Anda di halaman 1dari 2

LO KHENG HONG DAN ANAK AYAM https://www.lukassetiaatmaja.com/2019/05/salah-satu-hal-yang-saya-s...

LO KHENG HONG DAN ANAK AYAM

Share

LO KHENG HONG DAN ANAK AYAM

Minggu lalu kita sudah belajar dari LKH bagaimana memanfaatkan krisis finansial sebagai
batu loncatan untuk kaya. Ternyata krisis memiliki dua sisi: ancaman dan kesempatan. Bagi
LKH krisis finansial 1998 membuka peluang untuk membeli saham PT. United Tractor, Tbk
(UNTR) dengan harga super murah.

Namun salah jika kita berpikir bahwa saham super murah hanya bisa ditemukan saat krisis
finansial. Setidaknya LKH membuktikan bahwa setelah mendapat cuan (profit) luar biasa dari
saham UNTR, ia bisa menemukan saham sejenis pada kondisi bukan krisis finansial. Salah
satunya adalah saham PT Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk (MBAI).

MBAI adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang usaha pembibitan ayam,
dengan hasil produk utamanya DOC (Day Old Chicks) alias anak ayam yang baru menetas.
Mayoritas saham MBAI (sekitar 73 persen) dimiliki oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk
(JPFA), perusahaan yang berbisnis pakan ternak hingga daging ayam.

LKH tertarik membeli saham MBAI karena merasa harganya sudah sangat murah.
Indikatornya adalah Price Earnings Ratio-nya kurang dari 1 kali. Mengapa saham MBAI bisa
salah harga? Menurut LKH saat itu terjadi wabah flu burung, yang menyerang ayam.
Masyarakat menghindari mengonsumsi ayam. Akibatnya penjualan MBAI turun dan investor
menghindari saham ini karena khawatir prospeknya. Akibat dorongan jual yang massif, harga
MBAI terkapar. Mengapa LKH berani masuk pada saat mayoritas investor lari tunggang
langgang? LKH memberikan mantra-nya sembari tersenyum, “Invest in bad times, sell in good
times, and you will get rich.”

LKH membeli saham MBAI pada tahun 2005 seharga Rp 250 per saham. Tidak tanggung-
tanggung, ia mengoleksi hingga 6,2 juta saham dengan total nilai investasi Rp1,55 milyar.
Alhasil, LKH memiliki 8,28 persen saham MBAI dan menjadi pemegang saham terbesar ketiga.
Ia menjualnya 6 tahun kemudian pada harga Rp 31.500, menikmati keuntungan 12.500
persen! Atau rata-rata hampir 125 persen setahun dalam jangka waktu 6 tahun. Total
keuntungan dari memegang saham MBAI selama 6 tahun adalah Rp194 milyar.

Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan MBAI? Prosesnya mirip ketika LKH menemukan

1 dari 2 29/05/2020 12.30


LO KHENG HONG DAN ANAK AYAM https://www.lukassetiaatmaja.com/2019/05/salah-satu-hal-yang-saya-s...

saham UNTR. Diawali dengan indikator PER yang sangat rendah, ia mulai menganalisis
fundamental saham tersebut. Ia menemukan bahwa pada tahun 2005, MBAI memperoleh
penjualan Rp655 milyar, laba usaha Rp78,3 milyar dan laba bersih Rp58,5 milyar. Total aset
MBAI pada akhir 2005 adalah 627 milyar, sedangkan total utangnya adalah 615 milyar. Maka
modal ekuitas MBAI saat itu tinggal Rp12 milyar. Pada harga Rp250 per saham, nilai pasar
ekuitas bisa dihitung dengan mengalikan Rp250 dengan jumlah saham beredar (75 juta),
hasilnya adalah Rp18,75 milyar. Artinya, harga pasar saham ini hanya sedikit di atas nilai
bukunya (nilai historis). Mengapa LKH menemukan kesempatan emas ini dan investor lain
tidak? “kemungkinan lebih dari 90% investor saham tidak tahu apa yang mereka beli. Mereka
seperti membeli kucing dalam karung,” ujar LKH.

LKH membayangkan, sebuah perusahaan yang masih bisa menghasilkan laba bersih Rp58,5
milyar bagi pemegang saham hanya dihargai Rp 18,75 milyar di pasar! Maka LKH mulai
mengoleksi saham MBAI. Ia membeli saham ini secara bertahap supaya tidak menimbulkan
gejolak harga di pasar saham.

Perhitungan LKH ternyata tepat. Setelah kehebohan flu burung berlalu, kinerja MBAI makin
moncer (Lihat Tabel). Penjualannya, misalnya, berlipat ganda selama periode 2006 – 2010
alias tumbuh 19% per tahun. Sedangkan laba bersih per saham juga berlipat ganda, dari
Rp1.414 di tahun 2006 menjadi Rp3.416 di tahun 2010 alias tumbuh 25% per tahun. Tak heran
jika harga saham MBAI meroket.

Lantas, mengapa LKH menjual saham MBAI di tahun 2011? “Harganya sudah naik terlalu
tinggi sehingga melampaui nilai intrinsiknya,” LKH menjelaskan. “Selain itu ada faktor MBAI
dimerger dengan Japfa Comfeed”. LKH kurang menyukai aksi merger ini karena saham MBAi
akan ditukar dengan saham Japfa Comfeed, dan menurutnya saham Japfa Comfeed sudah
kemahalan.

Jika Krisis finansial 1998 telah LKH kaya melalui saham PT. United Tractor, Tbk (UNTR),
maka kasus flu burung telah membuat LKH menjadi kaya raya. Menurut LKH, jika
dibandingkan dengan berinvestasi pada saham UNTR, investasi pada saham MBAI
mengandung risiko (ketidakpastian) yang lebih besar. Mengapa? UNTR adalah perusahaan
yang jauh lebih besar dan memiliki reputasi tata kelola yang lebih bagus daripada MBAI.
Namun risiko besar tidak bisa menghambat “pendekar saham” LKH untuk menaklukkan
saham MBAI.

RINGKASAN LAPORAN LABA RUGI MBAI 2006 - 2010

2006 2007 2008 2009 2010 CAGR


Penjualan Bersih 786 962 1355 1483 1568 19%
Laba Usaha 89 93 147 247 339 40%
Laba Bersih 106 89 32 197 256 25%
Laba Bersih/Saham 1414 1195 424 2623 3416 25%

2 dari 2 29/05/2020 12.30

Anda mungkin juga menyukai