Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

 Latensi Kehamilan preterm Ketuban Pecah Dini:


Antibiotik Oral Versus Intravena

Salmiyanti, S.Ked
2006112042

PRESEPTOR :
DR. JERI INDRAWAN, SP.OG

BAGIAN/KSM ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA
2021
Desain study
Latar Belakang

hancurnya farmasi di Puerto Rico oleh Badai studi kontrol historis retrospektif
Maria pada September 2017 kekurangan yang membandingkan wanita
jumlah cairan intravena steril untuk infus  dengan ketuban pecah dini
penurunan kemampuan penggunaan prematur yang dimulai dengan
azitromisin intravena dan ampisilin secara rejimen azitromisin dan
efisien untuk digunakan dalam pengobatan amoksisilin oral saja selama 7 hari
pasien ketuban pecah dini (KPD). (rejimen yang dimodifikasi) selama
periode 12 bulan mulai Desember
2017 (selama waktu itu terjadi
kekurangan cairan intra vena)
Tujuan
untuk wanita dengan ketuban
pecah dini prematur yang dimulai
pada rejimen 2 hari ampisilin dan
menilai latensi kehamilan setelah ketuban azitromisin intravena diikuti oleh 5
pecah dini sebelum waktunya setelah hari amoksisilin oral dan
pengobatan dengan antibiotik oral saja vs azitromisin (regimen standar) dari
antibiotik intravena diikuti oleh antibiotik Desember 2016 hingga Desember
oral. 2018.
Hasil
Kesimpulan

37 wanita yang menerima rejimen yang


dimodifikasi dan 79 wanita yang Meskipun jumlah sampel
menerima rejimen standar memiliki terbatas, namun
karakteristik dasar yang serupa. penggunaan regimen
Secara statistik tidak menunjukkan hasil antibiotik oral saja patut
berbeda yang signifikan diteliti lebih lanjut.

Kata kunci: intravena, ketuban pecah dini, pecah


Pendahuluan

Ketuban pecah dini (KPD) rejimen yang digunakan terdiri


mempersulit 3% kehamilan dari ampisilin dan eritromisin
di Amerika Serikat dan intravena (IV) 48 jam, diikuti
menyumbang sekitar dengan amoksisilin oral selama
sepertiga dari persalinan 5 hari dan eritromisin.
prematur.

Kekurangan cairan infus sulit


pemberian AB iv  dialihkan pada
regimen oral azitromisin dan amoksisilin
untuk 7 hari.
Bahan dan metode

kontrol historis retrospektif studi,


membandingkan pemberian
antibiotik pada wanita dengan
KPD :7 hari rejimen antibiotik oral
saja (rejimen yang dimodifikasi)
untuk periode 12 bulan mulai
tahun Desember 2017 dengan
pemberian antibiotik IV 2 hari
diikuti dengan 5 hari antibiotik oral
(standar rejimen) dari Desember
2016 hingga Desember 2018.
Wanita dengan kpd pada usia
inklusi kehamilan 23 hingga 34 minggu

Usia 18-45 tahun

pelebaran serviks sebesar 3 cm


atau kurang

memiliki kontraindikasi untuk manajemen


kehamilan, atau diketahui adanya kelainan janin
atau jika mereka telah menerima terapi
eksklusi
antibiotik dalam 5 hari sebelum KPD atau
kortikosteroid apa pun dalam 7 hari sebelum
KPD

Sebanyak 116 kehamilan memenuhi kriteria inklusi. Dari 116 wanita hamil, 79
menerima rejimen standar dan 37 menerima rejimen yang dimodifikasi.
Secara statistik tidak ada perbedaan yg
Hasil signifikan baik terhadap ibu maupun
neonatus

• Fase laten
• Usia rata2: 31 tahun
- standar 8,5 hari
• 60 kulit putih
- Modif  8,9 hari
• 50% asuransi
• Tidak ada perbedaan relatif risk (RR)
• 65% obesitas
• Interval kepercayaan 95%
• KPD 31 minggu
• 23,3 % usia gestasi 34 minggu
• Kolonisasi streptokokus tidak
• Inisiasi AB : 30,5 vs 30,2 minggu
berbeda
• Persalinan 32 minggu

Hasil penelitian ini menyarankan bahwa adopsi antibiotik oral


saja untuk latensi kehamilan dengan KPD mungkin merupakan
alternatif yang masuk akal dibanding standar kombinasi
antibiotik IV dan rejimen antibiotik oral.
kesimpulan
Hasil ini mungkin penting bagi dokter atau sistem rumah sakit
ketika menanggapi masalah medis atau kekurangan obat di
masa depan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai