Anda di halaman 1dari 17

MODUL BELAJAR

Biostatistik

ANALISIS PERANCANGAN DESAIN FORMULIR


REKAM MEDIS RAWAT JALAN

Ibu Retno Dewi Prisusanti, SST, MPH

DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS Dr. SOEPRAOEN
Juli 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa akhirnya penulis dapat
menyusun modul dengan baik dan tepat waktu. Modul ini
mengangkat topik Analisis Perancangan Desain Formulir Rekam
Medis Rawat Jalan untuk pertemuan ke 14 pada mata kuliah
Biostatistik di semester 2 tahun ajaran 2020/2021 di program studi
DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Institut Teknologi Sains
Dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang.
Setelah membaca modul ini diharapkan pembaca khususnya
mahasiswa mampu memahami tentang analisis perancangan desain
formulir rekam medis rawat jalan. Modul ini kerjakan selama satu (1)
bulan.
Akhir kata, semoga modul ini bermanfaat untuk pengembangan
kompetensi dan keterampilan mahasiswa.

Malang, 8 Juli 2021


Dosen Mata Kuliah Biostatistik

Retno Dewi Prisusanti, SST, MPH


DAFTAR ISI

Kata pengantar
Isi bahasan
Tujuan pembelajaran
Struktur perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
Validasi perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
Unsur dan prinsip perancangan desain formulir rawat jalan
Ada perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
Rangkuman
Referensi
Nama Materi/ Topik

Isi bahasan
1. Struktur perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
2. Validasi perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
3. Unsur dan prinsip perancangan desain formulir rawat jalan
4. Perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan yang tidak
sesuai

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca modul ini, diharapkan peserta mampu memahami
tentang analisis perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
yang sesuai dengan Permenkes.

Struktur perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1165/MENKES/SK/X/2007
pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk obsevasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah
sakit. Pelayanan Rawat jalan menurut Edna K Huffman, RRA dalam buku Health
Information Management (1994) adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak
dirawat sebagai pasien Rawat inap di rumah sakit atau istitusi perawatan kesehatan.

Formulir menurut bahasa Belanda adalah formulier . Formulir merupakan sebuah


kertas yang berisi beberapa pertanyaan formal yang wajib diisi. Formulir dianggap pula
menjadi dokumen yang dipakai buat mencatat juga merekam terjadinya suatu insiden atau
transaksi suatu pelayanan. Peristiwa, transaksi, pelayanan yang terjadi dalam organisasi
pelayanan kesehatan di rekam atau didokumentasikan di atas secarik kertas yang disebut
sebagai formulir rekam medis.

Perancangan desain formulir bagain heading meliputi logo, judul dan kode formulir.
Menurut Huffman (1999) dalam Wijaya (2013) unsur heading formulir mencakup judul dan
informasi mengenai formulir, informasi mengenai formulir mencakup identifikasi formulir,
tanggal penerbitan dan nomor formulir. Assembling formulir rekam medis akan lebih mudah
apabila nomor formulir berada pada bagian kanan atas dan tercetak lebih dari 1 formulir.
Perancangan desain formulir bagian pendahuluan dan perintah pengisian. Kesesuaian
pendahuluan dan perintah pengisian. Pendahuluan yang berisi bukti diri pasien berfungsi
menjadi pengenal menurut isi formulir rekam medis tadi yang memudahkan petugas pada
pelayanan.
Isi formulit rekam medis rawat jalan menurut Permenkes 269 Tahun 2008
menyatakan bahwa data-data yang harus dimasukan kedalam rekam medis rawat jalan antara
lain nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, golongan
darah, status perkawinan, nama orang tua, pekerjaan orang tua, nama suami atau istri.
Sedangkan perintah pengisian formulir berfungsi sebagai pedoman dalam pengisian formulir
sehingga petugas tidak kesulitan dalam pengisian formulir rekam medis.
Berikut merupakan struktur perancangan formulir rawat jalan :
1) Heading (kepala), meliputi :
a) Logo formulir adalah suatu simbol yang tersirat dalam suatu bentuk atau
gambar yang berfungsi sebagai simbol kepemilikan desain formulir Rumah
Sakit tersebut. Pada desain formulir masih terdapat sebuah logo artinya jika
terjadi berkas tercecer atau jatuh dapat segera diketahui bahwa formulir
tersebut merupakan milik rumah sakit atau puskesmas begitu juga sebaliknya.
Nama Instansi yang berfungsi sebagai inisial kepemilikan dari desain formulir
yang dibuat. Pemberian nama instansi pada desain formulir bertujuan untuk
memberikan tanda atau isyarat bahwa formulir tersebut milik rumah sakit atau
puskesmas, jika pada desain formulir tidak terdapat nama instansi yang
menandakan kepemilikan akan menyulitkan dalam mengenali pemilik dari
formulir tersebut jika berkas tercecer.
b) Judul formulir, dalam desain formulir rekam medis rawat jalan poliklinik
generik masih ada judul formulir yang berfungsi mengidentifikasi formulir.
Menurut Huffman (1999) dalam Wijaya (2013) menyatakan bahwa judul
sebuah formulir biasa terdapat pada satu dan beberapa tempat. Untuk posisi
judul yang standard adalah kiri atas, tengah, kanan atas, kiri bawah atau kanan
bawah. Apabila pada desain formulir memerlukan penjelasan atau kualifikasi
lebih lanjut maka sebuah sub judul formulir wajib digunakan.
c) Nomor formulir, pada desain formulir rekam medis terdapat nomor rekam
medis pasien yang berfungsi untuk membedakan formulir satu dengan yang
lain berdasarkan nomor. Menurut Huffman (1999) dalam Wijaya (2013)
informasi mengenai formulir mencakup identifikasi formulir, tanggal
penerbitan dan nomor halaman. Assembling formulir rekam medis akan lebih
mudah apabila apabila nomor halaman berada pada bagian kanan atas, apabila
formulir tercetak lebih dari 1 halaman.
2) Introduction (pengantar), meliputi :
Pada bagian introduksi atau pendahuluan masih ada bukti diri pasien yang
mencakup nama pasien, jenis kelamin, lepas lahir, alamat, angka rekam medis dan
ketika berkunjung. Menurut permenkes 269 Tahun 2008 menyatakan bahwa data
identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, umur, alamat,
pekerjaan, pendidikan, golongan darah, status perkawinan, nama orang tua, pekerjaan
orangtua, nama suami atau istri. Data-data identitas tersebut dapat ditambahkan dan
dilengkapi sesuai dengan kebutuhan pelayanan di Rumah Sakit atau Puskesmas.
3) Instruction (instruksi), meliputi :
Pada bagian instruksi tedapat perintah pengisian lembar kerja formulir yang
berfungsi memberikan aturan dalam pengisian formulir rekam medis rawat jalan.
Menurut Huffman (1999) dalam Wijaya (2013) menyatakan bahwa intruksi umum
harus disingkat dan berada pada bagian atas formulir, apabila diperlukan instruksi
yang lebih detail atau instruksi yang panjang dapat diletakkan pada lembaran atau
buku kecil yang terpisah. Instruksi tidak boleh diletakkan diantara ruang-ruang entri,
karena akan membuat formulir terkesan berantakan dan mempersulit pengisian.
4) Body (batang tubuh), meliputi :
Pada bagian batang tubuh terdapat data medis yang mencangkup riwayat
penyakit terdahulu, riwayat psikososial, tanda-tanda vital, status nutrisi, status
fungsional, assessment nyeri, anamnesa, alergi, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
tindakan serta terapi atau pemberian obat. Menurut Permenkes 269 Tahun 2008 data-
data yang harus dimasukan kedalam rekam medis rawat jalan antara lain identitas
pasien, tanggal dan waktu, anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik,
diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan dan atau tindakan pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien, untuk kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
dan persetujuan tindakan apabila diperlukan. Formulir rekam medis bermanfaat dalam
pelayanan berikutnya dengan melihat riwayat pasien sebelumnya oleh karena itu
catatan rekam medis haruslah lengkap. Akan tertapi catatan medis yang digunakan
sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit atau Puskesmas masing-masing.
5) Close (penutup), meliputi :
Pada bagian penutup terdapat otentikasi dokter atau perawat penanggung
jawab pasien sangat berguna apabila dikemudian hari timbul permasalahan hukum,
rekam medis sangat berperan penting sebagai bahan bukti di pengadilan oleh karena
itu rekam medis harus lengkap. Menurut Permenkes 269 Tahun 2008 menyatakan
bahwa pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai alat bukti dalam proses
penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan etika
kedokteran dan kedokteran gigi. Berdasarkan opini rekam medis yang lengkap sangat
membantu dan melindungi petugas ketika suatu saat terjadi tuntutan.

Tugas latihan
SOAL
1. Logo adalah suatu simbol yang tersirat dalam suatu bentuk
atau gambar yang berfungsi sebagai simbol kepemilikan
desain formulir. Dari pernyataan tersebut disimpulkan
bahwa pemberian sebuah logo dalam desain formulir rekam
medis rawat jalan wajib dicantumkan, mengapa demikian?

JAWABAN
1) Karena pada desain formulir masih terdapat sebuah logo
yang artinya jika terjadi berkas tercecer atau jatuh dapat
segera diketahui bahwa formulir tersebut merupakan milik
rumah sakit atau puskesmas begitu juga sebaliknya. Nama
Instansi yang berfungsi sebagai inisial kepemilikan dari
desain formulir yang dibuat. Pemberian nama instansi pada
desain formulir bertujuan untuk memberikan tanda atau
isyarat bahwa formulir tersebut milik rumah sakit atau
puskesmas, jika pada desain formulir tidak terdapat nama
instansi yang menandakan kepemilikan akan menyulitkan
dalam mengenali pemilik dari formulir tersebut jika berkas
tercecer.
Validasi perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
Validasi perancangan desain formulir rekam medis adalah kegiatan dalam memeriksa
masukan yang diajukan oleh pihak rumah sakit yang berfungsi agar tidak terjadi suatu
kerangkapan data.Validasi pihak desain meliputi perancangan desain formulir rekam medis
rawat jalan dirancang dengan bentuk persegi panjang ukuran kertas HVS lebar 22 cm dan
panjang 34 cm, formulir berwarna merah muda atau pink untuk perempuan dan biru untuk
laki-laki.
Menurut Huffman (1999) dalam Wijaya (2013) menyatakan terdapat 5 sifat fisik yang
perlu dipertimbangkan dalam mendesain formulir antara lain weight, grade, grain, finish dan
color, sifat-sifat tersebut berhubungan dengan permanency, durability, mutu penulisan kertas,
keterbacaan, dan pembuatan mikrofilm. Sedangkan warna primer merupakan kelompok
warna-warna dasar yang tidak terbentuk dari campuran warna-warna lain. Contoh warna
merah, warna kuning dan warna biru (Ali Nugraha, 2008).
Validator yang telah menilai desain yaitu antara lain sebagai berikut :
1) Membuat petunjuk teknis pengisian formulir rekam medis rawat jalan poliklinik
umum.
2) Perbaikan pada formulir rekam medis seperti :
a) Pada bagian kolom pendahuluan terdapat penambahan pada identitas pasien
meliputi agama, status perkawinan, pekerjaan dan jenis pembayaran.
b) Penambahan assessment riwayat pemeriksaan yaitu assesment resiko riwayat
jatuh morse fall.
c) Pemindahan intruksi pengisian formulir dan penambahan kode formulir pada
bagian akhir atau paling bawah dari formulir.
d) Penambahan nomor pemeriksaan, diagnosis, kode ICD-10 dan ICD-9 CM dan
kolom anamnesis dan assessment dijadikan satu kolom.

Tugas latihan
SOAL
Pada pembahasan diatas menurut Huffman (1999) dalam
Wijaya (2013) menyatakan terdapat 5 sifat fisik yang perlu
dipertimbangkan dalam mendesain formulir antara lain
weight, grade, grain, finish dan color. Jelaskan maksud dari
sifat fisik tersebut!
JAWABAN
1. Menurut Huffman (1999), terdapat lima aspek dari kertas
yang perlu dipertimbangkan yaitu berat kertas sebanyak
satu rim pada ukuran tertentu (weight), mutu
kertas (grade), serat-serat pembuat kertas (grain), lapisan
kertas (finish), dan warna kertas (color). Sifat-sifat ini
berhubungan dengan permanency, durability, mutu
penulisan kertas, keterbacaan, dan pembuatan microfilm.
Dalam hal ini, permanency adalah jangka waktu kertas
dapat disimpan. Durability adalah hubungan dengan
kesanggupan seseorang untuk mengelola kertas berkali-
kali. Mutu kualitas kertas mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk menulis dengan cepat, rata, dan
kemampuan kertas untuk menerima tinta dari alat
pencetakan.

Unsur dan prinsip perancangan desain formulir rawat jalan


Unsur Perancangan Desain Formulir Rekam Medis Rawat Jalan :
Unsur Perancangan yaitu warna, bentuk, ukuran, huruf, simbol, logo, dan media
(Barry, 2006).
a) Garis
Garis berfungsi sebagai pengikat yang dapat digunakan untuk membentuk suatu
objek. Garis memberikan efek optis yang mempengaruhi secara psikologis. Contoh,
garis vertikal pada pakaian akan menimbulkan kesan pemakainya tinggi, sedangkan
garis horizontal pada pakaian akan menimbulkan kesan pemakai pendek. Garis juga
digunakan sebagai penghubung antar objek atau mempertegas hadirnya suatu objek.
Selain itu, garis dapat juga berfungsi membagi dan membatasi ruang.
b) Bentuk (gambar)
Pada dasarnya sebuah rancangan visual merupakan susunan dari beragam bentuk.
ada beberapa bentuk dasar yang perlu diketahui seperti, segitiga, persegi panjang,
persegi sama sisi, lingkaran, dan trapesium.
Gambar dapat dilihat dari fungsinya :
 Untuk menerangkan perintah
 Untuk menarik perhatian
 Untuk menerangkan konsep
 Untuk menerangkan kepada audience tentang tempat , orang atau acara
tertentu.
 Untuk mengambarkan keterangan – keterangan secara statistik.
c) Ukuran
Perancangan selalu menggunakan ukuran, sedangkan besarnya ukuran tergantung
pada media apa yang akan digunakan. Pilihan media tertentu inilah yang kemudian
membatasi ruang ukuran. Ukuran yang dimaksud adalah ukuran tampilan dan ukuran
yang mempengaruhi teknis penampilan. Ukuran tampilan digunakan untuk membuat
perbandingan yang pas menurut konsep dan tujuan pandangan mata.
d) Warna
Warna merupakan kekuatan cahaya berupa gelombang yang diterima selaput
mata, sebagai kesan yang dinamai merah, kuning, biru, dan lain-lain. Warna akan
mendorong timbulnya kesan yang mensugesti emosi dan bagi yang memandangnya.
Selain itu rona pula berfungsi menjadi pembangkit rasa keindahan.
e) Huruf
Huruf dalam Bahasa Indonesia berarti aksara atau gambar bunyi bahasa Latin,
Arab, Cina, dan lainnya. Ilmu mengolah huruf disebut typografi. Typografi
merupakan seni menentukan jenis alfabet menurut jumlah rancangan atau desain jenis
alfabet yang tersedia, menggabungkannya menggunakan jenis alfabet yang berbeda,
menggabungkan sejumlah istilah yang sinkron dengan ruang yang tersedia, dan
menandai naskah dalam proses tyepesetting. Huruf dapat dibagi menurut sifatnya,
seperti halnya huruf balok huruf kapital, huruf kecil, huruf besar, huruf hidup, huruf
mati, dan lain-lain. Pemilihan jenis huruf juga memberikan kesan pada pembaca,
seperti huruf dengan tipe serif akan menimbulkan kesan formal, huruf balok
memberikan kesan yang sangat tegas, dan huruf Italic memberikan kesan elegan.
f) Simbol
Simbol dapat diartikan menjadi alfabet atau perindikasi yang dikomposisikan
untuk mendeskripsikan aktifitas, gagasan atau objek. Simbol pada sebuah
perancangan bisa berupa gambar, ringkasan, dan berada pada konteks kebudayaan
sosial atau komersial. Simbol mampu juga diartikan menjadi gambaran aktif buat
mengungkapkan citra benda-benda, situasi, dan suasana.
g) Logo
Logo adalah sebuah simbol yang identik menggunakan trademarks suatu
perusahaan. Logo dipakai buat menampakan berdari suatu bentuk bukti diri
perusahaan menggunakan image. Logo pada susunan alfabet atau biasa dianggap logo
type merupakan alfabet atau susunan kalimat yang dibuat menggunakan kombinasi
khusus, sebagai akibatnya membentuk satu bentuk khusus. Logo tak jarang dijadikan
simbol yang mencerminkan kepribadian berdasarkan sebuah perusahaan.
h) Media
Media pada bahasan perancangan visual adalah bentuk materi yang menjadi
indera mengekspresikan pesan yang ditampilkan sinkron menggunakan konsep visual
secara masal. Saat ini, selain medis tercetak grafis terdapat media elektronika. Media
yang dipakai misalnya kertas kain, papan, juga media lainnya. Setiap media
mempunyai kegunaan, tujuan, dan kesulitan pada teknik penggunaan yang berbeda.
1) Prinsip Desain Formulir Rekam Medis Rawat Jalan :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pedoman adalah kumpulan ketentuan
dasar yang memberikan arah bagaimana sesuatu harus dilakukan. Penggunaan
pedoman sangat membantu petugas dalam pengisian formulir sehingga petugas tidak
kesulitan dalam pengisian formulir rekam medis begitu begitu juga sebaliknya jika
tidak terdapat pedoman dalam pengisian formulir rekam medis maka petugas akan
kesulitan dalam pengisian formulir rekam medis.
Beberapa pedoman dasar dalam perancangan formulir rekam medis adalah sebagai
berikut.
1) Pahami fungsi dan cara penggunaan formulir tersebut nantinya, ini merupakan
kunci awal dari keseluruhan proses perancangan tanpa memahami bagaimana
nantinya akan berfungsi, maka kemungkinan sangat besar.
2) Perancang harus menggunakan sudut pandang sebagai pengguna, sehingga
selama merancang formulir tersebut selalu mengingat dan mencoba berperan
"bagaimana saat pengguna mengisi / menggunakan formulir ini nantinya". Hal
ini penting untuk diperhatikan karena nantinya yang akan menggunakan
formulir tersebut adalah perancang tetapi pengguna.
3) Formulir yang nantinya digunakan / diisi oleh dokter tentu berbeda
rancangannya dengan formulir yang nantinya digunakan / diisi oleh pasien /
awam. Yang dimaksud "berbeda" disini misalnya dalam hal penggunaan
bahasa, istilah, singkatan, cara pengisian, dan sebagainya.
4) Prinsip sederhana, secukupnya, dan seimbang. Komponen-komponen yang
akan dicantumkan dalam formulir tersebut Memenuhi kebutuhan informasi
yang nantinya akan dihasilkan dari formulir tersebut. Itulah sebabnya mengapa
perancang perlu menggunakan formulir tersebut nantinya (lihat pedoman ke-1)
unyuk bisa mengetahui informasi apa yang nantinya akan dihasilkan tersebut.
5) Komponen data yang dicantumkan hanya dibutuhkan saja, bukan yang
diinginkan Dengan pemahaman fungsi dan cara demikian isi formulir tersebut
bisa sesuai dengan yang dibutuhkan, bukan lengkap semrose yang dibutuhkan,
bukan lengkap berdasarkan pesanan. Dengan demikian akan tercapai prinsip-
prinsip sederhana dan secukupnya
6) Keseluruhan isi formulir tersebut ditata secara seimbang dalam hal estetika
dan cara pengisiannya. Sehinga diharapkan item yang diharapkan diisi akan
terisi dengan tepat waktu yang singkat.
7) Penerapan prinsip sederhana, secukupnya, dan seimbang diharapkan akan
menghasilkan formulir yang lengkap, fungsional, hemat waktu pengisian,
hemat waktu tenaga mengisi, dan hemat bahan (ertas atau media) yang
digunakan.
8) Gunakan terminologi (tata bahasa) yang sesuai dan terstandar. Yang dimaksud
dengan "terminologi" disini adalah bahasa, istilah, singkatan, dan simbol.
terminologi yang digunakan dalam formulir harus sesuai dengan pemahaman
terminologi tersebut oleh pengguna formulir. Selain sesuai juga harus
terstandar, artinya ada keajegan penggunaan teminologi. Misalnya, jika
menggunakan istilah usia, jangan ganti dengan istilah usia. Jika menggunakan
istilah jenis kelamin maka jangan gonta-ganti dengan istilah seks dan istilah
laki dan perempuan jangan gonta-ganti dengan istilah pria dan wanita.
9) Cantumkan keterangan tentang secukupnya arti istilah, singkatan, dan simbol
yang digunakan.
10) Keajegan lokasi juga perlu diperhatikan, misalnya untuk semua lembar
formulir identitas pasien selalu dicantumkan di pojok kanan atas. ldentitas
jenis formulir (misalnya formulir "Ringkasan Masuk & Keluar") diletakkan di
sisi tepi kanan. Dengan menjaga keajegan lokasi maka pengisian dan
pencarian bagian dari suatu formulir akan lebih mudah.
11) Kelompokkan & urutkan item secara logis, rasional, dan alami. Mengingat
salah satu fungsi formulir rekam medis sebagai media komunikasi maka hal
hal yang dikomunikasikan dalam formulir juga perlu ditata agar proses
komunikasi dapat berjalan secara logistik, rasional, dan alami menekati proses
sebagai komunikasi yhang dilakukan secara langsung. Item- item dalam
formulir dapat dilihat, misalnya menjadi kelompok data personal, data
keluarga, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan yang (termasuk
riwayat operasi ini), lalu riwayat, dan sabagainya.

Menurut Ahima (2002), untuk membuat formulir perlu memperhatikan prinsip desain
formulir antara lain :
1) Formulir harus mudah diisi atau dilengkapi;
2) Tercantum instruksi pengisian dan penggunaan formulir;
3) Terdapat heading yang mencakup judul dan tujuan secara jelas;
4) Terdapat nama dan alamat sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakit harus
tercantum pada setiap halaman formulir;
5) Terdapat nama, nomor RM dan informasi lain tentang pasien seharusnya
tercantum pada setiap halaman formulir atau disebut bar coding;
6) Terdapat bar coding juga mencakup indeks formulir;
7) Terdapat nomor dan tanggal revisi formulir dicantumkan agar dapat dipastikan
penggunaan formulir terkini;
8) Mengurangi penggunaan formulir yang tidak terpakai lagi atau disebut
outdated;
9) Terdapat layout formulir secara fisik yang logis;
10) Terdapat data pribadi dan alamat serta informasi lain yang terkait satu dengan
yang lainnya dikelompokkan menjadi satu kesatuan;
11) Terdapat seleksi jenis huruf yang terstandar. Beberapa pakar menyarankan
semua denganhuruf capital;
12) Terdapat margin disediakan yang cukup untuk kepentingan hole punches;
13) Terdapat garis digunakan untuk memudahkan entry data dan memisahkan area
pada formulir; dan
14) Terdapat shading digunakan untuk memisahkan dan penekanan area-area
formulir.

Tugas latihan
SOAL
1) Pada pembahasan prinsip desain formulir rekam medis
rawat jalan terdapat beberapa pedoman dasar dalam
perancangan formulir rekam medis diantaranya
perancang harus memahami fungsi dan cara
penggunaan formulir tersebut, perancang harus
menggunakan sudut pandang sebagai pengguna, dan
pada keseluruhan isi formulir tersebut ditata secara
seimbang dalam hal estetika dan cara pengisiannya.
Mengapa pengunaan pedoman tersebut sangat penting
dan mempengaruhi ke efektifan suatu petugas dalam
kinerja? Jelaskan!

JAWABAN
1) Penggunaan pedoman sangat penting dan
mempengaruhi ke efektifan suatu petugas dalam kinerja
karena dapat membantu petugas dalam pengisian
formulir sehingga petugas tidak kesulitan dalam
pengisian formulir rekam medis begitu begitu juga
sebaliknya jika tidak terdapat pedoman dalam pengisian
formulir rekam medis maka petugas akan kesulitan
dalam pengisian formulir rekam medis.
Perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan yang tidak
sesuai
Dalam beberapa rumah sakit atau puskesmas perancangan desain formulir rekam
medis rawat jalan masih banyak yang belum sesuai dengan aturan Menteri Kesehatan, antara
lain dengan ketidaksesuaian sebagai berikut :
1) Ukuran rules dalam formulir tidak sesuai dengan cara mendesain formulir
menurut Huffman (1994).
2) Judul formulir rekam medis belum sesuai dengan aturan Menteri Kesehatan.
3) Kurangnya item data sosial karena belum sesuai dengan aturan Menteri
Kesehatan.
4) Penerapan formulir tidak mempengaruhi keuangan puskesmas.
5) Tidak lengkapnya pengisian rekam medis karena belum sesuai dengan Permenkes
RI Nomor 269/Menkes/Per/III/ 2008.
6) Belum adanya sosialisasi tentang cara pengisisan formulir dan singkatan pada
formulir.
7) Kurangnya petugas rekam medis di puskesmas sesuai dengan analisa beban kerja
petugas rekam medis pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
81/MENKES/SK/I/2004.
8) Waktu tunggu pelayanan pasien sudah sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008.

Tugas latihan
SOAL
1) Pada pembahasan diatas dijelaskan dalam beberapa
rumah sakit atau puskesmas perancangan desain
formulir rekam medis rawat jalan masih banyak yang
belum sesuai dengan Permenkes. Jelaskan mengenai
dampak yang terjadi apabila desain formulir rawat jalan
tidak sesuai dengan Permenkes!
JAWABAN
1) Formulir rawat jalan berisi berkas data sosial, data
pengobatan, dan data tindakan yang diberikan kepada
pasien. Data formulir yang dikumpulkan berguna untuk
suatu dokumentasi. Apabila formulir yang dirancang
tidak sesuai dengan ketentuan berdampak pada
pengumpulan data menjadi tidak memadai, dokumentasi
menjadi lamban, informasi salah, duplikasi usaha yang
dilakukan, dan terdapat beberapa kesalahan seperti
kejelasan item sebagai akibatnya terbentuk susunan item
yang jelas, mudah di mengerti dan informatif terhadap
pengguna. Informasi pada rekam medis yang
berkesinambungan bisa memudahkan petugas pada
menaruh layanan kesehatan pada pasien dan bisa
dijadikan dasar pertimbangan pada perawatan lanjutan
pada pasien.

RANGKUMAN
Pada modul ini dapat disimpulkan bahwa perancangan dan desain formulir rekam medis
pasien rawat jalan dengan berdasarkan aspek desain formulir yaitu aspek anatomi, aspek fisik
dan aspek isi. Struktur perancangan formulir rawat jalan meliputi heading (logo, judul
formulir, nomor formulir), introduction, body, dan. Validasi pihak desain meliputi
perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan dirancang dengan bentuk persegi
panjang ukuran kertas HVS lebar 22 cm dan panjang 34 cm, formulir berwarna merah muda
atau pink untuk perempuan dan biru untuk laki-laki. Unsur perancangan yaitu warna, bentuk,
ukuran, huruf, simbol, logo, dan media. Dengan beberapa pedoman dasar dalam perancangan
formulir rekam medis diantaranya perancang harus memahami fungsi dan cara penggunaan
formulir tersebut, perancang harus menggunakan sudut pandang sebagai pengguna, dan pada
keseluruhan isi formulir tersebut ditata secara seimbang dalam hal estetika dan cara
pengisiannya. Selain itu, masih ada perancangan desain formulir rekam medis rawat jalan
yang tidak sesuai dengan Permenkes.
REFERENSI **
1. Nadia, D. L. A. (2017). Analisis Desain Formulir Kartu Rawat Jalan Berdasarkan
Metode Performance Information Economic Control Efficiency Service (Pieces) Di
Puskesmas Rawang Padang Tahun 2017. Menara Ilmu, 11(78).
2. Puspitasari, E., Nurjayanti, D., & Trihandoko, N. (2017). Perancangan Desain
Formulir Rekam Medis Pasien Rawatjalan Poliklinikumum Di Puskesmas
Kaumankabupaten Ponorogo Global Health Science (Ghs), 2(2).
3. Setiawan, A. (2016). Perancangan Map (Folder) Dan Formulir Rawat Jalan Di Upt
Puskesmas Wonogiri (Doctoral Dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Anda mungkin juga menyukai