Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PICO COHORT STUDY

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TEMA 15


Dosen Pembimbing: Lina Haryani, M.Keb

Disusun Oleh :

Novianti (314118011)
Juwitasari (314118012)
Faira Rhamaidha (314118013)
Sifani Anggiani (314118014)
Safira Nur Ardillah (314118015)

PROGRAM STUDI SARJANA DAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2020
A. Bleeding, cramping, and satisfaction among new copper IUD users: A prospective study

No PICO ISI
1. P (Problem, Population) Problem:
IUD tembaga sama efektifnya dengan sterilisasi
(MOP) dan dirancang untuk penggunaan yang
lama (hingga dua belas tahun). Namun
beberapa wanita menghentikan penggunaannya
karena adanya efek samping yang tidak
diinginkan. Alasan paling umum untuk
penghentian IUD tembaga selama tahun pertama
penggunaan adalah gejala yang berhubungan
dengan nyeri atau kram dan keluhan perdarahan
hebat. Perubahan yang dirasakan pada
perdarahan vagina dapat memengaruhi
preferensi, penerimaan, kepuasan metode dan
kelanjutan penggunaan.

Population:
77 Wanita, usia 18–45 tahun, dengan menstruasi
normal yang dilaporkan sendiri, berlangsung
antara tiga dan tujuh hari, memenuhi syarat
untuk partisipasi.
Peserta yang memenuhi syarat harus dapat
memberikan informasi perdarahan saat
menstruasi untuk tiga siklus bebas dari
kontrasepsi hormonal sebelum pendaftaran dan
bersedia untuk mencatat informasi pendarahan
selama 180 hari ke depan. Individu yang enam
bulan atau lebih pascapartum, dan tidak
menyusui, memenuhi syarat jika mereka telah
kembali ke menstruasi normal selama tiga
siklus.
2. I (Intervention) Dengan mengumpulkan data secara prospektif
selama 180 hari setelah pemasangan IUD.
Peserta melaporkan skor perdarahan
menggunakan grafik penilaian kehilangan darah
bergambar yang divalidasi (PBAC: pictorial
blood loss assessment chart), serta melaporkan
kepuasan penggunaan IUD menggunakan skala
Likert lima poin, dan kram menggunakan skala
ordinal enam tingkat di setiap bulannya.
3. C (Comprarisson) Mirip dengan studi kontrasepsi lainnya, wanita
melaporkan kepuasan metode IUD yang tinggi
dari waktu ke waktu. Pengguna IUD tembaga
baru mengalami penurunan perdarahan dan
kram serta terdapat peningkatan kepuasan IUD
selama enam bulan pertama penggunaan AKDR
Cu. Terdapat peningkatan kepuasan metode
secara keseluruhan di seluruh penelitian, dan
khususnya pada enam bulan setelah
pemasangan, dikaitkan dengan perdarahan pasca
pemasangan.
4. O (Outcome) Hasil dari penelitian ini singkatnya, pengguna
baru AKDR tembaga mengalami penurunan
perdarahan dan kram serta peningkatan
kepuasan AKDR selama enam bulan pertama
penggunaan AKDR. Selain itu, perdarahan
tanpa disertai kram, berhubungan negatif dengan
kepuasan IUD selama enam bulan pertama.
Gambaran Hasil pada grafik:
B. Pertumbuhan dan Tingkat Morbiditas Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Berdasarkan Status
Pemberian ASI di Wilayah Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta

No PICO ISI
1. P (Problem, Population) Problem: Masalah gizi dapat terjadi di setiap
siklus kehidupan, dimulai sejak dalam
masa kandungan (janin), bayi, anak-anak,
remaja, dewasa dan usia lanjut. Setiap
tahap kehidupan memerlukan zat gizi yang
sangat berperan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan
(Sulistyoningsih, 2010).Pertumbuhan dan
perkembangan bayi sangat ditentukan dari zat
gizi yang diperoleh yaitu zat gizi yang berasal
dari Air Susu Ibu (ASI).
Laporan tentang data morbiditas dari
Puskesmas Gilingan untuk penyakit ISPA dan
diare pada bayi usia 0-12 bulan tahun 2014,
diperoleh bayi yang pernah mengalami
penyakit ISPA (nonpneumonia) sebanyak
58,99% dan bayi yang pernah mengalami
sakit diare sebanyak 5,58%. Hal ini
menunjukkan bahwa di Puskesmas
Gilingan untuk kejadian ISPA pada bayi
masih tergolong tinggi dan masih ada juga
bayi yang pernah menderita diare.

Populasi: Seluruh bayi yang berusia 7-12 bulan


yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas
Gilingan. Jumlah sampel diperoleh masing-
masing kelompok sebanyak 29 responden.
2. I (Intervention) Mengisi form kuesioner karakteristik
responden, form inforned consent, form
kuesioner tentang status pemberian ASI,
form kuesioner tentang tingkat morbiditas dan
KMS. Pengumpulan data yaitu dengan
kuantitatif.Sumber data terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari
sampel penelitian. Data tersebut meliputi,
karakteristik responden dan subjek
penelitian (nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan); data tentang status
pemberian ASI Eksklusif dari subjek
penelitian; data tentang tingkat morbiditas bayi
yang meliputi ISPA dan diare dari subjek
penelitian.Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber lain yang sudah ada.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah
grafik pertumbuhan bayi dari KMS, data
SKDN dan data kohort bayi dari setiap
posyandu di wilayah Puskesmas Gilingan dan
gambaran umum Puskesmas Gilingan
Banjarsari Surakarta.
3. C (Comprarisson) Tidak ada Intervensi Pembanding selain
Mengisi form kuesioner karakteristik
responden, form inforned consent, form
kuesioner tentang status pemberian ASI,
form kuesioner tentang tingkat morbiditas dan
KMS
4. O (Outcome) 1. status pemberian ASI bukan faktor
risiko terhadap pertumbuhan bayi.
dengan kesimpulan, tidak ada
pengaruhantara status pemberian ASI
terhadap pertumbuhan bayi usia 7-12
bulan di Wilayah Puskesmas Gilingan
Banjarsari Surakarta.
2. status pemberian ASI memiliki
peluang sebagai faktor risiko terhadap
kejadian ISPA pada bayi. ahwa tidak
terdapat pengaruh antara status
pemberian ASI terhadap kejadian
ISPA pada bayi usia 7-12 bulan di
Wilayah Puskesmas Gilingan Banjarsari
Surakarta
3. status pemberian ASI bukan faktor
risiko terhadap kejadian diare pada
bayi. dengan kesimpulan bahwa,
tidak ada pengaruh antara status
pemberian ASI terhadap kejadian
diare pada bayi usia 7-12 bulan di
Wilayah Puskesmas Gilingan Banjarsari
Surakarta

C. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi Usia 3 – 4 Bulan Di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2012
No PICO ISI
1. P (Problem, Population) Problem:
Untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan pada bayi usia 3 – 4
bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Kedaton Kota Bandar Lampung tahun 2012.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat
badan pada bayi usia 3 – 4 bulan di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Kota Bandar
Lampung tahun 2012.

Population:
Seluruh bayi usia 3 – 4 bulan di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Kota Bandar
Lampung sebesar 348 orang. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian bayi usia 3 – 4
bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Kedaton Kota. Sampel dibagi menjadi 2
kelompok, 39 orang pada kelompok intervensi
dan 39 orang pada kelompok kontrol.Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling metode lotre.
2. I (Intervention) Sebuah penelitian tentang pijat bayi
dilakukan oleh psikologi Tiffany Field direktur
Touch Research Institute di University of Miami
School Of Medicine di Florida, menunjukkan
pemijatan sehari-hari memberikan manfaat.
Berat badan bayi prematur yang dipijat 3x15
menit selama 10 hari, terbukti dapat
meningkatkan berat badan bayi 20% - 47%
perhari dibandingkan bayi yang tidak dipijat.
Penelitian ini juga menemukan bahwa bayi yang
mendapatkan pijatan lebih aktif dibandingkan
dengan para yang tidak memperoleh, pijatan
47% mengurangi masalah tidur bayi, 44%
meningkatkan fungsi motorik termasuk
mempengaruhi perbaikan fungsi motorik bayi
dan 82% perbaikan pada otot lengan dan kaki.
Pijatan pada bayi yang peneliti lakukan
secara teratur selam 2 bulan dengan rentang
waktu 15 menit / hari dapat membantu
pertumbuhan bayi, hal ini disebabkan pijatan
pada bayi membantu proses pencernaan karena
pemijatan meningkatkan kadar enzim
penyerapan makanan dan insulin sehingga
penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi
lebih baik sehingga bayi menjadi cepat lapar.
Hal ini sesuai dengan teori Putri (2009) yang
menyatakan bayi yang dipijat mengalami
peningkatan kadar enzim penyerapan dan
insulin sehingga penyerapan terhadap sari
makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi
menjadi cepat lapar.

3. C (Comprarisson) 1. Analisa Univariat


Analisa univariat adalah analisa yang
dilakukan pada tiap variabel dalam
bentuk tabel distribusi statistik frekuensi
berat badan bayi pada kelompok kontrol
dan kelompok intervensi di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton
Bandar Lampung. Hasil penelitian
terhadap 78 responden didapat:
a. Berat badan bayi pada
kelompok control
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa rata – rata
berat badan bayi usia 3 – 4
bulan pada kelompok kontrol
sebesar 5,74, standar deviasi
sebesar 0, 715, berat badan
minimal 5 dan maksimal
b. Berat badan bayi pada
kelompok intervensi
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa rata – rata
berat badan bayi usia 3 – 4
bulan pada kelompok intervensi
sebesar 6,54, standar deviasi
sebesar 0,682, berat badan
minimal 5 dan maksimal 8.

2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat Uji T test sample
independent untuk mengetahui
pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan pada bayi laki
– laki dan wanita usia 3 – 4 bulan di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Kedaton Kota Bandar Lampung tahun
2012. Hasil analisa bivariat ditampilkan
dalam bentuk tabel sebagai berikut ini:

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui


rata – rata berat badan bayi usia 3 – 4
bulan pada kelompok kontrol sebesar
5,74 dan rata – rata berat badan bayi
usia 3 – 4 bulan pada kelompok
intervensi sebesar 6,54, hasil uji
independent sample T Test didapat p
value 0,000 < 0,05, artinya Ho ditolak,
ada pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan pada bayi usia
3 – 4 bulan di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Kedaton Kota Bandar
Lampung tahun 2012.
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 4.3 diatas dapat diketahui rata –
rata berat badan bayi usia 3 – 4 bulan
pada kelompok kontrol sebesar 5,74 dan
rata – rata berat badan bayi usia 3 – 4
bulan pada kelompok intervensi sebesar
6,54, hasil uji independent sample T
Test didapat p value 0,000 < 0,05,
artinya Ho ditolak, ada pengaruh pijat
bayi terhadap peningkatan berat badan
pada bayi usia 3 – 4 bulan di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Kota
Bandar Lampung tahun 2012.
Hasil ini sejalan dengan penelitian
tentang pijat bayi dilakukan oleh
psikologi Tiffany Field, 2006 direktur
Touch Research Institute di University
of Miami School Of Medicine di
Florida, menunjukkan bahwa pemijatan
seharihari memberikan manfaat. Berat
badan bayi prematur yang dipijat 3x15
menit selama 10 hari, terbukti dapat
meningkatkan berat badan bayi 20% -
47% perhari dibandingkan bayi yang
tidak dipijat. Penelitian ini juga
menemukan bahwa bayi yang
mendapatkan pijatan lebih aktif
dibandingkan dengan para yang tidak
memperoleh, pijatan 47% mengurangi
masalah tidur bayi, 44% meningkatkan
fungsi motorik termasuk mempengaruhi
perbaikan fungsi motorik bayi dan 82%
perbaikan pada otot lengan dan kaki.

4. O (Outcome) Berdasarkan teori diatas menurut peneliti ada


ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan
berat badan pada bayi usia 3 – 4 bulan di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton
Kota Bandar Lampung tahun 2012 disebabkan
karena pijatan pada bayi membuat bayi lebih
sehat karena imunitas meningkat, hal ini
disebabkan karena bayi yang mendapatkan
pijatan secara teratur akan lebih rileks dan
tenang karena sirkulasi darah dan oksigen yang
lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh
bayi lebih baik. Meningkatnya imunitas bayi
pada bayi yang dipijat menyebabkan bayi tidak
mudah mengalami penyakit infeksi yang
merupakan salah satu penyebab langsung kedua
terjadinya status gizi kurang selain kurangnya
asupan makanan. Hal ini sesuai dengan teori
Putri (2009) yang menyatakan pijat bayi
bermanfaat meningkatkan aktifitas
neurotransmitter serotonin ini akan
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang
mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini
menyebabkan terjadinya penurun kadar
hormogen adrenalin (Hormon stres), dan
selanjutnya akan meningkatkan daya tahan
tubuh.

D. Pengaruh Hypnobreasfeeding Terhadap Produksi Volume Asi Ibu Nifas Tahun 2020

No PICO ISI
1. P (Patient, Population) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek hipnobreas pada volume
produksi postpartum ASI di Rumah Sakit
Pekerja Imelda Indonesia.

Populasi adalah ibu nifas baik yang melahirkan


normal maupun Sectio Caesarea (SC). Penelitian
dilakukan di Rumah Sakit Imelda Pekerja
Indonesia Medan dilanjut dengan observasi via
Wadengan responden.
Jenis penelitian ini merupakanquasi eksperimen
menggunakan desain kohort. Sampel dibagi
dalam dua kelompok, yaitu kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Pada awal penelitian
pada kedua kelompok penelitian dilakukan
observasi pengeluaran ASI tahap berikutnya:
selama empat hari kelompok intervensi
diberikan tehnik sugesty hypnobreasfeeding.
Pada kelompok kontrol tidak diberikan sugesty
hypnobreasfeeding. Pada tahap akhir dilakukan
kembali pengukuran pengeluaran ASI, jumlah
ASI menggunakan botol ASI. Uji statistik
menggunakan uji mean whytney dengan statistik
kemaknaan p value 0,05.
2. I (Intervention) Menurut penelitian tentang Hypnobreasfeeding
menyatakan bahwa Hypnobrastfeeding mampu
meningkatkan produksi ASI karena memberikan
efek rileks, ketenangan fisik, pikiran, dan
kenyamanan pada masa menyusui yang dapat
memberikan positif feedback mechanism berupa
respon peningkatan pelepasan oksitosin dan
prolaktin oleh pituitari. Hormon prolaktin
berperan dalam merangsang zat gizi untuk
sintesis air susu dalam sel-sel sekretorius
alveoli. Oksitosin menyebabkan kontraksi
mioepitel di sekeliling alveolus dan
mengeluarkan air susu (milk ejection) (Pratiwi
et al., 2018).

Data kementrian kesehatan mencatat angka


inisiasi menyusui dini (IMD) di Indonesia
meningkat dari 51,8% pada 2016 menjadi 57,8%
pada tahun 2017. Kendati meningkat angka itu
disebut masih jauh dari target sebesar 90%.
Kenaikan yang sama juga terjadi pada angka
pemberian ASI eksklusif dari 29,5% pada 2016
menjadi 35,7% pada 2017. Angka ini juga
terbilang sangat kecil jika mengingat pentingnya
peran ASI bagi kehidupan bayi.

Hasil dari Survey Data dan Kesehatan Indonesia


(SDKI) pada tahun 2017 menunjukkan praktik
pemberian ASI bayi berumur dibawah 6 bulan
adalah 52%. Persentase ASI eksklusif menurun
seiring dengan bertambahnya umur bayi, dari
67% pada umur 0sampai1 bulan, menjadi 55%
pada umur 2 sampai 3 bulan, 38% pada umur 4
sampai 5 bulan (SDKI, 2017). Cakupan bayi
yang mendapatkan ASI secara nasional sebesar
61,33%. Angka tersebut sudah melampaui target
Rencana Strategi (Renstra) pada beberapa
provinsi tahun 2017 yaitu 44%. Provinsi
Sulawesi utara berada diurutan ke-2 terendah
dari 34 provinsi yang ada di Indonesia dengan
cakupan yang mendapat ASI eksklusif yaitu
38,69% (Kemenkes, 2018).
3. C (Comprarisson) Distribusi Karakteristik Responden

Hasil penelitian frekuensi responden ditemukan


mayoritas umur 20-35 tahun, primipara dengan
riwayat pendidikan SMA sederajat.

Distribusi Pengaruh Hynobreasfeeding


Terhadap Peningkatan Volume Asi

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 10


kelompok intervensi sebesar 80% mengalami
peningkatan produksi ASI dengan kategori ASI
Cukup. Responden kelompok kontrol tanpa
mendapat tehnik hypnobreasfeeding hanya 50%
dengan kategori ASI cukup sementara 50% lagi
sudah memberikan susu formula kepada
bayinya.
4. O (Outcome) Ada pengaruh hypnobreasfeeding terhadap
peningkatan volume ASI. Berdasarkan hasil
analisa data didapatkan pada kelompok
intervensi 90% responden mengalami
peningkatan volume ASI dengan kategori ASI
cukup. Pada kelompok control hanya 50%
dengan kategori ASI cukup sementara 50% lagi
sudah memberikan susu formula kepada
bayinya. Terdapat peningkatan jumlah volume
ASI sesudah melakukan hynobreastfeeding.

E. Multi-micronutrient supplementation during pregnancy for prevention pf maternal


anaemia and adverse birth outcomes in a high-altitude area: a prospective cohort study
in rural Tibet of China (Yijun Kang, et al. 2017)

No PICO ISI
1. P (Problem, Population/Sampel) Problem
Anemia selama kehamilan merupakan masalah
kesehatan yang cukup besar di seluruh dunia
dan Fe de fi kekurangan adalah penyebab paling
umum dari anemia.
Penelitian berbasis rumah sakit kami
sebelumnya di Lhasa menunjukkan bahwa
wanita hamil di Tibet memiliki tingkat Hb yang
lebih rendah daripada wanita non-Tibet selama
masa kehamilan, dengan rata-rata 126 tahun · 6
g / l untuk orang Tibet dan 134 · 6 g / l untuk
non-Tibet ( 6). 5).
Tibet terletak di dataran tinggi Qinghai-Tibet, di
mana lebih dari 45% wilayahnya berada di atas
ketinggian 4000m ( 16). Signi hipoksia pada
ketinggian tinggi fi terus meningkatkan Hb
( 17). Namun, hubungan antara dataran tinggi
dan Hb kurang jelas pada mereka yang
beradaptasi dengan dataran tinggi, seperti orang
Tibet ( 7,18,19). Dengan demikian, status
anemia dan efek sampingnya selama kehamilan
di kalangan warga Tibet memerlukan
penyelidikan lebih lanjut. Survei lintas bagian
sebelumnya menunjukkan bahwa status gizi
wanita dan anak-anak di Tibet lebih buruk
daripada di wilayah lain di China ( 6 - 8,20,21).
Angka BBLR adalah 10 · 5% di pedesaan Tibet,
lebih tinggi daripada di daerah lain di Cina (4 ·
6%) ( 22,23). Namun, ada kekurangan penelitian
lanjutan tentang anemia dan BBLR di antara
wanita hamil Tibet
Populasi/Sampel
Sebuah studi kohort prospektif dilakukan di dua
kabupaten pedesaan (Dazi dan Qushui), di
Lhasa, yang terletak di tengah-tengah Tibet.
Ketinggian rata-rata kedua kabupaten tersebut
adalah 3706m di atas permukaan laut. Daerah
Lhasa adalah salah satu habitat utama orang
Tibet. Studi ini disetujui oleh Komite Etik dalam
Penelitian Medis, Xi ' Universitas Jiaotong (no
20070712), dan terdaftar di Chinese Clinical
Trial Registry (No. Registrasi: ChiCTR-PNRC-
09000597).
Sampel penelitian terdiri dari wanita hamil di
dua kabupaten yang memenuhi kriteria
pemilihan penelitian (Gbr. 1). Para wanita
memiliki ≤ Usia kehamilan 24 minggu diundang
untuk berpartisipasi dalam penelitian dan harus
memberikan persetujuan tertulis. Para wanita
dikeluarkan dari penelitian jika mereka sudah
mengonsumsi Fe, asam folat (FA) atau
suplemen mikronutrien lainnya selama lebih
dari dua minggu, atau memiliki penyakit serius
lainnya. Wanita hamil yang memenuhi syarat
dari Dazi mengambil MMN, sedangkan mereka
dari Qushui mengambil FA. Pengacakan tidak
diterapkan karena alasan sensitivitas budaya dan
agama dalam populasi penelitian.
2. I (Intervention) Pada penelitian ini, para wanita dikeluarkan dari
penelitian jika mereka sudah mengonsumsi Fe,
asam folat (FA) atau suplemen mikronutrien
lainnya selama lebih dari dua minggu, atau
memiliki penyakit serius lainnya. Wanita hamil
yang memenuhi syarat dari Dazi mengambil
MMN, sedangkan mereka dari Qushui
mengambil FA. Pengacakan tidak diterapkan
karena alasan sensitivitas budaya dan agama
dalam populasi penelitian. FA adalah
suplementasi pranatal standar yang
direkomendasikan oleh Komisi Kesehatan dan
Keluarga Berencana Nasional China, jadi FA
digunakan sebagai kontrol ( 27). Semua peserta
diminta untuk mengambil suplemen dari
pendaftaran hingga persalinan. Pertimbangan
ukuran sampel didasarkan pada survei di daerah
pedesaan Lhasa. Prevalensi anemia ibu hamil
trimester ketiga di pedesaan Lhasa adalah 75 ·
9% (disesuaikan dengan ketinggian) ( 6).
Mengonsumsi suplemen MMN selama
kehamilan diasumsikan menurunkan prevalensi
anemia sebesar 11% dibandingkan dengan FA
( 28). Menggunakan α = 0 · 05 dan power =
80%, dibutuhkan 920 subjek. Sebanyak 1.100
wanita hamil diminta setelah terhitung sekitar
15% putus sekolah / mangkir.
3. C (Comprarisson) Analisis Statistik
Tingkat kepatuhan ditentukan dengan membagi
jumlah suplemen aktual yang dikonsumsi
dengan jumlah suplemen yang diharapkan untuk
dikonsumsi. Dalam analisis, kami hanya
memasukkan kehamilan tunggal untuk
menghindari kemungkinan efek kontaminasi
pada anemia dan hasil kelahiran karena
kehamilan ganda lebih rentan terhadap hasil
tersebut. Untuk mengatasi kemungkinan
ketidakseimbangan pada peserta ' karakteristik
antara dua kelompok perlakuan karena desain
penelitian yang tidak acak, pendekatan skor
kecenderungan digunakan. Kami menghitung
skor kecenderungan (probabilitas prediksi
wanita berada di daerah Dazi) untuk setiap
wanita menggunakan model regresi logistik
berdasarkan empat belas prespeci. fi
karakteristik dasar (kecuali tingkat Hb yang
disesuaikan dengan ketinggian) seperti yang
tercantum dalam Tabel 2 dan menggunakan skor
ini sebagai variabel kontrol dalam analisis yang
disesuaikan kovariat dari variabel hasil ( 32).
Hasil utama dianalisis menggunakan model
persamaan estimasi umum (GEE) dengan
perlakuan, waktu pengukuran, interaksi antara
perlakuan dan waktu sebagai fi efek tetap, dan
skor kecenderungan dan tingkat Hb (disesuaikan
dengan ketinggian) pada awal sebagai kovariat.
ATAU, OR disesuaikan dan 95% CI-nya untuk
mengalami anemia selama perawatan prenatal
antara dua kelompok pengobatan diturunkan
dari model GEE.
Variabel hasil lainnya dianalisis serupa dengan
menggunakan model GEE. Untuk analisis model
GEE dari hasil berkelanjutan seperti tingkat Hb,
minggu kehamilan saat lahir dan berat lahir,
distribusi normal dan fungsi tautan identitas
digunakan. Untuk analisis GEE dari hasil biner
seperti anemia, persalinan prematur, BBLR dan
hasil kematian, distribusi binomial dan fungsi
hubungan logit digunakan. Struktur kovarian
yang dapat ditukar digunakan untuk semua
model GEE. Selain itu, dua sampel t tes atau
Wilcoxon ' Uji peringkat digunakan untuk
menilai perbedaan statistik dalam variabel
kontinu antara dua kelompok suplementasi. P <
0 · 05 dianggap signifikan secara statistik fi
tidak bisa. Semua analisis dilakukan dengan
menggunakan SAS versi 9.3 (SAS Institute).
4. O (Outcome) Suplementasi meningkatkan kadar Hb dan
mengurangi anemia signi fi terus menerus
selama trimester ketiga dibandingkan dengan
suplementasi FA. Selain itu, MMN cenderung
meningkatkan durasi kehamilan dan
menurunkan risiko BBLR dan kelahiran
prematur. Studi ini memberikan beberapa bukti
penting yang menunjukkan bahwa suplementasi
MMN harus diperlukan dalam merumuskan
kebijakan nutrisi tentang suplementasi gizi bagi
ibu hamil di daerah dataran tinggi.
Dalam penelitian ini, MMN atau FA diberikan
kepada dua kelompok wanita hamil Tibet. Hb
dari kelompok MMN meningkat selama
trimester ketiga sebesar 5 · 18 g / l pada usia
kehamilan 32 minggu, signi fi jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan grup FA. Oleh karena itu,
suplementasi dengan MMN menurunkan risiko
anemia pada ibu sebesar 37% setelah
mengontrol potensi perancu dibandingkan
dengan FA. Hasil ini semakin meyakinkan fi
rmengurangi kemungkinan bahwa suplementasi
dengan mikronutrien yang mengandung Fe
selama kehamilan memperbaiki anemia ibu,
yang akan menguntungkan fi t baik ibu maupun
anak ( 26). Namun, suplementasi dengan
mikronutrien yang mengandung Fe untuk wanita
hamil Tibet mungkin lebih diperlukan karena
ibu-ibu pedesaan Tibet memiliki pola makan
yang cukup monoton dengan makanan
tradisional Tibet ( 20)
Studi ini menunjukkan kemungkinan bahwa
suplementasi MMN selama kehamilan pada
wanita Tibet dapat meningkatkan hasil kelahiran
tertentu. Dibandingkan dengan FA, kelompok
suplemen MMN memiliki (meskipun secara
statistik tidak signifikan fi cant) peningkatan
berat badan lahir dan signifikansi fi secara
signifikan menurunkan kejadian BBLR sebesar
42%. Hasil ini menyiratkan bahwa suplementasi
MMN mungkin berdampak positif pada bayi
Tibet dengan BBLR. Kami juga menemukan
bahwa suplemen MMN dapat memperpanjang
usia kehamilan sebesar 0 · 56 minggu dan
penurunan kelahiran prematur sebesar 69%
dibandingkan dengan FA. Namun, sebuah signi
fi Perbedaan tidak ditemukan pada prevalensi
bayi dengan SGA antara MMN dan FA (35 · 2
v. 30 · 1%. SGA adalah de fi ned sebagai berat
lahir kurang dari 10 persentil dari usia
kehamilan-jenis kelamin spesifik fi c Rujukan
AS untuk pertumbuhan janin ( 45)). Jadi, ada
kemungkinan MMN menurunkan BBLR melalui
perpanjangan masa gestasi dan dengan demikian
menurunkan kelahiran prematur.

DAFTAR PUSTAKA

Sanders, J, N., et al.(2018). Bleeding, cramping, and satisfaction among copper IUD users. Research
article Plos One Journal. Diakses dari: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0199724 Pada
tanggal 11 Desember 2020

Nurhayati, I. (2015). Pertumbuhan dan Tingkat Morbiditas Pada Bayi Usia 7-12 bulan Berdasarkan
Status Pemberian ASI di Wilayah Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Diakses di:
http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/5492 Pada Tanggal 11 Desember 2020.
Triswanti Nia. 2013. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Bayi Usia 3 – 4
Bulan Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kedaton Bandar Lampung Tahun 2012. Jurnal
Dunia Kesmas Volume 2. Nomor 1. Januari 2013. (Di akses dari
file:///C:/Users/USER/Downloads/354-664-1-SM.pdf Pada tanggal 11 Desember 2020)

Sebayang BR.W. Carolina dan Simanjuntak T.C.(2020).”Pengaruh Hypnobreasfeeding Terhadap


Produksi Volume Asi Ibu Nifas”.Journal homepageVol.6(2).
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEBIDANAN ( diakses pada tanggal 11
desember 2020 )

Yijun Kang, et al. 2017. Multi-micronutrient supplementation during pregnancy for prevention pf
maternal anaemia and adverse birth outcomes in a high-altitude area: a prospective cohort
study in rural Tibet of China. British Journal of Nutrition.
file:///C:/Users/swc/Downloads/multi-micronutrient-supplementation-during-pregnancy-for-
prevention-of-maternal-anaemia-and-adverse-birth-outcomes-in-a-high-altitude-area-a-
prospective-cohort-study-in-rural-tibet-of-china.en.id.pdf ( diakses pada tanggal 11 desember
2020 )

Anda mungkin juga menyukai