air
terbentuk sejajar dengan sungai utama dan memotong mengembun di sekitar partikel es. Akibat pengembunan,
tanggul alam disebut dengan yazzo tributaries. kristal es membesar, dan jika berat butir air ini telah
melampaui daya dorong udara ke atas (arus naik) maka
akan jatuh akibat adanya gaya gravitasi. Dalam perjalanan
1)Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di menuju permukaan bumi, kristal es akan melewati udara
sungai, di yang panas sehingga mencair menjadi butiran air hujan.
Pembentukan butir hujan seperti ini sering terjadi pada
awan cumulus yang tumbuh menjadi cumulonimbus,
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada dengan puncak awan berada di bawah titik beku.
…../Pertumbuhan (pembentukan butir) hujan
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-
bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh 2. Teori Tumbukan & Penyatuan.
sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki
cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air Pembentukan butir hujan ini tanpa adanya kristal es,
tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai hanya dari butir-butir air saja. Butir yang lbh besar
uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil memiliki kecepatan jatuh yg lebh besar drpd butir kecil.
kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir Tumbukan antar butir yang disertai penyatuan
80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 menyebabkan butir bertambah besar & berat shg mampu
mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan melawan daya angkat udara dan jatuh sbg hujan. Laju
yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari pertumbuhan awan melalui proses tumbukan &
tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses penyatuan ini lbh besar dari laju pertumbuhan dgn
semuanya itu disebut Evapotranspirasi. kondensasi. Proses ini tidak hanya terjadi di dhr tropika,
tetapi juga di lintang menengah dengan hadirnya massa
2)Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke udara tropis di musim panas pada awan sedang/rendah.
dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan Tipe PRESIPITASI
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau 1. Hujan Konvektif.
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut
memasuki kembali sistem air permukaan. Dihasilkan dari naiknya udara akibat pamanasan
permuakan (bukan karena paksaan menaiki bukit atau
(3) Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat karena pertemuan dua massa udara- front atau
dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan konvergensi). Naiknya sel-sel arus lokal yang hangat dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan lembab akan membentuk awan tipe cumuli atau
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat berkembang menjadi cumulonimbus.
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung
satu sama lain dan membentuk sungai utama yang Hujan konvektif ditandai oleh hal-hal berikut:
membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran
sungai menuju laut. a. Terpencar-pencar (hujan lokal) pd luasan relatif sempt
(20-50 km2). Sering menimbulkan kilat & guntur, kadang
juga disertai hail (bola-bola es berdiameter 5-50 mm).
b. Banyak hujan konveksi bersiklus musiman & harian yg
berhub dg pemanasan radiasi surya. Terjadi pd waktu
pemanasan maksimum & kondisi atmosfer tidak stabil. Air
hujan banyak menjadi aliran permukaan & menimbulkan
erosi.

2. Hujan Orografik
Hujan konvektif
• Dihasilkan dari naiknya udara lembab secara paksa oleh
dataran tinggi atau pegunungan. Curah hujan tahunan di
dtrn tinggi umumnya lbh tinggi drpd dtrn rendah
sekitarnya, terutama pada arah hadap angin.

• Pengaruh dataran tinggi pd peningkatan curah hujan


terutama adalah memberi dorongan (paksaan) udara naik.
Hujan orografik/relief
Pengaruh lain yang tidak langsung adalah:

a. menghasilkan turbulensi alamiah yang kuat baik


mekanik maupun

konvektif karena melewati permukaan kasap.

b. merupakan penghalang & memperlambat gerakan


depresi (badai Hujan frontal

siklon) Pola curah hujan di Indonesia

c. menimbulkan konvergensi pd arus udara horizontal krn • Dipengaruhi adanya dua samudera, Pasifik & Indonesia,
melewati dan adanya dua benua, Asia & Australia.

lembah yang menyerupai cerobong. • Arah angin sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi pola curah hujan.
d. memicu udara naik sbg awal ketidak-stabilan.
• Bulan Oktober s/d Maret bertiup angin monsoon timur
Hujan Gangguan laut yang menyebabkan hujan karena banyak mengandung
uap air (musim hujan di Indoensia). Bulan April s/d
a. Hujan siklonik. Disebabkan oleh gerakan udara naik September angin dari arah tenggara, sedikit mengandung
dalam skala besar yang berasosiasi dengan sistem pusat uap air tidak hujan (musim kemarau).
tekanan rendah (siklon). Gerakan udara naik biasanya
perlahan sehingga tersebar luas. Hujan agak lebat, waktu • Secara lokal, adanya pegunungan juga mempengaruhi
agak lama & pd dhr yang cukup luas. Jika arus konveksi pola curah hujan di Indonesia, adanya pegunungan Bukit
kuat (depresi, atmosfer tidak stabil) akan terjadi hujan Barisan menyebabkan pantai barat Sumatera lebih banyak
lebat. hujan dibanding sebelah timur. Kota Bogor dikelilingi oleh
gunung Salak, Gede, Pangrango, sehingga banyak hujan
b. Hujan frontal. Hujan yang diakibatkan pertemuan front (dikenal sebagai kota Hujan)18
panas dan front dingin. Terjadi di lintang menengah akibat
dr naiknya massa udara yang mengalami kovergensi, Pengamatan & Pengolahan data hujan
atmosfer menjaditidak stabil & udara yang naik akan
menghasilkan awan. Hujan tidak terlalu lebat tapi • Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan (dalam mm)
berlangsung lama (awan stratus), tp jikaterbentuk awan yang diterima permukaan bumi sebelum mengalami aliran
cumulus maka dpt terjadi hujan lebat. permukaan, evaporasi, dan peresapan ke dalam tanah.
• Menurut BMG, jumlah hari hujan dihitung jika curah dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun.
hujan 0,5 mm atau lebih. Intensitas hujan = S CH/waktu. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula laja
evapotranspirasi yang dapat terjadi. Dibandingkan dengan
• Pengamatan data hujan meliputi CH, S hari hujan, dan pengaruh radiasi panas matahari, pengaruh angin
intensitas hujan. terhadap laju ET adalah lebih kecil.

• Peralatan: manual samai otomatis Terbukanya stomata daun juga dianggap sebagai faktor
dominan untuk berlangsungnya ET. Ketika stomata daun
• Tipe observatorium disebut juga ombrometer; alat baku terbuka, laju transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang
dengan mulut penakar seluas 200 cm2 dan dipasang mempengaruhi terjadinya evaporasi, demikian seterusnya
padaketinggian mulut penakar 1,2 m dari permukaan sampai stomata daun setengah tertutup. Pada keadaan ini
tanah. Data dari ombrometer adalah CH harian dan diukur tampak bahwa pengaruh fisiologi tanaman terhadap ET
secara manual. Jika tertampung air hujan sebanyak 200 adalah dominan. Namur demikian proses terbuka dan
cm3 maka besarnya curah hujan hari itu adalah 10 mm tertutupnya stomata ditentukan oleh faktor iklim terutama
(200 cm3/200 cm2). lama waktu penyinaran (suhu udara). Suhu udara dapat
mempengaruhi kecepatan membuka dan menutupnya
stomata. Sementara kelembaban disekitarnya membantu
memperpanjang lama waktu stomata tersebut terbuka.
Faktor-faktor Penentu Evapotranspirasi Hal inilah yang menyebabkan proses ET terjadi terutama
pada siang hari dan berkurang secara drastis pada malam
hari.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap
mempengaruhi besarnya evapotranspirasi, maka Kelembaban tanah juga mempunyai peran untuk
evapotranspirasi perlu dibedakan menjadi mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi.
evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang
aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor bersangkutan sedang tidak kekurangan suplai air. Dengan
meteorologi, sementara AET lebih dipengaruhi oleh faktor kata lain evapotranspirasi potensial berlangsung ketika
fisiologi tanaman dan unsur tanah. Uraian tentang kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting
pengaruh faktor lingkungan terhadap evapotranspirasi point dan field capacity.
akan lebih ditekankan pada pengaruh faktor- faktor 
tersebut pada PET.

Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi PET adalah


radiasi panas matahari dan suhu, kelembaban atmosfer
dan angin, dan secara umum besarnya PET akan
meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari, Analisis Frekuensi
kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar.
By Muhammad Baitullah Al Amin, on June 18th, 2010
Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah
melalui proses fotosíntesis. Dalam mengatur hidupnya Tujuan analisis frekuensi data hidrologi adalah berkaitan
tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar- dengan besaran peristiwa-peristiwa ekstrim yang
batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui
(perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan penerapan distribusi kemungkinan. Data hidrologi yang
meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap dianalisis diasumsikan tidak bergantung (independent) dan
vegetasi yang bersangkutan. terdistribusi secara acak dan bersifat stokastik.

Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu
langsung berkaitan dengan intensitas dan lama waktu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya, periode
radiasi matahari. Namun demikian perlu dikemukakan ulang/kala ulang adalah waktu hipotetik dimana hujan
bahwa suhu yang akan mempengaruhi PET adalah suhu dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau
daun dan bukan suhu udara disekitar daun. dilampaui. Dalam hal ini tidak terkandung pengertian
bahwa kejadian tsb akan berulang secara teratur setiap
Pengaruh angin terhadap PET adalah melalui mekanisme periode ulang tsb. Misal, hujan dengan periode ulang 10
thn, tidak berarti akan terjadi setiap 10 thn, akan tetapi 6. Apabila syarat uji dipenuhi, tentukan besaran
ada kemungkinan dalam jangka waktu 1000 thn akan rancangan yang dicari untuk periode ulang yg
terjadi 100 kali kejadian hujan 10 tahunan. Ada ditetapkan.
kemungkinan selama kurun waktu 10 thn terjadi hujan 10 7. Jika syarat uji tidak dipenuhi, pilih distribusi yg lain
tahunan lebih dari satu kali, atau sebaliknya tidak terjadi dan analisis dapat dilakukan seperti pada langkah
sama sekali. (1) sampai dengan (6).

Analisis frekuensi memerlukan seri data hujan yg diperoleh Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses
dari pos penakar hujan, baik yg manual maupun yg meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori
otomatis. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang
statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke
probabilitas besaran hujan di masa yg akan datang. dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan
Dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan yang dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang
akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi
hujan masa lalu. maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi
permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya
Ada dua macam seri data yang dipergunakan dalam daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari.
analisis frekuensi, yaitu: Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya
terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan
1. Data maksimum tahunan kapasitas infiltrasi.
2. Seri parsial
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :
Dalam analisis frekuensi, hasil yg diperoleh tergantung a. Proses Limpasan
pada kualitas dan panjang data. Makin pendek data yg Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat
tersedia, makin besar penyimpangan yang terjadi. diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke
dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin
frekuensi dan empat jenis distribusi yg banyak digunakan besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas
dalam bidang hidrologi adalah: curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil.
Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga
1. Distribusi Normal, debit puncaknya juga akan lebih kecil.
2. Distribusi Log Normal, b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
3. Distribusi Log-Pearson III, Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk
4. Distribusi Gumbel. tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak
jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk
Prosedur umum hitungan analisis frekuensi dapat evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian
dilaksanakan dengan urutan sbb: kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi
dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang
1. Hitung parameter statistik data yg dianalisis, dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu
meliputi: X, S, Cv, Cs, dan Ck. kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula
2. Berdasarkan nilai-nilai parameter statistik diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.
terhitung, perkirakan distribusi yang cocok dengan
sebaran data. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
3. Urutkan data dari kecil ke besar (atau sebaliknya). 1. Karakteristik –karakteristik hujan
4. Dengan kertas probabilitas yang sesuai untuk 2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
distribusi terpilih, plotkan data dengan nilai • Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin
probabilitas variat Xi, sbb; prob (Xi <= X) = m / (n + memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
1), dengan m adalah urutan data dari kecil ke • Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-
besar (1 s.d. n). Sedangkan n adalah jumlah data. pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
5. Tarik garis teoritik dan lakukan uji Chi-Kuadrat dan • Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk
Smirnov-Kolmogorov. detensi permukaan.
• Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
• Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi
laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya. kadang-kadang curah hujan itu kurang atau bahkan
• Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan berhenti.
kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena Curah hujan yang jatuh kebumi kadang-kadang
kenaikan atau penurunan cadangan permukaan. sangat deras, sedang atau bahkan hanya gerimis. Tingkat
3. Kondisi-kondisi penutup permukaan kederasan hujan ini disebut derajat hujan. masing-masing
• Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan drajat hujan akan menimbulkan efek pada tanah yang
dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, beraneka macam pula. Klasifikasi derajat hujan dapat
seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi ditentukan berdasarkan intensitas hujannya.
• Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama Tabel 1.1 Intensitas Hujan dan Derajat Hujan
seperti yang dilakukan seresah. Derajat Intensitas Hujan Kondisi
• Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah mm/mnt
permukaan) mengurangi infiltrasi. mm/jam
4. Transmibilitas tanah mm/hari
• Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian Sangat lemah <0,02 <1 <5 Tanah agak basah
dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor penting Lemah 0,02- 1-5 5-20 atau terbasahi
yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah. Normal 0,05 sedikit tanah
• Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. Deras 0,05 5-10 20-50 menjadi basah
5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi Sangat deras 0,025 semua namun sulit
• Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi 0,025-1 10-20 50- dibuat puddle dan
penyebabnya dan sifatnya belum pasti. 100 bunyi curah hujan
• Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi >1 >20 >100 kedengaran
infiltrasi. Air tergenang
diseluruh
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara permukaan tanah
lain : dan bunyi keras
a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface hujan kedengaran
detention) dan tebal lapisan jenuh dari genangan
b. Kadar air dalam tanah Hujan seperti
c. Pemampatan oleh curah hujan ditumpahkan,
d. Tumbuh-tumbuhan saluran meluap.
e. Karakteristik hujan Curah hujan yang jatuh pada suatu wilayah
f Kondisi-kondisi permukaan tanah jarang sekali merata, apabila pada wilayah yang cukup luas
bergunung-gunung, maka hujan yang merata sulit sekali
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi terjadi, sehingga satu titik pengamatan hujan tidak dapat
antara lain : mewakili curah hujan di seluruh wilayah tersebut. Adapun
a. Jenis permukaan tanah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap distribusi
b Cara pengolahan lahan hujan wilayah :
c. Kepadatan tanah Letak lintang
d. Sifat dan jenis tanaman. Ketinggian tempat diatas muka laut
Posisi dan luas daerah
a. Hujan Jarak dari pantai
Jumlah hujan merupakan ketebalan air hujan Topografi
yang jatuh yang dinyatakan dalam satuan mm atau cm. Asal dan arah angin
sedangkan intensitas hujan adalah jumlah curah hujan Temperatur laut
adalah suatu satuan waktu , misalnya mm per detik, mm b. Evaporasi
permenit, mm perjam, mm perhari, cm perhari dan Sebelum menguraikan tentang evaporasi secara
sebagainya. Pada umumnya intensitas hujan merupakan mendalam sebaiknya dikemukakan terlebih dahulu
jumlah curah hujan dalam jangka waktu pendek. beberapa pengertian yang terkait dengan evaporasi, yaitu
Pada kenyataannya bertambahnya curah hujan sebagai berikut :
tidak sebanding dengan bertambahnya waktu jika waktu Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air menjadi
ditentukan lebih lama, maka penambahan curah hujan molekul uap di atmosfir atau peristiwa berubahnya air
akan semakin kecil dibandingkan dengan penambahan atau es menjadi uap air diudara. Penguapan ini terjadi
waktu, karena kejadian hujan tidak selalu tetap namun
pada tiap keadaan suhu, sampai udara diatas tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu)
permukaan menjadi jenuh oleh uap air. millimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu ) liter
Transpirasi adalah proses hilangnya air didalam tumbuhan atau 1000 ml. Misalnya disuatu daerah atau lokasi
akibat penguapan melalui stomata daun. pengamatan curah hujannya 10 mm., itu berarti daerah
Evapotranspirasi yaitu penguapan yang terjadi pada luasan sekitar daerah / lokasi tergenangi oleh air hujan
permukaan air, tanah, dan tumbuhan pada suatu setinggi atau tebalnya 10 millimeter (mm.)
daerah aliran sungai.
Potensial evaporasi yaitu jumlah penguapan persatuan Alat penakar hujan terbagi dalam 2 jenis yaitu :
luas dan waktu yang terjadi pada atmosfir saat itu,
apabila tersedia cukup air atau lebih. a. Penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs.) atau non
Potensial evapotranspirasi adalah jumlah air yang recording.
digunakan tumbuhan dan permukaan tanah dalam
keadaan jenuh pada kondisi iklim saat itu dengan b. Penakar hujan Otomatis / penakar hujan yang dapat
syarat air yang tersedia cukup atau lebih. mencatat sendiri (self-recording).
Actual evapotranspirasi adalah jumlah air yang diuapkan
tumbuhan dan permukaan tanah yang benar-benar Penakar hujan Otomatis terbagi dalam 2 type :
terjadi pada saat itu
Proses evaporasi sebenarnya terjadi dari dua peristiwa 1. Penakar Hujan Otomatis type Hellmann yaitu penakar
yang berkelanjutan, yaitu : hujan yang menggunakan sistem pelampung ( Float ).
Interface Evaporation yaitu transformasi dari air menjadi
uap air dipermukaan. Hal ini tergantung pada tenaga 2. Penakar Hujan Otomatis yang menggunakan
yang tersimpan. sistemTipping Bucket.
Vertical vapotransfer yaitu pemindahan udara yang
kenyang uap air dari interface ke atmosfir. A. PENAKAR HUJAN BIASA (OBS)
Besar kecilmya penguapan air dari muka air
bebas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non
 Kelembaban recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat
 Tekanan udara tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang
 Kedalaman dan luas permukaan air terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan
 Kualitas air biasa terdiri dari :
 Kecepatan angin
 Topografi yang terkait dengan temperatur a. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan
 Iklim alat, mulut corong ( bagian atasnya ) terbuat dari kuningan
 Lama penyinaran yang berbentuk cincin ( lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
 temperatur
b. Bak tempat menampung air hujan.
ALAT UKUR CURAH HUJAN c. Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas
ukur.
Hujan adalah peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-
kristal es dari awan sampai ke permukaan tanah. Curah d. Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang
hujan (dalam satuan mm.) merupakan ketinggian air hujan penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir.
e. Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 ,
dengan skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman
Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi
kepermukaan tanah per satuan luas, disebut Penakar sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan
Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat
BMKG adalah millimeter (mm.). Jadi jumlah curah hujan dibandingkan satu sama lain.
yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya
permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan
Tetapi banyak penakar hujan yang dipasang pada Stasiun
di permukaan bumi / tanah. Curah hujan 1 (satu)
Meteorologi Khusus / Stasiun kerja sama yang belum atau
millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada
tidak mempunyai taman alat, dalam hal ini untuk f.   Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua
penentuan tempat pemasangan penakar hujan perlu garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil,
diperhatikan hal – hal berikut. misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi
25 mm.
1. Syarat – syarat pemasangan :
g. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5
a. Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, mm, maka dibaca x = 1 mm.
tanpa ada gangguan disekitar penakar, seperti pohon dan
bangunan, kabel atau antene yang melintang h. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu
hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai
diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon / bangunan hari hujan.
dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon /
bangunan tersebut. i. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu
hujan.
b. Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring
(lereng bukit), puncak bukit, diatas dinding atau atap. j. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau
beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
c. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada
balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi k. Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat
beton (lihat gambar), sehingga tinggi digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang
dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang
penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.
tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus
datar (horizontal) bukaan kran diberi kunci gembok 3. Pemeliharaan :
sebagai pengaman.
a. Alat harus selalu dijaga tetap bersih, dan dicat
d. Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 aluminium.
m x 1.5 m dengan tinggi 1m, agar tidak dapat diganggu
binatang dan orang yang tidak berkepentingan. b. Kayu di cat putih, supaya tahan lama terhadap rayap
dan cuaca.
2. Cara pengamatan :
c. Corong harus tetap bersih, tidak boleh tertutup oleh
a. Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari benda-benda atau kotoran yang dapat menyumbatnya.
pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
d. Kran harus selalu diperiksa, jika bocor (air menetes
b. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan keluar) sumbu pembuka kran dikeluarkan kemudian diberi
dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya gemuk. Apabila badan penakar hujan bocor, maka harus
tertampung dalam gelas penakar. segera diperbaiki dengan disolder.

c. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum e. Bak penampung air hujan harus sering dikontrol dan
mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan dibersihkan dari endapan debu / kotoran, dengan jalan
pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran menuangkan air kedalamnya dan kran dibuka.
sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat
dijumlahkan. f.  Gelas penakar hujan harus dijaga tetap bersih jangan
sampai berlumut, dan disimpan pada tempat yang aman
d. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan agar tidak terjatuh / pecah.
curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada
dasar meniskusnya. g. Rumput disekitar tempat penakar hujan dipasang, harus
selalu pendek dan rapih tidak boleh ada semak semak
e. Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil disekitarnya.
garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
B. PENAKAR HUJAN OTOMATIS PENAKAR HUJAN Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :
OTOMATIS TYPE HELLMANN
a.    Ambil silinder jam, putar per secukupnya (jangan
Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar terlalu pol), pasangpias pada silinder tersebut dengan
hujan yang dapat mencatat sendiri, badannya berbentuk menggunakan penjepitnya, kemudian letakkan silinder jam
silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2, pada sumbunya dengan hati-hati.
tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu
penakar hujan dalam keadaan terbuka, maka bagian b.    Tuangkan air ke dalam corong secukupnya, sampai air
dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir : keluar melalui pipa gelas siphon. Setelah air berhenti
mengalir, berarti permukaan air berada tepat pada ujung
1. Syarat -syarat pemasangan : bawah saluran gelas siphon yang berada pada tabung.

Pada umumnya persyaratan tempat pemasangan alat c.    Pada kedudukan demikian, pena harus menunjuk
penakar hujan type Hellman, sama dengan alat penakar posisi awal yaitu angka 0 pada pias. Jika pena menunjuk
hujan biasa (Obs). Alat ini dipasang dengan cara disekrup lebih atau kurang dari 0, maka kedudukannya dapat diatur
pada alas papan yang dipasang pada pondasi beton (lihat dengan jalan mengendurkan sekrup yang menyekrup
gambar), sehingga tinggi permukaan. corongnya dari tangkai pena dengan tangkai pelampung. Setelah sekrup
permukaan tanah adalah 140 Cm. Letak permukaan kendur, kedudukan pena dapat disetel (dinaikkan atau
corong penakar, dan dasar tempat meletakkan tabung diturunkan) sehingga pena menunjuk pada angka 0,
berpelampung harus benar-benar datar (waterpas). kemudian sekrup tadi dikencangkan kembali.

2. Prinsip kerja alat : d.    Setelah memperoleh posisi pena pada angka 0,


tindakan selanjutnya ialah menentukan posisi puncak pena
Jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yaitu pada angka 10. Caranya tuangkan air sebanyak 10
yang berpelampung melalui corongnya, air yang masuk mm. sesuai takaran pada gelas hujan Hellmann atau
kedalam tabung mengakibatkan pelampung beserta sebanyak 200 cc (200 ml) kedalam corong penakar hujan
tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai secara perlahan-lahan, sambil memperhatikan gerakan
pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak pena dan kedudukan air dalam gelas siphon. Bila air telah
mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan tertuang semua dan pena tepat menunjukkan angka 10
menggores pias yang diletakkan/digulung pada silinder pada pias, namun air belum tertumpah keluar melalui pipa
jam yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan gelas siphon berarti kedudukan gelas siphon terlalu tinggi.
pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang Untuk itu kedudukan pipa gelas siphon harus diturunkan
masuk ke dalam tabung, apabila pena telah menunjuk yaitu dengan cara mengedurkan klem/sekrup yang
angka 10 mm. maka air dalam tabung akan terdapat pada gelas siphon. Kemudian secara perlahan-
lahan masukkan (turunkan gelas siphon) dengan arah
keluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung. kedalam tabung, sambil memperhatikan permukaaan air
Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, yang terdapat pada lengkungan gelas siphon.
dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun akan
bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus e.    Jika keadaan terjadi sebaliknya, yaitu air sudah
vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti tumpah keluar sebelum pena menunjukkan angka 10,
dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan berarti kedudukan pipa gelas siphon terlalo rendah. Untuk
naik lagi apabila ada hujan turun. mengatasinya kendurkan sekrup dan tarik keatas pipa
gelas siphon secukupnya, kemudian ulangi lagi perlakuan
3. Cara mengkalibrasi penakar hujan type Hellmann : seperti diatas, sehingga apabila dituangkan air sebanyak
200ml. Pena akan turun tepat pada posisi angka 10mm
Mengkalibrasi penakar hujan type Hellmann, dapat juga pada pias.
diartikan penyetelan pertama atau penyetelan ulang
kedudukan posisi pena dan posisi pipa gelas siphon f.     Setelah penyetelan posisi pena pada angka 0 dan 10,
sebelum alat dioperasikan. Penyetelan yang dilakukan kemudian lakukan beberapa kali menuangkan air sebanyak
disini adalah penyetelan untuk menentukan kedudukan / 200 cc dan apabila hasilnya baik, maka alat siap
posisi pena dipias pada posisi awal 0 mm dan posisi dioperasikan.
puncak angka 10 mm.
4. Pemeliharaan alat penakar hujan type Hellmann
a.    Corong penakar hujan harus selalu diperiksa dan Pada umumnya peralatan Automatic Weather Station
dibersihkan dari debu / kotoran agar tidak menyumbat. (AWS) yang kini banyak dioperasikan di Stasiun
Meteorologi, perangkat sensor penakar hujannya
b.    Pena harus tetap bersih bila rusak segera diganti, menggunakan Tipping Bucket. Dimana pada saat
apabila penanya jenis catridge agar diganti kalau sudah bucketnya saling berjungkit, secara elektrik terjadi kontak
tidak nyata pencatatannya. Pemasangan kembali pena dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan yang
tidak boleh terlalu keras menekan pias, karena akan displaynya dapat dilihat pada monitor. Penakar hujan type
mengganggu kepekaan dan ketelitian alat. tipping bucket, nilai curah hujannya tiap bucket berjungkit
tidak sama, serta luas permukaan corongnya beragam
c.    Apabila gerakan pelampung saat naik dan turun tidak tegantung dari merk pembuatnya. Jadi dalam kita
lancar atau tersendat, bersihkan tangkai pelampung dan mengoperasikan penakar hujan jenis tipping bucket, kita
periksa / bersihkan pipa gelas siphon serta tabung tempat harus pula mengetahui secara teliti dasar dari perhitungan
pelampung dari kotoran / lumut yang melekat. data yang dihasilkannya. Untuk itu perlu dilakukan
pengetesan atau mengkalibrasinya, dengan cara
C. PENAKAR HUJAN OTOMATIS TYPE TIPPING BUCKET. menuangkan sejumlah air sesuai dengan luas permukaan
corong dan nilai curah hujan tiap jungkit / tip bucketnya.
Penakar hujan Otomatis type Tipping bucket terbagi 2 Jadi nilai curah hujan 1 mm yang masuk pada luasan
macam yaitu : permukaan corong yang berbeda, maka volume air yang
tertampung pun berbeda.
1. Penakar Hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya
mekanik. 3. Pemeliharaan :

Penakar hujan Tipping Bucket jenis ini yaitu merk Jules a.    Corong penakar, terutama pada bagian saringannya /
Richard, yang terpasang dan dioperasikan dibeberapa debris filter (lihat gambar), harus selalu diperiksa dan
Stasiun Meteorologi BMG pada tahun 1976, kemungkinan dibersihkan dari debu atau kotoran yang melekat ,
besar saat ini sudah banyak yang tidak dioperasikan lagi. sehingga tidak akan menyumbat masuknya air hujan.
Luas permukaan corong penakar hujan ini 400 Cm2.
Silinder jam untuk meletakkan pias, serta perlengkapan b.    Perangkat tipping bucket secara periodik diperiksa,
bucketnya berada pada satu kotak, dan dapat diangkat serta dibersihkan dari kotoran yang melekat, supaya
keluar dari badan penakar hujan saat penggantian pias. keseimbangannya tetap terjaga sehingga hasil
piasnya berskala 50 mm. Pada saat penggantian pias pencatatannya tetap teliti.
kedudukkan pena tidak perlu dirubah atau diturunkan,
sebagaimana halnya pada penakar hujan type Hellman. c.    Disamping pemeriksaan tersebut diatas, diperiksa pula
Dalam pemasangan alat ini, tinggi permukaan corongnya saluran kabel-kabel dan konektornya.
140 Cm dari permukaan tanah.
Model persamaan kurva kapasitas infiltrasi (Infiltration
Prinsip kerja alat : Capacity Curve,, IC -
Curve) yang dikemukakan Horton adalah sebagai berikut.
Air hujan akan masuk melalui permukaan corong penakar,
kemudian mengalir untuk mengisi salah satu bucket.
Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm.
atau sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit, dimana Keterangan :
bucket yang satunya akan terangkat dan siap untuk f = kapasitas infiltrasi pada saat t (cm/jam)
menerima air hujan yang akan masuk berikutnya. Pada fc = besarnya infiltrasi saat konstan (cm/jam)
saat bucket berjungkit maka pena akan menggores pias 0.5 fo = besarnya infiltrasi saat awal (cm/jam)
skala (0,5 mm.), pena akan menggores pias dengan K = konstanta
gerakan naik ataupun turun. Demikianlah seterusnya t = waktu dari awal hujan
bucket akan bergantian berjungkit bila ada air hujan yang e = 2,718
masuk, dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui Untuk memperoleh nilai konstanta K untuk melengkapi
jumlah curah hujannya. persamaan kurva
kapasitas infiltrasi , maka persamaan Horton diolah
2. Penakar hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya sebagai berikut :
elektrik. f = fc + (fo - fc) e-Kt
f - fc = (fo - fc) e-Kt
dilogaritmakan sisi kiri dan kanan,
log (f - fc ) =log (fo - fc) e-Kt
atau
log (f - fc ) =log (fo - fc)- Kt log e
log (f - fc ) - log (fo - fc) = - Kt log e
maka,
t = (-1/(K log e)) [log (f - fc ) - log (fo - fc)]
t = (-1/(K log e)) log (f - fc ) + (1/(K log e)) log (fo - fc)
Menggunakan persamaan umum liner, y = m X + C,
sehingga :
y=t
m = -1/(K log e)
X = log (f - fc )
C = (1/K log e) log (fo - fc)
Mengambil persamaan, m = -1/(K log e), maka
K = -1/(m log e) atau K = -1/(m log 2,718)
atau

dimana m = gradient
Tabel 3.1 Data infiltometer (double ring) Gambar 3.1 Kurva mencari gradien m
dari persamaan liner tersebut diperoleh gradien, m =
-0,7527
dengan menggunakan rumus K = -1 /0,434 m, maka K =
3,06
Tabel 3.2 Perhitungan parameter infiltrasi
dengan diketahuinya nilai pada Tabel 3.2, maka nilai
fc = 1.0
fo = 10,4
K = 3,06
maka persamaan kurva kapasitas infiltrasinya adalah
f = fc + (fo - fc) e-Kt
atau
f = 1,0 + (10,4 - 1,0) e-3,06t
atau
f = 1,0 + 9,4 e-3,06t
Gambar 2, memperlihatkan bagaimana model Horton
yang digunakan dapat
menduga nilai pengamatan lapangan. Ini berarti model
Persamaan liner regresi y = m X + C atau y = t dan X = Horton sangat tepat
log (f - fc) (fitting) dengan pengamatan lapangan.
Dengan memplot hubungan t dan log (f - fc) pada
kertas grafik atau
menggunakan kalkulator maka diperoleh persamaan sbb.
y = -0,7527 X + 0,7521 (lihat Gambar 3.1)
Gambar 3.2 Kurva fitting persamaan model Horton
Volume Infiltrasi
Untuk menghitung jumlah infiltrasi total (Vt) selama
waktu (t) maka dari
persamaan Horton tersebut dilakukan integral dari
persamaan Horton yang
menghasilkan luasan dibawah kurva, yaitu :
(fo – fc)
V(t) = fc.t + ---------------(1 – e-Kt)
K
Satuan volume total (Vt) = tinggi kolom air (mm, cm dan
inchi tergantung satuan
pada parameter infiltrasi yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai