Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Di Masa Pandemi Covid-19
Peran Apoteker Dalam Pelayanan Kefarmasian Di Masa Pandemi Covid-19
PELAYANAN KEFARMASIAN
DI MASA PANDEMI COVID-19
Adanya Apoteker/
Apoteker Jam Buka Apotek
Pendamping
Pengantaran Obat
ke Rumah Pasien
Adanya Apoteker/Penanggung Jawab
Jam Buka
Untuk menghindari terlalu banyak orang di dalam apotek, pasien / pelanggan harus menunggu di luar
apotek. Pasien / sesama customer harus menjaga jarak 1 hingga 2 meter.
Suplai Obat-Obatan
Jika memungkinkan, pengiriman obat-obatan ke apotek harus dilakukan tanpa kurir
masuk ke apotek (atau setidaknya area non-publik apotek). bungkus yang digunakan
oleh distributor harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum dibawa ke dalam fasilitas
farmasi.
8
JIKA PASIEN DENGAN SYMPTOMS (BATUK, PANAS DAN SESAK); TIDAK DIKETAHUI
APAKAH PERNAH KONTAK DENGAN PASIEN YANG SUSPECT (PDP DAN ODP);
TIDAK MEMILIKI RIWAYAT PERJALANAN DARI DAERAH YANG WABAH.
Offer reassurance ( diberikan perasaan tenang dan aman) Informasikan resiko covid-19
Jangan melakukan kontak fisik dengan pasien, termasuk Jika memungkinkan, isolasi pasien diruangan terpisah
dengan alasan pemeriksaan
Untuk individu dengan rsiko tinggi ( factor usia dan
Mengambil tindakan proteksi diri ( pemakaian respirator, komorbid), sarankan untuk menghubungi nomor
sarung tangan dan pelindung mata dengan benar) emergency atau hotline covid-19 (119#9) untuk pengujian,
perawatan dan pengobatan.
Tegaskan untuk pencegahan penularan lebih lanjut,
pastikan pasien menggunakan masker secara tepat. Memberikan informasi berdasarkan fakta dan saran (secara
lisan / tulisan)
sarankan agar melakukan social distancing dengan ketat
(termasuk dari keluarga dan orang terdekat), karantina dirumah Desinfeksi area yang diperkirakan terkontaminasi selama
dan jangan keluar kota/ keluar negeri selama 14 hari. melakukan pelayanan kefarmasian.
9
JIKA PASIEN TIDAK BERGEJALA ( BATUK, PANAS ATAU SESAK) DAN
DIKETAHUI ADA KONTAK DENGAN KASUS YANG SUSPECT (PDP DAN
ODP) DAN ATAU ADA RIWAYAT PERJALANAN KE DAERAH YANG WABAH.
Sarankan social distancing, karantina dirumah dan jangan keluar Memberikan informasi berdasarkan fakta dan saran (lisan atau
kota atau keluar negeri setidaknya 14 hari. tulisan)
1
JIKA TERDAPAT SYMPTOMS ( BATUK, PANAS ATAU SESAK) DAN DIKETAHUI
RIWAYAT KONTAK DENGAN KASUS YANG SUSPECT (PDP DAN ODP) DAN
ATAU MEMILIKI RIWAYAT PERJALANAN KE DAERAH YANG WABAH.
Offer reassurance ( diberikan perasaan tenang dan aman) Informasikan resiko covid-19
Jangan melakukan kontak fisik dengan pasien, termasuk Jika memungkinkan, isolasi pasien diruangan terpisah
dengan alasan pemeriksaan
Untuk individu dengan rsiko tinggi ( factor usia dan
Mengambil tindakan proteksi diri ( pemakaian respirator, komorbid), sarankan untuk menghubungi nomor
sarung tangan dan pelindung mata dengan benar) emergency atau hotline covid-19 (119#9) untuk pengujian,
perawatan dan pengobatan.
Tegaskan untuk pencegahan penularan lebih lanjut,
pastikan pasien menggunakan masker secara tepat. Memberikan informasi berdasarkan fakta dan saran (secara
lisan / tulisan)
Sarankan agar melakukan social distancing dengan ketat
(termasuk dari keluarga dan orang terdekat), karantina dirumah Desinfeksi area yang diperkirakan terkontaminasi selama
dan jangan keluar kota/ keluar negeri selama 14 hari. melakukan pelayanan kefarmasian.
1
3
Area Publik di Apotek Di Konter
1. Saat melakukan tes kesehatan di tempat perawatan (mis., Pengukuran tekanan darah, kolesterol, glukosa, tes
kehamilan),, pemberian vaksin atau injeksi, atau menyediakan layanan lain yang memerlukan kontak langsung dengan
pasien, tindakan perlindungan tambahan, seperti penggunaan masker dan sarung tangan, harus digunakan.
2. Layanan ini mungkin perlu dibatasi atau diinterupsi jika dapat menimbulkan risiko bagi tim medis (mis., Jika pasien
memiliki gejala infeksi pernapasan).
1
Rekomendasi untuk Farmasis dan Staff
1. Untuk memastikan kelangsungan operational apotek, bagi tim menjadi beberapa shift (misalnya, pagi
dan sore), dengan adanya jeda waktu penutupan singkat di antara penggantian shift untuk
mendisinfeksi seluruh apotek, serta memastikan bahwa anggota setiap shift tidak memiliki kontak satu
sama lain pada perubahan shift.
2. staff dengan kondisi gangguan sistem imun ( immunocompromise) wajib menggunakan masker dan
lebih baik melakukan tugas-tugas administrasi. Hal menjaga kebersihan tangan perlu selalu
diperhatikan.
3. Farmasis dan staff harus lebih sering mengganti pakaian. (mengurangi kemungkinan droplet
menempel di pakaian)
4. Harus menghindari penggunaan aksesoris, seperti gelang, jam tangan dan cincin.
5. Setiap saat perlu memakai masker, kebersihan dan desinfeksi tangan harus dilakukan sebelum dan
sesudah memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien atau customer.
1
4
1. Biasakan diri dengan protokol untuk isolasi dan rujukan kasus suspect COVID-19 yang dikeluarkan oleh
otoritas kesehatan nasional, regional atau lokal Anda. Ikuti prosedur ini dan berkolaborasi dalam
implementasinya.
2. Bila memungkinkan, isolasi pasien yang suspect di ruang terpisah di apotek dan segera menghubungi
layanan darurat yang sesuai atau hotline COVID19.
3. Ruang isolasi di apotek idealnya memiliki kamar mandi pribadi dan perabot minimum dan benda-benda
yang diperlukan untuk kenyamanan orang tersebut sambil menunggu, untuk menghindari keharusan
mendekontaminasi barang-barang yang tidak perlu.
5. Selama isolasi, hanya satu anggota personel apotek yang harus melakukan kontak dengan pasien,
mengenakan peralatan perlindungan pribadi yang sesuai (masker, sarung tangan dan kacamata).
6. Setelah pasien yang suspect dipindahkan ke fasilitas kesehatan atau rumah pasien untuk karantina,
ruang isolasi dan area yang berpotensi terkontaminasi, seperti toilet, harus dibersihkan dan
didesinfeksi.
Algoritma
Dengan gejala
Admin • Demam Isolasi
• Mobile PCR • Batuk RS
• Rumah sakit Positif • Sesak rujukan
• Labkesda • Komorbid
Negatif
Tidak-
Sarankan 3 M
vaksinasi
Site Map
Sitemap
Sitemap
Biodata Te
st
Sitemap
Trac Isolation
e
5
1. Saat ini, tidak ada obat khusus atau vaksin pencegahan untuk COVID-19 dan tidak ada obat atau
vaksin yangtelah sepenuhnya diuji untuk keamanan dan efektifitas.
2. Terapi antivirus terutama digunakan, serta pengobatan simtomatik dan suportif berdasarkan
kondisi klinis pasien. Perawatan pendukung termasuk terapi oksigen, hidrasi, kontrol demam dan
nyeri, dan antibiotik jika ada koinfeksi bakteri. (perlu diperhatikan beberapa obat yang
memiliki kontraindikasi terhdapap COVID-19)
3. Beberapa obat antivirus yang telah digunakan termasuk alpha-Interferon, lopinavir / ritonavir,
ribavirin dan umifenovir. Pada beberapa pasien, gejala membaik secara signifikan dengan
remdesivir. (perlu di cek antivirus ada di Indonesia)
4. Chloroquine phosphate dan hydroxychloroquine secara efisien menghambat infeksi SARS-CoV-2
secara in vitro, dengan hydroxychloroquine menunjukkan toksisitas yang lebih rendah daripada
chloroquine phosphate. (efek samping qt-prolong action perlu diperhatikan).
5. Regimen dosis untuk obat-obatan yang disebutkan di atas harus diformulasikan dengan hati-hati
dan penggunaannya dimonitor secara ketat untuk keamanan dan efektivitas.
6. Saat ini tidak ada bukti konklusif untuk membangun hubungan langsung antara penggunaan obat
antiinflamasi non-steroid (termasuk ibuprofen) dan peningkatan risiko infeksi atau keparahan
penyakit. Namun demikian, obat lain seperti parasetamol / asetaminofen dapat dipertimbangkan
untuk manajemen demam pada pasien COVID-19.
7. Tidak ada bukti konklusif bahwa ACE inhibitor dapat mempengaruhi individu terhadap hasil yang
merugikan jika mereka terinfeksi COVID-19. Pasien yang menggunakan obat-obatan ini harus
melanjutkan perawatan kecuali disarankan secara khusus untuk berhenti oleh dokter.
8. Kortikosteroid tidak selalu direkomendasikan untuk pneumonia virus atau sindrom gangguan
pernapasan akut dan harus dihindari karena berpotensi memperpanjang replikasi virus; kecuali
diindikasikan karena alasan lain (cth: Eksaserbasi COPD, syok septik refrakter mengikuti petunjuk
Surviving Sepsis Campaign Guidelines).
9. Untuk pasien COVID-19 dengan perkembangan penyakit yang cepat, parah dan kritis, terapi
plasma konvalesen dapat dicoba.
10.Vaksin terhadap pneumonia, seperti vaksin pneumokokus dan vaksin Haemophilus influenza tipe
B; tidak memberikan perlindungan terhadap COVID-19.
2
6
Desinfektan tangan Anda saat memasuki apotek
Pastikan menjaga jarak 1 hingga 2 meter antara Anda dan pelanggan lain atau staf
farmasi.
Jika bersin atau batuk, tutupi hidung dan mulut dengan tissue (yang harus segera
dibuang) atau batuk / bersin ke siku. (Perhatikan etika batuk dan bersin)
Siapkan segera resep yang dibutuhkan. (jangan masih membongkar tas dan mencari
resep saat sudah berada di dalam apotek)
Terima
Kasih!