Anda di halaman 1dari 264

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK


GEDUNG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN WONOGIRI

Disusun dalam Memenuhi


Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang

ARIP BAYU PRADANA


C.431.12.0005

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
2016
ABSTRAK

Nama : Arip Bayu Pradana


NIM : C.431.12.0005
Judul : Perencanaan Instalasi Listrik Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri.

Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri merupakan gedung milik pemerintahan


kabupaten wonogiri yang berfungsi sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di kabupaten wonogiri, sehingga diperlukan sistem instalasi listrik yang sesuai
dengan standar yang berlaku seperti PUIL 2011 dan standar lainnya dibidang kelistrikan.
Supply listrik utama menggunakan sumber dari PLN, generator set digunakan sebagai
sumber cadangan ketika listrik dari PLN mati. Rencana instalasi pada Gedung Dinas Pendidikan
yaitu instalasi penerangan, instalasi tata udara, instalasi stop kontak, dan instalasi pompa transfer
air bersih. Terdapat panel LVMDP, panel SDP dan panel Sub sebagai supply daya untuk instalasi
yang akan dipasang. Pemilihan rating pemutus daya dan dimensi kabel penghantar yang akan
digunakan akan berpengaruh pada keandalan jaringan instalasi. Perhitungan KHA akan
mempengaruhi pemilihan pemutus daya, pemilihan diameter kabel penghantar dan penurunan
tegangan yang akan terjadi pada jaringan instalasi.
Perhitungan dilakukan dengan dua metode yaitu secara manual dan menggunakan
software Ecodial Calculation 4.8. Penggunaan dua metode ini bertujuan mengahsilkan
perhitungan yang lebih akurat, sehingga dalam pemilihan pemutus daya dan dimensi kabel yang
digunakan akan sesuai dengan beban yang terpasang.
Total beban listrik Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri sebesar 184.689 VA,
sehingga penyambungan daya dari PLN dipilih sebesar 197 kVA dengan menggunakan
transformator dengan kapasitas 200 kVA dan kapasitas generator set yang dibutuhkan sebesar
250 kVA. Beban pada panel LVMDP sebesar 156.984 watt dengan KHA 350,75 A sehingga
menggunakan MCCB dengan rating 400 A, menggunakan kabel NYY 4 x 150 mm2 dengan
penurunan tegangan sebesar 1,64 volt atau sebesar 0,43% pada jaringan sistem 3 fasa. Sesuai
standar PUIL 2001 penurunan tegangan maksimal 4% sehingga penurunan tegangan pada panel
LVMDP masih sesuai standar yang dipersyaratkan.

Kata kunci : Instalasi Listrik, KHA, Pemutus Daya, Penurunan Tegangan, Dimensi Kabel
Penghantar, Tegangan Rendah.

iv
ABSTRACT

Name : Arip Bayu Pradana


Nim : C.431.12.0005
Title : Building Electrical Installation Planning Education Office of Wonogiri.

Building Wonogiri Distric Education Office is a goverment-owned building wonogiri


district that serves as a meanss of support to enchance the quality of education in wonogiri
district, so that the necessary electrical installation systems in accordance with applicable
standards such as PUIL 2011 and other standards in the field of electricity.
The main electrical supply using the resources of PLN, generator sets are used as a back
up source when the electricity died. Building installation plans at the department of education,
namely the installation of lighting, installation of air conditioning, installation of receptacles, and
installation of clean water transfer pump. There LVMDP panel, panel and panel sub SDP as a
power supply for the installation to be installed. Selection of the power breaker rating and the
dimensions of the cable conductors to be used will affect the reliability of network installations.
CRC calculation will affect the selection of the power breaker, the selection of cable diameter
conductor and voltage drop that will occur on the network installation.
Calculation done by two methods : manually and using software Ecodial Calculation 4.8.
The use of these two methods aimed value more accurate calculations, resulting in the selection
of the power circuit breaker and the dimensions of the cable used will be in accordance with the
load attached.
The total electrical load wonogiri district education office building at 184.689 VA, so that
the connecting power of PLN have amounted to 197 kVA using transformers with a capacity of
250 kVA and required capacity generator set of 200 kVA. The load on the panel of 156.984
watts LVMDP with CRC 350,75 A so using MCCB with a ratingg of 400 A, using a cable NYY
4 x 150 mm2 with a voltage drop of 1,64 volts or by 0,43% on a three phase system network.
PUIL 2011 according to the standard maximum voltage drop 4% so that the voltage drop accross
LVMDP panel still appropriate the required standard.

Keywords : Electrical Installation, CRC, Power Breakers, Voltage Decline, Dimensional


conductor Cables, Low Voltage.
.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini , yang berjudul :
“PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN WONOGIRI”
Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Program Studi Sarjana S-1 Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang. Dalam menyusun laporan ini, penulis mendapat
bimbingan, dukungan serta bantuan moral dan material dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini dengan lancar
2. Bapak Ir. Supoyo, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Semarang.
3. Ibu Budiani Destiningtyas, ST. M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Semarang.
4. Ibu Titik Nurhayati, ST. M.Eng, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan masukan yang bermanfaat bagi terselesaikanya
tugas akhir ini.
5. Ibu Harmini, ST. M.Eng, selaku pembimbing II yang telah memberikan saya
banyak masukan yang bermanfaat bagi terselesaikanya tugas akhir ini.
6. Ibu Budiani Destyningtias, ST. M.Eng, selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknik
Elektro Universitas Semarang.
7. Ibu Budiani Destyningtias, ST. M.Eng, selaku Dosen Wali yang telah
memberikan banyak masukan yang bermanfaat bagi terselesaikanya tugas
akhir ini.
8. Kakek, Nenek, Bapak, Ibu, Bibi, Kaka, Adik-Adikku tercinta dan semua
anggota keluarga yang telah memberikan doa, dorongan, spirit, dan semangat.
9. Yogi Rahmawati yang selalu memberikan doa, dorongan, spirit, dan semangat
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

vi
10. Teman - teman angkatan 2012 dan seluruh pihak yang tidak dapat saya
sebutkan disini baik secara langsung atau tidak langsung membantu saya
dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.
Penulis mengakui bahwa laporan tugas akhir ini masih belum sempurna.
Untuk itu penulis dengan segenap kerendahan hati menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga laporan tugas akhir ini
bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa program studi S-1 Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang.

Semarang, Februari 2016

Arip Bayu Pradana

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Just Do It ”

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini ku persembahkan :

 Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan doa restunya, mendidik, dan
membesarkan. Selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual.
 Calon pendamping hidupku nanti.
 Sahabat dan teman-teman USM angkatan 2012, terimakasih atas dukungan dan
semangat kita semua.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................................iv
ABSTRACT............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
BAB I ....................................................................................................................1
PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................3
1.4 Batasan Masalah ..........................................................................................4
1.5 Metodologi Penelitian..................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................5
BAB II...................................................................................................................7
2.1 Pengertian Instalasi Listrik .........................................................................8
2.2 Ketentuan Umum Instalasi Listrik..............................................................9
2.3 Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) .............................................9
2.4 Prinsip Dasar Instalasi Listrik......................................................................13
2.5 Distribusi Daya Listrik ................................................................................15
2.5.1 Sistem Distribusi Primer.....................................................................15
2.5.2 Sistem Distribusi Sekunder.................................................................20
2.5.3 Sistem Pentanahan ( Grounding ).......................................................21
2.5.3.1 Jenis Pentanahan ....................................................................23
2.6 Pangaman Instalasi Listrik..........................................................................26
2.6.1 Sekering ( Fuse ).................................................................................26

ix
2.6.2 Miniature Circuit Break ( MCB ).......................................................27
2.6.3 Moulded Case Circuite Breaker ( MCCB )........................................28
2.6.4 Air Circuit Breaker ( ACB ) ...............................................................29
2.6.5 Arus Nominal Pengaman....................................................................29
2.6.6 Arus Hubung Singkat ( Short Circuit Current ) .................................30
2.6.7 Jatuh Tegangan ...................................................................................31
2.7 Kabel Penghantar.........................................................................................34
2.7.1 Kabel NYM ........................................................................................35
2.7.2 Kabel NYY .........................................................................................36
2.7.3 Kabel NYFGBY .................................................................................37
2.7.4 Kabel NYA .........................................................................................37
2.7.5 Kabel Tembaga Telanjang ( BC ).......................................................38
2.7.6 Twinsted cable saluran rumah ( Service Enterance )..........................38
2.7.7 Twinsted cable jaringan distribusi tegangan rendah ( JTR )..............38
2.7.8 Kode Huruf Dalam Penamaan Kabel .................................................39
2.7.9 Pemeliharaan Kebutuhan Ukuran Kabel Listrik ................................39
2.8 Panel Hubung Bagi ( PHB ) ............................................................................43
2.8.1 Penel Distribusi Dibagi Menjadi Dua Tingkatan ..............................45
2.8.1.1 Low Voltage Main Distrbusi Panel ( LVMDP ) ...................45
2.7.1.2 Sub Distribution Panel ( SDP ) .............................................39
2.9 Single Line Diagram .......................................................................................45
2.10 Grounding .....................................................................................................47
2.11 Busbar ...........................................................................................................47
2.12 Daya Listrik Arus AC ...................................................................................48
2.12.1 Daya Aktif ........................................................................................49
2.12.2 Daya Reaktif .....................................................................................49
2.12.3 Daya Semu........................................................................................50
2.12.4 Segitiga Daya....................................................................................50
2.13 Genarator.......................................................................................................51
2.13.1 Kontruksi Generator AC ( Arus Bolak – Balik ) ..............................52
2.13.2 Prinsip – Prinsip Kerja Genset..........................................................54

x
2.14 Pengaman Genset Otomatis ..........................................................................57
2.14.1 Automatic Voltage Regulator ...........................................................58
2.14.2 AMF dan ATS ..................................................................................59
2.14.3 Prinsip Kerja .....................................................................................60
2.14.4 Penentuan Kebutuhan Daya Genset..................................................61
2.15 Panel Kapasitas Bank....................................................................................62
2.16 Urutan Daya Listrik Di Indonesia .................................................................62
2.17 Ecodial Advance Calculator INT 4.8 ............................................................64
BAB III .................................................................................................................68
3.1 Beban – Beban Listrik .................................................................................68
3.2 Rencana Sistem Distribusi Listrik Gedung Dinas Pendidikan Kabubaten
Wonogiri ......................................................................................................69
3.3 Pengumpulan Data.......................................................................................71
3.4 Beban Listrik LVMDP Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri...73
3.5 Daftar Beban Listrik Panel SDP Instilasi Penerangan Gedung Dinas
Pendidikan Kabupaten Wonogiri.................................................................73
3.6 Daftar Beban Listrik Panel SDP Instalasi Tata Udara Gedung Dinas
Pendidikan Kabupaten Wonogiri.................................................................76
3.7 Daftar Beban Listrik Panel SDP Instalasi Stop Kontak Gedung Dinas
Pendidikan Kabupaten Wonogiri.................................................................78
3.8 Daftar Beban Listrik Panel SDP Pompa Transfer Air Bersih Gedung Dinas
Pendidikan Kabupaten Wonogiri.................................................................80
BAB IV .................................................................................................................81
4.1 Klarifikasi Beban .........................................................................................81
4.2 Perhitungan Kebutuhan MCB, Menentukan Ukuran Kabel Penghantar Dan
Perhitungan Penurunan Tegangan ...............................................................81
4.3 Perhitungan Total Beban Listrik..................................................................83
4.3.1 Perhitungan TOTAL Beban Listrik SDP 1 Instalasi Penerangan ......83
4.3.2 Perhitungan TOTAL Beban Listrik SDP 2 Instalasi Tata udara Udara /
AC ......................................................................................................84
4.3.3 Perhitungan TOTAL Beban Listrik SDP 3 Instalasi Stop Kontak.....84

xi
4.3.4 Perhitungan TOTAL Beban Listrik SDP 3 Instalasi Pompa Transfer
Air Bersih ...........................................................................................84
4.3.5 total Beban Listrik LVMDP Gedung Dinas Pendiikan Kabupaten
Wonogiri.............................................................................................85
4.3.6 Perhitungan Manual Menentukan Sambungan Daya Dari PLN,
Kapasitas Transformator dan Kapasitas Genset ................................85
4.3.7 Perhitungan Manual Arus KHA, Menentukan Ukuran Kabel
Penghantar dan Perhitungan Peurunan Tegangan ..............................87
4.3.8 Hasil Perhitungan Manual Arus KHA, Menentukan Ukuran Kabel
Penghantar dan Perhitungan Peurunan Tegangan ............................104
4.4 Perhituungan Ecodial Advance Calculator 4.8 .........................................105
4.4.1 Langkah – langkah Utama Menggunakan Ecodial Advance Calculator
4.8.....................................................................................................106
4.4.2 Bagian – Bagian Ecodial Advance Calculator 4.8...........................107
4.4.3 Hasil Perhitungan Ecodial Advance Calculator 4.8.........................111
4.5 Analisa Hasil Perhitungan Manual dan Perhitungan Ecodial....................113
4.5.1 Menentukan Error Antara Perhitungan Manual dan Perhitungan ....114
4.6 Pemilihan Pemutus Daya Dan Diameter Kabel Gedung Dinas Pendidikan
Kabubaten Wonogiri..................................................................................124
BAB V.................................................................................................................131
5.1 Kesimpulan ................................................................................................131
5.2 Saran...........................................................................................................132
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................133
LAMPIRAN........................................................................................................136

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Jaringan Distribusi Tipe Radial........................................................17


Gambar 2.2. Jaringan Distribusi Tipe Loop..........................................................18
Gambar 2.3. Jaringan Distribusi Tipe Mesh atau Network ...................................19
Gambar 2.4. Jaringan Distribusi Spindle...............................................................20
Gambar 2.5. Komponen Sistem Distribusi ...........................................................21
Gambar 2.6. Cara Pemasangan Elektroda Pita......................................................22
Gambar 2.7. Cara Pemasangan Elektroda Batang ................................................22
Gambar 2.8. Cara Pemasangan Elektroda Plat......................................................23
Gambar 2.9. Sistem Pentanahan TN - S................................................................24
Gambar 2.10. Sistem Pentanahan TN – C - S .......................................................24
Gambar 2.11. Sistem Pentanahan TN - C .............................................................25
Gambar 2.12. Penjelasan Lambang Sistem Pentanahan Menurut IEC 60617-11.25
Gambar 2.13. Sistem Pentanahan IT.....................................................................25
Gambar 2.14. Sekering..........................................................................................27
Gambar 2.15. Modulded Case Circuit Breaker ( MCCB )....................................28
Gambar 2.16. Modulded Case Circuit Breaker ....................................................28
Gambar 2.17`. Air Circuit Breaker .......................................................................29
Gambar 2.18. Kabel NYM ....................................................................................36
Gambar 2.19. Kabel NYY.....................................................................................37
Gambar 2.20. Kabel NYFGbY..............................................................................37
Gambar 2.21. Kabel NYA.....................................................................................38
Gambar 2.22. Kabel Tembaga Telanjang .............................................................38
Gambar 2.23. Single Line Diagram Distribusi Daya Listrik Geduung.................46
Gambar 2.24. Segitiga Daya .................................................................................50
Gambar 2.25. Kontruksi Genset AC .....................................................................54
Gambar 2.26. GGL yang Dibangkitkan ................................................................55
Gambar 2.27. Hukum Tangan Kanan ...................................................................55
Gambar 2.28. Wiring diagram ATS dan AMF .....................................................60
Gambar 3.1. Rencana Sistem Distribusi Listrik Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ...................................................................70

xiii
Gambar 3.2. Diagram Alir Perhitungan manual Dan perhitungan Menggukan
Ecodial AC ID 4.8.................................................................................................72
Gambar 4.1. Tampilan Awal Ecodial Advance Calculator 4.8 ..........................107
Gambar 4.2. Tampilan Keseluruhan Ecodial Advance Calculator 4.8...............108
Gambar 4.3. Parameter Umum Instalasi Listrik..................................................109
Gambar 4.4. Tampilan Single Line Diagram dalam Ecodial Advance Calculator
4.8 ..................................................................................................110

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penurunan Tegangan Pada Kabel Bahan Tembaga ..............................32


Tabel 2.2 Penurunan Tegangan Pada Kabel Bahan Alumunium..........................33
Table 2.3 Kemampuan Hantaran Kabel NYM......................................................41
Tabel 2.4 Kemampuan Hantaran Kabel NYM......................................................42
Tabel 2.5 Faktor Koreksi Untuk KHA Terus Menerus Untuk Kabel Berinti
Tunggal Berisolasi PVC.....................................................................43
Tabel 2.6 Pembebanan Penghantar Untuk Tembaga Penampang Persegi Arus
Bolak - Balik ......................................................................................48
Tabel 2.7 Urutan Sambungan Daya Listrik Dari PLN ..........................................63
Tabel 3.1 Panel LVMDP Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri .........73
Tabel 3.2 SDP 1 Penerangan Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri ...73
Tabel 3.3 Beban Listrik Penerangan Lantai 1 A Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ..........................................................................74
Tabel 3.4 Beban Panel Lantai 1 B Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri
...............................................................................................................................73
Tabel 3.5 Beban Panel Lantai 2 A Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri
...............................................................................................................................75
Tabel 3.6 Beban Panel Lantai 2 B Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri
...............................................................................................................................75
Tabel 3.7 SDP 2 Instalasi AC/ Tata Udara Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten
Wonogiri...............................................................................................76
Tabel 3.8 Beban Listrik Panel AC Lantai 1 A Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ..........................................................................76
Tabel 3.9 Beban Listrik Panel AC Lantai 2 A Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ..........................................................................77
Tabel 3.10 Beban Listrik Panel AC Lantai 2 B Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ..........................................................................77
Tabel 3.11 SDP 3 Instalasi Stop Kontak Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten
Wonogiri.............................................................................................78

xv
Tabel 3.12 Beban Listrik Panel Stop Kontak Lantai 1 Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ..........................................................................78
Tabel 3.13 Beban Listrik Panel Stop Kontak Lantai 2 Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ..........................................................................79
Tabel 3.14 SDP 4 Instalasi Pompa Air Bersih Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri ..........................................................................80
Tabel 4.1 Panjang Kabel Koneksi Antar Panel ....................................................83
Tabel 4.2 Sistem Pentanahan Jaringan Distribusi di Indonesia ...........................86
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Manual Arus KHA, Menentukan Ukuran Kabel
Penghantar dan Perhitungan Penurunan Tegangan ..........................104
Tabel 4.4 Pengaturan Umum Perhitungan Ecodial Advance Calculator 4.8......111
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Ecodial Advance Calculator 4.8 ...........................112
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Perhitungan Manual Dan Perhitungan Ecodial
Advance Calculator 4.8....................................................................113

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang diiringi dengan perkembangan teknologi yang

begitu cepat memiliki peranan penting terhadap perubahan peradaban manusia

dalam segala bidang, sehingga kebutuhan listrik juga merata dalam kehidupan

sehari-hari mulai dari masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah sampai

masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi. Kebutuhan energi listrik ini sangat

membantu karena energi listrik bisa dikonversikan kedalam bentuk energi lain

sesuai dengan kebutuhan yang akan memudahkan manusia dalam bekerja.

Energi listrik merupakan sumber energi utama yang diperlukan dalam

semua pelayanan jasa seperti hotel, kantor pemerintahan, sarana pendidikan dan

lain sebagainya, karena banyak dari peralatan yang dalam pengoperasiannya

mengunakan energi listrik. Listrik memiliki peranan vital dalam setiap kehiudpan

manusia, akan tetapi listrik juga dapat minimbulkan bahaya apabila terjadi

kecelakaan atau terjadi kesalahan dalam pengoperasiannya. Oleh sebab itu dalam

perencanaan instalasi listrik untuk gedung harus juga memerlukan perencanaan

yang tepat.

Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang

terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik.

Instalasi listrik merupakan bagian penting dari sebuah bangunan gedung. Instalasi

listrik berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya. Bangunan gedung

bertingkat membutuhkan sistem instalasi listrik yang handal untuk memenuhi

1
2

kebutuhan energi listrik di setiap ruang dalam gedung tersebut. Rancangan

instalasi listrik harus memenuhi ketentuan sesuai (Persyaratan Umum Instalasi

Listrik) PUIL 2011 bagian 2 pasal 2.1 tentang persyaratan umun desain instalasi

listrik dan peraturan yang terkait dalam dokumen seperti UU NO 18 Tahun 1999

tentang jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah NO 51 Tahun 1995 tentang Usaha

Penunjang Tenaga Listrik dan peraturan lainnya.

Rencana pembangunan gedung dinas pendidikan kabupaten wonogiri

merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di

kabupaten wonogiri, gedung dinas pendidikan kabupaten wonogiri merupakan

gedung bertingkat yang terdiri dari 2 lantai. Untuk menunjang kegiatan di gedung

dinas pendidikan kabupaten wonogiri tersebut diperlukan sistem instalasi listrik

yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dibidang ketenaga

listrikan. Pada perencanaan instalasi listrik gedung dinas pendidikan kabupaten

wonogiri terdapat instalasi penerangan, instalasi stop kontak, instalasi tata udara

(Air Conditioning), dan instalasi listrik untuk pompa. Pada perencanaan instalasi

listrik gedung dinas pendidikan kabupaten wonogiri untuk setiap beban pada

masing-masing instalasi dibagi menggunakan panel-panel yang pembagiannya

disesuaikan dengan perencanaan instalasi. Panel-panel ini terdiri dari Panel

LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel), Panel SDP (Sub Distribution

Panel), dan Panel-panel pembagi pada masing-masing instalasi yang akan

dipasang.

Setelah dilakukan perhitungan beban total dalam perencanaan instalasi

listrik di gedung dinas kabupaten wonogiri akan diketahui total beban terpasang

sehingga dapat menentukan besar sambungan daya dari PLN, kapasitas


3

transformator yang dibutuhkan, kapasitas Generator Set (Genset) yang

dibutuhkan, besar dimensi kabel serta besaran pemutus daya yang akan digunakan

dan penurunan tegangan yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penyusunan Tugas Akhir (TA) ini, sebagai

berikut:

1. Menghitung total beban listrik yang dibutuhkan Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

2. Menentukan kapasitas transformator dan kapasitas genset yang dibutuhkan

sesuai dengan total beban listrik di Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten

Wonogiri.

3. Menentukan besaran pemutus daya dan dimensi kabel yang digunakan?

4. Mengetahui penurunan tegangan yang terjadi?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir (TA) yang diharapkan penulis yaitu :

1. Mengetahui kebutuhan total beban listrik Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri.

2. Mengetahui kebutuhan kapasitas transformator dan kapasitas genset sesuai

dengan total beban listrik di Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten

Wonogiri.

3. Merancang besaran pemutus daya yang dibutuhkan, menentukan dimensi

kabel yang dibutuhkan.


4

4. Meminimalisasi penurunan tegangan yang terjadi pada instalasi listrik di

Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri.

1.4 Batasan Masalah

Mengingat akan luasnya materi yang dibahas pada Tugas Akhir (TA).

Untuk menghindari meluasnya materi pembahasan tugas akhir, maka penulis

membatasi permasalahan dalam tugas akhir ini hanya mencakup hal-hal berikut :

1. Menghitung kebutuhan total beban listrik gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri sehingga dapat menentukan besar pemutus

daya, dimensi kabel yang digunakan, menentukan kapasitas transformator

dan kapasitas genset yang dibutuhkan.

2. Menghitung penurunan tegangan yang terjadi pasa instalasi listrik.

3. Mengabaikan faktor koreksi suhu dan penempatan penghantar.

1.5 Metode Penelitian

Penulisan Tugas Akhir ini disusun dengan menggunakan beberapa metode,

yaitu:

1. Studi Literatur

Metode yang digunakan dalam pencarian studi literatur ini dengan tinjauan

kepustakaan berupa buku-buku yang ada diperputakaan, jurnal-jurnal

ilmiah, serta referensi artikel yang terdapat diinternet.

2. Pengambilan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri.
5

3. Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan dengan cara melakukan perhitungan data

dengan menggunakan rumus-rumus dan satuan yang biasa digunakan

berdasarkan data survey yang sudah didapatkan.

4. Metode Studi Pustaka

Metode ini cenderung lebih bersifat personal. Dalam metode ini dituntut

kemauan kita untuk mencari buku-buku referensi atau referensi dari media

lain yang berkaitan dengan instalasi listrik tegangan rendah khususnya yang

berkaitan dengan bahasan penulis.

1.6 Sistematika Penulisan Proposal Tugas Akhir

Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini dibagi dengan beberapa bab,

yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab satu (I) ini memuat penjelasan umum mengenai

latar belakang, tujuan, dan manfaat tugas akhir,

pembatasan masalah, metode penelitian dan

pengumpulan data, sistematika penyusunan laporan

serta rencana kerja.

BAB II DASAR TEORI

Bab dua (II) ini berisi tentang teori instalasi listrik,

standarisasi dibidang kelistrikan.


6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab tiga (III) ini berisi tentang pengumpulan data

beban paralatan listrik pada Gedung Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri dan klasifikasi

pembagian sistem instalasi panel pembagi, panel

SDP dan panel LVMDP.

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Bab empat (IV) ini berisi tentang perhitungan teknis

dari perhitungan total beban, perhitungan

penghantar, perhitungan pemutus daya, perhitungan

penurunan tegangan.

BAB V PENUTUP

Bab lima (V) ini berisi mengenai kesimpulan dan

saran dalam penulisan laporan tugas akhir.


BAB II

INSTALASI LISTRIK

Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri merupakan gedung

pemerintahan milik kabupaten kota wonogiri yang difungsikan sebagai sarana

pelayanan publik dan meningkatkan kualitas pendidikan dikabupaten wonogiri

tersebut. Sebagai gedung pelayanan publik maka perancangan instalasi listrik

harus sesuai dengan standard dan syarat-syarat tentang ketenaga listrikan, karena

instalasi yang terpasang harus aman, memenuhi syarat dan memiliki tingkat

keandalan yang baik.

Instalasi listrik bangunan gedung harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :

a) Kontinyunitas suplai daya

Kontinyunitas suplai daya dapat terpenuhi apabila aliran listrik yang menuju

beban selalu terpenuhi. Agar kontinyunitas suplai daya selalu terpenuhi, maka

harus disediakan suplai listrik cadangan ketika suplai daya utama terganggu.

Suplai daya cadangan berupa generator set.

b) Keamanan instalasi listrik

Pengaman terhadap gangguan listrik sangat diperlukan karena menyangkut

keselamatan orang banyak di dalam rumah sakit.

c) Besaran – besaran listrik sesuai dengan standar

Besaran – besaran listrik yaitu tegangan, arus, frekuensi, sistem pengaman, dan

sistem pentanahan harus diperhatikan karena menentukan baik tidaknya sistem

instalasi listrik.

7
8

2.1. Pengertian Instalasi Listrik [3]

Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang

terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik.

Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL (Persyaratan Umum

Instalasi Listrik) dan peraturan yang terkait dalam dokumen seperti UU No 18

Tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 1995

tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik dan peraturan lainnya.

Sistem instalasi listrik dapat diartikan sebagai cara pemasangan penyaluran

tenaga listrik atau peralatan listrik untuk semua barang yang memerlukan tenaga

listrik, dimana pemasangannya harus sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan didalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ).

Sistem instalasi listrik dibagi menjadi instalasi penerangan dan instalasi

daya listrik. Instalasi penerangan adalah seluruh instalasi listrik yang digunakan

untuk memberikan daya listrik pada lampu atau peralatan listrik lainnya. Instalasi

penerangan dibagi menjadi instalasi dalam gedung dan instalasi luar gedung.

Sedangkan instalasi daya listrik adalah suatu jaringan atau rangkaian untuk

menyuplai dan menyalurkan daya listrik dari sumber menuju beban.

Instalasi daya listrik terdiri dari beberapa bagian yaitu :

- Penyedia tenaga listrik

- Sistem pembagian daya listrik ( grouping )

- Saluran daya listrik

- Pengaman atau proteksi

- Pentanahan ( grounding )
9

2.2. Ketentuan Umum Instalasi Listrik [2]

Rancangan suatu sistem instalasi listrik harus memenuhi ketentuan

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan lain seperti :

a) Undang - undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja beserta

peraturan pelaksanaannya.

b) Undang - undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

c) Undang - undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

Perancangan sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan

manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan

kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain

itu, berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai

dengan maksud penggunaannya.

2.3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) [2]

Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman

beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene

Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai

Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. AVE N

2004 ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun

1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan

Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964. PUIL 1964 merupakan penerbitan

pertama, PUIL 1977 penerbitan kedua, PUIL 1987 penerbitan PUIL yang ketiga,

dan PUIL 2000 ini merupakan terbitan keempat.


10

Penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 dinamakan Peraturan Umum

Instalasi Listrik, pada penerbitan tahun 2000 berubah nama menjadi Persyaratan

Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama

yaitu PUIL. Penggantian dari kata peraturan menjadi persyaratan dianggap lebih

tepat karena pada perkataan peraturan terkait pengertian adanya kewajiban untuk

mematuhi ketentuannya dan sanksinya. Sejak AVE sampai dengan PUIL 1987

pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan sanksinya tidak diberlakukan

karena selain mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga

mengandung rekomendasi persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman

dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik. Sejak dilakukannya penyempurnaan

PUIL 1964, terbitan standar IEC (International Electrotechnical Commission)

khususnya IEC 60364 menjadi salah satu acuan utama disamping standar

internasional lainnya.

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987 yang dilaksanakan oleh

Panitia Revisi PUIL 1987 yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi

dalam Surat Keputusan Menteri No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April

1999 dan No:51-12/40/600.3/1999, tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia

Revisi PUIL tersebut terdiri dari wakil dari berbagai Departemen seperti

DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, BSN, PT PLN, PT

Pertamina, YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL, APITINDO, MKI,

HAEI, Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-PLN, PT Schneider

Indonesia dan pihak - pihak lain yang terkait.


11

Bagian 1 dan bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar

merupakan padanan dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2 tentang Scope, Object

Fundamental Principles and Definitions.

Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan banyak mengacu pada IEC

60364 Part 4 tentang Protection for safety. Istilah yang berkaitan dengan tindakan

proteksi seperti Safety Extra Low Voltage (SELV) yang dalam bahasa Indonesia

adalah tegangan extra rendah pengaman digunakan sebagai istilah baku, demikian

juga istilah Protective Extra Low Voltage (PELV) dan Functional Extra Low

Voltage (FELV). PELV adalah istilah SELV yang dibumikan sedangkan FELV

adalah sama dengan tegangan extra rendah fungsional. Sistem kode untuk

menunjukan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung

ke bagian yang berbahaya, seluruhnya diambil dari IEC dengan kode IP

(International Protection). Kode TN mengganti kode PNP dalam PUIL 1987,

demikian juga kode TT untuk kode PP dan kode IT untuk kode HP.

Bagian 4 tentang Perancangan Instalasi Listrik, dalam IEC 60364 Part 3

yaitu Assessment of General Characteristics, isi mengutip dari SAA Wiring Rules

dalam Section General Arrangement tentang perhitungan kebutuhan maksimum

dan penentuan jumlah titik sambung pada sirkit akhir.

Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik mengacu pada IEC 60364 Part 5:

Selection and erection of electrical equipment dan standar National Electric Code

(NEC).

Bagian 6 tentang Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta

komponennya merupakan pengembangan Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah

unsur - unsur dari NEC.


12

Bagian 7 tentang Penghantar dan Pemasangannya tidak banyak berubah dari

Bab 7 PUIL 1987. Perubahan yang ada mengacu pada IEC misalnya cara

penulisan kelas tegangan dari penghantar. Ketentuan pada Bagian 7 mengutip dari

standar VDE. Hal - hal yang berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.

Bagian 8 tentang ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus

merupakan pengembangan dari Bab 8 PUIL 1987. PUIL 2000 memasukkan

klarifikasi zona yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada pemilihan dari

perlengkapan listrik dan cara pemasangannya di berbagai ruang khusus.

Ketentuan dalam Bagian 8 merupakan bagian dari IEC 60364 Part 7,

Requirements for special installations or locations.

Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan dimaksudkan

sebagai perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan,

pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta proteksinya. IEC 60364,

pemeriksaan dan pengujian awal instalasi listrik dibahas dalam Part 6:

Verification. PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan

sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000 V a.b dan 1500 V a.s, dan gardu

transformator distribusi tegangan menengah sampai dengan 35 kV. Ketentuan

tentang transformator distribusi tegangan menengah mengacu dari NEC 1999.

Pembagian tersebut pada dasarnya sama dengan bagian yang sama pada

PUIL 1987. PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam pasal, sub pasal,

ayat atau sub ayat. Perbedaan tingkatnya dapat dilihat dari sistem penomoran

dengan digit. Contoh pada Bagian 4, dibagi dalam 4.1; 4.2; dan seterusnya,

sedangkan 4.2 dibagi dalam 4.2.1 sampai dengan 4.2.9 dibagi lagi dalam 4.2.9.1

sampai dengan 4.2.9.4. Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan, cukup
13

dengan menuliskan nomor dengan jumlah digitnya. PUIL 2000 dilengkapi dengan

indeks dan lampiran - lampiran pada akhir buku. Lampiran mengenai pertolongan

pertama pada korban kejut listrik yang dilakukan dengan pemberian pernapasan

bantuan, diambilkan dari standar SAA. [24]

Perkembangan dibidang instalasi listrik misalnya karena adanya ketentuan

baru dalam IEC yang dipandang penting untuk dimasukkan dalam PUIL, atau

karena adanya saran, tanggapan dari masyarakat pengguna PUIL, maka dapat

diterbitkan amandemen pada PUIL 2011. Menangani hal hal tersebut telah

dibentuk Panitia Tetap PUIL. Panitia Tetap PUIL dapat diminta pendapatnya jika

terdapat ketidakjelasan dalam memahami dan menerapkan ketentuan PUIL 2011.

Permintaan penjelasan dapat ditujukan kepada Panitia Tetap PUIL.

2.4. Prinsip Dasar Instalasi Listrik [3]

Prinsip dasar instalasi listrik harus mempertimbangkan pemasangan suatu

instalasi listrik agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimal,

efektif dan efisien.

Prinsip dasar instalasi listrik yaitu sebagai berikut :

a) Keandalan

Seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi harus handal dan baik secara

mekanik maupun secara kelistrikan. Keandalan berkaitan dengan kesesuaian

pemakaian pengaman jika terjadi gangguan, contoh apabila terjadi suatu

kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi.


14

b) Ketercapaian

Pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif mudah dijangkau oleh

pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik

mudah untuk dioperasikan, sebagai contoh pemasangan sakelar tidak terlalu

tinggi atau terlalu rendah.

c) Ketersediaan

Ketersediaan instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa daya,

peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi. Apabila ada perluasan

instalasi tidak mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, tetapi hanya

menghubungkan pada sumber cadangan (spare) yang telah diberi

pengaman.

d) Keindahan

Pemasangan peralatan instalasi listrik harus dipasang sedemikian rupa,

sehingga terlihat rapi dan indah serta tidak menyalahi peraturan yang

berlaku.

e) Keamanan

Faktor keamanan dari suatu instalasi listrik, baik keamanan terhadap

manusia, bangunan atau harta benda, makhluk hidup lain dan peralatan itu

sendiri.

f) Ekonomis

Biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik harus

diperhitungkan dengan teliti dengan biaya sehemat mungkin.


15

2.5. Distribusi Daya Listrik [5]

Distribusi daya listrik adalah penyaluran daya listrik dari sumber listrik

menuju ke pusat beban. Sumber tenaga listrik memiliki kondisi dan persyaratan -

persyaratan kelayakan beroperasi untuk mensuplai beban pelanggan yaitu :

a) Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan

b) Setiap peralatan listrik khususnya yang berfungsi sebagai beban dirancang

memiliki rating tegangan , frekuensi, dan daya nominal

c) Pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan bagi peralatan itu

sendiri, bagi manusia penggunanya, dan bagi lingkungan.

Dalam upaya memenuhi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem distribusi

daya listrik diperlukan beberapa kriteria, yaitu :

a) Sistem distribusi daya listrik mempunyai saluran daya yang efektif,

ekonomis, stabil, efisien dan kualitas yang baik.

b) Sistem distribusi daya listrik mempunyai ketersediaan kapasitas daya cukup,

tegangan dan frekuensi stabil pada nilai nominal tertentu.

c) Sistem distribusi daya listrik mempunyai pengaman yang baik.

Sistem distribusi menurut susunan rangkaian dibagi menjadi dua, yaitu

jaringan sistem distribusi primer dan jaringan sistem distribusi sekunder.

2.5.1. Sistem Distribusi Primer [5]

Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari

gardu induk distribusi menuju pusat - pusat beban. Sistem distribusi primer

menggunakan saluran udara, kabel udara, dan kabel tanah sesuai dengan tingkat

keandalan yang diinginkan dan situasi lingkungannya. Saluran distribusi primer


16

direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat

beban. Bentuk rangkaian jaringan distribusi primer yaitu :

a) Jaringan Distribusi Radial

Bentuk jaringan distribusi radial merupakan bentuk dasar, paling

sederhana dan paling banyak digunakan. Dinamakan radial karena saluran

ini ditarik secara radial dari suatu titik yang merupakan sumber dari

jaringan tersebut kemudian dicabang – cabangkan ketitik beban yang

dilayani.

Catu daya berasal dari satu titik sumber dan adanya pencabangan -

pencabangan tersebut maka arus beban yang mengalir sepanjang saluran

menjadi tidak sama besar. Kerapatan arus ( beban ) pada setiap titik

sepanjang saluran tidak sama besar sehingga luas penampang konduktor

pada jaringan bentuk radial ini ukurannya tidak harus sama. Saluran utama

yang menanggung arus beban besar ukuran penampangnya relatif besar

dan saluran cabang - cabangnya makin ke ujung ukuran penampangnya

makin kecil.

Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah :

- Kelebihan:

1) Bentuk sederhana.

2) Biaya investasi kecil

- Kelemahan

1) Kualitas pelayanan daya kurang bagus karena rugi tegangan dan

rugi daya yang terjadi pada saluran besar.


17

2) Kontinyunitas pelayanan daya tidak terjamin, sebab antara titik

sumber dan titik beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga

jika saluran tersebut mengalami gangguan maka seluruh rangkaian

sesudah titik gangguan akan mengalami black out secara total.

Cara mengisolasi gangguan pada bentuk radial ini diperlengkapi

dengan peralatan pengaman berupa fuse, sectionaliser, recloser dan

alat pemutus beban lainnya. Fungsi dari alat pemutus beban ini

hanya membatasi daerah yang mengalami pemadaman total yaitu

daerah saluran sesudah titik gangguan.

Gambar 2.1 Jaringan Distribusi Tipe Radial [7]

b) Jaringan Distribusi Ring (Loop)

Jaringan distribusi ring (loop) merupakan bentuk tertutup atau disebut juga

bentuk jaringan loop. Ciri - ciri dari jaringan ini yaitu pada titik beban

terdapat dua alternatif saluran berasal lebih dari satu sumber. Susunan

rangkaian penyulang membentuk ring yang memungkinkan titik beban

dilayani dari dua arah penyulang sehingga kontinyuitas pelayanan lebih


18

terjamin serta kualitas dayanya menjadi lebih baik karena rugi tegangan

dan rugi daya pada saluran menjadi lebih kecil.

Gambar 2.2 Jaringan Distribusi Tipe Loop [7]

c) Jaringan Distribusi Mesh atau Network

Sistem distribusi Mesh atau Network adalah sistem distribusi yang

memiliki kehandalan sempurna dalam menyalurkan energy listrik. Sistem

untuk suatu jaringan instalasi yang tidak boleh padam. Jenis distribusi tipe

mesh digunakan pada areal bangunan pemerintahan yang sangat vital

sehingga dipelukan kontiunitas aliran energi listrik 24 jam penuh.

Sistem jaringan distribusi mesh digunakan banyak pembangkit cadangan

selain pembangkit utama dan dapat menyuplai seluruh beban yang ada.

Tiap pembangkit dapat di interkoneksi satu sama lain sehingga dua

pembangkit atau lebih tidak akan meyuplai sebuah beban secara

bersamaan.
19

Gambar 2.3 Jaringan Distribusi Tipe Mesh atau Network [7]

d) Jaringan Distribusi Spindle

Bentuk jaringan distribusi spindle maksimal mempunyai 6 penyulang

dalam keadaan dibebani dan satu penyulang dalam keadaan kerja tanpa

beban. Saluran 6 penyulang yang beroperasi dalam keadaan berbeban

dinamakan working feeder atau saluran kerja, dan satu saluran yang

dioperasikan tanpa beban dinamakan express feeder. Fungsi express feeder

dalam hal ini selain sebagai cadangan pada saat terjadi gangguan pada

salah satu working feeder juga berfungsi untuk memperkecil terjadinya

drop tegangan pada sistem distribusi bersangkutan penurupada keadaan

operasi normal.
20

Gambar 2.4 Jaringan Distribusi Spindle [7]

e) Saluran Radial Interkoneksi

Saluran radial interkoneksi yaitu terdiri lebih dari satu saluran

radial tunggal yang dilengkapi dengan Load Break Switch (LBS)

atau Automatic Vacuum Switch (AVS) sebagai saklar interkoneksi.

Pada dasarnya semua beban yang memerlukan tenaga listrik

menuntut kondisi pelayanan yang terbaik misalnya dalam hal

stabilitas tegangannya. Sebab jika tegangan tidak normal dan tidak

stabil maka alat listrik yang digunakan tidak dapat bekerja normal.

2.5.2. Sistem Distribusi Sekunder [5]

Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari

gardu distribusi menuju beban - beban yang ada di konsumen. Bentuk saluran

sistem distribusi sekunder yang paling banyak digunakan yaitu sistem radial.

Sistem radial dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa

isolasi.
21

Sistem radial bisa disebut sistem tegangan rendah yang langsung

dihubungkan kepada konsumen melalui peralatan - peralatan sebagai berikut :

- Papan pembagi pada trafo distribusi

- Hantaran tegangan rendah ( saluran distribusi sekunder )

- Saluran Layanan Pelanggan ( SLP ) ke konsumen

- Alat pembatas dan pengukur daya ( KWH meter ) serta fuse atau pengaman

pada pelanggan.

Gambar 2.5 Komponen Sistem Distribusi [8]

2.5.3. Sistem Pentanahan (Grounding) [2]

Sistem pentanahan perlu diperhatikan dalam suatu bangunan karena

pentanahan yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan – peralatan

listrik.

Tujuan pentanahan yaitu :

a) Mengurangi beda tegangan

b) Mengalirkan langsung arus yang timbul sehingga diharapkan pengaman

yang digunakan dapat langsung putus dalam waktu yang singkat


22

Jenis – jenis elektroda tanah yaitu : [ PUIL 2011, hal 95 ]

1. Elektroda pita

Elektroda pita dibuat dari penghantar berbentuk pita atau berpenampang

bulat, atau penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.

Elektroda ini dapat ditanam sebagai pita lurus, radial, melingkar, jala- jala

atau kombinasi dari bentuk tersebut.

Gambar 2.6 Cara pemasangan elektroda pita [10]

2. Elektroda batang

Elektroda batang terbuat dari pipa besi, baja profil, atau batang logam

lainnya yang dirancangkan ke dalam tanah.

Gambar 2.7 Cara pemasangan elektroda batang [10]


23

3. Elektroda plat

Elektroda pita terbuat dari bahan logam utuh atau berlubang. Elektroda plat

dipasang secara dalam pada tanah.

Gambar 2.8 Cara pemasangan elektroda plat [10]

4. Elektroda lainnya

Elektroda lainnya adalah jaringan pipa air minum dari logam dan selubung

logam kabel yang tidak diisolasi yang langsung ditanam dalam tanah, besi

tulang beton atau konstruksi baja bawah tanah lainnya.

2.5.3.1. Jenis Pentanahan [2]

Jenis – jenis sistem pentanahan yaitu : [PUIL 2011, hal 97]

a) Sistem TN (Sistem sumber tunggal) [PUIL 2011, hal 98]

Sistem tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung,

Bagian konduktif terbuka pada instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh

penghantar proteksi. Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan

penghantar netral dan penghantar proteksi yaitu sebagai berikut :


24

1) Sistem pentanahan TN-S [PUIL 2011, hal 98]

Pentanahan dengan sistem TN-S menggunakan penghantar proteksi

terpisah di seluruh sistem

Gambar 2.9 Sistem pentanahan TN-S

2) Sistem pentanahan TN-C-S [PUIL 2011, hal 100]

Pentanahan dengan sistem TN-C-S menggunakan fungsi netral dan

fungsi proteksi digabungkan dalam konduktor tunggal pada sebagian

sistem.

Gambar 2.10 Sistem pentanahan TN-C-S

3) Sistem pentanahan TN-C [PUIL 2011, hal 102]

Pentanahan dengan sistem TN-C menggunakan fungsi netral dan fungsi

proteksi tergabung dalam penghantar tunggal pada seluruh sistem.


25

Gambar 2.11 Sistem pentanahan TN-C

Gambar 2.12 Penjelasan lambang sistem pentanahan menurut

IEC 60617-11 [PUIL 2011, hal 98]

b) Sistem pentanahan IT [PUIL 2011, hal 106]

Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari

bumi, atau satu titik dihubungkan ke bumi melalui suatu impedansi. Bagian

tonduktif terbuka pada instalasi listrik dibumikan secara kolektif.

Gambar 2.13 Sistem pentanahan IT [PUIL 2011, hal 106]


26

2.6. Pengaman Instalasi Listrik [4]

Salah satu faktor teknis yang perlu diperhatikan dalam penyediaan dan

penyaluran daya listrik adalah kualitas daya. Faktor ini meliputi stabilitas

tegangan, kontinyunitas pelayanan, keandalan pengamanan dan kapasitas daya

yang sesuai kebutuhan. Pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan

untuk melidungi komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan

seperti arus beban lebih ataupun arus hubung singkat.

Pengaman yang baik adalah pengaman yang langsung merespon atau trip

ketika terjadi gangguan. Jenis gangguan yang paling sering terjadi dalam keadaan

sistem berjalan normal adalah gangguan arus lebih atau biasa disebut beban lebih.

Jenis gangguan lain yang juga sering terjadi adalah gangguan arus hubung singkat

atau short circuit.

Fungsi pengaman dalam distribusi tenaga listrik yaitu :

a) Isolasi, untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik

untuk alasan keamanan.

b) Kontrol, untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama kondisi

operasi normal untuk tujuan operasi dan perawatan.

c) Proteksi, untuk pengamanan kabel, peralatan listrik dan manusianya

terhadap kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan

memutuskan arus gangguan dan mengisolasi gangguan yang terjadi.

2.6.1. Sekering (Fuse)

Fuse berfungsi untuk mengamankan sistem instalasi dari kemungkinan

terjadinya hubung singkat atau beban lebih. Bekerja berdasarkan besar arus yang

melewatinya, ketika besarnya arus yang lewat melebihi nilai yang tertera pada
27

badan fuse, maka bagian dalam fuse yang menghubungkan kedua terminal

langsung lebur atau meleleh.[10]

Gambar 2.14 Sekering / Fuse [10]

Ciri spesifik sekering yaitu sebagai berikut :

1) Bekerja langsung apabila batasan arus dalam rangkaian terlewati.

2) Tidak mampu menghubungkan kembali rangkaian secara otomatis setelah

terjadi gangguan

3) Bekerja pada fasa tunggal, tidak bisa untuk 3 fasa.

2.6.2. Miniature Circuit Breaker (MCB)

Minature Circuit Breaker (MCB) adalah pengaman yang digunakan sebagai

pemutus arus rangakaian, baik arus nominal maupun arus gangguan. MCB

merupakan kombinasi fungsi fuse dan fungsi pemutus arus. MCB dapat digunakan

sebagai pengganti fuse dan juga untuk mendeteksi arus lebih.[10]


28

Gambar 2.15 Miniature Circuit Breaker [10]

2.6.3. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) adalah pengaman yang digunakan

sebagai pemutus arus rangkaian, baik arus nominal maupun arus gangguan.

MCCB mempunyai unit trip yang dapat diset Ir ( merupakan pengaman terhadap

arus lebih ) dan Im ( merupakan pengaman terhadap arus short circuit ). MCCB

memiliki arus nominal hingga 3200 A dan kapasitas pemutusan short circuit

hingga 150 kA pada jaringan tegangan rendah. [10]

Gambar 2.16 Moulded Case Circuit Breaker [10]


29

2.6.4. Air Circuit Breaker (ACB)

Air Circuit Breaker (ACB) adalah pengaman yang digunakan sebagai

pemutus arus rangakaian, baik arus nominal maupun arus gangguan. ACB sama

dengan MCCB tetapi medianya menggunakan udara. Rating pengaman yang

dipakai dapat diketahui dari arus nominal yang melalui saluran tersebut kemudian

disesuaikan dengan rating dari katalog.

ACB memiliki ketahanan thermal yang tinggi, sehingga memungkinkan

cara kerja yang disebut dengan diskriminasi. Diskriminasi yaitu jika gangguan

terjadi pada suatu titik, maka yang bekerja hanya pemutus daya pada daerah itu

saja. Hal ini dapat menjamin kontinuitas pelayanan sumber daya listrik karena

ketika terjadi gangguan, ACB menunda pemutusan, sebelum pemutus daya di sisi

bawahnya trip. [10]

Gambar 2.17 Air Circuit Breaker [10]

2.6.5. Arus Nominal Pengaman

Cara menentukan arus nominal kapasitas pengamanan MCB, MCCB, dan

ACB, digunakan menggunakan persamaan 2.1 :

= / (√3 × × cos )……….................................………….(2.1)


30

Sesuai PUIL 2011 pasal 2.2 ayat 2.2.8.3 besar nilai KHA perlengkapan yang

dibebani arus beban lebih adalah 125% dari arus pengenal beban, sehingga untuk

menentukan nilai KHA menggunakan persamaan 2.2 :

= 1,25………….................….................................…….(2.2)

Keterangan :

= Arus Nominal (A)

= Arus KHA (A)

= Daya beban (W)

= Tegangan kerja (V)

= Faktor daya system

2.6.6. Arus Hubung Singkat (Short Circuit Current)

Hubung singkat merupakan bahaya terbesar terhadap kontinyunitas

pelayanan. Peralatan proteksi harus mampu mengatasi pengaruh hubung singkat.

Arus hubung singkat atau short circuit current mempunyai nilai lebih besar dari

arus rata-rata atau arus normalnya. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada

peralatan dan membahayakan manusia.

Tujuan analisa hubung singkat antara lain adalah :

a) Menentukan arus dan tegangan maksimum dan minimum pada bagian -

bagian atau titik - titik tertentu dari suatu sistem tenaga listrik.

b) Menentukan setingan relay dan koordinasi pengaman untuk mengamankan

sistem dari keadaan abnormal dalam waktu yang seminimal mungkin.


31

2.6.7. Jatuh Tegangan [17]

Jatuh tegangan atau rugi tegangan adalah tegangan yang hilang pada

penghantar pada saat arus mengalir atau selisih antara tegangan ujung pengirim

dan tegangan ujung penerima.

Makin besar arus dan tahanan pada penghantar, makin besar pula tegangan

yang terjadi. Menurut PUIL 2011 bagian 2 pasal 2.2.3 hal 48 susut tegangan

antara terminal pelanggan dengan titik instalasi tidak boleh melebihi 4% dari

tegangan pengenal pada terminal pelanggan bila semua konduktor dialiri arus.

Jatuh tegangan penghantar dapat dihitung dengan persamaan 2.3 dan 2.4 :

= ......................................................................................... (2.3)

Vdrop =I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L ........................................ (2.4)

Dimana :

Vdrop = Penurunan tegangan (Volt)

I = Arus ( Ampere )

L = Panjang Kabel ( Km )

R = Resistansi Kabel ( Ohm/Km ), sesuai tabel 2.1

X = Reaktansi Kabel ( Ohm/Km ), sesuai tabel 2.1

Cos φ, Sin φ = Faktor Daya

Tabel 2.1 dan tabel 2.2 merupakan karakteristik penurunan tegangan yang terjadi

pada kabel tembaga dan kabel alumunium.


32

Tabel 2.1 Tabel penurunan tegangan pada kabel bahan tembaga [11]

TABEL TEGANGAN JATUH KABEL TEMBAGA

Tegangan
jatuh
Tegangan jatuh L=100mtr, Tegangan
RDC RAC XAC Rating
Ukuran kabel tembaga susunan kabel I=80% jatuh
20 C 90 C 50 Hz Amp
trefoil di udara rating kabel
trefoil di
udara

mm2 AWG wire Ohm/km Ohm/km Ohm/km mV/Amp/mtr Amp Volt Volt

1.5 #14 1/1.38 11.9 15.232 0.012 27.0 18 39 30

2.5 #12 1/1.78 7.14 9.139 0.099 16.0 25 32 25.5

4 #10 1/2.25 4.47 5.722 0.093 10.0 34 27 21.8

6 #8 1/2.76 2.97 3.802 0.088 6.80 44 24 18.9

10 #6 1/3.57 1.77 2.266 0.084 4.00 60 19 15.5

16 #4 7/1.70 1.13 1.446 0.081 2.50 80 16 13.4

25 #2 7/2.14 0.712 0.911 0.081 1.60 105 13 11.3

35 #1 7/2.52 0.514 0.658 0.078 1.15 130 12 10.3

50 2/0 19/1.78 0.379 0.485 0.094 0.87 215 15 13.2

70 3/0 19/2.14 0.262 0.335 0.090 0.61 270 13 12.1

95 4/0 19/2.52 0.189 0.242 0.087 0.45 335 12 11.4

250
120 37/2.03 0.150 0.192 0.084 0.37 390 11.5 11
MCM
300
150 37/2.25 0.122 0.157 0.084 0.31 445 11 10.9
MCM
400
185 37/2.50 0.0972 0.126 0.084 0.26 510 10.6 10.7
MCM
500
240 61/2.25 0.074 0.097 0.081 0.22 606 10.7 10.6
MCM
600
300 61/2.52 0.059 0.078 0.080 0.195 701 10.9 10.7
MCM
750
400 61/2.85 0.0461 0.063 0.079 0.175 820 11.5 11.1
MCM
1000
500 61/3.20 0.0366 0.051 0.078 0.160 936 12 11.3
MCM
33

Tabel 2.2 Tabel penurunan tegangan pada kabel bahan alumunium [11]

TABEL TEGANGAN JATUH KABEL ALUMINIUM

Rating
Amp Tegangan
maks jatuh
Tegangan jatuh pd 30 L=100mtr, Tegangan
Ukuran kabel RDC RAC XAC
susunan kabel C I=80% jatuh
aluminium 20 C 50 C 50 Hz
trefoil di udara kabel rating kabel
trefoil trefoil di
di udara
udara

mm2 AWG wire Ohm/km Ohm/km Ohm/km mV/Amp/mtr Amp Volt Volt

50 2/0 19/1.78 0.641 0.718 0.106 166 14.7

70 3/0 19/2.14 0.443 0.497 0.103 210 9.4

95 4/0 19/2.52 0.320 0.359 0.098 258 8.8

250
120 37/2.03 0.253 0.284 0.097 300 8.5
MCM
300
150 37/2.25 0.206 0.232 0.097 344 8.4
MCM
400
185 37/2.50 0.164 0.185 0.096 398 8.3
MCM
500
240 61/2.25 0.125 0.142 0.092 476 8.3
MCM
600
300 61/2.52 0.100 0.114 0.090 551 8.4
MCM
750
400 61/2.85 0.0778 0.090 0.090 645 8.7
MCM
1000
500 61/3.20 0.0605 0.071 0.089 752 9.1
MCM
34

2.7. Kabel Penghantar [3]

Kabel penghantar merupakan komponen yang selalu ada pada sebuah panel

yang berfungsi untuk menyambungkan antara satu komponen dengan komponen

lainnya. Kabel penghantar merupakan komponen yang sangat penting karena

merupakan konduktor yang menghantarkan arus listrik.

Kriteria – kriteria dalam pemilihan kabel untuk instalasi listrik, yaitu :

a) Elektrikal

Meliputi ukuran konduktor, kekuatan listrik, tahanan isolasi, konstanta

dielektrik dan factor daya

b) Suhu

Penyesuaian terhadap suhu lingkungan dan kondisi saat kelebihan beban,

pengembangan dan tahanan termal

c) Mekanik

Meliputi kekerasan dan fleksibilitas, mempertimbangkan ketahanan

terhadap kehancuran dan kelembaban

d) Kimiawi

Meliputi stabilitas dari bahan api, ozon, oli, cahaya matahari dan bahan

kimia.

Jenis – jenis bahan isolasi yang digunakan pada kabel penghantar yaitu :

a) Polyvinyl Chloride (PVC)

Ciri – ciri bahan isolasi PVC yaitu :

- Keras dan rapuh (perlu dicampur dengan bahan pelunak kira-kira 20 %

hingga 40 %)
35

- Dapat terbakar tetapi apinya akan padam sendiri setelah sumber api

disingkirkan

- Lebih mudah menyerap air

b) Polyethyline (PE)

Ciri – ciri bahan isolasi PE yaitu :

- Mudah terbakar dimana nyala api tetap menjalar

- Tidak mudah menyerap air

- Umumnya digunakan untuk telekomunikasi karena baik untuk frekuensi

tinggi.

Kabel merupakan salah satu sarana penting dalam instalasi listrik karena

kabel berfungsi menghantarkan arus ke beban yang terpasang. Pemilihan kabel

mempertimbangkan besarnya beban yang terpasang. Kabel - kabel dalam instalasi

listrik memiliki banyak ragam, oleh karena itu jenis - jenis kabel dinyatakan

dalam singkatan huruf juga angka. Kabel yang umumnya dipakai dalam instalasi

listrik antara lain.

2.7.1. Kabel NYM [12]

Kabel NYM direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di dalam

bangunan yang penempatannya di dalam atau di luar plester tembok ataupun

dalam pipa pada ruangan kering atau lembab. Kabel NYM tidak diijinkan untuk

dipasang di luar rumah yang langsung terkena panas dan hujan ataupun ditanam

langsung dalam tanah.

Perencanaan pada instalasi listrik jenis kabel instalasi terselubung yang

digunakan adalah kabel NYM. Kabel NYM memiliki penghantar tembaga polos

berisolasi PVC.
36

Ketentuan – ketentuan dalam pemakaian kabel NYM yaitu : [PUIL 2000, hal

278]

- NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau

ditanam langsung dalam plesteran, juga diruang lembab atau basah, ditempat

kerja atau gedung dengan bahaya kebakaran atau ledakan.

- NYM juga boleh dipasang langsung pada bagia-bagian lain dari bagunan,

konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak

merusak selubung luar kabelnya.

- NYM tidak boleh dipasang di dalam tanah

Gambar 2.18 Kabel NYM [12]

2.7.2. Kabel NYY [12]

Kabel NYY dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah yang harus

diberikan pelindung khusus (misalnya : duct, pipa baja PVC atau besi baja).

Instalasi kabel NYY bisa ditempatkan di luar atau di dalam bangunan baik pada

kondisi basah ataupun kering. Kabel NYY mempunyai selubung PVC warna

hitam, terdiri dari 1 - 4 urat dengan penampang luar mencapai 240 mm. Susunan

kabel NYY sama dengan susunan kabel NYM, hanya berbeda pada tebal isolasi

dan selubung luarnya serta jenis kompon PVC yang digunakan. Selubung luar

kabel NYY berwarna hitam.


37

Gambar 2.19 Kabel NYY [12]

2.7.3. Kabel NYFGbY [12]

Kabel NYFGbY digunakan untuk sirkuit power distribusi, baik pada lokasi

kering ataupun basah / lembab. Kabel NYFGbY berpelindung kawat dan pita baja

yang digalvanisasi. Kabel NYFGbY dapat ditanam langsung dalam tanah tanpa

pelindung tambahan. Isolasi dibuat tanpa wama dan tiga urat dibedakan dengan

non strip, 1 strip dan 2 strip. Kabel ini mempunyai selubung PVC warna merah

dengan penampang luar mencapai 57 mm.

Gambar 2.20 Kabel NYFGbY [12]

2.7.4. Kabel NYA [12]

Kabel NYA dirancang dan direkomendasikan untuk digunakan pada

instalasi tetap dalam kotak distribusi atau rangkaian pada panel. Pemasangan

kabel NYA hanya diperbolehkan untuk tempat yang kering dan tidak

direkomendasikan bila dipasang di tempat yang basah atau langsung terkena

cuaca.
38

Gambar 2.21 Kabel NYA [12]

2.7.5. Kabel tembaga telanjang (BC) [12]

Kabel BC digunakan untuk saluran distribusi udara yang direntangkan di

antara tiang-tiang dan isolator-isolator. Kabel BC dapat juga digunakan untuk

hantaran pentanahan (grounding).

Gambar 2.22 Kabel tembaga telanjang [12]

2.7.6. Twisted cable saluran rumah ( service enterance )

Kabel jenis ini khusus digunakan untuk saluran dari jaringan distribusi ke

konsumen. Bahan penghantar dari tembaga jenis setengah keras atau keras

memungkinkan dapat digantung antar tiang tanpa penunjang khusus. Zat karbon

hitam yang terdapat pada isolasi sangat memungkinkan ketahanannya terhadap

cuaca tropis.

2.7.7. Twisted cable jaringan distribusi tegangan rendah ( JTR )

Kabel jenis ini khusus digunakan untuk jaringan distribusi tegangan rendah

yang jauh lebih praktis dari pada hantaran telanjang. Dengan adanya penunjang

yang sekaligus sebagai netral, kabel ini memungkinkan untuk ditegangkan. Sesuai
39

kebutuhan kabel ini bisa dilengkapi dengan saluran penerangan jalan yang

biasanya terdiri dari dua urat 16 mm2.

2.7.8. Kode huruf dalam penamaan kabel [3]

Berikut adalah arti kode huruf-huruf yang digunakan untuk mengenali kabel

listrik :

N : Kabel jenis standar dengan penghantar tembaga.

Na : Kabel jenis standar dengan penghantar almunium.

Y : Isolasi atau selubung PVC.

F : Perisai kawat baja pipih.

R : Perisai kawat baja bulat

Gb : Spiral pita baja.

Re : Penghantar padat bulat.

Rm : Penghantar bulat kawat banyak.

Sc : Penghantar padat bentuk sektor.

Sm : Penghantar kawat banyak bentuk sector

2.7.9. Pemilihan Kebutuhan Ukuran Kabel Listrik [3]

Tegangan pengenal pada kabel tegangan rendah yaitu sebagai berikut :

230/400 (300) V, 300/500 (400) V, 400/690 (600) V, 450/750 (490) V, 0.6/1kV

(1.2kV). Nilai tegangan dalam kurung adalah nilai tegangan tertinggi untuk

perlengkapan listrik yang diperbolehkan jika menggunakan kabel tersebut. Listrik

PLN untuk perumahan mempunyai tegangan 220V, jadi cukup menggunakan

kabel dengan tegangan pengenal minimal 230/400 V.

Luas penampang kabel mempengaruhi Kuat Hantar Arus (KHA) dari kabel

tersebut, sehingga penentuan luas penampang kabel diseuaikan dengan arus yang
40

mengalir akibat adanya beban yang terpasang pada kabel tersebut. Cara

menghitung besar arus yang mengalir dapat menggunakan persamaan 2.5 : [3]

= / (√3 ) …..........................……………….....(2.5)

Keterangan :

: Arus nominal (A)

P : Daya listrik (watt)

: Tegangan line to line (V)

: Faktor daya

KHA mempunyai nilai aktual 100% bila kabel tersebut dipasang pada

temperatur kelilingnya maksimal 30 0C jika lebih dari suhu tersebut akan terjadi

penurunan nilai aktual KHA. Dalam PUIL penurunan nilai ini diatur dalam faktor

koreksi. Tabel 2.5 adalah nilai KHA dari beberapa luas penghantar dalam

beberapa kondisi pemasangan dan faktor koreksi yang ada dalam PUIL 2011.
41

Tabel 2.3 Kemampuan Hantar Arus Kabel NYM [PUIL 2011, tabel 7.3-4 hal 523]

LUAS PENAMPANG KHA TERUS KHA PENGENAL


MENERUS GAWAI
PROTEKSI
mm2 A A
1,5 18 10
2,5 26 20
4 34 25
6 44 35
10 61 50
16 82 63
25 108 80
50 168 125
70 207 160
95 250 200
120 292 250
150 335 250
185 382 315
240 453 400
300 504 425
42

Tabel 2.4 Kemampuan Hantar Arus Kabel NYY [PUIL 2011, tabel 7.3-5a hal 524]

KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL


LUAS
PENAM TUNGGAL DUA 3 DAN 4
PANG
NOMIN TANAH UDARA TANAH UDARA TANAH UDARA
AL
mm2 A A A A A A
1,5 40 26 31 20 26 18,5

2,5 54 35 41 27 34 25

4 70 46 54 37 44 34

6 90 58 68 48 56 43

10 122 79 92 66 75 60

16 160 105 121 89 98 80

25 206 140 153 118 128 106

35 249 174 187 145 157 131

50 296 212 222 176 185 159

70 365 269 272 224 228 202

95 438 331 328 271 275 244

120 499 386 375 314 313 282

150 561 442 419 361 353 324

185 637 511 475 412 399 371

240 743 612 550 484 464 436

300 843 707 525 590 524 481

400 986 859 605 710 600 560

500 1125 1000 - - - -


43

Tabel 2.5 Faktor Koreksi untuk KHA terus menerus untuk kabel instalasi berinti

tunggal berisolasi PVC pada suhu keliling 30 0C dan suhu penghantar maksimum

70 0C [PUIL 2011, tabel 7.3-2 hal 522]

Faktor Koreksi
Suhu keliling 0C
Bahan isolasi karet Bahan isolasi PVC
1 2 3
t < 30°C 0,98 1,00
30°C < t < 35°C 0,90 0,94
35°C < t < 40°C 0,80 0,87
40°C < t < 45°C 0,69 0,80
45°C < t < 50°C 0,56 0,71
50°C < t < 55°C 0,40 0,62

KHA luas penampang kabel yang didapat sesuai perhitungan arus beban akan

dikalikan dengan faktor koreksi sesuai kondisi pemasangan kabel dan hasil

perhitungan akan dibandingkan dengan arus beban nominal. Kondisi layak

terpenuhi ketika besar arus setelah koreksi lebih besar dari beban nominal.

2.8. Panel Hubung Bagi ( PHB )

PHB adalah panel hubung bagi / papan hubung bagi / panel berbentuk

lemari (cubicle). PHB dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan

dengan saklar pemisah. Segmen pertama mendapatkan saluran listrik dari catu

daya listrik PLN sebagai catu daya listrik utama. Segmen kedua mendapatkan

saluran listrik dari catu daya cadangan yaitu dari generator set. Kedua PHB

didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui SDP[13]. Tujuan PHB dibagi

menjadi dua segmen yaitu jika sumber listrik utama PLN mati maka suplai daya
44

ke beban tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik cadangan. PHB

meliputi ; pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk semua jenis

PHB baik tertutup, terbuka, dan pasangan dalam maupun pasangan luar. [PUIL

2011, hal 433].

Kriteria pemilihan panel digolongkan menjadi tiga kategori yaitu sebagai

berikut [13] :

a) Arus

1) Rating arus busbar

2) Rating arus saluran masuk

3) Rating arus saluran keluar

4) Rating kemampuan busbar menahan arus hubung singkat

b) Proteksi dan Instalasi

1) Tingkat pengamanan

2) Proteksi terhadap kejut listrik

3) Material dari pelindung

4) Jenis instalasi

5) Jumlah dari fasa operasi

c) Jenis lokasi peralatan terpasang

1) Terpasang secara permanen (fixed mounted)

2) Dapat dipisah (removeable)

3) Dapat ditarik (withdrawable)


45

2.8.1. Panel distribusi dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu :

2.8.1.1 Low Voltage Main Distibution Panel (LVMDP) [14]

Panel ini menghubungkan tenaga listrik dari sumber tegangan dengan Sub

Distribution Panel (SDP) dan disuplai langsung oleh transformator atau genset.

Setiap bagian busbar diberi pengaman Air Circuit Breaker (ACB). Sebelum masuk

ke panel SDP juga diberi pengaman Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) atau

ACB, tergantung berapa arus yang dilewatkan.

2.8.1.2 Sub Distibution Panel (SDP) [14]

Panel ini menghubungkan tenaga listrik dari panel MDP menuju satu area

tertentu yang terdiri dari beberapa grup. Sebelum menuju ke grup - grup juga

diberi pengaman berupa MCB atau MCCB, tergantung berapa arus yang

dilewatkan.

2.9. Single Line Diagram [3]

Single line diagram atau diagram satu garis merupakan saluran transmisi

khususnya transmisi listrik arus bolak-balik, pada umumnya adalah saluran

transmisi tiga fasa. Saluran transmisi tersebut menyalurkan tenaga listrik dari

pusat-pusat listrik ke pusat-pusat beban yang akan membentuk jaringan

interkoneksi yang rumit.

Single line diagram menggambarkan hubungan beban dengan catu daya dari

PLN atau dari generator, lengkap dengan keterangan mengenai ukuran atau daya

nominal tiap komponennya. Diagram ini juga menjelaskan tentang keterangan

mengenai beban yang terpasang dan pembagiannya, ukuran dan jenis hantarannya,

ukuran dan jenis pengamananya, dan sistem pentanahannya.


46

Simbol-simbol listrik diperlukan dalam pembuatan Single line diagram

maupun dalam menggambar suatu instalasi listrik. Penggunaan simbol listrik

dalam suatu skema rangkaian akan memudahkan dalam pembacaan gambar dan

mudah dipahami. Simbol-simbol listrik yang digunakan sesuai dengan yang

tercantum dalam PUIL 2000 Lampiran B halaman 457-473 tentang lampiran

gambar untuk diagram. (Simbol-simbol terlampir)

Gambar 3.23 menunjukan single line diagram sederhana suatu panel listrik.

Gambar 2.23 Single Line Diagram Distribusi Daya Listrik

Gedung[23]
47

2.10. Grouping [3]

Grouping merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam instalasi

listrik suatu bangunan. Tujuan pengelompokan yaitu untuk memudahkan

pemeliharaan peralatan listrik maupun penanganan ketika terjadi gangguan pada

peralatan listrik.

Pengelompokan pada beban penerangan, hal yang perlu diperhatikan adalah

posisi titik beban yang akan dikelompokkan dalam satu kelompok diusahakan

berada dalam satu wilayah. Satu wilayah terdiri dari beberapa jenis lampu dan

jumlah maksimum titik beban yang berada pada tiap sirkuit akhir paling banyak

adalah 15 titik beban. [3]

Pengelompokan pada stop kontak, hal yang perlu diperhatikan adalah

pengelompokan stop kontak tiga phasa dikelompokkan dalam satu kelompok

sendiri. Pengelompokan pada Air Conditioner (AC), mesin - mesin atau motor -

motor dapat disatukan dalam kelompok tersendiri untuk memudahkan perawatan

dan pemeliharaan ketika terjadi gangguan.

2.11. Busbar

Busbar adalah penghantar arus listrik yang terbuat dari tembaga. Busbar

memiliki fungsi yang sama dengan kabel penghantar, tetapi kapasitas hantar arus

busbar lebih besar dari pada kabel penghantar. Pemakaian busbar bertujuan untuk

mempermudah pemasangan sambungan komponen – komponen pada sebuah

panel instalasi listrik. Setiap sambungan busbar pada tiap penghantar terdapat

lubang yang dijadikan tempat penghubung dengan penghantar lain.


48

Untuk mendapatkan ukuran busbar yang sesuai ditentukan berdasarkan arus

yang mengalir pada busbar tersebut dan harus sesuai dengan standar yang berlaku.

Tabel 2.6 Pembebanan penghantar untuk tembaga penampang persegi arus

bolak – balik. [PUIL 2011, tabel 511.6-1, halaman 446]

Pembebanan kontinyu (A)


Ukuran Pena Berat Arus AC
mpan Dilapisi lapisan konduktif Telanjang
g
mm mm2 kg/m 1 2 3 4 1 2 3 4

50x10 500 4,46 1050 1720 2450 3300 852 1510 2200 3000

60x5 300 2,67 825 1400 1983 2650 750 1300 1800 2400

60x10 600 5,34 1230 1960 2800 3800 985 1720 2500 3400

80x5 400 3,56 1060 1800 2450 3300 950 1650 2700 2900

80x10 800 7,2 1590 2410 3450 4600 1240 2110 3100 4200

100x5 500 4,45 1310 2200 2950 3800 1200 2000 2800 3400

100x10 1000 8,9 1940 2850 4000 5400 1400 2480 3600 4800

2.12. Daya Listrik Arus AC [15]

Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Daya

menurut sistem tenaga listrik merupakan jumlah energi yang digunakan untuk

melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan watt, yang merupakan

perkalian dari tegangan (volt) dan arus (ampere). Daya dinyatakan dalam P,

tegangan dinyatakan dalam V dan arus dinyatakan dalam I, sehingga besarnya

daya dinyatakan dengan persamaan 2.6 :

P = Volt x Ampere x Cos ∅ …................................................……….....(2.6)


49

Keterangan :

P = Daya Beban (W)

V = Tegangan Kerja (V)

Cos ∅ = Faktor Daya Sistem

A = Arus yang mengalir (A)

Sistem listrik AC arus bolak – balik mempunyai tiga jenis daya khususnya untuk

beban yang memiliki impedansi (Z) , yaitu :

- Daya aktif ( P, W, Watt )

- Daya semu ( S, VA, Volt Ampere )

- Daya reaktif ( Q, VAR, Volt Ampere Reaktif )

2.12.1. Daya Aktif [15]

Daya aktif adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya.

Satuan daya aktif adalah watt. Adapun persamaan dalam daya aktif sebagai

berikut :

- Untuk 1 phasa

P = V x I x cos ∅ …………............................................……….....(2.7)

- Untuk 3 phasa

P = √3 x V x I x cos ∅ …..............................................……….....(2.8)

2.12.2. Daya Reaktif [15]

Daya reaktif adalah jumlah yang diperlukan untuk pembentukan medan

magnet. Medan magnet kemudian akan berbentuk fluks medan magnet. Contoh

daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator. Satua daya reaktif

adalah VAR.
50

- Untuk 1 phasa

Q = V x I x sin …………..............................................…….....(2.9)

- Untuk 3 phasa

Q = √3 x V x I x sin ………….................................……….....(2.10)

2.12.3. Daya Semu [15]

Daya semu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan

arus dalam suatu jaringan. Satuan daya semu adalah VA.

- Untuk 1 phasa

S = V x I ………….......................................................……….....(2.11)

- Untuk 3 phasa

S = √3 x V x I …………..................................................…….....(2.12)

2.12.4. Segitiga Daya [15]

Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan

matematika antara tipe – tipe daya yang berbeda antara daya semu, daya aktif dan

daya reaktif berdasarkan prinsip trigonometri.

Gambar 2.24 Segitiga Daya [15]

Dimana berlaku hubungan :

S = V x I …………................................................................……….....(2.13)

P = S x cos ∅ ………….........................................................……….....(2.14)

Q = S x sin …………........................................................……….....(2.15)
51

2.13. Generator

Generator set atau genset merupakan sebuah pembangkit listrik dengan

penggerak utamanya adalah mesin diesel dan dihubungkan dengan generator

listrik dalam satu dudukan yang kokoh dan terisntal sehingga dapat dioperasikan

dengan baik. Suatu unit pembangkit listrik yang berpenggerak mesin diesel

mempuyai bagian – bagian dan sistem yang saling berkaitan, sedangkan genset

(generator set) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu alat

yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset sering

digunakan oleh perkantoran, rumah sakit dan industri yang membutuhkan sumber

daya yang terus menerus, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk

secara komersial menghasilkan listrik.

Pengertian generator darurat menurut PUIL 2011 pasal 8.21.1.1 adalah :

"Keadaan darurat adalah keadaan yang tidak biasa atau tidak dikehendaki

dan membahayakan keselamatan manusia, bahaya kebakaran bangunan dan

seisinya, yang ditimbulkan karena penyediaan listrik utama mengalami gangguan.

Penerangan darurat biasanya dipasang di gedung – gedung umum yang banyak

dikunjungi orang. Genset darurat dapat menyediakan daya untuk beberapa

keperluan seperti pendingin, pelayanan alat mekanis, penerangan dan proses

industri bila aliran listrik terputus dapat menimbulkan bahaya yang serius."

Kemudian pada pasal pasal 8.21.3.1.1 dijelaskan bahwa generator darurat harus

memenuhi baban sebagai berikut :

a. Kelengkapan penggerak utama yang menggunakan tenaga listrik dan

perlengkapan pengasut yang memerlukan pengisian.


52

b. Lift keadaan darurat dengan anggapan pada suatu kelompok lift hanya satu

lift yang bekerja.

c. Pompa air untuk sistem pemadam kebakaran saat terjadinya kebakaran.

d. Pemanfaatan listrik yang digunakan pada saat terjadinya kebakaran.

e. Pencahayaan darurat yang dihubungkan ke generator.

f. Jumlah beban lainnya yang dapat disuplai dari sistem pembangkit tersebut.

Persamaan 2.16 digunakan untuk menentukan kapasitas genset yang

dibutuhkan. Dalam menentukan genset ditetapkan faktor kebutuhan atau demand

factor (DF) sebesar 85% atau 0,85 faktor keamanan trafo sebesar 125%.

= .....(2.16)

Dimana :

Kapasitas daya = Kapasitas daya genset yang dibutuhkan

DF = Demand Factor sebesar 0,8

Beban Total = Beban total terpasang (watt)

2.13.1 Kontruksi Generator AC (Arus Bolak – Balik) [18]

1. Rangka Stator

Terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari bagian-bagian

generator yang lain.

2. Stator

Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan

stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi.


53

3. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub

magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan

sikat-sikat.

4. Cincin Geser

Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros

dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan

poros dan rotor.

Generator Penguat

5. Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai

sumber arus.

Umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat

terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan

menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut dengan generator

berkutub dalam. Keuntungan generator kutub dalam mengambil arus tidak

dibutuhkan cincin geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya

GGL itu tidak berputar. Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin

dengan tegangan tinggi dan arus yang besar.

Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:

1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole). Konstruksi

seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang

banyak. Diameter rotornya besar dan berporos pendek.

2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).

Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000
54

rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh

permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat yang 1/3 bagian

lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub.

Gambar 2.25 Gambar Kontruksi Genset AC. [18]

2.13.2 Prinsip-Prinsip Kerja Genset [18]

Prinsip kerja generator berdasarkan induksi elektromagnetik. Setelah rotor

diputarkan oleh penggerak mula (prime mover) sehingga kutub-kutub yang ada

pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub disuplai oleh tegangan searah

maka pada permukaan kutub akan timbul medan magnet yang berputar dengan

kecepatan sama dengan putaran kutub.

Berdasarkan hukum faraday, apabila lilitan penghantar atau konduktor

diputar memotong garis-garis yang diam atau lilitan yang diam dipotong oleh

garis-garis gaya magnet yang berputar maka pada penghantar tersebut timbul

EMF (Electro Motive Force), GGL (Gaya Gerak Listrik), atau tegangan industry.
55

GGL yang dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan AC,

perhatikan gambar 2.26 arus mengalir pada penghantar jangkar karena beban

tersebut akan membangkitkan medan yang berlawanan atau mengurangi medan

utama sehingga tegangan terminal turun, hal ini disebut reaksi jangkar.

Gambar 2.26 GGL yang dibangkitkan. [18]

Dalam menentukan arah arus dan tegangan ( GGL atau EMF ) yang timbul

pada penghantar setiap detik berlaku hukum tangan kanan fleming ( perhatikan

gambar 2.27 )

Gambar 2.27 Hukum tangan kanan. [18]


56

Dimana :

1. Jempol menyatakan arah gerak F atau perputaran penghantar.

2. Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit dari kutub utara ke kutub selatan.

3. Jari tengah menyatakan arah arus dan tegangan.

Ketiga arah tersebut saling tegak lurus seperti yang diperlihatkan pada

gambar 2.25. Garis-garis gaya magnet yang berputar tersebut akan memotong

kumparan jangkar yang ada pada stator sehingga pada kumparan jangkar tersebut

timbul ggl.

Frekuensi tegangan induksi tersebut akan mengikuti persamaan 2.16 :.

F= (ℎ ) ………......................……….....(2.17)

Dimana :

F = Frekuensi ( hz)

P = banyaknya kutub.

N = kecepatan putar ( rpm )

Oleh karenanya frekuensi dari tegangan induksi tersebut di Indonesia

suadah pasti 50 Hz dan jumlah kutub selalu genap maka putaran rotor, putaran

kutub, putaran penggerak mula sudah pasti. Besarnya tegangan induksi yang

dibangkitkan pada kumparan jangkar yang ada pada stator akan mngikuti

persamaan 2.17 :

= 4.44 ∅ ( volt / phase ) ……......................…….....(2.18)


57

Dimana :

K = jumlah kutub generator.

F = frekuensi GGL yang akan dibangkitkan.

Ø = fluks atau medan magnit yang timbul dalam lilitan stator.

T = torsi putar dari penggerak mula.

2.14. Pengaman Genset Otomatis [19]

Untuk melindungi peralatan listrik terhadap gangguan yang terjadi dalam

sistem diperlukan alat-alat pengaman. Khusus alat pengaman yang berbentuk relai

mempunyai 2 fungsi, yaitu :

a. Melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem, jangan

sampai mengalami kerusakan

b. Melokalisir akibat gangguan, jangan sampai meluas dalam sistem.

Untuk memenuhi fungsi butir a, alat pengaman harus bekerja cepat agar

pengaruh gangguan dapat segera dihilangkan sehingga pemanasan berlebihan

akibat hubung singkat dapat segera dihentikan. Untuk memenuhi fungsi butir

b, alat pengaman dalam sistem harus dapat dikoordinir satu sama lain, sehingga

hanya alat-alat pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan saja yang

bekerja.

Generator sebagai sumber energi listrik dalam system ketenaga listrikan,

perlu diamankan jangan sampai mengalami kerusakan, karena kerusakan

generator akan sangat mengganggu jalannya operasi sistem tenaga listrik. Oleh
58

karenanya generator perlu dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat

merusak generator.

Pengamanan generator secara garis besar terdiri dari:

a. Pengamanan terhadap gangguan diluar generator, Gangguan diluar generator

yang belum diamankan adalah gangguan di rel, pengamanan yang dibutuhkan

bersifat back-up. Oleh karena itu untuk gangguan di rel yang langsung

berhubungan dengan generator pengamanan yang terpenting adalah relai arus

lebih. Untuk generator yang besar perlu ditambah relai arus urutan negatif.

b. Pengamanan terhadap gangguan yang terjadi didalam generator. Gangguan

dalam generator secara garis besar ada 5 macam, yaitu : 1) hubung singkat

antara fasa, 2) hubung singkat fasa ke tanah, 3) suhu tinggi , 4) penguatan

hilang , dan 5) hubung singkat dalam sirkit rotor.

2.14.1 Automatic Voltage Regulator (AVR) [20]

Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi

untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator

akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada

perubahan beban yang selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat

mempengaruhi tegangan output generator.

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada

exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan

generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter

dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan

nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada

exciter. Jika terjadi perubahan tegangan output Generator dapat distabilkan oleh
59

AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang

digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja

secara otomatis.

AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet

generator (PMG) sebagai contoh AVR dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta

mendapat sensor dari potencial transformer (PT) dan current transformer (CT).

2.14.2 AMF dan ATS [21]

ATS (Automatic Transfer switch) adalah alat yang berfungsi untuk

memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber

tegangan listrik lainnya secara automatis atau bisa juga disebut Automatic COS

(Change Over Switch).

AMF (Automatic Main Failure) adalah alat yang berfungsi menurunkan

downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat

mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya

utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. ATS merupakan

pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.

Fungsi AMF (Automatic Main Failure) adalah secara otomatis

menghidupkan (start) genset ketika suply listrik dari PLN gagal / padam,

sedangkan fungsi dari ATS (Automatic Transfer Switch) adalah secara otomatis

membuka suply listrik dari genset dan menutup suply listrik dari PLN dan

sebaliknya, membuka suply listrik dari PLN dan menutup suply listrik dari genset

secara otomatis ketika suply listrik dari PLN hidup kembali.


60

Gambar 2.28 Wiring diagram ATS dan AMF [16]

2.14.3 Prinsip Kerja [22]

Prinsip kerja dari ATS/AMF ini dibagi dalam Tiga blok yang memiliki

fungsi dan tugas masing-masing.

Blok 1, Blok detector Sumber daya Utama, Rangkaian ini berfungsi untuk

memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati) kepada

rangkaian Blok starter engine (NC M1). Blok detektor ini menghidupkan M1

apabila listrik utama hidup Sekaligus sebagai blok Stop engine (NC R2) apabila

listrik utama mati. Pada terminal nomor 5 dan 6, anda harus menghubung seri

pada rangkaian genset sebagai tombol OFF.

Pada blok satu ini juga terdapat Selector Switch untuk menfungsikan

rangkaian ini Normal dan Automatis. Pada fungsi Normal, maka kerja Change

Over Switch tidak akan berfungsi.


61

Blok 2, Blok Relai detector Daya Genset, Relai detektor ini berfungsi untuk

menerima informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian utama

apabila listrik utama mati dengan menghidupkan (M2) setelah genset bekerja.

Blok 3, Blok starter engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.

Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari Blok detektor Sumber daya Utama

(NC M1) Sebagai awal kerja starter. T3 dan T4 sebagai delay starter dan R3

sebagai kontak starter. Khusus pada rangkaian ini menggunakan komponen yang

mempunyai tegangan kerja 24VDC dengan menggunakan 2 buah Accu 12VDC

yang dihubung Seri. Pada rangkaian ATS/AM ini ditambah juga Selector switch

yang menginformasikan Accu (starter engine) pada kondisi standby. Pada

terminal nomor 7 dan 8, harus menghubung paralel pada stater untuk

menghidupkan genset.

Cara kerja sistem tersebut ketika beban kehilangan sumber tegangan

utamanya yaitu PLN, secara bersamaan genset akan start secara otomatis (1 kali

starter), setelah mesin genset menyala, ATS mulai mengganti koneksi dari sumber

tegangan utama ke sumber tegangan cadangan (Genset).

2.14.4 Penentuan Kebutuhan Daya Genset

Dalam menentukan kebutuhan daya genset perlu diketahui beban setiap

peralatan yang digunakan untuk menentukan kapasitas genset, dimana dalam

kebutuhan didefinisikan sebagai perbandingan antara beban puncak suatu sistem

terhadap beban terpasang yang dilayani pada prinsipnya lebih kecil atau sama

dengan satu. Bisa saja terjadi lebih besar dari satu, yaitu saat terjadi beban lebih.
62

2.15. Panel Kapasitor Bank[26][27]

Secara garis besar, fungsi dari Panel Kapacitor Bank adalah untuk

memperbaiki faktor daya (power factor) / cos phi pada suatu Jaringan listrik yang

mempunyai beban dengan Cos Phi dibawah 0.85. Perlunya dilakukan perbaikan

Cos Phi tersebut adalah dimaksudkan untuk salah satunya menghindari biaya yang

timbul akibat dari pemakaian kelebihan KVARH (berkaitan erat dengan baik-

buruknya nilai Cos Phi). Pada umumnya untuk sebuah industri, pabrik atau

gedung yang didalamnya tentunya banyak mengoperasikan mesin-mesin yang

menggunakan motor listrik, Air Conditioner (AC),dan lain-lain dimana hal

tersebut akan berakibat nilai Cos phi-nya sangat rendah (buruk), sehingga

diperlukan pemasangan Panel Kapasitor Bank. Kapasitor Bank adalah perangkat

listrik untuk meningkatkan factor daya atau power factor (pf), dimana akan

mempengaruhi besarnya arus (Ampere). Beban listrik yang mengandung

reactance (reaktansi) seperti beban motor listrik maka factor dayanya akan berada

dibawah 0.8. Motor yang tidak dilengkapi kapasitor, faktor dayanya 0.5, dengan

dipasangnya kapasitor bank maka factor daya diharapkan dapat mencapai 0.98 ~

0.9 (karena idealnya 1.0).

2.16. Urutan Daya Listrik di Indonesia [25]

Sistem tegangan distribusi yang digunakan di indonesia berdasarkan pada

sistem tegangan distribusi PLN adalah 6 kV, 12 kV 20 kV dan 24 kV, dan sisanya

adalah tegangan yang bersumber dari transformator yang khusus digunakan

beberapa industri tertentu. Gardu induk distribusi primer PLN, memasok daya

listrik kekonsumen dengan dua jalur distribusi yang dibedakan pemakaiannya


63

yaitu konsumen besar (kawasan Industri) dan konsumen-konsumen yang

menggunakan tenaga istrik dengan level tegangan rendah (380/220 Volt) seperti

rumah tangga, industri kecil, perkantoran, pertokoan dan sebagainya. konsumen

besar yang menggunakan energi listrik yang besar, PLN memasok kebutuhan

listriknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV atau 24 kV dengan

jalur distribusi kawat penghantar udara atau penghantar bawah tanah ke Gardu

Induk (GI) konsumen untuk pemakaian sendiri.

Persamaan 2.18 untuk menentukan beban terpasang dalam VA.

( )
Beban Terpasang (VA) = …....................(2.18)

Tabel 2.7 Urutan sambungan daya listrik dari PLN [25]

Daya Terpasang Pembatas MCB/MCCB


No.
(Volt Ampere) (Ampere)
1 250 1 X 1,2
2 450 1X2
3 900 1X4
4 1,3 1X6
5 2,2 1 X 10
6 3,5 1 X 16
7 4,4 1 X 20
8 5,5 1 X 25
9 7,7 1 X 35
10 11 1 X 50
11 13,9 1 X 63
12 17 1 X 80
13 22 1 X 100
14 3,9 3X6
15 6,6 3 X 10
16 10,6 3 X 16
17 13,2 3 X 20
18 16,5 3 X 25
19 23 3 X 35
20 33 3 X 50
21 41,5 3 X 63
22 53 3 X 80
23 66 3 X 100
24 82,5 3 X 125
64

Daya Terpasang Pembatas MCB/MCCB


No.
(Volt Ampere) (Ampere)
25 105 3 X 160
26 131 3 X 200
27 147 3 X 225
28 164 3 X 250
29 197 3 X 300
30 233 3 X 335
31 279 3 X 425
32 329 3 X 500
33 414 3 X 630
34 526 3 X 800
35 630 3 X 1000

2.17. Ecodial Advance Calculation INT 4.8 [6]

Ecodial Advance Calculation INT 4.8 adalah software program perhitungan

yang dimiliki oleh Schneider Electric yang berguna untuk mendesain instalasi

listrik tegangan rendah pada suatu jaringan instalasi listrik di sektor bangunan

gedung. Software ini merupakan jenis electrical design software yaitu software

desain listrik yang digunakan untuk menghitung dan mengukur suatu jaringan

instalasi listrik pada suatu gedung. Ecodial Advance Calculation NT 4.8 tidak

dapat digunakan untuk mendesain dan menghitung jaringan listrik tegangan

menengah karena program ini ditujukan untuk instalasi jaringan listrik tegangan

rendah.

Program Ecodial Advance Calculation INT 4.8 menggunakan standar

internasional yaitu IEC60364. Selain versi internasional , juga terdapat versi

disesuaikan dengan standar negara lain yaitu : Belgia (RGIE/Arei), Brasil


65

(NBR5410), Cheko dan Slovakia (IEC60364), Denmark (IEC60364), Perancis

(NF C 15-100), Hungaria (IEC60364), India (IEC60364), Belanda (NEN1010),

Polandia (IEC60364), Portugal (RTIEBT), Afrika Selatan (IEC60364), Spanyol

(UNE 20460-5-523), Swedia (IEC60364).

IEC60364 adalah standar instalasi listrik untuk bangunan. Standar ini

merupakan upaya untuk menyelaraskan standar kabel versi IEC. Versi terbaru dari

berbagai peraturan kabel Eropa (misalnya, BS 7671 di Inggris) mengikuti struktur

bagian versi IEC 60364, tapi mengandung tambahan untuk menyederhanakan

penggunaan di lapangan. Standar ini sebagai panduan dan memberikan aturan

dalam bentuk yang memungkinkan untuk bimbingan orang menginstal dan

memeriksa sistem listrik.

Keuntungan menggunakan program Ecodial Advance Calculation INT 4.8 yaitu :

a) Alat referensi untuk instalasi listrik yang handal.

Program Ecodial Advance Calculation INT 4.8 merupakan program untuk

mendesain instalasi listrik yang handal.

b) Menghemat waktu perhitungan

Mendesain instalasi listrik dengan program Ecodial Advance Calculation INT

4.8 dapat menghemat waktu untuk menghitung suatu jaringan instalasi listrik.

- Memberikan solusi jaringan instalasi listrik yang akan digunakan

- Melaporkan kesalahan pada instalasi listrik yang akan digunakan

- Memberikan laporan hasil perhitungan secara langsung

c) Instalasi listrik sesuai standar yang berlaku

Program Ecodial Advance Calculation INT 4.8 mengacu pada standar

perhitungan yang berlaku.


66

- Hasil perhitungan sesuai dengan standar perhitunagan instalasi listrik

yang berlaku

- Keamanan peralatan terjamin

Program Ecodial Advance Calculation INT 4.8 dapat menghitung :

a) Kabel penghantar

Perhitungsan kabel penghantar berdasarkan :

- Pengaturan proteksi jaringan sisi atas

- Maksimum penurunan tegangan

- Proteksi melawan sentuh tak langsung

b) Arus hubung singkat

Perhitungan arus hubung singkat berdasarkan :

- Tipe dari hubung singkat

c) Peralatan proteksi

Perhitungan peralatan proteksi berdasarkan :

- Arus hubung singkat

- Beban yang direncanakan

Spesifikasi komputer yang digunakan untuk program Ecodial Advance

Calculation INT 4.8 yaitu :

a) Konfigurasi yang direkomendasikan adalah

- Prosesor Dual Core 1,4 GHz, 64 bit.

- 2 Gb RAM

- Graphics adapter sesuai dengan DirectX 10

- Layar 1600 x 1200


67

b) Konfigurasi minimum

- Prosesor Intel® Pentium® 4, 2.2 MHz

- 1 Gb RAMkj

- Adapter grafis yang kompatibel dengan DirectX 9.0

- Layar: 1024 x 768 piksel (layar 17”)

c) Sistem operasi yang diperlukan

- Windows XP Professional SP2 atau SP3

- Windows Vista 32 bit

- Windows Seven (32 & 64 bit)


BAB III

PENGUMPULAN DATA

Rencana pembangunan Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

yang berlokasi di Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri

merupakan gedung milik pemerintahan kabupaten wonogiri yang berfungi sebagai

sarana penunjang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kabupaten wonogiri

tersebut. Rencana pembangunan Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

memiliki 2 lantai, dimana lantai 1 digunakan sebagai kantor dan tempat parkir

sedangkan lantai 2 digunakan untuk kantor dan aula pertemuan.

3.1. Beban-Beban Listrik

Beban-beban listrik di Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri ini

meliputi instalasi penerangan, stop kontak, system tata udara, pompa transfer air

bersih dan beban-beban peralatan elektronik lain. Menurut derajat pentingnya

beban, seluruh beban listrik dapat dikelompokkan menjadi 3 beban sebagai

berikut :

1. Beban Normal

Beban normal merupakan seluruh beban-beban listrik yang tersambung

didalam maupun diluar gedung hanya dilayani oleh sumber daya listrik

utama dari PLN.

2. Beban Emergensi atau Darurat

Merupakan beban-beban listrik tersambung yang dapat dilayani sumber

daya listrik PLN atau sumber listrik cadangan dari genset. Bangunan ini

68
69

semua beban instalasi masuk dalam beban emergensi sehingga ketika

sumber utama dari PLN mati semua beban listrik dilayani genset.

3. Beban Prioritas

Merupakan sebagian dari beban normal yang harus (mutlak) tetap dilayani

baik oleh sistem pelayanan PLN maupun sistem cadangan dari genset.

Beban-beban listrik ini digunakan untuk upaya penyelamatan jiwa serta

upaya penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilakukan dengan baik.

3.2. Rencana Sistem Distribusi Listrik Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

Rencana pembangunan Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

yang memiliki 2 lantai, dimana lantai 1 digunakan sebagai kantor dan tempat

parkir sedangkan lantai 2 digunakan untuk kantor dan aula pertemuan. Suplai

daya listrik dirancang menggunakan dua sumber daya listrik, yaitu :

- Sumber listrik dari PLN sebagai sumber utama.

- Sumber listrik dari generator set sebagai sumber cadangan.


70

Gambar 3.1 Rencana Sistem Distribusi Listrik Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

Sumber listrik dari PLN digunakan sebagai sumber daya listrik utama,

sedangkan generator set digunakan sebagai sumber daya listrik cadangan. Ketika

daya listrik PLN padam, maka panel ATS (Automatic Transfer Switch) akan

secara otomatis mengambil suplai listrik dari genset. Pemindahan suplai daya

utama PLN menuju suplai daya cadangan genset memerlukan waktu kurang lebih
71

7 detik, Ketika daya listrik dari PLN hidup kembali, maka secara otomatis ATS

(Automatic Transfer Switch) akan memindahkan suplai daya dari genset kembali

kesuplai daya PLN.

Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri mendapatkan suplai dari

PLN dengan tegangan 20 kV. Daya listrik dari gardu induk PLN masuk ke trafo.

Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan dari tegangan tinggi 20 kV

menuju tegangan rendah 380 V. Daya listrik tegangan rendah kemudian

disalurkan menuju panel LVMDP (Low Voltage Main Distributions Panel) yang

berada di lantai 1. Daya listrik pada panel LVMDP kemudian disalurkan ke

seluruh panel SDP setiap instalasi, dari panel SDP dibagi kesetiap panel pembagi

masing-masing instalasi setiap lantai. Panel LVMDP juga terhubung dengan panel

AMF yang terhubung dengan catu daya cadangan genset.

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data peralatan

instalasi instalasi listrik yang akan digunakan dan wiring diagram Gedung Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri.


72

Mulai

Mengumpulkan data beban peralatan listrik


yang akan di pasang pada gedung dinas
pendidikan kabupaten wonogiri

Menghitung manual rating MCB Menghitung rating MCB dan luas


dan ukuran kabel penampang kabel dengan software
Ecodial Advance Calculation 4.8

Membandingkan hasil perhitungan manual


dan hasil perhitungan dari software Ecodial
Advance Calculation 4.8

Menentukan rating MCB, luas


penampang kabel yang akan digunakan
dan besar penurunan tegangan yang
terjadi

Selesai
ui
Gambar 3.2 Diagram alir perhitungan manual dan perhitungan menggunakan

Ecodial AC ID 4.8
73

3.4. Beban Listrik LVMDP Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri mempunyai satu unit panel

LVMDP dengan 4 outgoing SDP, yaitu :

Tabel 3.1 Panel LVMDP Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

NAMA BEBAN MCB KABEL DAYA


(A) ( ) (W)
SDP 1 INSTALASI PENERANGAN 21.844
SDP 2 AC / TATA UDARA 64.902
SDP 3 INSTALASI STOP KONTAK 64.200
SDP 4 PANEL POMPA AIR BERSIH 6000
TOTAL BEBAN PANEL MDP LT 1 156.986

3.5. Daftar Beban Listrik Panel SDP Instalasi Penerangan Gedung Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Tabel 3.2 SDP 1 Penerangan Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

NAMA BEBAN MCB KABEL DAYA


(A) ( ) (W)
P. Penerangan Lt. 1 A 6725
P. Penerangan Lt. 1 B 2628
P. Penerangan Lt. 2 A 6893
P. Penerangan Lt. 2 B 3598
P. Penerangan Jalan Umum 2000
Total Beban SDP 1 Instalasi
Penerangan 21.844
74

Tabel 3.3 Beban Listrik Panel Penerangan Lantai 1 A Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

JENIS LAMPU
Grup RM TL V TYPE TL DL LED ROSSET WALL LAMP BARRET E.FAN Total Daya Fasa
2 x 36 W 1 x 36 W 12 W 9W LED 9 W 22 W 100 W
Grup 1 8 - - - - - - 576 R
Grup 2 - - 4 9 - - 4 529 S
Grup 3 11 - 2 1 - - - 825 T
Grup 4 15 - - 2 - - - 1098 R
Grup 5 - - 12 - - - - 144 S
Grup 6 - - 17 - - - - 204 T
Grup 7 4 - 11 - - - - 420 R
Grup 8 4 - - 8 - - 2 560 S
Grup 9 7 - 2 2 - - - 546 T
Grup 10 - - 9 4 - - - 144 R
Grup 11 - - 5 4 - 1 - 118 S
Grup 12 - - - 8 - - 4 472 T
Grup 13 13 - - 4 - - - 972 R
Grup 14 - - - - 13 - - 117 S
TOTAL 62 0 62 42 13 1 10 6725

Gambar denah instalasi penerangan dan pembagian grup lantai 1 (Dapat dilihat

pada lampiran B).

Tabel 3.4 Beban Listrik Panel Penerangan Lantai 1 B Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

JENIS LAMPU
Grup RM TL V TYPE TL DL LED ROSSET WALL LAMP BARRET E.FAN Total Daya Fasa
2 x 36 W 1 x 36 W 12 W 9W LED 9 W 22 W 100 W
Grup 1 - - - 11 - - 3 399 R
Grup 2 - 13 - - - - - 468 S
Grup 3 - 10 - 6 - - - 414 T
Grup 4 - - - 11 - - 3 399 R
Grup 5 - - 10 3 - - - 147 S
Grup 6 - - 15 - - - - 180 T
Grup 7 - - 12 1 - - - 153 R
Grup 8 - - - 15 - - - 135 S
Grup 9 - 7 - - 9 - - 333 T
TOTAL 0 30 37 47 9 0 6 2628

Gambar denah instalasi penerangan dan pembagian grup lantai 1 B (Dapat dilihat

pada lampiran B).


75

Tabel 3.5 Beban Listrik Panel Penerangan Lantai 2 A Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

JENIS LAMPU
Grup RM TL V TYPE TL DL LED ROSSET WALL LAMP BARRET E.FAN Total Daya Fasa
2 x 36 W 1 x 36 W 12 W 9W LED 9 W 22 W 100 W
Grup 1 15 - - 1 - - - 1089 R
Grup 2 16 - - - - - - 1152 S
Grup 3 12 - - - - - - 864 T
Grup 4 9 - - 4 - 1 1 806 R
Grup 5 - - 15 - - - - 180 S
Grup 6 16 - - - - - - 1152 T
Grup 7 - - 11 - - - - 132 R
Grup 8 - - 7 6 - - - 138 S
Grup 9 - - - 7 - 1 4 506 T
Grup 10 4 - - 7 - - - 351 R
Grup 11 - - 2 11 - - 4 523 S
TOTAL 72 0 35 36 0 2 9 6893

Gambar denah instalasi penerangan dan pembagian grup lantai 2 A (Dapat dilihat

pada lampiran B).

Tabel 3.6 Beban Listrik Panel Penerangan Lantai 2 B Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

JENIS LAMPU
Grup RM TL V TYPE TL DL LED ROSSET WALL LAMP BARRET E.FAN Total Daya Fasa
2 x 36 W 1 x 36 W 12 W 9W LED 9 W 22 W 100 W
Grup 1 - - 11 - - 1 - 154 R
Grup 2 7 - 3 - - - - 540 S
Grup 3 - - 9 - - 1 - 130 T
Grup 4 - - 4 5 - - 3 393 R
Grup 5 - - 15 - - - - 180 S
Grup 6 - - 15 - - - - 180 T
Grup 7 - - 4 5 - - 3 393 R
Grup 8 - - 16 - - - - 192 S
Grup 9 - - 16 - - - - 192 T
Grup 10 - - 16 - - - - 192 R
Grup 11 - - 16 - - - - 192 S
Grup 12 - - 16 - - - - 192 T
Grup 13 - - 16 - - - - 192 R
Grup 14 - - 10 2 - - - 238 S
Grup 15 - - 10 2 - - - 238 T
TOTAL 7 0 166 14 0 1 6 3598

Gambar denah instalasi penerangan dan pembagian grup lantai 2 B (Dapat dilihat

pada lampiran B).


76

3.6. Daftar Beban Listrik Panel SDP Instalasi Tata Udara Gedung Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Tabel 3.7 SDP 2 Instalasi AC / Tata Udara Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten

Wonogiri

NAMA BEBAN MCB KABEL DAYA


(A) ( ) (W)
P. AC Lt. 1 A 17.530
P. AC Lt. 2 A 19.770
P. AC Lt. 2 B 27.602
Total Beban SDP 2 Instalasi Tata
udara 64.902

Tabel 3.8 Beban Listrik Panel AC Lantai 1 A Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

Jenis AC Jumlah Unit Daya Beban (W)


0,5 PK 1 746 373
1 PK 7 746 5222
1,5 PK 8 746 8952
2 PK 2 746 2984
2,5 PK 0 746 0
F. STANDING 5 PK 0 746 0

TOTAL 17530

Gambar denah instalasi tata udara dan wiring diagram lantai 1 A (Dapat dilihat

pada lampiran B).


77

Tabel 3.9 Beban Listrik Panel AC Lantai 2 A Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

Jenis AC Jumlah Unit Daya Beban (W)


0,5 PK 0 746 0
1 PK 3 746 2238
1,5 PK 5 746 5595
2 PK 8 746 11936
2,5 PK 0 746 0
F. STANDING 5 PK 0 746 0
TOTAL 19770

Gambar denah instalasi tata udara dan wiring diagram lantai 2 A (Dapat dilihat

pada lampiran B).

Tabel 3.10 Beban Listrik Panel AC Lantai 2 B Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

Jenis AC Jumlah Unit Daya Beban (W)


0,5 PK 0 746 0
1 PK 4 746 2984
1,5 PK 2 746 2238
2 PK 0 746 0
2,5 PK 0 746 0
F. STANDING 5 PK 6 746 22380

TOTAL 27602

Gambar denah instalasi tata udara dan wiring diagram lantai 2 B (Dapat dilihat

pada lampiran B).


78

3.7. Daftar Beban Listrik Panel SDP Instalasi Stop Kontak Gedung Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Tabel 3.11 SDP 3 Instalasi Stop Kontak Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten
Wonogiri
NAMA BEBAN MCB KABEL DAYA
(A) ( ) (W)
P. Stop Kontak Lt. 1 38.600
P. Stop Kontak Lt. 2 25.600
Total Beban SDP 3 Instalasi Stop
Kontak 64.200

Tabel 3.12 Beban Listrik Panel Stop Kontak Lantai 1 Gedung Dinas Pendidikan
Kabupaten Wonogiri
S.KONTAK MEJA S.KONTAK DINDING Total
Grup Fasa
300 WATT 200 WATT Daya
Grup 1 4 0 1200 R
Grup 2 3 0 900 S
Grup 3 6 0 1800 T
Grup 4 5 0 1500 R
Grup 5 4 0 1200 S
Grup 6 5 0 1500 T
Grup 7 5 0 1500 R
Grup 8 6 0 1800 S
Grup 9 6 0 1800 T
Grup 10 6 0 1800 R
Grup 11 5 0 1500 S
Grup 12 5 0 1500 T
Grup 13 5 0 1500 R
Grup 14 4 0 1200 S
Grup 15 3 0 900 T
Grup 16 4 0 1200 R
Grup 17 4 0 1200 S
Grup 18 4 0 1200 T
Grup 19 4 0 1200 R
Grup 20 4 0 1200 S
Grup 21 5 0 1500 T
Grup 22 6 0 1800 R
Grup 23 5 0 1500 S
Grup 24 5 0 1500 T
Grup 25 2 1 800 R
Grup 26 0 6 1200 S
TOTAL 115 7 38600
79

Gambar denah instalasi stop kontak dan pembagian grup lantai 1 (Dapat dilihat

pada lampiran B).

Tabel 3.13 Beban Listrik Panel Stop Kontak Lantai 2 Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

S.KONTAK MEJA S.KONTAK DINDING Total


Grup Fasa
300 WATT 200 WATT Daya
Grup 1 4 0 1200 R
Grup 2 4 0 1200 S
Grup 3 6 0 1800 T
Grup 4 5 0 1500 R
Grup 5 4 0 1200 S
Grup 6 4 0 1200 T
Grup 7 4 0 1200 R
Grup 8 4 0 1200 S
Grup 9 5 0 1500 T
Grup 10 4 0 1200 R
Grup 11 5 0 1500 S
Grup 12 5 0 1500 T
Grup 13 4 0 1200 R
Grup 14 3 0 900 S
Grup 15 3 0 900 T
Grup 16 4 0 1200 R
Grup 17 2 2 1000 S
Grup 18 0 4 800 T
Grup 19 0 5 1000 R
Grup 20 0 4 800 S
Grup 21 0 4 800 T
Grup 22 0 4 800 R
TOTAL 70 23 25600

Gambar denah instalasi stop kontak dan pembagian grup lantai 2 (Dapat dilihat

pada lampiran B).


80

3.8. Daftar Beban Listrik Panel SDP 4 Pompa Transfer Air Bersih

bnGedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Tabel 3.14 SDP 4 Instalasi Pompa Air Bersih Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri

NAMA BEBAN MCB KABEL DAYA


(A) ( ) (W)
Pompa Transfer 1 3000
Pompa Transfer 2 3000
Total Beban SDP 4 Instalasi
Pompa Air Bersih 6000
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Klasifikasi Beban

Beban pada Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Beban Instalasi Penerangan

b) Beban Instalasi Air Conditioner (AC) / Tata Udara

c) Beban Instalasi Stop Kontak

d) Beban Instalasi Pompa Air Bersih

4.2.Perhitungan Kebutuhan MCB, Menentukan Ukuran Kabel Penghantar

dan Perhitungan Penurunan Tegangan

Dalam menentukan besar penampang kabel dan rating MCB yang

dibutuhkan harus memperhatikan nilai KHA yang mengalir. Berdasarkan PUIL

2011 pasal 2.2 ayat 2.2.8.3 besar nilai KHA perlengkapan yang dibebani arus

beban lebih adalah 125% dari arus pengenal beban. Persamaan 2.1 dan 2.2

digunakan untuk menghitung nilai arus nominal dan nilai arus KHA yang

mengalir dalam instalai. Sesuai dengan PERMEN ESDM No.7 Tahun 2010 Pasal

5 ayat 1 mengatur besar nilai cos atau faktor daya setiap bulannya sekurang-

kurangnya 0,85 sehingga dalam perhitungan ditentukan besar nilai cos adalah

0,85 [27].

Kabel penghantar yang dipilih menggunakan kabel dengan jenis NYY,

kabel jenis ini memiliki isolasi PVC ganda sehingga lebih kuat, kabel jenis ini ada

81
82

yan berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY bisa digunakan untuk instalasi tertanam dan

memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM. Berdasarkan PUIL 2011

bagian 2 pasal 2.2.3 hal 48 menyatakan bahwa susut tegangan titik instalasi tidak

boleh melebihi 4% dari tegangan pengenal pada terminal pelanggan bila semua

konduktor dialiri arus. Perhitungan penurunan tegangan menggunakan persamaan

2.4, karena dipilih kabel penghantar yang menggunakan inti tembaga maka nilai

resistansi dan reaktansi kabel sesuai dengan tabel 2.1.

Persamaan untuk menghitung arus nominal :

= / (√3 × × cos )

Persamaan untuk menghitung arus KHA :

= 1,25

Persamaan untuk menghitung penurunan tegangan :

Vdrop =I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

Dimana :

= Arus Nominal (A)

= Arus KHA (A)

= Daya beban (W)

= Tegangan kerja 3 fasa, 380 Volt

Vdrop = Penurunan tegangan (Volt)

I = Arus ( Ampere )

L = Panjang Kabel ( Km ), sesuai tabel 4.1

R = Resistansi Kabel ( Ohm/Km ), sesuai tabel 2.1

X = Reaktansi Kabel ( Ohm/Km ), sesuai tabel 2.1

= Faktor daya sistem, ditentukan 0,85


83

Sin φ (sin 0,85)= 0,0148

Tabel 4.1 Panjang kabel koneksi antar panel

Panjang Kabel
NO Koneksi Antar Panel
(meter)
1 Transformator ke Panel LVMDP 20
2 SDP 1 Instalasi Penerangan ke LVMDP 6
3 Panel Penerangan Lt. 1 A ke SDP 1 Penerangan 82
4 Panel Penerangan Lt. 1 B ke SDP 1 Penerangan 10
5 Panel Penerangan Lt. 2 A ke SDP 1 Penerangan 86
6 Panel Penerangan Lt. 2 B ke SDP 1 Penerangan 42
7 Panel LPJU ke SDP 1 Penerangan 75
8 SDP 2 Instalasi Tata Udara ke LVMDP 6
9 Panel AC / Tata Udara Lt. 1 A ke SDP 2 Tata udara 82
10 Panel AC / Tata Udara Lt. 2 A ke SDP 2 Tata udara 86
11 Panel AC / Tata Udara Lt. 2 B ke SDP 2 Tata udara 42
12 SDP 3 Instalasi Stop Kontak ke LVMDP 6
13 Panel Stop Kontak Lt. 1 ke SDP 3 Stop Kontak 82
14 Panel Stop Kontak Lt. 2 ke SDP 3 Stop Kontak 86
15 SDP 4 Panel Pompa Transfer Air Bersih 12
16 Pompa Transfer 1 ke SDP 4 Pompa 8
17 Pompa Transfer 2 ke SDP 4 Pompa 8

4.3. Perhitungan Total Beban Listrik

Sebelum menentukan besar pemutus daya, besar penampang kabel yang

digunakan dan penurunan yang terjadi terlebih dulu harus dilakukan perhitungan

kebutuhan total beban listrik dari masing-masing instalasi yang akan dipasang.

4.3.1. Perhitungan Total Beban Listrik SDP 1 Instalasi Penerangan

Beban panel penerangan lantai 1 A = 6725 W

Beban panel penerangan lantai 1 B = 2628 W

Beban panel penerangan lantai 2 A = 6893 W

Beban panel penerangan lantai 2 B = 3598 W

Beban panel PJU = 2000 W


84

Total beban listrik panel SDP 1 Penerangan

= 6725 + 2628 + 6893 + 3598 + 2000

= 21.844 Watt

4.3.2. Perhitungan Total Beban Listrik SDP 2 Instalasi Tata Udara / AC

Beban panel AC lantai 1 A = 17.530 W

Beban panel AC lantai 2 A = 19.770 W

Beban panel AC lantai 2 B = 27.602 W

Total beban listrik panel SDP 2 AC

= 17.530 + 19.770 + 27.602

= 64.902 Watt

4.3.3. Perhitungan Total Beban Listrik SDP 3 Instalasi Stop Kontak

Beban panel stop kontak lantai 1 = 38.600 W

Beban panel stop kontak lantai 2 = 25.600 W

Total beban listrik panel SDP 3 Instalasi Stop Kontak

= 38.600 + 25.600

= 64.200 Watt

4.3.4. Perhitungan Total Beban Listrik SDP 4 Instalasi Pompa Transfer Air

Bersih

Beban listrik pompa transfer 1 = 3000 W

Beban listrik pompa transfer 2 = 3000 W

Total beban listrik panel SDP 4 Instalasi Pompa Air Bersih

= 3000 + 3000

= 6000 Watt
85

4.3.5. Total Beban Listrik LVMDP Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten

Wonogiri

Beban listrik panel SDP 1 = 21.844 W

Beban listrik panel SDP 2 = 64.902 W

Beban listrik panel SDP 3 = 64.200 W

Beban listrik panel SDP 4 = 6000 W

Total beban listrik LVMDP

= 21.844 + 64.902 + 64.200 + 6000

= 156.986 Watt

4.3.6. Perhitungan Manual Menentukan Sambungan Daya dari PLN,

Kapasitas Transformator dan Kapasitas Genset

Setelah dilakukan perhitungan total beban listrik yang terpasang diketahui

sebesar 156.986 watt, sehingga dalam menentukan sambungan daya listrik dari

PLN perlu melakukan perhitungan beban terpasang dalam satuan VA dengan

persamaan 2.18 dengan dipilih nilai cos φ sebesar 0,85.

( )
( ) =
cos ∅

156.986
( ) =
0,85

= 184.689

Beban total terpasang pada gedung dinas pendidikan kabupaten wonogiri

sebesar 184.689 VA atau 184 kVA sehingga dibutuhkan penyambungan daya dari

PLN menggunakan langganan sebesar 197 kVA. Penyambungan daya PLN

sebesar 197 kVA untuk mengantisipasi pertumbuhan beban listrik di gedung dinas

pendidikan kabupaten wonogiri, sehingga ketika terjadi penambahan peralatan


86

prasarana yang menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik daya tersambung dari

PLN masih bisa mencukupi tanpa diperlukan penambahan daya dari PLN.

Tabel 4.2 Sistem pentanahan jaringan distribusi di indonesia [28]

Kepadatan
no Tahanan Pentanahan Sistem Tegangan Beban Wilayah Kerja
Menengah Terpasang Operasional
1 Langsung / Solid 4 kawat, 3 fasa + N Rendah Jateng dan DIY
( 0 ohm ) 2 kawat, fasa + N
Tahanan Rendah 3 kawat, 3 fasa tinggi Jabar dan DKI
2
( 12 ohm dan 40 ohm )
Tahanan Tinggi 3 kawat, 3 fasa Sedang Jatim
3
( 500 ohm ) 2 kawat, fasa + fasa
Mengambang 3 kawat, 3 fasa Sedang Eks 6 kV
4

Total beban terpasang sebesar 184.689 VA dengan faktor kebutuhan 0,85

artinya tidak semua beban menyala. Penentuan trafo yang dibutuhkan

mengggunakan total beban terapasang ditambah cadangan untuk 2 – 6 tahun

kedepan mencapai 20%, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan adalah :

Kapasitas trafo = DF x Beban Total x Faktor kemananan trafo

Kapasitas daya = 0,85 x 184.689 x 1,2

= 188.382 VA

Sesuai perhitungan kebutuhan daya trafo sebesar 188.382 VA tetapi

dipasaran tidak tersedia trafo dengan kapasitas 188.382 VA sehingga dipilih trafo

dengan kapasitas 200 kVA. Daya trafo terpasang harus lebih besar dari daya

kontrak PLN supaya trafo tidak bekerja secara maksimum. Kabupaten Wonogiri

merupakan salah satu kota di provinsi jawa tengah maka sesuai dengan tabel 4.2

jenis transformator yang digunakan bertipe sambungan bintang dikarenakan

provinsi jawa tengan dan DIY sistem tegangan menengah yang digunakan adalah
87

4 kawat yang terdiri dari 3 kawat fasa dan 1 kawat netral, Sehingga transformator

yang digunakan bertipe sambungan bintang yang memiliki kawat untuk

pembumian langsung.

Dalam menentukan kapasitas genset yang dibutuhkan menggunakan

persamaan 2.16 Demand Factor (DF) ditetapkan sebesar 0,85 dan faktor

keamanan trafo 125%.

Kapasitas daya = DF x Beban Total x Faktor kemananan trafo

Kapasitas daya = 0,85 x 184.689 x 1,25

= 196.232 VA

Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan daya, besar kapasitas genset

yang dibutuhkan adalah 196.232 VA atau 196 kVA. Sehingga kapasitas genset

yang dipilih adalah 200 kVA karena genset dengan kapasitas 196 kVA tidak

tersedia dipasaran.

4.3.7. Perhitungan Manual Arus KHA, Menentukan Ukuran Kabel

Penghantar dan Perhitungan Penurunan Tegangan

1. Panel LVMDP

 Perhitungan rating MCB :

P = 156,984 watt

VL-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3 cos )

156,986
=
(√3 380 0,85)
88

= 280,602 A

= 1,25

= 280,602 1,25

= 350,75

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 350,75

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel dengan diameter NYY 4 x 150

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 0,157 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,084 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel LVMDP

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 350,75 x 1,732 x (0,157 x 0,85 + 0,084 x 0,0148) x 0,02

= 1,64 Volt

1,64
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,43 %

Penurunan tegangan pada panel LVMDP sebesar 0,43%.

2. Panel SDP 1 Instalasi Penerangan

 Perhitungan rating MCB :

P = 21,844 watt

V L-L = 380 volt

cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3 cos )

21,844
=
(√3 380 0,85)

= 39,11 A
89

= 1,25

= 39,11 1,25

= 48,88

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 48,88

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 10

mm2 , sehingga nilai resistansi kabel 2,266 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,084 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel SDP 1 Instalasi Penerangan

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 48,88 x 1,732 x (2,266 x 0,85 + 0,084 x 0,0148) x 0,006

= 0,98 Volt

0,98
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,26 %

Penurunan tegangan pada panel SDP 1 Instalasi Penerangan sebesar

0,26 %.

3. Panel Penerangan Lt. 1 A

 Perhitungan rating MCB :

P = 6725 watt

V L-L = 380 volt

cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

6725
=
(√3 380 0,85)

= 12,02 A
90

= 1,25

= 12,02 1,25

= 15,025

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 15,025

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 6

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 5,772 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,093 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 1 A

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 15,025 x 1,732 x (5,772 x 0,85 + 0,093 x 0,0148) x 0,082

= 10,47 Volt

10,47
Vdrop% = 380 x 100 % = 2,76 %

Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 1 A sebesar 2,76 %.

4. Panel Penerangan Lt. 1 B

 Perhitungan rating MCB :

P = 2628 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

2628
=
(√3 cos )

2628
=
(√3 380 0,85)

= 4,69 A

= 1,25
91

= 4,69 1,25

= 5,86

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 5,86 A

maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 4

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 5,772 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,093 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 1 B

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 5,86 x 1,732 x ( 5,772 x 0,85 + 0,093 x 0,0148 ) x 0,01

= 0,50 Volt

0,50
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,13 %

Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 1 B sebesar 0,13%.

5. Panel Penerangan Lt. 2 A

 Perhitungan rating MCB :

P = 6893 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3 cos )

6893
=
(√3 380 0,85)

= 12,32 A

= 1,25

= 12,32 1,25
92

= 15,4

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 15,4 A

maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 4

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 5,772 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,093 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 2 A

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 15,40 x 1,732 x ( 5,772 x 0,85 + 0,093 x 0,0148 ) x 0,086

= 11,26 Volt

11,26
Vdrop% = 380 x 100 % = 2,96 %

Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 2 A sebesar 2,96 %.

6. Panel Penerangan Lt. 2 B

 Perhitungan rating MCB :

P = 3598 watt

V L-L = 380 volt

cos = 0,85

Perhitungan :

3598
=
(√3 cos )

3598
=
(√3 380 0,85)

= 6,43 A

= 1,25

= 6,43 1,25

= 8,03
93

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 8,03 A

maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 4 mm2,

sehingga nilai resistansi kabel 5,772 (Ohm/Km) dan nilai reaktansi

kabel 0,093 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 2 B

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 8,03 x 1,732 x ( 5,772 x 0,85 + 0,093 x 0,0148 ) x 0,042

= 2,87 Volt

2,87
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,76 %

Penurunan tegangan pada panel penerangan lantai 2 B sebesar 0,76%.

7. Panel Penerangan LPJU

 Perhitungan rating MCB :

P = 2000 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3 cos )

2000
=
(√3 380 0,85)

= 3,57 A

= 1,25

= 3,57 1,25

= 4,46
94

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 4,46 A

maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 2,5

mm2 , sehingga nilai resistansi kabel 9,139 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,099 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel penerangan LPJU

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 4,47 x 1,732 x ( 9,139 x 0,85 + 0,099 x 0,0148 ) x 0,075

= 4,51 Volt

4,51
Vdrop% = 380 x 100 % = 1,19 %

Penurunan tegangan pada panel LPJU sebesar 1,19 %.

8. Panel SDP 2 Instalasi AC / Tata Udara

 Perhitungan rating MCB :

P = 64.900 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3 cos )

64.900
=
(√3 380 0,85)

= 116 A

= 1,25

= 116 1,25

= 145
95

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 145 A

maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 35

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 0,658 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,078 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel SDP 2 Instalasi Tata udara

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 145 x 1,732 x ( 0,658 x 0,85 + 0,078 x 0,0148 ) x 0,006

= 0,84 Volt

0,84
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,22 %

Penurunan tegangan pada panel SDP 2 Instalasi Tata Udara sebesar

0,22 %.

9. Panel AC / Tata Udara Lantai 1 A

 Perhitungan rating MCB :

P = 17.530 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

17.530
=
(√3 380 0,85)

= 31,33 A

= 31,33 1,25

= 39,16
96

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 39,16

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 10

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 2,266 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,084 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel tata udara lantai 1 A

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 39,16 x 1,732 x ( 2,266 x 0,85 + 0,084 x 0,0148 ) x 0,082

= 10,72 Volt

10,72
Vdrop% = 380 x 100 % = 2,82 %

Penurunan tegangan pada panel tata udara lantai 1 A sebesar 2,82 %.

10. Panel AC Lantai 2 A

 Perhitungan rating MCB :

P = 19.770 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

19.770
=
(√3 380 0,85)

= 35,33 A

= 35,33 1,25

= 44,16

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 44,16

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 10


97

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 2,266 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,084 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel tata udara lantai 2 A

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 44,16 x 1,732 x ( 2,266 x 0,85 + 0,084 x 0,0148 ) x 0,086

= 12,68 Volt

12,68
Vdrop% = 380 x 100 % = 3,34 %

Penurunan tegangan pada panel tata udara lantai 2 A sebesar 3,34 %.

11. Panel AC Lantai 2 B

 Perhitungan rating MCB :

P = 27.602 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

27.602
=
(√3 380 0,85)

= 49,33 A

= 49,33 1,25

= 61,66

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 61,66

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 16

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 2,266 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,084 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.


98

 Penurunan tegangan pada panel tata udara lantai 2 B

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 61,66 x 1,732 x ( 2,266 x 0,85 + 0,084 x 0,0148 ) x 0,042

= 8,65 Volt

8,65
Vdrop% = 380 x 100 % = 2,28 %

Penurunan tegangan pada panel tata udara lantai 2 B sebesar 2,28 %.

12. SDP 3 Instalasi Stop Kontak

 Perhitungan rating MCB :

P = 64.200 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3 cos )

64.200
=
(√3 380 0,85)

= 114,76 A

= 114,67 1,25

= 143,44

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 143,44

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 35

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 0,658 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,078 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel SDP 3 Intalasi Stop Kontak

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L


99

= 143,44 x 1,732 x ( 0,658 x 0,85 + 0,078 x 0,0148 ) x 0,006

= 0,84 Volt

0,84
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,22 %

Penurunan tegangan pada panel SDP 3 Intalasi Stop Kontak sebesar

0,22 %.

13. Panel Stop Kontak Lantai 1

 Perhitungan rating MCB :

P = 38.600 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

38.600
=
(√3 380 0,85)

= 69 A

= 69 1,25

= 86,25

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 86,25

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 25

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 0,991 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,081 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel stop kontak lantai 1

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 86,25 x 1,732 x ( 0,991 x 0,85 + 0,081 x 0,0148 ) x 0,081


100

= 10,33 Volt

10,33
Vdrop% = 380 x 100 % = 2,72 %

Penurunan tegangan pada panel stop kontak lantai 1 sebesar 2,72 %.

14. Panel Stop Kontak Lantai 2

 Perhitungan rating MCB :

P = 25.600 watt

V L-L = 380 volt

cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

25.600
=
(√3 380 0,85)

= 45,76

= 45,76 1,25

= 57,20

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 57,20

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 16

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 1,446 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,081 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel stop kontak lantai 2

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 57,20 x 1,732 x ( 1,446 x 0,85 + 0,081 x 0,0148 ) x 0,086

= 10,48 Volt
101

10,48
Vdrop% = 380 x 100 % = 2,76 %

Penurunan tegangan pada panel stop kontak lantai 2 sebesar 2,76 %.

15. SDP 4 Instalasi Pompa

 Perhitungan rating MCB :

P = 6000 watt

V L-L = 380 volt

Cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3 cos )

6000
=
(√3 380 0,85)

= 10,72 A

= 10,72 1,25

= 13,41

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 13,41

A maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 4

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 5,772 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,093 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada panel SDP 4 Instalasi Pompa Air Bersih

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 13,41 x 1,732 x ( 5,772 x 0,85 + 0,093 x 0,0148 ) x 0,012

= 1,37 Volt

1,37
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,36 %
102

Penurunan tegangan pada panel SDP 4 sebesar 0,36 %.

16. Pengaman Pompa Transfer 1

 Perhitungan rating MCB :

P = 3000 watt

V L-L = 380 volt

cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

3000
=
(√3 380 0,85)

= 5,36

= 5,36 1,25

= 6,7

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 6,7 A

maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 2,5

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 9,139 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,099 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada pompa transfer 1

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 6,70 x 1,732 x ( 9,139 x 0,85 + 0,099 x 0,0148 ) x 0,008

= 0,72 Volt

0,72
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,19 %

Penurunan tegangan pada pompa transfer 1 sebesar 0,19%.


103

17. Pengaman Pompa Transfer 2

 Perhitungan rating MCB :

P = 3000 watt

V L-L = 380 volt

cos = 0,85

Perhitungan :

=
(√3xVLLx cos )

3000
=
(√3 380 0,85)

= 5,36

= 5,36 1,25

= 6,7

 Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus (KHA) didapat hasil 6,7 A

maka sesuai tabel 2.4 dipilih kabel tembaga yaitu NYY 4 x 2,5

mm2, sehingga nilai resistansi kabel 9,139 (Ohm/Km) dan nilai

reaktansi kabel 0,099 (Ohm/Km) sesuai tabel 2.1.

 Penurunan tegangan pada pompa transfer 2

Vdrop = I . √3 . ( R . cos φ + X . sin φ ) L

= 6,70 x 1,732 x ( 9,139 x 0,85 + 0,099 x 0,0148 ) x 0,008

= 0,72 Volt

0,72
Vdrop% = 380 x 100 % = 0,19 %

Penurunan tegangan pada pompa transfer 2 sebesar 0,19%.


104

4.3.8. Hasil Perhitungan Manual Arus KHA, Menentukan Ukuran Kabel

Penghantar dan Perhitungan Penurunan Tegangan

Tabel 4.3 Hasil perhitungan besar KHA, diameter kabel dan penurunan tegangan

diameter
KHA Vdrop Vdrop
No Koneksi Antar Panel Beban kabel
(A) (Volt) (%)
(mm)

1 Transformator ke Panel LVMDP 156.986 350,75 4 x 150 1,64 0,43


SDP 1 Instalasi Penerangan ke
2 LVMDP 21.844 48,88 4 x 10 0,98 0,26
Panel Penerangan Lt. 1 A ke SDP 1
3 Penerangan 6.725 15,025 4x6 10,47 2,76
Panel Penerangan Lt. 1 B ke SDP 1
4 Penerangan 2.628 5,86 4x4 0,50 0,13
Panel Penerangan Lt. 2 A ke SDP 1
5 Penerangan 6.893 15,40 4x4 11,26 2,96
Panel Penerangan Lt. 2 B ke SDP 1
6 Penerangan 3.598 8,03 4x4 2,87 0,76

7 Panel LPJU ke SDP 1 Penerangan 2.000 4,46 4 x 2,5 4,51 1,19


SDP 2 Instalasi Tata Udara ke
8 LVMDP 64.900 145,00 4 x 35 0,84 0,22
Panel AC / Tata Udara Lt. 1 A ke
9 SDP 2 Tata udara 17.530 39,16 4 x 10 10,72 2,82
Panel AC / Tata Udara Lt. 2 A ke
10 SDP 2 Tata udara 19.770 44,16 4 x 10 12,68 3,34
Panel AC / Tata Udara Lt. 2 B ke
11 SDP 2 Tata udara 27.602 61,66 4 x 16 8,65 2,28
SDP 3 Instalasi Stop Kontak ke
12 LVMDP 64.200 143,44 4 x 35 0,84 0,22
Panel Stop Kontak Lt. 1 ke SDP 3
13 Stop Kontak 38.600 86,25 4 x 25 10,33 2,72
Panel Stop Kontak Lt. 2 ke SDP 3
14 Stop Kontak 25.600 57,20 4 x 16 10,48 2,76
SDP 4 Panel Pompa Transfer Air
15 Bersih 6.000 13,41 4x4 1,37 0,36

16 Pompa Transfer 1 ke SDP 4 Pompa 3.000 6,70 4 x 2,5 0,72 0,19

17 Pompa Transfer 2 ke SDP 4 Pompa 3.000 6,70 4 x 2,5 0,72 0,19

Arus KHA merupakan 125% dari arus nominal beban, besar arus KHA

juga mempengaruhi dalam pemilihan besar pemutus daya dan pemilihan diameter

kabel penghantar yang akan digunakan. Semakin besar arus KHA maka semakin
105

besar pemutus daya dan diameter kabel yang digunakan. Panjang kabel

penghantar dan pemilihan diameter kabel yang digunakan akan berpengaruh pada

penurunan tegangan yang teradi pada instalasi. Penurunan tegangan pada intalasi

listrik berbanding lurus terhadap panjang saluran dan beban listrik tetapi

berbanding terbalik terhadap diameter kabel yang digunakan. Hasil perhitungan

pada tabel 4.3 menunjukkan penurunan tegangan yang terjadi pada kabel

penghantar masih dibawah 4% masih sesuai dengan standar yang dipersyaratkan

dalam PUIL 2011.

4.4. Perhitungan Ecodial Advance Calculation 4.8

Ecodial Advance Calculation INT 4.8 adalah sebuah software yang

dimiliki oleh Schneider Electric yang digunakan untuk menghitung dan

mensimulasikan instalasi listrik tegangan rendah pada suatu jaringan instalasi

listrik.

Ecodial Advance Calculation 4.8 dapat menghitung :

a) Kabel penghantar

Perhitungsan kabel penghantar berdasarkan :

- Pengaturan proteksi jaringan sisi atas

- Maksimum penurunan tegangan

- Proteksi melawan sentuh tak langsung

b) Arus hubung singkat

Perhitungan arus hubung singkat berdasarkan :

- Tipe dari hubung singkat


106

c) Peralatan proteksi

Perhitungan peralatan proteksi berdasarkan :

- Arus hubung singkat

- Beban yang direncanakan

4.4.1 Langkah - Langkah Utama Menggunakan Ecodial Advance

Calculation 4.8

Langkah – langkah utama menggunakan program Ecodial Advance

Calculation 4.8 yaitu sebagai berikut :

a) Karakteristik umum

Definisi dari parameter secara keseluruhan ( nilai tegangan, sistem pentanahan,

diameter kabel, saluran netral, target faktor daya, nilai toleransi CSA

(Confederate States of America), thermal stress check, standar instalasi dan

sistem frekuensi.

b) Diagram garis tunggal (single line diagram)

Definisi dari prinsip umum mengenai instalasi.

c) Definisi dari sirkit parameter

Definisi dari beban terakhir dan panjang kabel yang digunakan.

d) Penjumlahan daya listrik

Perhitungan dari daya listrik yang diperlukan dan arus pada sirkit.

e) Perhitungan

Ukuran kabel, perhitungan arus hubung pendek, seleksi peralatan

f) Hasil

Printout hasil
107

4.4.2 Bagian – Bagian Ecodial Advance Calculation 4.8

Bagian – bagian dalam program Ecodial Advance Calculation 4.8 yang

digunakan dalam merancang dan menghitung instalasi listrik dan panel listrik

gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Tampilan awal ecodial advance calculation 4.8

Gambar 4.1 merupakan tampilan awal ecodial advance calculation INT 4.8 yang

berisi :

a) Project

Terdapat dua pilihan project, yaitu pilihan untuk membuat project baru atau

membuka project yang telah dibuat sebelumnya

b) Tutorial

Tutorial berisi video cara membuat project dengan menggunakan ecodial

advance calculation 4.8

c) Find a version

Berisi standar instalasi dari bebagai Negara.


108

d) About

Berisi tentang informasi mengenai software Ecodial Advance Calculation 4.8

Setelah pilihan create a new project dipilih, kemudian muncul keseluruhan layar

untuk menggambar single line diagram.

Gambar 4.2 Tampilan keseluruhan ecodial advance calculation

Gambar 4.2 adalah tempat untuk menggambar single line diagram instalasi listrik

dan panel listrik.

Single line diagram instalasi listrik dan panel listrik dibuat dengan

menggunakan components yang tersedia di dalam ecodial advance calculation

INT 4.8. Sebelum menggambar diagram garis tunggal, perlu menentukan

karakteristik umum sistem tenaga listrik yang akan dibuat yaitu terdapat pada

pilihan project parameter.


109

Gambar 4.3 Parameter umum instalasi listrik

Gambar 4.3 adalah pilihan project parameter yang berisi karakteristik umum

instalasi listrik yang akan digambar, yang perlu diperhatikan pada pilihan project

parameter yaitu :

a) Electrical network

Electrical network terdapat pilihan yang berisi yaitu :

- Besar frekuensi yang dipakai yaitu 50 Hz

- Target power factor (PF) yaitu 0,85

- Reactive power (daya reaktif) diisi default sesuai parameter awal yaitu 50

kvar

b) Low Voltage cable

Low Voltage cable terdapat pilihan maximum permissible CSA (Confederate

State of America) yaitu standar diameter kabel yang diijinkan berdasarkan

regulasi CSA yaitu sebesar 300 mm².

c) Load characretistics

Load characretistics terdapat pilihan berapa besar maksimal nilai presentase

rugi tegangan (voltage drop) .


110

Setelah mementukan isi project parameter, kemudian memulai menggambar

single line diagram instalasi listrik dan panel listrik gedung Dinas

Penddidikan Kabupaten Wonogiri pada pilihan design and sizing yang ada

pada Ecodial Advance Calculation 4.8

Gambar 4.4 Tampilan single line diagram dalam Ecodial Advance Calculation 4.8

(Gambar lampiran A single line diagram Ecodial Advance Calculation 4.8)

Gambar 4.4 single line diagram yang telah dibuat untuk instalasi listrik dan panel

instalasi listrik pada gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri.

Setelah proses perhitungan selesai, maka untuk menampilkan hasil

perhitungan dengan memilih opsi report yang terdapat pada daerah atas gambar.

Langkah untuk mendapatkan hasil perhitungan yaitu dengan memilih bahasa yang

akan digunakan, kemudian memilih generate untuk memproses hasil perhitungan.

Setelah proses generate selesai, kemudian muncul hasil perhitungan. Untuk

mengambil data hasil perhitungan dengan memilih opsi export report dan hasil

perhitungan dapat disimpan dalam bentuk Microsoft Word.


111

4.4.3 Hasil Perhitungan Ecodial Advance Calculation 4.8

Hasil perhitungan dengan menggunakan program Ecodial Advance

Calculation 4.8 hanya akan ditampilkan pada besarnya pengaman dan ukuran

kabel penghantar.

Tabel 4.4 Pengaturan umum perhitungan Ecodial Advance Calculation 4.8

Standar instalasi IEC60364

Standar perhitungan TR50480


Standar pengaman IEC 60947-2
Frekuensi 50 Hz
Maksimal kabel CSA 300 mm²
112

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Ecodial Advance Calculation 4.8

KHA Diameter Vdrop


No Koneksi Antar Panel Beban
(A) Kabel (%)
(mm2)
4 x 150
1 Transformator ke Panel LVMDP 156.986 361,00 0,55
SDP 1 Instalasi Penerangan ke
4x6
2 LVMDP 21.844 29,70 0,813
SDP 2 Instalasi Tata Udara ke
4 x 16
3 LVMDP 64.902 99,00 0,886
SDP 3 Instalasi Stop Kontak ke
4 x 16
4 LVMDP 64.200 98,10 0,883
SDP 4 Panel Pompa Transfer Air
4x4
5 Bersih 6.000 11,70 0,842
Panel Penerangan Lt. 1 A ke SDP 1
4x4
6 Penerangan 6.725 11,40 2,87
Panel Penerangan Lt. 1 B ke SDP 1
4 x 2,5
7 Penerangan 2.628 4,46 0,969
Panel Penerangan Lt. 2 A ke SDP 1
4x4
8 Penerangan 6.893 11,70 3,03
Panel Penerangan Lt. 2 B ke SDP 1
4 x 2,5
9 Penerangan 3.598 6,11 1,71
4 x 2,5
10 Panel LPJU ke SDP 1 Penerangan 2.000 3,40 1,71
Panel AC / Tata Udara Lt. 1 A ke SDP
4 x 10
11 2 Tata udara 17.530 29,80 3,06
Panel AC / Tata Udara Lt. 2 A ke SDP
4 x 10
12 2 Tata udara 19.770 33,60 3,46
Panel AC / Tata Udara Lt. 2 B ke SDP
4 x 10
13 2 Tata udara 27.602 46,90 2,64
Panel Stop Kontak Lt. 1 ke SDP 3
4 x 25
14 Stop Kontak 38.600 65,50 2,86
Panel Stop Kontak Lt. 2 ke SDP 3
4 x 16
15 Stop Kontak 25.600 43,50 2,99
4 x 2,5
16 Pompa Transfer 1 ke SDP 4 Pompa 3.000 6,50 1,01
5 x 2,5
17 Pompa Transfer 2 ke SDP 4 Pompa 3.000 6,50 1,01
113

4.5. Analisa Hasil Perhitungan Manual dan Perhitungan Ecodial

Tabel 4.6 Perbandingan hasil perhitungan manual dan perhitungan Ecodial .

Penghantar
Arus KHA (A) Vdrop (%)
(mm²)
No Koneksi Antar Panel
Manual Ecodial Manual Ecodial Manual Ecodial
Transformator ke Panel
4 x 150
1 LVMDP 350,75 361,00 4 x 150 0,43 0,55
SDP 1 Instalasi Penerangan
4x6
2 ke LVMDP 48,88 29,70 4 x 10 0,26 0,813
Panel Penerangan Lt. 1 A ke
4x4
3 SDP 1 Penerangan 15,025 11,40 4x6 2,76 2,87
Panel Penerangan Lt. 1 B ke
4 x 2,5
4 SDP 1 Penerangan 5,86 4,46 4x4 0,13 0,969
Panel Penerangan Lt. 2 A ke
4x4
5 SDP 1 Penerangan 15,40 11,70 4x4 2,96 3,03
Panel Penerangan Lt. 2 B ke
4 x 2,5
6 SDP 1 Penerangan 8,03 6,11 4x4 0,76 1,71
Panel LPJU ke SDP 1
4 x 2,5
7 Penerangan 4,46 3,40 4 x 2,5 1,19 1,71
SDP 2 Instalasi Tata Udara
4 x 16
8 ke LVMDP 145,00 99,00 4 x 35 0,22 0,886
Panel AC / Tata Udara Lt. 1
4 x 10
9 A ke SDP 2 Tata udara 39,16 29,80 4 x 10 2,82 3,06
Panel AC / Tata Udara Lt. 2
4 x 10
10 A ke SDP 2 Tata udara 44,16 33,60 4 x 10 3,34 3,46
Panel AC / Tata Udara Lt. 2
4 x 10
11 B ke SDP 2 Tata udara 61,66 46,90 4 x 16 2,28 2,64
SDP 3 Instalasi Stop Kontak
4 x 16
12 ke LVMDP 143,44 98,10 4 x 35 0,22 0,883
Panel Stop Kontak Lt. 1 ke
4 x 25
13 SDP 3 Stop Kontak 86,25 65,50 4 x 25 2,72 2,86
Panel Stop Kontak Lt. 2 ke
4 x 16
14 SDP 3 Stop Kontak 57,20 43,50 4 x 16 2,76 2,99
SDP 4 Panel Pompa
4x4
15 Transfer Air Bersih 13,41 11,70 4x4 0,36 0,842
Pompa Transfer 1 ke SDP 4
4 x 2,5
16 Pompa 6,70 6,50 4 x 2,5 0,19 1,01
Pompa Transfer 2 ke SDP 4
4 x 2,5
17 Pompa 6,70 6,50 4 x 2,5 0,19 1,01

Sesuai tabel 4.6 perbandingan hasil perhitungan secara manual dan

perhitungan menggunakan Ecodial Advance Calculation 4.8 didapatkan hasil arus

KHA lebih besar pada perhitungan manual dengan beban yang sama pada setiap

panel, perbedaan nilai arus KHA ini juga mempengaruhi pemilihan diameter
114

kabel yang digunakan. Nilai penurunan tegangan pada perhitungan menggunakan

Ecodial Advance Calculation 4.8 lebih besar dari perhitungan secara manual

dikarenakan arus KHA pada perhitungan ecodial lebih kecil dan diameter kabel

yang digunakan juga lebih kecil dari hasil perhitungan manual dengan beban

listrik yang sama.

4.5.1 Menentukan Error Antara Perhitungan Manual dan Perhitungan

Ecodial

1. Panel LVMDP

 Error perhitungan KHA :

361,00 − 350,75
(%) = 100
350,75

= 2,92 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

0,55 − 0,43
(%) = 100
0,55

= 21,96 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel LVMDP antara perhitungan

manual dan perhitungan menggunakan ecodial didapatkan nilai

error sebesar 2,92%. Nilai error pada perhitungan penurunan

tegangan didapatkan hasil sebesar 21,96% karena hasil perhitungan

KHA menunjukan selisih tidak terlalu besar dengan diameter kabel

yang sama yaitu 4 x 150 mm2

2. Panel SDP 1 Instalasi Penerangan

 Error perhitungan KHA :

48,81 − 29,70
(%) = 100
29,70
115

= 64,34 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

0,813 − 0,26
(%) = 100
0,813

= 62,28 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel SDP 1 instalasi penerangan

antara perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 64,34%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 62,28% karena hasil

perhitungan KHA menunjukan selisih yang besar dengan diameter

kabel yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan kabel

dengan diameter 4 x 10 mm2 sedangkan perhitungan ecodial

menghasilkan kabel dengan diameter 4 x 10 mm2.

3. Panel Penerangan Lt. 1 A

 Error perhitungan KHA :

15,025 − 11,40
(%) = 100
11,40

= 31,80 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

2,87 − 2,76
(%) = 100
2,87

= 4%

 Hasil perhitungan KHA pada panel penerangan lantai 1 A antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,80%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 4% dengan diameter


116

kabel yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan kabel

dengan diameter 4 x 6 mm2 sedangkan perhitungan ecodial

menghasilkan kabel dengan diameter 4 x 4 mm2.

4. Panel Penerangan Lt. 1 B

 Error perhitungan KHA :

5,86 − 4,46
(%) = 100
4,46

= 31,39 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

0,969 − 0,13
(%) = 100
0,969

= 86,42 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel penerangan lantai 1 B antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,39%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 4% dengan diameter

kabel yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan kabel

dengan diameter 4 x 4 mm2 sedangkan perhitungan ecodial

menghasilkan kabel dengan diameter 4 x 2,5 mm2.

5. Panel Penerangan Lt. 2 A

 Error perhitungan KHA :

15,40 − 11,70
(%) = 100
11,70

= 31,62 %
117

 Error perhitungan penurunan tegangan

3,03 − 2,96
(%) = 100
3,03

= 2,21 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel penerangan lantai 2 A antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,62%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 2,21% dengan

diameter kabel yang sama yaitu 4 x 4 mm2.

6. Panel Penerangan Lt. 2 B

 Error perhitungan KHA :

8,03 − 6,11
(%) = 100
6,11

= 31,42 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

1,71 − 0,76
(%) = 100
1,71

= 55,83 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel penerangan lantai 2 B antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,42%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 55,83% dengan

diameter kabel yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan

kabel dengan diameter 4 x 4 mm2 sedangkan perhitungan ecodial

menghasilkan kabel dengan diameter 4 x 2,5 mm2.


118

7. Panel LPJU

 Error perhitungan KHA :

4,46 − 3,40
(%) = 100
3,40

= 31,18 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

1,71 − 1,19
(%) = 100
1,71

= 30,59 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel LPJU antara perhitungan

manual dan perhitungan menggunakan ecodial didapatkan nilai

error sebesar 31,18%. Nilai error pada perhitungan penurunan

tegangan didapatkan hasil sebesar 30,59% dengan diameter kabel

yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan kabel dengan

diameter kabel yang sama yaitu 4 x 2,5 mm2.

8. Panel SDP 2 Instalasi Tata Udara

 Error perhitungan KHA :

145 − 99
(%) = 100
99

= 46,46 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

0,886 − 0,22
(%) = 100
0,886

= 75,05 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel SDP 2 instalasi tata udara

antara perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial


119

didapatkan nilai error sebesar 46,46%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 75,05% dengan

diameter kabel yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan

kabel dengan diameter 4 x 35 mm2 sedangkan perhitungan ecodial

menghasilkan kabel dengan diameter 4 x 16 mm2.

9. Panel Tata Udara Lt. 1 A

 Error perhitungan KHA :

39,16 − 29,80
(%) = 100
29,80

= 31,41 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

3,06 − 2,82
(%) = 100
3,06

= 7,81 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel tata udara lantai 1 A antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,41%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 7,81% dengan

diameter kabel yang sama yaitu 4 x 10 mm2.

10. Panel Tata Udara Lt. 2 A

 Error perhitungan KHA :

44,16 − 33,60
(%) = 100
33,60

= 31,43 %
120

 Error perhitungan penurunan tegangan

3,46 − 3,34
(%) = 100
3,46

= 3,56 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel tata udara lantai 2 A antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,43%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 3,56% dengan

diameter kabel yang sama yaitu 4 x 10 mm2.

11. Panel Tata Udara Lt. 2 B

 Error perhitungan KHA :

61,66 − 46,90
(%) = 100
46,90

= 31,47 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

2,64 − 2,28
(%) = 100
2,64

= 13,78 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel tata udara lantai 2 B antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,47%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 13,78% dengan

diameter kabel yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan

kabel dengan diameter 4 x 16 mm2 sedangkan perhitungan ecodial

menghasilkan kabel dengan diameter 4 x 10 mm2.


121

12. Panel SDP 3 Instalasi Stop Kontak

 Error perhitungan KHA :

143,44 − 98,10
(%) = 100
98,10

= 46,22 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

0,883 − 0,22
(%) = 100
0,883

= 74,97 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel SDP 3 instalasi stop kontak

antara perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 46,22%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 74,97% dengan

diameter kabel yang berbeda, perhitungan manual menghasilkan

kabel dengan diameter 4 x 35 mm2 sedangkan perhitungan ecodial

menghasilkan kabel dengan diameter 4 x 16 mm2.

13. Panel Stop Kontak Lt.1

 Error perhitungan KHA :

86,25 − 65,50
(%) = 100
65,50

= 31,68 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

2,86 − 2,72
(%) = 100
2,86

= 4,95 %
122

 Hasil perhitungan KHA pada panel stop kontak lantai 1 antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,68%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 4,95% dengan

diameter kabel yang sama yaitu 4 x 25 mm2.

14. Panel Stop Kontak Lt.2

 Error perhitungan KHA :

57,20 − 43,50
(%) = 100
43,50

= 31,49 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

2,99 − 2,76
(%) = 100
2,99

= 7,76 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel stop kontak lantai 2 antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 31,49%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 7,76% dengan

diameter kabel yang sama yaitu 4 x 16 mm2.

15. Panel SDP 4 Instalasi Pompa

 Error perhitungan KHA :

13,41 − 11,70
(%) = 100
11,70

= 14,62 %
123

 Error perhitungan penurunan tegangan

0,842 − 0,36
(%) = 100
0,842

= 57,18 %

 Hasil perhitungan KHA pada panel SDP 4 instalasi pompa antara

perhitungan manual dan perhitungan menggunakan ecodial

didapatkan nilai error sebesar 14,62%. Nilai error pada perhitungan

penurunan tegangan didapatkan hasil sebesar 57,18% dengan

diameter kabel yang sama yaitu 4 x 4 mm2.

16. Pompa Transfer 1

 Error perhitungan KHA :

6,70 − 6,50
(%) = 100
6,50

= 3,08 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

1,01 − 0,19
(%) = 100
1,01

= 81,24 %

 Hasil perhitungan KHA pada pompa transfer 1 antara perhitungan

manual dan perhitungan menggunakan ecodial didapatkan nilai

error sebesar 3,08%. Nilai error pada perhitungan penurunan

tegangan didapatkan hasil sebesar 81,24% dengan diameter kabel

yang sama yaitu 4 x 2,5 mm2.


124

17. Pompa Transfer 2

 Error perhitungan KHA :

6,70 − 6,50
(%) = 100
6,50

= 3,08 %

 Error perhitungan penurunan tegangan

1,01 − 0,19
(%) = 100
1,01

= 81,24 %

 Hasil perhitungan KHA pada pompa transfer 2 antara perhitungan

manual dan perhitungan menggunakan ecodial didapatkan nilai

error sebesar 3,08%. Nilai error pada perhitungan penurunan

tegangan didapatkan hasil sebesar 81,24% dengan diameter kabel

yang sama yaitu 4 x 2,5 mm2.

4.6. Pemilihan Pemutus Daya dan Diameter Kabel Gedung Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Setelah dilakukan perhitungan KHA dan penurunan tegangan

menggunakan dua metode yaitu perhitungan secara manual dan perhitungan

menggunakan software Ecodial Advance Calculation 4.8, didapatkan hasil yang

berbeda dimana hasil perhitungan manual lebih besar dari perhitungan Ecodial

Advance Calculation 4.8. Hasil perhitungan penurunan tegangan secara manual

dan perhitungan menggunakan Ecodial Advance Calculation 4.8 didapatkan hasil

masih dibawah standar PUIL 2011 yaitu 4%, sehingga penurunan tegangan yang

terjadi masih sesuai nilai toleransi.


125

Perhitungan yang digunakan untuk menentukan besar pemutus daya dan

diameter kabel yang akan digunakan menggunakan hasil perhitungan secara

manual. Pemilihan rating yang lebih besar akan memberikan tingkat keamanan

yang lebih ketika terjadi penambahan beban atau ada beban lebih pada sistem

instalasi yang terpasang.

1. Beban listrik pada panel LVMDP adalah 156.986 watt, arus KHA sesuai

perhitungan manual sebesar 350,75 A sehingga pemutus daya yang dipilih

adalah jenis MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 400 A.

Panjang kabel antara panel LVMDP ke transformator sepanjang 20 meter,

menggunakan kabel jenis NYY dengan diameter 4 x 150 mm2 dan

penurunan tegangan yang terjadi sebesar 1,64 volt atau sebesar 0,43% pada

jaringan sistem 3 fasa.

2. Beban listrik pada panel SDP 1 instalasi penerangan adalah 21.844 watt,

arus KHA sesuai perhitungan manual sebesar 48,88 A sehingga pemutus

daya yang dipilih adalah jenis MCCB (Molded Case Circuit Breaker)

dengan rating 60 A. Panjang kabel antara panel SDP 1 ke panel LVMDP

sepanjang 6 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan diameter 4 x 10

mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 0,98 volt atau sebesar

0,26% pada jaringan sistem 3 fasa.

3. Beban listrik pada panel penerangan lantai 1 A adalah 6725 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 15,025 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah jenis MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan 15 A.

Panjang kabel antara panel penerangan lantai 1 A ke panel SDP 1 instalasi

penerangan sepanjang 82 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan


126

diameter 4 x 6 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 10,47 volt

atau sebesar 2,76% pada jaringan sistem 3 fasa.

4. Beban listrik pada panel penerangan lantai 1 B adalah 2628 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 5,86 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 10 A.

Panjang kabel antara panel penerangan lantai 1 B ke panel SDP 1 instalasi

penerangan sepanjang 10 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 4 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 0,50 volt

atau sebesar 0,13% pada jaringan sistem 3 fasa.

5. Beban listrik pada panel penerangan lantai 2 A adalah 6893 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 15,40 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 15 A.

Panjang kabel antara panel penerangan lantai 1 A ke panel SDP 1 instalasi

penerangan sepanjang 86 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 4 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 11,26 volt

atau sebesar 2,96% pada jaringan sistem 3 fasa.

6. Beban listrik pada panel penerangan lantai 2 B adalah 3598 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 8,03 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 10 A.

Panjang kabel antara panel penerangan lantai 2 B ke panel SDP 1 instalasi

penerangan sepanjang 42 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 4 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 2,87 volt

atau sebesar 0,76 % pada jaringan sistem 3 fasa.


127

7. Beban listrik pada panel Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) adalah

2000 watt, arus KHA sesuai perhitungan manual sebesar 4,46 A sehingga

pemutus daya yang dipilih adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker) dengan

rating 10 A. Panjang kabel antara panel LPJU ke panel SDP 1 instalasi

penerangan sepanjang 75 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 2,5 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 4,51 volt

atau sebesar 1,19% pada jaringan sistem 3 fasa.

8. Beban listrik pada panel SDP 2 instalasi tata udara penerangan adalah

64.900 watt, arus KHA sesuai perhitungan manual sebesar 145 A sehingga

pemutus daya yang dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker)

dengan rating 160 A. Panjang kabel antara panel SDP 2 instalasi tata udara

ke panel LVMDP sepanjang 6 meter, menggunakan kabel jenis NYY

dengan diameter 4 x 35 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar

0,84 volt atau sebesar 0,22% pada jaringan sistem 3 fasa.

9. Beban listrik pada panel tata udara lantai 1 A adalah 17.530 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 39,16 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 40 A.

Panjang kabel antara panel tata udara lantai 1 A ke panel SDP 2 instalasi

tata udara sepanjang 82 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 10 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 10,72

volt atau sebesar 2,82% pada jaringan sistem 3 fasa.

10. Beban listrik pada panel tata udara lantai 2 A adalah 19.770 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 44,16 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 50 A.


128

Panjang kabel antara panel tata udara lantai 2 A ke panel SDP 2 instalasi

tata udara sepanjang 86 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 10 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 12,68

volt atau sebesar 3,34% pada jaringan sistem 3 fasa.

11. Beban listrik pada panel tata udara lantai 2 B adalah 27.600 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 61,66 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 60 A.

Panjang kabel antara panel tata udara lantai 2 B ke panel SDP 2 instalasi

tata udara sepanjang 42 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 16 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 8,65 volt

atau sebesar 2,28% pada jaringan sistem 3 fasa.

12. Beban listrik pada panel SDP 3 instalasi stop kontak adalah 64.200 watt,

arus KHA sesuai perhitungan manual sebesar 143,44 A sehingga pemutus

daya yang dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan

rating 160 A. Panjang kabel antara panel SDP 3 instalasi stop kontak ke

panel LVMDP sepanjang 6 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 35 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 0,84 volt

atau sebesar 0,22% pada jaringan sistem 3 fasa.

13. Beban listrik pada panel stop kontak lantai 1 adalah 38.600 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 86,25 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 100 A.

Panjang kabel antara panel stop kontak lantai 1 ke panel SDP 3 instalasi

stop kontak sepanjang 82 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan


129

diameter 4 x 25 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 10,33

volt atau sebesar 2,72% pada jaringan sistem 3 fasa.

14. Beban listrik pada panel stop kontak lantai 2 adalah 25.600 watt, arus KHA

sesuai perhitungan manual sebesar 57,20 A sehingga pemutus daya yang

dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan rating 60 A.

Panjang kabel antara panel stop kontak lantai 2 ke panel SDP 3 instalasi

stop kontak sepanjang 86 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 16 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 10,48

volt atau sebesar 2,76% pada jaringan sistem 3 fasa.

15. Beban listrik pada panel SDP 4 pompa transfer air bersih adalah 6000 watt,

arus KHA sesuai perhitungan manual sebesar 13,41 A sehingga pemutus

daya yang dipilih adalah MCCB (Molded Case Circuit Breaker) dengan

rating 20 A. Panjang kabel antara panel SDP 4 pompa transfer air bersih ke

panel LVMDP sepanjang 12 meter, menggunakan kabel jenis NYY dengan

diameter 4 x 4 mm2 dan penurunan tegangan yang terjadi sebesar 1,37 volt

atau sebesar 0,36% pada jaringan sistem 3 fasa.

16. Beban listrik pada pompa transfer 1 adalah 3000 watt, arus KHA sesuai

perhitungan manual sebesar 6,70 A sehingga pemutus daya yang dipilih

adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker) dengan rating 10 A sesuai dengan

yang tersedia dipasaran. Panjang kabel antara pompa transfer 1 ke panel

SDP 4 pompa transfer air bersih sepanjang 8 meter, menggunakan kabel

jenis NYY dengan diameter 4 x 2,5 mm2 dan penurunan tegangan yang

terjadi sebesar 0,72 volt atau sebesar 0,19% pada jaringan sistem 3 fasa.
130

17. Beban listrik pada pompa transfer 2 adalah 3000 watt, arus KHA sesuai

perhitungan manual sebesar 6,70 A sehingga pemutus daya yang dipilih

adalah MCB (Miniatur Circuit Breaker) dengan rating 10 A sesuai dengan

yang tersedia dipasaran. Panjang kabel antara pompa transfer 2 ke panel

SDP 4 pompa transfer air bersih sepanjang 8 meter, menggunakan kabel

jenis NYY dengan diameter 4 x 2,5 mm2 dan penurunan tegangan yang

terjadi sebesar 0,72 volt atau sebesar 0,19% pada jaringan sistem 3 fasa.
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

mmenggunakan software Ecodial Advance Calculation 4.8 rencana

instalasi listrik gedung Gedung Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Total beban listrik instalasi penerangan, instalasi tata udara, instalasi stop

kontak dan instalasi pompa air bersih pada Gedung Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri sebesar 196.232 VA sehingga penyambungan daya

yang dibutuhkan dari PLN dipilih sebesar 197 kVA.

2. Kapasitas transformator yang dibutuhkan 1 unit transformator kapasitas 200

kVA dengan hubung bintang dan dibutuhkan 1 unit generator set dengan

kapasitas sebesar 200 kVA.

3. Hasil perhitungan arus KHA menentukan dalam pemilihan diameter kabel

penghantar yang akan digunakan. Rating pemutus daya yang digunakan

adalah 10 A, 15 A, 40 A, 50 A, 60 A, 100 A, 160 A dan 400 A. Jenis kabel

yang digunakan adalah NYY dengan diameter 4 x 2,5 mm2, 4 x 4 mm2, 4 x 6

mm2, 4 x 10 mm2, 4 x 16 mm2, 4 x 25 mm2, 4 x 35 mm2 dan 4 x 150 mm2.

4. Dari besar KHA dan pemilihan diameter kabel yang akan digunakan

didapatkan nilai penurunan tegangan dibawah 4% sesuai standar didalam

PUIL 2011.

131
132

5.2. SARAN

1. Software Ecodial Advance Calculation 4.8 tidak menyediakan standar yang

digunakan di Indonesia yaitu standar PUIL. Standar yang digunakan yaitu

standar internasional IEC60364 sehingga diharapkan adanya pengembangan

software untuk menambahkan standar PUIL pada software ecodial tersebut.

2. Perhitungan bisa dilakukan dengan menggunakan software lain sebagai

pembanding untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA

1. Merlin Gerin, Arus Hubung Pendek,PT. Schneider Ometraco, 1997

2. “ Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 ”. Jakarta : Badan Standarisasi

Nasional PUIL 2011

3. Setiawan E, P.Van Harten, “ Instalasi Listrik Arus Kuat 1” , Jakarta:

Binacipta, 1986

4. Setiawan E, P.Van Harten, “ Instalasi Listrik Arus Kuat 3” , Jakarta:

Binacipta, 1989

5. Suhardi, Bambang, dkk, “ Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1” , Jakarta :

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008

6. http://www.schneider-electric.com

7. https://electricdot.wordpress.com/2011/08/16/tipe-tipe-jaringan-distribusi-

tegangan-menengah/

8. http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html

9. http://belajarbekerjamembangun.blogspot.co.id/2015/10/jenis-elektroda-

pentanahan.html

10. http://www.kelistrikanku.com/2016/04/11-alat-pengaman-listrik-circuit-

breaker.html

11. http://www.geocities.ws/kelistrikan/powercable.htm

12. http://mumetlistrik.blogspot.co.id/2012/08/jenis-kabel-listrik-nya-nym-dan-

nyy.html

13. http://www.workshopipl.com/papan-hubung-bagi/

14. http://ilham-wahyudi.weebly.com/artikel-electrical.html

15. http://akhdanazizan.com/rumus-daya-listrik

133
134

16. http://teknisibinayasa.blogspot.co.id/2015/02/skema-membuat-panel-amf-ats-

switch.html

17. Michael Neidle, (1989), Electrical Instalation Technology. Third Edition

18. http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasanjayaputra/2013/04/28/ge

nerator-ac-and-dc-miscellaneous-subjects-preparing-equipments-

specifications/

19. https://tips-keamanan-pada-genset.jimdo.com/2015/04/13/sistem-pengaman-

pada-genset/

20. http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-cara-

kerja-avr-automatic.html#.WGxp4lN97IU

21. http://jualjasarakitpanelats-amf.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-lengkap-

kontrol-panel.html

22. http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2014/10/membuat-panel-amf-ats-

switch-genset.html

23. “ Dokumen Gambar Perencanaan Elektrikal Mekanikal ”, Imperial Tower,

Semarang, 2016.

24. Eko Wahyu Pramono, (2015), Evaluasi Instalasi Listrik Pada Gedung Multi

Centre Of Excellent (MCE) Rumah Sakit Islam Sutan Agung Semarang, USM,

Semarang.

25. http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2013/09/urutan-daya-listrik-di-

indonesia_30.html

26. http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/07/panel-kapasitor-bank-dan-

kegunaannya.html
135

27. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, “TARIF TENAGA LISTRIK YANG

DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT

PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA”, 2010, Jakarta.

28. Moediyono, (2007), Grounding Sistem Dalam Distribusi Tenaga Listrik 20

kV, Universitas Diponegoro, Semarang.


LAMPIRAN
Page 2/68

ARIP BAYU PRADANA C.431.12.0005


Phone: 085327076257
Mobile:

Installation calculation report

ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri


Full

Fakultas Teknik Universitas Semarang

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 3/68

Company information

Name : Fakultas Teknik Universitas Semarang


Street : Jl. Soekarno-Hatta
City : Semarang
Zip code : 50196
Phone number : (024) 6702757
Web site : http://ft.usm.ac.id

a
Project information

Name : GEDUNG_DINAS_PENDIDIKAN
Place : KAB.WONOGIRI
Customer name: -
Revision : 2016

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 4/68

Content

1 Project description................................................................................................................. 5
1.1 Project general settings ................................................................................................................... 5

1.2 Settings for wiring device calculation............................................................................................. 5

1.3 List of loads ....................................................................................................................................... 5

2 Installation general design .................................................................................................... 6


2.1 List of devices ................................................................................................................................... 6

3 Calculation notes ................................................................................................................... 9


3.1 Source circuits .................................................................................................................................. 9

3.2 Generator circuits ........................................................................................................................... 11

3.3 LV Source circuits................................................................................. Error! Bookmark not defined.

3.4 UPS circuits ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.

3.5 Surge Arrester circuits ......................................................................... Error! Bookmark not defined.

3.6 Capacitor bank circuits .................................................................................................................. 15

3.7 Feeder circuits................................................................................................................................. 18

3.8 LV Transformer circuits........................................................................ Error! Bookmark not defined.

3.9 Couplers circuits ................................................................................... Error! Bookmark not defined.

3.10 Generic load circuits ................................................................................................................. 30

3.11 Lighting load circuits ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

3.12 Power socket load circuits ............................................................. Error! Bookmark not defined.

3.13 Motor starter combination ........................................................................................................ 60

3.14 Busbar circuits........................................................................................................................... 65

3.15 Busbar trunking system circuits.................................................... Error! Bookmark not defined.

3.16 Busbar trunking system circuits.................................................... Error! Bookmark not defined.

3.17 Lighting Busbar trunking system circuits .................................... Error! Bookmark not defined.

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 5/68

1 Project description
1.1 Project general settings
Installation standard IEC60364

Calculation standard TR50480


Circuit breaker standard IEC 60947-2
Frequency 50 Hz

1.2 Settings for wiring device calculation


Maximal CSA 300 mm²

1.3 List of loads


1.3.1 Generic loads
Name Sr (kVA) Pr (kW) Ir (A) Cos Nbr Polarity Non linear load THDi 3 (%)
PENER 7.91 6.72 11.4 0.85 1 3Ph No 0
ANGAN
1A
PENER 3.09 2.63 4.46 0.85 1 3Ph+N No 0
ANGAN
1B
PENER 8.11 6.89 11.7 0.85 1 3Ph+N No 0
ANGAN
2A
PENER 4.23 3.6 6.11 0.85 1 3Ph+N No 0
ANGAN
2B
AC lt. 1 20.6 17.5 29.8 0.85 1 3Ph+N No 0
AC lt. 2 23.3 19.8 33.6 0.85 1 3Ph+N No 0
A
AC Lt. 32.5 27.6 46.9 0.85 1 3Ph+N No 0
2B
Stop 45.4 38.6 65.5 0.85 1 3Ph+N No 0
Kontak
lt.1
Stop 30.1 25.6 43.5 0.85 1 3Ph+N No 0
Kontak
Lt.2
PJU 2.35 2 3.4 0.85 1 3Ph+N No 0

1.3.2 Motor loads


Name Sr (kVA) Pr (kW) Ir (A) Cos Nbr Polarity Non linear load THDi 3 (%)
Pompa 2 4.5 3.6 6.5 0.8 1 3Ph No 0
Pompa 1 4.5 3.6 6.5 0.8 1 3Ph No 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 6/68

2 Installation general design


2.1 List of devices
2.1.1 MV/LV transformer
Name Nbr Range Insulation Sr (kVA) ukrT (%) Connection U2 (V) SEA Rb (m)
TRAFO 1 Trihal Dry-type 250 6 D 420 TN-S 10000

2.1.2 LV backup generator


Name Nbr Sr (kVA) x”d (%) x’d (%) x0 (%) U (V) SEA Rb (m)
GENERATO 1 200 20 30 6 400 TN-S 10000
R

2.1.3 LV switchboards and busbar


Switchboard name Range Rating (A) IP
LVMDP No preference 0.00 Undefined
SDP 1 PENERANGAN No preference 0.00 Undefined
SDP 2 AC No preference 0.00 Undefined
SDP 3 STOP KONTAK No preference 0.00 Undefined
SDP 4 POMPA No preference 0.00 Undefined

Busbar name Switchboard Ks Polarity SEA Equipotential bounding


name
WC 1 LVMDP 1 3Ph+N TN-S With
WC 7 SDP 1 1 3Ph+N TN-S Without
PENERANGAN
WC 13 SDP 2 AC 1 3Ph+N TN-S Without
WC 18 SDP 3 STOP 1 3Ph+N TN-S Without
KONTAK
WC 23 SDP 4 POMPA 1 3Ph TN-S Without

2.1.4 Circuit breaker


Name Nbr Range - Rating (A) Poles Trip unit/Curve RCD RCD class
Designation
QA 0 1 Compact 630 4P3d+N Micrologic 5.3 A
NSX - r
NSX630F
QA 3 1 Compact 100 4P4d Micrologic 5.2 A
NSX -
NSX100B
QA 4 1 Compact 160 4P3d Micrologic 5.2 A
NSX -
NSX160B
QA 5 1 Compact 160 4P3d Micrologic 5.2 A
NSX -
NSX160B
QA 6 1 Acti9 NG125 16 3P3d C
- NG125N
MCCB 7 1 Acti9 iC60 - 13 3P3d C
iC60N
QA 10 1 Acti9 iC60 - 6 4P4d C
iC60N
QA 11 1 Acti9 iC60 - 13 4P4d C
iC60N
QA 12 1 Acti9 iC60 - 10 4P4d C
iC60N
QA 15 1 Acti9 iC60 - 32 4P4d C
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 7/68

iC60N
QA 16 1 Acti9 iC60 - 40 4P4d C
iC60N
QA 17 1 Acti9 iC60 - 50 4P4d C
iC60N
QA 20 1 Compact 100 4P3d Micrologic 5.2 A
NSX -
NSX100B
QA 21 1 Acti9 iC60 - 50 4P4d C
iC60N
QA 22 1 Compact 630 4P3d+N Micrologic 5.0
NS630b- r
3200 -
NS630bN
QA 31 1 GV - GV2L 14 3P3d L16
QA 27 1 Acti9 iC60 - 63 3P3d C
iC60N
QA 28 1 Acti9 iC60 - 4 4P4d C
iC60N
QA 30 1 GV - GV2L 14 3P3d L16

2.1.5 Cable schedule


Name Nbr Incomer Feeder Type Insulation L (m) L1/L2/L3 N PE/PEN
WD 21 1 QA 21 Stop Multi-core XLPE 86 1x16 1x16 1x16
Kontak Copper Copper Copper
Lt.2
WD 16 1 QA 16 AC lt. 2 Multi-core XLPE 86 1x10 1x10 1x10
A Copper Copper Copper
WD 11 1 QA 11 PENER Multi-core XLPE 86 1x4 Copper 1x4 Copper 1x4 Copper
ANGAN
2A
WD 20 1 QA 20 Stop Multi-core XLPE 82 1x25 1x25 1x25
Kontak Copper Copper Copper
lt.1
WD 15 1 QA 15 AC lt. 1 Multi-core XLPE 82 1x10 1x10 1x10
Copper Copper Copper
Kabel 1 MCCB 7 PENER Multi-core XLPE 82 1x4 Copper 1x4 Copper
ANGAN
1A
WD 28 1 QA 28 PJU Multi-core XLPE 75 1x2.5 1x2.5 1x4 Copper
Copper Copper
WD 17 1 QA 17 AC Lt. Multi-core XLPE 42 1x10 1x10 1x10
2B Copper Copper Copper
WD 12 1 QA 12 PENER Multi-core XLPE 42 1x2.5 1x2.5 1x4 Copper
ANGAN Copper Copper
2B
WD 0 1 TRAFO QA 0 Multi-core XLPE 20 1x150 1x95 1x95
Copper Copper Copper
WD 22 1 GENER QA 22 Multi-core XLPE 15 1x120 1x70 1x70
ATOR Copper Copper Copper
WD 6 1 QA 6 WC 23 Multi-core XLPE 12 1x4 Copper 1x4 Copper
WD 10 1 QA 10 PENER Multi-core XLPE 10 1x2.5 1x2.5 1x4 Copper
ANGAN Copper Copper
1B
WD 30 1 QA 30 TA 32bis Multi-core XLPE 8 1x2.5 1x4 Copper
Copper
WD 31 1 QA 31 TA 32 Multi-core XLPE 8 1x2.5 1x4 Copper
Copper
WD 27 1 QA 27 CA 27 Multi-core XLPE 6 1x10 1x10
Copper Copper
WD 5 1 QA 5 WC 18 Multi-core XLPE 6 1x16 1x16 1x16
Copper Copper Copper
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 8/68

WD 4 1 QA 4 WC 13 Multi-core XLPE 6 1x16 1x16 1x16


Copper Copper Copper
WD 3 1 QA 3 WC 7 Multi-core XLPE 6 1x6 Copper 1x6 Copper 1x6 Copper

2.1.6 MV Cable
Name Nbr Designation CSA (mm²) Icc (A) In (A) Un (kV)
MVWD 1 NA 1 x 185 Al 16.4 353 24
0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 9/68

3 Calculation notes

3.1 Source circuits


3.1.1 Circuit PLN
MV power supply W0
Max. upstream short circuit power 500 MVA
Min. upstream short circuit power 250 MVA
MV Cable MVWD 0
Parameters
Length 10 m
Type of cable Single core
Ib 7A
Nb of conductor per phase 1
Cross section area 1 x 185 Al mm²
Core Aluminium
Short circuit withstand 16.4 kA
Assigned voltage 20 kV
Insulation voltage 24 kV

MV/LV transformer TRAFO


Range Trihal
Technology Dry-type
Rated power 250 kVA
ukrT 6%
Type of losses Normal
PkrT 3.3 kW
System earthing arrangement TN-S
MV Connection D
LV Connection yn
No load secondary voltage Ur0 420V
Ur LV 400V
Rb (neutral grounding) NA
Ra (mass grounding) NA
Sizing information UkrT and PkrT calculated by system
Cable WD 0
Parameters
Length 20 m
Max length NA
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 361 A
Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 10/68

Touching conductor factor 1


Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x150 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 419 A
Selected neutral
Cross section area 1x95 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 313 A
Selected PE
Cross section area 1x95 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.95 5.15 5.95 4.17 4.45 4.81 0.00

Operating mode Genset


(kA) 5.95 5.15 5.95 NA NA NA NA

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.95 5.15 5.95 4.17 4.45 4.81 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Circuit breaker QA 0
Ib 361 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Compact NSX
Designation NSX630F
Circuit breaker rating 630 A
Breaking capacity 36 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 4P3d+Nr
Trip unit designation Micrologic 5.3 A
Trip unit rating 630 A
Long delay settings
Ir 361 A
Tr 16 s
Short delay settings
Isd current 3249 A
Tsd 0s
Instantaneous tripping
Ii current 5355 A

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 11/68

Operating mode Normal


NA Discrimination can't be determinated : no
upstream Lv Breaker

Operating mode Genset


NA Discrimination can't be determinated : no
upstream Lv Breaker

Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 190.936 190.936 190.936 0

Operating mode Genset


(A) 0.000 0.000 0.000 0

Synthesis for all operating mode


(A) 190.936 190.936 190.936 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.551 0.551
UL1L2 (%) 0.636 0.636
UL2L3 (%) 0.636 0.636
UL3L1 (%) 0.636 0.636
UL1N (%) 0.551 0.551
UL2N (%) 0.551 0.551
UL3N (%) 0.551 0.551

Operating mode Genset


U3L (%) 0.000 0.000
UL1L2 (%) 0.000 0.000
UL2L3 (%) 0.000 0.000
UL3L1 (%) 0.000 0.000
UL1N (%) 0.000 0.000
UL2N (%) 0.000 0.000
UL3N (%) 0.000 0.000

3.2 Generator circuits


3.2.1 Circuit Source 22
LV generator GENERATOR
Rated power 200 kVA
Subtransient reactance x”d 20 %
Transient reactance x’d 30 %
Zero sequence reactance x0 6%
System earthing arrangement TN-S
Ur 400 V
Rb (neutral grounding) NA
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 12/68

Ra (mass grounding) NA
Cable WD 22
Parameters
Length 15 m
Max length NA
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 289 A
Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x120 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 363 A
Selected neutral
Cross section area 1x70 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 258 A
Selected PE
Cross section area 1x70 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 1.59 1.38 1.44 NA NA NA NA

Operating mode Genset


(kA) 1.59 1.38 1.44 0.79 1.23 1.24 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 1.59 1.38 1.44 0.79 1.23 1.24 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Circuit breaker QA 22
Ib 289 A
Distance from origin NA

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 13/68

Sizing Information Sized by system


Range Compact NS630b-3200
Designation NS630bN
Circuit breaker rating 630 A
Breaking capacity 50 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 4P3d+Nr
Trip unit designation Micrologic 5.0
Trip unit rating 630 A
Long delay settings
Ir 315 (Setting: 0.5) A
Tr 24 s
Short delay settings
Isd current 788 (Setting: 2.5) A
Tsd 0.08 s
Instantaneous tripping
Ii current 1260 (Setting: 2) A

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


NA Discrimination can't be determinated : no
upstream Lv Breaker

Operating mode Genset


NA Discrimination can't be determinated : no
upstream Lv Breaker

Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 0.000 0.000 0.000 0

Operating mode Genset


(A) 190.936 190.936 190.936 0

Synthesis for all operating mode


(A) 190.936 190.936 190.936 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.000 0.000
UL1L2 (%) 0.000 0.000
UL2L3 (%) 0.000 0.000
UL3L1 (%) 0.000 0.000
UL1N (%) 0.000 0.000
UL2N (%) 0.000 0.000
UL3N (%) 0.000 0.000

Operating mode Genset


Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 14/68

U3L (%) 0.393 0.393


UL1L2 (%) 0.454 0.454
UL2L3 (%) 0.454 0.454
UL3L1 (%) 0.454 0.454
UL1N (%) 0.393 0.393
UL2N (%) 0.393 0.393
UL3N (%) 0.393 0.393

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 15/68

3.3 Capacitor bank circuits


3.3.1 Circuit Kapasitor Bank
Circuit breaker QA 27
Ib 46.2 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 63 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 3P3d
Trip unit designation C
Trip unit rating 63 A
Long delay settings
Ir 63 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 504 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 0 Full Discrimination
NSX630F
Micrologic 5.3 A
630 A / 4P3d+Nr

Operating mode Genset


QA 22 Full Discrimination
NS630bN
Micrologic 5.0
630 A / 4P3d+Nr

Cable WD 27
Parameters
Length 6m
Max length 146 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 16/68

Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 46 A
Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 78.8 A
Selected PE
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.67 4.91 0.00 NA NA NA NA

Operating mode Genset


(kA) 1.58 1.36 0.00 NA NA NA NA

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.67 4.91 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

LV capacitor bank CA 27
Target P.F. 0.928
Downstream reactive power to 25.1 kvar
correct
Upstream reactive power to 5 kvar
correct
Range of the capacitor bank VarSet
Qr of the capacitor bank 32 kvar
Step 6,25+2x12,5
Accord N/A
U 400 V
Frequency 50 Hz
Pollution Gh/Sn 0%
Type of correction Classic
P.F. after correction 0.933

Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 17/68

(A) 46.188 46.188 46.188 0

Operating mode Genset


(A) 46.188 46.188 46.188 0

Synthesis for all operating mode


(A) 46.188 46.188 46.188 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 18/68

Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.561 0.010
UL1L2 (%) 0.647 0.011
UL2L3 (%) 0.647 0.011
UL3L1 (%) 0.647 0.011
UL1N (%) 0.551 0.000
UL2N (%) 0.551 0.000
UL3N (%) 0.551 0.000

Operating mode Genset


U3L (%) 0.403 0.010
UL1L2 (%) 0.465 0.011
UL2L3 (%) 0.465 0.011
UL3L1 (%) 0.465 0.011
UL1N (%) 0.393 0.000
UL2N (%) 0.393 0.000
UL3N (%) 0.393 0.000

3.4 Feeder circuits


3.4.1 Circuit Penerangan
Circuit breaker QA 3
Ib 29.7 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Compact NSX
Designation NSX100B
Circuit breaker rating 100 A
Breaking capacity 25 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation Micrologic 5.2 A
Trip unit rating 40 A
Long delay settings
Ir 30 A
Tr 4s
Short delay settings
Isd current 300 A
Tsd 0s
Instantaneous tripping
Ii current 600 A

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 0 Full Discrimination
NSX630F
Micrologic 5.3 A
630 A / 4P3d+Nr
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 19/68

Operating mode Genset


QA 22 Full Discrimination
NS630bN
Micrologic 5.0
630 A / 4P3d+Nr

Cable WD 3
Parameters
Length 6m
Max length NA
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 30 A
Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x6 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 56.7 A
Selected neutral
Cross section area 1x6 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 56.7 A
Selected PE
Cross section area 1x6 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.67 4.91 5.35 3.33 2.75 2.94 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.58 1.36 1.42 0.78 1.17 1.19 0.00

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 20/68

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.67 4.91 5.35 0.78 1.17 1.19 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 29.668 29.668 29.668 0

Operating mode Genset


(A) 29.668 29.668 29.668 0

Synthesis for all operating mode


(A) 29.668 29.668 29.668 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.813 0.262
UL1L2 (%) 0.939 0.302
UL2L3 (%) 0.939 0.302
UL3L1 (%) 0.939 0.302
UL1N (%) 0.813 0.262
UL2N (%) 0.813 0.262
UL3N (%) 0.813 0.262

Operating mode Genset


U3L (%) 0.655 0.262
UL1L2 (%) 0.757 0.302
UL2L3 (%) 0.757 0.302
UL3L1 (%) 0.757 0.302
UL1N (%) 0.655 0.262
UL2N (%) 0.655 0.262
UL3N (%) 0.655 0.262

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 21/68

3.4.2 Circuit AC
Circuit breaker QA 4
Ib 99 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Compact NSX
Designation NSX160B
Circuit breaker rating 160 A
Breaking capacity 25 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 4P3d
Trip unit designation Micrologic 5.2 A
Trip unit rating 100 A
Long delay settings
Ir 100 A
Tr 4s
Short delay settings
Isd current 900 A
Tsd 0s
Instantaneous tripping
Ii current 1500 A

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 0 Full Discrimination
NSX630F
Micrologic 5.3 A
630 A / 4P3d+Nr

Operating mode Genset


QA 22 709 A
NS630bN
Micrologic 5.0
630 A / 4P3d+Nr

Cable WD 4
Parameters
Length 6m
Max length NA
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 99 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 22/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 105 A
Selected neutral
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 105 A
Selected PE
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.67 4.91 5.35 3.88 3.78 4.07 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.58 1.36 1.42 0.79 1.21 1.22 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.67 4.91 5.35 0.79 1.21 1.22 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 99.187 99.187 99.187 0

Operating mode Genset


(A) 99.187 99.187 99.187 0

Synthesis for all operating mode


(A) 99.187 99.187 99.187 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.886 0.335
UL1L2 (%) 1.023 0.387

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 23/68

UL2L3 (%) 1.023 0.387


UL3L1 (%) 1.023 0.387
UL1N (%) 0.886 0.335
UL2N (%) 0.886 0.335
UL3N (%) 0.886 0.335

Operating mode Genset


U3L (%) 0.729 0.335
UL1L2 (%) 0.841 0.387
UL2L3 (%) 0.841 0.387
UL3L1 (%) 0.841 0.387
UL1N (%) 0.729 0.335
UL2N (%) 0.729 0.335
UL3N (%) 0.729 0.335

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 24/68

3.4.3 Circuit Stop Kontak


Circuit breaker QA 5
Ib 98.1 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Compact NSX
Designation NSX160B
Circuit breaker rating 160 A
Breaking capacity 25 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 4P3d
Trip unit designation Micrologic 5.2 A
Trip unit rating 100 A
Long delay settings
Ir 99 A
Tr 4s
Short delay settings
Isd current 891 A
Tsd 0s
Instantaneous tripping
Ii current 1500 A

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 0 Full Discrimination
NSX630F
Micrologic 5.3 A
630 A / 4P3d+Nr

Operating mode Genset


QA 22 709 A
NS630bN
Micrologic 5.0
630 A / 4P3d+Nr

Cable WD 5
Parameters
Length 6m
Max length NA
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 98 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 25/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 105 A
Selected neutral
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 105 A
Selected PE
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.67 4.91 5.35 3.88 3.78 4.07 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.58 1.36 1.42 0.79 1.21 1.22 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.67 4.91 5.35 0.79 1.21 1.22 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 98.116 98.116 98.116 0

Operating mode Genset


(A) 98.116 98.116 98.116 0

Synthesis for all operating mode


(A) 98.116 98.116 98.116 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.883 0.332
UL1L2 (%) 1.019 0.383

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 26/68

UL2L3 (%) 1.019 0.383


UL3L1 (%) 1.019 0.383
UL1N (%) 0.883 0.332
UL2N (%) 0.883 0.332
UL3N (%) 0.883 0.332

Operating mode Genset


U3L (%) 0.725 0.332
UL1L2 (%) 0.837 0.383
UL2L3 (%) 0.837 0.383
UL3L1 (%) 0.837 0.383
UL1N (%) 0.725 0.332
UL2N (%) 0.725 0.332
UL3N (%) 0.725 0.332

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 27/68

3.4.4 Circuit Pompa


Circuit breaker QA 6
Ib 11.7 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 NG125
Designation NG125N
Circuit breaker rating 16 A
Breaking capacity 25 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 3P3d
Trip unit designation C
Trip unit rating 16 A
Long delay settings
Ir 16 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 128 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 0 Full Discrimination
NSX630F
Micrologic 5.3 A
630 A / 4P3d+Nr

Operating mode Genset


QA 22 Full Discrimination
NS630bN
Micrologic 5.0
630 A / 4P3d+Nr

Cable WD 6
Parameters
Length 12 m
Max length NA
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 12 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 28/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 44.1 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.67 4.91 0.00 2.01 0.00 1.36 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.58 1.36 0.00 0.75 0.00 0.95 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.67 4.91 0.00 0.75 0.00 0.95 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 11.700 11.700 11.700 0

Operating mode Genset


(A) 11.700 11.700 11.700 0

Synthesis for all operating mode


(A) 11.700 11.700 11.700 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.842 0.291
UL1L2 (%) 0.972 0.336
UL2L3 (%) 0.972 0.336
UL3L1 (%) 0.972 0.336
UL1N (%) 0.551 0.000
UL2N (%) 0.551 0.000
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 29/68

UL3N (%) 0.551 0.000

Operating mode Genset


U3L (%) 0.684 0.291
UL1L2 (%) 0.790 0.336
UL2L3 (%) 0.790 0.336
UL3L1 (%) 0.790 0.336
UL1N (%) 0.393 0.000
UL2N (%) 0.393 0.000
UL3N (%) 0.393 0.000

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 30/68

3.5 Generic load circuits

3.5.1 Circuit P. Penerangan Lt. 1A


Circuit breaker MCCB 7
Ib 11.4 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 13 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 3P3d
Trip unit designation C
Trip unit rating 13 A
Long delay settings
Ir 13 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 104 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Operating mode Genset


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Cable Kabel
Parameters
Length 82 m
Max length 292 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 31/68

Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 11 A
Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 44.1 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 4.77 4.13 0.00 0.36 0.00 0.21 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.56 1.35 0.00 0.33 0.00 0.21 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 4.77 4.13 0.00 0.33 0.00 0.21 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge PENERANGAN 1 A
U 400 V
S 7.91 kVA
P 6.72 kW
I 11.4 A
cos 0.85
Polarity 3Ph
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 11.411 11.411 11.411 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 32/68

Operating mode Genset


(A) 11.411 11.411 11.411 0

Synthesis for all operating mode


(A) 11.411 11.411 11.411 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 2.870 2.057
UL1L2 (%) 3.314 2.375
UL2L3 (%) 3.314 2.375
UL3L1 (%) 3.314 2.375
UL1N (%) 0.813 0.000
UL2N (%) 0.813 0.000
UL3N (%) 0.813 0.000

Operating mode Genset


U3L (%) 2.712 2.057
UL1L2 (%) 3.132 2.375
UL2L3 (%) 3.132 2.375
UL3L1 (%) 3.132 2.375
UL1N (%) 0.655 0.000
UL2N (%) 0.655 0.000
UL3N (%) 0.655 0.000

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 2.870
UL1L2 (%) 3.314
UL2L3 (%) 3.314
UL3L1 (%) 3.314
UL1N (%) 0.813
UL2N (%) 0.813
UL3N (%) 0.813

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 33/68

3.5.2 Circuit P.Penerangan Lt.1 B


Circuit breaker QA 10
Ib 4.46 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 6A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 6A
Long delay settings
Ir 6A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 48 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Operating mode Genset


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Cable WD 10
Parameters
Length 10 m
Max length 198 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 4A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 34/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected neutral
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 4.77 4.13 3.64 1.37 0.85 1.00 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.56 1.35 1.38 0.70 0.72 0.81 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.70 0.72 0.81 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge PENERANGAN 1 B
U 400 V
S 3.09 kVA
P 2.63 kW
I 4.46 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 4.463 4.463 4.463 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 35/68

Operating mode Genset


(A) 4.463 4.463 4.463 0

Synthesis for all operating mode


(A) 4.463 4.463 4.463 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 0.969 0.156
UL1L2 (%) 1.119 0.181
UL2L3 (%) 1.119 0.181
UL3L1 (%) 1.119 0.181
UL1N (%) 0.969 0.156
UL2N (%) 0.969 0.156
UL3N (%) 0.969 0.156

Operating mode Genset


U3L (%) 0.812 0.156
UL1L2 (%) 0.937 0.181
UL2L3 (%) 0.937 0.181
UL3L1 (%) 0.937 0.181
UL1N (%) 0.812 0.156
UL2N (%) 0.812 0.156
UL3N (%) 0.812 0.156

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 0.969
UL1L2 (%) 1.119
UL2L3 (%) 1.119
UL3L1 (%) 1.119
UL1N (%) 0.969
UL2N (%) 0.969
UL3N (%) 0.969

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 36/68

3.5.3 Circuit P. Penerangan Lt. 2A


Circuit breaker QA 11
Ib 11.7 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 13 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 13 A
Long delay settings
Ir 13 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 104 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Operating mode Genset


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Cable WD 11
Parameters
Length 86 m
Max length 144 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 12 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 37/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 44.1 A
Selected neutral
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 44.1 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.35 0.20 0.20 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.56 1.35 1.38 0.32 0.20 0.20 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.32 0.20 0.20 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge PENERANGAN 2 A
U 400 V
S 8.11 kVA
P 6.89 kW
I 11.7 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 11.705 11.705 11.705 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 38/68

Operating mode Genset


(A) 11.705 11.705 11.705 0

Synthesis for all operating mode


(A) 11.705 11.705 11.705 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 3.026 2.213
UL1L2 (%) 3.494 2.555
UL2L3 (%) 3.494 2.555
UL3L1 (%) 3.494 2.555
UL1N (%) 3.026 2.213
UL2N (%) 3.026 2.213
UL3N (%) 3.026 2.213

Operating mode Genset


U3L (%) 2.868 2.213
UL1L2 (%) 3.312 2.555
UL2L3 (%) 3.312 2.555
UL3L1 (%) 3.312 2.555
UL1N (%) 2.868 2.213
UL2N (%) 2.868 2.213
UL3N (%) 2.868 2.213

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 3.026
UL1L2 (%) 3.494
UL2L3 (%) 3.494
UL3L1 (%) 3.494
UL1N (%) 3.026
UL2N (%) 3.026
UL3N (%) 3.026

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 39/68

3.5.4 Circuit P. Penerangan 2 B


Circuit breaker QA 12
Ib 6.11 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 10 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 10 A
Long delay settings
Ir 10 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 80 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Operating mode Genset


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Cable WD 12
Parameters
Length 42 m
Max length 117 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 6A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 40/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected neutral
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.43 0.25 0.31 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.56 1.35 1.38 0.39 0.25 0.30 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.39 0.25 0.30 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge PENERANGAN 2 B
U 400 V
S 4.23 kVA
P 3.6 kW
I 6.11 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 6.110 6.110 6.110 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 41/68

Operating mode Genset


(A) 6.110 6.110 6.110 0

Synthesis for all operating mode


(A) 6.110 6.110 6.110 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 1.713 0.900
UL1L2 (%) 1.978 1.039
UL2L3 (%) 1.978 1.039
UL3L1 (%) 1.978 1.039
UL1N (%) 1.713 0.900
UL2N (%) 1.713 0.900
UL3N (%) 1.713 0.900

Operating mode Genset


U3L (%) 1.555 0.900
UL1L2 (%) 1.796 1.039
UL2L3 (%) 1.796 1.039
UL3L1 (%) 1.796 1.039
UL1N (%) 1.555 0.900
UL2N (%) 1.555 0.900
UL3N (%) 1.555 0.900

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 1.713
UL1L2 (%) 1.978
UL2L3 (%) 1.978
UL3L1 (%) 1.978
UL1N (%) 1.713
UL2N (%) 1.713
UL3N (%) 1.713

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 42/68

3.5.5 Circuit P. AC 1 A
Circuit breaker QA 15
Ib 29.8 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 32 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 32 A
Long delay settings
Ir 32 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 256 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 4 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Operating mode Genset


QA 4 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Cable WD 15
Parameters
Length 82 m
Max length 139 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 30 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 43/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 78.8 A
Selected neutral
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 78.8 A
Selected PE
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.86 0.51 0.52 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.57 1.36 1.41 0.59 0.48 0.49 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.59 0.48 0.49 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge AC lt. 1
U 400 V
S 20.6 kVA
P 17.5 kW
I 29.8 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 29.769 29.769 29.769 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 44/68

Operating mode Genset


(A) 29.769 29.769 29.769 0

Synthesis for all operating mode


(A) 29.769 29.769 29.769 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 3.060 2.173
UL1L2 (%) 3.533 2.509
UL2L3 (%) 3.533 2.509
UL3L1 (%) 3.533 2.509
UL1N (%) 3.060 2.173
UL2N (%) 3.060 2.173
UL3N (%) 3.060 2.173

Operating mode Genset


U3L (%) 2.902 2.173
UL1L2 (%) 3.351 2.509
UL2L3 (%) 3.351 2.509
UL3L1 (%) 3.351 2.509
UL1N (%) 2.902 2.173
UL2N (%) 2.902 2.173
UL3N (%) 2.902 2.173

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 3.060
UL1L2 (%) 3.533
UL2L3 (%) 3.533
UL3L1 (%) 3.533
UL1N (%) 3.060
UL2N (%) 3.060
UL3N (%) 3.060

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 45/68

3.5.6 Circuit P. AC 2 A
Circuit breaker QA 16
Ib 33.6 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 40 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 40 A
Long delay settings
Ir 40 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 320 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 4 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Operating mode Genset


QA 4 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Cable WD 16
Parameters
Length 86 m
Max length 231 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 34 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 46/68

Sizing constraint Voltage drop


Sizing Information The CSA of cable WD 16 has been
increased from 4 to 10 to comply with the
voltage drop in the circuit. Sized with
Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 78.8 A
Selected neutral
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 78.8 A
Selected PE
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.82 0.49 0.50 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.57 1.36 1.41 0.58 0.46 0.47 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.58 0.46 0.47 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge AC lt. 2 A
U 400 V
S 23.3 kVA
P 19.8 kW
I 33.6 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 47/68

Operating mode Normal


(A) 33.571 33.571 33.571 0

Operating mode Genset


(A) 33.571 33.571 33.571 0

Synthesis for all operating mode


(A) 33.571 33.571 33.571 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 3.457 2.570
UL1L2 (%) 3.991 2.968
UL2L3 (%) 3.991 2.968
UL3L1 (%) 3.991 2.968
UL1N (%) 3.457 2.570
UL2N (%) 3.457 2.570
UL3N (%) 3.457 2.570

Operating mode Genset


U3L (%) 3.299 2.570
UL1L2 (%) 3.809 2.968
UL2L3 (%) 3.809 2.968
UL3L1 (%) 3.809 2.968
UL1N (%) 3.299 2.570
UL2N (%) 3.299 2.570
UL3N (%) 3.299 2.570

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 3.457
UL1L2 (%) 3.991
UL2L3 (%) 3.991
UL3L1 (%) 3.991
UL1N (%) 3.457
UL2N (%) 3.457
UL3N (%) 3.457

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 48/68

3.5.7 Circuit P. AC 2 B
Circuit breaker QA 17
Ib 46.9 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 50 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 50 A
Long delay settings
Ir 50 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 400 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 4 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Operating mode Genset


QA 4 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Cable WD 17
Parameters
Length 42 m
Max length 182 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 47 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 49/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 78.8 A
Selected neutral
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 78.8 A
Selected PE
Cross section area 1x10 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.34 4.62 4.66 1.46 0.91 0.93 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.57 1.36 1.41 0.71 0.75 0.76 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.71 0.75 0.76 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge AC Lt. 2B
U 400 V
S 32.5 kVA
P 27.6 kW
I 46.9 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 46.867 46.867 46.867 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 50/68

Operating mode Genset


(A) 46.867 46.867 46.867 0

Synthesis for all operating mode


(A) 46.867 46.867 46.867 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 2.639 1.752
UL1L2 (%) 3.047 2.024
UL2L3 (%) 3.047 2.024
UL3L1 (%) 3.047 2.024
UL1N (%) 2.639 1.752
UL2N (%) 2.639 1.752
UL3N (%) 2.639 1.752

Operating mode Genset


U3L (%) 2.481 1.752
UL1L2 (%) 2.865 2.024
UL2L3 (%) 2.865 2.024
UL3L1 (%) 2.865 2.024
UL1N (%) 2.481 1.752
UL2N (%) 2.481 1.752
UL3N (%) 2.481 1.752

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 2.639
UL1L2 (%) 3.047
UL2L3 (%) 3.047
UL3L1 (%) 3.047
UL1N (%) 2.639
UL2N (%) 2.639
UL3N (%) 2.639

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 51/68

3.5.8 Circuit P. Stop Kontak Lt.1


Circuit breaker QA 20
Ib 65.5 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Compact NSX
Designation NSX100B
Circuit breaker rating 100 A
Breaking capacity 25 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 36 kA
Pole & protected pole 4P3d
Trip unit designation Micrologic 5.2 A
Trip unit rating 100 A
Long delay settings
Ir 66 A
Tr 0.5 s
Short delay settings
Isd current 594 A
Tsd 0s
Instantaneous tripping
Ii current 1500 A

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 5 803 A
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Operating mode Genset


QA 5 803 A
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Cable WD 20
Parameters
Length 82 m
Max length 817 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 66 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 52/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x25 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 133 A
Selected neutral
Cross section area 1x25 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 133 A
Selected PE
Cross section area 1x25 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.34 4.62 4.66 1.71 1.10 1.13 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.57 1.36 1.41 0.72 0.83 0.84 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.72 0.83 0.84 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge Stop Kontak lt.1


U 400 V
S 45.4 kVA
P 38.6 kW
I 65.5 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 65.546 65.546 65.546 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 53/68

Operating mode Genset


(A) 65.546 65.546 65.546 0

Synthesis for all operating mode


(A) 65.546 65.546 65.546 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 2.856 1.973
UL1L2 (%) 3.297 2.278
UL2L3 (%) 3.297 2.278
UL3L1 (%) 3.297 2.278
UL1N (%) 2.856 1.973
UL2N (%) 2.856 1.973
UL3N (%) 2.856 1.973

Operating mode Genset


U3L (%) 2.698 1.973
UL1L2 (%) 3.115 2.278
UL2L3 (%) 3.115 2.278
UL3L1 (%) 3.115 2.278
UL1N (%) 2.698 1.973
UL2N (%) 2.698 1.973
UL3N (%) 2.698 1.973

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 2.856
UL1L2 (%) 3.297
UL2L3 (%) 3.297
UL3L1 (%) 3.297
UL1N (%) 2.856
UL2N (%) 2.856
UL3N (%) 2.856

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 54/68

3.5.9 Circuit P. Stop Kontak Lt.2


Circuit breaker QA 21
Ib 43.5 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 50 A
Breaking capacity 10 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 50 A
Long delay settings
Ir 50 A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 400 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 5 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Operating mode Genset


QA 5 Full Discrimination
NSX160B
Micrologic 5.2 A
100 A / 4P3d

Cable WD 21
Parameters
Length 86 m
Max length 290 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 43 A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 55/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 105 A
Selected neutral
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 105 A
Selected PE
Cross section area 1x16 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.34 4.62 4.66 1.21 0.74 0.75 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.57 1.36 1.41 0.67 0.64 0.65 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.67 0.64 0.65 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge Stop Kontak Lt.2


U 400 V
S 30.1 kVA
P 25.6 kW
I 43.5 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 43.471 43.471 43.471 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 56/68

Operating mode Genset


(A) 43.471 43.471 43.471 0

Synthesis for all operating mode


(A) 43.471 43.471 43.471 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 2.988 2.106
UL1L2 (%) 3.451 2.432
UL2L3 (%) 3.451 2.432
UL3L1 (%) 3.451 2.432
UL1N (%) 2.988 2.106
UL2N (%) 2.988 2.106
UL3N (%) 2.988 2.106

Operating mode Genset


U3L (%) 2.831 2.106
UL1L2 (%) 3.269 2.432
UL2L3 (%) 3.269 2.432
UL3L1 (%) 3.269 2.432
UL1N (%) 2.831 2.106
UL2N (%) 2.831 2.106
UL3N (%) 2.831 2.106

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 2.988
UL1L2 (%) 3.451
UL2L3 (%) 3.451
UL3L1 (%) 3.451
UL1N (%) 2.988
UL2N (%) 2.988
UL3N (%) 2.988

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 57/68

3.5.10 Circuit P. PJU


Circuit breaker QA 28
Ib 3.4 A
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range Acti9 iC60
Designation iC60N
Circuit breaker rating 4A
Breaking capacity 50 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity 20 kA
Pole & protected pole 4P4d
Trip unit designation C
Trip unit rating 4A
Long delay settings
Ir 4A
Tr NA
Short delay settings
Isd current 32 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Operating mode Genset


QA 3 Full Discrimination
NSX100B
Micrologic 5.2 A
40 A / 4P4d

Cable WD 28
Parameters
Length 75 m
Max length 299 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 3A
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 58/68

Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected neutral
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.25 0.15 0.18 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.56 1.35 1.38 0.24 0.15 0.18 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.24 0.15 0.18 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Charge PJU
U 400 V
S 2.35 kVA
P 2 kW
I 3.4 A
cos 0.85
Polarity 3Ph+N
Phase connection
Number of circuit 1
Ku (Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 3.396 3.396 3.396 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 59/68

Operating mode Genset


(A) 3.396 3.396 3.396 0

Synthesis for all operating mode


(A) 3.396 3.396 3.396 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 1.706 0.893
UL1L2 (%) 1.970 1.031
UL2L3 (%) 1.970 1.031
UL3L1 (%) 1.970 1.031
UL1N (%) 1.706 0.893
UL2N (%) 1.706 0.893
UL3N (%) 1.706 0.893

Operating mode Genset


U3L (%) 1.548 0.893
UL1L2 (%) 1.788 1.031
UL2L3 (%) 1.788 1.031
UL3L1 (%) 1.788 1.031
UL1N (%) 1.548 0.893
UL2N (%) 1.548 0.893
UL3N (%) 1.548 0.893

Synthesis for all operating mode


U3L (%) 1.706
UL1L2 (%) 1.970
UL2L3 (%) 1.970
UL3L1 (%) 1.970
UL1N (%) 1.706
UL2N (%) 1.706
UL3N (%) 1.706

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 60/68

3.6 Motor starter combination


3.6.1 Circuit P. Pompa 2
Circuit breaker QA 31
Ib NA
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range GV
Designation GV2L
Circuit breaker rating 14 A
Breaking capacity 50 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 3P3d
Trip unit designation L16
Trip unit rating 14 A
Long delay settings
Ir NA
Tr NA
Short delay settings
Isd current 182 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 6 128 A
NG125N
C
16 A / 3P3d

Operating mode Genset


QA 6 128 A
NG125N
C
16 A / 3P3d

Contactor LC1D09
Designation LC1D09
Type of coordination T1

Variable Speed Drive TA 32


Designation ATV312HU30N4
IP IP20
Permissible transient overtorque High torque
Polarity 3Ph
Inductance de ligne No
Pertes 125 W
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 61/68

In max. permanent 7.1 A


In max. 60 secondes 5A
Section du câble aval 5 mm²
Cable WD 31
Parameters
Length 8m
Max length 54.9 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 7A
Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors
Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 3.15 2.73 0.00 1.15 0.00 0.78 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.48 1.28 0.00 0.67 0.00 0.68 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 3.15 2.73 0.00 0.67 0.00 0.68 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Asynchronous LV Motor Pompa 2


Startup type Variable speed drive
U 400 V
Mechanical power 3 kW
Startup current Id/Ir 1
Transient current I’’d/Ir <=19
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 62/68

Ir for sizing 6.5 A


Sr for sizing 4.5 kVA
Pr for sizing 3.6 kW
cos 0.8
Polarity 3Ph
Number of circuit 1
Ku (mode Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0%
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 6.500 6.500 6.500 0

Operating mode Genset


(A) 6.500 6.500 6.500 0

Synthesis for all operating mode


(A) 6.500 6.500 6.500 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 1.014 0.172
UL1L2 (%) 1.171 0.198
UL2L3 (%) 1.171 0.198
UL3L1 (%) 1.171 0.198
UL1N (%) 0.551 0.000
UL2N (%) 0.551 0.000
UL3N (%) 0.551 0.000

Operating mode Genset


U3L (%) 0.856 0.172
UL1L2 (%) 0.989 0.198
UL2L3 (%) 0.989 0.198
UL3L1 (%) 0.989 0.198
UL1N (%) 0.393 0.000
UL2N (%) 0.393 0.000
UL3N (%) 0.393 0.000

Startup Voltage drop


UStartUp 0.000
3.6.2 Circuit P. Pompa 1
Circuit breaker QA 30
Ib NA
Distance from origin NA

Sizing Information Sized by system


Range GV
Designation GV2L
Circuit breaker rating 14 A
Breaking capacity 50 kA
TNS One pole breaking capacity NA
IT One pole breaking capacity NA
Reinforced breaking capacity NA
Pole & protected pole 3P3d
Trip unit designation L16
Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 63/68

Trip unit rating 14 A


Long delay settings
Ir NA
Tr NA
Short delay settings
Isd current 182 A
Tsd NA
Instantaneous tripping
Ii current NA

Discrimination Results
UpStream Discrimination Limit

Operating mode Normal


QA 6 128 A
NG125N
C
16 A / 3P3d

Operating mode Genset


QA 6 128 A
NG125N
C
16 A / 3P3d

Contactor LC1D09
Designation LC1D09
Type of coordination T1

Variable Speed Drive TA 32bis


Designation ATV312HU30N4
IP IP20
Permissible transient overtorque High torque
Polarity 3Ph
Inductance de ligne No
Pertes 125 W
In max. permanent 7.1 A
In max. 60 secondes 5A
Section du câble aval 5 mm²
Cable WD 30
Parameters
Length 8m
Max length 54.9 m
Installation method 31
E
Multi-core cables on horizontal
perforated tray
Type of cable Multi-core
Nb of additional touching circuits 0
Insulation XLPE
Ambient temperature 30 °C
Level of third harmonic THDI 0%
Ib 7A
Sizing constraint Iz
Sizing Information Sized with Ir
Correction factors

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 64/68

Temperature factor 1
Standard table reference B-52-14
Soil thermal resistivity factor 1
Standard table reference B-52-16
Loaded neutral factor 1
Standard table reference E-52-1
Touching conductor factor 1
Standard table reference B-52-20
User correction factor 1
Overall factor 1

Selected phase
Cross section area 1x2.5 mm²
Core Copper
Iz under real conditions 33.6 A
Selected PE
Cross section area 1x4 mm²
Core Copper

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 3.15 2.73 0.00 1.15 0.00 0.78 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.48 1.28 0.00 0.67 0.00 0.68 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 3.15 2.73 0.00 0.67 0.00 0.68 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Asynchronous LV Motor Pompa 1


Startup type Variable speed drive
U 400 V
Mechanical power 3 kW
Startup current Id/Ir 1
Transient current I’’d/Ir <=19
Ir for sizing 6.5 A
Sr for sizing 4.5 kVA
Pr for sizing 3.6 kW
cos 0.8
Polarity 3Ph
Number of circuit 1
Ku (mode Normal) 1
Harmonic generator No
THDI3 0%
Sensitivity to over voltage NA
Design current
IL1 IL2 IL3 IN

Operating mode Normal


(A) 6.500 6.500 6.500 0

Operating mode Genset


(A) 6.500 6.500 6.500 0

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 65/68

Synthesis for all operating mode


(A) 6.500 6.500 6.500 0
Voltage drop
Cumulated from upstream Circuit

Operating mode Normal


U3L (%) 1.014 0.172
UL1L2 (%) 1.171 0.198
UL2L3 (%) 1.171 0.198
UL3L1 (%) 1.171 0.198
UL1N (%) 0.551 0.000
UL2N (%) 0.551 0.000
UL3N (%) 0.551 0.000

Operating mode Genset


U3L (%) 0.856 0.172
UL1L2 (%) 0.989 0.198
UL2L3 (%) 0.989 0.198
UL3L1 (%) 0.989 0.198
UL1N (%) 0.393 0.000
UL2N (%) 0.393 0.000
UL3N (%) 0.393 0.000

Startup Voltage drop


UStartUp 0.000

3.7 Busbar circuits


3.7.1 Circuit WC 1
Busbar WC 1
Parameters
Switchboard Name LVMDP
Switchboard Range No preference
Rating (A) 0
IP Undefined
Feeder
Circuit name Protection name Protection type

Penerangan QA 3 NSX100B
AC QA 4 NSX160B
Stop Kontak QA 5 NSX160B
Pompa QA 6 NG125N
Kapasitor Bank QA 27 iC60N

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.67 4.91 5.35 4.19 4.53 4.84 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.58 1.36 1.42 0.79 1.23 1.24 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.67 4.91 5.35 0.79 1.23 1.24 0.00

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 66/68

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

3.7.2 Circuit WC 7
Busbar WC 7
Parameters
Switchboard Name SDP 1 PENERANGAN
Switchboard Range No preference
Rating (A) 0
IP Undefined
Feeder
Circuit name Protection name Protection type

P. Penerangan Lt. 1A MCCB 7 iC60N


P.Penerangan Lt.1 B QA 10 iC60N
P. Penerangan Lt. 2A QA 11 iC60N
P. Penerangan 2 B QA 12 iC60N
P. PJU QA 28 iC60N

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 4.77 4.13 3.64 3.33 2.75 2.94 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.56 1.35 1.38 0.78 1.17 1.19 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 4.77 4.13 3.64 0.78 1.17 1.19 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

3.7.3 Circuit WC 13
Busbar WC 13
Parameters
Switchboard Name SDP 2 AC
Switchboard Range No preference
Rating (A) 0
IP Undefined
Feeder
Circuit name Protection name Protection type

P. AC 1 A QA 15 iC60N
P. AC 2 A QA 16 iC60N
P. AC 2 B QA 17 iC60N

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.34 4.62 4.66 3.88 3.78 4.07 0.00

Operating mode Genset


Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017
Page 67/68

(kA) 1.57 1.36 1.41 0.79 1.21 1.22 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.79 1.21 1.22 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

3.7.4 Circuit WC 18
Busbar WC 18
Parameters
Switchboard Name SDP 3 STOP KONTAK
Switchboard Range No preference
Rating (A) 0
IP Undefined
Feeder
Circuit name Protection name Protection type

P. Stop Kontak Lt.1 QA 20 NSX100B


P. Stop Kontak Lt.2 QA 21 iC60N

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 5.34 4.62 4.66 3.88 3.78 4.07 0.00

Operating mode Genset


(kA) 1.57 1.36 1.41 0.79 1.21 1.22 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 5.34 4.62 4.66 0.79 1.21 1.22 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

3.7.5 Circuit WC 23
Busbar WC 23
Parameters
Switchboard Name SDP 4 POMPA
Switchboard Range No preference
Rating (A) 0
IP Undefined
Feeder
Circuit name Protection name Protection type

P. Pompa 2 QA 31 GV2L
P. Pompa 1 QA 30 GV2L

Short circuit current


Ik3max Ik2max Ik1max Ik2min Ik1min Ief Ief2min

Operating mode Normal


(kA) 3.15 2.73 0.00 2.01 0.00 1.36 0.00

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Page 68/68

Operating mode Genset


(kA) 1.48 1.28 0.00 0.75 0.00 0.95 0.00

Synthesis for all operating mode


(kA) 3.15 2.73 0.00 0.75 0.00 0.95 0.00

Calculation results in accordance with CENELEC technical report TR50480.


All assumptions and device choices are the user's responsibility.

Project: ME Gedung Dinas Pendidikan Kab. Wonogiri 23/02/2017


Fakultas Teknik Universitas Semarang

Project information Company information


Name : GEDUNG_DINAS_PENDIDIKAN Name : Fakultas Teknik Universitas Semarang
Place : KAB.WONOGIRI Street : Jl. Soekarno-Hatta
Customer name : - City : Semarang
Revision : 2016 Zip code : 50196
Phone number :
Web site : http://ft.usm.ac.id
W0
20 kV
Ik3M:15.9 kA
Ik3m:7.22 kA

MVQA 0

MVWD 0
10 m

PLN
Iz : 353 A

TRAFO GENERATOR
250 kVA 200 kVA
20 kV / 400 V 400 V
TN-S TN-S
ukrT : 6 %

WD 0 WD 22

Source 22
20 m 15 m
Iz : 419 A Iz : 363 A
Σ∆u3p : 0.551 % Σ∆u3p : 0.393 %

LVMDP
No preference QA 0 QA 22
Undefined WC 1
Ib : 361 A Ib : 289 A
0A Ik3M:5.67 kA
Open
Ik1m:1.23 kA
Ief : 1.24 kA

QA 3 QA 4 QA 5 QA 6 QA 27
TN-S TN-S TN-S TN-S TN-S
Ib : 29.7 A Ib : 99 A Ib : 98.1 A Ib : 11.7 A Ib : 46.2 A

Kapasitor Bank
Penerangan

Stop Kontak
WD 3 WD 4 WD 5 WD 6 WD 27
6m 6m 6m 12 m 6m

Pompa
Iz : 56.7 A Iz : 105 A Iz : 105 A Iz : 44.1 A Iz : 78.8 A

AC
Σ∆u3p : 0.813 % Σ∆u3p : 0.886 % Σ∆u3p : 0.883 % Σ∆u3p : 0.842 % Σ∆u3p : 0.561 %
Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 %
Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p : 0 %
CA 27
Gh/Sn : 0 %

SDP 4 POMPA
No preference
Undefined WC 23
0A Ik3M:3.15 kA
Ik1m:0 kA
SDP 1 PENERANGAN Ief : 0.952 kA
No preference SDP 2 AC
No preference SDP 3 STOP KONTAK
Undefined WC 7
Undefined WC 13 No preference QA 30 QA 31
0A Ik3M:4.77 kA WC 18
0A Ik3M:5.34 kA Undefined TN-S TN-S
Ik1m:1.17 kA
Ik1m:1.21 kA 0A Ik3M:5.34 kA Ib : 6.5 A Ib : 6.5 A
Ief : 1.19 kA Ik1m:1.21 kA
Ief : 1.22 kA
Ief : 1.22 kA

P. Pompa 1

P. Pompa 2
MCCB 7 QA 10 QA 11 QA 12 QA 28
TN-S TN-S TN-S TN-S TN-S QA 15 QA 16 QA 17
P. Penerangan Lt. 1A

P. Penerangan Lt. 2A
P.Penerangan Lt.1 B

TN-S TN-S TN-S QA 20 QA 21


Ib : 11.4 A Ib : 4.46 A Ib : 11.7 A Ib : 6.11 A Ib : 3.4 A
P. Penerangan 2 B

Ib : 29.8 A Ib : 33.6 A Ib : 46.9 A TN-S TN-S

P. Stop Kontak Lt.1

P. Stop Kontak Lt.2


Ib : 65.5 A Ib : 43.5 A

Kabel WD 10 WD 11 WD 12 WD 28
WD 15 WD 16 WD 17 WD 30 WD 31

P. AC 1 A

P. AC 2 A

P. AC 2 B
82 m 10 m 86 m 42 m 75 m
P. PJU

82 m 86 m 42 m WD 20 WD 21 8m 8m
Iz : 44.1 A Iz : 33.6 A Iz : 44.1 A Iz : 33.6 A Iz : 33.6 A 82 m 86 m
Iz : 78.8 A Iz : 78.8 A Iz : 78.8 A Iz : 33.6 A Iz : 33.6 A
Σ∆u3p : 2.87 % Σ∆u3p : 0.969 % Σ∆u3p : 3.03 % Σ∆u3p : 1.71 % Σ∆u3p : 1.71 % Iz : 133 A Iz : 105 A
Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 % Σ∆u3p : 3.06 % Σ∆u3p : 3.46 % Σ∆u3p : 2.64 % Σ∆u3p : 1.01 % Σ∆u3p : 1.01 %
Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 % Σ∆u3p : 2.86 % Σ∆u3p : 2.99 % Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 %
Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p : 0 % Σ∆u2p : 0 % Σ∆u2p : 0 %
PENERANGAN 1 A PENERANGAN 1 B PENERANGAN 2 A PENERANGAN 2 B PJU Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p
TA :0%
32bis Σ∆u1p
TA 32 : 0 %
6.72 kW 2.63 kW 6.89 kW 3.6 kW 2 kW AC lt. 1 AC lt. 2 A AC Lt. 2B Σ∆u1p : 0 % Σ∆u1p : 0 %
17.5 kW 19.8 kW 27.6 kW Stop Kontak lt.1 Stop Kontak Lt.2
Ik3M:0.615 kA Ik3M:2.24 kA Ik3M:0.589 kA Ik3M:0.737 kA Ik3M:0.432 kA 38.6 kW 25.6 kW
Ik1m:0 kA Ik1m:0.72 kA Ik1m:0.201 kA Ik1m:0.252 kA Ik1m:0.147 kA Ik3M:1.43 kA Ik3M:1.37 kA Ik3M:2.37 kA
Ik1m:0.48 kA Ik1m:0.462 kA Ik1m:0.752 kA Ik3M:2.7 kA Ik3M:1.98 kA
Ief : 0.211 kA Ief : 0.806 kA Ief : 0.202 kA Ief : 0.304 kA Ief : 0.18 kA Ik1m:0.83 kA Ik1m:0.644 kA
Ief : 0.486 kA Ief : 0.468 kA Ief : 0.764 kA
Ief : 0.844 kA Ief : 0.654 kA
Pompa 1 Pompa 2
Ik3M:1.89 kA Ik3M:1.89 kA
Ik1m:0 kA Ik1m:0 kA
Ief : 0.679 kA Ief : 0.679 kA
W0
20 kV
250 / 500 MVA

MVQA 0

MVWD 0
10 m

PLN
1 x 185 Al

TRAFO GENERATOR
Trihal 200 kVA
250 kVA 400 V
20 kV / 400 V TN-S
TN-S

WD 0 WD 22

Source 22
20 m 15 m
Ph :1x150 Cu Ph :1x120 Cu
Ne :1x95 Cu Ne :1x70 Cu
PE :1x95 Cu PE :1x70 Cu
LVMDP
No preference QA 0 QA 22
Undefined WC 1
NSX630F NS630bN
0A Micrologic 5.3 A Micrologic 5.0
630 A / 4P3d+Nr 630 A / 4P3d+Nr
Open

QA 3 QA 4 QA 5 QA 6 QA 27
NSX100B NSX160B NSX160B NG125N iC60N
Micrologic 5.2 A Micrologic 5.2 A Micrologic 5.2 A C C
40 A / 4P4d 100 A / 4P3d 100 A / 4P3d 16 A / 3P3d 63 A / 3P3d

Kapasitor Bank
Penerangan

Stop Kontak
WD 3 WD 4 WD 5 WD 6 WD 27
6m 6m 6m 12 m 6m

Pompa
Ph :1x6 Cu Ph :1x16 Cu Ph :1x16 Cu Ph :1x4 Cu Ph :1x10 Cu

AC
Ne :1x6 Cu Ne :1x16 Cu Ne :1x16 Cu PE :1x4 Cu PE :1x10 Cu
PE :1x6 Cu PE :1x16 Cu PE :1x16 Cu

CA 27
VarSet / Automatic
Qr : 32 kvar
Classic

SDP 4 POMPA
No preference
Undefined WC 23
0A

SDP 1 PENERANGAN
No preference SDP 2 AC
No preference SDP 3 STOP KONTAK
Undefined WC 7
Undefined WC 13 No preference QA 30 QA 31
0A Undefined WC 18
0A GV2L GV2L
0A L16 L16
14 A / 3P3d 14 A / 3P3d
LC1D09 LC1D09

P. Pompa 1

P. Pompa 2
MCCB 7 QA 10 QA 11 QA 12 QA 28 Type 1 Type 1
iC60N iC60N iC60N iC60N iC60N QA 15 QA 16 QA 17
P. Penerangan Lt. 1A

P. Penerangan Lt. 2A
P.Penerangan Lt.1 B

iC60N iC60N iC60N QA 20 QA 21


C C C C C
P. Penerangan 2 B

C C C NSX100B iC60N
13 A / 3P3d 6 A / 4P4d 13 A / 4P4d 10 A / 4P4d 4 A / 4P4d

P. Stop Kontak Lt.1

P. Stop Kontak Lt.2


32 A / 4P4d 40 A / 4P4d 50 A / 4P4d Micrologic 5.2 A C
100 A / 4P3d 50 A / 4P4d
Kabel WD 10 WD 11 WD 12 WD 28
WD 15 WD 16 WD 17 WD 30 WD 31

P. AC 1 A

P. AC 2 A

P. AC 2 B
82 m 10 m 86 m 42 m 75 m
P. PJU

82 m 86 m 42 m WD 20 WD 21 8m 8m
Ph :1x4 Cu Ph :1x2.5 Cu Ph :1x4 Cu Ph :1x2.5 Cu Ph :1x2.5 Cu 82 m 86 m
Ph :1x10 Cu Ph :1x10 Cu Ph :1x10 Cu Ph :1x2.5 Cu Ph :1x2.5 Cu
PE :1x4 Cu Ne :1x2.5 Cu Ne :1x4 Cu Ne :1x2.5 Cu Ne :1x2.5 Cu Ph :1x25 Cu Ph :1x16 Cu
PE :1x4 Cu PE :1x4 Cu PE :1x4 Cu PE :1x4 Cu Ne :1x10 Cu Ne :1x10 Cu Ne :1x10 Cu PE :1x4 Cu PE :1x4 Cu
PE :1x10 Cu PE :1x10 Cu PE :1x10 Cu Ne :1x25 Cu Ne :1x16 Cu
PENERANGAN 1 A PENERANGAN 1 B PENERANGAN 2 A PENERANGAN 2 B PJU PE :1x25 Cu PE :1x16 Cu
AC lt. 1 AC lt. 2 A AC Lt. 2B TA 32bis TA 32
6.72 kW 2.63 kW 6.89 kW 3.6 kW 2 kW Stop Kontak lt.1 Stop Kontak Lt.2 ATV312HU30N4 ATV312HU30N4
17.5 kW 19.8 kW 27.6 kW
P.F. : 0.85 P.F. : 0.85 P.F. : 0.85 P.F. : 0.85 P.F. : 0.85 38.6 kW 25.6 kW 5 mm² 5 mm²
Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1 P.F. : 0.85 P.F. : 0.85 P.F. : 0.85
Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1 P.F. : 0.85 P.F. : 0.85
Ku : 1 Ku : 1 Ku : 1 Ku : 1 Ku : 1 Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1
Ku : 1 Ku : 1 Ku : 1
Ku : 1 Ku : 1
Pompa 1 Pompa 2
3 kW 3 kW
PF : 0.8 PF : 0.8
Nbr. of circuits : 1 Nbr. of circuits : 1
Ku : 1 Ku : 1
SNI 04-0225-2000
LAMPIRAN B
(Normatif)

Lambang gambar untuk diagram

Lampiran B.1 Lambang gambar untuk diagram saluran arus kuat

No. Lambang Keterangan

1 atau Arus searah


CATATAN:
Tegangan dapat ditunjukkan di sebelah kanan lambang
dan jenis sistem di sebelah kiri.

CONTOH :
2 2M 220/110 V Arus searah, tiga penghantar termasuk kawat tengah,
220V (110 V antara setiap penghantar sisi dan kawat
tengah).
2 M dapat diganti dengan 2 + M.

3
 Arus bolak balik
CATATAN:
a) Nilai frekuensi dapat ditambahkan di sebelah kanan
lambang.
b) Tegangan dapat juga ditunjukkan di sebelah kanan
lambang.
c) Jumlah fase dan adanya netral dapat ditunjukkan di
sebelah kiri lambang.

 CONTOH :
Arus bolak balik, 50 Hz.


50 Hz
4
Arus bolak balik, fase tiga, dengan netral, 50 Hz,
3N
5 50 Hz 400/230 V 400 V (230 V tegangan antara fase dengan netral) 3
N dapat diganti dengan 3 + N.


Arus bolak balik, fase tiga, 50 Hz, sistem
6 3N 50 Hz / TN - S mempunyai satu titik dibumikan langsung dan netral
serta penghantar pengaman terpisah sepanjang
jaringan.

Penghantar
7
Kelompok penghantar
Saluran
Kabel
Sirkit
CATATAN:
8 a) Jika sebuah garis melambangkan sekelompok
penghantar, maka jumlah penghantarnya ditunjukkan
dengan menambah garis-garis pendek atau dengan
satu garis pendek dan sebuah bilangan.
CONTOH:
Tiga penghantar (No. 8 dan No. 9)

457
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.1 (lanjutan)

No. Lambang Keterangan

3 b) Penjelasan tambahan dapat ditunjukkan sebagai


9 berikut :
1) di atas garis: jenis arus, sistem distribusi, frekuensi
dan tegangan.
2) di bawah garis: jumlah penghantar sirkit diikuti
dengan tanda kali dan luas penampang setiap
penghantar.
10 110 V
CONTOH :
2 x 120 mm2 A1 Sirkit arus searah, 110 V, dua penghantar aluminium
berpenampang 120 mm2.

11 2N 220 V Sirkit arus searah, 220 V (antara penghantar sisi dan


kawat tengah 110V), dua penghantar sisi
berpenampang 50 mm2 dan kawat tengah 25 mm2.
2 x 50 mm2 + 1 x 25 mm2

12 3 N ~ 50 Hz 400 V Sirkit fase-tiga, 50 Hz, 400 V, tiga penghantar


berpenampang 120 mm2, dengan netral
2
berpenampang 50 mm .

3 x 120 mm2 + 1 x 50 mm2

13 Penghantar fleksibel

14 Penghantar pilin diperlihatkan dua penghantar.

15 Penghantar dalam suatu kabel:


a) Tiga penghantar dalam suatu kabel.
(a) b) Dua dari lima penghantar dalam suatu kabel.

16 (a) a) Ujung penghantar atau kabel tidak dihubungkan.

b) Ujung penghantar atau kabel tidak dihubungkan


(b) dan diisolasi khusus.

458
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.1 (lanjutan)

No. Lambang Keterangan

17 a) Percabangan penghantar.

b) Dua percabangan penghantar.


(a) (b)

18 Saluran bawah tanah.

19 Saluran dalam laut.

20 Saluran udara

21 Saluran dalam jalur atau pipa.


CATATAN:
Jumlah pipa, luas penampang dan keterangan lainnya
dapat diperlihatkan di atas saluran yang
menggambarkan lintas pipa.
6
CONTOH:
Saluran dalam jalur dengan enam jurusan

22 Saluran masuk orang (manhole)

23 Saluran dengan titik sambung/hubung tertanam

24 Saluran dengan penahan gas atau minyak

25 Titik sadap pada saluran sebagai penyulang


konsumen.

26 Sadap sistem

27 Sadapan hubungan seri

459
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.1 (lanjutan)

No. Lambang Keterangan

Unit daya saluran, yang diperlihatkan jenis arus


28
 bolak balik.

29 Penahan daya pada penyulang distribusi.

30 Titik injeksi penyulang daya

a) Kotak ujung kabel; mof ujung

31 a) satu kabel berinti tiga

b) b) tiga kabel berinti satu

a) Kotak sambung lurus, mof sambung lurus; tiga


32 penghantar.
a) dinyatakan dengan garis ganda.
3 3
b) dinyatakan dengan garis tunggal.
b)

3 3

33 Kotak sambung cabang tiga

3
3
34 3 3
Kotak sambung cabang empat

35 Penghantar netral

36 Penghantar pengaman

Penghantar pengaman dan penghantar netral


37 digabung
CONTOH:
Saluran fase tiga dengan penghantar pengaman dan
penghantar netral

460
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.2 Lambang gambar untuk diagram instalasi pusat dan gardu listrik

No. Lambang Keterangan


1 a) Sakelar penghubung
b) Sakelar pemutus
c) Sakelar berselungkup; sakelar bersekat pelindung
a) b) c)
Sakelar dengan pemutusan :
2 a) Secara termis
b) Secara elektromagnetis
a) b)
Sakelar dengan pelayanan
3 a) Relai termal
b) Relai elektromagnetik
a) b)

4 3 a) Sakelar, lambang umum

b) Sakelar kutub tiga


a) b)

5 a) Sakelar pengubah aliran


b) Sakelar pengubah aliran dengan kedudukan netral

6 Pemutus sirkit

7 Pemisah

461
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.2 (lanjutan)

8 a) Pengaman lebur
b) Sakelar pemisah dengan pengaman lebur
a) b)

9 Pengaman lebur dengan sirkit alarm terpisah

10 Kotak kontak

11 Tusuk kontak

12 Kontak tusuk

13 a) Lampu; lambang umum lampu isyarat


b) Lampu kedip; indikator
a) b)
a) Klakson
14 b) Sirene
c) Peluit yang bekerja secara listrik
a) b) c)

15 Bel

462
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.2 (lanjutan)

16 Pendengung

17 11 12 13 14 15 16 Jalur terminal; blok terminal

18 Perangkat Hubung Bagi dan Kendali

19 Bumi; pembumian

20 Hubungan rangka atau badan

21 Pembumian rangka

22 Penyekatan atau dielektrik

Sekat pelindung; selungkup


23 CATATAN - Penjelasan macam selungkup dapat
ditambahkan dengan catatan atau dengan lambang
kimiawi logam

463
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.2 (lanjutan)

24 Garis batas; garis pemisah; sumbu

G M
25 a) Generator - G
b) Motor - M
a) b)

26 Transformator

27 Auto transformator satu fase

28 Sel atau akumulator

29 Baterai sel atau baterai akumulator

Lambang umum dari :


30 a) instrumen penunjuk langsung atau pesawat ukur
b) instrumen pencatat
c) instrumen penjumlah
CONTOH :
a) Voltmeter
b) Wattmeter
V W Wh
c) Wh-meter
(lihat Lampiran A)
a) b) c)

464
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.2 (lanjutan)

31 Pusat tenaga listrik

32 Gardu listrik

33 Pusat listrik tenaga air

34 Pusat listrik tenaga termal (batubara, minyak bumi, gas,


dsb)

35 Pusat listrik tenaga nuklir

36 Pusat listrik panas bumi

37 Pusat listrik tenaga matahari

38 Pusat listrik tenaga angin

465
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.2 (lanjutan)

39 Pusat listrik plasma MHD (magneto-hydrodynamic)

40 Gardu listrik konversi arus searah ke a.b.b.

466
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.3 Lambang gambar untuk diagram instalasi bangunan

No. Lambang Keterangan


Pengawatan (lambang)
1 CATATAN - Untuk maksud tertentu, "garis" dapat diganti
dengan "garis putus-putus"

2 Pengawatan tampak (di permukaan)

3 Pengawatan tidak tampak (di bawah permukaan)

Pengawatan dalam pipa


4 CATATAN - Jenis pipa dapat dinyatakan, jika perlu

a) Pengawatan menuju ke atas


b) Pengawatan menuju ke bawah
5 CATATAN : Lambang 5 dan 6
a) 1) Pernyataan "ke atas" dan "ke bawah" hanya berlaku
jika gambar dibaca dalam posisi yang benar
2) Panah pada garis miring menyatakan arah aliran daya
Pengawatan berpangkal pada lingkaran atau titik
hitam

6 Pengawatan melalui ruangan secara tegak lurus

7 Kotak, lambang umum

467
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.3 (lanjutan)

8 Kotak sambung atau kotak hubung

9 Kotak cabang tiga

10 Kotak-saluran masuk utama

11 Perangkat Hubung Bagi dan Kendali dengan lima pipa

12 a) Lampu; titik sadap lampu dengan pengawatannya


b) Lampu dipasang tetap pada dinding dengan
pengawatan-nya
a) b)

13 3x40 W Kelompok dari tiga buah lampu 40 W

14 Perangkat lampu dengan sakelar sendiri

15 a) a) Lampu darurat
b) b) Armatur penerangan darurat

468
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.3 (lanjutan)

a)
16 b) a) Lampu floresen, lambang umum
b) Kelompok dari tiga buah lampu floresen 40 W
3x40

17 Proyektor, lambang umum

18 Lampu sorot

19 Lampu sebar

20 Lengkapan tambahan untuk lampu luah


CATATAN - Hanya digunakan jika lengkapan tambahan
tidak termasuk dalam armatur penerangan

21 Peranti listrik
CATATAN - Jika perlu untuk lebih jelas dapat diberikan
nama

Alat pemanas listrik


22
Pemanas air listrik

23 Kipas dengan pengawatannya

469
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.3 (lanjutan)

24 Jam hadir (time clock)

25 Kunci listrik

26 Instrumen interkom

27 Sakelar, lambang umum

28 Sakelar dengan lampu pandu

29 t Sakelar pembatas waktu, kutub tunggal

Sakelar satu arah


30 a) kutub tunggal
b) kutub dua
a) b) c) c) kutub tiga

31 a) sakelar tarik kutub tunggal


b) fungsi dari sakelar 30 a) dan 31 a)
a) b)

470
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.3 (lanjutan)

32
a) Sakelar dengan posisi ganda untuk bermacam-
macam tingkat penerangan
b) Fungsi dari sakelar a)

a) b)

33
a) Sakelar dua arah
b) Fungsi dari dua buah sakelar a) yang digabung

a) b)

34 a) Sakelar silang
b) Fungsi dari sakelar a)

35 Sakelar dim

36 Tombol tekan

37 Tombol tekan dengan lampu indikator

471
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.3 (lanjutan)

38 Tombol tekan dengan pencapaian terbatas (tertutup


gelas, dsb)

39 Perlengkapan pembatas waktu


t

40 Sakelar waktu

41 Sakelar berkunci gawai sistem jaga

42 Kotak kontak

3
43 Kotak kontak ganda, misalnya untuk 3 buah tusuk
kontak

44 Kotak kontak dengan kontak pengaman, misalnya


kontak pembumian

45 Kotak kontak bertutup

472
SNI 04-0225-2000

Lampiran B.3 (lanjutan)

46 Kotak kontak dengan sakelar tunggal

47 Kotak kontak dengan sakelar interlok

48 Kotak kontak dengan transformator pemisah misalnya


untuk alat cukur

49 Kotak kontak untuk peranti elektronik misalnya untuk


telepon, teleks, dsb.

473
SNI 04-0225-2000
Lampiran C
(Normatif)

Nomenklatur kabel

A selubung atau lapisan perlindungan luar bahan serat (misalnya goni/jute)


CONTOH:
NKRA, NAKBA

AA selubung atau perlindungan luar dua lapis dari bahan serat goni (jute)
CONTOH:
NAHKZAA, NKZAA

B perisai dari pita baja ganda


CONTOH:
NYBY, NEKBA

selubung dari timah hitam


CONTOH :
NYBUY

C penghantar konsentris tembaga


CONTOH :
NYCY

selubung penghantar dibawah selubung luar


CONTOH :
NHSSHCou

CE penghantar konsentris pada masing-masing inti, dalam hal kabel berinti


banyak
CONTOH :
NYCEY

CW penghantar konsentris pada masing-masing inti, yang dipasang secara


berlawanan arah untuk kabel tegangan nominal 0,6/1 kV (1,2 kV)
CONTOH :
NYCWY

D spiral anti tekanan

pita penguat non-magnetis

E kabel dengan masing-masing intinya berselubung logam


CONTOH :
NEKBA

F perisai kawat baja pipih


CONTOH :
NYFGbY

G spiral dari kawat baja pipih


CONTOH :
NYKRG

475
SNI 04-0225-2000

G isolasi karet/EPR
CONTOH :
NGA

selubung isolasi dari karet


CONTOH :
NGG

2G isolasi karet butil dengan daya tahan lebih tinggi terhadap panas
CONTOH :
N2GAU

Gb spiral pita baja (mengikuti F atau R)


CONTOH :
NYRGbY, N2XSEYFGbY

H lapisan penghantar di atas isolasi, untuk membatasi medan listrik


CONTOH:
NHKBA, NHKRA

K selubung timbal
CONTOH :
NKBA, NAKBY

KL selubung aluminium
CONTOH :
NKLY, NAHKLY

KWK selubung dari pita tembaga yang terpasang dan dilas memanjang
CONTOH :
NKWKZY

L perisai dari jalinan-kawat-baja-bulat (braid)


CONTOH :
NTRLA

MK kabel dengan selubung timah hitam untuk pemasangan dalam kapal laut
CONTOH :
MK

N kabel standar penghantar tembaga


CONTOH :
NYA, NYY

NA kabel standar penghantar aluminium


CONTOH:
NAYFGbY, NAKBA

NF kabel udara berisolasi dipilin


CONTOH :
NF2X, NFAY

NI kabel bertekanan gas


CONTOH :
NIKLDEY

476
SNI 04-0225-2000

NO kabel bertekanan minyak


CONTOH :
NOKDEFOA

NP kabel dalam pipa bertekanan gas


CONTOH :
NPKDvFSt2Y

O perisai-terbuka dari kawat-kawat baja


CONTOH :
NKROA

kabel berpenampang oval


CONTOH :
NYM-O

kabel tanpa inti berwarna hijau kuning


CONTOH :
NYFGbY-O

Q jalinan (braid) dari kawat-kawat baja berselubung-seng (zing-coated)


CONTOH :
NYKQ

R perisai dari kawat-kawat baja bulat


CONTOH :
NYRGbY

RR dua lapisan perisai dari kawat-kawat baja bulat


CONTOH :
NKRRGbY

S - perisai dari tembaga


- pelindung listrik dari pita tembaga yang dibalutkan pada sejmua inti kabel
bersama-sama
CONTOH :
N2XSY

SE pelindung listrik dari pita tembaga yang menyelubungi masing-masing inti


kabel
CONTOH :
N2XSEY

T tali penggantung dari baja

2X selubung isolasi dari XLPE


CONTOH :
NF2X, N2XSY

Y selubung isolasi dari PVC


CONTOH :
NYA

2Y selubung isolasi dari polyethylene

Z perisai dari kawat-kawat baja yang masing-masing mempunyai bentuk ''Z''

477
SNI 04-0225-2000

CONTOH :
NKZAA

Z penghantar berisolasi dengan beban-tarik


CONTOH :
NYMZ

selubung logam dari pita seng


CONTOH :
NYRUZY

478

Anda mungkin juga menyukai