MATERNITAS Minggu 1-4 (9 Kasus)
MATERNITAS Minggu 1-4 (9 Kasus)
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum
sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga
masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu
maupun janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan
status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan
selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian neonatal. (Bobak, 2004).
D. Fisiologi Kehamilan
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi
bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara seperti :
a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari, contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka
perhitungan minggu suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan
kenaikan suhu 1\2 derajat celcius
c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum
d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam. Bentuk sperma yang menyerupai kecebong dengan
kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk bergerak masuk melalui kanalis cervikalis
dan kavum uteri kemudian berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat itu terjadi ovulasi, maka
kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.
Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing
dengan kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan
ovum penuh dengan hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung terus hingga bagian dalam terbentuk
ruangan yang mengandung cairan disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-rumbai yang disebut villi
yang akan berguna untuk menanamkan diri pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi decidua.
Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi korealis dapat menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut
nidasi atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy, sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih
dkk, 2010).
1. Tanda-tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi
Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda
pasti kehamilan baru dapat diketahui pada usia kehamilan di tas empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan
sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih
dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh
diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar kemungkinan hamil.
Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda-tanda objektif
Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga jika kita
letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba
seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).
Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih lunak
selunak bibir atau ujung daun telinga.
Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong menjadi keras karena berkontraksi.
Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan cairan ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-konyong
atau digoyangkan, makan anakan akan melenting di dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam.
Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat
menyerupai bentuk janin.
.Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat menimbulkan reaksi yang positif.
Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
Keluarnya colostrums
Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi linea
fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
i. Adanya amenorrhoe
ii. Mual dan muntah
iii. Ibu merasa pergerakan anak
iv. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung kencing
v. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).
F. Adaptasi Fisiologi
a. Perubahan fisiologis
i. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm,
dan ukurang muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum
dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda
juga terbentuk sel-sel otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam,
pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian
lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).
ii. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt
ditemukan sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan
hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
iii. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang
berarti daya regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa
kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil
penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat
bekterisida.
iv. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan
mengisut.
v. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini
disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida
warnanya menbiru disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick)
dari strie gravidarum yang disebut strie albicans.
vi. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya
setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.
vii. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-
gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan
colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
viii. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan
ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu
pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin.
ix. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi penambahan volume plasma yang disebabkan oleh
hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar
dan adanya placenta, lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi
kebutuhan janin akan 02.
x. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada
masa kehamilan. Tonus usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.
xi. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone,
walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir
kehamilan oleh kepala janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.
xii. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau
hipertropi.
xiii. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion
natrium dan kalium dalam darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi epinephrin, hormon yang
sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
puncaknya pada minggu ke-9 – 13
mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
Kerjanya berlawanan dengan insulin
Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan menurunkan metabolisme glukosa
3) Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae, meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta menurunkan
hidrokloric asam lambung.
b. Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan perubahan status emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan
merupakan salah satu tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin kokoh dengan adanya
kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut atas,
pusing kepala, dan nafsu makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira semakin bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas
karena kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat mempengaruhi kelabilan mental,
hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
H. Komplikasi Kehamilan
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8. Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
I. Fisiologi (Rohmah, 2009).
Kehamilan
Trimester I
Trimester III
Mual/muntah kapasitas VU
Trimester III
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi
Uterus semakin Perubahan tubuh
membesar semakin tampak
membesar
Diafragma
terdorong ke atas Penekanan pada
saluran kemih Body image
(ureter)
Distensi paru-paru
Inefektif pola nafas
Resiko infeksi
Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
ANALISIS DATA
Problem Etiologi Symptom intoleransi aktivitas
DS: Keguguran pada janin
Klien mengatakan 1 hari Nyeri Akut DIAGNOSIS KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS:
↓
yang lalu keluar darah 1. Nyeri akut b.d agen cedera biologi
dari pervagina. Rangsangan pada uterus 2. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan
Klien mengatakan 3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
↓
perutnya terasa mules.
Klien mengatakan prostagladin
dibagian vagina nyeri.
↓
Klien mengatkan nyeri di
bagian abdomen bagian. Dilatasi serviks
DO:
↓
Tampak keluar
darah dari Keguguran pada janin
pervagina.
Klien tampak ↓
meringis menahan
sakit.
Gelisa, tingkah
Nyeri Akut
berhati-hati posisi
untuk mengurangi
nyeri.
Skala nyeri 6. Keguguran janin
2. DS: ↓ Ansietas
Klien mengatakan sudag
gagal dalam memberikan
keturunan.
DO:
Klien tampak gelisa
dan khawatir.
2. RENCANA KEPERAWATAN (Terlampir.) INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
o
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologi NOC : NIC :
DS a. Pain Level, a. Pain
Klien mengatakan 1 hari b. Pain control, Management
yang lalu keluar darah dari c. Comfort level 1. Anjurkan pasien untuk tingkatkan istirahat
pervagina Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam nyeri 2. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti rileksasi, tarik nafas
Klien mengatakan perutnya pasien dapat di kontrol dengan kriteria hasil: dalam.
terasa mules 3. Menganjurkan klien untuk menghindari aktivitas yang berat dan
Klien mengatakan dibagian no Kriteria Hasil A T A menggunakan tehnik relaksasi jika masih terasa nyeri
vagina nyeri 4. Menganjurkan kepada klien untuk menghindari penggunaan sepatu
Klien mengatkan nyeri di 1. Menyatakan rasa nyaman 3 4 dengan tumit tinggi
bagian abdomen bagian setelah nyeri berkurang 5. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
bawah ruangan, pencahayaan dan kebisingan
DO 2. Mampu mengontrol nyeri 3 4 6. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
Tampak keluar darah dari (tahu penyebab nyeri, karakteristik, kualitas dan faktor presipitasi
pervagina mampu menggunakan 7. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
Klien tampak meringis tehnik nonfarmakologi nyeri pasien
menahan sakit untuk mengurangi nyeri, 8. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Gelisa, tingkah berhati-hati mencari bantuan) 9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik untuk
posisi untuk mengurangi 3. Mampu mengenali nyeri 2 4 mengurangi nyeri
nyeri (skala, intensitas, frekuensi
Skala nyeri 6 dan tanda nyeri)
TTV 4. Tanda vital dalam rentang 2 5
TD : 100/90 mmHg normal
Nadi : 80 x/menit 5. Melaporkan bahwa nyeri 3 4
RR : 25 x/menit berkurang dengan
TT : 36,50 C menggunakan manajemen
nyeri
Indikator: 1. Ekstrim, 2. Berat, 3. Sedang, 4. Ringan, 5. Tidak ada
2. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan NOC NIC
tentang penyakit a. Anxiety self-control a. Anxiety
DS b. Anxiety level Reduction
Klien mengatakan sudag c. Coping 1. Gunakan pendekatan agar klien mau mengungkapkan apa yang klien
gagal dalam memberikan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24 jam pasien rasakan
keturunan tidak mengalami ansietas dengan kriteria hasil: 2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan ketakutan
no Kriteria Hasil A T A persepsi
DO 3. Dorong keluarga untuk menemani pasien
Klien tampak gelisa dan 1. Klien mampu 2 3 4. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress
khawatir mengidentifikasi dan 5. Identifikasi kecemasan
Klien tampak cemas mengungkapkan gejala
TTV cemas
TD : 100/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 25 x/menit
TT : 36,50 C
2. Mengidentifikasi, 3 4
mengungkapkan
menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
3. Vital sign dalam batas 3 5
normal
4. Postur tubuh, ekspresi 3 4
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktifitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
3. IMPLEMENTASI
No Diagnosa Tanggal Tindakan keperawatan Evaluasi Paraf
waktu
Dx. 1 15-03-16 Mengkaji skala nyeri pada klien ( skala 6 (1-10) S: Klien mengatakan rasa nyeri berkurang (skala 3) (1-10)
menganjurkan pasien untuk tingkatkan istirahat
mengajarkan tentang teknik non farmakologi seperti rileksasi, O: K.u baik, nyeri berkurang
tarik nafas dalam. - Mimik wajah tampak menahan sakit
Menganjurkan klien untuk menghindari aktivitas yang berat dan
menggunakan tehnik relaksasi jika masih terasa nyeri
Menjelaskan kepada klien tentang posisi yang nyaman bagi A: - masalah belum teratasi
klien
mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
P : Intervensi dilanjutkan
melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
a) anjurkan kepda klien dan keluarga untuk menggunkan tehnik
lokasi, karakteristik, kualitas dan faktor presipitasi
relksasi (tarik napas dalam)
b) ajurkan keluarga ciptakan lingkungan yang nyaman dirumah
mengunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
c) anjurkan klien untuk teratur minum obat
pengalaman nyeri pasien
d) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukanintervensi
berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri
Dx. 2 15-03-16 menggunakan pendekatan agar klien mau mengungkapkan apa S: Klien mengatakan rasa cemasnya berkurang setelah dilakukan tindakan
yang klien rasakan
meberin dorongan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan
O: KU Baik
ketakutan persepsi
tampak masih merasa cemas akan kehilngan
tampak sedih
memberi dorongan keluarga untuk menemani pasien
memberikan pemahaman prespektif pasien terhadap situasi
A: masalah belum teratasi
stress
mengidentifikasi kecemasan
P: intervebsi dilanjutkan..
ajarkan klien dan kluarga untuk mengatasi cemas dengan tehnik
tarik napas dalam (rileksasi)
dorong klien untuk mengungkapkan perasaan kepada keluarga
terdekat (suami)
ajurkan keluarga untuk menemani klien
berikan pemahaman terhadap situasi stres
Dx 3 15/03-16 1. menganjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas yang berat- S: klien mengatakan sekarang sedikit- sedikit sudah bisa berjalan ke kamar
berat terlebih dahulu mandi
2. membantu klien untuk mengidentivikasi aktivitas yang mampu O: klien tampak sudah bisa berjalan walau masih dengan bantuan suami.
dilakukan
3. menbantu klien untuk mendapatkan kursi roda A: masalah belum teratasi
4. memonitor respon fisik , emosi, sosial, dan spiritual P: intervensi dilanjutkan
a) memberikan penkes kepada keluarga keamana klien dari resiko
jatuh
b) anjurkan kepda keluarga agar ada menemani saat dirumah
c) bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
d) berikan alat bantu klien untuk berjalan dan melakukan aktivitas
ringan (jika dibutuhkan)
e) anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas yang berat-berat
CATATAN PERKEMBANGAN
P : Intervensi dilanjutkan
a) anjurkan kepda klien dan keluarga untuk menggunkan tehnik relksasi (tarik napas dalam)
I:
a) menganjurkan kepda klien dan keluarga untuk menggunkan tehnik relksasi (tarik napas dalam)
15/03/2016 Ansietas b/d kurang pengetahuan menggunakan pendekatan agar klien mau mengungkapkan apa yang klien rasakan
Jam 10.00 tetang penyakit meberin dorongan pasien untuk mengungkapkan perasaan dan ketakutan persepsi
O: KU Baik
tampak masih merasa cemas akan kehilngan
tampak sedih
P: intervebsi dilanjutkan..
ajarkan klien dan kluarga untuk mengatasi cemas dengan tehnik tarik napas dalam (rileksasi)
dorong klien untuk mengungkapkan perasaan kepada keluarga terdekat (suami)
ajurkan keluarga untuk menemani klien
berikan pemahaman terhadap situasi stres
I:
mengajarkan klien dan kluarga untuk mengatasi cemas dengan tehnik tarik napas dalam (rileksasi)
medorong klien untuk mengungkapkan perasaan kepada keluarga terdekat (suami)
mengajurkan keluarga untuk menemani klien
berikan pemahaman terhadap situasi stres
E: Selesai
15/03/2016 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan menganjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas yang berat-berat terlebih dahulu
Jam 10.30 umum membantu klien untuk mengidentivikasi aktivitas yang mampu dilakukan
memantu klien untuk mendapatkan kursi roda
memoonitor respon fisik , emosi, sosial, dan spiritual
S: klien mengatakan sekarang sedikit- sedikit sudah bisa berjalan ke kamar mandi
O: klien tampak sudah bisa berjalan walau masih dengan bantuan suami.
O: klien tampak sudah bisa berjalan walau masih dengan bantuan suami.
I:
a) memberikan penkes kepada keluarga keamana klien dari resiko jatuh
b) menganjurkan kepda keluarga agar ada menemani saat dirumah
c) membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
d) memberikan alat bantu klien untuk berjalan dan melakukan aktivitas ringan (jika dibutuhkan)
e) menganjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas yang berat-berat
E: Selesai
SATUAN ACARA PENYULUHAN Setelah melakukan penyuluhan kesehatan selama kurang lebih
G.Kegitan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 2 menit Mengucapkan salam Menjawab salam
Memperkenalkan Mendengarkan/memperhati
diri -kan
Melakukan apersepsi
d. Jadwal Kunjungan
Antenatal Care
e. Tempat Kunjungan
Antenatal Care
f. Pemeriksaan 10T
Mengucapkan salam
penutup Menjawab salam
persalinan terutama ditujuakan pada pertumbuhan 1. Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
dan perkembangan janin dalam rahim.
2. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
3). Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu 3. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak
hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, dapat dideteksi secara dini.
masa nifas, persiapan memberikan ASI dan
D. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu). Puskesmas
Tujuannya :
Pondok bersalin desa
a) Menentukan diagnosis ada atau tidaknya
Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
kehamilan
Rumah Sakit Bersalin
b)Menentukan usia kehamilan dan perkiraan
persalinan Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)
A. Definisi
1. Pre-eklampsia
diberikan secara infus intravena. Jumlah tetesan Langkah yang harus dilakukan:
disesuaikan dengan keadaan dan tensi penderita. Memastikan patensi jalan napas
Maka dari itu, tensi dan nadi diukur tiap 5 menit Pemasangan infuse
02/ 3 l P
03 1 S:
02/ 1) Memantau denyut Z
/0 Pasien Zr
201 jantung janin r .
2/ mengatakan
7 RS: - . T
20 sudah memahami an
17. RO: Denyut jantung E tri
17 tentang keadaan
00 janin tidak terdengar l
cairan tubuh
WI s
secara umum
B 2) Mengidentifikasi a
untuk
gangguan hipertensi
mempertahankan
(tekanan darah,
nya dan tetap
edema pergelangan
seimbang.
17. kaki, tangan dan Z
Pasien
30 wajah dan r
mengatakan
WI proteinuria) .
bengkak dikaki.
B RS: Pasien T
mengatakan tungkai a
O:
kanan kiri bengkak n
Intake dan output yang relevan
sudah seimbang. dengan retensi
Terdapat edema cairan (pantau
di area kaki kadar protein
Berat badan dalam urine).
pasien berkurang Timbang berat
Kaki pasien badan tiap hari
masih terlihat dengan waktu
bengkak yang sama.
Setelah dilakukan penyuluhan (health education), keluarga b. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat
VII. Pengorganisasian
1. Protokol / Pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluhan / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluhan tentang istilah/hal-hal yang dirasa
kurang jelas bagi peserta.
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mengamati serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.
MATERI PENYULUHAN
CARA PENANGANAN PREEKLAMPSIA BERAT
A. kelainan letak.
2. Klasifikasi.
Saya ambil letak sungsang
Menurut Mochtar (1998) klasifikasi letak sungsang adalah :
Letak sungsang.
a. Letak bokong (Frank Breech) merupakan letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke
1. Pengertian.
atas.
b. Letak sungsang sempurna (Complete Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di
Breech) merupakan letak bokong dimana bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras dan bulat, yaitu kepala, dan
kedua kaki ada di samping bokong atau kepala teraba di fundus. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi
letak kaki bokong sempurna. atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan
c. Letak sungsang tidak sempurna pemeriksaan dalam.
(Incomplete Breech) adalah letak Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai
sungsang dimana selain bokong bagian dengan adanya sacrum, tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus
yang terendah juga kaki atau lutut, terdiri dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
atas : ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari
1) Kedua kaki = letak kaki sempurna. Satu kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan.
kaki = letak kaki tidak sempurna. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping
2) Kedua lutut = letak lutut sempurna. Satu bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu
lutut = letak lutut tidak sempurna. kaki di samping bokong (Wiknjosastro, 2006 : 611).
5. Tanda dan Gejala
3. Etiologi. a. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu sering
Menurut Wiknjosastro merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
(2006) faktor-faktor yang b. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
menyebabkan letak sungsang c. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada
antara lain : pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan lunak.
a. Multipritas. d. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.
b. Hamil kembar.
c. Hidramnion. 6. Penanganan.
d. Hidrisefalus. a. Penanganan selama kehamilan.
e. Plasenta previa. Versi kepala luar dapat dicoba bila presentasi sungsang didiagnosis sebelum
f. Plasenta previa. permulaan persalinan dan setelah 37 minggu kehamilan. Tujuan dari usaha ini adalah
g. Kelainan uterus. mengangkat sungsang keluar dari pelvis ibu sementara memandu kepala janin ke
h. Panggul sempit. dalam pelvis, dengan demikian presentasi kepala dicapai (Hacker, 2001 : 255).
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti, sedangkan
4. Diagnosis. denyut janin harus dalam keadaan baik. Selam versi dilakukan dan setelah versi luar
berhasil denyut jantung janin harus 4) Lalu tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan di kepala.
selalu diawasi. Sesudah janin 5) Setelah berhasil pasang gurita, dan observasi td, djj serta keluhan.
berada dalam keadaan presentasi b. Penanganan selama persalinan.
kepala, kepala didorong masuk ke 1) Kelahiran Pervaginam.
dalam rongga panggul. Versi luar Penanganan sewaktu melahirkan pada presentasi sungsang bergantung pada
hendaknya dilakukan dengan pelvis ibu, jenis sungsang, dan umur gestasi (Hacker, 2001 : 256). Menurut Mochtar
kekuatan ringan tanpa mengadakan (1998) terdiri dari partus spontan atau pada letak sungsang janin dapat lahir secara
paksaan. Versi luar tidak akan spontan seluruhnya dan manual aid. Waktu memimpin partus dengan letak sungsang
berhasil jika versi luar dilakukan harus diingat bahwa ada 2 fase yaitu :
apabila air ketuban hanya sedikit. a) Fase menunngu dimana sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan
Kontraindikasi lain untuk observasi. Bila tangan tidak menjungkit ke atas, persalinan akan mudah. Sebaiknya
melakukan versi luar adalah jangan ekspresi Kristeller, karena hal ini akan memudahkan terjadinya nurchae arm.
panggul sempit, perdarahan b) Fase untuk bertindak cepat yaitu bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat
antepartum, hipertensi, hamil akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.
kembar, plasenta previa Untuk mempercepat lahirnya janin dapat dilakukan manual aid.
(Wiknjosastro, 2006 : 615). 2) Seksio sesarea.
Menurut Mochtar (1998) Menurut Hacker (2001) sungsang prematur biasanya dilahirkan dengan
syarat versi luar yaitu pembukaan seksio sesarea karena perbedaan yang besar antara ukuran kepala janin dan badan
kurang dari 5 cm, ketuban masih janin, dimana kepala jauh lebih besar. Pada sungsang tidak lengkap yang cukup
ada, bokong belum turun atau bulan, kelahiran harus dicapai dengan seksio sesarea.
masuk pintu atas panggul. Teknik
versi luar yaitu B. Letak lintang.
1) Lebih dahulu bokong lepaskan dari 1. Pengertian letak lintang.
pintu atas panggul dan ibu dalam Letak lintang adalah Bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu
posisi trendelenburg. memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 derajat (Mochtar, 1998 : 366).
2) Tangan kiri letakkan di kepala dan Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus
tangan kanan pada bokong. dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain
3) Putar kea rah muka atau perut (Wiknjosastro, 2006 : 622).
janin.
Letak lintang adalah bila 1) Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
sumbu janin melintang dan 2) Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam
biasanya bahu merupakan bagian pintu atas panggul
terendah janin (Buku Acuan 3) Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
Nasional). Dari beberapa pendapat c. Auskultasi : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
para ahli dapat disimpulkan bahwa d. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
letak lintang adalah keadaan 1) Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan
dimana posisi janin melintang. tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.
2) Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri,
2. Etiologi letak lintang. ketiak menutup ke kiri.
Sebab terpenting dari letak 3) Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula.
lintang adalah multiparitas disertai 4) Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun
dinding uterus dan perut yang pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.
lembek. Pada kehamilan prematur,
hidramnion dan kehamilan kembar, Menurut Wiknjosastro (2006) adanya letak lintang sering sudah dapat diduga
janin sering dijumpai dalam letak hanya dengan inspeksi. Uterus tampak lebih lebar dan fundus uteri lebih rendah tidak
lintang. Keadaan ini yang dapat sesuai dengan umur kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin
menghalangi turunnya kepala ke berada di samping, dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bila bahuturun ke dalam
dalam rongga panggul seperti panggul. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar umbilikus.
misalnya panggul sempit, tumor di Pada pemeriksaan dalam teraba tulang iga, scapula, dan kalau tangan
daerah panggul dan plasenta menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan
previa. Demikian pula kelainan cara bersalaman. Terababahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri.
bentuk rahim seperti uterus arkutus Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri. Letak punggung ditentukan
atau uterus subseptus dengan adanya scapula, letak dada dengan klavikula. Pemeriksaan dalam agak sukar
(Wiknjosastro, 2006 : 624). dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namum pada letak lintang
biasanya ketuban cepat pecah (mochtar, 1998 : 368).
3. Diagnosis letak lintang.
a. Inspeksi : Perut membuncit ke samping
b. Palpasi 4. Mekanisme persalinan letak lintang.
Menurut Mochtar (1998) sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar.
anak normal dan cukup bulan tidak Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada tidaknya
mungkin lahir secara spontan panggul sempit, tumor dalam pnggul, atau plasenta previa, sebab dapat
dalam letak lintang. Janin hanya membahayakan janin meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar
dapat lahir spontan, bila kecil atau kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali ibu dianjurkan menggunakan
premature, sudah mati dan menjadi korset, dan dilakukan pemeriksaan antenatalulangan untuk menilai letak janin.
lembek atau panggul luas. Pada Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya segera
cara Denman bahu tertahan pada dilakukan seksio sesarea. Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara
simpisis dan dengan fleksi kuat di bergantung pada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetric wanita yang
bagian bawah tulang belakang, bersangkutan baik, tidak didapatkan kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa
badan bagian bawah, bokong dan besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan serviks lengkap untuk
kaki turun di rongga panggul dan kemudian melakukan versi ekstrasi. Selama menunggu ketuban harus diusahakan
lahir, kemudian disusul badan supayua utuh dan melarang untuk meneran dan bangun.
bagian atas dan kepala. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolaps
Pada cara Douglas bahu funikuli, harus dilakukan seksio sesarea. Dan apabila ketuban pecah, tetapi tidak
masuk ke dalam rongga panggul, terjadi prolaps funikuli, maka bergantung kepada tekanan, dapat ditunggu sampai
kemudian dilewati oleh bokong pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstrasi atau dengan seksio sesarea.
dan kaki, sehingga bahu, bokong Pada letak lintang ksep atau persalinan lama, versi ekstrasi akan mengakibatkan
dan kaki lahir, selanjunya disusul rupture uteri, sehingga bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesarea
oleh lahirnya kepala. Dua cara dengan segera, sedangkan pada janin mati dilahirkan secara pervaginam dengan
tersebut merupakan variasi suatu dekapitasi (Wiknjosastro, 2006 : 627).
mekanisme lahirnya janin dalam
letak lintang, akibat fleksi lateral
yang maksimal dari tubuh janin KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
(Wiknjosastro, 2006 : 625). KELAINAN LETAK
5. Penanganan letak lintang.
Apabila pada pemeriksaan A. Pengkajian
antenatal ditemukan letak lintang,
1. Aktifitas / Istirahat : Melaporkan Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu
keletihan, kurang energy, Letargi, wajah, atau posisi bokong)
penurunan penampilan Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang dari
2. Sirkulasi : Tekanan darah dapat 2 cm/jam pada multipara
meningkat 7. Seksualitas
3. Eliminasi : Distensi Dapat primigravida atau grand multipara. Uterus mungkin distensi berlebihan
usus atau kandung kencing karena hidramnion, gestasi multipel,janin besar atau grand multiparitas.
mungkin ada 8. Pemeriksaan Diagnosis
4. Integritas ego : Mungkin sangat a. Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple
cemas dan ketakutan b. Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi janin ,posisi
5. Nyeri / Ketidaknyamanan dan formasi.
Dapat terjadi sebelum
awitan(disfungsi fase laten primer)
atau setelah persalinan terjadi
(disfungsi fase aktif sekunder).
Fase laten persalinan dapat B. Diagnosa Keperawatan
memanjang : 20 jam atau lebih 1. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
lama pada nulipara (rata- rata 2. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada
adalah 8 ½ jam), atau 14 jam pada penurunan janin
multipara (rata – rata adalah 5 ½ 3. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
jam). 4. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
6. Keamanan
Dapat mengalami versi
eksternal setelah gestasi 34minggu
dalam upaya untukmengubah
presentasi bokong menjadi
presentasi kepala
… Minggu thn ada
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN 2…
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS …
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS 3…
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG …
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN KELAINAN LETAK 4…
…
PENGKAJIAN DATA
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN 6. RIWAYAT KELUARGA
Nama : NY. A Pernikahan yang ke : pertama
Penyakit Dalam Keluarga :tbc
Umur : 22 tahun Gangguan Persalinan Dalam Keluarga: tidak ada
Gangguan Nifas Dalam Keluarga : lancar
Alamat : jln.cicendo
7. ASPEK PSIKOSOSIAL
Pendidikan terakhir : sarjana S1 8. TANDA DAN GEJALA KELAINAN LETAK
Teoritis Praktikal
Tanggal dirawat : 10 april 2014 1. rahim 1. rahim arkuatus
Dokter Penanggung jawab : Dr.B 2. plasenta 2. plasenta letak rendah
Nama Penanggung jawab : Tn. J 3. tulang panggul 3. kesempitan pamggul
Diagnosa Medis : letak sungsang 4. 4.
5. 5.
GPA : G 2/ P 1 / A 0
2. RIWAYAT KESEHATAN B.
Keluhan Utama: cepat lelah PEMERIKSAAN FISIK
Riwayat Penyakit yang Lalu: tidak ada 1. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopold I: TFU petengahan pusat-px. Pada
fundus \teraba keras bundar melenting yang berarti kepala. TFU : 30 cm.
3. RIWAYAT GINEKOLOGI 2. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopold II: Perut ibu sebelah kiri teraba lebar
Usia Menarche : 12 tahun. dan memberikan tahanan yang besar berarti punggung kiri.
HPHT : 15 agustus 2013 3. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopold III: Bagian terbawah janin teraba
Siklus Menstruasi : 28 hari. Lama Menstruasi/ siklus: 6-7 hari. lunak, kurang bundar, kurang melinting berarti bokong.
Gangguan Haid : Banyaknya Darah Haid : 2-3 x ganti pembalut/ hari. 4. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopol IV : Bokong belum masuk PAP.
Frekuensi ; Teratur
Nyeri Haid : tidak.
4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: 18 tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif
Gangguan Seksual : tidak ada
5. RIWAYAT OBSTETRI dan KELUARGA BERENCANA
Anak Hidup Usia Usi Jenis Masala Teknik Jeni
ke… / Mati Gestas a Persalina h Nifas Menyusu s KB
Usia i Ibu n i
penurunan janin
Meni Penutup pertanyaan c. Output: Penyuluh memberi materi secara sistematis dan
dimana endometrium masih belum matang. ketiga, akan tetapi tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20
2) Hipoplasia endometrium, bila kawin dan hamil pada umur minggu karena sejak itu segmen bawah rahim telah terbentuk
3) Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, kehamilan, segmen bawah rahim akan lebih melebar lagi, dan
bekas operasi, kuretase dan manual plasenta. leher rahim mulai membuka. Apabila plasenta atau ari-ari
4) Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum tumbuh pada segmen bawah rahim, pelebaran segmen bawah
siap menerima hasil konsepsi. rahim dan pembukaan leher rahim tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian
5) Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.
plasenta dari dinding rahim. Pada saat itulah mulai terjadi
6) Kadang-kadang pada mal nutrisi (Manuaba, 2010).
perdarahan.
Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek
Patofisiologi
karena terlepasnya plasenta dan dinding rahim atau karena
robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak
dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen
bawah rahim untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu,
tidak sebagaimana serabut otot uterus menghentikan
perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal,
makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi
(Winkjosastro, 2005)
Frekuensi
Frekuensi plasenta previa pada Ibu yang hamil berusia
lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan
dengan Ibu yang kehamilan pertamanya berumur kurang dari 25
tahun. Pada Ibu yang sudah beberapa kali hamil dan melahirkan kemudian ternyata dugaan itu salah. Sedangkan diagnosis
dan berumur lebih dari 35 tahun. Kira-kira 4 kali lebih sering bandingnya meliputi pelepasan plasenta prematur (ari-ari lepas
dibandingkan yang berumur kurang dari 25 tahun. (Winkjosastro, sebelum waktunya), persalinan prematur dan vasa previa
2003) (Winkjosastro, 2005)
berbahaya tapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih multigravida. Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari
banyak dari pada sebelumnya apalagi kalau sebelumnya anamnesis, melainkan dari pemeriksaan darah (Winkjosastro,
Bila seluruh plasenta sudah terlepasnya dari tempat Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta
Bila plasenta turun ke bawah dan teraba pada sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan
pemeriksaan dalam. plasenta, peredaran darah antara rahim dan plasenta belum
terganggu dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas. Kejadiannya
baru diketahui setelah plasenta lahir, yang pada pemeriksaan
Etiologi Solusio Plasenta
didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan
Penyebab Solusio Plasenta adalah
bekuan darah lama yang berwarna kehitam-hitaman.
1) Trauma langsung terhadap Ibu hamil
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus
a) Terjatuh trauma tertelungkup
karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak
b) Tendangan anak yang sedang digendong
mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya.
c) Atau trauma langsung lainnya
Akibatnya, hematoma retroplasenter akan bertambah besar,
2) Trauma Kebidanan, artinya solusio plasenta terjadi karena
sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari
tindakan kebidanan yang dilakukan :
dinding rahim.
a) Setelah versi luar
b) Setelah memecahkan air ketuban
Sebagian darah akan menyelundup di bawah selaput Diagnosis solusio plasenta bisa ditegakkan bila pada
ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban anamnesis ditemukan perdarahan disertai rasa nyeri, spontan
masuk ke dalam kantong ketuban atau mengadakan ekstravasasi dan dikutip penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam
diantara serabut otot rahim. rahim.
Nasib janin tergantung dari luasnya plasenta yang
terlepas dari dinding rahim. Apabila sebagian besar atau Anamnesis
seluruhnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian Dari anamnesis didapatkan rasa sakit yang tiba-tiba
janin. Apabila sebagian kecil yang terlepas, mungkin tidak diperut, perdarahan, dari jalan lahir yang sifatnya hebat berupa
berpengaruh sama sekali, atau mengakibatkan gawat janin. gumpalan darah besar dan bekuan-bekuan darah.
terjadinya solusio plasenta, makin hebat terjadinya komplikasi Untuk menentukan penanganan yang tepat untuk
(Manuaba, 2010). mengatasi solusio plasenta, pemeriksaan yang bisa
dilakukan adalah :
Frekuensi Solusio Plasenta 1) Pemeriksaan fisik secara umum
Solusio plasenta terjadi kira-kira 1 diantara 50 persalinan 2) Pemeriksaan khusus berupa palpasi abdomen, auskultasi,
(Winkjosastro, 2005). pemeriksaan dalam serta ditunjang dengan pemeriksaan
ultrasonogravi.
Tanda dan Gejala Solusio Plasenta
Solusio Plasenta yang ringan pada umunya tidak
Komplikasi Solusio Plasenta
menunjukkan gejala yang jelas, perdarahan yang dikeluarkan
1) Komplikasi langsung.
hanya sedikit. Tapi biasanya terdapat perasaan sakit yang tiba-
Adalah perdarahan, infeksi, emboli dan syok obstetrik.
tiba diperut, kepala terasa pusing, pergerakan janin awalnya kuat
2) Komplikasi tidak langsung
kemudian lambat dan akhirnya berhenti. Fundus uteri naik,
Adalah couvelair rahim, hifofibrinogenemia, nekrosis
rahim teraba tegang.
korteks renalis yang menyebabkan tidak diproduksinya air urin
Rencana keperawatan
Tgl/Jam Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Paraf &
Nama
2 Maret 2015 Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan · Kaji penyebab terjadinya perdarahan(abrasi plasenta, plasenta
Jam 12.00 jaringan (plasental) tidak keperawatan selama 3x24 jam previa, merokok, penggunaan kokain, PIH (pregnance induced
efektif b.d. hipovolemia diharapkan pasien dapat hiertention).
karena kehilangan darah menunjukkan perfusi yang adekuat, · Kaji secara akurat kemunginan harapan hidup janin, kaji juga
(perdarahan). dengan kriteria hasil: kapan menstruasi terakhir ibu, prioritaskan pelaporan yang
· Tanda-tanda vital stabil didapat dari Ultrasound atau riwayat obstetrik.
· Membrane mukosa berwarna merah · Inspeksi keadaan perineum, hitung jumlah dan karkateristik
muda perdarahan.
· Pengisian kapiler normal (<> · Monitor TTV
· Haluaran urin adekuat. · Lakukan persiapan prosedur emergency antepartum , partum,
· Pernapasan adekuat seperti terapi oksigen, terapi parenteral IV dan mungkin infuse
parallel.
· Catat masukan dan pengeluaran makanan dan minuman.
· Elevasikan ekstremitas bawah untuk meningkatkan perfusi ke
organ vital dan fetus.
2 Maret 2015 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Pembelajaran : kelainan dala kehamilan
Jam 12.00 b.d. keterbatasan keperawatan selama 3X24 jam, klien · Kaji tingkat pengetahuan klien tentang plasenta previa.
informasi mengenai dan keluarga mampu memperoleh · Jelaskan tanda dan gejala plasenta previa.
plasenta previa. pengetahuan mengenai kelainan · Identifikasi kemungkinan penyebab plasenta previa.
dalam kehamilan yang ditandai · Berikan informasi tentang kondisi klien.
dengan: · Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan diagnostik.
· Mengenal kelinan kehamilan yang · Diskusikan tentang pilihan terapi.
sedang dialami klien. · Instruksikan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada
· Mengetahui faktor penyebab atau petugas.
faktor pencetus · Jelaskan cara mencegah komplikasi.
· Mengetahui tanda dan gejala · Jelaskan cara penatalaksaan plsaenta previa.
· Mengetahuikomplikasi dari
plesenta previa
· Mengetahui cara mencegah
komplikasi
· Menjelaskan penatalaksanaan
plasenta previa.
2 Maret 2015 Cemas b.d. perubahan Setelah dilakukan tindakan · Membantu klien mengidentifikasi penyebab cemas yang
Jam 12.00 yang menyertai keperawatan selam 3x24 jam dialaminya.
kehamilan. diharapkan klien dapat: · Mengajari klien cara melakukan teknik relaksasi
· Tidak terjadi trauma fisik selama · Klien dapat menyebutkan penyebab cemas yang sedang di
perawatan. alaminya.
· Mempertahankan tindakan yang · Memberikan penjelasan kepada klien mengenai kondisi penyakit
mengontrol cemas. yang sedang dialaminya.
· Mengidentifikasi tindakan yang harus
diberikan ketika terjadi cemas.
· Memonitor faktor risiko dari
lingkungan.
Penkes
Kegiatan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh
Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1.1 Mengucapkan salam dan terima kasih atas Menjawab salam dan mendengarkan dengan seksama
kedatangan peserta
1.2 Memperkenalkan diri
1.3 Menjelaskan tujuan
1.4 Menjelaskan durasi waktu
2. Inti 10 menit 2.1 Pengertian kehamilan resiko tinggi Mendengarkan dan memperhatikan
2.2 Siapa saja ibu hamil yang tergolong resiko
tinggi
2.3 Pengertian atau batasan tanda bahaya
kehamilan.
3. Diskusi dan 10 menit 3.1 Memberikan kesempatan pada peserta Peserta mengajukan pertanyaan
Tanya Jawab untuk bertanya jika terdapat hal-hal yang
belum jelas
3.2 Memberikan kesempatan pada pembimbing
untuk memberikan masukan
3.3 Membagikan leaflet
3.4 Penyaji member tugas baca pada peserta
jika ada penjelasan yang kurang jelas
4. Penutup 5 menit 1.1 Menyimpulkan hasil penyuluhan Peserta memperhatikan dan menjawab pertanyaan dan
salam
1.2 Mengevaluasi hasil kegiatan
1.3 Memberi salam dan meminta maaf bila ada
salah
1.4 Mengucapkan terimakasih atas perhatian
dan mengucapkan salam penutup
1. Pengorganisasian
13.1 Fasilitator : K. Kasiati, S.Pd., M.Kes
Miatuningsih Dip.,MW.,SPd
13.2 Moderator : Okky Angraeny
Tugas : Mengatur jalannya penyuluhan
Menyampaikan topik/ sub topik materi
Mengatur kontrak waktu
Memberi salam pembuka
Menjelaskan tujuan umum dan khusus
Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator
13.3 Penyaji : Widya Rismawati
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
13.4 Observer : Kristiani Pax Jufilia Ndahu
Tugas : Menilai proses penyuluhan
13.5 Notulen : Mifta Nurlaili El Akhlaq
Tugas : Mencatat semua peserta yang hadir
Mencatat semua pertanyaan peserta
14 Kegiatan Evaluasi
14.2 Struktural
14.1.1 Peserta hadir (53,3% = 8 orang) di tempat penyuluhan 10 menit sebelum acara dimulai
14.1.2 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di unit BKIA Puskesmas Banyu Urip Surabaya
14.1.3 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
14.1.4 Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai
14.2 Proses
14.2.1 Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai tugas
14.2.2 Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif dalam penyuluhan 75% yang hadir
14.3 Hasil yang ingin dicapai
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus, peserta memahami dan
dapat menjelaskan kembali tentang:
14.3.1 Pembagian usia muda dan usia lanjut dengan benar.
14.3.2 Macam tanda bahaya kehamilan muda
14.3.3 Macam tanda bahaya kehamilan lanjut
14.3.4 Cara yang harus dilakukan jika terdapat tanda bahaya
14.3.5 Cara mendeteksi dari bahaya kehamilan.
14.3.6 Dapat menyebutkan kehamilan yang resiko tinggi
14.3.7 Bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan resiko tinggi
14.3.8 Pencegahan kehamilan resiko tinggi.
LAMPIRAN MATERI
1.2 Ibu hamil yang tergolong resiko tinggi adalah sebagai berikut :
1. Terlalu muda, hamil 16 tahun
Rahim dan panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan. Selain
itu mental ibu belum cukup dewasa.
12. Bengkak pada muka / tungkai dan tangan, disertai tekanan darah tinggi
Bengkak pada muka, tangan disertai dengan naiknya tekanan darah sedikit, berarti ada Pre-Eklamsia ringan.
2.2 Tanda Bahaya/ Komplikasi Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
2.2.1 Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam terjadi pada kehamilan muda atau usia dibawah 20 minggu. (Sarwono, 2009:282). Penyebab terjadinya
perdarahan pervaginam pada umumnya, antara lain:
2.2.1.3 Molahidatidosa
Hamil mola adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tadak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dini
fili korialis disertai degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan berkembang dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin,
kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur korialis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar
berbentuk gelembung – gelembung seperti anggur.
2.3 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Lanjut (Umur Kehamilan Lebih dari 22 minggu)
Tanda bahaya yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Pengelihatan kabur
4. Bengkak muka dan/ tangan
5. Nyeri Abdomen Hebat
6. Gerakan janin tidak terasa
7. Keluar cairan pervaginam
2.3.2 Sakit Kepala Yang Hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak Muka Dan/Tangan
Tanda dan gejala preeclampsia berat :
1) Kenaikan sistole >160 mmHg dan kenaikan diatole >110 mmHg.
2) Pengeluaran protein dalam urine (Proteinurine = 2+)
3) Edema kaki, tangan sampai muka
4) Terjadi gejala subyektif :
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Nyeri pada epigastrium
- Sesak nafas
- Berkurangnya urine.
5) Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma.
6) Terjadi koma
2.3.3 Keluar Cairan Pervaginam
1. Pengertian
Ketuban pecah dini merupakan penyebab terbesar persalinan prematur dengan berbagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecahnya
ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban
sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (periode laten).
.
2. Penyebab ketuban pecah dini
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Serviks inkompeten
2) Keterangan rahim berlebihan, kehamilan ganda, hidramnion
3) Kelainan letak janin dalam rahim, letak sungsang, letak lintang
4) Kemungkinan kesempitan panggul, perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, sefalpelvik disproforsi.
5) Kelainan bawaan dari selaput ketuban
6) Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan
ketuban pecah.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut:
(1)Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
(2)Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
2.3.4 Gerakan Janin Berkurang
1. Pengertian
Sebaiknya ibu mengamati gerakan janinnya setiap hari setelah usia 28 minggu (pada resiko tinggi) yang sudah teridentifikasi sedangkan
pada wanita yang beresiko rendah dimulai sejak usia kandungan 34 minggu (varney,2007).
Menjelang usia cukup bulan janin akan mengalami penurunan jumlah gerakan yang sesungguhnya karena amplitudo
gerakan janin cenderung menghilang seiring penurunan jumlah cairan amnion.
Penurunan volume cairan mengurangi ruangan untuk gerakan tungkai janin sehingga persepsi ibu tentang gerakan janin
berkurang.
Pada ibu perokok dianjurkan untuk puasa merokok selama 2 jam sebelum melakukan penghitungan gerakan janin, karena
nikotin mengurangi gerakan pernafasan fetus, dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga
mengurangi jumlah oksigen sampai kejanin. Pada saat bersamaan jantung fetus berdetak lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen
pada tubuhnya. Kurangnya oksigen dan makanan bergizi menyebabkan cacat pada janin. ketika ibu hamil merokok, plasenta tampak
dingin saat pembuluh darah mengkerut dan aliran darah berkurang. Secara bersamaan jantung janin berdetak saat nikotin mulai masuk
(Rose, 2004). Pengetahuan / informasi tersebut adalah :
1) Pergerakan janin akan bertambah setelah makan
2) Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif
3) Janin yang normal akan tidur selama 20 menit
4) Selama 2 – 3 minggu sebelum lahir, aktifitas normal janin akan berkurang
Penurunan gerakan pada janin menandakan kegawat daruratan pada janin (fetal distres ). Fetal distres adalah ketidak seimbangan antara
kebutuhan 02 dan nutrisi janin sehingga menimbulkan perubahan metabolisme janin menuju metabolisme dan aerob yang menyebabkan
hasil akhir metabolismenya bukan lagi CO2. ( Manuaba,JBG:2007:841).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur sehingga dapat menurunkan 02 dan
makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernapas spontan dan teratur setelah
dilahirkan. Asfiksia neonatorum dapat merupakan kelanjutan kegawatan janin(Fetal distres) intra uteri yang disebabkan oleh
banyak hal.
Sebab asfiksia neonatorum, yang merupakan kelanjutan dari fetal distres intra uteri. (Manuaba I Bagus Gde;2007:842)
2.4 Sikap yang harus dilakukan oleh ibu dan keluarga dalam menghadapi bahaya kehamilan, antara lain:
2.4.1 Mendiskusikan dan menentukan tempat dan calon penolong persalinan serta menandatangani “Perjanjian Tertulis / Amanat Persalinan”.
1. Suami dan keluarga memberi dukungan moral kepada ibu serta melakukan pendampingan selama pemeriksaan kehamilan dan pada
saat proses persalinan berlangsung.
2. Suami dan keluarga menyetujui serta mendukung petugas kesehatan melakukan rujukan
2.4.2 Menyiapkan dana untuk kepentingan dan kebutuhan ibu selama hamil, bersalin dan nifas termasuk biaya rujukan.
1. Suami dan keluarga berupaya menyediakan dana yang cukup untuk biaya tindakan penanganan komplikasi
2. Suami dan keluarga selalu mendampingi ibu selama tindak penanganan komplikasi
2.4.3 Mengupayakan dan mempersiapkan transportasi jika sewaktu-waktu diperlukan
1. Suami dan keluarga segera menghubungi Ambulance Desa pada saat rujukan
2. Ibu harus mendapatkan pelayanan tepat cepat terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas
2.4.4 Menyiapkan calon donor darah yang bersedia membantu jika sewaktu-waktu diperlukan
1. Suami ,keluarga dan masyarakat berupaya menyiapkan calon pendonor darah untuk kepentingan tranfusi darah
2.4.5 Mendiskusikan dan menentukan metode KB yang akan dipergunakan pasca persalinan :
1. Ibu,suami dan keluarga mengetahui jenis, metode, manfaat dan efek samping alat kontrasepsi
2. Ibu, suami dan keluarga bersama-sama menyepakati alat kontrasepsi yang akan digunakan
3. Ibu dan suami bersama-sama datang ke fasilitas kesehataan untuk mendapatkan pelayanan KB
4. Ibu dan suami segera datang ke fasilitas kesehatan, bila mengalami efek samping atau jika akan berganti alat kontrasepsi
2.6 Berikut ini 18 Penapisan yang dilakukan oleh Bidan antara lain:
1. Riwayat Bedah Sesar
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (UK <27 minggu)
4. Ketuban pecah disertai mekonium
5. Ketuban pecah lama (>24 jam)
6. Ketuban pecah pada UK <37 minggu
7. Ikterus
8. Anemia Berat
9. Tanda atau Gejala Infeksi
10. Preeklampsi atau hipertensi dalam kehamilan
11. Tinggi fundus 40cm atau lebih
12. Gawat janin
13. Primipara pada fase aktif kala 1 persalinan masih 5/5
14. Persentase bukan kepala
15. Persentase ganda atau majemuk
16. Kehamilan ganda (gemeli)
17. Tali pusat menumbung
18. Syok
Kasus ke lima
Laporan pendahuluan INTRANATAL FISIOLOGIS
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembentukan serviks serta pengeluaran janin dan placenta dari ibu.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir
Persalinan normal adalah suatau proses dimana janin cukup bulan dengan placenta belakang kepala masuk melalui jalan lahir dengan
normal dan lahir secara spontan
2. Macam-Macam Persalinan
a. Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
b. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya dengan forceps, sectio caesarea
c. Persalinan anjuran
Persalinan terjadi bil abyi sudah cukup besar untuk hidup diluar tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan
dalam persalinan. Kadang-kadang persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian pitocin atau prostaglandin
3. Penyebab Terjadinya Persalinan
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab terjadinya persalinan :
a. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim, selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim
c. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot makin rentan
d. Pengaruh janin
e. Teori prostaglandin
Peningkatan kadar prostaglandin dalam decidua mengakibatkan kontraksi myometrium pada setip umur kehamilan atau pada/selama
persalinan
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Jalan lahir
Hal ini mengacuh kemampuan panggul dan jalan lahir dalam memungkinkan janin turun. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
- Tipe panggul
- Struktur panggul
- Diameter PAP
- Diamater PBP
- Kemampuan uterus berdistensi, kemampuan serviks berdilatasi dan saluran vagina dan introitus vagina berdistensi
b. Janin
Hal ini mengacuh pada janin dan kemampuan untuk bergerak melalui jalan lahir yang berdasarkan fakotr berikut ini :
- Ukuran kepala janin dan kemampuan kepala untuk moulase dalam jalan lahir
- Presentase bagian janin yang masuk pertama kali dalam panggul ibu
- Posisi janin : hubungan dari titik patokan dan bagian terendah janin dan panggul ibu
c. Tenaga
Mengacuh pada frekuensi, durasi dan kekuatan kontraksi uterus untuk menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks komplet
d. Psikis
Mengacuh pada keadaan psikologik klien, sistem pendukung yang tersedia persiapkan kelahiran anak, pengalaman dan strategi koping
5. HIS
a. Definisi
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari masa kehamilan sebelum persalinan sudah ada
kontraksi yahg disebut his pendahuluan atau his palsu. His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri perut bagian bawah
dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang memencar dari pinggang ke perut bagian bawah dan lipat paha tidak tidak menyebabkan
nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya kontraksi pendek dan tidak bertambah kuat
bahkan serig berkurang. His pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.
His persalinan disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot waktu kontraksi, tekanan pada ganglia dalam serviks dan segmen bahwa
rahim oleh serabut-serabut otot-otot yang berkontraksi. Kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh kemaunan, walau
begitu dapat dipengaruhi dari luar misalnya rangsangan jari-jari tangan dapt menimbulkan kontraksi.
b. Macam-macam his
1. His pembukaan adalah his yang menimbulkan pembukaan dari serviks
2. His pengeluaran adalah his yang mendorong anak keluar dan biasanya disertai dengan keinginan untuk mengejan
3. His pelepasan uri yang melepaskan uri
6. Pembagian Persalinan
a. Kala I
Serviks membuka sampai 10 cm, kala I dinamakan juga kala pembukaan secara klinis dapat dinyatakan partus mulai bila his dan (blood
show) lendir campur darah ini berasal dari kapiler-kapiler yang berada disekitar kanalis servikal.
Proses-proses serviks akibat his dibagi dalam 2 fase
1). Fase laten
Fase pertama dalam tahap persalinan, mulai dengan awitan persalinan sejati dan berakhir pada dilatasi serviks 4 cm. Fase rata-rata kira-
kira 8/10-20 jam untuk nulipara dan 3/6-14 jam untuk multipara.
2). Fase aktif
Bila kontraksi meningkat sampai intensitasnya sedang dalam fase ini dan saat dilatasi dari 4-8 jam, klien menjadi lebih terlibat dan
terfokus pada pross persalinan. Fase aktif berakhir kira-kira 1-2 jampada multipara, 3-4 jam pada nulipara. Janin turun pada jalan kira-
kita 1 cm perjam pada nulipara dan 2 cm pada multipara
Tanda-tanda kala I :
1). His kuat dan teratur serta intervalnya makin lama makin pendek
2). Pengeluaran lendir campur darah lewat vagina
3). Sering berkemih
4). Pada pemeriksaan sudah ada pembukaan
b. Kala II
Tahap pengeluaran mulai dengan dilatasi serviks penuh (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Ibu berupaya untuk mengejan
terjadi secara involunter selama kontraksi yaitu 1,5-2 menit, berakhir 60-90 detik
Tanda-tanda kala II
- His lebih teratur/terkoordinir, lebioh kuat dan intervalnya makin pendek yaitu antara 2-3 menit
- Adanya perusaan ingin mengedan
- Ibu merasa seperti ingin BAB
- Pada pemeriksaan dalam sudah ada pembukaan lengkap
- Anus dan vulva terbuka serta perineum menonjol
- Presentase (bagian paling rendah) akan kelihatan)
c. Kala III
Persalinan tahap III mulai dengan kelahiran bayi yang disesuaikan dengan pelepasan da pengeluaran placenta. Berakhir kapan saja 30
menit dengan rata-rata selama 3-4 menit pada nulipara dan 4-5 menit pada multipara. Tahap ini paling pendek
d. Kala IV
Dalam kala ini diamati apakah ada/terjadi perdarahan post partum atau tidak. Beberapa hal yang diamati :
1). Kelengkapan placenta dan selaput ketuban
2). Perkiraan jumlah darah yang hilang
3). Perineum
4). Keadaan ibu
5). Tanda-tanda vital
7. Tujuan Persalinan Normal
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
mempertahankan aspek sayang ibu dan sayang bayi
8. Tugas Penolong Persalinan
1). Memberikan dukungan pada ibu, suami dan keluarga selama proses persalinan saat akan melahirkan bayi dan pada masa sesudahnya
2). Melakukan pemantauan terhadap ibu dan janin dalam proses persalinan dan setelah persalinan ; menilai adanya faktor resiko ;
melakukan defekasi dini terhadap komplikasi persalinan yang mungkin muncul
3). Melakukan intervensi minor bila diperlukan seperti melakukan amniontomy ; episiotomy pada kasus gawat janin, melakukan
penatalaksaan pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
PRAKTEK KEPERAWATAN MATERNITAS
RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN IBU INTRANATAL FISIOLOGIS
PENGKAJIAN DATA
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M,D
Umur : 27 Tahun
Alamat : pinokalan
2. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama: Nyeri perut bagian bawah sampai bagian belakang
Riwayat Penyakit yang Lalu: tidak ada
3. RIWAYAT GINEKOLOGI
Usia Menarche : 14 tahun.
HPHT : 13 januari 2009
Siklus Menstruasi : 4-5 hari. Lama Menstruasi/ siklus: 28 hari.
Gangguan Haid : Banyaknya Darah Haid : 3x ganti pembalut/ hari.
Frekuensi ; Teratur
Nyeri Haid : tidak.
4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: 25 tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif.
Gangguan Seksual : tidak ada
5. RIWAYAT OBSTETRI dan KELUARGA BERENCANA
Anak Hidup/ Usia Usia Jenis Masalah Teknik Jenis
ke… Mati Gestasi Ibu Persalinan Nifas Menyusu KB
Usia i
1 - - - - - - -
6. RIWAYAT KELUARGA
Pernikahan yang ke: Pertama
Penyakit Dalam Keluarga : tidak ada
Gangguan Persalinan Dalam Keluarga: tidak ada
Gangguan Nifas Dalam Keluarga : tidak ada
7. ASPEK PSIKOSOSIAL : Klien dapat berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerjasama dengan orang lain, klien tampak cemas dan gelisah akan proses persalinan yang
akan dihadapi
B. PEMERIKSAAN FISIK IBU BERSALIN
1. LEOPOLD
Leopold Item Hasil
Leopold I TFU Setiggi pusat
Ukuran
Bagian di Fundus Kepala
Ukuran 5 cm.
Usia Kehamilan 40 minggu
Kelainan Tidak ada
Leopold II Letak punggung Kanan
Bagian kecil kiri
Denyut Jantung Janin 85 x / menit
Kelainan Tidak ada
2. KEMAJUAN PERSALINAN
Pembukaan : 7 cm. Penurunan Kepala: ada
Ketuban : (+)
3. TANDA VITAL
Pengukuran Hasil
Temperatur 36,2 ˚C
Nadi 100 x/menit
Pernafasan 24x/menit
Tekanan Darah 110 / 80 mmHg
4. HIS
Item Hasil
Frekuensi 2 jam 45 menit
Durasi
Intensitas sedang
Kelainan tidak ada
5. PANGGUL LUAR:
Bentuk : distansia cristarum
Ukuran : 29 cm
Kelainan : tidak ada
6. GENITO URINARIA
VULVA & PERINEUM
Tanda Chadwick : Ada
Pembengkakan vulva : Ada
Keluaran : lendir + darah
Jumlah : 15 ml. sedikit
PERIKSA DALAM
Portio : tipis
Lunak
Dilatasi Servix : cm.
Keluaran : darah.
Kelainan : tidak ada
KANDUNG KEMIH : kosong.
7. EKSTREMITAS
Oedema : Ada
Varises : Ada
Refleks Patella : Positif
PERTOLONGAN PERSALINAN
1. Melaksanakan Rencana tindakan yang sudah ditetapkan.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan: langkah-langkah persalinannormal (APN).
3. Pemberian Medikasi sesuai kolaborasi.
4. Mempersiapkan alat dan pasten untuk tindakan.
t
e
k
n
i
k
r
e
l
a
k
s
a
s
i
3.
A
j
a
r
k
a
n
i
b
u
c
a
r
a
m
e
n
g
e
d
a
n
y
a
n
g
b
a
i
k
4.
L
a
k
u
k
a
n
m
a
s
s
a
s
e
p
a
d
a
t
u
l
a
n
g
b
e
l
a
k
a
n
g
s
a
a
t
a
d
a
h
i
s
5..
A
n
j
u
r
k
a
n
i
b
u
u
n
t
u
k
m
a
k
a
n
d
a
n
m
i
n
u
m
s
a
a
t
i
b
u
t
i
d
a
k
a
d
a
h
i
s
6.
S
i
a
p
k
a
n
p
a
r
t
u
s
s
e
t
,
h
e
c
t
i
n
g
s
e
t
,
p
a
k
a
i
a
n
b
a
y
i
,
p
a
k
a
i
n
i
b
u
Kece Setelah 1. 1. Agar ibu 1. Menjelaskan dengan singkat pada ibu, bahwa proses Pukul
masan dilakuk J dapat persalinan dari setiap anak berbeda-beda 10.20
b/d an e mengetah S:
lama tindaka l ui bahwa O :
menu n a adanya A : Ibu
nggu kepera s perbedaaa tampak
proses watan k n proses 2. Memberikan dukugan mental dan spiritual pada ibu tenang
persal selama a persalinan agar dapat menghadapi proses persalinan dengan baik dan tidak
inan ½ jam n dan setiap yaitu mendorong ibu untuk selalu berdoa pada Tuhan gelisah
ditand kecema anak agar proses persalinan lancar dan melibatkan - Ibu
ai san itu d 2. keluarganya dalam memberikan dukungan mental mampu
denga dapat e Memberik untuk menghadapi proses persalinan menghad
n ibu hilang n an 3. Meyakinkan ibu dengan menjelaskan bahwa ibu api
bertan dengan g ketenanga melakukan cara-cara tersebut tanpa ragu-ragu dan proses
ya- kriteria a n pada ibu reaksi melawan maka proses persalinan dapat persalina
tanya - Ibu n dan dapat berlangsung denga baik sesuai yang diharapkan n
meng tidak menguran P : Beri
enai cemas s gi penjelasa
keha dan i kecemasa n dan
milan gelisah n n ibu ingatkan
ya, - Ibu g dalam tentang
kapan mampu k proses proses
bayin mengha a persalinan persalina
ya dapi t n secara
akan proses terus
lahir persalin d menerus
dan an a 3.
apaka dengan n Menamba
h baik hkan rasa
akan - s percaya
selam Ekspres e ibu pada
at i wajah d setiap
ekspr tenang e tindakan
esi - Klien r sehingga
wajah tampak h ibu dapat
tampa rileks a melakuka
k n nnya
cemas a 4.
dan Keterlibat
gelisa b an
h a keluarga
h sangat
w berpengar
a uh dalam
proses
p persalinan,
r menurunk
o an cemas
s
e
s
p
e
r
s
a
l
i
n
a
n
d
a
r
i
s
e
t
i
a
p
a
n
a
k
b
e
r
b
e
d
a
-
b
e
d
a
2.
B
e
r
i
d
u
k
u
n
g
a
n
m
e
n
t
a
l
d
a
n
s
p
i
r
i
t
u
a
l
p
a
d
a
i
b
u
a
g
a
r
d
a
p
a
t
m
e
n
g
h
a
d
a
p
i
p
r
o
s
e
s
p
e
r
s
a
l
i
n
a
n
d
e
n
g
a
n
b
a
i
k
3.
Y
a
k
i
n
k
a
n
i
b
u
b
a
h
w
a
s
e
m
u
t
i
n
d
a
k
a
n
p
e
r
a
w
a
t
d
a
p
a
t
m
e
m
b
a
n
t
u
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
p
e
r
s
a
l
i
n
a
n
4.
L
i
b
a
t
k
a
n
k
e
l
u
a
r
g
a
d
a
l
a
m
p
r
o
s
e
s
p
e
r
s
a
l
i
n
a
n
4.
A
m
a
t
i
d
a
n
p
a
n
t
a
u
k
e
m
a
j
u
a
n
k
a
l
a
I
I
5.
B
e
r
i
m
i
n
u
m
p
a
d
a
i
b
u
s
a
a
t
t
i
d
a
k
a
d
a
h
i
s
6.
C
u
c
i
t
a
n
g
a
n
s
e
b
e
l
u
m
m
e
l
a
k
u
k
a
n
t
i
n
d
a
k
a
n
s
e
l
a
n
j
u
t
n
y
a
7.
T
o
l
o
n
g
p
e
r
s
a
l
i
n
a
n
Kala II
Kala III
Perencanaan Keperawatan
I
n
Diag
t
nosa
e
Kep Tujuan
r Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi
era /Kriter Rasional
v
wat ia hasil
e
an
n
s
i
Resi Setelah 1. 1. Tidak 20.30 1. Mengosongkan kandung kemih dengan Pukul 20.30
ko ½ jam K menekan menggunakan kateter logam jumlah urine ± 150 S : klien
perd dilakuk o jalan lahir cc mengatakan
arah an s sehingga nyeri perut
an tindaka o placenta 2. Mengetengahkan fundus uteri, melakukan O : Placenta
b/d n n lahir massase ringan di perut untuk merangsang sudah lahir
plac kepera g dengan kontraksi uterus - Perdarahan
enta watan, k lengkap 3. Melihat apakah placenta sudah lepas dari seluruhnya ±
belu tidak a 2.Mempertaha endometrium dengan menggunakan metode 200 cc
m terjadi n nkan kutzner dengan cara : tangan kiri menekan ringan - TFU 1
lahir perdara kontraksi pada fundus uteri, tangan kanan memegang klem. JBPST
ditan han k uterus Apabila tali pusat masuk ke dalam saat fundus A : Masalah
dai yang a sehingga uteri ditekan, berarti placenta belum lepas dari teratasi
deng berlebi n plasenta endometrium dan sebaliknya apabila tali pusat P : Awasi kala IV
an han dan d lahir tidak masuk ke dalam saat ditekan, berarti
klien placent u 3. placenta sudah lepas dari endometrium. Placenta
men a dapat n Mengetah sudah lepas dari endometrium
gata lahir g ui 3. Melahirkan placenta puku; 20.45
kan dengan lepasnya Pertahankan posisi ibu dorsal recumbent.
peru lengkap k placenta Anjurkan ibu untuk tidak mengejan, tali pusat
tnya e dari perlahan-lahan ditarik dengan cara digulung pada
sem m endometri klem II oleh tangan kanan. Tangan kiri menekan
akin i um ringan fudus uteri. Tangan kanan meerima
sakit h placenta dan apabila placenta hampir keluar
, seluruhnya, tangan kiri membantu tangan kanan
KALA IV
Jam Implementasi
Di Tuj Inte Rasional keperawatan
ag uan/ rven
n krit si E
os eria v
a a
Hasi l
l u
a
si
ke
pe
ra
w
at
a
n
R Setel 1. 1. untuk 21.00 1. Merawat luka di bagian labia mayora kiri P
es ah Raw mencegah u
ik dilak at terjadinya 2. Menjahit dengan 6 jahitan di labia myora kiri karena ada ruptur k
o ukan luka infeksi 3. Melakukan Vulva hygine, membersihkan daerah perineum u
in tinda di 4. Mengganti pembalut klien dan pakaian klien l
fe kan bagi 2. agar 2
ks kepe an perdaraha 3
i rawa labia berakhir .
b/ tan may 0
d sela ora 0
L ma 2 kiri 3. untuk S
uk jam 2. mengetah :
a infe jahit ui -
ro ksi di interfensi O
be tidak daer apa yang :
ka terja ah akan R
n di rupt dilakukan u
di ur 4Pembalut p
ta yang tidak t
nd 3. diganti u
ai mon merupaka r
de itor n pintu t
ng kead masuk e
an aan mikroorga l
ad klien nisme a
an h
ya 4.ga d
nti ij
lu pem a
ka balut h
di dan it
ba laku A
gi kan :
an vulv M
la a a
bi hgin s
a e a
m l
ay a
or h
a t
ki e
ri r
a
t
a
si
P
:-
Imple E
Perenc
mentas v
Diag anaan
Jam i a
nosa Kepera
Kepera l
No Kepe watan
watan u
rawa
Tujuan a
tan Interve Rasion
/Kriteri s
nsi al
a hasil i
2. Kelel Setelah 1. Awasi 1. 2 1. Mengawasi Pukul
ahan 2 jam perdara Mengid 1 perdarahan dan 23.
b/d dilakuk han dan entifika . tanda-tanda vital 00
prose an observa si 0 perdarahan S : Ibu
s tindaka si perkem 0 berjumlah ± me
persa n tanda- bangan 200cm, TTV : Td : nga
linan keperaw tanda kesehat 110/80 mmHg, N: taka
ditan atan, vital an ibu 105x/m, n
dai kelelaha selama R:24x/m, Sb:36,20 tida
deng n dapat periode C k
an berkura post 2. Mengawasi lela
ibu ng 2. Awasi partum kontraksi uterus, h
meng sampai kontrak TFU : 1 JBPST, O : Ibu
ataka hilang si kontraksi uterus tam
n dengan uterus 2 baik pak
mera kriteria 2. 2 3. Memakaikan tena
sa - Ibu 3. Menget . gurita dan ng
lelah, mengata Pakaika ahui 4 mengganti pakaian - Ibu
klien kan n gurita apabila 5 ibu yang kotor ma
tamp tidak dan ada dengan bersih mp
ak lelah ganti perdara 4. Memberi makan u
lelah, - Ibu baju han dan minum pada mel
perda dapat ibu 2 ibu aku
rahan melaku 3. Ibu 2 kan
50 kan 4. Beri dapat . 5. Menganjurkan ibu akti
Pendidikan kesehatan 1 Pembukaan 5 Menit Mengucapkan
salam
Memperkenalkandiri
ATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Kontrak waktu
PERSIAPAN PERSALINAN Menjelaskan maksud dan tujuan pemberia
pendidikan kesehatan
Pokok Bahasan : Intra Natal Care (INC) 2 Pelaksanaan 10 Menit Menjelaskan pengertian persalinan
Sub Pokok Bahasan : Persiapan Persalinan penyampaian Menjelaskan macam-macam persalinan
Sasaran : Ibu Hamil materi Menjelaskan persiapan ibu menghadapi p
Tempat : 3 Diskusi 15 menit Tanya jawab Peserta bertanya
Penyuluh : 4 Penutup 5 Menit Menyimpulkan hasil penyuluhan.
Tanggal : Memberi saran-saran.
Mengucapkan salam penutup
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan
selama 30 menit, Ibu hamil mampu menjelaskan macam-macam G. EVALUASI
persiapan persalinan. Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
B. Tujuan Instruksional Khusus Jenis : Tanya Jawab
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan, ibu Jenis Pertanyaan
dapat: 1. Jelaskan pengertian persalinan
1. Menjelaskan pengertian persalinan 2. Jelaskanpersiapan ibu menghadapi persalinan
2. Menjelaskan macam-macam persalinan
3. Menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan H. HASIL
1. Sasaran dapat Menjelaskan pengertian persalinan
C. METODE 2. Sasaran dapat menjelaskan persiapan ibu menghadapi persalinan
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.
D. MEDIA
1. Leaflet.
MATERI PENYULUHAN
E. MATERI “PERSIAPAN PERSALINAN”
Terlampir
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi
dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat
(Barbara, 2009).
F. KEGIATAN
NO Tahap Waktu Kegiatan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) dokter akan melakukan tindakan segera untuk mengeluarkan bayi, misalnya
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan vakum. Keadaan lain pada ibu, yaitu adanya hipertensi (preeklamsia)
atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba, 2010). juga merupakan alasan dipilihnya vakum sebagai alat bantu persalinan. Daam
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servks,dan janin keadaan demikian, Anda tidak boleh mengejan terlalu kuat karena mengejan
turun ke dalam jalan lahir (Sarwono,2006). dapat mempertinggi tekanan darah dan membahayakan jiiwa Anda. Vakum
Jadi,persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi pada juga dikerjakan apabila terjadi gawat janin yang ditandai dengan denyut
kehamilan cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan atau tanpa jantung janin lebih dari 160 kali permenit atau melambat mencapai 80 kali
bantuan. permenit yang menandakan bahwa bayi telah mengalami kekurangan oksigen
(HIPOKSIA).
B. Macam-macam persalinan Proses persalinannya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 10 menit.
1. Persalinan Normal Namun, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menjalani seluruh
Persalinan normal adalah bayi lahir melalui vagina dengan letak prosedur.
belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta tidak b. Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi). Proses persalinan normal Forsep merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam
biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. (Manuaba, 2010). menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum, persalinan yang dibantu forsep
Terjadinya persalinan membutuhkan tiga faktor penting, yaitu bisa dilakukan meski Anda tidak mengejan, misalnya saat terjadi keracunan
kekuatan ibu saat mengejan, keadaan jalan lahir, dan keadaan janin. kehamilan, asma, atau penyakit jantung. Persalinan dengan forsef relatip
Ketiganya harus dalam keadaan baik, sehingga bayi dapat dilahirkan. Dengan lebih beresiko dan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan vakum. Namun
adanya kekuatan mengejan ibu, janin dapat didorong kebawah, dan masuk kadang terpaksa dilakukan juga apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak
kerongga panggul. Saat kepala janin memasuki ruang panggul,posisi kepala baik.
sedikit menekuk sehingga dagu dekat dengan dada janin. Posisi ini akan Dokter akan meletakan forsep diantara kepala bayi dan memastikan itu
memudahkan kepala janin lolos melalui jalan lahir, yang diikuti dengan terkunci dengan benar, artinya kepala bayi dicengkram dengan kuat dengan
beberapa gerakan selanjutnya. setelah kepala keluar, bagian tubuh janin yang forsep. Kemudian forsep akan ditarik keluar sedangkan ibu tidak perlu
lain akan mengikuti, mulai dari bahu, badan, dan kedua kaki. mengejan terlalu kuat. Persalinan forsep biasanya membutuhkan episiotomi.
Forsep digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak ada
2. Persalinan Dibantu Alat tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi yang tidak boleh mengejan,
Jika pada fase kedua/ kala dua persalinan tidak maju dan janin tidak forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika terjadi gawat janin ketika
juga lahir, sedangkan Anda sudah kehabisan tenaga untuk mengejan, maka janin kekurangan oksigen dan harus segera dikeluarkan. Apabila persalinan
dokter akan melakukan persalinan berbantu, yaitu persalinan dengan yang dibantu forsep telah dilakukan dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi,
menggunakan alat bantu yang disebut forsep atau vakum. Jika tidak berhasil maka operasi caesar harus segera dilakukan.
maka akan dilakukan operasi caesar.
a. Persalinan dibantu Vakum (Ekstrasi Vakum) 3. Secsio Caesar
Disebut juga ekstrasi vakum. Vakum adalah seatu alat yang a. Operasi Caesar Terencana (elektif)
menggunakan cup ppenghisap yang dapat menarik bayi keluar dengan Pada operasi caesar terencana (elektif), operasi caesar telah
lembut. direncanakan jauh hari sebelum jadwal melahirkan dengan
Cara kerjanya sangat sederhana, yaitu vakum diletakan diatas kepala mempertimbangkan keselamatan ibu maupun janin. Beberapa keadaan yang
bayi, kemudian ada selang yang menghubungkan mangkuk ke mesin yang menjadi pertimbangan untuk melakukan operasi caesar secara elektif, antara
bekerja dengan listrik atau pompa. Alat ini berpungsi membantu menarik lain :
kepala bayi ketika Anda mengejan. Jadi tarikan dilakukan saat Anda 1) Janin dengan presentasi bokong : Dilakukan operasi caesar pada janin
mengejan, dan saat mulut rahim sudah terbuka penuh (FASE KEDUA) dan presentasi bokong pada kehamilan pertama, kecurigaan janin cukp besar
kepala bayi sudah berada dibagian bawah panggul. sehingga dapat terjadi kemacetan persalinan (CEPALO PELVIC
Persalinan dengan vakum dilakukan bila ada indikasi membahayakan DISPROPORTION), janin dengan kepala menengadah (DEFLEKSI), janin
kesehatan serta nyawa ibu atau anak, maupun keduanya. Jika proses dengan lilitan tali pusat, atau janin dengan presentasi kaki.
persalinan cukup lama sehingga ibu sudah kehilangan banyak tenaga, maka
2) Kehamilan kembar : Pada kehamilan kembar dilihat presentasi terbawah melanjutkan persalinan pervaginam dengan alat (berbantu) atau operasi
janin apakah kepala, bokong, atau melintang. Masih mungkin dilakukan caesar, tergantung pada penurunan kepala janin didasar tanggul, keadaan
persalinan pervaginam jika persentasi kedua janin adalah kepala-kepala. tanggul ibu, dan ada tidaknya kegawatan pada janin.
Namun, dipikirkan untuk melakukan caesar pada kasus janin Persalinan macet merupakan penyebab tersering operasi caesar.
pertama/terbawah selain presentasi kepala. pada USG juga dilihat apakah Beberapa alasan yang dijadikan pertimbangan ialah kontraksi tidak lagi
masing-masing janin memiliki kantong ketuban sendiri-sendiri yang terpisah, efektif, janin terlalu besar semantara jalan lahir ibu sempit, dan posisi kepala
atau keduanya hanya memiliki satu kantong ketuban. Pada kasus kehamilan janin yang tadak memungkinkan dilakukan penarikan dengan vakum maupun
kembar dengan janin hanya memiliki satu kantong ketuban, resiko untuk forsep.
saling mengait/menyangkut satu sama lain terjadi lebih tinggi, sehingga perlu 2) Stres pada janin
dilakukan caesar terencana.Pada kehamilan ganda dengan jumlah janin lebih Ketika janin stres, dia akan kekurangan oksigen. Pada pemeriksaan
dari dua (misal 3 atau lebih), disarankan untuk melakukan operasi caesar klinik tanpak bahwa denyut jantung janin menurun. Secara normal, selama
terencana. terjadi kontraksi denyut jantung janin menurun sedikit, namun akan
3) Plasenta previa : artinya plasenta terletak dibawah dan menutupi mulut kembali ke prekwensi asalnya, jika :
rahim. Karena sebelum lahir janin mendapat suplai makanan dan oksigen, – Prolaps tali pusat: jika tali pusat keluar melalui mulut rahim, dia bisa terjepit,
maka tidak mungkin plasenta sebagai media penyuplai lahir/ lepas terlebih sehingga suplai darah dan oksigen kejanin berkurang. Keadaan ini berbahaya
dulu dari janin karena dapat mengakibatkan kematian janin. Plasenta terdiri jika janin dilahirkan secara normal lewat vagina, sehingga memerlukan
dari banyak pembuluh darah, lokasi plasenta yang menutupi jalan lahir, tindakan operasi caesar segara.
sangat rawan dengan terjadinya pendarahan. Apabila terjadi kontraksi pada – Perdarahan : Jika Anda mengalami perdarahan yang banyak akibat plasenta
rahim, maka sebagian plasenta yang kaya pembuluh darah ini akan terlepas terlepas dari rahim, atau karena alasan lain, maka harus dilakukan operasi
dan menimbulkan pendarahan hebat yang dapat mengancam nyawa janin dan caesar.
ibu. – Stres janin berat : Jika denyut jantung janin menurun sampai 70x per menit,
4) Kondisi medis ibu : preeklamsia, kencing manis (diabetes militus), herpes, maka harus segera dilakukan operasi caesar. Normalnya denyut jantung janin
penderita HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru kronik, atau tumor adalah 120/160x per menit. (wordpress.com/macam-macam-persalinan)
rahim (mioma) yang ukurannya besaratau menutupi jalan lahir, kista yang
menghalangi turunnya janin, serta berbagai keadaan lain merupakan hal-hal C. Persiapan ibu menghadapi persalinan
yang menyebabkan operasi caesar lebih diutamakan. 1. Persiapan persalinan secara bio/fisiologis
5) Masalah pada janin : Misanya pada janin dengan oligohidramnion (cairan a. Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakan-
ketuban sedikit) atau janin dengan gangguan perkembangan. pergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar, pergerakan ibu semakin tidak
b. Opereasi Caesar Darurat (Emergency) bebas, ibu merasakan tidak nyaman.
Yang dimaksud operasi caesar darurat adalah jika operasi dilakukan b. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan kencing, kaki bengkak
ketika proses persalinan telah berlangsung. Hal ini terpaksa dilakukan karena c. Kondisi otot panggul dan otot jalan lahir mengalami penekanan
ada masalah pada ibu maupun janin. Beberapa keadaan yang memaksa d. Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan dan kontraksi
terjadinya operasi caesar darurat, antara lain : otot-otot dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut.
1) Persalinan macet e. Kontraksi dari otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat dipengaruhi oleh
Keadaan ini dapat terjadi pada fase pertama (fase lilatasi) atau fase sistem syaraf simpati, parasimpatis dan syaraf lokal pada otot uterus
kedua (ketika Anda mengejan). Jika persalinan macet pada fase pertama,
dokter akan memberi obat yang disebut oksitosin untuk menguatkan 2. Persiapan Psikologis
kontraksi otot-otot rahim. Dengan demikian mulut rahim dapat membuka. a. Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis belaka,
Ada teknik lain, yaitu memecahkan selaput ketuban atau memberikan cairaan akan tetapi banyak diwarnai dengan komponen psikologis
infus intrafena jika Anda kekurangan cairan /dehidrasi. Jika cara-cara itu b. Ada perbedaan yang dialami ibu yang satu dengan yang lain
tidak berhasil, maka operasi caesar akan dilakukan. c. Pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan bayinya, ibu banyak
Jika persalinan macet pada fase kedua, dokter harus segera dipengaruhi oleh perasaan/emosi dan ketegangan
memutuskan apakah persalinan dibantu dengan vakum atau forsep atau perlu d. Ibu merasa cemas dapat lahir dengan lancar, sehat atau cacat
segera dilakukan operasi caesar. Hal yang menjadi pertimbangan untuk e. Adanya dukungan moral daripada suami dan calon ayah
f. Kesiapan mental untuk menghadapi proses persalinan dan meyakinkan diri Misal :
sebelum proses persiapan persalinan normal adalah suatu proses yang alami a. Malnutrisi akan membawa akibat bagi kehamilan, ibu maupun janin
dan terbaik b. Perumahan yang tidak memenuhi syarat, ini akan menimbulkan higiene yang
g. Ibu juga amat bahagia menyonsong kelahiran bayinya yang diidam- kurang
idamkannya.
h. Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi
gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati.
i. Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama
besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah 4. Persiapan Kultural
tidak secara langsung merasakan efeknya kehamilan. Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup
yang kurang baik terhadap kehamilan dan berusaha unutk mencegah akibat
Bantuan yang diberikan kepada ibu dalam rangka bimbingan persiapan itu. (Hamilton P.2008)
mental adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi perasaan takut yang dirasakan oleh ibu dalam persalinan dengan 5. Persiapan TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin)
cara : Tabulin adalah tabungan yang dipersiapkan untuk persalinan yang
Memberikan pengertian pada ibu tentang peristiwa persalinan dilakukan pada pasangan suami istri sedang dasolin atau dana social bersalin
Menunjukkan kesediaan untuk menolong digunakan untuk merencanakan dalam kehamilannya.
Mengajak ibu berdoa untuk menyerahkan diri dan mohon bantuan kepada Salah satu kegiatan ini adalah membuat tabungan ibu bersalin
Tuhan sesui dengan agama. (tabulin). Secara psikologis, ibu akan merasa tenang menghadapi
b. Berusaha menentramkan perasaan yang mencemaskan saat persalinan jika semua kebutuhan sudah terpenuhi. Tabulin ini biasanya
Dengan penjelasan yang bijaksana dilakukan oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, sehingga akan
Dengan menjawab perasaan ibu secara baik dan tidak menyinggung perasaan menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan. Adapun manfaat dari
c. Memberi gambaran yang jelas dan sistematis tentang jalannyapersalinan. diadakannya tabulin ini adalah sebagai berikut :
Misal : a. Sebagai tabungan/simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau
His/kontraksi yang mengakibatkan rasa sakit itu penting untuk membuka sesudah persalinan.
jalan kelahiran b. Ibu dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.
Mengeluarkan anak dalam kandungan bukan saja dengan his makin kuat Tabungan yang bersifat social ini sangat membantu warga, terutama
tetapi juga dengan cara yang baik. Penjelasan ini banyak sekali sesuai dengan bagi warga yang berekonomi lemah. Proram ini sangat tepat dan efektif
perubahan fisiologis dalam persalinan. Perlu diingat bahwa penjelasan harus dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa
sederhana agar mudah dimengerti oleh ibu. terbebani dalam upaya mendukung program tersebut karena penggalangan
d. Ibu harus sering ditemani karena akan merasa mendapatkan bantuan moril dana tabungan dilakukan mellaui proses jimpitan. Melalui tabulin bumil
orang yang simpati dengan memberi bantuan setiap saat yang diperlukan dan diharapakan dapat menabung sehingga saat melahirkan, tidak mengalami
mendengarkan segala keluhan penderita kesulitan biaya persalinan karena sudah ada dana tabungan. Kegiatan ini
e. Mengerti perasaan penderita adalah upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu.
f. Menarik perhatian dan kepercayaan ibu dengan perhatian dan tingkah laku, Meskipun demikian, cara ini belum menjamin 100% menjamin ibu hamil
bijaksana, halus dan ramah serta sopan selamat dari maut. Tabungan ini biasanya dibentuk berdasarkan RW atau
g. Berusaha membesarkan kepercayaan dan keselamatan ibu menghadapi posyandu. Sebagai tenaga kesehatan yang akan membantu proses kelahiran
persalinan dengan memberi petunjuk dan mengikutinya. biasanya akan menetukan jumlah tabungan ibu hamil di setiap minggu nya
dan
3. Persiapan Sosial memberi penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat tabulin
Segi sosial merupakan akar untuk tumbuh, dalam hal ini harus sehingga ibu hamil mempunyai kesadaran untuk membayar tabulin.
dipersiapkan mengenai unsur apa yang harus dikenal dari lingkungan sosial, (www.academia.edu/TABULIN)
kondisi ekonomi, taraf penghidupan dan kebudayaan yang berhubungan
dengan calon ibu yang akan melahirkan. 6. Persiapan Kegawatdaruratan (BAKSOKUDA)
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat
Kasus ke
“BAKSOKUDA” yang diartikan sebagi berikut :
a. B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaru ratan
b. A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti
spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
enam
c. K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan
alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus
menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
d. S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima
ibu
e. O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan
merujuk
f. K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan
ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
dalam waktu cepat.
g. U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar Laporan pendahuluan partus lama
rujukan
h. DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi
darah apabila terjadi perdarahan.
(jurnalbidandiah.blogspot.com/pelayanan-kontrasepsi-dan-rujukannya) LANDASAN TEORI
Dengan latar belakang budaya tertentu, masyarakat saat ini
masih ada yang mempercayakan proses persalinan dengan dukun,
terutama pada masyarakat pedesaan. Persalinan yang ditolong oleh
dukun tidak selamanya berlangsung dengan lancar, terkadang juga
mengalami beberapa komplikasi seperti :
1. Persalinan lama
2. Retensio plasenta
3. Inversio uteri
4. Rupture uteri
5. Atonia uteri
6. Perdarahan post partum
Dalam hal ini, penulis membahas mengenai persalinan lama. 2. Kala II (kala pengeluaran)
Sebelum penulis membahas mengenai partus lama, penulis akan Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir, berlangsung selama 2
membahas sedikit mengenai persalinan yang normal. jam untuk primi dan 1 jam untuk multi.
Menurut WHO (1998) dan Mayles (1996) persalinan adalah
3. Kala III (kala uri)
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
bulan 37-42 minggu, lahir spontan, tanpa komplikasi baik pada ibu
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
Tanda-tanda lepasnya plasenta :
dari tubuh bayi.
a. Uterus terdorong ke atas
A. Tahapan Dalam Persalinan b. Tali pusat bertambah panjang
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2002), tahapan dalam c. Terjadinya perdarahan tiba-tiba
persalinan di bagi menjadi 3 kala yaitu : d. Uterus menjadi bundar
1. Kala I (kala pembukaan)
4. Kala IV (kala pengawasan)
Dimulainya dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap 10 cm.
Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.
Proses ini dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a. Fase laten (8 jam), servik membuka sampai 3 cm
B. Etiologi atau Penyebab Persalinan
b. Fase aktif (7 jam) servik, membuka dari 4 cm sampai 10 cm
Berdasarkan Buku Obstetri Fisiologi Fakultas Kedokteran UNPAD
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
(1985). apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui
1) Fase akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
benar, yang ada hanya merupakan teori-teori yang kompleks antara lain
menjadi 4 cm
dikemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
2) Fase dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,
pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
berlangsung cepat dari 4 cm
1.Teori penurunan hormon
menjadi 9 cm
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
3) Fase deselerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2
estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penanganan
jam, pembukaan menjadi 10 cm
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
(lengkap)
darah sehingga timbul his bila kadar progesteron menurun.
1. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang 2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan 3. Perasaan sering-sering atau sulit kencing karena kandung kemih
menimbulkan kontraksi tertekan oleh bagian terbawah janin
2. Teori distensi rahim 4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot- kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter. pains”.
3. Teori iritasi mekanik 5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
Dibelakang servik terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser) bila bisa bercampur darah (bloody show)
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan
D. Tanda - Tanda Inpartu
timbul kontraksi uterus
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
4. Induksi partus (induction of labour)
teratur
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam
karena robekan-robekan kecil pada serviks.
kanalis servikalis dengan tujuan
3. Kadang-kadang pecah dengan sendirinya
merangsang fleksus frankenhauser
4. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
ada seperti telah dikemukakan terdahulu. Faktor-faktor yang
c. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per
berperan dalam persalinan adalah:
infus
a. Kekuatan mendorong keluar (power)
C. Gejala atau Tanda-Tanda Persalinan 1) His (kontraksi uterus)
Sebelum terjadi persalinan, sebenarnya beberapa minggu 2) Kontraksi otot-otot dinding perut
sebelumnya wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya 3) Kontraksi diafragma
yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). 4) Dan ligamentous actiou terutama ligamentum rotundum
Memberikan tanda-tanda sebagai berikut : b. Faktor jalan lahir (passage)
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada
pintu atas panggul, terutama pada primigravida dan pada multi uterus, servik, vagina dan dasar panggul.
begitu kentara. c. Faktor janin (passenger)
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
Persalinan lama merupakan masalah besar di Indonesia, karena
6. Primi tua primer dan sekunder
seperti kita ketahui bahwa 80% dari persalinan terutama di daerah
7. Perut gantung, grandemulti
pedesaan masih di tolong oleh dukun. Baru sedikit sekali dari dukun
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum
beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun,
mendatar
karenanya kasus-kasus partus lama masih banyak dijumpai, dan keadaan
9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten
ini memaksa kita untuk berusaha menurunkan angka kematian ibu
10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang
maupun anak. Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah
menemaninya ke rumah sakit merupakan calon partus lama.
terjadinya partus lama. Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6
jam dari pada multi. Bila persalinan berlangsung lama, dapat
Gejala Klinik
menimbulkan komplikasi-komplikasi, baik terhadap ibu mupun terhadap
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik
anak dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
partus lama terjadi pada ibu dan juga pada janin.
11. Pada ibu
A. Definisi
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat,
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari
pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai:
partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
Ring v/d Bandle, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat
primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida. Dilatasi serviks di
mekonium.
kanan garis waspada persalinan fase aktif.
12. Pada janin :
B. Etiologi a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek negarif, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan,
dan tentu saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan berbau.
persalinan yang baik dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor b. Kaput succedaneum yang besar
penyebabnya antara lain : c. Moulage kepala yang hebat
1. Kelainan letak janin d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
2. Kelainan-kelainan panggul e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
gejala
4. Pimpinan persalinan yang salah
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG (1998), gejala d. Persalinan disfungsional
utama yang perlu diperhatikan pada partus lama antara lain : e. Pemberian sedatif yang berlebihan
1. Dehidrasi Serviks yang belum matang hanya memperpanjang fase
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen laten, dan kebanyakan serviks akan membuka secara normal begitu
meteorismus terjadi pendataran. Sekalipun fase laten berlangsung lebih dari 20
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri jam, banyak pasien mencapai dilatasi serviks yang normal ketika fase
segmen bawah rahim aktif mulai. Meskipun fase laten itu menjemukan, tapi fase ini tidak
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbahaya bagi ibu atau pun anak.
berbau, cairan ketuban bercampur mekonium
2. Fase aktif yang memanjang pada primigravida
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di
Para primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam
dorong ke atas, terdapat kaput pada bagian terendah
merupakan keadaan abnormal, yang lebih penting daripada
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Pemanjangan
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura
fase aktif menyertai :
uteri, kematian karena perdarahan atau infeksi.
a. Malposisi janin
b. Disproporsi fetopelvik
c. Penggunaan sedatif dan analgesik secara sembrono
d. Ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan
C. Klasifikasi Partus Lama
Keadaan ini diikuti oleh peningkatan kelahiran dengan
Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996) mengklasifikasikan
forceps tengah, secsio caesarea dan cedera atau kematian janin.
partus lama menjadi beberapa fase, yaitu :
Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi dua kelompok
1. Fase laten yang memanjang
klinis yang utama, yaitu kelompok yang masih menunjukkan
Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida
kemajuan persalinan sekalipun dilatasi servik berlangsung lambat
atau waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal.
dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi
Sebab-sebab fase laten yang panjang mencakup :
serviks.
a. Serviks belum matang pada awal persalinan
b. Posisi janin abnormal
3. Fase aktif yang memanjang pada multiparas
c. Disproporsi fetopelvik
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam 4. Bahaya bagi ibu
(rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu
per jam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama pada maupun anak. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya
multipara lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan primigravida, proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu
namum karena ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu, 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi,
keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka. perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran
Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu.
bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali. Pengamatan yang
5. Bahaya bagi janin
cermat, upaya menghindari kelahiran pervaginam yang traumatik
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta
dan pertimbangan secsio caesarea merupakan tindakan penting
mortalitas janin dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini :
dalam penatalaksanaan permasalahan ini. Berikut ini ciri-ciri partus
a. Asfiksia akibat partus lama itu sendiri
lama pada multipara :
b. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala
a. Insedensinya kurang dari 1%
janin
b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang
primigravida dengan partus lama
sulit
c. Jumlah bayi besar bermakna
d. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini
d. Malpresentasi menimbulkan permasalahan
mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya
e. Prolapsus funiculi merupakan komplikasi
dapat membawa infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada
f. Perdarahan postpartum berbahaya
janin.
g. Rupture uteri terjadi pada grande multipara
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi
h. Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam
pada partus lama memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus
i. Ekstraksi forceps tengah lebih sering dilakukan
lama tipe apapun membawa akibat yang buruk bayi anak, bahaya
j. Angka secsio caesarea tinggi, sekitar 25%
tersebut lebih besar lagi apalagi kemajuan persalinan pernah
D. Bahaya Partus Lama berhenti. Sebagian dokter beranggapan sekalipun partus lama
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), menjelaskan mengenai meningkatkan resiko pada anak selama persalinan, namun
bahaya partus lama bagi ibu dan janin, yaitu : pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya hanya
sedikit. Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan c. Makanan yang dimakan dalam proses persalinan tidak akan
melalui proses persalinan yang panjang ternyata mengalami tercerna dengan baik. Makanan ini akan tertinggal dalam
defisiensi intelektual sehingga berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lambung sehingga menimbulkan bahaya muntah dan aspirasi.
lahir setelah persalinan normal. Karena waktu itu, pada persalinan yang berlangsung lama di
pasang infus untuk pemberian kalori.
d. Pengosongan kandung kemih dan usus harus memadai. Kandung
D. Penatalaksanaan Pada Partus Lama kemih dan rectum yang penuh tidak saja menimbulkan perasaan
Menurut Harry Oxorn dan Willian R. Forte (1996), lebih mudah cidera dibanding dalam keadaan kosong.
penatalaksanaan partus lama antara lain : e. Meskipun wanita yang berada dalam proses persalinan, harus
1. Pencegahan diistirahatkan dengan pemberian sedatif dan rasa nyerinya
a. Persiapan kelahiran bayi dan perawatan prenatal yang baik akan diredakan dengan pemberian analgetik, namun semua preparat
mengurangi insidensi partus lama. ini harus digunakan dengan bijaksana. Narcosis dalam jumlah
b. Persalinan tidak boleh diinduksi atau dipaksakan kalau serviks yang berlebihan dapat mengganggu kontraksi dan
belum matang. Servik yang matang adalah servik yang membahayakan bayinya.
panjangnya kurang dari 1,27 cm (0,5 inci), sudah mengalami f. Pemeriksaan rectal atau vaginal harus dikerjakan dengan
pendataran, terbuka sehingga bisa dimasuki sedikitnya satu jari frekuensi sekecil mungkin. Pemeriksaan ini menyakiti pasien dan
dan lunak serta bisa dilebarkan. meningkatkan resiko infeksi. Setiap pemeriksaan harus dilakukan
dengan maksud yang jelas.
2. Tindakan suportif
g. Apabila hasil-hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kemajuan
a. Selama persalinan, semangat pasien harus didukung. Kita harus
dan kelahiran diperkirakan terjadi dalam jangka waktu yang
membesarkan hatinya dengan menghindari kata-kata yang dapat
layak serta tidak terdapat gawat janin ataupun ibu, tetapi
menimbulkan kekhawatiran dalam diri pasien.
suportif diberikan dan persalinan dibiarkan berlangsung secara
b. Intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari. Pada semua partus
spontan.
lama, intake cairan sebanyak ini di pertahankan melalui
pemberian infus larutan glukosa. Dehidrasi, dengan tanda 3. Perawatan pendahuluan
adanya acetone dalam urine, harus dicegah Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
a. Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular
b. Penisilin prokain : 1 juta IU intramuskular
c. Streptomisin 1 gr intramuskular
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
d. Infus cairan : PROGRAM STUDI PROFESI NERS
PRAKTEK KEPERAWATAN MATERNITAS
1) Larutan garam fisiologis RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA PARTUS
2) Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam
LAMA
e. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan
PENGKAJIAN DATA
A. ANAMNESIS
mengharuskan untuk segera bertindak 1. IDENTITAS PASIEN
Nama : ny.safira
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, Alamat : jln. Jend sudirman
3. RIWAYAT GINEKOLOGI
Usia Menarche : 13 tahun.
HPHT : 5 februari
Siklus Menstruasi : 7-8 hari. Lama Menstruasi/ siklus: 28 hari.
Gangguan Haid : Banyaknya Darah Haid : 2 x ganti pembalut/ hari.
Frekuensi ; Teratur
Nyeri Haid : Ada
4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: 24 tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif
Gangguan Seksual : tidak ada
5. RIWAYAT OBSTETRI dan KELUARGA BERENCANA
An Hidu Usia Us Jenis Masal Teknik Jen
ak p/ Gest ia Persali ah Menyu is 3. Kebutuhan
ke Mati asi Ibu nan Nifas sui KB
… a. Penyuluhan tentang pemenuhan cairan dan nutrisi bagi
Usi
a ibu
1 seda 9 blln 25 Nornal pil Dasar : untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ibu
ng
6. RIWAYAT KELUARGA
dan mencegah dehidrasi
Pernikahan yang ke: pertama
Penyakit Dalam Keluarga : tidak ada b. Persiapan fisik dan mental ibu serta penyuluhan cara
Gangguan Persalinan Dalam Keluarga: tidak ada
Gangguan Nifas Dalam Keluarga : tidak ada mengurangi rasa nyeri
7. ASPEK PSIKOSOSIAL Dasar : agar ibu tenang dan tidak merasa takut dalam
8. TANDA PARTUS LAMA
Tanda Hasil menghadapi persalinan
Kontraksi Ada
Durasi 10 menit
Frekuensi 3-4 detik
Intensitas kuat
Dilatasi Serviks 5 cm. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Nyeri Ada
Vaginal Show Ada Potensial terjadi partus lama
Jenis vaginal show lender + darah
Kesadaran Ibu Komposmentis
DJJ 130 x / menit.
Dasar : Inpartu kala I
Warna air ketuban putih .
Ibu hamil anak pertama
B. ANALISIS DATA & DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diagnosa IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA DAN
Ibu G1P0A0 hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, KOLABORASI
presentasi kepala. Ibu inpartu kala I fase laten Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan bila ada komplikasi
Dasar : ibu mengatakan hamil anak pertama, HPHT 5 pada kala I dan proses persalinan
Februari 2007, DJJ 126 x/menit, pada pemeriksaan Rencana keperawatan
dalam pembukaan 2 cm, ketuban (+), presentasi II. RENCANA TINDAKAN
kepala 1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
2. Masalah : b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
Nyeri adanya his c. Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi
Dasar : ibu mengatakan nyeri dan sakit pada saat his bila ada keluhan
datang
d. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik dan Radian warmer
psikologis ibu serta persiapan bidan 3) Menyiapkan alat resusitasi
2. Penyuluhan cara mengedan yang efektif Slym zuinger
a. Jelaskan manfaat mengejan efektif 4) Menyiapkan pakaian bayi
b. Ajarkan ibu cara mengejan efektif Memantau kemajuan persalinan
c. Observasi cara mengejan efektif Partograf
3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri PD setiap 4 jam atau indikasi inpartu
a. Jelaskan penyebab nyeri 5) Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan
b. Ajarkan cara mengatasi nyeri 6) Memenuhi kebutuhan fisik ibu
4. Pemenuhan nutrisi Makan dan minum
a. Beri ibu makan jika lapar BAB dan BAK
b. Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga 7) Memenuhi kebutuhan psikologi ibu
Memberikan dukungan persalinan
8) Menyiapkan alat-alat untuk bidan
III. PELAKSANAAN Mitela Skort Kacamata
1. a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini, bahwa Masker Handscone Sepatu boot
ibu telah memasuki kala I persalinan 9) Melakukan penyuluhan cara mengejan efektif
b. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan Menjelaskan manfaat mengejan efektif pada ibu, apabila
psikologis ibu mengejan dengan baik dapat membantu
c. Melakukan observasi kala I menggunakan partograf, mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran
mengenai DJJ, penurunan kepala, pembukaan serviks, bayi.
frekuensi his dan tanda vital Mengajarkan ibu cara mengejan efektif, mengejan
d. Persiapan persalinan: dilakukan pada saat his dan telah memasuki kala II
1) Ruangan bersalin persalinan, sehingga diafragma berfungsi lebih baik.
2) Menyiapkan alat persalinan Badan ibu dilengkungkan dengan dagu ibu di dada,
Partus set kaki ditarik kearah badan sehingga lingkungan badan
Heating set dapat membantu mendorong janin
Mengobservasi cara mengejan ibu Kala II pukul 05.00 WIB
2. Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri S : Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB dan
a. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri. Nyeri disebabkan keluar air dari kemaluannya
karena adanya kontraksi pada dinding rahim yang akan O : 1. Dilakukan PD pada pukul 05.00 dengan hasil
membantu mendorong janin untuk turun a. Dinding vagina tidak terdapat kelainan
b. Mengajarkan cara mengatasi nyeri. Ibu disuruh untuk b. Perineum kaku, konsistensi portio lunak, tipis, effacement
berjalan-jalan bisa masih bisa, kemudian menganjurkan 90%
ibu untuk tidur dengan posisi miring kiri, agar c. Pembukaan serviks 10 cm
pembukaan serviks lebih cepat d. Presentasi kepala, penurunan bagian terendah di Hodge
IV kanan depan
IV. EVALUASI
e. DJJ : 134 x/menit, teratur
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
f. Keadaan umum : baik
2. Hasil pengawasan kala I dengan partograf
Kesadaran : composmentis
DJJ : 128 x/menit
TD : 120/70 mmHg RR : 22 x/menit
Penurunan kepala : Hodge II
Pols : 80 x/menit Temp : 370C
Tanda-tanda vital :
g. Perineum menonjol, vulva membuka, ada tekanan dari
TD : 120/70 mmHg
anus
Pols : 82 x/menit
RR : 20 x/menit A : 1. Diagnosa
0
Temp : 37,5 C a. Ibu G1P0A0 inpartu kala II dengan partus lama
Dasar :
1) Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit, lama 45 detik
Frekuensi his : 3 x dalam 10 menit, teratur, lebih kuat dan nyeri, 2) Pembukaan lengkap
lamanya kurang dari 20 detik 3) Portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menonjol,
Pembukaan serviks 5 cm anus dan vulva membuka.
Ibu berkemih sebanyak 200 ml 4) DJJ 134 x/menit
b. Potensial terjadi pemanjangan kala I fase aktif 8. Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan dukungan
Dasar : pada ibu
Ibu hamil anak pertama
Pembukaan 10 cm, perineum kaku, ketuban (-) 9. Bayi lahir pukul 05.30 WIB
Kala II berlangsung selama 8 jam BB : 3500 gr Jenis kelamin :
laki-laki
2. Masalah
Apgar score : 8/9 PB :
Ibu cemas menghadapi persalinan
50 cm
Dasar :
Anus : (+)
1) Ibu memasuki kala II persalinan
2) Ibu hamil anak pertama
Kala III pukul 05.45 WIB
S : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
3. Kebutuhan
O : 1. Keadaan umum : baik
1) Pemenuhan cairan dan nutrisi bagi ibu
Kesadaran : composmentis
2) Penyuluhan cara relaksasi
2. Tanda-tanda vital :
3) Pertolongan persalinan
TD : 110/70 mmHg RR : 25 x/menit
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah memasuki fase persalinan Pols : 84 x/menit Temp :
2. Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograf, pantau 36,50C
tenaga ibu, kontraksi uterus, pantau penurunan, presentasi 3. TFU 2 jari di bawah pusat
kepala janin dan DJJ setelah kontraksi dan vital sign 4. Abdomen : kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan keras
3. Anjurkan ibu mengejan jika ada his 5. Semburan darah, tali pusat memanjang
4. lakukan episiotomi pada puncak his karena perineum kaku
A : 1. Diagnosa
dan agar tidak terjadi robekan yang lebih lebar dan teratur
a. Ibu G1P0A0 inpartu kala III
5. Lakukan pertolongan persalinan, lahirkan kepala, bahu dan
Dasar :
tubuh bayi kemudian lakukan resusitasi
1) Uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari di bawah
6. Periksa janin tunggal atau kembar
pusat
7. Observasi perdarahan pervaginam
2) Plasenta belum lahir b. Panjang plasenta : 20 cm
b. Potensial terjadi retensio plasenta c. Lebar plasenta : 15 cm
Dasar : plasenta belum lahir d. Berat plasenta : 500 gram
e. Tebal plasenta : 2 cm
2. Masalah
f. Inserse : marginal
Nyeri pada perut bagian bawah
5. Setelah 15 detik lakukan masase fundus secara sirkular
Dasar :
6. Lakukan vulva hygiene pada ibu
a. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
7. Observasi adanya laserasi luka episiotomi
b. Plasenta belum lahir
8. Siapkan heating set dan lakukan penjahitan luka perineum
c. Kontraksi uterus baik
Derajat II dengan cara jelujur dan subkutikular
d. TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kebutuhan
Kala IV pukul 06.00 WIB
Pemenuhan nutrisi dan cairan
S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
Dasar : ibu tampak lemah
O : 1. Keadaan umum : baik
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini Kesadaran : composmentis
2. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 2. Tanda-tanda vital :
3. Lakukan manajemen aktif kala III TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit
a. Pemberian oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 bawah Pols : 80 x/menit Temp :
paha kanan sebelah luar, selambat-lambatnya 2 menit 37 0C
setelah bayi lahir. 3. Keadaan kandung kemih : kosong
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan dorso 4. TFU 2 jari di bawah pusat
kranial 5. Kontraksi uterus baik
c. Massase fundus uteri selama 15 detik secara sirkuler 6. Perdaharan pervaginam : 150 cc
4. Lahirkan plasenta dengan hati-hati 7. Keadaan jahitan laserasi derajat II baik
Plasenta lahir lengkap pukul 05.45 WIB
A : 1. Diagnosa
a. Kotiledon dan selaput utuh
a. Ibu P1A0 partus spontan pervaginam partus kala IV Miring kanan atau miring kiri
Dasar : Ibu boleh berjalan setelah 6 jam
1) Ibu partus spontan pervaginam pukul 05.30 WIB 5. Pemenuhan nutrisi ibu
2) Robekan perineum derajat II Makanan dan minuman
3) Pengeluaran lochea rubra 6. Pemenuhan istirahat
4) TFU 2 jari bawah pusat Tidur
b. Potensial terjadi perdarahan pervaginam 7. Lakukan perawatan luka perineum
Dasar : Perawatan luka dengan menggunakan kasa steril
1) Plasenta lahir pukul 05.45 WIB
2) Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
3) Terdapat robekan perineum derajat II
2. Masalah
Gangguan rasa nyaman
3. Kebutuhan
Personal Hygiene
Pemenuhan cairan dan nutrisi
3. Evaluasi hasil
Uraian tugas : Mahfud Sholeh
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan penyuluhan.
proses penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa
3. Fasilitator tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.
kurang jelas bagi peserta. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan normal adalah
4. Observer proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala,
Uraian tugas : Rahma Hafiidha
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai
diri sehingga sampai alat-alat kandungan kembali sebelum hamil, lamanya 6-8
minggu masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
penyuluhan. sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh kekurangan gizi. Mungkin juga ibu mempunyai penyakit lain,
karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan seperti batuk menahun, malaria, dll yang segera perlu diobati.
keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan
bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu juga perlu Perdarahan
Kadang-kadang letak bayi tidak normal sampai umur kehamilan 9 Persalinan berlangsung sejak ibu mulai merasa mulas sampai kelahiran
bulan. Pada keadaan ini, ibu harus melahirkan di rumah sakit, agar bayi. Persalinan tersebut buasanaya berlangsung kurang dari 12
ibu dan bayi dapat diselamatkan. Persalinan mungkin mengalami jam. Ibu yang melahirkan anak kedua dan selanjutnya biasaya lebih
gangguan atau memerlukan tindakan. Anjurkan ibu/keluarganya cepat dari ibu yang melahirkan anak pertama.
untuk menabung.
Bila bayi belum lahir lebih dari 12 jam sejak mulainya mulas, maka
Kelainan letak janin antara lain : persalinan tersebut terlalu lama. Perlu dilakukan tindakan. Ibu perlu
mendapat pertolongan di rumah sakit untuk menyelamakan janin
1. Letak sungsang : kepala janin di bagian atas rahin
dan mencegah terjadinya perdarahan atau infeksi pada ibu.
2. Letak lintang: letak janin melintang di dalam rahim
Keluar darah dari jalan lahir
Kalau menjelang persalinan terlihat bagian tubuh bayi di jalan lahir, Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada
misalnya tangan, kaki atau tali pusat, maka ibu perlu segera di bawa masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
ke rumah sakit perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama
haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini 3. Tbc : gejalanya batuk tidak sembuh-sembuh, nafsu makan
normal terjadi.Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan kurang, berat badan turun, berkeringat pada malam hari.
ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi. 4. Malaria : gejalanya demam menggigil secara berkala,
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda lemah, pucat
adanya infeksi. 5. Infeksi pada saluran kelamin : gejalanya tidak selalu nyata,
misalnya keputihan, luka atau nyeri pada alat kelamin
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
Ibu dengan keadaan tersebut harus diperikasa dan mendapat
merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri.
pengobatan secara teratur oleh dokter. Anjurkan ibu dan
Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau
keluarganya menabung untuk persiapan persalinannya nanti
kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak
normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak
Demam tinggi pada masa nifas
selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bias
berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003). Ibu yang pada masa nifas (selama 42 hari sesudah melahirkan )
mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari, dan disertai keluarnya
Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan
cairan (dari lubang rahim) yang berbau, mungkin mengalami
infeksi jalan lahir. Pada keadaan ini cairan liang rahim tetap
Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Bila
berdarah. Keadaan ini mengancam jiwa ibu
ibu mempunyai penyakit yang berlangsung lama atau merugikan
kehamilannya, maka kesehatan dan kehidupan janinpun terancam Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa
sakit
Beberapa penyakit yang merugikan kehamilan antara lain: Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar
payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu
1. Penyakit jantung : gejalanya ibu sering berdebar, mudah
pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu
sesak nafas bila melakukan kegiatan ringan sehari-hari
ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
2. Kurang darah (anemia) berat : gejalanya pucat, lesu, lemah,
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan
pusing dan sering sakit.
takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras,
lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri f) Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap
(Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah : kemampuan menjadi seorang ibu.
a. Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan,
yaitu bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk
penanganan terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif. pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Manuaba, 2008).
b. Susukan bayi sesering mungkin. Depresi masa nifas (depresi postpartum)
c. Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi. Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
d. Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari. disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum
e. Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri,
untuk mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009).
dengan pipa agar nanah dapat keluar terus. Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby b) Nafsu makan hilang.
blues) c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit f) Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan berdebar-debar.
kehamilan (Eny, 2009). Gejala-gejala baby blues antara lain :
a) Menangis. 3. Cara pencegahan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas
b) Mengalami perubahan perasaan. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan
c) Cemas. baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat
d) Kesepian. dilakukan tindakan perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari
e) Khawatir mengenai sang bayi. faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi
terjadi. Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk
memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi.
Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat
mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.
tujuh
a) Panggul sempit absolute
b) Placenta previa
c) Ruptura uteri mengancam
d) Partus Lama
e) Partus Tak Maju
f) Pre eklampsia, dan Hipertensi
2. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama: Ibu mengatakan hamil anak pertama usia
kehamilan 39 minggu mengeluh perutnya mulas bagian
bawah dan menjalar sampai ke pinggang sejak pukul
10.00 WIB.
3. RIWAYAT GINEKOLOGI
Usia Menarche : 14 tahun.
HPHT : 5 februari
Siklus Menstruasi : 7-8 hari. Lama Menstruasi/ siklus:28 hari.
Gangguan Haid : Banyaknya Darah Haid : 2 x ganti pembalut/ hari.
Frekuensi ; Teratur
Nyeri Haid : Ada
4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: 25 tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif
Gangguan Seksual : tidak ada
5. RIWAYAT OBSTETRI dan KELUARGA BERENCANA
Ana Hidup Usia Usi Jenis Masal Teknik Jeni
k / Mati Gest a Persalin ah Menyu s
ke asi Ibu an Nifas sui KB
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS …
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS Usi
RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG a
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA PARTUS PERLU Hidup 39 m 26 sc pil
1
TINDAKAN OPERATIF
6. RIWAYAT KELUARGA
PENGKAJIAN DATA Pernikahan yang ke: pertama
A. ANAMNESIS Penyakit Dalam Keluarga : tidak ada
1. IDENTITAS PASIEN Gangguan Persalinan Dalam Keluarga: tidak ada
Nama : ny. a Gangguan Nifas Dalam Keluarga : tidak ada
Umur : 26 tahun 7. ASPEK PSIKOSOSIAL
8. TANDA PARTUS PERLU TINDAKAN OPERATIF
Alamat : jl. Cicaringinn Tanda Hasil
Letak melintang
Pendidikan terakhir : sarjana
Presentasi janin lainnya.
DJJ 86 x / menit.
Tanggal dirawat : 11 november
His Tidak ada
Frekuensi 30-40 Menit.
Durasi 6 Detik.
Intensitas sedang
Dilatasi Serviks 5 cm
Tekanan Darah 130/70 mm/Hg.
Kesadaran Ibu Composmentis
Lain-lain Tidak ada
Etiologi Symptom
1. Nyeri akut
ngeluh nyeri skala 6
h sus
n tampak belum kering.
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang di siapakan
5. EVALUASI
DX 1:
a) Mengungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
b) Skala nyeri 0-1 ( dari 0 – 10 )
c) TTV dalam batas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR :18-20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit
DX 3:
a) Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesea)
b) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,50 C, frekuensi nadi = 60 -100x/ menit)
c) WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL)
DX 4
a) Klien terlihat lebih tenang dan tidak gelisah
b) Klien mengungkapkan bahwa ansietasnya berkurang
DX 5
a) Klien terlihat bersih dan terawatt
b) Klien dapat memenuhi kebutuhan perawatanya secara mandiri
Penkes
Hari/Tanggal/Jam : Menyesuaikan
Edukator : Kelompok 4
A. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah penduduk dewasa ini tidak lepas dari meningkatnya sistem kesehatan di Indonesia. Hal ini dapat terlihat jelas
dari usaha penurunan jumlah angka kesakitan, peningkatan angka harapan hidup serta penurunan jumlah kematian.
Salah satu cara untuk menurunkan angka kematian dengan tindakan penyelamatan bayi serta ibunya saat persalinan. Tindakan
penyelamatan bayi dan ibu dalam persalinan salah satunya adalah dengan cara operasi sectio caesarea (SC). Bedah sesar (bahasa Inggris:
caesarean section atau cesarean section dalam Inggris-Amerika), disebut juga dengan seksio sesarea (disingkat dengan sc) adalah
prosespersalinan dengan melalui pembedahan di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan
bayi.
Penemuan operasi bedah caesar tentunya sangat banyak menolong ibu hamil yang memiliki masalah atau komplikasi medis pada
kandungannya, sehingga dapat menyelamatkan banyak nyawa ibu dan anak yang tidak bisa tercapai pada proses kelahiran normal. Akan
tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa operasi bedah caesar juga mempunyai dampak negatif pada kesehatan, misalnya : cedera kandung kemih,
cedera pada rahim, cedera pada pembuluh darah, cedera pada usus dan dapat pula cedera pada bayi, resiko infeksi dan masih banyak lagi.
Mengingat pasien pasca persalinan lewat operasi sectio caesarea mengalami penurunan kondisi umum yang menyangkut kapasitas
fisik dan kemampuan fungsional, sehingga perlu mendapatkan perawatan khusus setelah operasi SC . Selanjutnya pasien dan keluarga juga
perlu mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai perawatan setelah operasi SC untuk mendapatkan proses penyembuhan yang lebih
optimal.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan dapat menambah pengetahuan peserta penyuluhan mengenai perawatan setelah SC.
2. Tujuan Khusus
C. Materi Penyuluhan
D. Sasaran
E. Metode
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud
dan tujuan
penyuluhan
- Kontrak waktu
- Menggali
pengetahuan peserta
sebelum
memberikan materi
penyuluhan
- Pretest
Penyajian 15 menit Menjelaskan tetang: - MendengarkanCeramah, leaflet
Sectio - Memberikan
Caesarea tanggapan dan
(SC) pertanyaan
menuju ± 24 dimengerti
jam setelah
operasi SC
c. Makanan
sehat setelah
operasi SC
d. 14 langkah
mempercepat
pemulihan
setelah
operasi SC
pengetahuan
peserta setelah
dilakukan
penyuluhan
(posttest),
menyimpulkan hasil
kegiatan
penyuluhan
- Menutup dengan
salam
H. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Mendapatkan perizinan kepada pihak rumah sakit mengenai kegiatan penyuluhan beberapa hari sebelum acara
2. Proses
3. Hasil
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, peserta diharapkan mengalami peningkatkan pengetahuan tetang perawatan setelah operasi
caesar dan cuci tangan dengan indikator 90% pasien mambu menjawab 3 dari 4 tujuan khusus
I. Materi Penyuluhan
(Lampiran 1)
J. Daftar Pustaka
(Lampiran 2)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
Sectio Caesarea menurut (Wikjosastro, 2000) adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat dinding dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Sementara menurut (Bobak
et al, 2004) Sectio Caesarea merupakan kelahiran bayi melalui insisi trans abdominal. Menurut (Mochtar, 1998) Sectio Caesarea adalah
suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau Sectio Caesarea
Berguling di Kasur
Cara mudah untuk membantu ibu berguling dari punggung ke samping agar tidak menimbulkan rasa sakit. Pertama tekuk lutut dan
panggul (bergantian) sehingga kaki terletak rata di atas tempat tidur. Tekan kaki ke tempat tidur lalu angkat panggul sehingga tubuh ibu
berada dalam posisi lurus dari bahu hingga lutut. Putar panggul ke sisi sembari menggulingkan badan bagian atas ke sisi yang sama. Maka
ibu dalam posisi menyamping. Cara ini hanya menimbulkan sedikit rasa sakit sebatas pada bagian sayatan
Pernapasan Dalam
Umumnya pasca menjalani operasi caesar, menarik napas dalam-dalam lalu membuang akan membuat rasa sakit. Namun napas
dalam harus tetap dilakukan, terutama bagi ibu yang harus dibius total selama proses operasi caesar guna membersihkan lendir-lendir yang
Cara yang bisa dilakukan seperti: tahan daerah luka sayatan dengan lembut namun kuat menggunakan tangan, batal kecil, atau
gulungan hantuk. Tarik naps dalam-dalam lalu hembuskan kuat. Tetapi bila paru-paru ibu bersih, menarik napas dalam-dalam lalu
bangun dari tempat tidur, ibu bisa melakukan beberapa gerakan. Misalnya memutar pergelangan kaki dan menekuk tungkai untuk
Ibu istirahat sejenak untuk membiasakan dengan posisi-posisi baru, terutama sewaktu bangun dari tidur dan berdiri. Sebelum, berdiri
Ibu berguling ke tepi tempat tidur terlebih dahulu dan membiasakan diri.
Kaki dibiarkan menggantung beberapa saat baru kemudian mendorong tubuh ke posisi duduk. Duduk sesaat dan sambil
membiasakan diri, ibu bisa melakukan gelakan memutar pergelangan kaki. Setelah ibu merasa siap, kaki diletakkan di lantai dan kemudian
ibu berdiri. Ibu tidak boleh ragu meminta bantuan perawat atau keluarga. Ibu harus mengusahakan berdiri tegak semampunya. Hal ini tidak
akan membahayakan luka sayatan bekas operasi caesar meskipun pada bagian itu terasa sakit.
Selanjutnya ibu memberi waktu sedikit bagi tubuh agar terbiasa. Setelah tubuh terbiasa, ibu bisa melangkahkan kaki sedikit demi
sedikit. Percobaan pertama biasanya memang sulit, namun setelah terbiasa ibu tidak akan merasa terbebani. Porsi berjalan ditambahkan
Sesudah menjalani operasi pembedahan pada bagian perut, baik operaso caesar maupun bukan biasanya gas perut akan tertimbun
akibat menurunnya aktivitas usus akibat pembedahan.Tumpukan gas dalam perut dapat menyebabkan nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
Setelah operaso biasanya ibu tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan jenis apapun selama perawat atau dokter masih
memantau aktivitas usus. Gerakan fisik selama tidur, bangun tidur, pernapasan dalam serta bergoyang-goyang di kursi cukup untuk
Rangkaian proses pembedahan, pembiusan dan pemasangan kateter pada kantung kemih akan membuat ibu merasa sakit dan
kesulitan saat berkemih. Ibu dituntut untuk menaati anjuran perawat dan dokter. Namun bila dalam jangka waktu tertentu ibu belum bisa
berkemih. Biasanya dokter akan melakukan prses kateter ulang dengan sistem in-out. Dokter atau perawat akan memasang kateter yang
berukuran lebih kecil, mengeluaran air seni, dan setelah selesai akan dicopot.
Menyusui Bayi
Pemberian ASI eksklusif sesusah bedah caesar sangat dianjurkan. Tetapi ibu biasanya kesulitan menemukan posisi yang nyaman
selama menyusui agar luka sayatan tidak tertekan oleh gerakan-gerakan bayi. Posisi yang bisa membantu antara lain berbaring
menyamping. Bisa juga dengan meletakkan bantal di atas luka sayatan sebelum menggendong bayi di pangkuan untuk disusui.
Setelah operasi Caesar, tidak ada pantangan soal makanan, karena operasi tersebut tidak melukai usus. Akan tetapi memang
memerlukan tahapan dalam mengkonsumsi makanan diawal-awal setelah melakukan operasi, karena bius mempengaruhi kerja usus dalam
mencerna makanan menjadi lebih lambat. Yang bisa Ibu lakukan pasca operasi ini, awalnya dengan minum air sedikit dulu, baru bisa makan
bubur dengan lauk telur, dan kalau keesokan harinya Anda sudah bisa “buang angin”, maka ibu sudah bisa makan nasi seperti biasa.
Selain itu pada minggu-minggu pertama sebaiknya ibu hindari mengangkat benda berat kecuali menggendong bayi. Karena akan lebih
menyenangkan jika Ibu menangani bayinya sedini mungkin, dan tidak terlalu fokus pada rasa sakit akibat luka bekas operasi. Dan
membutuhkan banyak protein untuk mempercepat proses penyembuhan. Untuk itu sangat dibutuhkan makanan dengan kandungan yang
sehat dan tentunya memiliki protein yang tinggi. Berikut adalah makanan sehat setelah operasi caesar :
Jambu Biji
Jambu biji kaya akan zat besi seperti apel dan mudah dijumpai di negara-negara beriklim tropis, terutama Indonesia.
Susu
Susu dan produk susu sangat penting untuk ibu yang menyusui karena dapat memberikan banyak protein dan kalsium yang
dibutuhkan tubuh. Kedua nutrisi ini akan hilang dari tubuh seorang ibu saat mereka menyusui.
Buah-buahan Kering
Buah-buahan yang dikeringkan kaya kolesterol baik, energi dan Vitamin E. Nutrisi ini banyak ditemukan pada kacang mete, kismis,
Kelentang
Kelentang adalah sayuran hijau (buah kelor) yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, terutama untuk melawan infeksi.
Telur
Telur memberikan kombinasi sempurna dari lemak, protein dan kalsium yang diperlukan seorang wanita setelah melahirkan. Ini
membantu menjaga tubuh ibu tetap kuat dan juga menjaga ketidakseimbangan hormon yang tepat dalam tubuh.
Bayam
Bayam kaya akan besi, kalsium, vitamin K dan vitamin A. Semua nutrisi ini sangat baik untuk para ibu yang baru melahirkan.
Bit Merah
Bit merah merupakan salah satu sayuran yang baik dikonsumsi pada periode postnatal. Sayuran ini sangat kaya akan zat besi dan
Biji-bijian
Makanan yang mengandung biji-bijian seperti bubur gandum, beras merah maupun roti gandum merupakan sumber karbohidrat yang
dapat membantu menurunkan kadar lemak dalam tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan sekitar 3 porsi biji-bijian dalam
Cuka Apel
Para peneliti mengungkapkan bahwa asam asetat yang bereaksi dengan enzim akan mengoksidasi lemak sehingga tak banyak lemak
yang berakumulasi di dalam tubuh manusia. Makanya, Anda yang ingin berat tubuhnya tetap terkontrol pasca melahirkan sekalipun
Kacang
Para peneliti dari universitas top dunia, Harvard University AS, menemukan bahwa wanita yang makan kacang dua kali seminggu
mengalami penurunan berat badan dibandingkan dengan wanita yang sama sekali tidak memakan kacang.
Berikut adalah empat belas tips agar ibu cepat pulih setelah operasi caesar menurut buku 200 Tips Ibu Smart Anak Sehat (2009)
1. Jangan membawa beban berat. Kondisi ibu pasca operasi caesar biasanya masih lemah, apalagi rasa nyeri pasca operasi masih
terasa. Setelah 1 bulan, kondisi ibu biasanya akan membaik jika diikuti dengan istirahat dan makan yang baik.
2. Hadapi masa nifas dengan tenang dan nyaman. Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga 6 minggu. Tetapi, ibu baru akan
pulih sempurna seperti sebelum hamil setelah tiga bulan. Untuk memulihkan keadaan fisik dan psikis hingga keadaan normal, maka
harus diimbangi dengan makan bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup.
3. Jangan berhubungan seks terlebih dulu. Tubuh si ibu butuh waktu untuk pulih, begitu pula organ seksual. Sebaiknya, tunggu dulu
4. Banyak bergerak setelah memungkinkan. Lakukan secara bertahap dan ini akan membantu mempercepat proses pemulihan.
7. Istirahat cukup, minimal, ibu harus tidur 8 jam sehari unutk memulihkan kondisi.
9. Minta saran dari bidan atau perawat untuk posisi menyusui yang nyaman.
10. Jangan panik jika keringat berlebih. Menyusui akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin untuk konstraksi otot rahim agar
mengecil. Sehingga, ini akan membuat otot jantung memompa lebih kuat seperti olahraga hingga berkeringat.
11. Mulai berlatih otot panggul bawah segera setelah memungkinkan. Jangan lupa untuk meminta izin dan petunjuk dokter.
12. Mungkin saja suasana hati si ibu akan mudah berubah. Kehamilan dan persalinan menyebabkan perubahan fisik dan psikologis si ibu.
Bagi beberapa wanita, bahkan bisa menimbulkan trauma psikologis hebat, hingga menimbulkan masalah kejiwaan. Sehingga, agar
ibu cepat pulih setelah operasi caesar dibutuhkan obat-obatan dan terapi psikologis untuk menyembuhkannya. Jadi, jika si ibu mulai
menangis, sangat lelah, atau ada perasaan lain yang mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
13. Rawat bekas luka jahitan dengan selalu menjaga kebersihan luka dengan memberinya cairan antiseptik. Mandi teratur dan bersihkan
daerah kemaluan setelah buang air besar dan buang air kecil dengan baik. Sebab, jika tidak dibersihkan bisa menimbulkan infeksi
Agar ibu cepat pulih setelah operasi caesar, terutama saat proses penyembuhan luka, lebih baik luka cukup dibersihkan
Kasus ke delapan
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM
A. POST PARTUM
1. Pengertian
“Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8
minggu.” (Mochtar, 1998)
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu.
- Proses Laktasi
Di awal kehamilan, peningkatan estrogen yang diproduksi oleh placenta menstimulasi perkembangan kelenjar susu. Pada hari pertama post partum terdapat
perubahan pada mammae ibu post partum. Semenjak masa kehamilan kolostrum telah disekresi. Pada 3 hari pertama post partum mammae terasa penuh atau
membesar oleh karena kelahiran plasenta diikuti dengan meningkatnya kadar prolaktin menstimulasi produksi susu. (Pillitteri, 1999).
- Tanda-tanda Vital
Jumlah denyut nadi normal antara 50 – 70 x/menit. Takikardi mengidentifikasi perdarahan penyakit jantung infeksi dan kecemasan. Tekanan darah terus
selalu konsisten dengan keadaan sebelum melahirkan. Penurunan tekanan darah secara drastis dicurigai adanya peradarahan. Kenaikan tekanan darah sistole
30 mmHg dan distol 15 mmHg atau keduanya dicuriagi kehamilan dengan hipertensi atau eklamsi. Kenaikan suhu tubuh hingga 38o C pada 24 jam pertama
atau lebih diduga terjadi infeksi atau karena dehidrasi. Perawat perlu mengkaji tanda-tanda vital, karena sebagai petunjuk adanya peradarahan, infeksi atau
komplikasi post partum lainnya. (Sherwen, 1999).
- Sistem Pernafasan
Diafragma turun dan paru kembali ke tingkat sebelum melahirkan dalam 6 – 8 minggu post partum. Respiratory rate 16 – 24 kali per menit. Keseimbangan
asam basa akan kembali normal dalam 3 minggu post partum. Dan metabolisme basal akan meningkat selama 14 hari post partum. Pada umumnya tidak ada
tanda-tanda infeksi pernafasan atau distress pernafasan pada beberapa wanita mempunyai faktor predisposisi penyakit emboli paru. Secara tiba-tiba terjadi
dyspneu. Emboli paru dapat terjadi dengan gejala sesak nafas disertai hemoptoe dan nyeri pleura. (Sherwen, 1999).
- Sistem Muskuloskeletal
Pada kedua ekstremitas atas dan bawah dikaji apakah ada oedema atau perubahan vaskular. Ekstermitas bawah harus diobservasi akan adanya udema dan
varises. Jika ada udema observasi apakah ada pitting udema, kanaikan suhu, pelebaran pembuluh vena, kemerahan yang diduga sebagai tanda dari
tromboplebitis. Ambulasi harus sesegera mungkin dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah kemungkinan komplikasi. (Sherwen, 1999).
- Sistem Persyarafan
Ibu post partum hiper refleksi mungkin terpapar kehamilan dengan hipertensi. Jika terdapat tanda-tanda tersebut perawat harus mengkaji adanya
peningkatan tekanan darah, proteinuria, udema, nyeri epigastritik dan sakit kepala. (Sherwen, 1999).
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early post partum
Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate post partum
Minggu pertama post partum.
3. Late post partum
Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
1. Perubahan Fisik
a. Sistem Reproduksi
• Uterus
• Involusi : Kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil.
No Waktu TFU Konsistensi After pain Kontraksi
Segera setelah lahir
1 jam setelah lahir
12 jam setelah lahir
setelah 2 hari Pertengahan simpisis dan umbilikus
Umbilikus
1 cm di atas pusat
Turun 1 cm/hari
Lembut Terjadi
Berkurang
Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting susu.
- Lochea
• Komposisi
Jaringan endometrial, darah dan limfe.
• Tahap
a. Rubra (merah) : 1-3 hari.
b. Serosa (pink kecoklatan)
c. Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea terus keluar sampai 3 minggu.
- Siklus Menstruasi
Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu tidak menyusui akan kembali ke siklus normal.
- Ovulasi
Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai ovulasi pada bulan ke-3 atau lebih.
Ibu tidak menyusui mulai pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Ovulasi mungkin tidak terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan.
- Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan
tampak bercelah.
- Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi.
- Perineum
• Episiotomi
Penyembuhan dalam 2 minggu.
• Laserasi
TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan s/d otot
TK II : Meluas sampai dengan otot perineal
TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter
TK IV : melibatkan dinding anterior rektal
b. Payudara
Payudara membesar karena vaskularisasi dan engorgement (bengkak karena peningkatan prolaktin pada hari I-III). Pada payudara yang tidak
disusui, engorgement akan berkurang dalam 2-3 hari, puting mudah erektil bila dirangsang. Pada ibu yang tidak menyusui akan mengecil pada
1-2 hari.
c. Sistem Endokrin
- Hormon Plasenta
HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus menstruasi.
- Hormon pituitari
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama, menurun sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak ditemukan pada
minggu I post partum.
d. Sistem Kardiovaskuler
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
- Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu
Persalinan normal : 200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc.
- Perubahan hematologik
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
- Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.
e. Sistem Respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post partum.
f. Sistem Gastrointestinal
- Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.
- Nafsu makan kembali normal.
- Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
g. Sistem Urinaria
- Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena trauma.
- Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
- Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
h. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
i. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
j. Sistem Imun
Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.
RESUM KEPERAWATAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 April 2013 jam 08.00 WIB.
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta (Buruh pabrik)
Alamat : Kerten 1/1 Cakungan Banyudono
Boyolali.
c. Catatan Medis
No. RM : 069689
Tanggal masuk: 28 April 2013 Jam 18.45
Ruang : Anyelir
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan post partum spontan.
P : Nyeri karena tindakan episiotomy pada perineum.
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Didaerah perineum
S : Skala nyeri 7
T : Nyeri dirasakan saat darah keluar dari jalan lahir dan ketika
mengejan, nyeri hilang saat darah tidak keluar, tidak mengejan dan tidak banyak
bergerak.
Haid nyeri atau tidak : ya, dulu waktu awal pertama haid
sakit,tetapi selanjutnya tidak merasakan sakit saat haid
II. PEMERIKSAAN KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas jaringan b.d. episiotomi, laserasi.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. episiotomi.
3. Resiko tinggi infeksi b.d. gangguan integritas kulit.
4. Gangguan pola tidur b.d. ketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum anak.
5. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. peningkatan kebutuhan untuk menyusui.
6. Resiko tinggi konstipasi b.d. ketidaknyamanan perineal dan peristaltik yang lemah.
7. Resiko tinggi gangguan eliminasi urine: retensi urine b.d. edema pemeal, trauma perineal.
8. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d. kehilangan darah, penurunan intake oral.
9. Cemas b.d. kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi/ibu, kondisi bayi/ibu.
10. Resiko tinggi perubahan ikatan/peran b.d. konflik tentang bayinya.
Intervensi
- Tentukan adanya lokasi dan sifat serta skala nyeri.
- Inspeksi perbaikan perineum, dan episiotomi.
- Perhatikan adanya tanda REEDA.
- Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi (teknik napas panjang dan dalam, mengalihkan perhatian).
- Monitor tanda-tanda vital.
2. Gangguan Integritas Jaringan b.d. Episiotomi, Laserasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, integritas jaringan meningkat.
Kriteria Hasil :
- Luka episiotomi menunjukkan tanda penyembuhan sesuai proses (tahap-tahap penyembuhan luka)
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA (-)
- Nyeri dapat ditoleransi.
Intervensi
- Monitor episiotomi akan kemerahan, edema, memar, hematoma, keutuhan (sambungan dan pendarahan).
- Berikan kompres es, untuk menurunkan edema.
- Berikan penghangat (rendam pantat) 3-4 x/hari, setelah 24 jam untuk meningkatkan vaskularisasi.
- Lakukan perawatan episiotomi setiap hari.
- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah genetalia.
3. Resiko tinggi infeksi b.d gangguan integritas kulit
Tujuan: Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil:
- Luka bebas dari infeksi
- Tidak timbul tanda-tanda infeksi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
- Kaji riwayat prenatal dan intranatal
- Kaji tanda-tanda vital
- Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus
- Catat jumlah, warna, bau, dan konsistensi lochea
- Inspeksi sisi perbaikan episiotomi
- Monitor input dan output cairan
- Monitor tanda-tanda vital
PEDIDIKAN KESEHATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
C. Materi
1. Pengertian masa nifas
2. Tanda bahaya pada masa nifas
3. Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4. Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada masa nifas
D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media
Leaflet dan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Materi Penyuluhan
Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah
atau kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada manajemen kala III harus
dilakukan pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bolus atau 10-20 unit per liter IV drip
100-150 cc/jam.
Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk mencegah dan mengatasi perdarahan
pospartum dini. Karbetosin merupakan obat long-acting dan onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-
10 menit. Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan oksitosin drip pada pasien yang dilakukan
operasi sesar. Karbetosin ternyata lebih efektif dibanding oksitosin.
1. Oksitosin
Jika uterus tidak keras, diindikasikan pemijatan fundus kuat-kuat. Dua puluh unit (2 ampul) oksitosin dalam 1000 ml ringer laktat atau salin normal
umumnya efektif jika diberikan secara intravena dengankecepatan sekitar 10 ml/mnt (200 Mu oksitosin per menit) dibarengi dengan pemijatan
uterus. Oksitosin jangan diberikan sebagai dosisi bolus yang tidak diencerkan karena
2. Turunan Ergot
Jika oksitosin yang disalurkan secara cepat melalui infus terbukti tidak efektif, sebagian dokter memberikan metilergonovin (Mathergine), 0,2 mg,
secara intramuskulus atau intravena. Obat ini dapat merangsang uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan. Jika diberikan secara
intravena, metilergonovin dapat menyebabkan hipertensi yang berbahaya, teutama pada wanita preeklamsia.
3. prostaglandin
Turunan 15 methyl dari prostaglandin F 2α (Hemabate) juga dapat digunakan untuk mengatasi atonia uterus. Dosis awal yang dianjurkan adalah 250
µg (0,25 mg) secara intramuskulus, dan hal ini diulangi jika diperlukan dengan interval 15 hingga 90 menit hingga maksimum 8 dosis. Selain
kontriksi vaskuler dan saluran napas paru, efek samping lain adalah diare, hipertensi, muntah, demam, flushing dan takikardi.
4. Perdarahan yang tidak responsif terhadap oksitosik
Perdarahan yang berlanjut setelah beberapa kali pemberian obat oksitosik mungkin berasal dari laserasi jalan lahir, termasuk dari pada beberapa
kasus ruptur uterus. Karena itu, jika perdarahan menetap, jangan membuang-buang waktu dengnan melakukan upaya-upaya acak untk
menghentikan perdarahan, tetapi harus segera dimulai suatau penatalaksanaan seperti di Tabel 56-2. Dengan transfusi dan kompresi uterus
dengan tangan serta oksitosin intravena, jarang diperlukan tindakan tambahan. Bila atonia tidak teratasi, mungkin diperlukan histerektomi
sebagai tindakan untuk menyelamatkan nyawa. Cara lain yang mungkin berhasil adalah ligasi arteri uterina, ligasi arteri illiaka interna, atau
embolisasi angiografik.
Ligasi Arteri Iliaka Interna
Pengikatan arteri iliaka interna kadang-kadang mengurangi secara bermakna perdarahan akibat atonia uterus. Operasii ini lebih mudah dilakukan
jika insisi digaris tengah abdomen diperluas keatas melewati umbilikus. Ligasi arteri iliaka interna mengurangi tekanan nadi di arteri sebelah
distal dari ikatan sehingga mengubah sistem tekanan arteri menjadi tekanan yang mendekati tekanan di sirkulasi vena yang lebih mudah
dihentikan melalui pembentukan bekuan biasa. Ligasi bilateral kedua arteri tampaknya tidak secara serius menggangu kemampuan reproduksi
selanjutnya. (Leveno, Kennethj 2009 ).
TABEL 56-2 penatalaksanaan perdarahan yang tidak responsif terhadap oksitosik
1) Lakukan penekanan uterus bimanual (Gbr. 56-3). Tekniknya adalah melakukan pemijatan
aspek posterior uterus dengan tangan di abdominal dan pemijatan bagian depan uterus
melalui vagina dengan kepalan yang lain. Tindakan ini akan mengatasi sebagian besar
perdarahn.
2) Minta bantuan!
3) Mulai transfusi darah. Golongan darah semua pasien obstetris harus diketahui, jika mungkin,
sebelum persalinan, serta lakukan uji coombs indirek untuk mendeteksi antibodi eritrosit. Jika
yang terakhir iini negatif, tidak diperlukan pencocokan-silang darah. Pada kedaruratan yang
ekstrem, pasien diberi packed red blood cells golongan O negatif D (“donor universal”).
4) Lakukan eksplorasi uterus dengan tangan untuk mencari potongan plasenta yang tertinggal
atau laserasi.
5) Dengan cermat lakukan inspeksi atau serviks dan vagina setelah kedua struktur ini
dipajankan.
6) Pasang kateter intravena kaliber besar yang kedua sehingga pasien dapat diberi
7) kristaloid olus oksitosin bersamaan dengan transfusi darah.
8) Dipasang kateter foley untuk memantau haluaran urine yang merupakan indikator yang baik
untuk menilai perfusi ginjal.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN ATONIA UTERI
3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan
tindakan dan evaluasi dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang
diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik. Pengkajian terhadap klien post meliputi:
A. Anamnesa
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain – lain.
2. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah,
tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah,
letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit
menular.
3. Riwayat obstetrik
a) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
b) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil
c) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
1) Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta.
2) Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati,
berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir.
3) Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi
d) Riwayat Kehamilan sekarang
1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat
mual, keluhan lain
3) Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
Pola aktifitas sehari-hari.
a.) Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas
harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan.
b.) Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defeksi. BAB harus ada 3-4 hari post partum
sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995 )
c.) Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan.
d.) Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti balutan
atau duk.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a.) Mulut : bibir pucat
b.) Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
c.) Abdomen : terdapat pembesaran abdomen
d.) Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam
e.) Ekstremitas : dingin
2. Palpasi
a.) Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.
b.) Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
3. Auskultasi
a.) Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)
4. Perkusi
a.) Ekstremitas : reflek patella + / +
I. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1. Rambut dan kulit
a) Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
b) Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
c) Laju pertumbuhan rambut berkurang.
2. Mata : pucat, anemis
3. Hidung
4. Gigi dan mulut
5. Leher
6. Buah dada / payudara
a) Peningkatan pigmentasi areola putting susu
b) Bertambahnya ukuran dan noduler
7. Jantung dan paru
a) Volume darah meningkat
b) Peningkatan frekuensi nadi
c) Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
d) Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
e) Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
f) Diafragma meninggi.
g) Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
8. Abdomen
a) Menentukan letak janin
b) Menentukan tinggi fundus uteri
9. Vagina
a) Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick)
b) Hipertropi epithelium
10. System musculoskeletal
a) Persendian tulang pinggul yang mengendur
b) Gaya berjalan yang canggung
c) Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
II. Pemeriksaan Khusus
Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi dengan mengevaluasi sistem dalam tubuh. Pengkajian ini meliputi :
1. Nyeri/ketidaknyamananNyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan)
Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma).
2. Sistem vaskuler
a.) Perdarahan di observasi tiap 2 jam selama 8 jam 1, kemudian tiap 8 jam berikutnya
b.) Tensi diawasi tiap 8 jam
c.) Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit, bengkak dan merah
d.) Haemorroid diobservasi tiap 8 jam terhadap besar dan kekenyalan
e.) Riwayat anemia kronis, konjungtiva anemis/sub anemis, defek koagulasi kongenital, idiopatik trombositopeni purpura.
3. Sistem Reproduksi
a.) Uterus diobservasi tiap 30 menit selama empat hari post partum, kemudian tiap 8 jam selama 3 hari meliputi tinggi fundus uteri dan posisinya serta
konsistensinya
b.) Lochea diobservasi setiap 8 jam selama 3 hari terhadap warna, banyak dan bau
c.) Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi, luka jahitan dan apakah ada jahitannya yang lepas
d.) Vulva dilihat apakah ada edema atau tidak
e.) Payudara dilihat kondisi areola, konsistensi dan kolostrum
f.) Tinggi fundus atau badan terus gagal kembali pada ukuran dan fungsi sebelum kehamilan (sub involusi)
4. Traktus urinarius
Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi lancar atau tidak, spontan dan lain-lain
5. Traktur gastro intestinal
Observasi terhadap nafsu makan dan obstipasi
6. Integritas Ego : Mungkin cemas, ketakutan dan khawatir
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
2. Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel darah putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-
14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%-47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat tidak hamil 4.500-10.000/mm3. saat hamil 5.000-15.000)
3. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum
4. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih
5. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial
diaktivasi, masa tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID
Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan
3.2 Analisis Masalah
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah :
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovelemia
3. Ansietas berhungan dengan krisis situasi, ancaman perubahan pada status kesehatan atau kematian, respon fisiologis
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, Stasis cairan tubuh, penurunan Hb
5. Resiko tinggi terhadap nyeri berhubungan dengan trauma/ distensi jaringan
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan atau tidak mengenal sumber informasi
3.3 Diagnosa dan Rencana Tindakan Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang berlebihan
Intervensi :
- Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatikan faktor-faktor penyebab atau pemberat pada situasi hemoragi (misalnya
laserasi, fragmen plasenta tertahan, sepsis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion atau retensi janin mati selama lebih dari 5 minggu)
Rasional : Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan memberikan kesempatan untuk mencegah dan membatasi terjadinya
komplikasi.
- Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh perawat.
Rasional : Perkiraan kehilangan darah, arteial versus vena, dan adanya bekuan-bekuan membantu membuat diagnosa banding dan menentukan
kebutuhan penggantian.
- Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus. Dengan perlahan masase penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatkan tangan
kedua diatas simpisis pubis.
Rasional : Derajat kontraktilitas uterus membantu dalam diagnosa banding. Peningkatan kontraktilitas miometrium dapat menurunkan kehilangan
darah. Penempatan satu tangan diatas simphisis pubis mencegah kemungkinan inversi uterus selama masase.
- Perhatikan hipotensi atau takikardi, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis dasar kuku, membran mukosa dan bibir.
Rasional : Tanda-tanda ini menunjukan hipovolemi dan terjadinya syok. Perubahan pada tekanan darah tidak dapat dideteksi sampai volume
cairan telah menurun sampai 30 - 50%. Sianosis adalah tanda akhir dari hipoksia.
- Pantau parameter hemodinamik seperti tekanan vena sentral atau tekanan baji arteri pulmonal bila ada.
Rasional : Memberikan pengukuran lebih langsung dari volume sirkulasi dan kebutuhan penggantian.
- Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh horizontal.
Rasional : Perdarahan dapat menurunkan atau menghentikan reduksi aktivitas. Pengubahan posisi yang tepat meningkatkan aliran balik vena,
menjamin persediaan darah keotak dan organ vital lainnya lebih besar.
- Pertahankan aturan puasa saat menentuka status/kebutuhan klien.
Rasional : Mencegah aspirasi isi lambung dalam kejadian dimana sensorium berubah dan/atau intervensi pembedahan diperlukan.
- Pantau masukan dan keluaran, perhatikan berat jenis urin.
Rasional : Bermanfaat dalam memperkirakan luas/signifikansi kehilangan cairan. Volume perfusi/sirkulasi adekuat ditunjukan dengan keluaran 30
– 50 ml/jam atau lebih besar.
- Hindari pengulangan/gunakan kewaspadaan bila melakukan pemeriksaan vagina dan/atau rektal
Rasional : Dapat meningkatkan hemoragi bila laserasi servikal, vaginal atau perineal atau hematoma terjadi.
- Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis
Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan ancietas dan kebutuhan metabolik.
- Kaji nyeri perineal menetap atau perasaan penuh pada vagina. Berikan tekanan balik pada laserasi labial atau perineal.
Rasional : Haematoma sering merupakan akibat dari perdarahan lanjut pada laserasi jalan lahir.
- Pantau klien dengan plasenta acreta (penetrasi sedikit dari myometrium dengan jaringan plasenta), HKK atau abrupsio placenta terhadap tanda-
tanda KID.
Rasional : Tromboplastin dilepaskan selama upaya pengangkatan placenta secara manual yang dapat mengakibatkan koagulopati.
- Mulai Infus I atau 2 i.v dari cairan isotonik atau elektrolit dengan kateter !8 G atau melalui jalur vena sentral. Berikan darah lengkap atau
produk darah (plasma, kriopresipitat, trombosit) sesuai indikasi.
Rasional : Perlu untuk infus cepat atau multipel dari cairan atau produk darah untuk meningkatkan volume sirkulasi dan mencegah pembekuan.
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi :
Oksitoksin, Metilergononovin maleat, Prostaglandin F2 alfa.
Rasional : Meningkatkan kontraktilitas dari uterus yang menonjol dan miometrium, menutup sinus vena yang terpajan, dan menghentikan
hemoragi pada adanya atonia.
Magnesium sulfat
Rasional : Beberapa penelitian melaporkan penggunaan MGSO4 memudahkan relaksasi uterus selama pemeriksaan manual.
Terapi Antibiotik.
Rasional : Antibiotok bertindak secara profilaktik untuk mencegah infeksi atau mungkin perlu diperlukan untuk infeksi yang disebabkan atau
diperberat pada subinvolusi uterus atau hemoragi.
- Pantau pemeriksaan laboratotium sesuai indikasi : Hb dan Ht.
Rasional : Membantu dalam menentukan kehilangan darah. Setiap ml darah membawa 0,5 mg Hb.
3. Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan atau kematian.
Intervensi :
- Evaluasi respon psikologis serta persepsi klien terhadap kejadian hemoragi pasca partum. Klarifikasi kesalahan koinsep.
Rasional : Membantu dalam menentukan rencana perawatan. Persepsi klien tentang kejadian mungkin menyimpang, memperberat ancietasnya.
- Evaluasi respon fisiologis pada hemoragik pasca partum; misalnya tachikardi, tachipnea, gelisah atau iritabilitas.
Rasional : Meskipun perubahan pada tanda vital mungkin karena respon fisiologis, ini dapat diperberat atau dikomplikasi oleh faktor-faktor
psikologis.
- Sampaikan sikap tenang, empati dan mendukung.
Rasional : Dapat membantu klien mempertahankan kontrol emosional dalam berespon terhadap perubahan status fisiologis. Membantu dalam
menurunkan tranmisi ansietas antar pribadi.
- Bantu klien dalam mengidentifikasi perasaan ancietas, berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan.
Rasional : Pengungkapan memberikan kesempatan untuk memperjelas informasi, memperbaiki kesalahan konsep, dan meningkatkan perspektif,
memudahkan proses pemecahan masalah.
3.4 Implementasi
Setelah rencana tindakan perawatan tersusun, selanjutnya rencana tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan situasi yang nyata untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan, perawat dapat langsung melaksanakan kepada orang lain yang dipercaya
di bawah pengawasan orang yang masih seprofesi dengan perawat. (Nursalam, 2001 : 63)
3.5 Evaluasi
Evaluasi dari proses keperawatan adalah nilai hasil yang diharapkan dimasukkan kedalam SOAP terhadap perubahan perilaku pasien.
Untuk mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat diatasi, disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai (Nursalam, 2001 : 71)