Petunjuk Praktikum KAK Semester 1
Petunjuk Praktikum KAK Semester 1
Oleh :
Penyusun
Waktu Praktikum
SESUAI JADWAL TERSUSUN
Sistem Penilaian
Praktikum memberikan nilai sebesar 60% dari total nilai akhir, dengan
penjelasan sebagai berikut:
- Kehadiran 5%
- Pre test 10%
- Ketepatan dalam pelaksanaan praktikum (prosedur, kedisiplinan,
kerapian) 15%
- Laporan 15%
- Ujian Praktik dan tulis 15%
Pretest
1. Sebagai syarat untuk mengikuti praktikum, nilai pretest tidak kurang
dari 50. Jika nilai pretest < 50, maka yang bersangkutan harus
mengulang pretest hingga memperoleh nilai > 50.
2. Pretes dilakukan, maksimal selama 30 menit, setelah pretest
praktikan dipersilahkan istirahat.
Cara kerja :
Ambil sejumlah tertentu larutan HCl dengan pipet ukur.
Perhatikan meniscus (permukaan cekung dari zat cair) harus
tepat menyinggung garis tanda pada pipet ukur.
Masukkan HCl tersebut ke dalam labu ukur dan encerkan sampai
batas. Pengenceran ini harus sekali jadi. Maksudnya jangan
sampai menambahkan akuades lebih dari yang diperlukan lalu
membuang sampai tanda batas, hal seperti ini akan
menimbulkan kesalahan yang cukup besar. Oleh sebab itu,
pengenceran harus dilakukan dengan hati – hati, sedikit demi
sedikit. Setelah dekat dengan tanda batas pada leher labu ukur,
gunakanlah pipet tetes untuk menambahkan setetes demi
setetes pelarut sampai tepat tanda batas. Setelah itu kocok agar
larutan menjadi homogen.
Simpan larutan ini dalam botol yang telah disediakan dan beri
label.
Cara kerja:
Ambil 10 ml akuades dengan menggunakan pipet ukur.
Perhatikan bagian bawah meniscus akuades harus tepat batas.
Pandangan mata harus tepat sejajar dengan tinggi meniscus.
Tuangkan ke dalam gelas piala.
Ambil 3 ml asam sulfat pekat menggunakan pipet ukur dengan
bantuan bola hisap atau biarkan cairan naik dengan sendirinya
hingga mencapai batas yang diinginkan.
Tuangkan asam sulfat ini ke dalam akuades melalui dinding gelas
piala. Ingat penuangan harus dilakukan dengan perlahan dan
hati – hati. Perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah
asam sulfat dituangkan.
Masukkan larutan dalam labu takar 100 ml dan tanda-bataskan
menggunakan akuades.
Simpan larutan ini dalam botol yang telah disediakan dan beri
label.
Catatan: pengambilan dan penuangan asam sulfat pekat
dilakukan di lemari asam.
Cara kerja:
Timbang lebih kurang 2 gram padatan NaOH kemudian larutkan
dalam gelas piala menggunakan akuades secukupnya. Biarkan
sebentar (mengapa demikian ?) kemudian tuangkan ke dalam
labu ukur 100 mL dengan bantuan corong. Bilas corong dan
tambahkan akuades di bawah tanda batas. Kocok hingga
homogeny.
Buka tutup labu takar dan keringkan dinding labu, kemudian
secara hati – hati tambahkan akuades menggunakan pipet tetes
hingga tanda batas. Tuangkan larutan ini ke dalam botol yang
tersedia dan simpan untuk dilakukan pembakuan.
CARA KERJA
a. Pengujian dengan Lakmus Merah
Siapkan larutan asam asetat, NaOH, NH4OH, NaCl, CH3COONa, dan HCl
dengan konsentrasi masing – masing 0,1 M sebanyak 100 ml (larutan
cukup dibuat secara berkelompok). Ambil sebanyak 5 tetes masing –
masing larutan lalu letakkan ke plat tetes. Celupkan lakmus merah
dan amati perubahan warna yang dihasilkan.
b. Pengujian dengan Lakmus Biru
Siapkan larutan asam asetat, NaOH, NH4OH, NaCl, CH3COONa, dan HCl
dengan konsentrasi masing – masing 0,1 M sebanyak 100 ml (larutan
cukup dibuat secara berkelompok). Ambil sebanyak 5 tetes masing –
masing larutan lalu letakkan ke plat tetes. Celupkan lakmus biru dan
amati perubahan warna yang dihasilkan.
c. Pengujian dengan Phenolphtaline
Siapkan larutan asam asetat, NaOH, NH4OH, NaCl, CH3COONa, dan HCl
dengan konsentrasi masing – masing 0,1 M sebanyak 100 ml (larutan
cukup dibuat secara berkelompok). Ambil sebanyak 5 tetes masing –
masing larutan lalu letakkan ke plat tetes. Teteskan phenolphthalein
dan amati perubahan warna yang dihasilkan.
d. Pengujian dengan Bromtimol Blue
Siapkan larutan asam asetat, NaOH, NH4OH, NaCl, CH3COONa, dan HCl
dengan konsentrasi masing – masing 0,1 M sebanyak 100 ml (larutan
cukup dibuat secara berkelompok). Ambil sebanyak 5 tetes masing –
1. Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari campuran garam
dan asamnya, atau garam dan basanya, atau asam dan basa konjugasinya,
yang dapat mempertahankan pH (derajat keasaman) larutan lain sebesar
satu unit pH bila ditambah sedikit asam atau basa.
Larutan buffer dapat berguna untuk:
a. Menstabilkan zat berkhasiat bentuk larutan pada obat, makanan –
minuman, dan kosmetika agar tidak terurai atau rusak oleh pengaruh
pH.
Contoh:
b. Mempertahankan pH larutan lain.
c. Menyesuaikan pH antara larutan sediaan farmasi dengan cairan tubuh.
Berdasarkan komponen zat yang digunakan, buffer dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
a. Buffer monoprotik, contoh : buffer fosfat, buffer borat, buffer asetat.
b. Buffer poliprotik, contoh : buffer fosfat – sitrat, buffer fosfat – NaOH.
Untuk membuat larutan pada pH yang dikehendaki, perlukan jenis zat yang
harus dicampur untuk memperoleh volume dan pH
I. PENDAHULUAN
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis zat atau
komponen yang terkandung dalam suatu sampel. Hal tersebut dilakukan
sebelum analisis kuantitatif. Analisis secara kuantitatif tidak dapat
dilakukan sebelum diketahui komponen yang terkandung dalam suatu
sampel. Analisis kualitatif secara konvensional dapat dilakukan secara
visual, baik dalam keadaan kering maupun dalam larutannya. Dalam
keadaan kering, analisis dapat dilakukan melalui pengenalan bentuk dan
warna, serta warna nyala.
Pada analisis basah,langkah pertama adalah dengan cara
melarutkan sampel dengan pelarut yang sesuai. Pelarut pertama yang
digunakan adalah air, kalau sampel tidak larut dalam air, maka dapat
digunakan asam klorida, asam nitrat,dan air raja. Untuk keperluan
kelarutan ini, dipakai selalu zat dalam jumlah sesedikit mungkin dalam
volume pelarut yang sesuai. Pengujian dilakukan mula – mula dalam
keadaan dingin dan kemudian setelah dikocok dengan kuat, jika tidak
memberikan hasil, dilanjutkan dengan pemanasan. Jika dalam keadaan
panas tidak juga larut walaupun sudah dilakukan pengadukan, maka
dilakukan pelarutan menggunakan pelarut lainnya atau yang lebih pekat.
Jika sudah ditemukan pelarut yang sesuai, dapat dilakukan analisis
pengenalan kation. Dalam sampel yang nyata biasanya terdapat lebih dari
dua senyawa, maka diperlukan cara analisis sistematis untuk dapat
menentukan komponen yang terdapat dalam suatu sampel tersebut.
Untuk mempermudah pengujian kation dan anion dilakukan
sekaligus dengan jalan membuat ekstrak soda, dimana endapan yang
dihasilkan dapat digunakan untuk uji kation dan ekstraknya untuk uji
anion. Pengujian kation yang diendapkan sebagai karbonat kemudian
dilarutkan dengan HCl dan dipanaskan untuk menghilangkan karbonatnya.
Pengendapan selanjutnya hanya dikelompokkan sebagai golongan klorida,
hidroksida, dan karbonat. Dengan adanya pengelompokan yang
disederhanakan ini diharapkan dapat lebih mempersingkat pada analisis
Modul Praktikum Kimia Analitik Kualitatif 9
selanjutnya. Pengujian selanjutnya adalah uji identifikasi dengan
menggunakan pereaksi khusus.
Dari uji kelarutan berbagai macam garam dalam air, dapat
diperkirakan jenis anion yang mungkin terdapat dalam sampel. Beberapa
petunjuk kelarutan dalam air :
1. Garam dari nitrat, klorat, dan asetat larut dalam air kecuali garam
perak(I) dan mekuri(I) asetat sedikit larut.
2. Semua garam nitrit larut dalam air kecuali perak(I) nitrit kurang larut
dalam air.
3. Garam klorida dan bromida larut baik dalam air kecuali perak(I) dan
merkuri(I). Timbal(II) klorida larut dalam air panas.
4. Garam iodida larut baik dalam air kecuali perak(I) dan merkuri(II).
Timbal(II) iodida sedikit larut dalam air.
5. Garam – garam karbonat pada umumnya tidak larut dalam air kecuali
garam dari natrium(I), kalium(I), dan ammonium(I). Demikian juga
garam hidrogen karbonat dari logam alkali tanah.
6. Garam dari sulfida umumnya tidak larut dalam air tetapi garam
sulfida dari stronsium(II), barium(II), dan kalsium(II) sedikit larut,
sedangkan natrium(I), kalium(I), dan ammonium(I) sulfida sangat
larut dalam air.
7. Garam dari sulfit pada umumnya tidak larut dalam air kecuali garam
dari alkali dan hidrogen sulfit alkali tanah.
8. Garam sulfat umumnya larut dalam air kecuali garam dari timbal(II),
merkuri(I), stronsium(II), dan barium(II). Perak(I) dan merkuri(II) sulfat
sedikit larut dalam air.
9. Garam fosfat, arsenat, dan arsen tidak larut dalam air, kecuali garam
alkali.
10. Garam fluorida umumnya tidak larut dalam air, kecuali garam alkali,
perak(I), dan merkuri(I).
11. Garam borat tidak larut dalam air kecuali garam alkali.
12. Garam kromat sedikit larut dalam air kecuali garam alkali dan alkali
2+
tanah (tidak termasuk Ba ).
13. Garam tiosulfat umumnya larut dalam air.
14. Garam oksalat, format, tartrat, dan sitrat tidak larut dalam air kecuali
garam alkali tanah.
3. dst
I. Pendahuluan
a. Prinsip Percobaan
b. Tujuan Percobaan
II. Cara Kerja / Prosedur
(sesuai yang dilakukan, mungkin tidak sesuai prosedur pada jurnal)
III. Hasil dan perhitungan / pengolahan data
a. Pembuatan Larutan
[NaOH] yang diinginkan = ……….. M
Mol NaOH = [NaOH] x V larutan
Massa NaOH = ……... mol / ……… g/mol
b. Pengenceran Larutan
[HCl] yang diinginkan = ……….. M
Mol HCl = [HCl] x V larutan
Vol HCl dipipet = mol HCl / [HCl] baku
IV. Kesimpulan
(menjawab tujuan)