Anda di halaman 1dari 61

5.

Energi dan Perubahannya


Kimia Dasar 1A
Dr. Rukman Hertadi
Materi energi dan perubahannya
· Perbedaan energi potensial dan kinetika
· Penerapan hukum kekekalan energi

· Hubungan antara energi, kalor dan temperatur

· Fungsi keadaan

· Menentukan jumlah kalor dari perubahan temperatur objek


· Reaksi eksoterm dan endoterm

· Hukum pertama termodinamika

· Perbedaan antara kalor reaksi pada tekanan tetap dan volume tetap

· Hukum Hess untuk memprediksi entalpi reaksi

· Menentukan dan menggunakan kalor reaksi standar untuk penyelesaian masalah

2/61
Termokimia
Termokimia adalah studi tentang pelepasan atau penyerapan energi dalam reaksi
kimia.

3/61
1. Energi

4/61
Tipe energi

5/61
Energi kinetika dan potensial

6/61
Faktor yang mempengaruhi energi potensial
1. Gravitasi 3. Interaksi

EP = mgh - Interaksi antar partikel bermuatan:

2. Gerak pegas EP = k
q1 q2

r
1
2
EP = kx
2

7/61
Hukum kekekalan energi
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

Energi hanya dapat dikonversi dari satu bentuk ke bentuk lain.

Konsekuensi dari hukum kekekalan energi: energi total alam semesta adalah tetap.

Energi Total = Energi Potensial + Energi Kinetika

8/61
Satuan energi
Joule adalah energi kinetika 2 kg objek yang bergerak dengan kecepatan 1 m/s.

2 2
1 1 1m 1 kg. m
2
1J = mv = (2 kg) ⇒ 1J =
( 1s ) 2
2 2 s

Kalori adalah energi yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 g air sebesar 1 o C.

1 kal = 4.184 J

9/61
Temperatur
Temperatur sebanding dengan energi kinetika rata-rata dari objek.

1
2
EK = ˉ
mv
2

3 R 3
EK = T = kB T
2 NA 2

· ˉ
v = kecepatan rata-rata partikel/objek

· R = tetapan gas (8.314 J mol-1 K-1 )

· NA = tetapan Avogadro (6.022 x 1023 partikel/mol)


· kB = tetapan Boltzmann (1.38 x 10-23 m2 kg s-2 K-1 )

Persamaan di atas menyatakan bahwa semakin tinggi energi kinetika semakin tinggi
temperatur dan juga semakin cepat partikel dalam sistem bergerak.

10/61
Kalor
Kalor adalah jumlah total energi yang ditransfer antar objek akibat perbedaan
temperatur.

Objek panas akan mentransfer energi dengan spontan ke objek yang lebih dingin hingga
temperatur kedua objek sama atau dengan kata lain setelah energi kinetika rata-rata kedua
objek sama (kesetimbangan termal).

11/61
Energi dalam
Energi dalam (E) adalah jumlah semua energi partikel dalam sistem.

E = EK + EP

Perubahan energi dalam

ΔE = Eakhir − Eawal

Perubahan energi dalam reaksi kimia: reaktan → produk

ΔE = Eproduk − Ereaktan

Eproduk dan Ereaktan tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah perubahannya atau ΔE .

12/61
2. Kalor

13/61
Kalor dan kapasitas kalor
Kalor (q) tidak dapat diukur secara langsung, tetapi perubahan kalor sebanding dengan
perubahan temperatur (Δt).

q = C × Δt

C = kapasitas kalor, yaitu jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur objek
sebesar 1 o C. Satuan C .
o
= J/ C

kapasitas kalor (C) termasuk ke dalam besaran ekstensif, yaitu besaran yang nilainya
bergantung pada jumlah zat dan identitas zat.

Contoh perhitungan kapasitas kalor

Berapakah kapasitas kalor suatu objek, bila sebanyak 0.3 gram objek ini memerlukan kalor
sebesar 2510 J agar temperaturnya naik 2 o C?

q 2510 J
o
Cobjek = = = 1255 J/ C
o
Δt 2 C

14/61
Kalor Jenis
Kalor jenis (s) adalah jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 g
zat sebesar 1 o C.

C
s =
m

Kalor jenis merupakan besaran intensif,


yaitu besaran yang tidak bergantung pada
jumlah zat.

Perhitungan kalor menggunakan kalor jenis.


Zat yang memiliki kalor jenis lebih tinggi akan
q = m × s × Δt
lebih resistan terhadap perubahan
temperatur ketika dipanaskan.

15/61
Arah aliran kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat ditransfer antara dua objek.

Kalor yang hilang dari satu objek akan diterima dengan jumlah yang sama oleh objek yang
lain.

Untuk memahami ke mana arah aliran kalor (q), maka digunakan tanda:

· Bila kalor diterima, maka q diberi tanda positif (+) .

· Bila kalor dilepaskan, maka q diberi tanda negatif (−) .

Contoh: Besi panas dimasukan ke dalam gelas kimia berisi air dingin. Andaikan besi kehilangan
10,0 J kalor, sementara air akan menerima 10,0 J kalor,maka

q = −10.0 J q = +10.0 J
besi air

16/61
· Soal-1· solusi-1

Penentuan kapasitas kalor suatu objek


Bola besi panas yang memiliki temperatur sebesar 260.0
o
C dicelupkan ke dalam gelas yang
berisi 250 g air. Temperatur air naik dari 25.0 ke 37.3
o
C . Tentukan nilai kapasitas kalor bola
besi dalam satuan J/ . Diketahui kapasitas kalor segelas air adalah 1046 J/ .
o o
C C

17/61
· Soal-2· solusi-2

Penentuan kapasitas kalor suatu objek


Sebuah termos air berisi 100 g air panas (s = 4.18 J/g C)
o
dengan temperatur 100
o
.
C

Kemudian ke dalam termos tersebut ditambahkan 100 g air dengan temperatur 25


o
. Bila
C

temperatur akhir setelah pencampuran adalah 61


o
, tentukan kapasitas kalor dari termos
C

tersebut.

18/61
Reaksi kimia
Reaksi kimia melibatkan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia

Pembentukan ikatan kimia: Pemutusan ikatan kimia:

· atom-atom yang saling tarik menarik akan · atom-atom yang saling terikat dipaksa
bergerak saling mendekat. saling mejauh

· menurunkan energi potensial sistem reaksi · menaikkan energi potensial sistem reaksi

· melepaskan energi · memerlukan energi

19/61
Reaksi eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang menghasilkan produk dengan energi potensial lebih
rendah dibanding reaktan.

· Selisih energi potensial produk dan reaktan dilepaskan sebagai kalor.

· kalor adalah produk reaksi.

· sebagian kalor dikonversi menjadi energi kinetika

· kalor meninggalkan sistem (q = negatif) dan dilepaskan ke lingkungan sehingga menaikkan


temperatur lingkungan.

Contoh:

CH (g) + 2 O (g) ⟶ CO (g) + 2 H O(g) + kalor


4 2 2 2

20/61
Reaksi endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menghasilkan produk dengan energi potensial lebih
tinggi dibanding reaktan.

· energi kinetika dikonversi menjadi energi potensial.

· reaksi berlangsung dengan menyerap kalor dari lingkungan ke sistem, sehingga temperatur
lingkungan lebih dingin.
· kalor ditambahkan ke dalam sistem, q = positif.

· kalor adalah reaktan.

Contoh: reaksi fotosintesis

6 CO (g) + 6 H O(g) + solar energy ⟶ C H O (s) + 6 O (g)


2 2 6 12 6 2

21/61
Kekuatan ikatan
Kekuatan ikatan berkorelasi dengan besarnya energi yang diperlukan untuk memutus
ikatan atau dinyatakan juga dengan besarnya energi yang dilepaskan ketika ikatan
dibentuk.

· Semakin besar energi yang diperlukan untuk memutus ikatan, semakin kuat ikatannya.

· ikatan yang lebih kuat adalah ikatan yang ketika terbentuk melepaskan energi lebih besar.

· Bila reaktan ikatannya lebih lemah dan produk ikatannya lebih kuat, maka akan dihasilkan
energi.

22/61
Kalor reaksi
Kalor reaksi adalah kalor yang diserap atau dilepaskan dalam reaksi kimia

· Kalor reaksi ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur lingkungan akibat reaksi
kimia.

· Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan temperatur akibat
dari reaksi kimia.

· kapasitas kalor kalorimeter telah diketahui, sehingga perubahan temperatur yang terukur
dapat digunakan untuk menentukan kalor reaksi.

· Kalorimeter mengukur kalor reaksi dalam dua kondisi:

- volume tetap: kalor reaksi yang terukur adalah kalor pada volume tetap disimbolkan
sebagai qV

- tekanan tetap: kalor reaksi yang terukur adalah kalor pada tekanan tetap disimbolkan
sebagai qP

23/61
Membandingkan qV dan qP
Perbedaan nilai q
V
dan q
P
dapat signi kan khususnya untuk reaksi yang menghasilkan
perubahan volume, seperti reaksi yang menggunakan gas atau menghasilkan gas.

Untuk menguji perbedaan qV dan qP reaksi dilakukan dalam suatu piston yang dibenamkan ke
dalam ember berisi air. Jadi sistem kalorimeternya adalah ember, air, dan piston.

24/61
Reaksi dalam kalorimeter V tetap
Contoh:

Suatu reaksi dilakukan 2 kali dalam


kalorimeter dengan volume tetap dan
tekanan tetap. kapasitas kalor kalorimeter
adalah 8.101 kJ/ .
o
C

Hasil reaksi dalam kalorimeter volume


tetap

· Agar reaksi berlangsung pada volume


tetap, posisi piston dikunci agar tidak
bergerak.

· tawal = 24.00
o
C dan takhir = 28.91
o
C

·
o o
q = −q = −CΔt = −8.101 kJ/ C × (28.91 − 24.00) C = −39.8 kJ
V Cal

25/61
Reaksi dalam kalorimeter P tetap
Hasil reaksi dalam kalorimeter volume
tetap

· Agar reaksi berlangsung pada tekanan


tetap, posisi piston dibebaskan agar dapat
bergerak bergerak.

· tawal = 27.32
o
C dan takhir = 31.54
o
C

q = −q
P Cal

o o
= −CΔt = −8.101 kJ/ C × (31.54 − 27.32) C

= −34.2 kJ

26/61
3. Kerja

27/61
Kerja tekanan-volume
· Hasil eksperimen pada kalorimeter volume tetap, qV = −39.8 kJ

· Hasil eksperimen pada kalorimeter tekanan tetap, qP = −34.2 kJ

· Perbedaan nilai qV dan qP , karena dalam kalorimeter tekanan tetap, sistem


(campuran reaksi) mengembang, mendorong piston melawan tekanan atmosfer Oleh karena
itu, sebagian energi digunakan sistem untuk melakukan kerja ekspansi.

kerja = (−39.8 kJ) − (−34.2 kJ) = −5.6 kJ

· Kerja yang dilakukan sistem bernilai negatif menyatakan kerja menurunkan energi sistem.

28/61
Konvensi dalam kerja tekanan-volume
Kerja(W ) = −P × ΔV

· P adalah tekanan eksternal yang melawan kerja piston

· ΔV = Vakhir − Vawal

- Ekspansi: ΔV > 0 , sehingga Wekspansi < 0 atau sistem melakukan kerja

- Kompresi: ΔV < 0 , sehingga Wkompresi > 0 atau sistem menerima kerja

29/61
· Soal-3· solusi-3

Menghitung kerja
Hitung kerja dalam satuan Joule yang berhubungan dengan ekspansi gas dari 152 L ke 189 L
yang dilakukan terhadap tekanan tetap sebesar 17 atm.

30/61
4. Hukum Pertama Termodinamika

31/61
Hukum Pertama Termodinamika
Energi dapat ditransfer sebagai kalor(q) atau kerja(W), tetapi tidak bisa hilang atau
bertambah.

ΔE = q + W

32/61
Sistem dan lingkungan
Sistem adalah bagian yang menjadi pusat perhatian/studi.

Lingkungan adalah bagian di luar sistem.

Batas adalah pemisah antara sistem dan lingkungan.

Tipe sistem beradasarkan sifat batas:

33/61
Keadaan objek atau sistem
Keadaan objek/sistem adalah seluruh sifat yang menerangkan keadaan objek.

Untuk kimia, sifat dide nisikan oleh komposisi kimia, tekanan (P), temperatur (T), dan volume
(V).

Fungsi keadaan adalah suatu sifat yang hanya bergantung pada keadaan dan kondisi saat ini.
Tidak bergantung pada metode, lintasan atau mekanisme bagaimana keadaan saat ini dicapai.

Besaran yang termasuk fungsi keadaan:

· Tekanan (P)

· Temperatur (T)

· Volume (V)

34/61
ΔE adalah fungsi keadaan
Cara-2: Kutub batere disambungkan dengan
motor. Pada kondisi ini, sebagian besar
energi digunakan untuk kerja dan sedikit
kalor.

ΔE2 = q + W (W ≫ q)

Apapun caranya akan menghasilkan kondisi


awal dan akhir yang sama. Kedua cara
akan sama-sama menghabiskan energi kimia
Cara konsumsi energi batere: batere:

Cara-1: Kutub batere disambung dengan ΔE1 = Ef − Ei = ΔE2

logam. Semua energi diubah menjadi kalor,


tidak ada kerja yang dilakukan.

ΔE1 = q (W = 0)

35/61
Mengukur ΔE dengan kalorimeter bom
Kalorimeter bom adalah kalorimeter volume
tetap (ΔV = 0 ).

Kontainer kalorimeter dikelilingi oleh dinding


insulator yang rigid dan tebal, sehingga tidak
hanya volume yang tetap, juga tidak ada kalor
yang dapat keluar selama reaksi.

ΔE = q + W

= q − pΔV

= q − 0 (V tetap)

= qV

Jadi ΔE = q
V
bila diukur pada volume
tetap.

36/61
· Soal-4· solusi-4

Menghitung ΔE
Bila 1 g minyak zaitun dibakar sempurna oleh oksigen murni dalam kalorimeter bom, maka
temperatur selimut air naik dari 22 o C ke 26.049 o C.
(A) Tentukan jumlah kalori dalam Cal (1 Cal = 1 kkal) yang terkandung dalam tiap gram minyak
zaitun, bila diketahui kapasitas kalor kalorimeter adalah 9.032 kJ/o C .
(B) Minyak zaitun hampir seluruhnya adalah gliseril trioleat, C
57
H
104
O
6
. Persamaan reaksi
pembakarannya adalah

C H O (l) + 80 O (g) ⟶ 57 CO (g) + 52 H O


57 104 6 2 2 2

Tentukan ΔE untuk pembakaran 1 mol gliseril trioleat (MM = 885.4 g/mol), dengan asumsi
minyak zaitun yang terbakar dalam kalorimeter adalah murni gliseril oleat.

37/61
Soal No. 5
Kalorimeter bom memiliki kapasitas kalor sebesar 2.47 kJ/K. Ketika 3.74 x 10-3 mol sampel
etilena dibakar dalam kalorimeter ini, temperatur naik sebesar 2.14 K. Tentukan kalor
pembakaran untuk satu mol etilena.

A. -5.29 kJ/mol

B. 5.29 kJ/mol

C. -148 kJ/mol

D. -1410 kJ/mol
E. 1410 kJ/mol
Submit Show Hint Show Answer Clear

38/61
5. Entalpi

39/61
Pengertian Entalpi
Pada pembahasan sebelumnya, kalor pada volume tetap (qV ) sama dengan nilai ΔE .
Bagaimana dengan kalor pada tekanan tetap (qP ), besaran termodinamika apa yang
setara dengan kalor pada kondisi ini?

Entalpi, H ,adalah besaran termodinamika yang berhubungan dengan kalor pada tekanan
tetap. De nisi entalpi: H = E + PV

Pada tekanan tetap, perubahan entalpi adalah

ΔH = ΔE + PΔV = (q + W ) + PΔV
P

Bila hanya kerja tekanan-volume yang berlangsung pada sistem, maka W = −PΔV

ΔH = (q + W) − W = q
P P

Jadi ΔH adalah kalor pada tekanan tetap.

40/61
Mengukur kalor pada tekanan tetap
Kalor pada tekanan tetap diukur
menggunakan kalorimeter tekanan tetap.
Dikenal sebagai co ee cup calorimeter.

Kalorimeter ini bertekanan tetap, karena


terbuka sehingga tekanannya mengikuti
tekanan atmosfer.

Kalor reaksi:

q = CΔt
P

41/61
· Soal-6· solusi-6

Penentuan kalor reaksi netralisasi


NaOH dan HCl bereaksi dengan cepat dan eksoterm. Sebanyak 50 mL HCl 1.00 M dicampurkan
dengan 50 mL NaOH 1.00 M. Hasil dari reaksi HCl dan NaOH menyebabkan kenaikan
temperatur dari 25.5 o C ke 32.2 o C . Tentukan entalpi reaksi dalam kJ/mol dari HCl. Asumsi
kalor jenis larutan sama dengan kalor jenis air, s = 4.184J/(g.
o
C) . Kerapatan HCl 1.00 M =
1.02 g/mL dan NaOH 1.00 M = 1.04 g/mL.

42/61
· Soal-7· solusi-7a· solusi-7b

Ketika 50.0 mL larutan H 2 SO4 0.987 M ditambahkan pada 25.0 mL larutan NaOH 2.00 M pada
25
o
dalam kalorimeter, temperatur larutan naik menjadi 33.9 o C . Tentukan ΔH dalam
C

satuan kJ/mol terhadap reaktan pembatas. Diasumsikan kalor jenis larutan adalah
4.184 J/g.
o
, kerapatan 1.00 g/mL dan kalor yang diserap oleh kalorimeter diabaikan.
C

43/61
Soal No. 8
Sebanyak 43.29 g sampel padatan dipindahkan dari air panas (t = 99.8 o C) ke kalorimeter
tekanan tetap yang berisi 152 g air dengan temperatur 22.5o C. Temperatur air naik menjadi
. Tentukan kalor jenis dari padatan. (sair )
o −1 o −1
24.3 C = 4.184 J. g . C

A. −1.1 × 103 J. g
−1
.
o
C
−1

B. 1.1 × 103 J. g
−1
.
o
C
−1

C. 1.0 J. g−1 . o C
−1

D. 0.35 J. g−1 . o C
−1

E. 0.25 J. g−1 . o C
−1

Submit Show Hint Show Answer Clear

44/61
Perubahan entalpi dalam reaksi kimia
Keadaan standar dalam termokimia

· Tekanan = 1 atm

· Temperatur = 25 o C

· Jumlah zat = 1 mol (untuk reaksi pembentukan dan transisi fasa)

· Jumlah zat = mol dalam persamaan kimia (menggunakan acuan koe sien reaksi bilangan
bulat paling sederhana)

Perubahan energi dalam (ΔE ) dan perubahan entalpi (ΔH) adalah fungsi keadaan dan juga
merupakan besaran ekstensif.

· Simbol ΔE ∘ dan ΔH ∘ digunakan untuk menyatakan perubahan pada keadaan standar.

· ΔH

r
adalah perubahan entalpi reaksi pada 1 atm dan 25 o C.

45/61
Contoh reaksi pada keadaan standar
Reaksi 1 mol N (g)
2
dengan 3 mol H (g)
2
menghasilkan 2 mol NH (g)
3
dan melepaskan kalor
sebesar 92.38 kJ pada 25 o C dan 1 atm.

Reaksi:

N (g) + 3 H (g) ⟶ 2 NH (g)


2 2 3

Karena komposisi mol sama dengan koe sien paling sederhana dan kondisi reaksi pada 25
o
C

dan 1 atm, maka kalor yang dihasilkan adalah entalpi standar reaksi, ΔH .

= −92.38 kJ

46/61
Persamaan termokimia
Persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang diikuti nilai perubahan entalpi reaksi
(ΔH r ) .

Contoh:


N (g) + 3 H (g) ⟶ 2 NH (g) ΔH = −92.38 kJ
2 2 3 r

Penulisan persamaan termokimia harus dilengkapi dengan fasa, karena perbedaan keadaan
zat dapat memberikan perubahan entalpi yang berbeda.

Contoh:

CH (g) + 2 O (g) ⟶ CO (g) + 2 H O(l) ΔH = −890.5 kJ
4 2 2 2 r


CH (g) + 2 O (g) ⟶ CO (g) + 2 H O(g) ΔH = −802.3 kJ
4 2 2 2 r

Perbedaan ini setara dengan energi yang diperlukan untuk menguapkan air.

47/61
Membalik persamaan termokimia
Untuk reaksi termokimia berikut:


CH (g) + 2 O (g) ⟶ CO (g) + 2 H O(g) ΔH = −802.3 kJ
4 2 2 2 r

Bila persamaan termokimia di atas dibalik, maka entalpi reaksi harus berubah tanda.


CO (g) + 2 H O(g) ⟶ CH (g) + 2 O (g) ΔH = +802.3 kJ
2 2 4 2 r

48/61
Contoh perhitungan entalpi reaksi
Berdasarkan persamaan termokimia di bawah ini, berapakah jumlah kalor yang diperlukan
(dalam kJ) bila 44 g CO2 (MM = 44.01 g/mol) bereaksi dengan H 2 O?


6 CO (g) + 6 H O(l) ⟶ C H O (s) + 6 O (g) ΔH = 2816 kJ
2 2 6 12 6 2 r

Perhitungan kalor yang diperlukan

1 mol CO 2
2816 kJ
ΔH r = 44 g CO 2 × × = 470 kJ
44.01 g CO 2 6 mol CO 2

Bila kalor yang tersedia 100 kJ berapa g CO2 yang dapat dikonversi menjadi glukosa?

6 mol CO 2
44 g CO 2
m CO = 100 kJ × × = 9.4 g
2

2816 kJ 1 mol CO 2

49/61
Hukum Hess
Hukum Hess menyatakan untuk setiap reaksi yang dituliskan ke dalam beberapa tahap,
maka nilai ΔH r∘ = ∑ ΔH

r tiap tahap

Contoh:

Reaksi satu tahap sintesis CO2 akan menghasilkan entalpi reaksi yang sama dengan reaksi dua
tahap.

Reaksi satu tahap:


C(s) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH r = −393.5 kJ
2 2

Reaksi dua tahap:

1 ∘
tahap − 1 : C(s) + O (g) ⟶ CO(g) ΔH = −110.5 kJ
2 2 r

1 ∘
tahap − 2 : CO(s) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −283.0 kJ
2 2 2 r


Total : C(s) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −393.5 kJ
2 2 r

50/61
Diagram entalpi
Reaksi dua tahap sintesis CO2 :

1 ∘
tahap − 1 : C(s) + O (g) ⟶ CO(g) ΔH r = −110.5 kJ
2 2

1 ∘
tahap − 2 : CO(s) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −283.0 kJ
2 2 2 r


Total : C(s) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −393.5 kJ
2 2 r

Bila dibuat dalam bentuk Diagram entalpi akan diperoleh

51/61
Contoh penggunaan diagram entalpi
Berdasarkan diagram:

−286 kJ = −188 kJ + ΔH r

ΔH r = −286 kJ + 188 kJ

= −98 kJ

Berdasarkan diagram entalpi di atas tentukan


kalor reaksi untuk:

1
H O (l) ⟶ H O(l) + O (g)
2 2 2 2 2

52/61
Aturan manipulasi persamaan termokimia
1. Ketika persamaan termokimia dibalik maka tanda dari ΔH r∘ juga harus dibalik.

2. Bila semua koe sien persamaan termokimia dikali atau dibagi, maka nilai ΔH

r
juga harus
dikali atau dibagi dengan faktor yang sama.

3. Spesi yang sama di dua sisi persamaan termokimia hanya dapat dicoret bila fasa spesinya
sama.

53/61
Contoh penentuan entalpi reaksi
Tentukan entalpi reaksi, ΔH

r
, untuk C(s, grafit) ⟶ C(s, intan) dengan memanfaatkan dua
persamaan termokimia di bawah ini:

C(s, grafit) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH r = −394 kJ
2 2


C(s, intan) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −396 kJ
2 2 r

Untuk mendapatkan persamaan termokimia yang diinginkan reaksi kedua harus dibalik.


C(s, grafit) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −394 kJ
2 2 r


CO (g) ⟶ C(s, intan) + O (g) ΔH r = +396 kJ
2 2


C(s, grafit) ⟶ C(s, intan) ΔH r = +2 kJ

54/61
· Soal-9· solusi-9

Tentukan entalpi reaksi, ΔH reaksi



, untuk

2 C(s, grafit) + H (g) ⟶ C H (g)


2 2 2

dengan memanfaatkan persamaan termokimia di bawah ini

5 ∘
(1) C H (g) + O (g) ⟶ 2 CO (g) + H O(l) ΔH = −1299.6 kJ
2 2 2 2 2 2 r


(2) C(s, grafit) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −393.5 kJ
2 2 r

1 ∘
(3) H (g) + O (g) ⟶ H O(l) ΔH = −285.8 kJ
2 2 2 2 r

55/61
Latihan 10
Berdasarkan data berikut:

5 ∘
C H (g) + O (g) ⟶ 2 CO (g) + H O(l) ΔH r = −1300 kJ
2 2 2 2 2 2


C(s) + O (g) ⟶ CO (g) ΔH = −394 kJ
2 2 r

1 ∘
H (g) + O (g) ⟶ H O(l) ΔH r = −286 kJ
2 2 2 2

Hitung ΔH reaksi

untuk 2 C(s) + H 2 (g) ⟶ C H (g)
2 2

A. 226 kJ

B. -1980 kJ

C. -620 kJ

D. -226 kJ

E. 620 kJ
Submit Show Hint Show Answer Clear

56/61
Entalpi pembentukan standar
Entalpi pembentukan standar, ΔH
f

adalah kalor yang diserap/dilepaskan ketika 1 mol zat
terbentuk pada 1 atm dan 25o C dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar.

Semua unsur dalam bentuk paling stabil dalam keadaan standar memiliki ΔH f∘ = 0 .

Contoh persamaan termokimia pembentukan standar suatu zat:

1 ∘
2 C(s, gr) + 3 H (g) + O (g) ⟶ C H OH(l) ΔH f = −277.03 kJ/mol
2 2 2 2 5

3 ∘
2 Fe(s) + O (g) ⟶ Fe O (s) ΔH f = −822.2 kJ/mol
2 2 2 3

57/61
Latihan 11
Reaksi manakah yang sesuai dengan de nisi entalpi pembentukan standar dari
NaHCO (s) ΔH
3
, ∘
f
= −947.7 kJ/mol ?

A. Na(s) +
1 3
H (g) + O (g) + C(s, grafit) ⟶ NaHCO (s)
2 2 2 2 3

B. Na+ (g) + H + (g) + 3 O 2 − (g) + C4 + (g) ⟶ NaHCO (s)


3

C. Na
+ + 2 − 4 +
(aq) + H (aq) + 3 O (aq) + C (aq) ⟶ NaHCO (s)
3

D. NaHCO3 (s)
1 3
⟶ Na(s) + H (g) + O (g) + C(s, grafit)
2 2 2 2

E. Na+ (aq) + HCO−


3
(aq) ⟶ NaHCO (s)
3

Submit Show Hint Show Answer Clear

58/61
Menentukan ΔH r dari data ΔH f ∘ ∘

Untuk reaksi: aA + bB ⟶ cC + dD

∘ ∘ ∘ ∘ ∘
ΔH = cΔH + dΔH − (aΔH + bΔH
r f,C f,D f,A f,B )

Satuan ΔH

reaksi
adalah kJ, karena koe sien reaksi dikali entalpi pembentukan standar =
kJ
mol × = kJ
mol

59/61
Contoh perhitungan ΔH r dari data ΔH f ∘ ∘

Tentukan ΔH r untuk

4 NH (g) + 7 O (g) ⟶ 4 NO (g) + 6 H O(l)


3 2 2 2

∘ ∘ ∘ ∘ ∘
ΔH = 4ΔH + 6ΔH − 4ΔH + 7ΔH
r f,NO (g) f,H O(l) [ f,NH (g) f,O (g) ]
2 2 3 2

= (4 × 34) + (6 × (−285.9)) − [(4 × (−46)) + (7 × 0)]

= −1395 kJ

60/61
Latihan
Entalpi pembakaran standar untuk xylena, C8 H 10 (l), adalah -3908 kJ/mol. Diketahui entalpi
pembentukan standar (ΔH f∘ ): H 2 O(l) = -285.9 kJ/mol; CO 2 (g) = -393.5 kJ/mol. Entalpi
pembentukan standar C8 H 10 (l) adalah ...

A. -669.5 kJ/mol

B. +3228.6 kJ/mol

C. -3228.6 kJ/mol

D. +4587.4 kJ/mol

E. +8485.5 kJ/mol
Submit Show Hint Show Answer Clear

61/61

Anda mungkin juga menyukai