RaIna
Abstrak
Lippo Group that has conveyed their business lines ofPT Lippo e-Net from
insurance to technology of information was not rlln sl11oothy. It's reasoned
by the management allitudes of PT. Lippo e-Net that giving inconsistent
toward public expose moment. Jakarta Stock Exchange authority then doing
investigation and resulted conclusion that the company management did
inconsistent exposes to public. The impact of those conduct has ensued
uncertainty to public by vague informations. The author scrutini~es that
under Indonesian Stock Exchange Law the company has done corporation
crime. The company has performed misleading, or imprecise informations
that had been preferenced as window dressing to invite their investors
1. Pendahuluan
I Lin Chi Wei sebagaimana dikutip dari Teguh S.Pambudi, Ganli Baju, Ganti
Usaha. 10111 Berlin/ling >, Swa 071XV1/5. 5-19 April 2000, hal. 86.
Standarisasi Proses Pendaftaran Jaminan Fidusia. Faizal 406
2 Praktek Himi:;; Lagi ;\!GlllIver Mel/gagetkal/ dari Lippo. Majalah S\va 04/XVI, 24
Februari-8 Maret 2000. hal. 48.
, Ibid.
-J07 Jurl1al J-1ukuIJI dUll Pemhal1gunan Tahun Ke-36 No. -J OklOher- Desemher 2()()6
4 Ibid.
Standarisasi Proses Pendaftaran Jaminan Fidusia, Faizal 408
Dengan kata lain, Emiten adalah Pihak yang menawarkan atau menjual
efek kepada masyarakat melalui Pasar Moda!.'
Sedangkan Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya
telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang
saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.
3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah. 8
Perbedaan penekanan terhadap kedua definisi diatas yaitu definisi
Emiten lebih menekankan pad a aspek kegiatan sedangkan definisi
Perusahaan Publik menekankan se lama suatu perusahaan memenuhi
kriteria tersebut (kepemilikan dan permodalan) maka se lama itu pula
perusahaan terse but wajib memenuhi ketentuan-ketentuan di bidang
Pasar Modal yang mengatur Perusahaan Publik, khususnya yang
9
berkaitan dengan Prinsip Keterbukaan PT. Abdi Bangsa Tbk. dan PT.
Bank Muamalat Tbk. adalah contoh Perusahaan-perusahaan Publik
namun tidak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek. Emisi Efek dapa!
diartikan sebagai suatu aktivitas dikeluarkannya atau diterbitkannya
suatu jenis Efek tertentu untuk pertama kalinya dan melakukan pen-
distribusian Efek itu kepada masyarakat melalui penawaran umum
dengan maksud menghimpun moda!' JO
Penawaran Umum (public offering), yaitu kegiatan penawaran
Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang
.. dan peraturan pe Ia k sanaannya. "
1111
Penawaran Umum dalam prakteknya dilaksanakan melalui Pasar
Perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas
selama beberapa hari saja. Dengan berakhirnya pasar perdana, untuk
selanjutnya pemodal dapat mempeljualbelikan kembali efeknya pad a
pasar sekunder (Bursa Efek).
B. Tindakan Bapepam
Berdasarkan hal-hal terse but diatas, Bapepam telah menetapkan
sanksi administratif dan mewajibkan peseroan untuk melakukan hal -
hal sebagai berikut:
I. Memberi peringatan kepada PT. Lippo e-Net untuk:
a) berhati-hati dikemudian hari dalam menyebarluaskan
informasi dalam bentuk dan cara apapun , termasuk
dengan cara penerbitan perss release;
b) memperhatikan waktu yang tepat dalam
menyebarluaskan informasi terse but dikaitkan dengan
persiapan internal dan kond isi actual perseroan;
c) menghindari penggunaan kata-kata atau kalimat yang
dapat men imbulkan interpretasi berbeda dalam publikasi
yang diterb itkan perseroan;
2. mengenakan sansi administratif berupa denda sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
3. mewaj ibkan untuk menanggung biaya perdagangan saharn
tanpa warkat;
4. mewajibkan untuk mengumumkan pad a 2 (dua) s urat kabar
harian mengenai perkembangan terakhir kegiatan usaha
perseroan se lambat-Iambatnya 2 (dua) minggu setelah surat
ini ditetapkan.
Bapepam juga menetapkan sanksi administratif dan mewaj ibkan
Direksi dan Komisaris perseroan untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
I. memperingatkan Direksi dan Komisaris perseroan untuk lebih
cermat, te\iti dan berhati-hati dalam memberikan komentar
dan pernyataan, khususnya yang akan dimuat dalam press
release atau med ia komunikasi publik lainnya.
2. Membayar denda sebesar Rp 5.000.000.000,- (Lima mi lyar
rupiah) atas ketidak hati-hatiannya dalam memenuhi
ketentuan peraturan Perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
Selain itu kepada salah satu aft l iasi dari Lippo e-Net yaitu PT.
Lippo Secur ities Tbk. yang aktif mentransaksikan saham Lippo e-Net
.J 17 JlIrnal HlIkllll1 dan Pembangllnan Tahlln Ke-36 No, .J OklOber- Desember 2006
III. Pcnutup
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat memberikan
simpulan dari dua permasalahan yang dikaji sebagai analisis Kasus
PT. Lippo E-Net Tbk. sebagai berikut:
I. Mengenai pelaksanaan Prinsip Keterbukaan Informasi bagi
Perusahaan Terbuka (Tbk.) di Pasar Modal. Prinsip
Keterbukaan sesuai Pasal I angka 25 Undang-Undang Pasar
Modal, adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik dan pihak lain yang tunduk pada Undang-
Undang ini untuk mneginformasikan kepada masyarakat
dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai
usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap
keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga
efek tersebut. Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Pasar Modal,
menyebutkan, Informasi Material adalah informasi atau fakta
penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta
yang, dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan
atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta material tersebut.
2. Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan dalam kasus PT. Lippo e-
Net, yang berhubungan dengan penegakan hukum dan
tindakan yang dilakukan BAPEPAM. Memberikan informasi
yang tidak benar atau tidak akurat atau menyesatkan, yang
semata-mata ditujukan sebagai window dressing untuk
menarik investor, dalam kasus ini tindakan PT. Lippo e-Net
Tbk. tergolong sebagai kejahatan korporasi. Hal itu
melanggar ketentuan Undang-Undang Pasar Modal Pasal 93,
bahwa setiap pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat
pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material
Standarisasi Proses Pendafiaran Jaminan Fidusia, Faizal 418
B. Saran
I. Keterbukaan atau transparansi merupakan salah satu prmslp
Good Corporate Governance. bukan hanya untuk
kepentingan pemegang saham saja, tetapi juga untuk semua
pihak yang berkepentingan. Good Corporate Governance
yang efektif akan menciptakan sistem yang dapat menjaga
keseimbangan dalam pengendalian perusahaan sedemikian
rupa seh ingga mampu mengurangi peluang-peluang
terjadinya korupsi dan kesalahan mengelo la, menciptakan
insentif bagi manajer untuk mengoptimalkan produktivitas
penggunaan asset sehingga menciptakan nilai perusahaan
yang maksimum .
2. Bapepam harus menjadi badan yang independen dan
berwibawa atas kewenangan yang dimilikinya. Independensi
penting karena Bapepam ada lah sua!u badan dengan
kewenangan yang bersifat kuasi legis latif, kuasi yudikat if dan
kuasi administratif demi kemajuan Pasar Modal Indonesia di
masa depan.
-1/9 Jurna/ Hukllnl dan Pel11bangul1an Tahun Ke-36 No.4 Oktober- Desember 2006
Daftar Pustaka