2. Hujan Orografik
Hujan konvektif
• Dihasilkan dari naiknya udara lembab secara paksa oleh
dataran tinggi atau pegunungan. Curah hujan tahunan di
dtrn tinggi umumnya lbh tinggi drpd dtrn rendah
sekitarnya, terutama pada arah hadap angin.
c. menimbulkan konvergensi pd arus udara horizontal krn • Dipengaruhi adanya dua samudera, Pasifik & Indonesia,
melewati dan adanya dua benua, Asia & Australia.
lembah yang menyerupai cerobong. • Arah angin sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi pola curah hujan.
d. memicu udara naik sbg awal ketidak-stabilan.
• Bulan Oktober s/d Maret bertiup angin monsoon timur
Hujan Gangguan laut yang menyebabkan hujan karena banyak mengandung
uap air (musim hujan di Indoensia). Bulan April s/d
a. Hujan siklonik. Disebabkan oleh gerakan udara naik September angin dari arah tenggara, sedikit mengandung
dalam skala besar yang berasosiasi dengan sistem pusat uap air tidak hujan (musim kemarau).
tekanan rendah (siklon). Gerakan udara naik biasanya
perlahan sehingga tersebar luas. Hujan agak lebat, waktu • Secara lokal, adanya pegunungan juga mempengaruhi
agak lama & pd dhr yang cukup luas. Jika arus konveksi pola curah hujan di Indonesia, adanya pegunungan Bukit
kuat (depresi, atmosfer tidak stabil) akan terjadi hujan Barisan menyebabkan pantai barat Sumatera lebih banyak
lebat. hujan dibanding sebelah timur. Kota Bogor dikelilingi oleh
gunung Salak, Gede, Pangrango, sehingga banyak hujan
b. Hujan frontal. Hujan yang diakibatkan pertemuan front (dikenal sebagai kota Hujan)18
panas dan front dingin. Terjadi di lintang menengah akibat
dr naiknya massa udara yang mengalami kovergensi, Pengamatan & Pengolahan data hujan
atmosfer menjaditidak stabil & udara yang naik akan
menghasilkan awan. Hujan tidak terlalu lebat tapi • Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan (dalam mm)
berlangsung lama (awan stratus), tp jikaterbentuk awan yang diterima permukaan bumi sebelum mengalami aliran
cumulus maka dpt terjadi hujan lebat. permukaan, evaporasi, dan peresapan ke dalam tanah.
• Menurut BMG, jumlah hari hujan dihitung jika curah dipindahkannya uap air yang keluar dari pori-pori daun.
hujan 0,5 mm atau lebih. Intensitas hujan = S CH/waktu. Semakin besar kecepatan angin, semakin besar pula laja
evapotranspirasi yang dapat terjadi. Dibandingkan dengan
• Pengamatan data hujan meliputi CH, S hari hujan, dan pengaruh radiasi panas matahari, pengaruh angin
intensitas hujan. terhadap laju ET adalah lebih kecil.
• Peralatan: manual samai otomatis Terbukanya stomata daun juga dianggap sebagai faktor
dominan untuk berlangsungnya ET. Ketika stomata daun
• Tipe observatorium disebut juga ombrometer; alat baku terbuka, laju transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang
dengan mulut penakar seluas 200 cm2 dan dipasang mempengaruhi terjadinya evaporasi, demikian seterusnya
padaketinggian mulut penakar 1,2 m dari permukaan sampai stomata daun setengah tertutup. Pada keadaan ini
tanah. Data dari ombrometer adalah CH harian dan diukur tampak bahwa pengaruh fisiologi tanaman terhadap ET
secara manual. Jika tertampung air hujan sebanyak 200 adalah dominan. Namur demikian proses terbuka dan
cm3 maka besarnya curah hujan hari itu adalah 10 mm tertutupnya stomata ditentukan oleh faktor iklim terutama
(200 cm3/200 cm2). lama waktu penyinaran (suhu udara). Suhu udara dapat
mempengaruhi kecepatan membuka dan menutupnya
stomata. Sementara kelembaban disekitarnya membantu
memperpanjang lama waktu stomata tersebut terbuka.
Faktor-faktor Penentu Evapotranspirasi Hal inilah yang menyebabkan proses ET terjadi terutama
pada siang hari dan berkurang secara drastis pada malam
hari.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap
mempengaruhi besarnya evapotranspirasi, maka Kelembaban tanah juga mempunyai peran untuk
evapotranspirasi perlu dibedakan menjadi mempengaruhi terjadinya evapotranspirasi.
evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi Evapotranspirasi berlangsung ketika vegetasi yang
aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor bersangkutan sedang tidak kekurangan suplai air. Dengan
meteorologi, sementara AET lebih dipengaruhi oleh faktor kata lain evapotranspirasi potensial berlangsung ketika
fisiologi tanaman dan unsur tanah. Uraian tentang kondisi kelembaban tanah berkisar antara titik wilting
pengaruh faktor lingkungan terhadap evapotranspirasi point dan field capacity.
akan lebih ditekankan pada pengaruh faktor- faktor
tersebut pada PET.
Pengaruh suhu terhadap PET dapat dikatakan secara Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu
langsung berkaitan dengan intensitas dan lama waktu besaran hujan disamai atau dilampaui. Sebaliknya, periode
radiasi matahari. Namun demikian perlu dikemukakan ulang/kala ulang adalah waktu hipotetik dimana hujan
bahwa suhu yang akan mempengaruhi PET adalah suhu dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau
daun dan bukan suhu udara disekitar daun. dilampaui. Dalam hal ini tidak terkandung pengertian
bahwa kejadian tsb akan berulang secara teratur setiap
Pengaruh angin terhadap PET adalah melalui mekanisme periode ulang tsb. Misal, hujan dengan periode ulang 10
thn, tidak berarti akan terjadi setiap 10 thn, akan tetapi 6. Apabila syarat uji dipenuhi, tentukan besaran
ada kemungkinan dalam jangka waktu 1000 thn akan rancangan yang dicari untuk periode ulang yg
terjadi 100 kali kejadian hujan 10 tahunan. Ada ditetapkan.
kemungkinan selama kurun waktu 10 thn terjadi hujan 10 7. Jika syarat uji tidak dipenuhi, pilih distribusi yg lain
tahunan lebih dari satu kali, atau sebaliknya tidak terjadi dan analisis dapat dilakukan seperti pada langkah
sama sekali. (1) sampai dengan (6).
Analisis frekuensi memerlukan seri data hujan yg diperoleh Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses
dari pos penakar hujan, baik yg manual maupun yg meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori
otomatis. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang
statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke
probabilitas besaran hujan di masa yg akan datang. dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan
Dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan yang dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang
akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi
hujan masa lalu. maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi
permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya
Ada dua macam seri data yang dipergunakan dalam daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari.
analisis frekuensi, yaitu: Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya
terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan
1. Data maksimum tahunan kapasitas infiltrasi.
2. Seri parsial
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap :
Dalam analisis frekuensi, hasil yg diperoleh tergantung a. Proses Limpasan
pada kualitas dan panjang data. Makin pendek data yg Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat
tersedia, makin besar penyimpangan yang terjadi. diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke
dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin
frekuensi dan empat jenis distribusi yg banyak digunakan besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas
dalam bidang hidrologi adalah: curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil.
Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga
1. Distribusi Normal, debit puncaknya juga akan lebih kecil.
2. Distribusi Log Normal, b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah
3. Distribusi Log-Pearson III, Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk
4. Distribusi Gumbel. tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak
jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk
Prosedur umum hitungan analisis frekuensi dapat evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian
dilaksanakan dengan urutan sbb: kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi
dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang
1. Hitung parameter statistik data yg dianalisis, dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu
meliputi: X, S, Cv, Cs, dan Ck. kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula
2. Berdasarkan nilai-nilai parameter statistik diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah.
terhitung, perkirakan distribusi yang cocok dengan
sebaran data. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah:
3. Urutkan data dari kecil ke besar (atau sebaliknya). 1. Karakteristik –karakteristik hujan
4. Dengan kertas probabilitas yang sesuai untuk 2. Kondisi-kondisi permukaan tanah
distribusi terpilih, plotkan data dengan nilai • Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin
probabilitas variat Xi, sbb; prob (Xi <= X) = m / (n + memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi.
1), dengan m adalah urutan data dari kecil ke • Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-
besar (1 s.d. n). Sedangkan n adalah jumlah data. pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi.
5. Tarik garis teoritik dan lakukan uji Chi-Kuadrat dan • Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk
Smirnov-Kolmogorov. detensi permukaan.
• Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari.
• Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi
laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya. kadang-kadang curah hujan itu kurang atau bahkan
• Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan berhenti.
kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena Curah hujan yang jatuh kebumi kadang-kadang
kenaikan atau penurunan cadangan permukaan. sangat deras, sedang atau bahkan hanya gerimis. Tingkat
3. Kondisi-kondisi penutup permukaan kederasan hujan ini disebut derajat hujan. masing-masing
• Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan drajat hujan akan menimbulkan efek pada tanah yang
dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, beraneka macam pula. Klasifikasi derajat hujan dapat
seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi ditentukan berdasarkan intensitas hujannya.
• Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama Tabel 1.1 Intensitas Hujan dan Derajat Hujan
seperti yang dilakukan seresah. Derajat Intensitas Hujan Kondisi
• Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah mm/mnt
permukaan) mengurangi infiltrasi. mm/jam
4. Transmibilitas tanah mm/hari
• Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian Sangat lemah <0,02 <1 <5 Tanah agak basah
dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor penting Lemah 0,02- 1-5 5-20 atau terbasahi
yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah. Normal 0,05 sedikit tanah
• Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. Deras 0,05 5-10 20-50 menjadi basah
5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi Sangat deras 0,025 semua namun sulit
• Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi 0,025-1 10-20 50- dibuat puddle dan
penyebabnya dan sifatnya belum pasti. 100 bunyi curah hujan
• Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi >1 >20 >100 kedengaran
infiltrasi. Air tergenang
diseluruh
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara permukaan tanah
lain : dan bunyi keras
a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface hujan kedengaran
detention) dan tebal lapisan jenuh dari genangan
b. Kadar air dalam tanah Hujan seperti
c. Pemampatan oleh curah hujan ditumpahkan,
d. Tumbuh-tumbuhan saluran meluap.
e. Karakteristik hujan Curah hujan yang jatuh pada suatu wilayah
f Kondisi-kondisi permukaan tanah jarang sekali merata, apabila pada wilayah yang cukup luas
bergunung-gunung, maka hujan yang merata sulit sekali
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi terjadi, sehingga satu titik pengamatan hujan tidak dapat
antara lain : mewakili curah hujan di seluruh wilayah tersebut. Adapun
a. Jenis permukaan tanah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap distribusi
b Cara pengolahan lahan hujan wilayah :
c. Kepadatan tanah Letak lintang
d. Sifat dan jenis tanaman. Ketinggian tempat diatas muka laut
Posisi dan luas daerah
a. Hujan Jarak dari pantai
Jumlah hujan merupakan ketebalan air hujan Topografi
yang jatuh yang dinyatakan dalam satuan mm atau cm. Asal dan arah angin
sedangkan intensitas hujan adalah jumlah curah hujan Temperatur laut
adalah suatu satuan waktu , misalnya mm per detik, mm b. Evaporasi
permenit, mm perjam, mm perhari, cm perhari dan Sebelum menguraikan tentang evaporasi secara
sebagainya. Pada umumnya intensitas hujan merupakan mendalam sebaiknya dikemukakan terlebih dahulu
jumlah curah hujan dalam jangka waktu pendek. beberapa pengertian yang terkait dengan evaporasi, yaitu
Pada kenyataannya bertambahnya curah hujan sebagai berikut :
tidak sebanding dengan bertambahnya waktu jika waktu Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air menjadi
ditentukan lebih lama, maka penambahan curah hujan molekul uap di atmosfir atau peristiwa berubahnya air
akan semakin kecil dibandingkan dengan penambahan atau es menjadi uap air diudara. Penguapan ini terjadi
waktu, karena kejadian hujan tidak selalu tetap namun
pada tiap keadaan suhu, sampai udara diatas tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu)
permukaan menjadi jenuh oleh uap air. millimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu ) liter
Transpirasi adalah proses hilangnya air didalam tumbuhan atau 1000 ml. Misalnya disuatu daerah atau lokasi
akibat penguapan melalui stomata daun. pengamatan curah hujannya 10 mm., itu berarti daerah
Evapotranspirasi yaitu penguapan yang terjadi pada luasan sekitar daerah / lokasi tergenangi oleh air hujan
permukaan air, tanah, dan tumbuhan pada suatu setinggi atau tebalnya 10 millimeter (mm.)
daerah aliran sungai.
Potensial evaporasi yaitu jumlah penguapan persatuan Alat penakar hujan terbagi dalam 2 jenis yaitu :
luas dan waktu yang terjadi pada atmosfir saat itu,
apabila tersedia cukup air atau lebih. a. Penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs.) atau non
Potensial evapotranspirasi adalah jumlah air yang recording.
digunakan tumbuhan dan permukaan tanah dalam
keadaan jenuh pada kondisi iklim saat itu dengan b. Penakar hujan Otomatis / penakar hujan yang dapat
syarat air yang tersedia cukup atau lebih. mencatat sendiri (self-recording).
Actual evapotranspirasi adalah jumlah air yang diuapkan
tumbuhan dan permukaan tanah yang benar-benar Penakar hujan Otomatis terbagi dalam 2 type :
terjadi pada saat itu
Proses evaporasi sebenarnya terjadi dari dua peristiwa 1. Penakar Hujan Otomatis type Hellmann yaitu penakar
yang berkelanjutan, yaitu : hujan yang menggunakan sistem pelampung ( Float ).
Interface Evaporation yaitu transformasi dari air menjadi
uap air dipermukaan. Hal ini tergantung pada tenaga 2. Penakar Hujan Otomatis yang menggunakan
yang tersimpan. sistemTipping Bucket.
Vertical vapotransfer yaitu pemindahan udara yang
kenyang uap air dari interface ke atmosfir. A. PENAKAR HUJAN BIASA (OBS)
Besar kecilmya penguapan air dari muka air
bebas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non
Kelembaban recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat
Tekanan udara tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang
Kedalaman dan luas permukaan air terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan
Kualitas air biasa terdiri dari :
Kecepatan angin
Topografi yang terkait dengan temperatur a. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan
Iklim alat, mulut corong ( bagian atasnya ) terbuat dari kuningan
Lama penyinaran yang berbentuk cincin ( lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
temperatur
b. Bak tempat menampung air hujan.
ALAT UKUR CURAH HUJAN c. Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas
ukur.
Hujan adalah peristiwa turunnya titik-titik air atau kristal-
kristal es dari awan sampai ke permukaan tanah. Curah d. Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang
hujan (dalam satuan mm.) merupakan ketinggian air hujan penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir.
e. Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 ,
dengan skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman
Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi
kepermukaan tanah per satuan luas, disebut Penakar sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan
Hujan. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat
BMKG adalah millimeter (mm.). Jadi jumlah curah hujan dibandingkan satu sama lain.
yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya
permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan
Tetapi banyak penakar hujan yang dipasang pada Stasiun
di permukaan bumi / tanah. Curah hujan 1 (satu)
Meteorologi Khusus / Stasiun kerja sama yang belum atau
millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada
tidak mempunyai taman alat, dalam hal ini untuk f. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua
penentuan tempat pemasangan penakar hujan perlu garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil,
diperhatikan hal – hal berikut. misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi
25 mm.
1. Syarat – syarat pemasangan :
g. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5
a. Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, mm, maka dibaca x = 1 mm.
tanpa ada gangguan disekitar penakar, seperti pohon dan
bangunan, kabel atau antene yang melintang h. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu
hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai
diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon / bangunan hari hujan.
dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon /
bangunan tersebut. i. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu
hujan.
b. Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring
(lereng bukit), puncak bukit, diatas dinding atau atap. j. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau
beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
c. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada
balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi k. Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat
beton (lihat gambar), sehingga tinggi digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang
dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang
penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.
tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus
datar (horizontal) bukaan kran diberi kunci gembok 3. Pemeliharaan :
sebagai pengaman.
a. Alat harus selalu dijaga tetap bersih, dan dicat
d. Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 aluminium.
m x 1.5 m dengan tinggi 1m, agar tidak dapat diganggu
binatang dan orang yang tidak berkepentingan. b. Kayu di cat putih, supaya tahan lama terhadap rayap
dan cuaca.
2. Cara pengamatan :
c. Corong harus tetap bersih, tidak boleh tertutup oleh
a. Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari benda-benda atau kotoran yang dapat menyumbatnya.
pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
d. Kran harus selalu diperiksa, jika bocor (air menetes
b. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan keluar) sumbu pembuka kran dikeluarkan kemudian diberi
dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya gemuk. Apabila badan penakar hujan bocor, maka harus
tertampung dalam gelas penakar. segera diperbaiki dengan disolder.
c. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum e. Bak penampung air hujan harus sering dikontrol dan
mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan dibersihkan dari endapan debu / kotoran, dengan jalan
pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran menuangkan air kedalamnya dan kran dibuka.
sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat
dijumlahkan. f. Gelas penakar hujan harus dijaga tetap bersih jangan
sampai berlumut, dan disimpan pada tempat yang aman
d. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan agar tidak terjatuh / pecah.
curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada
dasar meniskusnya. g. Rumput disekitar tempat penakar hujan dipasang, harus
selalu pendek dan rapih tidak boleh ada semak semak
e. Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil disekitarnya.
garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
B. PENAKAR HUJAN OTOMATIS PENAKAR HUJAN Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :
OTOMATIS TYPE HELLMANN
a. Ambil silinder jam, putar per secukupnya (jangan
Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar terlalu pol), pasangpias pada silinder tersebut dengan
hujan yang dapat mencatat sendiri, badannya berbentuk menggunakan penjepitnya, kemudian letakkan silinder jam
silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2, pada sumbunya dengan hati-hati.
tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu
penakar hujan dalam keadaan terbuka, maka bagian b. Tuangkan air ke dalam corong secukupnya, sampai air
dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir : keluar melalui pipa gelas siphon. Setelah air berhenti
mengalir, berarti permukaan air berada tepat pada ujung
1. Syarat -syarat pemasangan : bawah saluran gelas siphon yang berada pada tabung.
Pada umumnya persyaratan tempat pemasangan alat c. Pada kedudukan demikian, pena harus menunjuk
penakar hujan type Hellman, sama dengan alat penakar posisi awal yaitu angka 0 pada pias. Jika pena menunjuk
hujan biasa (Obs). Alat ini dipasang dengan cara disekrup lebih atau kurang dari 0, maka kedudukannya dapat diatur
pada alas papan yang dipasang pada pondasi beton (lihat dengan jalan mengendurkan sekrup yang menyekrup
gambar), sehingga tinggi permukaan. corongnya dari tangkai pena dengan tangkai pelampung. Setelah sekrup
permukaan tanah adalah 140 Cm. Letak permukaan kendur, kedudukan pena dapat disetel (dinaikkan atau
corong penakar, dan dasar tempat meletakkan tabung diturunkan) sehingga pena menunjuk pada angka 0,
berpelampung harus benar-benar datar (waterpas). kemudian sekrup tadi dikencangkan kembali.
Penakar hujan Tipping Bucket jenis ini yaitu merk Jules a. Corong penakar, terutama pada bagian saringannya /
Richard, yang terpasang dan dioperasikan dibeberapa debris filter (lihat gambar), harus selalu diperiksa dan
Stasiun Meteorologi BMG pada tahun 1976, kemungkinan dibersihkan dari debu atau kotoran yang melekat ,
besar saat ini sudah banyak yang tidak dioperasikan lagi. sehingga tidak akan menyumbat masuknya air hujan.
Luas permukaan corong penakar hujan ini 400 Cm2.
Silinder jam untuk meletakkan pias, serta perlengkapan b. Perangkat tipping bucket secara periodik diperiksa,
bucketnya berada pada satu kotak, dan dapat diangkat serta dibersihkan dari kotoran yang melekat, supaya
keluar dari badan penakar hujan saat penggantian pias. keseimbangannya tetap terjaga sehingga hasil
piasnya berskala 50 mm. Pada saat penggantian pias pencatatannya tetap teliti.
kedudukkan pena tidak perlu dirubah atau diturunkan,
sebagaimana halnya pada penakar hujan type Hellman. c. Disamping pemeriksaan tersebut diatas, diperiksa pula
Dalam pemasangan alat ini, tinggi permukaan corongnya saluran kabel-kabel dan konektornya.
140 Cm dari permukaan tanah.
Model persamaan kurva kapasitas infiltrasi (Infiltration
Prinsip kerja alat : Capacity Curve,, IC -
Curve) yang dikemukakan Horton adalah sebagai berikut.
Air hujan akan masuk melalui permukaan corong penakar,
kemudian mengalir untuk mengisi salah satu bucket.
Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm.
atau sejumlah 20 ml maka bucket akan berjungkit, dimana Keterangan :
bucket yang satunya akan terangkat dan siap untuk f = kapasitas infiltrasi pada saat t (cm/jam)
menerima air hujan yang akan masuk berikutnya. Pada fc = besarnya infiltrasi saat konstan (cm/jam)
saat bucket berjungkit maka pena akan menggores pias 0.5 fo = besarnya infiltrasi saat awal (cm/jam)
skala (0,5 mm.), pena akan menggores pias dengan K = konstanta
gerakan naik ataupun turun. Demikianlah seterusnya t = waktu dari awal hujan
bucket akan bergantian berjungkit bila ada air hujan yang e = 2,718
masuk, dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui Untuk memperoleh nilai konstanta K untuk melengkapi
jumlah curah hujannya. persamaan kurva
kapasitas infiltrasi , maka persamaan Horton diolah
2. Penakar hujan Tipping Bucket yang sistem kerjanya sebagai berikut :
elektrik. f = fc + (fo - fc) e-Kt
f - fc = (fo - fc) e-Kt
dilogaritmakan sisi kiri dan kanan,
log (f - fc ) =log (fo - fc) e-Kt
atau
log (f - fc ) =log (fo - fc)- Kt log e
log (f - fc ) - log (fo - fc) = - Kt log e
maka,
t = (-1/(K log e)) [log (f - fc ) - log (fo - fc)]
t = (-1/(K log e)) log (f - fc ) + (1/(K log e)) log (fo - fc)
Menggunakan persamaan umum liner, y = m X + C,
sehingga :
y=t
m = -1/(K log e)
X = log (f - fc )
C = (1/K log e) log (fo - fc)
Mengambil persamaan, m = -1/(K log e), maka
K = -1/(m log e) atau K = -1/(m log 2,718)
atau
dimana m = gradient
Tabel 3.1 Data infiltometer (double ring) Gambar 3.1 Kurva mencari gradien m
dari persamaan liner tersebut diperoleh gradien, m =
-0,7527
dengan menggunakan rumus K = -1 /0,434 m, maka K =
3,06
Tabel 3.2 Perhitungan parameter infiltrasi
dengan diketahuinya nilai pada Tabel 3.2, maka nilai
fc = 1.0
fo = 10,4
K = 3,06
maka persamaan kurva kapasitas infiltrasinya adalah
f = fc + (fo - fc) e-Kt
atau
f = 1,0 + (10,4 - 1,0) e-3,06t
atau
f = 1,0 + 9,4 e-3,06t
Gambar 2, memperlihatkan bagaimana model Horton
yang digunakan dapat
menduga nilai pengamatan lapangan. Ini berarti model
Persamaan liner regresi y = m X + C atau y = t dan X = Horton sangat tepat
log (f - fc) (fitting) dengan pengamatan lapangan.
Dengan memplot hubungan t dan log (f - fc) pada
kertas grafik atau
menggunakan kalkulator maka diperoleh persamaan sbb.
y = -0,7527 X + 0,7521 (lihat Gambar 3.1)
Gambar 3.2 Kurva fitting persamaan model Horton
Volume Infiltrasi
Untuk menghitung jumlah infiltrasi total (Vt) selama
waktu (t) maka dari
persamaan Horton tersebut dilakukan integral dari
persamaan Horton yang
menghasilkan luasan dibawah kurva, yaitu :
(fo – fc)
V(t) = fc.t + ---------------(1 – e-Kt)
K
Satuan volume total (Vt) = tinggi kolom air (mm, cm dan
inchi tergantung satuan
pada parameter infiltrasi yang digunakan.