Anda di halaman 1dari 44

*1

MODUL
TOPIK / JUDUL

PENULIS :

NAMA (KOORDINATOR)

NAMA (ANGGOTA)

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


TAHUN
*2
SAMBUTAN PIMPINAN INSTANSI

(DIBUAT OLEH PIMPINAN INSTANSI)

TEMPAT, TANGGAL

JABATAN,

(TTD DAN STEMPEL INSTANSI)

NAMA

NIP
*3

KATA PENGANTAR

(DITULIS OLEH PENULIS/EDITOR, YANG ISINYA BERUPA UCAPAN


TERIMA KASIH, TUJUAN SINGKAT DITULISNYA MODUL INI)

(TIDAK ADA TANDA TANGAN DAN CAP INSTANSI)

TEMPAT, TANGGAL

TIM PENULIS
*4

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR SINGKATAN

PENDAHULUAN

BAGIAN 1

SUB TOPIK/SUB JUDUL : .........................................................................

TUJUAN INSTRUKSIONAL

INDIKATOR

URAIAN MATERI (ISI MATERI DITULIS DITULIS DI DAFTAR ISI)

A. ..................................................

B. ..................................................

C. ..................................................

RINGKASAN

LATIHAN PEMAHAMAN

LATIHAN PENERAPAN

BAGIAN SETERUSNYA

(ISI BAGIAN SAMA SEPERTI BAGIAN 1)

GLOSARIUM

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN
*5

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1

Tabel 2

Tabel seterusnya

i
*6

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1

Gambar 2

Gambar seterusnya

ii
*7

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1

Grafik 2

Grafik seterusnya

iii
*8

DAFTAR SINGKATAN

(DISUSUN SESUAI ALFABET)

iv
*9

PENDAHULUAN

(BERISI URAIAN SINGKAT TENTANG ISI MODUL APA SAJA)

v
*10

BAGIAN 1

SUB TOPIK/SUB JUDUL : PROSES TERJADINYA SYOK

TUJUAN INSTRUKSIONAL :

1. Menjelaskan Pengertian Syok


2. Menjelaskan Patofisiologi Syok
3. Menjelaskan Klasifikasi Syok
4. Menjelaskan Tanda Dan Gejala Syok
5. Menjelaskan Jenis Syok
6. Menjelaskan Tatalaksana Terjadinya Syok

INDIKATOR :

Ketepatan menjelaskan tentang Proses Imunisasi

URAIAN MATERI :

1. Pengertian Syok
2. Patofisiologi Syok
3. Klasifikasi Syok
4. Tanda Dan Gejala Syok
5. Jenis Syok
6. Tatalaksana Terjadinya Syok
PROSES TERJADINYA SYOK

A. PENGERTIAN
Syok adalah syndrome gawat akut akibat ketidakcukupan perfusi dalam
memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan
metabolik (kebutuhan oksigen) atau penurunan pasokan metabolik.
Ketidakcukupan akan pasokan oksigen mengakibatkan tubuh merespon
dengan merubah metabolisme energi sel menjadi anaerobic, akibatnya dapat
terjadi asidosis laktat. Jika perfusi oksigen ke jaringan terus berkurang maka
respon system endokrin, pembuluh darah, inflamasi, metabolisme, seluler dan
sistemik akan muncul dan mengakibatkan pasien menjadi tidak stabil.
Syok adalah proses yang progresif, dimana apabila tubuh tidak mampu
mentoleransi maka dapat mengakibatkan kerusakan irreversible pada organ
vital dan dapat menyebabkan kematian. Syok memiliki pola patofisiologi,
manisfestasi klinis, dan pengobatan berbeda tergantung pada etiologinya.
Hypovolemic dan septic syok adalah syok yang paling sering dijumpai pada
anak- anak, cardiogenik syok dijumpai pada neonatus yang memiliki kelainan
jantung congenital juga pasca bedah kelainan jantung congenital syok bisa
terjadi pada anak yang lebih dewasa.

B. PATOFISIOLOGI SYOK
Metabolisme aerobic sel bisa menghasilkan 36 Adenosin Triphosphate,
sedangkan pada sel yang kekurangan oksigen (syok) sel akan merubah system
metabolisme aerobic menjadi anaerobic, yang mana hanya menghasilkan 2
ATP molekul tiap molekul glukosa dan hasil pembentukan dan penimbunan
asam laktat. Akhirnya metabolisme sel tidak cukup menghasilkan energi
homeostasis sel, sehingga mengakibatkan gangguan pertukaran ion melalui
membrane sel. Dimana terjadi akumulasi sodium didalam sel dengan
pengeluaran potassium dan penumpukan cytosolic calsium. Sel menjadi
membengkak, membrane sel hancur, dan terjadilah kematian sel. Kematian
yang luas dari sel menghasilkan kegagalan pada banyak organ, jika
irreversible maka pasien meninggal. Kekacauan metabolic sel mungkin
terjadi dari kekurangan oksigen yang absolute (hipoksia syok) atau kombinasi
hipoksia dan kekurangan substrat khususnya glukosa, disebut sebagai iskemic
syok.
Anak-anak bukan orang dewasa yang kecil. Kalimat ini harus dipahami
dengan benar ketika membicarakan distribusi total cairan tubuh dan respon
kompensasi kardiovaskular pada anak-anak selama keadaan insufisiensi
sirkulasi yang progresif. Gejala dan tanda syok yang dapat dengan mudah
dilihat pada orang dewasa mungkin tidak akan terlihat pada anak,
mengakibatkan terlambatnya pengenalan dan mengabaikan keadaan syok
yang parah. Walaupun anak lebih besar persentase total cairan tubuhnya tapi
untuk melindungi mereka dari kolaps kardiovaskular, peningkatan sisa
metabolik rata-rata, peningkatan insensible water loss, dan penurunan renal
concentrating ability biasanya membuat anak lebih mudah terjadi hipoperfusi
pada organ. Gejala dan tanda awal dari berkurangnya volume dapat tidak
diketahui pada anak-anak, tapi sejalan dengan perkembangan penyakit,
penemuan gejala dan tanda menjadi dapat ditemukan sama seperti orang
dewasa.

PRELOAD CONTRACTILITY AFTERLOAD

HEART RATE STROKE VOLUME

SYSTEMIC VASCULAR
CARDIAC OUTPUT
RESPONSE

BLOOD PRESSURE
Syok Syok septik Syok
hipovolemik kardiogenik

Mediator

Kebocoran Vasodilator Depresi

Kontraktilitas
Preload

CO Tekanan darah

Terkompensasi Pengeluaran
simpatetik

Vasokonstriksi denyut
CO dan tekanan jantung
darah membaik

CO
Iskemia jaringan

Pelepasan
mediator

Fungsi sel

Hilangnya
Kematian sel
autoregulasi

Kematian
Respon kompensasi kardiovaskular pada anak dengan
keadaan penurunan ventrikular preload, melemahkan kontraksi
miokard, dan perubahan dalam pembuluh darah berbeda dari yang
terjadi pada dewasa. pada pasien anak, CO lebih tergantung pada
heart rate daripada stroke volume oleh karena kekurangan massa
otot ventrikel. Takikardi adalah yang terpenting pada anak untuk
mempertahankan CO yang adekuat pada kondisi penurunan
ventricular preload, kelemahan kontraksi miokard, atau kelainan
jantung congenital yang digolongkan oleh anatomi left-to-right
shunt. Stroke volume tergantung oleh pengisian ventrikel
(preload), ejeksi ventrikel (afterload), dan fungsi pompa intrinsik
(myocardial contractility).

Tambahan pada CO, pengatur utama dari tekanan darah


adalah SVR. Anak memaksimalkan SVR untuk mempertahankan
tekanan darah yang normal, pada keadaan penurunan CO yang
signifikan. Peningkatan SVR oleh karena vasokontriksi perifer
yang dipengaruhi system saraf simpatis dan angiotensin. Hasilnya,
aliran darah diredistributsi dari pembuluh nonessential seperti kulit,
otot skelet, ginjal dan organ splanknik ke otak, jantung, paru-paru
dan kelenjar adrenal. Sesuai pengaturan dari pembuluh darah,
endogen atau eksogen melalui zat-zat vasoaktif, dapat
menormalkan tekanan darah tanpa tergantung dari CO. Karena itu,
pada pasien anak, tekanan darah merupakan indicator yang jelek
dari hemostatis kardiovaskular. Evaluasi heart rate dan perfusi end-
organ, termasuk capillary refill, kualitas dari denyut perifer,
kesadaran, urine output, dan status asam-basa, lebih bernilai
daripada tekanan darah dalam menentukan status sirkulasi anak.

Pada dasarnya, syok merupakan suatu keadaan dimana


tidak adekuatnya suplai oksigen dan substrat untuk memenuhi
kebutuhan metabolic jaringan. Akibat dari kekurangan oksigan dan
substrat-substrat penting, maka sel-sel ini tidak dapat
mempertahankan produksi O2 aerobik secara efisien.

Pada keadaan normal, metabolisme aerobik menghasilkan 6


molekul adenosine trifosfat (ATP) tiap 1 molekul glukosa. Pada
keadaan syok, pengiriman O2 terganggu, sehingga sel hanya dapat
menghasilkan 2 molekul ATP tiap 1 molekul glukosa, sehingga
terjadi penumpukan dan produksi asam laktat. Pada akhirnya
metabolisme seluler tidak lagi bisa menghasilkan energi yang
cukup bagi komponen hemostasis seluluer, sehingga terjadi
kerusakan pompa ion membran dan terjadi penumpukan natrium
intraseluler, pengeluaran kalium dan penumpukan kalsium sitosol.

Sel membengkak, membran sel rusak, dan akhirnya terjadi


kematian sel. Kematian sel yang luas menyebabkan gagal multi
sistem organ dan apabila ireversibel, dapat terjadi kematian.

Kerusakan metabolik ini dapat disebabkan karena defisiensi


absolut dari transpor oksigen (syok hipoksik) atau disebabkan
karena defisiensi transport substrat, biasanya glukosa (syok
iskemik). Yang paling sering terjadi adalah kombinasi dari kedua
hal diatas yaitu hipoksik dan iskemik. Atas dasar hal tersebut
diatas, maka sangatlah penting untuk memberikan oksigen pada
keadaan syok.

Pengiriman oksigen (Oxygen Delivery = DO2) adalah


jumlah oksigen yang dibawa ke jaringan tubuh permenit. DO2
tergantung pada jumlah darah yang dipompa oleh jantung permenit
(Cardiac Output = CO) dan kandungan O2 arteri (CaO2), sehingga
didapatkan persamaan sebagai berikut:

DO2 = CO (L/menit) x CaCO2 (ml/mL/cc)

CaCO2 tergantung pada banyaknya O2 yang terkandung di Hb


(Saturasi O2 = SaO2), sehingga didapatkan persamaan:
CaO2 = Hb (g/100ml) x SaO2 x 1,34 ml O2/

Keadaan syok dapat terlihat secara klinis apabila terdapat


gangguan pada CaCO2, baik karena hipoksia, yang dapat
menyebabkan penurunan SaO2 maupun karena anemia yang
menyebabkan penurunan kadar Hb sehingga menurunkan kapasitas
total pengiriman O2. Cardiac output tergantung pada 2 keadaan,
yaitu jumlah darah yang dipompa tiap denyut jantung (Stroke
Volume = SV) dan laju jantung (Heart Rate = HR). Stroke volume
dipengaruhi oleh volume pengisian ventrikel akhir diastolik
(ventricular preload), kontaktilitas otot jantung dan afterload. Tiap
variabel yang mempengaruhi cardiac output diatas, pada keadaan
syok, dapat mengalami gangguan atau kerusakan.

C. KLASIFIKASI SYOK
1. Stadium Syok
Secara klinis, syok terbagi ke dalam 3 fase, yaitu :

Gejala Klinis Kompensasi Dekompensasi Irreversibel

Kehilangan Darah % ≤25% 25-40% >40%

Frekuensi Jantung Takikardia + Takikardia ++ Takikardia/Bradikardi

Volume Nadi Normal/Menurun Menurun + Menurun ++

Pengisian Kapiler Normal/Meningkat Meningkat + Meningkat --

Kulit Dingin, pucat Dingin, mottled Pucat mati

RR Takipnue + Takipnue ++ Sighing respiration

Tingkat Kesadaran Agitasi ringan Berkooperasi Bereaksi hanya pada


rasa sakit atau tidak
responsive

2. Klasifikasi dan Etiologi


Tipe Septik Kardiogenik Distributif Hipovolemik Obstruktif

Syok

Karakteristik Infeksi Kegagalan 1.Kelainan Menurunnya CO rendah;


jumlah sianosis;
organisme jantung dalam saraf:
tekanan
melepaskan cairan
memompa Mengganggu
toksin nadi rendah
menurunkan
darah untuk keseimbangan
yang
cairan CO;
mempengar memenuhi
uhi sehingga asidosis
kebutuhan
distribusi memudahkan metabolic
tubuh
darah,
terjadinya membuat
cardiac
asidosis volume
output
2.Overdosis intravaskuler
dan lainnya
dosis obat berkurang

yang dan perfusi

mengganggu ke jaringan

distribusi menurun;

cairan gangguan

keseimbangan

elektrolit

Etiologi Bakteri Kardiomio- Anafilaksis Enteritis Tension


pati
Virus Toxin Perdarahan pneumotorax
Kongenital
jamur Reaksi Luka bakar Pericardial
Heart disease
Ischemic Alergi Diabetes tamponade

insult insipidus

Defisiensi

Adrenal

D. TANDA DAN GEJALA


1. Sistem Kardiovaskuler
a. Gangguan sirkulasi perifer mengakibatkan pucat, ekstremitas
dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna
dibandingkan penurunan tekanan darah. Nadi cepat dan halus.
b. Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan,
karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan
1/3 dari volume sirkulasi darah.
c. Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling
baik.
d. CVP rendah.

2. Sistem Respirasi
a. Pernapasan cepat dan dangkal.
3. Sistem saraf pusat
a. Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan
darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien
menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan
analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya
pasien memang karena kesakitan.
4. Sistem Saluran Cerna
a. Bisa trjadi mual dan muntah.
5. Sistem Saluran kemih
a. Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien
dewasa adalah 60 ml/jam (0,5-1 ml/kg/jam). Pada anak 1-
2ml/kg/jam.

E. JENIS SYOK
1. Syok Hipovolemik

a. Pengertian

Syok ini adalah syok yang paling umum ditemui, terjadi karena
kekurungan volume sirkulasi yang disebabkan karena kehilangan
darah dan juga cairan tubuh. Kehilangan darah dibagi menjadi dua
yaitu perdarahan yang tampak dan tidak tampak. Perdarahan yang
tampak misal perdarahan dari luka dan hematemesis, sedangkan
perdarahan yang tak tampak misal perdarahan pada saluran cerna
seperti perdarahan tukak duodenum, cedera limpa, patah tulang.
Kehilangan cairan terjadi pada luka bakar yang luas dimana terjadi
kehilangan cairan pada permukaan kulit yang hangus atau terkumpul
didalam kulit yang melepuh. Muntah hebat dan diare juga
mengakibatkan kehilangan banyak cairan intrvaskuler. Obstruksi
ileus juga bisa menyebabkan banyak kehingan cairan, juga pada
sepsis berat dan peritonitis bisa menyebabkan kehingan cairan.

b. Tanda dan Gejala

- Anxietas, lemas, gangguan mental karena menurunya


perfusi k eota
- Hipotensi karena menurunya volume sirkulasi
- Nadi cepat, lemah karena penurunan aliran darah
- Kulit dingin dan lembab karena vasokontriksi dan stimulasi
kelenjar keringat
- Oligouria karena vasokonstriksi arteri renalis
- Pernafasan cepat dan dalam karena stimulasi saraf simpatis
dan asidosis
- Hipotermi karena menurunya perfusi dan penguapan
keringat
- Haus dan mulut kering karena kekurangan cairan
- Lemah dan lelah karena inadekuat oksigenasi

c. Jenis cairan yang hilang

- Darah

- Plasma

- Cairan ekstrasel

d. Penyebab

- Perdarahahn
- luka bakar
- cedera yang luas
- dehidrasi
- kehilangan cairan pada muntah, diare, ileus

e. Patofisiologi

Syok hipovolemik yaitu syok yang terjadi karena


kekurangan sirkulasi didalam pembuluh darah oleh berbagai
sebab, berkurangnya sirkulasi ini mengakibatkan darah yang
kembali ke jantung melalui vena akan berkurang. Akibatnya
darah yang masuk ke atrium kanan juga menurun, sebagai
kompensasi atas hal ini frekuansi jantung akan meningkat untuk
menyesuaikan agar perfusi sistemik dapat dipenuhi. Gejalanya
akan tampak tekanan darah sistolik menurun dan denyut nadi
yang cepat.
Menurunnya perfusi sistemik mengakibatkan organ
mengalami iskemia, sehingga akan merubah siklus metabolic dari
aerobic menjadi anaerobic dimana siklus ini menghasilkan residu
asam laktat, asam amino dan asam fosfat di jaringan. Hal ini
menimbulkan asidosis metabolic yang menyebabkan pecahnya
membrane lisosom sehingga menimbulkan kematian sel. Hipoksia
dan asidosis metabolic juga menyebabkan vasokonstriksi arteri dan
vena pulmonalis, hal ini menimbulkan peninggiian tahanan
pulmonal yang mengganggu perfusi dan pengembangan paru.
Akibatnya dapat terjadi kolaps paru, kongesti pembuluh darah
paru, edema interstisial dan alveolar. Maka pada penderita dengan
syok hipovolemik terlihat gangguan pernafasan. Iskemia pada otak
akan menimbulkan edema otak dengan segala akibatnya. Pada
ginjal, iskemia ini akan menyebabkan gagal ginjal.

Sebagai mekanisme kompensasi terhadap hipovolemia,


cairan interstisial akan masuk kedalam pembuluh darah sehingga
hematokrit menurun. Karena cairan interstisial jumlahnya
berkurang akibat masuknya cairan tersebut kedalam ruang
intraseluler, maka penambahan cairan sangat mutlak diperlukan
untuk memperbaiki gangguan metabolik dan hemodinamik ini.
Pada syok juga terjadi peninggian sekresi kortisol 5-10 kali lipat.
Kortisol mempunyai efek inotrofik positif pada jantung dan
memperbaiki metabolism karbohidrat, lemak dan protein. Sekresi
renin dari sel-sel juksta glomerulus ginjal meningkat sehingga
pelepasan angiotensin I dan II juga meningkat. Angiotensin II ialah
vasokonstriktor yang kuat dan merangsang pelepasan kalium oleh
ginjal.

Meningginya sekresi norepinefrin akan mengakibatkan


vasokonstriksi, selain itu juga mempunyai sedikit efek inotropik
positif pada miokardium. Efineprin disekresikan hampir tiga kali
lipat daripada norepinefrin, terutama menyebabkan peninggian isi
sekuncup dan denyut jantung. Kerja kedua katekolamin ini
dipotensiasi oleh aldosteron. Peninggian sekresi hormone
antidiuretik (ADH) dari ‘hipofisis’ posterior mengakibatkan
resorpsi air ditubulus distal meningkat.

2. Syok Distributif

a. Pengertian

Syok distributif adalah syok yang terjadi karena kekurangan


volume darah yang bersifat relative, dalam artian jumlah darah
didalam pembuluh darah cukup namun terjadi dilatasi pembuluh
darah sehingga seolah-olah volume darah didalam pembuluh darah
berkurang. Syok distributive ada 3 bentuk :

1) Syok septik : disebabkan karena infeksi yang


menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah.
Contoh infeksi karena bakteri gram negative
seperti Escherichiacoli.

Tanda dan gejala shock septic:

Gejala sama dengan syok hipovolemik, namun untuk tahap


syok septik diawali dengan:

- demam atau suhu yang rendah, disebabkan oleh


infeksi bakteri

- vasodilatasi dan peningkatan cardiac output

2) Syok anafilaktik: disebabkan karena reaksi anfilaktik


terhadap allergen, antigen, obat, benda asing yang
menyebabkan pelepasan histamine yang
menyebabkan vasodilatasi. Juga memudahkan
terjadinya hipotensi dan peningkatan permeabilitas
kapiler.

Tanda dan gejala syok anafilaktik :

- Erupsi kulit dan

- Edema local terutama pada muka

- Nadi cepat dan lemah

- Batu dan sesak nafas karena penyumbatan jalan


nafas dan radang tenggorok

3) Syok neurogenik : ini adalah shock


yang jarang terjadi. Disebabkan oleh
trauma pada medulla spinalis, terjadi
kehilangan mendadak pada reflek
otonom dan motorik dibawah lesi.
Tanpa adanya stimulasi simpatis,
dinding pembuluh darah vasodilatasi
yang tak terkontrol, hasilnya penurunan
resistensi pembuluh darah perifer
sehingga menyebabkan vasodilatasi
dan hypotensi. Tanda dan gejala syok
neurogenik sama dengan syok
hipovolemik.

3. Syok Obstruktif

Terdapat penyumbatan yang menyebabkan aliran darah terganggu,


pada beberapa kondisi hal ini bisa menyebabkan timbulnya syok.
Contoh syok obstruktif adalah :

1) Cardiac tamponade : biasanya terjadi karena pericarditis yang


menyebabkan penimbunan cairan didalam rongga pericardium,
cairan yang banyak menekan jantung sehingga venus return
menurun. Hal ini menyebabkan jantung tak mampu mensuplai
darah sesuai kebutuhan tubuh. Akibatnya tubuh bisa
kekurangan oksigen, terutama pada organ sehingga bisa
menimbulkan shock
2) Tension pneumotorax : peningkatan tekanan intratorak
sehingga venous return terhambat, cardic output pun berkurang
 syok
3) Emboli massive paru : mengurangi aliran darah dari paru ke
jantung, cardiac output menurun  syok
4) stenosis aorta : sebabkan aliran darah keluar dari ventrikel
terhambat  perfusi berkurang  syok
5) Tanda dan gejala sama dengan shock hypovolemic tapi
ditambah dengan peningkatan JVP
6) pulsus paradoksus karena tamponade jantung

4. Syok Kardiogenik

a. Pengertian

Syok tipe ini adalah syok yang terjadi karena kagagalan


efektivitas fungsi pompa jantung. Hal ini disebabkan karena
kerusakan otot jantung, paling sering yaitu infark pada
myocard. Syok kardiogenik juga bisa disebabkan aritmia.
Syok ini jarang terjadi pada anak-anak.

b. Tanda dan gejala syok kardiogenik sama dengan syok


hipovolemik ditambah dengan:

- Takikardi dengan nadi yang sangat lemah


- Hepatomegali
- Gallop
- Murmur
- Rasa berat di precordial
- Kardiomegali
- Hipertrofi jantung
- Distensi V. Jugularis, dan peningkatan JVP
- ECG abnormar

5. Tatalaksana Terjadinya Syok

Pengenalan awal akan syok membutuhkan pemahaman


tentang kebiasaan anak yang normal dan keadaan anak yang
memang menderita shock. Pucat ringan, ekstremintas dingin,
mengantuk ringan atau acuh terhadap sekitar, takikardia yang
taksesuai dan factor lain seperti cemas, demam dan hal lain yang
penting sering terabaikan. Oliguria adalah tanda yang penting, anak
dengan trauma berat atau sepsis membutuhkan pemasangan kateter
untuk menghitung secara cermat cairan yang keluar dan
kebutuhancairan secara akurat. Nilai normal nadi dan tekanan
darah berbeda untuk tiap umur, terkadang nilai normal sering tak
sesuai dengan panduan ketika anak mengalami distress.

Pada tahap awal, syok memerlukan penanganan yang


segera untuk mempertahankan hidup, bagaimanapun penanganan
shock tergantung seberapa cepat untuk bisa mendapat pertolongan
di rumah sakit. Pertolongan awal syok:

1) Segera beri pertolongan, jika pasien masih sadar tempatkan


dengan nyaman
2) Jika pasien sendiri, cari pertolongan, atau meminta seseorang
mencari pertolongan dan seseorang menjaga pasien
3) Pastikan jalan nafas dan pernafasan baik.
4) Lindungi pasien dengan jaket tapi jangan terlalu rapat agar
tidak terjadi vasodilatasi
5) Jangan beri minum
6) Siapkan untuk cardiopulmonary resuscitation
7) Berikan banyak informasi ketika ambulan datang
Tatalaksana syok dimulai dengan tindakan umum untuk
memulihkan perfusi jaringan dan oksigenasi sel. Tindakan ini tidak
tergantung pada penyebab syok. Diagnosa harus segera dibuat
sehingga dapat diberikan pertolongan sesuai dengan kausa. Tujuan
utama adalah mengembalikan perfusi dan oksigenasi terutama di
otak, jantung dan ginjal. Tanpa memandang etiologi syok,
oksigenasi dan perfusi jaringan dapat diperbaiki dengan
memperhatikan 4 variabel ini:

1) Ventilasi dan oksigenasi ( Airway dan Breathing )


a. Memperbaiki jalan napas, ventilasi buatan dan oksigen
100%
b. Akses vena dan pemberian cairan diberikan bersamaan
dengan oksigen 100%.
2) Curah jantung dan volume darah di sirkulasi ( Cirkulasi ).
Resusitasi cairan dan pemberian obat vasoaktif merupakan
metode utama untuk meningkatankan curah jantung dan
mengembalikan. Perfusi organ vital.
a. Resusitasi cairan:
1) Pada syok hipovolemik apapun penyebabnya, resusitasi cairan
dimulai dengan cairan kristaloid (Rl atau garam fisiologis)
sebanyak 20 ml/kg secepatnya. Bila tidak terlihat perbaikan
(frekuensi jantung masih tinggi, perfusiperifer jelek, kesadaran
belum membaik) dan dicurigai masih terjadi hipovolemia diberikan
lagi cairan yang sama sebanyak 20 ml/kg dan pasien dievaluasi
kembali. Syok kardiogenik dan obstruksi harus dipertimbangkan
apabila tidak ada perbaikan setelah resusitasi cairan. Sebagian
besar pasien dengan syok hipovolemik akan menunjukkan
perbaikan terhadap pemberian cairan 40 ml/kg.
2) Pada syok septik, resusitasi cairan berguna untuk mengembalikan
volume intravaskular. Jenis cairan masih konroversial, cairan
kristaloid dapat menyebabkan edema paru akibat penurunan
tekanan onkotik intravaskular dan memperberat kebocoran kapiler.
Sedangkan cairan koloid, walaupun dapat mempertahankan
tekanan onkotik pada akhirnya dapat merembes ke ruang
interstisial akibat hilangnya integritas vaskular. Resusitasi pada
syok septik memerlukan kombinasi cairan kristaloid dan koloid
untuk mengembalikan perfusi yang adekuat.
3) Pada syok distributif, pemberian cairan kristaloid yang cepat telah
terbukti menyelamatkan jiwa pasien.
4) Pada syok endokrin gangguan yang terjadi diperbaiki. Hipotiroid
membutuhkan levothyroxine, pada hyperthyroid produksi hormon
thyroid dihambat oleh sitostatika seperti methimazole (tapazole)
atau PTU (propylthiouracil). Insufisiensi adrenal diobati dengan
suplemen kortikosteroid.
b. Obat vasoaktif
Ada beberapa obat yang dapat digunakan sebagai penunjang
dalam penanganan syok bila resusitasi cairan belum cukup untuk
menstabilkan system kardiovaskular. Obat inotropik meningkatan
kontraktilitas miokard dan obat kronotropik meningkatkan frekuensi
jantung. Obat vasoaktif yang paling banyak digunakan adalah
golongan amin simpatomimetik yaitu golongan katekolamin, epinefrin,
norepinefrin, dopamine endogen, dobutamin, dan isoproternol sintetis.
Obat ini bekerja merangsang adenilsiklase yang menyebabkan
terjadinya sintetis AMP siklik, aktifasi kinase protein, fosforilasi
protein intrasel, dan peningkatan kalsium intrasel. Obat tersebut
bekerja memperbaiki tekanan darah dengan konsekuensi peningkatan
resistensi vaskuler dan penurunan aliran darah. Obat vasoaktif ini
diberikan bila pemberian cairan danoksigenasi alveolar telah
maksimal.

Beberapa obat vasoaktif yang dapat diberikan berikut dosisnya


dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Dosis dan efek klinis beberapa
obat vasoaktif :
Obat Dosis Efek klinis

Dobutamin 2-20 μg/kg/menit Memperbaiki konraktilitas miokard

Berguna pada gagal jantung dengan syok

Dopamine 2-20 μg/kg/menit Dosis rendah (4-5 μg/kg/menit):


memperbaiki aliran darah ginjal

Dosis tinggi: efek α

Memperbaiki kontraktilitas miokard bila


dosis ditingkatkan

Efinefrin 0,05-1 μg/kg/menit Dosis rendah: efek β

Dosis tinggi: efek α

Berguna bila dikombinasi dengan


dopamine dosis rendah

Norefinefrin 0,05-1 μg/kg/menit Efek α sangat kuat

Hipotensi refrakter

Amrinon 0,75-4 mg/kg/kali Kombinasi dengan katekolamin

5-20 μg/kg/menit Memperbaiki fungsi miokard

Milrinon 50-75 μg/kg/kali Kombinasi dengan katekolamin

0,5-1 μg/kg/kali Memperbaiki fungsi miokard

- Kapasitas angkut oksigen :


1. Sebagian besar anak dengan syok tidak memerlukan transfusi
darah, tetapi kapasitas angkut oksigen diruang intravaskular harus
cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan.
2. Transfusi darah dipertimbangkan apabila tidak ada perbaikan
setelah pemberian cairan isotonik sebanyak 60mL/kg
3. Transfusi darah harus diberikan berdasarkan penilaian klinis an
tidak berdasarkan kadar hemoglobin
4. Pada anak dengan anemia kronis (anemia defisiensi) darah harus
diberikan dengan hati-hati. Pemberian tidak boleh melebihi 5-
10mL/kg dalam 4 jam untuk mencegah gagal jantung kongestif,
kecuali bila proses kehilangan darah masih berlangsung.

- Kelainan yang mendasari :

1. Pasien dengan syok septik memerlukan antibiotik segera


2. Pasien dengan syok hipovolemik dievaluasi terhadap kehilangan
cairan melalui saluran cerna atau perdarahan.
3. Syok kardiogenik mungkin memerlukan terapi farmakologis untuk
menurunkan afterload atau intervensi bedah untuk mengatasi
obstruksi
4. Syok anafilaktik memerlukan epinefrin, eliminasi penyebab dan
antihistamin.

RINGKASAN :
Syok adalah proses yang progresif, dimana apabila tubuh tidak mampu
mentoleransi maka dapat mengakibatkan kerusakan irreversible pada organ vital
dan dapat menyebabkan kematian. Patofisiologi Syok Diawali Pada keadaan
normal, metabolisme aerobik menghasilkan 6 molekul adenosine trifosfat (ATP)
tiap 1 molekul glukosa. Pada keadaan syok, pengiriman O2 terganggu, sehingga
sel hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP tiap 1 molekul glukosa, sehingga
terjadi penumpukan dan produksi asam laktat. Pada akhirnya metabolisme seluler
tidak lagi bisa menghasilkan energi yang cukup bagi komponen hemostasis
seluluer, sehingga terjadi kerusakan pompa ion membran dan terjadi penumpukan
natrium intraseluler, pengeluaran kalium dan penumpukan kalsium sitosol. Secara
klinis, syok terbagi ke dalam 3 fase, yaitu Gejala Klinis, Kompensasi,
Dekompensasi dan Irreversibel. Tanda Dan Gejala Syok meliputi :

1) Sistem Kardiovaskuler

- Gangguan sirkulasi perifer mengakibatkan pucat, ekstremitas


dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna
dibandingkan penurunan tekanan darah. Nadi cepat dan halus.

- Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan,


karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan
1/3 dari volume sirkulasi darah.

- Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling


baik.

- CVP rendah.

2) Sistem Respirasi

- Pernapasan cepat dan dangkal.

3) Sistem saraf pusat

- Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan


darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi
gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan
diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena
kesakitan.

4) Sistem Saluran Cerna

- Bisa trjadi mual dan muntah.

5) Sistem Saluran kemih

- Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien


dewasa adalah 60 ml/jam (0,5-1 ml/kg/jam). Pada anak 1-
2ml/kg/jam.

Syok Memiliki 4 Jenis yaitu :

1) Syok Hipovolemik

Syok ini adalah syok yang paling umum ditemui, terjadi karena
kekurungan volume sirkulasi yang disebabkan karena kehilangan darah
dan juga cairan tubuh. Kehilangan darah dibagi menjadi dua yaitu
perdarahan yang tampak dan tidak tampak. Perdarahan yang tampak misal
perdarahan dari luka dan hematemesis, sedangkan perdarahan yang tak
tampak misal perdarahan pada saluran cerna seperti perdarahan tukak
duodenum, cedera limpa, patah tulang.

2) Syok Distributif

Syok distributif adalah syok yang terjadi karena kekurangan volume darah
yang bersifat relative, dalam artian jumlah darah didalam pembuluh darah
cukup namun terjadi dilatasi pembuluh darah sehingga seolah-olah volume
darah didalam pembuluh darah berkurang. Syok distributive ada 3 bentuk
yaitu Syok septik, Syok anafilaktik, dan Syok neurogenik

3) Syok Obstruktif
Terdapat penyumbatan yang menyebabkan aliran darah terganggu, pada
beberapa kondisi hal ini bisa menyebabkan timbulnya syok. Contoh syok
obstruktif adalah : Cardiac tamponade, Tension pneumotorax, Emboli
massive paru, dan Stenosis aorta

4) Syok Kardiogenik

Syok tipe ini adalah syok yang terjadi karena kagagalan efektivitas fungsi
pompa jantung. Hal ini disebabkan karena kerusakan otot jantung, paling
sering yaitu infark pada myocard. Syok kardiogenik juga bisa disebabkan
aritmia. Syok ini jarang terjadi pada anak-anak.

LATIHAN PEMAHAMAN :
Setelah mempelajari uraian materi di atas, untuk memperjelas pemahaman,
kerjakan latihan dibawah ini.
1. Apa yang dimaksud dengan Syok?
2. Jelaskan secara singkat patofisiologis Syok ?
3. Dalam Klasifikasi Syok apasaja fase klinis syok ?
4. Sebutkan Tanda dan Gejala Syok ?
5. Jelaskan 3 bentuk syok Distributif ?

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk menjawab soal-soal diatas, anda dapat mempelajari materi yang membahas
tentang Proses Imunitas.

LATIHAN PENERAPAN :

1. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah hebat secara tiba-tiba, demam, keputihan (-) pasien berkata melepas
IUD 1bln yll. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 60/p, nadi (nd tau), abd
ditensi, nyeri tekan (+), nyeri lepas (+), perdarahan vagina (+), nyeri
goyang portio (+), Hb 6,9 PP (ndtau) pasien tiba-tiba tidak sadarkan diri
hal yang paling mungkin terjadi adalah ...
a) Syok Neurogenik
b) Syok Kardiogenik
c) Syok Septik
d) Syok Anafilantik
e) Syok Hipovolemik

2. Seorang laki-laki berusia 26 tahun dibawa oleh polisi ke UGD RS setelah


mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada kesadaran samnolen, TD 60mmHg
dengan palpasi denyut nadi 136x/menit terabah lemah, frekuensi napas
30x/menit, konjungtiva anemis, akral dingin, pada pem abdomen
didapatkan jejas pada regio kuadran kanan atas, pekak hepar menghilang,
nyeri tekan pada seluruh regio abdomen. Pada pem lab didapatkan Hb 6g
% dokter segera melakukan tindakan resusitasi dan dilanjutkan tindakan
bedah. Syok apakah yang dialami pasien ini ?
a) Syok Hemoragik
b) Syok Neurogenik
c) Syok Anafilantik
d) Syok Hipovolemik
e) Syok Septik

3. Laki – laki 35 tahun tertembak dirahang, dirawat RS, kemudian minta


pulang. Pada saat pasien sikat gigi dan berdarah banyak, dalam perjalanan
pasien meninggal. Kemungkinan yang dialami ?
a) Hipoksia
b) Anoksia
c) Syok
d) Aspirasi
e) Hipertensi

4. Seorang perempuan beruusia 25 tahun tiba-tiba mengalami kesulitan


bernafas setelah disuntik antibiotik secara i.v padam pem fisik diperoleh
sianosis TD 70/40, nadi tak teraba. Apakah diagnosis yang paling
mungkin?
a) Syok Neurogenik
b) Syok Septik
c) Syok Kardiogenik
d) Syok Anafilantik
e) Syok Hipovolemik

5. Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dibawa ke UGD karena


kecelakaan sepeda yang dikendarai nya menabrak pohon dengan kencang.
Pada pemeriksaan didapatkan anak terlihat pucat, kesadaran menurun,
denyut nadi 150x/menit, isi dan tekanan lemah, RR 30x/menit, TD 110/60,
ujung kaki terabba dingin dan pengisian kapiler 3 detik. Apakah diagnosis
yang mungkin ?
a) Syok Septik
b) Syok Kardiogenik
c) Syok Anafilantik
d) Syok Neurogenik
e) Syok Hipovolemik

6. Seorang laki-laki berusia 18 tahun pasien DM sejak kecil dibawah ke


UGD RS, karena pingsan tiba-tiba. Biasanya pasien disuntik insulin
namun 3 hari ini obatnya habis. Saat dibawa ke UGD dan dilakukan pem
lab. Dilaporkan hasil pem kadar gula darah 400mg/dL. Apakah kondisi
yang paling mungkin ?
a) Syok hiperglikemia
b) Asidosis laktat
c) Koma ketoasisosis
d) Krisis hiperglikemia
e) Status hiperglikemia hiperosmolar
7. Seorang laki-laki berusia 68 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan
penurunan kesadaran pem lab dan EKG sesuai dengan infark miokard,
pada pem didapatkan TD menurun, nadi lemah, dan pasien tiba –tiba
meninggal. Apakah penyebab kematian yang paling mungkin?
a) Syok Neurogenik
b) Syok Kardiogenik
c) Syok Septik
d) Syok Anafilantik
e) Syok Hipovolemik

8. Seorang anak berumur 4 tahun dengan BB 20kg dengan keluhan muntah


dan demam. Pada pem klinis adanya kaki dan tangan teraba dingin, pusing
dan sakit perut sekitar lambung dengan temperatur 39oC , TD 80/70
mmHg. Pada kasus ini dapat diberi penatalakasanaan yaitu ?
a) IVFD NaCl 0,45% dalam detroxe 10%
b) Intragastric oral solution
c) Diberikan IVFD ringer asetat 1-20ml/kg
d) Diberikan obat antipiretik
e) Diberikan obat antidiuretic

9. Seorang anak berumur 2 tahun dengan BB 10kg keluhan seringkali


muntah, diare dan pada pemeriksaan terdapat tanda dehidrasi. Pada kasus
ini terjadi keadaan sbb
a) Kebutuhan oksigen yang meningkat
b) Cadangan oksigen yang cukup
c) Terjadinya hiperperfusi
d) Terjadi keracunan gas carbonmonooksida
e) Terjadi hiperventilasi

10. Seorang anak berumur 11 tahun dengan status gizi bai, dengan TD 100/90
mmHg, respirasi 56x/menit, akral terba dingin JVP 5 + 4 mmH2O, CRT >
2 detik. Pada cor terdengar pansistolik murmur grade IV pada intercostal
IV midclavicular sinistra dan hepatomegali. Pada pasien ini di diagnosis
dengan ?
a) Syok Hipovelemia fase Kompensasi
b) Syok Hipovelemia fase Dekompensasi
c) Syok Kardiogenik fase Kompensasi
d) Syok Kardiogenik fase Dekompensasi
e) Syok Septik fase Kompensasi
*11

GLOSARIUM

(BERISI DAFTAR ISTILAH, DISUSUN SESUAI ALFABET)


*12

DAFTAR PUSTAKA

Arikan AA, Citak A. Pediatric shock. Signa Vitae. 2008;3:13-23


Bierley J, Carcillo JA, Choong K, Cornell T, DeCaen A, Deymann A, et al.
Clinical practice parameters for hemodynamic support of
pediatric and neonatal septic shock: 2007 update from the
American College of Critical Care Medicine. Crit Care Med
2009;37:666-85
Frankel LR, Kache S. Shock. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HD,
Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke
18. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 2007. h.413-20.
McNutt S, Denninghoff KR, Temdrup T. Shock: rapid recognition and
appropriate ED intervention. Emerg Med Pract 2000;2:1-24.
McKiernan CA, Lieberman SA. Circulatory shock in children: an overview.
Pediatr Rev 2005;26:451-9.
Pedoman Diagnosa dan Terapi Berdasarkan Gejala dan Keluhan. Prosedur
Tetap Standar Pelayanan Medis IRD RSUD Dr. Soetomo,
Surabaya. 1997.
Soegijanto S, et all. Demam Berdarah Dengue. Pedoman Diagnosa dan Terapi
Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
1994.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 1985. p.607-21.
Yager P, Noviski N. Shock. Pediatr Rev 2010;31:3119

(PENULISAN BERDASARKAN HARVARD FORMAT APA STYLE)


KUNCI JAWABAN

Latihan Pemahaman

1. Syok adalah syndrome gawat akut akibat ketidakcukupan perfusi dalam


memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
kebutuhan metabolik (kebutuhan oksigen) atau penurunan pasokan
metabolik. Ketidakcukupan akan pasokan oksigen mengakibatkan tubuh
merespon dengan merubah metabolisme energi sel menjadi anaerobic,
akibatnya dapat terjadi asidosis laktat. Syok adalah proses yang progresif,
dimana apabila tubuh tidak mampu mentoleransi maka dapat
mengakibatkan kerusakan irreversible pada organ vital dan dapat
menyebabkan kematian

2. Pada keadaan normal, metabolisme aerobik menghasilkan 6 molekul


adenosine trifosfat (ATP) tiap 1 molekul glukosa. Pada keadaan syok,
pengiriman O2 terganggu, sehingga sel hanya dapat menghasilkan 2
molekul ATP tiap 1 molekul glukosa, sehingga terjadi penumpukan dan
produksi asam laktat. Pada akhirnya metabolisme seluler tidak lagi bisa
menghasilkan energi yang cukup bagi komponen hemostasis seluluer,
sehingga terjadi kerusakan pompa ion membran dan terjadi penumpukan
natrium intraseluler, pengeluaran kalium dan penumpukan kalsium sitosol.

3. Secara klinis, syok terbagi ke dalam 3 fase, yaitu Gejala Klinis,


Kompensasi, Dekompensasi dan Irreversibel.

4. Tanda dan Gejala nya sebagai berikut :

a. Sistem Kardiovaskuler

- Gangguan sirkulasi perifer mengakibatkan pucat, ekstremitas


dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna
dibandingkan penurunan tekanan darah. Nadi cepat dan
halus.
- Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi
pegangan, karena adanya mekanisme kompensasi sampai
terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.

- Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang


paling baik.

- CVP rendah.

b. Sistem Respirasi
- Pernapasan cepat dan dangkal.
c. Sistem saraf pusat
- Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila
tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak,
pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan
analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya
pasien memang karena kesakitan.
d. Sistem Saluran Cerna
- Bisa trjadi mual dan muntah.
e. Sistem Saluran kemih
- Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin
pasien dewasa adalah 60 ml/jam (0,5-1 ml/kg/jam). Pada
anak 1-2ml/kg/jam.

5. Dalam Syok Distributif terdapat 3 bentuk syok yaitu :


1) Syok Septik
disebabkan karena infeksi yang menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah. Contoh infeksi karena bakteri gram negative
seperti Escherichiacoli.

2) Syok Anafilaktik
disebabkan karena reaksi anfilaktik terhadap allergen, antigen,
obat, benda asing yang menyebabkan pelepasan histamine yang
menyebabkan vasodilatasi. Juga memudahkan terjadinya hipotensi
dan peningkatan permeabilitas kapiler.
3) Syok Neurogenik
ini adalah shock yang jarang terjadi. Disebabkan oleh trauma pada
medulla spinalis, terjadi kehilangan mendadak pada reflek otonom
dan motorik dibawah lesi. Tanpa adanya stimulasi simpatis,
dinding pembuluh darah vasodilatasi yang tak terkontrol, hasilnya
penurunan resistensi pembuluh darah perifer sehingga
menyebabkan vasodilatasi dan hypotensi. Tanda dan gejala syok
neurogenik sama dengan syok hipovolemik.

Latihan Penalaran
1. E
2. A
3. C
4. B
5. D
6. A
7. B
8. C
9. A
10. C
*13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran seterusnya
*14

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai