TOSHIBA CPI
NIP : 012021002
Konflik merupakan suatu proses yang dihasilkan dari tindakan kelompok atau
individu yang dipandang oleh kelompok atau individu lain akan mempunyai dampak
negatif terhadap kepentingan mereka. Pada kasus hubungan industrial PT. Toshiba
CPI, pihak manajerial dan serikat pekerja tidak berhasil mengupayakan adanya
kesepakatan sehingga menyebabkan terganggunya operasional (terjadi mogok kerja)
dan menimbulkan konflik dalam perusahaan. Pada studi kasus artikel ini terlihat
umumnya tipe komunikasi antara pihak manajerial dengan pekerja merupakan
hubungan formal ke bawah yang kaku dan birokratis sehingga menimbulkan
kesenjangan komunikasi. Kesenjangan komunikasi ini menyebabkan perbedaan sudut
pandang antara pekerja dengan perusahaan, hal ini menimbulkan rasa pekerja
diperlakukan secara tidak adil.
Selain itu pada artikel terlihat, isu bahwa pekerja/ karyawan adalah aset perusahaan
yang juga harus dikelola dengan baik bukan hanya sebagai objek dari kebijakan, di
dunia HRD pada masa itu masih belum terimplementasikan. Terlihat dari setiap
kebijakan yang diambil oleh pimpinan HRD selalu menimbulkan gejolak dan bukan atas
dasar kesepakatan dari hasil perundingan bersama. Sebagai HRD sangat penting
perannya dalam komunikasi internal sebagai fasilitator antara perwakilan menejemen
perusahaan dan perwakilan pekerja, bukan hanya berperan sebagai fungsi administratif
dan personalia. Sehingga kemampuan pimpinan HRD dalam berkomunikasi dan
bernegosiasi yang baik dengan serikat pekerja sangat dibutuhkan dalam perannya
dalam hubungan industrial. Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, sebagai HRD
mungkin dapat menganalisa gerak – gerik para pekerja jika sudah mulai ada tanda
stress dalam pekerjaan atau gejolak negatif dari para pekerja bisa langsung mengambil
langkah strategis dalam mengelola stress para pekerja agar tidak menular misalkan,
dengan adanya rotasi jam kerja, rotasi job placement, berdiskusi (bisa memotivasi atau
bernegosiasi) dengan para pekerja yang dianggap mulai stress dalam pekerjaan,
mengadakan training, gathering, menyarankan cuti, dsb.