Anda di halaman 1dari 10

BAB II

CBR LAPANGAN DENGAN DCP


(DINAMIC CONE PENETRATION)

1.1 Pendahuluan
Pengujian DCP yang telah terbukti dapat digunakan untuk memperkirakan
nilai CBR lapangan pada tanah dasar, merupakan metode yang cepat dan
sederhana namun menyebabkan kerusakan yang sangat rendah pada susunan asli
tanah. Hal ini menyebabkan hasil uji DCP sering dikaitkan dengan hasil uji dari
pengujian sifat fisik dan sifat mekanik lain dengan harapan dapat memperkirakan
parameter kekuatan tanah dengan cara yang sangat sederhana, murah dan tidak
memakan waktu.

Selain itu, untuk menentukan perbandingan atau ratio beban penetrasi


suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap beban standar dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama dilakukanlah test DCP untuk menghasilkan nilai
CBR lapangan tanah pada tanah dasar

1.2 Maksud dan Tujuan


Mendapatkan nilai CBR asli di lapangan pada kedalaman tertentu, sesuai dengan kondisi
tanah dasar saat itu dan digunakan untuk perencanaan tebal lapis perkerasan.
1.3 Teori dasar
DCP atau Dynamic Cone Penetrometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur daya dukung tanah dasar jalan langsung ditempat (in situ). Daya
dukung tanah dasar tersebut diperhitungkan berdasarkan pengolahan atas hasil tes
DCP yang dilakukan dengan cara mengukur berapa dalam (mm) ujung konus
masuk ke dalam tanah dasar tersebut setelah mendapatkan tumbukan palu geser
pada landasan batang utamanya. Korelasi antara banyaknya tumbukan dan
penetrasi ujung konus dari alat DCP ke dalam tanah akan memberikan gambaran
kekuatan tanah dasar pada titik-titik tertentu. Makin dalam konus yang masuk
untuk setiap tumbukan artinya makin lunak tanah dasar tersebut. Pengujian
dengan menggunakan alat DCP akan menghasilkan data yang setelah diolah akan
menghasilkan CBR lapangan tanah dasar pada titik yang ditinjau. Jika pada tanah
dasar dengan kedalaman sampai dengan 1 meter terdapat beberapa lapisan tanah
dengan daya dukung (nilai CBR) yang berbeda maka nilai CBR lapangan pada
titik tersebut diperhitungkan berdasarkan nilai CBR yang mewakili nilai-nilai
CBR lapisan-lapisan tanah dimaksud.

Jika dihadapi kondisi tidak terdapat alat “Benkelmen Beam” untuk


mendapatkan data rebound deflection jalan aspal untuk keperluan overlay design,
maka dapat digunakan alat DCP untuk mengumpulkan data-data lapangan. CBR
yang diperoleh dari perhitungan hasil survei dengan alat DCP digunakan sebagai
salah satu masukan untuk memperhitungkan kebutuhan overlay yang prinsipnya
adalah memanfaatkan nilai sisa perkerasan lama. CBR lapangan tanah dasar di
bawah perkerasan jalan yang direkonstruksi atau jalan baru. Prinsip sama dengan
penentuan CBR lapangan tanah dasar pada pelebaran jalan, hanya pengambilan
lokasi titik-titik uji saja yang berbeda.

Nilai DCP merupakan perbandingan antara jumlah penetrasi dan jumlah


tumbukan sehingga DCP dapat diketahui menggunakan persamaan

(persamaan 1.4.1)
Besarnya nilai CBR bergantung pada konus yang dipakai, jika menggunakan konus 30
maka dapat menggunakan persamaan berikut:

Log(CBR) = 1.352 – 1.125Log(DCP) (persamaan 1.4.2)

Apabila menggunakan konus 60 maka dapat menggunakan persamaan berikut:

Log(CBR) = 2.8135 – 1.313Log(DCP) (pesamaan 1.4.3)


Gambar 1.4. Gambar Grafik Hubungan nilai DCP dengan CBR
1.4 Alat dan Bahan
1. Satu set alat DCP yang terdiri dari:
a. Pemegang, digunakan untuk memegang alat DCP agar alat DCP tetap tegak.
b. Alat penumbuk, untuk penumbuk alat DCP agar konus yang dipasang turun
kebawah.
c. Batang bagian atas, untuk mengarahkan palu yang mempunyai diameter 16
mm dan tinggi jatuh sebesar 575 mm.
d. Penahan palu.
e. Penyambung batang, untuk menyambungkan batang bawah dengan batang
penyambung.
f. Batang bawah.
g. Mistar skala penetrasi, untuk meengukur kedalaman tanah sepanjang 1 m.
h. Konus, untuk mengetahui kekerasan tanah terbuat dari baja keras berbentuk
kerucut di bagian ujung, diameter 20 mm, sudut 60° atau 30°.
2. Tang.
Fungsi : untuk mengunci atau membuka alat DCP seperti Konus.
3. Kunci Inggris.
Fungsi : untk mengunci alat DCP seperti konus.

1.5 Prosedur Kerja

2 Pilih titik pengujian yang akan dilakukan pengujian. Ambil dua sampel yaitu titik 1 dan
titik 2, jarak antar titik 1 dan 2 yaitu 20 cm.
3 Letakkan alat pada posisi titik pengujian secara vertikal tegak lurus terhadap permukaan
tanah.
4 Atur batang berskala sehingga menunjukkan angka 0 (nol) dan catat dalam centimeter.
5 Naikkan palu geser sampai menyentuh bagian bawah pegangan, lalu lepaskan sehingga
palu jatuh secara bebas menumbuk landasan penumbukan.
6 Catat jumlah pukulan dan kedalaman penetrasinya kedalam formulir percobaan.
7 Hentikan pengujian jika kedalaman penetrasi mencapai 100 cm.
8 Cabut batang dan konus yang telah masuk kedalam tanah dengan cara menumbuk palu
geser ke atas hingga menyentuh pelat atas pemegang alat.

8.1 Hasil Pengamatan


Tabel 3.1.1 Data Pengamatan

Data yang Jumlah


No. Proses Sat. Keterangan
Diambil Data Total

Penentuan Jumlah Diperoleh 18


- 18
Nilai Tumbukan data jumlah
1
DCP dan tumbukan dan
CBR Penetrasi mm 18 penetrasi
Tabel 3.1.2 Hasil Pengamatan

Banyak Penetrasi
Tumbukan mm

0 -20
2 -139
2 -241
2 -292
2 -338
2 -390
2 -473
2 -547
2 -640
2 -674
2 -721
2 -763
2 -813
2 -854
2 -901
2 -918
2 -941
2 -976
Grafik Hubungan Penetrasi & Tumbukan
Kumulatif Tumbukan
048121620242832 36
0
Penetrasi

-100

-200

-300

-400

-500

-600

-700

-800

-900

-1000

Grafik 3.1. 1Grafik Hubungan Penetrasi & Tumbukan

8.2 Perhitungan
1. Analisis Hasil Pada praktikum Dynamic Cone Penetrometer Test (DCP) ini dihasilkan
data penetrasi dan jumlah tumbukan yang dilakukan. Total penumbukan pada
percobaan ini adalah 34 tumbukan, dimana pengambilan data setiap 2 kali
penumbukan sehingga terdapat 17 data penetrasi. Data terlampir pada table 3.1.2.
Selanjutnya, untuk menentukan nilai DCP diperlukan kumulatif tumbukan
dan kumulatif penetrasi. Cara menentukannya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Kumulatif Tumbukan


Kumulatif tumbukan berarti penjumlahan tumbukan sebelum/ awal dengan
tumbukan sesudah/ akhir. Digunakan perhitungan data tumbukan 1 dan 2, datanya berturut-
turut adalah 0 dan 2, maka kumulatifnya adalah :
= tumbukan 1 + tumbukan 2
=0+2
=2
b. Menghitung Kumulatif Penetrasi
Kumulatif penetrasi berarti penjumlahan penetrasi sebelum/ awal dengan penetrasi
sesudah/ terakhir. Digunakan perhitungan data penetasi 1 dan 2, datanya berturut-turut
adalah -20 dan -139, maka kumulatifnya adalah :
= penetrasi 1 + penetrasi 2
= -20 + -139
= 119
Setelah diperoleh data kumulatif tumbukan dan kumulatif penetrasi dapat
dibentuk grafik hubungan antara penetrasi dengan kumulatif tumbukan, dimana grafik
hubungan antar keduanya digunakan sebagai pembagian nilai dukung tanah atau DCP
(pembagian berdasarkan titik-titik yang membentuk garis linear). Pembagian dapat
dilihat pada grafik 3.1.1. Maka diperoleh 5 pembagian DCP , untuk menghitung nilai
DCP menggunakan persamaan 1.4.1 berikut:
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡if 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠i
DCP 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡if
= 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛

Digunakan data DCP pembagian pertama yakni kumulatif penetrasi adalah


sebesar (221 – 0) mm dan kumulatif tumbukan sebesar (4 – 0) tumbukan maka nilai
DCP adalah sebagai berikut:
221−0
DCP = 4−0
DCP = 221
4

DCP = 55,25 𝑚𝑚/𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛


Setelah diperoleh nilai DCP maka dapat ditentukan nilai CBR. Pada praktikum
ini digunakan konus 600 maka digunakan persamaan 1.4.3 berikut:
Log(CBR) = 2.8135 – 1.313Log(DCP)
Digunakan data DCP pertama, untuk selanjutnya dilakukan hal sama.
Perhitungan adalah sebagai berikut:

Log(CBR) = 2.8135 – 1.313Log(55,25) CBR =


3,36 %

Hasil perhitungan DCP yang diperoleh berturut-turut adalah 55,25 mm/tumbukan , 24,83
mm/tumbukan, 41,67 mm/tumbukan, 21,75 mm/tumbukan. Sedangakan, hasil perhitungan
CBR yang diperoleh berturut –turut adalah 3,36% , 9,59% , 4,86% , 11,41% , 23,62% .
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa nilai DCP sangat mempengaruhi nilai CBR, semakin
besar nilai DCP maka semakin kecil nilai CBR yang didapatkan.

Dari data kumulatif tumbukan dengan penetrasi, diperoleh grafik hubungan kumulatif
tumbukan terhadap penetrasi. Dari grafik tersebut menunjukan bahwa jumlah tumbukan
berbanding lurus dengan penetrasi, semakin banyak tumbukan maka semakin banyak pula
penetrasi.

2. Tabel Hasil Perhitungan


Tabel 3.2.1 Hasil Perhitungan

Kumulatif
Banyak Kumulatif Penetrasi Penetrasi
DCP CBR
No.
Tumbukan Tumbukan
mm mm mm/tumbukan %

1 0 0 -20 0
2 2 2 -139 119 55.25 3.36

3 2 4 -241 221
4 2 6 -292 272
5 2 8 -338 318 24.83 9.59

6 2 10 -390 370
7 2 12 -473 453
8 2 14 -547 527 41.67 4.86

9 2 16 -640 620
10 2 18 -674 654
11 2 20 -721 701 21.75 11.41

12 2 22 -763 743
13 2 24 -813 793
14 2 26 -854 834
15 2 28 -901 881
16 2 30 -918 898
17 2 32 -941 921
18 2 34 -976 956

8.3 Kesimpulan

9 Menentukan nilai CBR tanah dari hasil tes DCP adalah terlebih dahulu dilakukan
pembagian DCP berdasarkan grafik hungan penetrasi dengan kumulatif tumbukan,
dimana terdapat 5 bagian. Setelah itu dapat ditentukan terlebih dahulu nilai DCP dengan
persamaan 1.4.1, hasil yang diperoleh berturut-turut adalah 55,25 mm/tumbukan , 24,83
mm/tumbukan, 41,67 mm/tumbukan, 21,75 mm/tumbukan. Setelah nilai DCP diperoleh,
maka dapat ditentukan nilai CBR, karena percobaan ini menggunakan konus 600 maka
perhitungan nya menggunakan persamaan 1.4.3, hasil CBR yang diperoleh berturut –
turut adalah 3,36% , 9,59% , 4,86% , 11,41% , 23,62%
10 Berdasarkan grafik hubungan penetrasi dan kumulatif tumbukan yang dihasilka
menunjukan bahwa jumlah tumbukan berbanding lurus dengan penetrasi, dimana
semakin banyak jumlah tumbukan maka semakin banyak/ tinggi pula penetrasi.

Anda mungkin juga menyukai