Kitab Nikah PDF
Kitab Nikah PDF
Ikhtishar
A. Pengertian Menikah
1. Bahasa
2. Istilah
B. Masyru'iyah
1. Al-Quran Al-Kariem
2. Hadits Nabawi
3. Ijma
C. Hakikat Pernikahan
D. Anjuran Menikah
1. Sunnah Para Nabi dan Rasul
2. Sunnah Nabi Muhammad SAW
3. Bagian Dari Tanda Kekuasan Allah
4. Salah Satu Jalan Untuk Menjadi Kaya
5. Ibadah Dan Setengah Dari Agama
6. Tidak Ada Pembujangan Dalam Islam
7. Menikah Itu Ciri Khas Makhluk Hidup
27
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
A. Pengertian Menikah
1. Bahasa
Secara bahasa, kata an-nikah ( )اﻟﻨﻜﺎحcukup unik, karena
punya dua makna sekaligus :
Jima' : yaitu hubungan seksual atau hubungan badan
dan disebut juga dengan al-wath'u ()اﻟﻮطء.
Akad : atau al-‘aqdu (اﻟﻌﻘﺪ
َ ), maksudnya sebuah akad,
atau bisa juga bermakna ikatan atau kesepakatan.
Dan para ulama berbeda pendapat tentang makna yang
manakah yang merupakan makna asli dari nikah dan mana
yang makna kiasan? Apakah makna asli nikah itu hubungan
seksual dan makna kiasannya akad ikatan dan kesepakatan?
Ataukah sebaliknya, makna aslinya adalah ikatan atau akad,
sedangkan hubungan seksual justru makna kiasannya?
Dalam hal ini, para ulama terpecah menjadi tiga
pendapat :
Pendapat pertama : mazhab Al-Hanafiyah mengatakan
bahwa makna asli dari nikah itu adalah hubungan seksual
()اﻟﻮطء, sedangkan akad adalah makna kiasan.
Pendapat kedua : mazhab Al-Malikiyah dan Asy-
Syafi'iyah berpendapat sebaliknya, makna asli nikah itu
adalah akad ()اﻟﻌﻘﺪ, sedangkan kalau dimaknai sebagai
hubungan seksual, itu merupakan makna kiasan saja.
Pendapat ketiga : ada juga sebagian ulama yang
mengatakan bahwa nikah itu memang punya makna asli
kedua-duanya, hubungan seksual dan akad itu sendiri.
2. Istilah
Sedangkan secara istilah fiqih, para ulama dari masing-
masing mazhab empat yang muktamad memberikan definisi
28
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah
ٍ َ ِ ِ ﻛﺘﺎﺑﻴﺔ
ﺑﺼﻴﻐﺔ ٍ َﻣﺔ َِ ِﱠ
ٍ وﳎﻮﺳﻴﺔ وأ
ٍِ ٍ ﻏﲑ ِْ َ ﲤﺘﻊ ِﺑﺄُﻧْ َـﺜﻰ ِِ ﻋﻘﺪ
َ َ ﳏﺮم َ َُ ﱠ
َ َْ ٍ ﱡََ ﳊﻞ ٌ َْ
Sebuah akad yang menghalalkan hubungan seksual dengan
wanita yang bukan mahram, bukan majusi, bukan budak ahli
kitab dengan shighah.2
c. Mazhab Asy-Syafi'iyah
Adapun mazhab Asy-Syafi'iyah punya definisi yang
berbeda tentang nikah dengan definisi-definisi sebelumnya.
29
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
d. Mazhab Al-Hanabilah
Definisi yang disebutkan dalam mazhab Al-Hanabilah
agak sedikit mirip dengan definisi mazhab Asy-Syafi'iyah,
yaitu :
ٍ َ ِ ﻟﻔﻆ
ٍ ِ ْ َﻧﻜﺎح أ َْو ﺗ ِ ِ ﻋﻘﺪ ﻳـﻌﺘَﺒـﺮ ِ ِ ْ ﻋﻘﺪ اﻟﺘﱠ
ُـﺮﲨﺘﻪ
ََُ ْ َـﺰوﻳﺞ أ َْو ﺗ ُ ْ َ ﻓﻴﻪ ُ َ ْ ُ ٌ ْ َ َي
ْ ـﺰوﻳﺞ أ ُ َْ
Akad perkawinan atau akad yang diakui di dalamnya lafadz
nikah, tazwij dan lafadz yang punya makna sepadan.4
B. Masyru'iyah
Nikah disyariatkan di dalam Al-Quran Al-Kariem,
sunnah nabawiyah dan juga lewat ijma' seluruh umat Islam.
1. Al-Quran Al-Kariem
Landasan masyru’iyah pernikahan dalam syariat Islam
adalah firman Allah SWT di dalam Al-Quran :
ِ ﻟﻜﻢ ِﻣﻦ ﱢ
اﻟﻨﺴﺎء ِ
َ َ ْ ُ َ ﻃﺎب
َ َ ﻓﺎﻧﻜﺤﻮا َﻣﺎ
ُ َْ
Maka nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi (QS. An-
Nisa' : 3)
Dan juga firman Allah SWT yang lain :
30
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah
31
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
C. Hakikat Pernikahan
Perkawinan antara laki-laki dan perempuan serta
menyatu untuk hidup sebagai suami istri dalam ikatan
pernikahan adalah salah satu ciri manusia sejak pertama kali
diciptakan. Tidaklah Allah SWT menciptakan Nabi Adam
alaihissalam, kecuali diciptakan pula Hawwa sebagai
pasangan hidupnya, lalu mereka menjadi suami istri dalam
ikatan pernikahan.
Setelah itu, semua peradaban umat manusia yang hidup
di permukaan bola bumi mengenal pernikahan dan
menjalani hidup dalam ikatan pernikahan. Karena
pernikahan adalah jaminan atas keberlangsungan peradaban
umat manusia di muka bumi. Tanpa adanya pernikahan,
maka manusia kehilangan jati dirinya dan derajatnya selevel
dengan hewan-hewan melata.
Meski banyak umat yang ingkar kepada ajaran yang
dibawa oleh para nabi dan rasul, namun tetap saja mereka
32
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah
D. Anjuran Menikah
Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk
menikah. Dan ada banyak hikmah di balik anjuran tersebut.
Antara lain adalah :
1. Sunnah Para Nabi dan Rasul
Kalau ada orang yang paling tinggi derajatnya di sisi
Allah, mereka tentulah bukan para pendeta atau biksu yang
hidupnya membujang dan menjauhi hidup berumah tangga.
Kalau ada orang yang dijamin pasti masuk surga setelah
terjadi hari kiamat nanti, pastilah mereka adalah para nabi
dan rasul yang mulia.
Para pendeta dan biksu hanya mengklaim diri mereka
sebagai orang suci, tetapi di sisi Allah sebagai tuhan yang
menetapkan tata cara beribadah dan mendekatkan diri
kepada-Nya, para pendeta dan biksu yang tidak menikah itu
bukan orang yang dekat dengan diri-Nya.
Orang-orang terdekat yang langsung menerima wahyu
dari Allah SWT tidak lain hanyalah para nabi dan rasul.
Mereka adalah orang-orang yang resmi menjadi pembawa
33
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ﻛﺎن
َ َ وﻣﺎ ِ
َ َ ًاﺟﺎ َوذُﱢرﱠﻳﺔ
ً ﳍﻢ أ َْزَو
ْ َُ وﺟﻌﻠﻨﺎ
َْ َ َ َ ـﺒﻠﻚ
َ َْرﺳﻼً ﱢﻣﻦ ﻗ ُ ُ َرﺳﻠﻨﺎ
َْ َ ْ ﻟﻘﺪ أ
ْ َََو
ِ ٍ ﻟﻜﻞ أ ِ ِ ّ ﺑﺈذن ٍ ِ ﻳﺄﰐ
ِ ْ ِِ ﺑﺂﻳﺔ ِإﻻﱠ ٍ ِ
ﻛﺘﺎب
ٌ َ َﺟﻞ َ اﻟﻠﻪ ُ ﱢ َ َ َِْ ﻟﺮﺳﻮل أَنَُ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul
sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-
isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul
mendatangkan sesuatu ayat melainkan dengan izin Allah. Bagi
tiap-tiap masa ada Kitab. (QS. Ar-Ra'd : 38)
Dan di dalam hadits nabi SAW disebutkan bahwa
menikah itu bagian dari sunnah para Nabi dan Rasul.
Dari Abi Ayyub ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Empat
hal yang merupakan sunnah para rasul : [1] Hinna',5 [2]
berparfum, [3] siwak dan [4] menikah. (HR. At-Tirmizi)
2. Sunnah Nabi Muhammad SAW
Lebih dari separuh dari masa kehidupan Rasulullah
SAW dilalui dengan didampingi istri. Terhitung sejak beliau
menikah pertama kali pada usia 25 tahun hingga menutup
usia di usia 63 tahun, selama 37 tahun beliau selalu memiliki
istri, kecuali beberapa bulan saja ketika beliau menduda
sepeninggal istri tercinta, Khadijah binti Khuwailid.
Dalam hidupnya, Rasulullah SAW bukan hanya menikah
sekali tetapi beberapa kali. Tercatat beliau pernah menikah 11
orang wanita, mereka adalah Khadijah binti Khuwailid,
Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti
Umar bin Al-Khattab, Zainab binti Khuzaimah, Ummu
5Hinna' artinya adalah memakai pacar kuku. Namun sebagian riwayat mengatakan bahwa
yang dimaksud adalah bukan Hinna' melainkan Haya' yang maknanya adalah rasa malu.
34
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah
35
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ُ َ إﻣﺎﺋﻜﻢ ِإن
ﻳﻜﻮﻧُﻮا ِِ ﻣﻨﻜﻢ و ﱠ
ِ ِ اﻟﺼﺎﳊﲔ ِﻣﻦ
ِ ِﻋﺒﺎدﻛﻢ و ِ َ َﻧﻜﺤﻮا ِ
ُ
ْ ََْ َ ُْ َ َ ْ ُ اﻷﻳﺎﻣﻰ َ َ ُ َوأ
ِ ِ اﻟﻠﻪ و ِ ِ ْ َ اﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ِِ
ﻋﻠﻴﻢ ٌ َ ُ ﻓﻀﻠﻪ َو ﱠ
ٌ َ اﺳﻊ ُ ـﻐﻨﻬﻢ ﱠ
ُ ْ ُﻓُ َـﻘَﺮاء ﻳ
36
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah
ﻒ اﻟﺒَﺎﻗِﻲ
ِﺼ ِ ِ ﻣﻦ ﺗَـﺰﱠوج ﻓَـَﻘِﺪ اﺳﺘَْﻜﻤﻞ ﻧِﺼﻒ
ْ اﻹ ْﳝَﺎن ﻓَـْﻠَﻴﺘﱠِﻖ اﷲَ ِﰲ اﻟﻨﱢ َ ْ ََ ْ َ َ َْ
"Siapa yang menikah maka sungguh dia telah
menyempurnakan setengan iman, maka hendaklah ia
bertakwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa. (HR. Al-
Thabrani)
37
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ْ ـﻠﻴﺘﻖ اﷲ ِﰲ ﱢ ِ
اﻟﻨﺼﻒ َ ِ ﻓَ َْﱠ، اﻟﺪﻳﻦ
ِ ْ ﻧﺼﻒ ﱢ
َ ْ َ ﻛﻤﻞ
َ ـﻘﺪ َ ﱠ
ْ َ َاﻟﻌﺒﺪ ﻓ
ُ َْ ـﺰوج
َ َإذا ﺗََ ﱠ
ِ
اﻟﺒﺎﻗﻲ
َ
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan
separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada
separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)6
Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang
diberi rizki oleh Allah SWT seorang istri shalihah berarti telah
dibantu oleh Allah SWT pada separuh agamanya. Maka dia
tinggal menyempurnakan separuh sisanya. (HR. Thabarani
dan Al-Hakim)
6. Tidak Ada Pembujangan Dalam Islam
Islam berpendirian tidak ada pelepasan kendali gharizah
seksual untuk dilepaskan tanpa batas dan tanpa ikatan.
Untuk itulah maka diharamkannya zina dan seluruh yang
membawa kepada perbuatan zina.
Tetapi di balik itu Islam juga menentang setiap perasaan
yang bertentangan dengan gharizah ini. Untuk itu maka
dianjurkannya supaya kawin dan melarang hidup
membujang dan kebiri.
Seorang muslim tidak halal menentang perkawinan
dengan anggapan, bahwa hidup membujang itu demi
berbakti kepada Allah, padahal dia mampu kawin; atau
dengan alasan supaya dapat seratus persen mencurahkan
hidupnya untuk beribadah dan memutuskan hubungan
dengan duniawinya.
Nabi memperhatikan, bahwa sebagian sahabatnya ada
yang kena pengaruh kependetaan ini (tidak mau kawin).
Untuk itu maka beliau menerangkan, bahwa sikap semacam
itu adalah menentang ajaran Islam dan menyimpang dari
sunnah Nabi. Justru itu pula, fikiran-fikiran Kristen semacam
6Dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash
Shahihah no. 625)
38
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah
39
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
40
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah
ﻳﻜﻮﻧُﻮا ْ ِ وإﻣﺎﺋﻜﻢ
ُ َ إن ُ ُ ِ ِ اﻟﺼﺎﳊﲔ ِﻣﻦ
ِ ِ ﻋﺒﺎدﻛﻢ ِِ ﻣﻨﻜﻢ و ﱠ ُ ْ ِ اﻷﻳﺎﻣﻰَ ْ اﻮ ِ َْوأ
ﻧﻜﺤ
ْ َ َْ َ ْ َ َْ َ َ ُ َ
ِ ِ اﻟﻠﻪ و ِِ ْ َ اﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ِِ
ﻋﻠﻴﻢ ٌ َ ُ ﻓﻀﻠﻪ َو ﱠ
ٌ َ اﺳﻊ ْ ُ ـﻐﻨﻬﻢ ﱠ
ُ ْ ُﻓَُـﻘَﺮاءَ ﻳ
Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-
orang yang sudah patut kawin dari hamba-hambamu yang
laki-laki ataupun hamba-hambamu yang perempuan. Jika
mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan
memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerahNya. (QS.
An-Nur 32)
Sabda Rasulullah SAW:
Ada tiga golongan yang sudah pasti akan ditolong Allah, yaitu:
(1) Orang yang kawin dengan maksud untuk menjaga
kehormatan diri; (2) seorang hamba mukatab7 yang berniat
akan menunaikan; dan (3) seorang yang berperang di jalan
Allah" (Riwayat Ahmad, Nasa'i, Tarmizi, Ibnu Majah dan al-
Hakim)
41
Bab 1 : Pengertian & Anjuran Menikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ِ ُ وﻣﻦ أ
ِ ِ اﻷزواج ُ ﱠ ِ َ
َﻧﻔﺴﻬْﻢ ْ َ اﻷرض ُ ِ ُ ﻛﻠﻬﺎ ﱠﳑﺎ
ُ َْ ﺗﻨﺒﺖ َ َ َ ﺳﺒﺤﺎن ﱠاﻟﺬي
َ َ َ َْ ﺧﻠﻖ َ ُْ
ـﻌﻠﻤﻮن َِ ﱠ
َ ُ َ ْ َوﳑﺎ ﻻ ﻳ
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.(QS.
Yaasin : 36)
ِ
ِ ْاﻟﻔﻠﻚ واﻷَﻧ
ـﻌﺎم َﻣﺎ اج ُ ﱠ ِ وﱠ
َ َ ْ ُ ْ ﻣﻦ َ ﻟﻜﻢ ﱢ
ُ َ ﺟﻌﻞ
َ َ َ و
َ ﻛﻠﻬﺎ
َ َ وَاﻷز
ْ َ ﺧﻠﻖ
َ َ َ اﻟﺬي َ
ﻛﺒﻮن
َ ُ َﺗَ ْـﺮ
Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan
menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu
tunggangi.(QS. Az-Zukhruf : 12)
ﺧﻠﻖ ﱠ ْ َ ْ ِ ﱠ
اﻟﺬﻛﺮ َواﻷُﻧْ َـﺜﻰ َ َ َ َُوأ ﱠَﻧﻪ
َ َ اﻟﺰوﺟﲔ
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-
pasangan pria dan wanita.(QS. An-Najm : 45)
42
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
Ikhtishar
A. Wajib
1. Haramnya Zina
2. Kemampuan Finansial
B. Sunnah
C. Haram
1. Al-Istibdha
2. Al-Mukhadanah
3. Syighar
4. Warisan
5. Mut’ah
D. Makruh
E. Mubah
43
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
A. Wajib
Menikah itu menjadi wajib hukumnya bagi apabila
terpenuhi dua syaratnya, yaitu dikhawatirkan jatuh ke dalam
zina dan seorang yang sudah mampu secara finansial.
1. Haramnya Zina
Menjaga diri dari zina adalah wajib. Maka bila jalan
keluarnya hanyalah dengan cara menikah, tentu saja
menikah bagi seseorang yang hampir jatuh ke dalam jurang
zina wajib hukumnya.
Imam Al-Qurtubi berkata bahwa para ulama tidak
berbeda pendapat tentang wajibnya seorang untuk menikah
bila dia adalah orang yang mampu dan takut tertimpa resiko
zina pada dirinya.
Zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta
seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh seseorang
berdasarkan firman Allah SWT.
ً ِ َ َوﺳﺎء
ﺳﺒﻴﻼ َ ِ َ ﻛﺎن
َ َ ًﻓﺎﺣﺸﺔ َ َ ََُوﻻ ﺗَ ْـﻘَﺮﺑُﻮا اﻟﱢﺰَﻧﺎ ِﱠإﻧﻪ
Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya
zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-
buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang). (QS. Al-Israa : 32)
Para ulama menjelaskan bahwa makna lebih dalam dari
perkataan : “Janganlah kamu berzina” adalah : Janganlah
44
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
45
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ِ ـﻬﻦ وِﻛﺴﻮﺗُ ُ ﱠ ِ ِ ْ وﻋﻠﻰ
ُ ْ َ ْ ـﻬﻦ َ ْ َ اﻟﻤ ْﻮُﻟﻮد َﻟﻪُ رْزﻗُ ُ ﱠ
َ ََ َ
46
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
ِ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ِ ـﻬﻦ وِﻛﺴﻮﺗُ ُ ﱠ ِ ْ ُ ََْ وﳍﻦ
ُ ْ َ ْ ـﻬﻦ َ ْ َ ﻋﻠﻴﻜﻢ رْزﻗُ ُ ﱠ َ َُ ﱠ
Dan ada hak bagi mereka dan kewajiban bagi kalian untuk
memberi rizki dan pakaian dengan makruf (HR. Muslim)
ُ َ وإﻣﺎﺋﻜﻢ ِإن
ﻳﻜﻮﻧُﻮا ِِ
ِ ِ ُ ِ ِ اﻟﺼﺎﳊﲔ ِﻣﻦ ِ َ َﻧﻜﺤﻮا ِ
ْ ُ َ َ ﻋﺒﺎدﻛﻢ
ْ َ ْ َ ﻣﻨﻜﻢ َو ﱠ ْ ُ اﻷﻳﺎﻣﻰَ َ ُ َوأ
ِ اﻟﻠﻪ و ِاﺳﻊ
ﱠ ِ ِ ْ َ اﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ِِ
ﻋﻠﻴﻢ
ٌ َ ٌ ُ
َ َ و ﻓﻀﻠﻪ ُ ـﻐﻨﻬﻢ ﱠ
ُ ْ ُﻓُ َـﻘَﺮاء ﻳ
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu,
dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.(QS.
An-Nur : 32)
47
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
B. Sunnah
Sedangkan yang tidak sampai diwajibkan untuk
menikah adalah mereka yang sudah mampu namun masih
tidak merasa takut jatuh kepada zina. Barangkali karena
memang usianya yang masih muda atau pun lingkungannya
yang cukup baik dan kondusif.
Orang yang punya kondisi seperti ini hanyalah
disunnahkan untuk menikah, namun tidak sampai wajib.
Sebab masih ada jarak tertentu yang menghalanginya untuk
bisa jatuh ke dalam zina yang diharamkan Allah SWT.
Bila dia menikah, tentu dia akan mendapatkan
keutamaan yang lebih dibandingkan dengan dia diam tidak
menikahi wanita. Paling tidak, dia telah melaksanakan
anjuran Rasulullah SAW untuk memperbanyak jumlah
kuantitas umat Islam.
C. Mubah
Orang yang berada pada posisi tengah-tengah antara hal-
hal yang mendorong keharusannya untuk menikah dengan
hal-hal yang mencegahnya untuk menikah, maka bagi
48
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
D. Makruh
Orang yang tidak punya penghasilan sama sekali dan
tidak sempurna kemampuan untuk berhubungan seksual,
hukumnya makruh bila menikah. Namun bila calon istrinya
rela dan punya harta yang bisa mencukupi hidup mereka,
maka masih dibolehkan bagi mereka untuk menikah meski
dengan karahiyah.
Sebab idealnya bukan wanita yang menanggung beban
dan nafkah suami, melainkan menjadi tanggung jawab pihak
suami.
Maka pernikahan itu makruh hukumnya sebab
berdampak dharar bagi pihak wanita. Apalagi bila kondisi
demikian berpengaruh kepada ketaatan dan ketundukan istri
kepada suami, maka tingkat kemakruhannya menjadi jauh
lebih besar.
E. Haram
Secara normal, ada dua hal utama yang membuat
seseorang menjadi haram untuk menikah. Pertama, tidak
mampu memberi nafkah. Kedua, tidak mampu melakukan
hubungan seksual. Kecuali bila dia telah berterus terang
sebelumnya dan calon istrinya itu mengetahui dan menerima
keadaannya.
Selain itu juga bila dalam dirinya ada cacat pisik lainnya
yang secara umum tidak akan diterima oleh pasangannya.
Maka untuk bisa menjadi halal dan dibolehkan menikah,
haruslah sejak awal dia berterus terang atas kondisinya itu
dan harus ada persetujuan dari calon pasangannya.
49
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
50
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
51
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
52
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
Ikhtishar
A. Menentukan Kriteria
1. Masalah Fundamental
2. Masalah Selera
B. Sunnah Nabi dalam Menikah
1. Kualitas Agama
2. Diutamakan Perawan
3. Keturunan
4. Kesuburan
5. Kecantikan dan Kepatuhan
6. Kepintaran dan Kebaikan Akhlaq
7. Bukan Kerabat Dekat
8. Mahar Yang Seimbang
9. Belum Punya Anak
10. Bukan Wanita Yang Diceraikan
C. Melihat Calon Pasangan
1. Batasan Dalam Melihat
A. Menentukan Kriteria
Dalam menentukan kriteria calon pasangan, Islam
53
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
54
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
55
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
56
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
57
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ِ َْ ِ َرﺿﻰ
ﺑﺎﻟﻴﺴﲑ َ ْ َرﺣﺎﻣﺎ َوأ
ً َ ْ ـﺘﻖ أ
ُ ََْﻋﺬب أَﻓْـ َﻮ ًاﻫﺎ َوأَﻧ ﺑﻜﺎر َِﻓﺈﻧﱠ ُ ﱠ
ُ َ ْ ـﻬﻦ أ ِ َ ْ ْﻋﻠﻴﻜﻢ ِﺑﺎﻷ
ْ ُ ََْ
58
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
َ ُِ َ ُ َ ﺗﻼﻋﺒُ َـﻬﺎ
وﺗﻼﻋﺒﻚ ؟ ِ َ ُ ﺑﻜﺮاِ َ ْ ﻓَ َـﻬﻼﱠ ﺗََ ﱠ
ً ْ ـﺰوﺟﺖ
Kenapa kamu tidak menikahi perawan saja sehingga kamu
bisa bermain-main dengannya dan dia bisa bermain-main
denganmu? (HR. Bukhari Muslim)
Namun anjuran menikahi perawan ini tidak bersifat
mutlak, sebab selain Rasulullah SAW sendiri lebih banyak
menikahi janda dari pada perawan, ketika ada shahabat
beliau yang menikah dengan janda dengan alasan yang kuat
dan masuk akal, hal itu dibenarkan oleh beliau.
Ketika Jabir dipertanyakan oleh beliau SAW di atas, saat
itu jawab Jabir adalah bahwa dirinya menikahi janda dengan
pertimbangan bahwa dirinya punya banyak adik perempuan
yang masih kecil dan butuh belaian tangan kasih seorang ibu.
Maka berharap dengan menikah dengan janda yang tentunya
sudah banyak berpengalaman merawat anak-anak kecil, Jabir
berpikir akan lebih baik untuk adik-adiknya. Dan hal itu
dibenarkan oleh Rasulullah SAW.
3. Belum Punya Anak
Mazhab Al-Hanafiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabila
menganjurkan dalam menikahi wanita sebaiknya yang belum
pernah punya anak. 8
Kalau pun wanita itu janda, maka yang lebih
diutamakan adalah yang belum punya anak. Tujuannya
tentu saja agar wanita itu bisa lebih optimal dalam melayani
59
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
60
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
kuat punya tingkat kesuburan tinggi. Hal ini bisa dilihat dari
berbagai indikator, di antaranya kesuburan saudari-
saudarinya yang sudah menikah, atau para wanita lainnya
dalam keluarganya.
Sebab salah satu tujuan pernikahan di dalam agama
Islam adalah untuk mendapatkan dan memperbanyak
keturunan, dimana secara lebih makro, Rasulullah SAW
berujar tentang lomba dengan para nabi yang lain tentang
jumlah umat Islam.
61
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
َ ِ َ ُ ِ َﻛﻦ
ﺑﺪﻋﺎﺋﻚ ُ وﱂْ أ
َ َ ﺷﻴﺒﺎ ُ ْـﻌﻞ اﻟﱠﺮ
ًْ َ أس َ َ ﺘ
َ اﺷ
ْ وَ ﻣﲏ
ﱢ ِ اﻟﻌﻈﻢ
ُ ْ َ ْ وﻫﻦ
َ َ َ إﱐ رب ِ ﱢ
ﻗﺎل َ ﱢ
ََ
ـﻬﺐ ﻓ ا
ﺮ ِﻛﺎﻧﺖ اﻣﺮأَِﰐ ﻋﺎﻗِ َ َﺧﻔﺖ ْاﻟﻤﻮ ِاﱄ ِﻣﻦ ور ِاﺋﻲ و ِ وإﱐﱢ ِ ِ رب
ﺷﻘﻴﺎ
َ
ْ َ ً َ َ ْ َ ََ َ َ َ ُ ْ َ َ َﱢ
ِ ِ وﻳﺮث ِ
ِ رب
رﺿﻴﺎ َ اﺟﻌﻠﻪُ َ ﱢ
ْ َ ْ ـﻌﻘﻮب َو
َ ُ ْ َﻣﻦ آل ﻳ َ ُ ِﱄ ِﻣﻦ ﱠ
ْ ُ َِ َ ﻟﺪﻧﻚ َوﻟﻴﺎ ﻳَِﺮُِﺛﲏ
(Zakaria) berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah
lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum
pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.
Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku
sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang
akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub
dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai". (QS.
Maryam : 4-6)
Akhirnya Allah SWT memberi kabar gembira kepada
hamba-Nya bahwa dia akan segera beroleh seorang anak
yang namanya Yahya. Zakaria sempat herannya juga dan
malah balik bertanya,"Ya Tuhanku, bagaimana akan ada
anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul
dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang
sangat tua".
Maka Allah berfirman hal itu mudah bagi-Nya dan
lahirlah sang anak, ketika keduanya sudah tua renta atas
mukjizat Allah.
Buat kita kisah ini sekedar mukjizat buat nabi, tentu
keliru kalau orang ingin punya anak lalu malah menikahi
nenek-nenek yang sudah berusia 99 tahun 11 bulan 29 hari,
sambil berharap datangnya mukjizat seperti Nabi Zakaria.
Sebab Nabi Zakaria sendiri tidak pernah menikahi nenek-
nenek, istrinya yang sudah tua renta itu dulu waktu dinikahi
adalah perawan ting-ting 100%. Namun terlambatnya dapat
anak karena Allah SWT ingin menguji pasangan itu.
6. Kecantikan dan Kepatuhan
Tentu keliru kalau pertimbangan paling utama ketika
62
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
ِ ُ ﻧﻈﺮ ِ اﻟﱵ َ ﱡ
ﱠ ِ َي ﱢ ِﱠ
ُُوﺗﻄﻴﻌﻪ ُ ِ : اﻟﻨﺴﺎء ﺧَْﻴ ٌـﺮ ؟ َﻗﺎل
َ ََ َ ﺗﺴﺮﻩُ َإذا َ رﺳﻮل اﻟﻠﻪ أ ﱡ
ُ َ َﻳﺎ
َﻣﺮ ِ
َ َ َإذا أ
Ya Rasulallah, wanita yang baik itu yang bagaimana? Beliau
SAW menjawab,"Kalau kamu melihatnya, kamu bergembira,
tapi dia patuh kepadamu kalau kamu perintah. (HR. )
Sedangkan wanita yang terlalu bangga dengan
kecantikannya, sehingga dia merasa bisa menaklukkan laki-
laki hanya dengan kerlingan sudut matanya, jelas bukan
termasuk dalam kategori ini.
Sebab kriteria itu menyebutkan bahwa wanita itu patuh
kepada suaminya bila diperintah, tanpa cemberut atau
bermuka masam. Dan bukan wanita yang membuat
suaminya jadi takut kepada istri, dikarenakan suaminya
merasa tidak percaya diri lantaran berwajah jelek.
Dan kecantikan adalah sebuah penilaian yang sifatnya
sangat relatif. Dimana tiap peradaban dan zaman punya
konsep yang berbeda tentang kecantikan. Di abad 21 ini,
umumnya orang punya pandangan kecantikan adalah
boneka Berbie, yang putih kulitnya, tinggi, kurus, semampai.
Sehingga para wanita sedunia terobsesi dengan bentuk tubuh
boneka itu, meski sesungguhnya tidak lebih dari propaganda
produk kosmetik.
Siapa sangka bahwa di masa lalu, konsep kecantikan
justru terbaik 180 derajat. Salah satunya ratu kecantikan
63
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
اﳊﻤﻘﺎءَ َِ ﱠ َِ
ٌﺑﻼء
َ َ وﺻﺤﺒَﺘَ َـﻬﺎ
ْ ُ َ ٌﺿﻴﺎع
َ َ ﻟﺪﻫﺎ
َ َ َﻓﺈن َو َ ْ َْ اﺟﺘﻨﺒُﻮا
ْ
Jauhilah wanita yang bodoh, karena kalau punya anak tidak
ada artinya dan melayaninya menjadi bala'. 9
8. Bukan Kerabat Dekat
Secara aturan syar'i, Islam membolehkan seorang laki-
laki menikahi wanita yang masih keluarganya sendiri yang
bukan mahram. Akan tetapi bila ada banyak piliham ada
anjuran dari para ulama untuk sebaiknya mencari wanita
yang agak lebih jauh hubungan keluarganya.
64
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
ِِ ـﻴﺴﲑ ِ ـﻴﺴﲑ
ِ َﺻﺪاﻗﻬﺎ وﺗ ِ ِ ِ ِ َﳝﻦ ْاﻟﻤﺮأَةِ ﺗ ِ ِﱠ
رﲪﻬﺎ
َ َ َ َ َ َ َ َ َْﺧﻄﺒﺘﻬﺎ َوﺗ
ْ َ ْ ْ َ ِ ُْ ﻣﻦ
َ َْ ـﻴﺴﲑ ْ إن
Diantara keberkahan seorang wanita adalah mudah
melamarnya, sedikit mas kawinnya dan mudah mendapatkan
kasih sayangnya (HR. Ahmad)
Namun kalau kita bahas nilai sedikit atau banyak nilai
mahar, tentu kita harus sesuaikan dengan budaya lokal
dimana seseorang berada.
Budaya lokal kita memang nyaris 180 derajat berbeda
dengan budaya negeri lain, khususnya budaya Arab. Urusan
nilai mahar di negeri kita nyaris tidak pernah menjadi
persoalan, sebab umumnya para wanita tidak terlalu peduli
dengan nilainya.
Adalah sudah menjadi 'urf (kebiasaan) buat para wanita
di negeri kita untuk berbahagia menerima mahar berupa
mushaf Al-Quran atau sekedar mukana dan sejadah shalat
yang harganya tidak lebih mahal dari 100 ribu perak. Tidak
ada yang merasa dirugikan, apalagi tersinggung.
Malah terkadang maharnya hanya berupa dibacakan
surat Al-Fatihah, atau ayat-ayat tertentu. Sama sekali tidak
ada nilainya dari sisi harta benda. Itulah budaya kita, bangsa
Indonesia.
Tetapi lain halnya dengan budaya Arab, baik di masa
sekarang apalagi di masa Nabi SAW dahulu. Nilai mahar
65
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
66
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
67
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
68
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
ـﻨﻜﻤﺎ
َ ُ َ ـﺆدم ﺑـَْﻴ
َ َ ْ َُﺣﺮى أ َْن ﻳ ﻓﺎﻧﻈﺮ ِإﻟَْﻴ َـﻬﺎ َِ ﱠ
َ ْ ﻓﺈﻧﻪُ أ ُْ ْ َ
Dari Mughirah bin Syu`bah bahwa dia pernah meminang
seorang perempuan. Kemudian Nabi SAW mengatakan
kepadanya:`Lihatlah dia! Karena melihat itu lebih dapat
menjamin untuk mengekalkan kamu berdua.` Kemudian
Mughirah pergi kepada dua orang tua perempuan tersebut,
dan memberitahukan apa yang diomongkan di atas, tetapi
tampaknya kedua orang tuanya itu tidak suka. Si perempuan
tersebut mendengar dari dalam biliknya, kemudian ia
mengatakan: Kalau Rasulullah menyuruh kamu supaya
melihat aku, maka lihatlah. Kata Mughirah: Saya lantas
melihatnya dan kemudian mengawininya. (HR. Ahmad, Ibnu
Majah, Tarmizi dan ad-Darimi).
b. Mazhab Al-Hanabilah : Boleh
Sedangkan secara resmi mazhab Al-Hanabilah
memandang bahwa kesimpulan dari hadits-hadits di atas
bukan menunjukkan kesunnahan, melainkan hanya
69
Bab 3 : Memilih Calon Pasangan Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
12 Musthafa Asy-Suyuthi Ar-Rahaibani, Mathalib Ulin Nuha fi Syarhi Ghayatil Muntaha, jilid
5 hal. 11
13 Al-Hathab Ar-Ra'ini, Mawahibul Jalil Syarah Mukhtashar Khalil, jilid 3 hal. 405
70
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 3 : Memilih Calon Pasangan
e. Melihat Berulang-ulang
71
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
Ikhtishar
73
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
5. Wanita pezina.
6. Istri Yang Dili'an
7. Wanita Kafir Selain Ahli Kitab
74
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
ِ
ﻳﻨﻜﺤﻬﺎ ِﱠإﻻ َز ٍان أ َْو ِ ِ ِ
َ ُ َ اﻧﻴﺔُ َﻻ ِ ْ ُ اﻧﻴﺔً أ َْو
َ ﻣﺸﺮَﻛﺔً َواﻟﱠﺰ ُ َ اﻟﱠﺰِاﱐ َﻻ
َ ﻳﻨﻜﺢ ﱠإﻻ َز
ِِ ِ ﻣﺸﺮك ﱢ
اﻟﻤﺆﻣﻨﲔ
َ ْ ُ ْ ﻋﻠﻰ ََ ذﻟﻚ َ ُ َ ٌِ ْ ُ
َ َ وﺣﺮم
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan
yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang
berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas orang-orang yang mukmin. (QS. An-Nur : 2)
75
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
B. Pengertian Mahram
1. Bahasa
Istilah mahram (ﻣﺤ ْ َﺮم
َ ) berasal dari makna haram, lawan
dari kata halal. Artinya adalah sesuatu yang terlarang dan
tidak boleh dilakukan.
Di dalam kamus Al-Mu'jam Al-Wasith disebutkan bahwa
al-mahram itu adalah dzul-hurmah ()ذواﻟﺤﺮﻣﺔ, yaitu wanita yang
haram dinikahi.
2. Istilah
Sedangkan secara istilah di kalangan ulama ilmu fiqih,
kata mahram ini didefinisikan sebagai :
ﺻﻬ ِﺮﱠٍﻳﺔ
ِ ٍ اﺑﺔ أَو ٍ ِ ِ ْ ﻋﻠﻰ ﱠ
َ َ ْ َ اﻟﺘﺄﺑﻴﺪ َِﺑﻘَﺮ
ْ رﺿﺎع أ َْو ََ ﻣﻨﺎﻛﺤﺘُ َـﻬﺎ
َ َ َُ ُﳚﻮز َﻟﻪ
ُ َُ َﻣﻦ ﻻ
َْ
Para wania yang diharamkan untuk dinikahi secara permanen,
baik karena faktor kerabat, penyusuan atau pun berbesanan.
Harus dibedakan antara mahram dengan muhrim. Kata
muhrim berasal dari bentukan dasar ahrama-yuhrimu-ihraman
76
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
(ً ِإﺣ ْ ﺮاﻣﺎ- ﺮم ُ – )أﺣﺮم, yang artinya mengerjakan ibadah ihram.
ُ ِ ْ ﯾﺤ
Dan makna muhrim itu adalah orang yang sedang
mengerjakan ibadah ihram, baik haji maupun umrah.
Salah satu faktor yang paling menentukan dalam urusan
boleh tidaknya suatu pernikahan terjadi adalah status wanita
yang menjadi pengantin. Bila wanita itu termasuk yang
haram untuk dinikahi, maka hukum pernikahan itu haram.
Dan sebaliknya, bila wanita itu termasuk yang halal untuk
dinikahi, maka hukumnya halal.
Kita dapat membagi klasifikasi tentang wanita yang
haram dinikahi berdasarkan hubungan kemahramam, agama
dan juga mantan pezina.
Para ulama membagi wanita yang merupakan mahram
menjadi dua klasifikasi besar, mahram yang bersifat abadi
(ﻣﺆﺑﱠﺪ
َ ُ ) dan mahram yang tidak abadi (ﻣﺆﺑﱠﺪ َ ) alias sementara.
َ ُ ﻏﯿ ُْﺮ
77
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
وﺧﺎﻻﺗﻜﻢ
ْ ُ َُ َ َ وﻋﻤﺎﺗﻜﻢْ ُ ُ اﺗﻜﻢ َ َ ﱠ
ْ ُ ُ َﺧ َﻮ
َ ـﻨﺎﺗﻜﻢ َوأ
ْ ُ ُ ََُﻣﻬﺎﺗﻜﻢ َوﺑ
ْ ُ ُ َ ﻋﻠﻴﻜﻢ أ ﱠ
ْ ُ ََْ ﺣﺮﻣﺖ
ْ َُ ﱢ
اﺗﻜﻢ
ُ ُ َﺧ َﻮ ُِﻣﻬﺎﺗﻜﻢ ﱠ ِ ُ اﻷخ وﺑ َـﻨﺎت
َ َرﺿﻌﻨﻜﻢ َوأ
ْ ُ َْ َ ْ اﻟﻼﰐ أ ُ ُ ُ َ ﱠ أوَ اﻷﺧﺖْ ُ َ َ ِ َ ـﻨﺎت ُ َََوﺑ
ﺣﺠﻮرُﻛﻢ ﱢﻣﻦِ ُ ُ اﻟﻼﰐ ِﰲ ِﺑﺎﺋﺒﻜﻢ ﱠ ِ ِ ِ ِ ﱢﻣﻦ ﱠ
ُ ُ ُ َﻧﺴﺂﺋﻜﻢ وََر
ْ ُ َ ُﻣﻬﺎت ُ َ اﻟﺮﺿﺎﻋﺔ َوأ ﱠ
َ َ َ
ِِ ُْ ْﺗﻜﻮﻧُﻮا ِِ ُْ اﻟﻼﰐ ِ ﱢ
ﺟﻨﺎح
َ َ ُ َدﺧﻠﺘﻢ ﱠﻦ َﻓﻼ َ َ ُ َ ْدﺧﻠﺘﻢ ﱠﻦ َِﻓﺈن ﱠﱂ َ َ ِﻧﺴﺂﺋﻜﻢ ﱠ ُ
ُ َ
ـﲔ ِ ِ ِ ـﻨﺎﺋﻜﻢ ﱠ ِ ِ
َ ْ َﲡﻤﻌُﻮاْ ﺑ
َ َْ َﺻﻼﺑﻜﻢ َوأَن
ْ ُ َ ْ ﻣﻦ أ ْ اﻟﺬﻳﻦ
َ ُ ُ َْوﺣﻼﺋﻞ أَﺑ
ُ َ َ َ ﻋﻠﻴﻜﻢ
ْ ُ ََْ
رﺣﻴﻤﺎ ِ ُ َ ﻛﺎن ﺳﻠﻒ ِ ﱠ ِ ْ َاﻷﺧﺘ
َْ ـﲔ َإﻻﱠ َﻣﺎ
ً ﻏﻔﻮًرا ﱠ َ َ َإن اﻟﻠّﻪ َ َ َ ﻗﺪ ُْ
Diharamkan atas kamu ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan ; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-
saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu
yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang
menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu
isterimu ; anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu
dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum
campur dengan isterimu itu , maka tidak berdosa kamu
mengawininya; isteri-isteri anak kandungmu ; dan
menghimpunkan dua perempuan yang bersaudara, kecuali
yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. An-Nisa : 23)
Dari ayat ini dapat kita rinci ada beberapa kriteria orang
yang haram dinikahi. Dan sekaligus juga menjadi orang yang
boleh melihat bagian aurat tertentu dari wanita. Mereka
adalah :
Ibu kandung
Anak-anakmu yang perempuan
Saudara-saudaramu yang perempuan,
Saudara-saudara bapakmu yang perempuan
Saudara-saudara ibumu yang perempuan
78
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
79
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
80
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
seibu tapi tidak seayah. Dari segi usia, bisa saja yang lebih
muda dari ayah (adiknya ayah), atau bisa juga yang lebih tua
(kakaknya ayah).
Dalam ungkapan bahasa Indonesia, saudari ayah sering
disebut bibi. Dan dalam bahasa pergaulan sehari-hari biasa
disebut dengan tante. Sedangkan dalam bahasa Arab dalam
bentuk tunggal disebut 'ammah (ﻋﻤﺔ
) َ ﱠdan dalam bentuk jamak
disebut 'ammaat (ﻋﻤﺎت
) َ ﱠ.
Seorang laki-laki diharamkan menikah dengan saudari
ayahnya, atau bibinya sendiri. Dalil kemahraman saudari
ْ ُ ُ ) َ َ ﱠ.
ayah adalah potongan ayat (وﻋﻤﺎﺗﻜﻢ
e. Saudari Ibu
Dalam istilah kita, saudari ayah atau saudari ibu tidak
dibedakan panggilannya. Namun dalam syariat Islam,
keduanya berbeda. Saudari ibu dalam bentuk tunggal
َ َ ), sedangkan dalam bantuk jamal disebut
disebut khaalah (ﺧﺎﻟﺔ
khaalaat ()ﺧﺎﻻت.
Dan saudari ibu termasuk wanita yang haram dinikahi,
ْ ُ ُ َ َ َ ).
dengan dalil potongan ayat di atas (وﺧﺎﻻﺗﻜﻢ
f. Keponakan dari Saudara Laki
Anak-anak wanita yang lahir dari saudara laki-laki
termasuk wanita yang haram dinikahi. Dalam panggilan
akrab kita, mereka termasuk keponakan. Sedangkan dalam
َ )
istilah syariah disebut banatul akh (ﺑﻨﺎت اﻷخ
Anak wanita dari saudara laki-laki ini diharamkan untuk
ِ َ وﺑﻨﺎت
dinikahi dengan dasar potongan ayat (اﻷخ ُ َ َ َ ).
g. Keponakan dari Saudara Wanita
Anak-anak wanita dari saudari wanita disebut banatul
ukht ( )ﺑﻨﺎت اﻷﺧﺖtermasuk para wanita yang haram untuk
ِ ْ ُ وﺑﻨﺎت
dinikahi. Dalilnya adalah potongan ayat di atas (اﻷﺧﺖ ُ َ َ َ ).
Itulah tujuh wanita yang secara nasab (keturunan dan
81
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
istri LAKI
82
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
ِِ ِ ِ
ْدﺧ ُْﻠﺘﻢ ﱠﻦ َِﻓﺈن ﱠﱂ ِﻧﺴﺂﺋﻜﻢ ﱠ
َ َ اﻟﻼﰐ ِ ُ ُ اﻟﻼﰐ ِﰲ
ُ ُ َ ﺣﺠﻮرُﻛﻢ ﱢﻣﻦ ﱢ
ِﺑﺎﺋﺒﻜﻢ ﱠ
ُ ُ ُ َوََر
ﻋﻠﻴﻜْﻢ
ُ ََْ ﺟﻨﺎح ِِ ُْ ْﺗﻜﻮﻧُﻮا
َ َ ُ َدﺧﻠﺘﻢ ﱠﻦ َﻓﻼ
َ َ َُ
83
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ
َﺻﻼﺑﻜﻢ ِ ِ ـﻨﺎﺋﻜﻢ ﱠ
ِ َِ
ْ ُ َ ْ ﻣﻦ أ
ْ اﻟﺬﻳﻦ
َ ُ ُ َْوﺣﻼﺋﻞ أَﺑ
ُ ََ
Dan (haram untuk menikahi) istri-istri dari anak-anakmu yang
lahir dari sulbimu. (QS. An-Nisa' : 23)
Dan keharamannya berlaku untuk selama-lamanya,
meski pun wanita itu barangkali sudah tidak lagi menjadi
menantu.
d. Istri dari ayah (ibu tiri)
Sedangkan yang dimaksud dengan istri dari ayah tidak
lain adalah ibu tiri. Para wanita yang telah dinikahi oleh
ayah, maka haram bagi puteranya untuk menikahi janda-
janda dari ayahnya sendiri, sebab kedudukan para wanita itu
tidak lain adalah sebagai ibu, meski hanya ibu tiri. Dan status
ibu tiri sama haramnya untuk dinikahi sebagaimana
haramnya menikahi ibu kandung.
Dalil pengharaman untuk menikahi ibu tiri adalah
firman Allah SWT :
َ َ ُﺳﻠﻒ ِﱠإﻧﻪ
ﻛﺎن ْ َ اﻟﻨﺴﺎء ِإﻻﱠ َﻣﺎ ِ
َ َ َ ﻗﺪ َ ﻣﻦ ﱢ
َ آﺑﺎؤُﻛﻢ ﱢ
ُ َ ﻧﻜﺢ
َ َ َ ﺗﻨﻜﺤﻮاْ َﻣﺎ
ُ َ ََوﻻ
ِ وﻣﻘﺘﺎ وﺳﺎء
ًﺳﺒﻴﻼ ًَ ِ َ
َ َ َ ً ْ َ َ ﻓﺎﺣﺸﺔ
84
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
85
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
perut.15
Minimal 5 Kali Penyusuan
Para ulama sepakat bahwa bila seorang bayi menyusu
pada wanita yang sama sebanyak 5 kali, meski tidak
berturut-turut, maka penyusuan itu telah menimbulkan
akibat kemahraman.
Dasarnya adalah hadits riwayat Aisyah radhiyallahuanha :
ٍ ُ رﺿﻌﺎت
ٍ ِ ُ ْ ُﻧﺰل ِﻣﻦ ِ َ َ
ﳛﺮﻣﻦ ( ُﰒﱠ
َ ْ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎت َُﱢ
َ ْ َ َ َ َ ﻋﺸﺮ
ُ ْ َ ) اﻟﻘﺮآن ْ َ ِ ْ ﻓﻴﻤﺎ أ َ ﻛﺎن
اﻟﻠﻪ َ ﱠ ﱠ ِ ﱠ
وﺳﻠﻢ ِ ـﻮﰲ رﺳﻮل ﱠ ٍ ُ ﲞﻤﺲ
ُ َ َﻣﻌﻠﻮﻣﺎت ﻓَـﺘُ ُ ﱢ
ِ ُِ
َ ْ َ ٍ ْ َ ﻧﺴﺨﻦ
َ َ َ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪُ َﻋَْﻠﻴﻪ َْ
ِ ُ ْ وﻫﻦ ِﻓﻴﻤﺎ ﻳ ْـﻘﺮأُ ِﻣﻦ
اﻟﻘﺮآن
ْ َ َ ُ َ َُ ﱠ
Dahulu ada ayat yang diturunkan dengan lafadz :Sepuluh kali
penyusuan telah mengharamkan. Kemudian ayat itu dihapus
dan diganti dengan 5 kali penyusuan. Dan Rasulullah SAW
wafat dalam keadaan para wanita menyusui seperti itu. (HR.
Muslim)
Namun ada pendapat dari mazhab Al-Hanafiyah dan
Al-Malikiyah bahwa satu kali penyusuan yang sempurna
telah mengakibatkan kemahraman. Mereka mendasarinya
dengan kemutlakan dalil yang sifatnya umum, dimana tidak
disebutkan keharusan untuk melakukannya minimal 5 kali,
yaitu ayat :
َرﺿﻌﻨﻜﻢ ُِﻣﻬﺎﺗﻜﻢ ﱠ
ْ ُ َْ َ ْ اﻟﻼﰐ أ ُ ُ ُ َ َوأ ﱠ
Dan ibu-ibu yang telah menyusui dirimu (QS. An-Nisa : 23)
Sampai Kenyang
86
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
ِ
اﻟﻤﺠﺎﻋﺔ ِ
َ َ َ ْ ﻣﻦ
َ ُاﻟﺮﺿﺎﻋﺔ
َ َﱠ
Penyusuan itu karena lapar (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksimal 2 Tahun
Hanya bayi yang belum berusia dua tahun saja yang
menimbulkan kemahraman. Sedangkan bila bayi yang
menyusu itu sudah lewat usia dua tahun, maka tidak
menimbulkan kemahraman.
Dalilnya adalah firman Allah SWT ;
ِ ْ َاﳊﻮ
ﻟﲔ َ َ رﺿﺎع ِإﻻﱠ َﻣﺎ
َْْ ﻛﺎن ِﰲ َ َ َ َﻻ
87
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
nenek ibu
88
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
6. Konsekuensi Hukum
Hubungan mahram ini melahirkan beberapa
konsekuensi, yaitu hubungan mahram yang bersifat
permanen, antara lain :
Kebolehan berkhalwat (berduaan)
Kebolehan bepergiannya seorang wanita dalam safar
lebih dari 3 hari asal ditemani mahramnya.
Kebolehan melihat sebagian dari aurat wanita mahram,
seperti kepala, rambut, tangan dan kaki.
89
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
abadi.
2. Saudara Ipar
Saudara ipar adalah saudara wanita dari istri, baik
sebagai kakak atau adik. Saudara ipar tidak boleh dinikahi,
karena seorang laki-laki diharamkan memadu dua wanita
yang bersadara.
ﺳﻠﻒ
َ َ َ ﻗﺪ ِ ْ َاﻷﺧﺘ
َْ ـﲔ َإﻻﱠ َﻣﺎ ْ ُ ـﲔ
َ ْ َﲡﻤﻌﻮاْ ﺑ
ُ َ َْ َوأَن
Dan memadu dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang
telah terjadi pada masa lampau. (QS. An-Nisa’ : 23)
Namun bila hubungan suami istri dengan saudara dari
ipar itu sudah selesai, baik karena meninggal atau pun
karena cerai, maka saudari ipar yang tadinya haram dinikahi
menjadi boleh dinikahi. Istilah yang populer adalah turun
ranjang.
3. Masih Masa Iddah
Wantia yang telah dicerai oleh suaminya, tidak boleh
langsung dinikahi, kecuali setelah selesai masa iddahnya.
Masa iddahnya adalah selama 3 kali masa suci dari haidh,
sebagaimana firman Allah SWT :
ٍ ُﺛﻼﺛﺔَ ﻗ ﺑﺼﻦ َِ ُ ِ ِ ﱠ
ـﺮوء
َُ ََ َ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻦ ُ َ َو ْ ُ َﱠ
َ ْ اﻟﻤﻄﻠﻘﺎت ﻳـَﺘَـَﺮﱠ
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri tiga kali
quru' (QS. Al-Baqarah : 228)
Sedangkan wanita yang suaminya meninggal dunia,
maka masa iddahnya lebih lama lagi, yaitu 4 bulan 10 hari.
Hal itu ditegaskan di dalam Al-Quran :
90
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
ﺑﺼﻦ َِ ُ ِ ِ ﱠ ِ
ِ َ اﻟﺬﻳﻦ ﻳـﺘَـﻮﻓﱠ
َﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻦ أَرﺑََْـﻌﺔ َ ْ اﺟﺎ ﻳـَﺘَـَﺮﱠ
ً وﻳﺬرون أ َْزَو
َ ُ َ َ َ ﻣﻨﻜﻢ ْ َ ُ َ َو ﱠ
ْ ُ ـﻮن
وﻋﺸًﺮا ٍُ ْ أ
ْ َ َ َﺷﻬﺮ
Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan
meninggalkan istri-istri (wajiblah para istri itu)
menangguhkan dirinya (beriddah) empat bulan sepuluh hari.
(QS. Al-Baqarah : 234)
Selama masa iddah itu seorang wanita wajib tinggal di
dalam rumah suaminya, dan diharamkan untuk keluar
rumah, berdandan serta menerima pinangan dari seorang
laki-laki.
Begitu selesai masa iddahnya, maka wanita itu halal
dinikahi.
4. Istri yang Ditalak Tiga
Seorang wanita yang telah ditalak untuk yang ketiga
kalinya, maka haram hukumnya dinikahi kembali.
91
Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ
ﻳﻨﻜﺤﻬﺎ ِإﻻ َز ٍان أ َْو ِ ِ ِ
َ ُ َ اﻧﻴﺔُ ﻻ ِ ْ ُ اﻧﻴﺔً أ َْو
َ ﻣﺸﺮَﻛﺔً َواﻟﱠﺰ ُ َ اﻟﱠﺰِاﱐ ﻻ
َ ﻳﻨﻜﺢ إﻻ َز
ِِ ِ ﻣﺸﺮك ﱢ
اﻟﻤﺆﻣﻨﲔ
َ ْ ُ ْ ﻋﻠﻰ ََ ذﻟﻚ َ ُ َ ٌِ ْ ُ
َ َ وﺣﺮم
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan
yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang
berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas orang-orang yang mukmin. (QS. An-Nuur :
3)
Dalam hal ini selama wanita itu masih aktif melakukan
zina. Sebaliknya, ketika wanita itu sudah bertaubat dengan
taubat nashuha, dimana dia sudah tidak lagi disebut wanita
yang berzina, umumnya ulama membolehkannya.
Dosa zina itu adalah dosa yang bisa diampuni. Dan
kalau sudah diampuni, tentu haram hukumnya menjuluki
mereka sebagai pezina.
Bukankah dahulu sebelum masuk Islam, banyak di
antara shahabat Nabi SAW yang berzina serta melanggar
larangan Allah. Tetapi ketika sudah masuk Islam dan
bertaubat, status mereka tidak boleh lagi disebut sebagai
pezina.
6. Istri Yang Dili'an
Li’an adalah salah satu bentuk perceraian, dimana
seorang suami mendapati istrinya berzina dan menjatuhkan
tuduhan, namun tidak punya saksi selain dirinya sendiri. Di
sisi lain, pihak istri menolak untuk mengakuinya.
Sehingga untuk itu digelarlah sebuah pengadilan dimana
kedua belah pihak ditantang untuk saling melaknat. Seorang
suami di dalam Li’an akan melaknat istrinya
Li’an disyariatkan di dalam Al-Quran :
92
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 4 : Wanita Yang Haram Dinikahi
ﻓﺸﻬﺎدة
ُ َ َ َ َ َﻧﻔﺴﻬﻢ ِ َ َ ُ ﻳﻜﻦ ﱠُﳍﻢ ِﱠ
ْ ُ ُ ُ ﺷﻬﺪاء إﻻ أ ْ ُ َ ْوﱂ َ َ اﺟﻬﻢ
ْ ُ َ ـﺮﻣﻮن أ َْزَو
َ ُ َْاﻟﺬﻳﻦ ﻳ
َ َو
ِِ ﺑﺎﻟﻠﻪ ِﱠإﻧﻪ َ ِﻟﻤﻦ ﱠ
ِ ْ اﻟﺼﺎدﻗﲔ و ِ ﺷﻬﺎدات ِ ﱠ
ٍ َ َﺣﺪﻫﻢ أَرﺑﻊ ِِ أ
َ َْ َ اﳋﺎﻣﺴﺔُ أ ﱠَن
ﻟﻌﻨﺖ َ َ َ َ َ ُ َ َ َُْ ْ َ
ِ ِ َ َ ﻋﻠﻴﻪ ِإن ِ َ اﻟﻠﻪ
ِ
ﺑﻊ
ََْﺗﺸﻬﺪ أَرَ َ ْ َ اﻟﻌﺬاب أ َْن
َ َ َ ْ وﻳﺪ َرأُ َﻋْﻨ َـﻬﺎ َ ِ َ ْ ﻣﻦ
ْ َ َ اﻟﻜﺎذﺑﲔ َ ﻛﺎن َْ ﱠ
ِ َن َﻏﻀﺐ ﱠ ِ ْ اﻟﻜﺎذﺑﲔ و ِ ِ َ ْ ﺑﺎﻟﻠﻪ ِﱠإﻧﻪُ َ ِﻟﻤﻦ
ِ ﺷﻬﺎدات ِ ﱠ
ٍ َ
اﻟﻠﻪ َﻋﻠَْﻴ َـﻬﺎ َ َ اﳋﺎﻣﺴﺔَ أ ﱠ َ َ َ َ َ ََ
ِِ
اﻟﺼﺎدﻗﲔ ِ َ َ ِإن
َ ﻣﻦ ﱠ َ ﻛﺎن
Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal
mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka
sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah
dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-
orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat
Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.
Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat
kali atas nama Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar
termasuk orang-orang yang dusta, dan (sumpah) yang kelima:
bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-
orang yang benar. (QS. An-Nuur : 6-9)
Bila seorang suami telah melakukan li’an kepada istrinya,
maka istrinya itu menjadi wanita yang haram untuk dinikahi.
7. Wanita Kafir Selain Ahli Kitab
Menikahi wanita non muslim yang bukan kitabiyah atau
wanita musyrikah. Namun begitu wanita itu masuk Islam
atau masuk agama ahli kitab, dihalalkan bagi laki-laki
muslim untuk menikahinya.
93
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 5 : Khitbah
Bab 5 : Khitbah
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Makna Bahasa dan Istilah
2. Perbedaan Khitbah dengan Khutbah
3. Perbedaan Khitbah dengan Pertunangan
B. Hukum Taklifi
1. Khitbah Yang Halal
2. Khitbah Yang Haram
Khitbah Yang Dibolehkan
C. Khitbah Yang Diharamkan
D. Melihat Wanita Yang Akan Dikhitbah
1. Agar tidak Kecewa
2. Untuk Memperkokoh Niat
E. Hubungan Laki-laki dan Wanita Yang Dipinangnya
A. Pengertian
1. Makna Bahasa dan Istilah
Secara bahasa, di dalam kamus Lisanul Arab disebutkan
َ َ َ )–
bahwa kata khitbah ( )ﺧﻄﺒﺔberasal dari kata khathaba (ﺧﻄﺐ
93
Bab 5 : Khitbah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ـﺰوﺟﻬﺎ
َ َ ﻃﻠﺐ اﳌﺮأة أ َْن ﻳـَﺘَ َ ﱠ
َ ََ
Permintaan kepada seorang wanita untuk dinikahi
ِ َ ),
Orang yang mengajukan khitbah disebut khatib (ﺧﻄﯿﺐ
sedangkan wanita yang sudah dikhitbah disebut dengan
ُ
makhthubah (ﻣﺨﻄﻮﺑﺔ ).
Dan antara makna secara bahasa dengan makna secara
istilah dalam ilmu fiqih tidak berbeda, sebagaimana
disebutkan di dalam beberapa kitab fiqih.
2. Perbedaan Khitbah Dengan Khutbah
Khitbah ( )ِﺧﻄﺒﺔberbeda dengan khutbah ()ُﺧﻄﺒﺔ, meskipun
semua hurufnya sama persis, kecuali berbeda harakat pada
huruf pertama. Kedua istilah itu baru akan nampak berbeda
ketika diubah menjadi kata kerja (fi’il) dan pelaku (isim fa’il).
Kata kerja untuk khitbah adalah khathaba – yakhtubu
(ﺧﻄﺐ – َﯾﺨﻄُﺐ
َ َ َ ), sedangkan kata kerja untuk khutbah adalah
ُ ِ َ ُ - )َﺧﺎطﺐ.
khaathaba – yukhathibu (ﯾﺨﺎطﺐ
Isim fail yang menunjukkan pelaku untuk khitbah
adalah khatiib (ﺧﻄﯿﺐِ َ ), artinya laki-laki yang mengajukan
lamaran pernikahan. Sedangkan isim fail dari khutbah adalah
ُ ِ َ ), yang berarti orang yang menyampaikan
khaatib (ﺧﺎطﺐ
khutbah.
3. Perbedaan Khitbah Dengan Pertunangan
Makna khitbah dalam bahasa Indonesia ada bermacam
terjemahan, antara lain bermakna melamar atau meminang.
Namun khitbah tidak selalu sama dengan pertunangan.
Perbedaannya terletak pada langkahnya. Khitbah adalah
pengajuan lamaran atau pinangan kepada pihak wanita.
94
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 5 : Khitbah
B. Hukum Taklifi
Khitbah secara umum merupakan jalan menuju kepada
sebuah pernikahan, meski pun sebuah pernikahan tidak
disyaratkan harus selalu melewati khitbah. Maka bila sebuah
akad nikah terjadi tanpa didahului dengan khitbah,
hukumnya sah menurut jumhur ulama.
Namun mazhab Asy-Syafi’iyah memandang bahwa
hukum khitbah adalah sunnah atau mustahab, dengan alasan
bahwa sebelum menikahi secara sah Aisyah dan Hafshah
radhiyallahuanhuma, Rasulullah SAW mengkhitbah mereka
terlebih dahulu.
Namun bila kita lihat dari sudut pandang wanita yang
dikhitbah, maka ada khitbah yang hukumnya halal dan ada
yang hukumnya haram.
1. Khitbah Yang Halal
Khitbah yang halal adalah khitbah kepada wanita yang
hidup single dan melajang, yaitu para perawan yang belum
pernah menikah sebelumnya.
Kalau pun pernah bersuami, asalkan yang sudah dicerai
95
Bab 5 : Khitbah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ َ ُ ﺣﱴ ﻳـﺒ
َُﺟﻠﻪ
َ َ اﻟﻜﺘﺎب أ
ُ َ ْ ـﻠﻎ َْ َﺎح َ ﱠ
ِ اﻟﻨﻜ
َ ﻋﻘﺪة ﱢ ُِ ْ ََوﻻَ ﺗ
َ َ ْ ُ ْـﻌﺰﻣﻮا
96
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 5 : Khitbah
ِ
اﳋﺎﻃﺐ ﻗَـْﺒ َـﻠﻪُ أ َْو ِ ْ ِ ﻋﻠﻰ ِ ُ ْ َ َﻻ
ُ َْ ـﺮك
َ ُ ﺣﱴ ﻳـَْﺘ
اﻟﺮﺟﻞ َ ﱠ
ُ ﺧﻄﺒﺔ ﱠ
َ َ َ اﻟﺮﺟﻞ
ُ ﳜﻄﺐ ﱠ
ِ َْ ﻳﺄذن َﻟﻪ
اﳋﺎﻃﺐ
ُ ُ َ َ َْ
Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Janganlah seorang laki-laki mengkhitbah wanita
97
Bab 5 : Khitbah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ﳜﻄﺐ ِ
ِ ْ ُ ْ ـﻨﻜﺢ
ُ ُ ْ َ َـﻨﻜﺢ َوﻻ
ُ َ ُْاﻟﻤﺤﺮمُ َوﻻَ ﻳ ُ َْﻻَ ﻳ
Dari Utsman bin Al-Affan radhiyallahuanhu yang
diriwayatkan secara marfu',"Jangalah orang yang sedang
berihram menikahkan orang atau menikah untuk dirinya
sendiri, dan jangan pula melakukan khitbah". (HR. Muslim)
98
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 5 : Khitbah
ِ َ ُ ﺣﱴ ﻳـﺒ
َُﺟﻠﻪ
َ َ اﻟﻜﺘﺎب أ
ُ َ ْ ـﻠﻎ َْ َاﻟﻨﻜﺎح َ ﱠ
ِ َ ﻋﻘﺪة ﱢ ُِ ْ ََوﻻَ ﺗ
َ َ ْ ُ ْـﻌﺰﻣﻮا
Dan janganlah kamu ber`azam untuk beraqad nikah, sebelum
habis `iddahnya.(QS. Al-Baqarah : 235)
Namun khitbah dengan cara tashrih ini boleh
disampaikan bila wanita yang dikhitbah memang seorang
wanita yang bebas dari ikatan pernikahan dan hal-hal yang
sejenisnya.
2. Ta'ridh
Yang dimaksud dengan ta'ridh ( )ﺗﻌﺮﯾﺾadalah
penyampaian khitbah yang menggunakan kata bersayap,
sehingga bisa ditafsirkan menjadi khitbah atau juga bisa
bermakna sesuatu yang lain di luar khitbah.
Misalnya ketika seorang laki-laki menyampaikan kepada
seorang wanita :
99
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
Ikhtishar
A. Pengertian Rukun
1. Pengertian Rukun
2. Pengertian Syarat
3. Perbedaan Rukun dan Syarat
B. Rukun
1. Suami & Istri
2. Wali
3. Saksi
4. Ijab Kabul
C. Syarat Sah Nikah
1. Bukan Wanita Yang Haram Dinikahi
2. Ijab Kabul Untuk Selamanya
3. Tidak Terpaksa
4. Penetapan Pasangan
5. Tidak Dalam Keadaan Ihram
D. Sunnah
1. Khitbah
2. Khutbah
101
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
A. Pengertian
1. Pengertian Rukun
Rukun dalam bahasa Arab bermakna sudut pada
ruangan, tiang, penyangga dan penegak bangunan. Dan
kadang secara bahasa, rukun juga bermakna :
ِ ِ
اﻟﻌﻈﻴﻢ ُ ْ َ ْ اﻷ◌ﻗْ َـﻮى َو
ُ َ ْ اﻷ◌ﻣﺮ َ ْ اﳉﺎﻧﺐ
ُ َْ
Sisi yang lebih kuat dan perkara yang utama
Sedangkan secara istilah, rukun sering didefinisikan
sebagai :
ِ ﻟﺬﻟﻚ ﱠ
اﻟﺸﻲء ِإﻻﱠ ِِﺑﻪ ِ َ ِ ﻣﺎ ﻻَ وﺟﻮد
ْ َ َ ُُ َ
Apa yang membuat sesuatu tidak akan ada kecuali dengannya
Maksudnya adalah bahwa yang disebut sebagai rukun
itu adalah pokok dari sesuatu, dimana sesuatu itu menjadi
tidak ada apabila rukunnya tidak terdapat.
Maka yang dimaksud dengan rukun nikah adalah
bagian-bagian utama dalam suatu akad nikah, yang apabila
bagian utama itu tidak tidak terdapat, maka pernikahan itu
102
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
ِِ َ ِ ﻋﺪم
ﻟﺬاﺗﻪ ِِ اﻟﻌﺪم وﻻَ ﻳ ْـﻠﺰم ِﻣﻦ ِ ِ َ ﻣﺎ ﻳ ْـﻠﺰم ِﻣﻦ
ٌ َ َ َوﺟﻮد َوﻻ
ٌ ُ ُ وﺟﻮدﻩ
ُ ُ ْ َُ َ َ ُ َ َ ْ ﻋﺪﻣﻪ َ ْ َُ َ َ
Segala hal yang mengakibatkan sesuatu menjadi tiada karena
ketiadaannya. Dan sebaliknya, meski syarat itu ada, belum
tentu sesuatu itu menjadi terwujud atau tidak terwujud secara
zatnya.
Mungkin agak sulit definisi ini, tetapi mudahnya begini.
Menutup aurat itu syarat sah shalat. Maka bila seseorang
tidak menutup aurat, otomatis tidak sah shalatnya. Tetapi
bila seseorang sudah menutup aurat, tidak lantas otomatis
shalat sudah terlaksana. Terlaksana atau belum, tergantung
apakah shalat itu sudah dikerjakan atau belum, bukan
tergantung dari apakah seseorang sudah menutup aurat atau
belum.
Ibnu Al-Hajib mendefinisikan syarat sebagai :
اﻟﺴﺒﺒﻴﺔ ِ ِ ِ َ ﻋﻠﻰ
ِ ﺟﻬﺔ ﱠ ِﱠ ٍ ْ ـﻔﻴﻪُ ﻧَ ْـﻔﻲ أ
َ َ ﻏﲑ ْ ََ َﻣﺮ َ ُ ْ َـﻠﺰم ﻧ ََْ َاﺳﺘ
ْ َﻣﺎ
Segala hal yang ketiadaannya mengharuskan sesuatu menjadi
tidak ada, namun bukan karena hubungan sebab akibat.
Definisi Ibnu Al-Hajib ini setali tiga uang dengan definisi
di atas, hanya disampaikan dengan redaksi yang berbeda.
Kalau kita masukkan ke dalam contoh di atas, maka tidak
menutup aurat membuat shalat itu tidak ada, alias tidak sah.
Tetapi dikatakan bukan hubungan sebab akibat, maksudnya
meski tanpa menutup aurat shalat menjadi tidak sah, tetapi
kalau ditutup bukan berarti shalat lantas menjadi sudah
103
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
terlaksana.
3. Perbedaan Rukun dan Syarat
Sesungguhnya antara rukun dan syarat punya hubungan
yang erat, yaitu bahwa keberadaan masing-masing sama-
sama sangat menentukan sah atau tidak sahnya suatu amal.
Suatu ibadah tidak akan sah, bila salah satu dari sekian
banyak rukunnya tidak terpenuhi. Demikian juga, bila
kurang salah satu di antara syarat-syaratnya, juga tidak sah.
Tetapi antara rukun dan syarat juga punya perbedaan
yang prinsipil, meski sangat tipis. Sehingga karena saking
tipisnya itulah maka para ulama seringkali berbeda pendapat
tentang apakah suatu amal termasuk ke dalam daftar rukun
atau termasuk ke dalam daftar syarat.
Perbedaan yang asasi antara rukun dan syarat adalah
bahwa rukun itu masuk dan berada di dalam ritual ibadah
itu sendiri. Sedangkan syarat, tidak masuk ke dalam ritual
ibadah, posisinya ada sebelum ibadah itu dilakukan.
Contoh sederhananya adalah menutup aurat sebagai
syarat sah shalat, yang harus sudah dikerjakan sebelum
shalat. Orang harus sudah menutup aurat sebelum shalat
dilaksanakan. Tidak ada cerita pakai sarung sambil sujud
atau membaca doa qunut. Pakai sarung itu dikerjakan
sebelum shalat. Dan itu adalah syarat sah shalat.
Sedangkan rukun, posisinya ada di dalam ibadah itu.
Misalnya, membaca surat Al-Fatihah adalah rukun, dan
dikerjakannya di dalam shalat, bukan sebelumnya.
B. Rukun
Ketika menyebutkan hal-hal apa saja yang termasuk
rukun pernikahan, para ulama dari empat mazhab yang
muktamad berbeda pendapat.
1. Perbedaan Pendapat Dalam Menetapkan Rukun Nikah
104
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
a. Mazhab Al-Hanafiyah
Dalam pandangan mazhab Al-Hanafiyah, yang termasuk
rukun nikah hanya ada satu saja, yaitu ijab kabul atau akad
nikah itu sendiri.
b. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab Al-Malikiyah menyebutkan bahwa rukun nikah
itu ada tiga perkara. Ketiganya itu adalah wali nikah,
mahallunnikah yaitu suami dan istri, dan shighah atau ijab
kabul.
c. Mazhab As-Syafi’iyah
Mazhab Asy-Syafi’iyah adalah mazhab yang paling
banyak menyebutkan jumlah rukun nikah, yaitu lima
perkara. Kelimanya adalah shighah, suami, istri, dua orang
saksi dan wali
d. Mazhab Al-Hanabilah
Sedangkan mazhab Al-Hanabilah menyebutkan bahwa
rukun nikah itu ada tiga perkara, yaitu pasangan suami istri,
ijab dan qabul.
Tetapi pembicaraan seputar rukun nikah itu tidak akan
terlepas dari empat perkara, yaitu :
2. Rukun Pertama : Suami & Istri
Suami dan istri sering juga disebut sebagai az-zaujani
( )اﻟﺰوﺟﺎنyaitu pasangan calon suami dan istri adalah mahallul
‘aqd ()ﻣﺤﻞ ّ اﻟﻌﻘﺪ, kadang juga disebut sebagai al-‘aqidani ()اﻟﻌﺎﻗﺪان,
yaitu pihak-pihak yang terikat pada akad yang
dilangsungkan.
Keberadaan suami dan istri oleh sebagian besar ulama
menjadi rukun dalam sebuah akad nikah, kecuali dalam
pendapat Al-Hanafiyah.
Namun yang dimaksud dengan keberadaan disini bukan
105
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
106
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
ِ
ٍ ْ َ وﺷﺎﻫﺪي ِ
ﻋﺪل ﻧﻜﺎح ِإﻻﱠ َِِ ﱟ
ْ َ َ َ ﺑﻮﱄ َ َ َﻻ
Tidak sah sebuah pernikahan tanpa wali dan dua orang saksi
yang adil (HR. Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi )
Sedangkan dalam mazhab Al-Malikiyah, adanya
persaksian atau hadirnya saksi di dalam sebuah akad nikah
hukumnya mustahab, atau disukai. Namun kehadiran para
saksi itu bukan termasuk rukun atau syarat dari sebuah
pernikahan.
Yang menarik, mazhab Al-Malikiyah ini membedakan
kedudukan saksi pada saat akad nikah dengan dukhul ()دﺧﻮل.
Dukhul maksudnya adalah melakukan hubungan suami istri
secara sah, setelah keduanya diikat dengan akad nikah.
Untuk halalnya dukhul, menurut mazhab Al-Malikiyah
tetap harus ada isyhad yang menjadi syarat sahnya. Kalau
nikah itu hanya akad saja, tanpa dukhul, tidak perlu ada
saksi. Tapi kalau kedua pasangan itu mau melakukan
hubungan seksual, maka harus ada saksi yang harus hadir
107
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
108
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
17 Tentang siapa saja yang termasuk mahram muabbad dan ghairu muabbad, silahkan
lihat Bab 4 dari buku.
109
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ﻓﺴﻮق
َ ُ ُ ﻓﺚ َوﻻ
َ َاﳊﺞ َﻓﻼ َر ـﺮض ِ ِ ﱠ
ﻓﻴﻬﻦ َْ ﱠ َ ََﻓﻤﻦ ﻓ
ْ َ َ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎت
ٌ َ ُ ْ َ َﺷﻬﺮ
ٌ ُ ْ اﳊﺞ أ
َْ ﱡ
َ َ ِ َوﻻ
ﺟﺪال ِﰲ َْ ﱢ
اﳊﺞ
Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.
Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu
akan mengerjakan haji, maka tidak boleh berkata rafats
(jorok), berbuat fasik dan berbantah-bantahan…(al-
110
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
Baqarah: 197)
ِ
ﳜﻄﺐ ُ ُْﻻﻳَْـﻨﻜﺢ اﻟ ُـﻤﺤِﺮم َوﻻَ ﻳـ
ُ ُ ْ َ َﻨﻜﺢ َوﻻ
Orang yang sedang ihram tidak boleh menikah atau
menikahkan, juga tidak boleh mengkhitbah (melamar).(HR
Muslim)
111
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
112
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
َ اﻟﺼﻼةِ َو ﱠ َ ﱡ
اﻟﺘﺸﻬﺪ َ اﻟﺘﺸﻬﺪ ِﰲ ﱠَ وﺳﻠﻢ ﱠ َ ﱡاﻟﻠﻪُ ََْ ِ ﱠ
َ َ َ ﻋﻠﻴﻪ
ﺻﻠﻰ ﱠاﻟﻠﻪ َ ﱠِ ﻋﻠﻤﻨﺎ رﺳﻮل ﱠ
ُ َ َ َ َﱠ
ـﻌﻮذ ِ َ وﻧﺴﺘﻌﻴﻨﻪ
ُ ُ َ َوﻧ، ـﻐﻔﺮﻩ ِ ِ اﳊﻤﺪ ِﱠ ِ ْ ِﰲ
ِ ﱠ: اﳊﺎﺟﺔ
ُُ ْ َوﻧﺴﺘ
ْ َ ُ ُ َ ْ َ َ ُﳓﻤﺪﻩ ُ َ َْ ، ﻟﻠﻪ َ ْ َْ إن َ َ
ِِ ِ وﺳﻴﺌﺎت أ ِ
ﻣﻀﻞ ِ َاﻟﻠﻪ َﻓﻼ
ُ ُ ﻣﻦ ﻳَ ْـﻬﺪﻩ ﱠ ْ َ ، ﺎﻟﻨﺎ
َ َﻋﻤ
َ ْ َـﻔﺴﻨﺎ َ َ ﱢ َ ِ ُ ْﺷﺮور أَﻧ
ِ ُ ﻣﻦ ِ ِِ ﱠ
ُ ْ ﺑﺎﻟﻠﻪ
إﻟﻪ ِإﻻﱠ ﱠ ِ
َﺷﻬﺪ
ُ َ ْ َوأ، ُاﻟﻠﻪ َ َِ ََﺷﻬﺪ أ َْن ﻻ
ُ َ ْ َوأ، ُﻫﺎدي َﻟﻪ
َ َ َﻳﻀﻠﻞ َﻓﻼ وﻣﻦ ُ َ ﱢ
ْ َ َ َُﻟﻪ
ِﱠ
اﻟﺬﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا ٍ َ َ َ ُ وﻳ ْـﻘﺮأ، ﻋﺒﺪﻩ ورﺳﻮُﻟﻪ أﱠ
َ َﻳﺎ أَﻳﱡ َـﻬﺎ: ﺛﻼث َآﻳﺎت َ َ َ ُ ُ ََ ُ ُ َْ ﳏﻤﺪا ً َن َُ ﱠ
َ ُ ِ ْ ُ ـﺘﻢ
ﻣﺴﻠﻤﻮن ْ ُْﲤﻮﺗﻦ إﻻﱠ َوأَﻧ
ِِ اﻟﻠﻪ ﱠ
ِ ـﻘﺎﺗﻪ وﻻَ َُ ُ ﱠ
َ َُﺣﻖ ﺗ َ َ اﺗﱠ ُـﻘﻮا ﱠ
113
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ َ ِ ِأَﻣﺴﻮا ﺑ
ﺎﳌﻼك ﻓَِﺈﻧﱠﻪُ أَْﻋﻈَُﻢ ﺑـََﺮَﻛًﺔ ُْ
Lalukanlah perkawinan pada sore hari karena lebih besar
keberkahannya. (HR. Abu Hafsh)
5. Diumumkan
114
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah
115
Bab 6 : Rukun Syarat & Sunnah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
7. Undangan Makan
Undangan makan dalam bahasa arab disebut dengan
walimah. Namun dalam penggunaannya di Indonesia,
maknanya mengalami pergeseran menjadi pesta pernikahan.
Padahal yang namanya walimah tidak harus merupakan
pesta pernikahan. Apapun acaranya, asalkan intinya makan-
makan, maka disebut dengan walimah.
Namun jangan dibayangkan bahwa kesunnahan
walimah itu harus dengan membuang biaya besar, berpuluh
atau beratus juga. Sebab apa yang disebut dengan undangan
makan di masa Nabi SAW ternyata menunya sederhana saja.
ِ
ٍ ِ َوﱂ وَﻟﻮ
ﺑﺸﺎة
َ ْ َ ْ ْأ
Undanglah orang makan walau pun hanya dengan hidangan
seekor kambing (HR. Bukhari dan Muslim)
116
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 7 : Wali Nikah
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Bahasa
2. Istilah
B. Wali Sebagai Rukun Nikah
1. Jumhur Ulama
2. Abu Hanifah
C. Peran Wali Dalam Ijab Kabul
D. Urutan Wali
1. Ayah Kandung
2. Kakek
3. Saudara Se-ayah dan Se-ibu
4. Saudara Se-ayah Tidak Seibu
5. Keponakan dari saudara yang se-ayah dan se-ibu
6. Keponakan dari dari saudara yang se-ayah saja
7. Paman
8. Anak Paman
D. Syarat Sah Wali
1. Laki-laki
117
Bab 7 : Wali Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
2. Kesamaan Agama
3. Berakal
4. Baligh
5. Merdeka
6. Al-Adalah
F. Wali 'Adhal
A. Pengertian
1. Bahasa
Secara bahasa, kata wali ( )وﻟﻲbermakna al-qurbu (ب ُ )
ُ ْ اﻟﻘﺮ
yaitu kedekatan, an-nushrah (اﻟﻨﺼ ْ َﺮة ) ﱡ: pembelaan dan al-
mahabbah (اﻟﻤﺤﺒﱠﺔ
َ َ ) kecintaan.
Al-Fairuz Abadi menyebutkan bahwa makna kata wali
ُ ) ﱡyang artinya condong atau mendekat.
adalah ad-dunuw (اﻟﺪﻧﻮ
2. Istilah
Sedangkan secara istilah, wali nikah adalah :
118
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 7 : Wali Nikah
ِ ْ ﺣﱴ ﻳ
َـﺆﻣﻨُﻮا ِِ ْ ْ ـﻨﻜﺤﻮا
ِ
ُ ﻛﲔ َ ﱠ
َ اﻟﻤﺸﺮُ ُ َُْوﻻ ﺗ
119
Bab 7 : Wali Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ﻓﻨﻜﺎﺣﻬﺎ َِ ﺑﺎﻃﻞ
ِ ﻓﻨﻜﺎﺣﻬﺎ َِ إذن وﻟِﻴﱢـﻬﺎ
ِ ْ ِ ﺑﻐﲑ
ِْ َ ِ ﻧﻜﺤﺖ ٍَﳝﺎ ِاﻣﺮأَة
ﺑﺎﻃﻞ
ٌ َ َ ُ َ ٌ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َأﱡ
ِ ِ ﻓﺈن دﺧﻞ ِ ﺎ ﻓََـﻠﻬﺎ َْاﻟﻤﻬﺮ ِﲟﺎ ِاﺳﺘﺤﻞ
ـﺮﺟﻬﺎ ِ ِ َ َ َِ
َ ْ َﻣﻦ ﻓ
ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ﱠ.ٌﻓﻨﻜﺎﺣﻬﺎ َﺑﺎﻃﻞ ُ
ﻣﻦ ﻻ َِ ﱠ ﻓﺎﻟﺴﻠﻄﺎن َِ ﱡ ِِ
ُوﱄ َﻟﻪ ْ َ وﱄ ُ َ ْ اﺷﺘﺠﺮوا َ ﱡ
ُ َ َ ْ َﻓﺈن
Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Siapapun wanita yang menikah tanpa izin walinya
maka nikahnya itu batil, nikahnya itu batil dan nikahnya itu
batil. Jika (si laki-laki itu) menggaulinya maka harus
membayar mahar buat kehormatan yang telah dihalalkannya.
Dan bila mereka bertengkar, maka Sulthan adalah wali bagi
mereka yang tidak punya wali. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmizi
dan Ibnu Majah.)
ِ
ﻧﻜﺎح ِإﻻ َِِ ﱟ
ﺑﻮﱄ َ َ َﻻ
Dari Abi Buraidah bin Abi Musa dari Ayahnya berkata bahwa
Rasulullah SAW telah bersabda,"Tidak ada nikah kecuali
dengan wali". (HR Ahmad dan Empat)
Di dalam hadits yang lain juga disebutkan :
120
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 7 : Wali Nikah
121
Bab 7 : Wali Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ِ َ
َ ُ وﺻﻤﺘُ َـﻬﺎ إِﻗْـَﺮ
ارﻫﺎ ُ َ ْ َ ْ ُ ُاﻟﻴﺘﻴﻤﺔ
ْ َ َ ﺗﺴﺘﺄﻣﺮ َ َْ َﻣﺮ َو
ِ َ َ ﻟﻠﻮﱄ
ٌ ْ ﻣﻊ اﻟﺜﱠﱢـﻴﺐ أ ﻟﻴﺲ ْ َِ ﱢ
َ ْ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Seorang wali tidak memiliki kuasa memaksa
terhadap seorang janda, dan seorang wanita yatim dimintai
pertimbangannya, dan diamnya adalah persetujuannya. (HR.
Abu Daud dan An-Nasa'i)
122
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 7 : Wali Nikah
wali.
Sebab ijab dalam akad nikah itu sesungguhnya dibaca
atau disebutkan oleh seorang wali, dimana dia berkata,"Aku
nikahkan engkau dengan puteriku . . . ".
Seandainya tidak ada orang yang bertindak sebagai wali,
maka bunyi lafadz ijab itu menjadi tidak jelas. Apakah
pengantin perempuan yang harus mengucapkan,"Aku
nikahkah diriku sendiri dengan engkau wahai calon suamiku . . .".
Maka dalam akad nikah mutlak diperlukan wali, karena
sebuah akad itu terdiri dari ijab dan kabul. Dimana lafadz
ijab diucapkan oleh wali, sedangkan qabul diucapkan oleh
suami.
Sedangkan seorang laki-laki ketika menikah, tidak
membutuhkan wali. Dirinya sendiri yang menjawab atau
mengiyakan (mengabulkan) ijab yang diucapkan oleh wali
dari calon istrinya.
123
Bab 7 : Wali Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِِ
ِ اﻟﻤﺆﻣﻨﲔ ِ َ ِْ اﻟﻠﻪ
ًﺳﺒﻴﻼ
َ َ ْ ُ ْ ﻋﻠﻰ َ ﻟﻠﻜﺎﻓ ِﺮ
ََ ﻳﻦ ُ ّ ﳚﻌﻞ
َ َ َْ َوَﻟﻦ
Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-
orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang
beriman.(QS. An-Nisa : 141)
Termasuk ke dalam kategori kafir adalah orang yang
tidak percaya kepada adanya Allah SWT (atheis).
Namun keharusan ini tidak berlaku bila yang menjadi
wali adalah pemerintah. Dalam hal ini, dibenarkan bila
seorang wanita non muslim yang sudah tidak punya
siapapun wali atasnya untuk dinikahkan dengan wali hakim,
dimana wali hakim itu beragama Islam.
3. Berakal
Berakal, maka seorang yang kurang waras atau idiot atau
gila tidak syah bila menjadi wali bagi anak gadisnya, atau
buat wanita yang dinikahkannya.
4. Baligh
Maka seorang anak kecil yang belum pernah bermimpi
atau belum baligh, tidak syah bila menjadi wali bagi saudara
wanitanya atau anggota keluarga lainnya.
124
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 7 : Wali Nikah
5. Merdeka
Dengan demikian maka seorang budak tidak sah bila
menikahkan anaknya atau anggota familinya, meski pun
beragama Islam, berakal, baligh.
6. Al-Adalah
Istilah al-adalah (اﻟﻌﺪاﻟﺔ
َ َ ) adalah lawan dari fasik, sering
dimaksudkan dengan orang yang punya kepribadian yang
terjaga dalam koridor agama dan syariah, dimana dia
menjalankan semua kewajiban syariat dan tidak melakukan
dosa-dosa besar yang membawanya kepada kefasikan.
Dalam kata lain, syarat ini mengharuskan seorang wali
itu bukan pelaku dosa besar. Dasarnya adalah sabda
Rasulullah SAW :
ﱄ ُﻣْﺮِﺷٍﺪ ِ
ﺎح إِﻻﱠ ﺑَِﺸﺎﻫَﺪي َﻋْﺪٍل َوَوِ ﱟ
َ ﻜ
َ ِﻻَ ﻧ
Dari Jabir radhiyallahuanhu,"Tidak sah sebuah pernikahan
kecuali dengan dua orang saksi yang adil dan wali yang
mursyid". (HR. Ahmad)
E. Urutan Wali
Dalam mazhab As-Syafi'iyah, urutan wali adalah sebagai
berikut :
1. Ayah Kandung
Wali yang asli dan sesungguhnya tidak lain adalah ayah
kandung seorang wanita yang secara nasab memang syah
sebagai ayah kandung.
Sebab bisa jadi secara biologis seorang laki-laki menjadi
ayah dari seorang anak wanita, namun karena anak itu lahir
bukan dari perkawinan yang syah, maka secara hukum tidak
syah juga kewaliannya.
2. Kakek
125
Bab 7 : Wali Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
126
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 7 : Wali Nikah
127
Bab 7 : Wali Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
2. kakek
5. paman 1. ayah
4. keponakan
128
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 7 : Wali Nikah
G. Wali 'Adhal
Seorang ayah kandung yang tidak mau menikahkan
anak gadisnya disebut dengan waliyul adhal, yaitu wali yang
menolak menikahkan.
Dalam kondisi yang memaksa dan tidak ada alternatif
lainnya, seorang hakim mungkin saja menjadi wali bagi
seorang wanita. Misalnya bila ayah kandung wanita itu
menolak menikahkan puterinya sehingga menimbulkan
mudharat. Istilah yang sering dikenal adalah wali ?adhal.
Namun tidak mudah bagi seorang hakim ketika
memutuskan untuk membolehkan wanita menikah tanpa
wali aslinya atau ayahnya, tetapi dengan wali hakim. Tentu
harus dilakukan pengecekan ulang, pemeriksaan kepada
banyak pihak termasuk juga kepada keluarganya dan
terutama kepada ayah kandungnya.
Dan untuk itu diperlukan proses yang tidak sebentar,
karena harus melibatkan banyak orang. Juga harus didengar
dengan seksama alasan yang melatar-belakangi orang tuanya
tidak mau menikahkannya.
Sehingga pada titik tertentu dimana alasan penolakan
wali 'adhal itu memang dianggap mengada-ada dan sekedar
menghalangi saja, bolehlah pada saat itu hakim yang syah
dari pengadilan agama yang resmi memutuskan untuk
menggunakan wali hakim. Misalnya untuk menghindari dari
resiko zina yang besar kemungkinan akan terjadi, sementara
ayah kandung sama sekali tidak mau tahu.
Tetapi sekali lagi, amat besar tanggung-jawab seorang
hakim bila sampai dia harus mengambil-alih kewalian wanita
itu. Dan tentu saja keputusan ini harus melalui proses yang
syah dan resmi menurut pengadilan yang ada. Bukan
sekedar hakim-hakiman dengan proses kucing-kucingan.
129
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 8 : Saksi Nikah
Ikhtishar
A. Pengertian
B. Masyru’iyah
C. Syarat Dasar
1. Beragama Islam
2. Taklif
3. Al-'Adalah
4. Minimal Dua Orang
5. Laki-laki
6. Merdeka
D. Syarat Teknis
1. Sehat Pendengaran
2. Sehat Penglihatan
3. Mampu Berbicara
4. Sadar atau Terjaga
5. Memahami Bahasa Kedua Belah Pihak
6. Bukan Anak Dari Salah Satu atau Kedua Pengantin
E. Saksi Yang Diminta Merahasiakan Akad Nikah
131
Bab 8 : Saksi Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
A. Pengertian
Adanya persaksian di dalam sebuah akad nikah disebut
al-isyhad ()اﻹﺷﮭﺎد. Asal katanya dari fi’il madhi : asyhada-
yusyhidu-isyhadan ()أﺷﮭﺪ ﯾﺸﮭﺪ إﺷﮭﺎدأ. Sedangkan orang yang
menjadi saksi dalam bahasa Arab disebut syahid ()ﺷﺎھﺪ, dan
karena minimal harus ada dua orang, sebutannya yang lebih
populer adalah syahidain ()ﺷﺎھﺪﯾﻦ.
B. Masyru’iyah
Rukun nikah yang kedua adalah harus adanya saksi.
Sebuah pernikahan tidak syah bila tidak disaksikan oleh saksi
yang memenuhi syarat.
Maka sebuah pernikahan siri yang tidak disaksikan jelas
diharamkan dalam Islam. Dalilnya secara syarih disebutkan
oleh Khalifah Umar radhiyallahuanhu.
Dari Abi Zubair Al-Makki bahwa Umar bin Al-Khattab
radhiyallahuanhu ditanya tentang menikah yang tidak
disaksikan kecuali oleh seorang laki-laki dan seorang wanita.
Maka beliau berkata :
Ini adalah nikah sirr, aku tidak membolehkannya. Bila kamu
menggaulinya pasti aku rajam. (HR. Malik dalam Al-
Muwaththa')
C. Syarat Dasar
Mirip dengan syarat sebagai wali, untuk bisa dijadikan
sebagai saksi, maka seseorang harus memiliki kriteria antara
lain seorang mukallaf, yaitu beragama Islam, 'aqil, baligh.
Selain itu juga harus punya sifat al-‘adalah, jumlahnya
minimal dua orang, dimana keduanya berjenis kelamin laki-
laki, serta orang yang merdeka dan bukan budah atau hamba
sahaya.
Kesemuanya menjadi syarat yang paling mendasar dari
syarat-syarat yang harus terdapat pada diri para saksi dari
sebuah akad nikah. Dan kalau kita rinci satu persatu,
132
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 8 : Saksi Nikah
ِِ
ِ اﻟﻤﺆﻣﻨﲔ ِ َ ِْ اﻟﻠﻪ
ًﺳﺒﻴﻼ
َ َ ْ ُ ْ ﻋﻠﻰ َ ﻟﻠﻜﺎﻓ ِﺮ
ََ ﻳﻦ ُ ﳚﻌﻞ ﱠ
َ َْ ﻟﻦ
ْ ََو
Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-
orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.
(QS. An-Nisa’ : 141)
ِ
ٍ ْ َ وﺷﺎﻫﺪي َ ِ َﻻ
ﻋﺪل ﺎح ِإﻻﱠ َِِ ﱟ
ْ َ َ َ ﺑﻮﱄ َ ﻧﻜ
Tidak sah sebuah pernikahan tanpa wali dan dua orang saksi
yang adil (HR. Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi )
Namun bila pernikahan itu terjadi antar agama, dimana
seorang laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab yang
memang dihalalkan, ada pendapat yang membolehkan saksi
dari pihak non muslim. Pendapat itu adalah pendapat Abu
Hanifah dan Abu Yusuf, murid beliau. Keduanya
mendasarkan pada logika bahwa orang kafir boleh menjadi
saksi atas orang kafir juga.20
Namun jumhur ulama seperti mazhab Asy-Syafi’iyah
133
Bab 8 : Saksi Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
134
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 8 : Saksi Nikah
b. Baligh
Jumhur ulama sepakat bahwa syarat saksi sebuah akad
nikah haruslah orang yang sudah baligh. Sedangkan anak
yang belum cukup umur, tidak bisa diterima kesaksiannya.
Dasarnya adalah firman Allah SWT :
ِ ِ ِ َ ِ َ اﺳﺘﺸﻬﺪوا
ْ ُ َ ِ ﻣﻦ
رﺟﺎﻟﻜﻢ ْ ﺷﻬﻴﺪﻳﻦ
ْ ُ ِ ْ َ ْ َو
Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang
lelaki. (QS. Al-Baqarah : 282)
Di dalam ayat ini Allah SWT menggunakan istilah rijal
( )رﺟﺎلyang maknanya bukan sekedar berjenis kelamin laki-
laki, tetapi yang lebih kuat pesannya adalah orang yang
sudah dewasa atau minimal sudah baligh.
Karena makna rijal adalah laki-laki dewasa. Seorang bayi
yang alat kelaminnya laki-laki tidak pernah disebut rijal,
sebagaimana anak kecil laki-laki pun juga tidak disapa
dengan panggilan rijal. Kata rijal hanya ditujukan buat laki-
laki yang sudah baligh saja.
Baik orang gila atau pun anak kecil tidak pernah bisa
dijadikan saksi, karena mereka bukan orang yang berada
dalam kriteria ahli wilayah.
3. Al-'Adalah
Mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan
Al-Hanabilah sepakat mengatakan bahwa syarat yang ketiga
dari seorang saksi harus memiliki sifat al-‘adalah.
a. Pengertian
Istilah al-‘adalah dalam bahasa Arab dan istilah ilmu fiqih
sangat jauh berbeda dengan makna kata adil atau keadilan di
dalam istilah bahwa Indonesia. Al-‘adalah ( )اﻟﻌﺪاﻟﺔdi dalam
bahasa Arab sering disebutkan sebagai :
135
Bab 8 : Saksi Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِِ ﻋﻠﻰ ﱢ
ﺳﻴﺌﺎﺗﻪ ِ َ ﺣﺴﻨﺎﺗﻪ
َ َ ََ ًﻏﺎﻟﺒﺔ
َ ُ ُ َ َ َ ﺗﻜﻮن
ُ ُ َ ﻣﻦ
َْ
Orang yang kebaikannya lebih dominan dari keburukannya.21
Juga ada definisi lain yang agak mendekati, misalnya :
ِ َ اﻟﻤﺘﱠ
ـﻬﻢ ِ ْ ﻫﻮ ُذو
ُْ اﻟﻤﺮوءة َﻏْﻴ ُـﺮ
َ ُُ َُ
Orang yang punya muru’ah dan tidak dalam keadaan
tertuduh22
b. Al-‘Adalah Adz-Dzhahirah
Mazhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah menyebutkan
bahwa ada dua jenis al-adalah, yaitu al-‘adalah adz-dzhahirah
( )اﻟﻌﺪاﻟﺔ اﻟﻈﺎھﺮةdan al-‘adalah al-bathinah ()اﻟﻌﺪاﻟﺔ اﻟﺒﺎطﻨﺔ. Dan yang
dijadikan syarat dalam urusan saksi nikah hanyalah yang
pertama saja, yaitu al-‘adalah adz-dzhahirah.
Lalu apa beda antara keduanya?
Al-‘adalah Adz-dzhahirah ( )اﻟﻌﺪاﻟﺔ اﻟﻈﺎھﺮةmaksudnya adalah
sifat al-‘adalah secara lahiriyah, yang biasa nampak di mata
orang secara umum, tanpa harus melakukan pemeriksaan
secara mendetail. Juga tanpa harus ada pernyataan sifat itu
dari seorang ahli seperti hakim dan sebagainya.
Misalnya seseorang terlihat secara lahiriyah sebagai
136
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 8 : Saksi Nikah
ِاﺟﺘﻨ
ـﺴﺒﻊ
َ ْ ﱠ ﻟ ا ا
ﻮ ـ
ُﺒ َ ْ : ـﺎل
َ َﱠﱯ ﺻـﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴـﻪ وﺳـﻠﻢ ﻗ ﻋﻦ اﻟﻨِ ﱢ ْ َ َﻋﻦ أَِﰊ ُﻫَﺮﻳَْـﺮةَْ
ـﺸﺮك َِﺑﺎﻟﻠﱠ ـ ِـﻪ َ ـﻮل اﻟﻠﱠ ـ ِـﻪ ؟ ﻗَـ
ُ ْ اﻟ ـ ﱢ: ـﺎل َ َوَﻣ ــﺎ ُﻫ ـ ﱠـﻦ ﻳَــﺎ َر ُﺳ ـ: ـﺎت ﻗَــﺎﻟُﻮا ِ ْاﻟﻤﻮﺑَِﻘ ـ
ُ
ﱠﻔﺲ اﻟﱠـ ِـﱵ َﺣـﱠـﺮَم اﻟﻠﱠــﻪُ إﻻﱠ ﺑـِ َْ ﱢ
ُـﺎﳊﻖ َوأَ ْﻛــﻞُ اﻟﱢﺮﺑـَـﺎ َوأَ ْﻛــﻞ
ِ ْ ـﺴﺤﺮ َوﻗـﺘـَْـﻞ اﻟـﻨـ
ُ ُ ْ َواﻟ ﱢ
137
Bab 8 : Saksi Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ِ ت اﻟْﻐَ ـ
ـﺎﻓﻼت ِ ـﺼﻨﺎ
ََ اﻟﻤ ْﺤ ـ ِ اﻟﺰ ْﺣ ـ ِ ـﺎل ْاﻟﻴَﺘِـ
ـﻴﻢ َواﻟﺘﱠـ ـ ﱢ ِ ﻣـ
ُ ْ ـﺬف
ُ ْ ـﻒ َوﻗَـ ـﻮﱄ ﻳـَـ ْـﻮمَ ﱠ
َ َ
ِ َِ ْ ْ
اﻟﻤﺆﻣﻨﺎت ُ
Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Jauhilah oleh kalian tujuh hal yang mencelakakan".
Para shahabat bertanya,"Apa saja ya Rasulallah?". "Syirik
kepada Allah, sihir, membunuh nyawa yang diharamkan Allah
kecuali dengan hak, makan riba, makan harta anak yatim, lari
dari peperangan dan menuduh zina. (HR. Bukhari dan Muslim)
Perhatikanlah tujuh dosa besar yang disebutkan beliau di
dalam hadits ini :
Syirik atau menyekutukan Allah SWT dengan tuhan dan
sesembahan yang selain Dia.
Menggunakan Sihir, padahal sihir itu telah diharamkan
untuk selama-lamanya buat umat Muhammad SAW
dalam segala bentuknya.
Membunuh nyawa manusia yang telah Allah haramkan
tanpa hak.
Memakan harta riba, padahal Allah SWT sudah
mengancam pelakunya dengan peperangan.
Makan harta anak yatim, yang seharusnya dia
menjaganya sebagai amanat yang dipercayakan
kepadanya.
Lari dari peperangan pada hari dimana dia wajib maju ke
medan jihad.
Menuduh orang baik-baik melakukan berzina tanpa
memenuhi syarat sebagai saksi.
Selain hadits di atas, ada banyak lagi hadits lain yang
menyebutkan tentang dosa-dosa besar yang dilakukan oleh
manusia. Misalnya dosa-dosa karena meninggalkan
kewajiban dari rukun-rukun Islam, seperti :
138
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 8 : Saksi Nikah
ِ ِ ِ َ ِ َ اﺳﺘﺸﻬﺪوا
ْ ُ َ ِ ﻣﻦ
رﺟﺎﻟﻜﻢ ْ ﺷﻬﻴﺪﻳﻦ
ْ ُ ِ ْ َ ْ َو
Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang
lelaki. (QS. Al-Baqarah : 282)
139
Bab 8 : Saksi Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ﺑﻮﱄ
ٍ ْ َ وﺷﺎﻫﺪي ِ ِ َ ِ َﻻ
ﻋﺪل ْ َ َ ﻧﻜﺎح إﻻﱠ َِ ﱟ
َ َ
Tidak sah sebuah pernikahan tanpa wali dan dua orang saksi
yang adil (HR. Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi)
Ayat dan hadits di atas sama-sama menyebutkan kata
dua orang saksi, dan bukan hanya satu orang saja. Karena itu
akad nikah yang hanya disaksikan oleh satu orang saja,
meski orang itu terkenal baik, jujur, tidak pelupa, pintar dan
dipercaya, tetap saja tidak dianggap pernikahan yang sah,
karena syarat itu ditetapkan langsung di dalam Al-Quran
dan As-Sunnah yang shahihah.
Namun jumlah dua orang saksi itu hanyalah syarat
minimal. Sebaiknya yang menjadi saksi lebih banyak,
mengingat sifat-sifat al-‘adalah di masa sekarang ini sudah
sangat kecil dan berkurang.
Fungsi dan hikmah yang paling utama dari keharusan
adanya dua orang saksi ini karena bila yang satu lupa atau
mengalami keraguan, maka temannya yang satu lagi akan
menguatkan.
5. Laki-laki
Mazhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah
sepakat mengatakan bahwa syarat yang ketiga dari seorang
saksi harus kedua-duanya berjenis kelamin laki-laki.
Maka kesaksian wanita dalam pernikahan tidak syah.
Bahkan meski dengan dua wanita untuk penguat, khusus
dalam persaksian pernikahan, kedudukan laki-laki dalam
sebuah persaksian tidak bisa digantikan dengan dua wanita.
Abu Ubaid meriwayatkan dari Az-Zuhri berkata,
140
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 8 : Saksi Nikah
D. Syarat Teknis
Adapun syarat secara teknis dalam pelaksanaan
persaksian dalam sebuah akad nikah adalah saksi itu orang
yang sehat pendengaran, sehat penglihatan, mampu
berbicara, dalam keadaan sadar atau terjaga, memahami
bahasa kedua belah pihak, dan bukan anak dari salah satu
atau kedua pengantin.
1. Sehat Pendengaran
Secara teknis saksi-saksi dalam pernikahan haruslah
orang yang sehat pendengarannya, sehingga dia bisa
141
Bab 8 : Saksi Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
142
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 8 : Saksi Nikah
143
Bab 8 : Saksi Nikah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
144
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 9 : Ijab Qabul
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Pengertian Ijab
2. Pengertian Kabul
B. Syarat Ijab Qabul
1. Satu Majelis
2. Saling Dengar dan Mengerti
3. Tidak Bertentangan
4. Tamyiz
C. Lafaz Ijab Qabul
1. Tidak Harus Dalam Bahasa Arab
2. Lafadz Nikah dan Sejenisnya
3. Dengan Fi'il Madhi
D. Bukan Termasuk Syarat
1. Kehadiran Istri dalam Majelis
2. Bersalaman
3. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
4. Sighat Ta’liq
145
Bab 9 : Ijab Qabul Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
A. Pengertian
Istilah ijab dan kabul ( )اﻹﯾﺠﺎب واﻟﻘﺒﻮلadalah dua kata
dalam bahasa Arab yang merupakan sepasang kata yang
menandai sebuah akad. Istilah ijab kabul dalam ilmu fiqih
juga sering disebut dengan istilah ash-shighah ()اﻟﺼﯿﻐﺔ.
1. Pengertian Ijab
Kata ijab ( )إﯾﺠﺎبitu sendiri secara bahasa bermakna
menetapkan sesuatu ()أﻟﺰم ﻋﻠﻰ ﺷﻲء. Sedangkan secara istilah
fiqih, definisi ijab ada banyak makna, salah satunya adalah :
ِ ْ ﺳﺒﻴﻞ
اﻹ◌ﻟَْﺰِام ِ ﻋﻠﻰ ِ ِ ﻃََﻠﺐ ﱠ
َ ََ اﻟﻔﻌﻞ
ْ ْ اﻟﺸﺎرِع ُ
Permintaan pembuat syariat (Allah) untuk melakukan suatu
perbuatan dengan cara mengharuskan
Khusus dalam musthalah fiqih nikah, istilah ijab itu oleh
jumhur ulama didefinisikan sebagai :
146
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 9 : Ijab Qabul
147
Bab 9 : Ijab Qabul Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
belum tamyiz, akad itu tidak syah, atau bila wali belum
tamyiz juga tidak syah. Apalagi bila kedua-duanya belum
tamyiz, maka lebih tidak syah lagi.
148
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 9 : Ijab Qabul
149
Bab 9 : Ijab Qabul Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
150
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 9 : Ijab Qabul
151
Bab 9 : Ijab Qabul Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
152
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 9 : Ijab Qabul
153
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
Ikhtishar
A. Makna Walimah
B. Hukum Mengadakan Walimah
C. Waktu Penyelenggaraan
D. Hukum Menghadiri Walimah
1. Fardhu 'Ain
2. Fardhu Kifayah
E. Yang Harus Diperhatikan
1. Berlebihan dan Boros
2. Bukan Untuk Gengsi
3. Hendaknya Dengan Mengundang Fakir Miskin
4. Menghormati Waktu Shalat
F. Haruskah Pakai Hijab?
1. Pendapat Pertama: Mewajibkan Penggunakan Tabir
2. Pendapat Kedua: Tidak Mewajibkan Tabir
155
Bab 10 : Walimatul 'Urs Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
A. Makna Walimah
Kata walimah diambil dari kata al-walamu yang
maknanya adalah pertemuan. Sebab kedua mempelai
melakukan pertemuan.
Sedangkan secara istilah adalah hidangan / santapan
yang disediakan pada pernikahan. Di dalam kamus
disebutkan bahwa walimah itu adalah makanan pernikahan
atau semua makanan yang untuk disantap para undangan.
ِ
ٍ ِ َوﱂ وَﻟﻮ
ﺑﺸﺎة
َ ْ َ ْ ْأ
Undanglah orang makan walau pun hanya dengan hidangan
seekor kambing (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Buraidah ra berkata bahwa ketika ali bin Abi Thalib
melamar Fatimah ra, Rasulullah SAW bersabda,"Setiap
pernikahan itu harus ada walimahnya. (HR. Ahmad)
Al-Hafiz Ibnu Hajar mengomentari hadits ini dengan
ungkapan la ba'sa bihi
C. Waktu Penyelenggaraan
Tidak ada batasan tertentu untuk melaksanakan
walimah, namun lebih diutamakan untuk menyelenggarakan
156
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
157
Bab 10 : Walimatul 'Urs Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
158
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
159
Bab 10 : Walimatul 'Urs Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ُ َ اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻟَِﺮﱢِﺑﻪ
ﻛﻔﻮًرا ُ َ ْ ﻛﺎن ﱠ ِ ِ َ ان ﱠ
َ َاﻟﺸﻴﺎﻃﲔ َو ْ ِ ْﻳﻦ َﻛﺎﻧُﻮا
َ إﺧ َﻮ ُ ﱠ
َ اﻟﻤﺒﺬر
ِ
ِ إن ْ َ ﱢ
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. (QS. Al-Isra` : 27)
2. Bukan Untuk Gengsi
Apalagi bila tujuannya sekedar gengsi dan ingin
dianggap sebagai orang yang mampu, padahal semua itu
dengan berhutang. Tidak perlu mengejar gengsi dan sebutan
orang, juga jangan merasa menjadi dianggap pelit oleh orang
lain.
Kita keluarkan harta untuk walimah semampunya dan
sesanggupnya. Kalau tidak ada, tidak perlu diada-adakan.
160
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
161
Bab 10 : Walimatul 'Urs Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
162
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
163
Bab 10 : Walimatul 'Urs Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
164
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
165
Bab 10 : Walimatul 'Urs Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
166
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
ِ ﻛﺄﺣﺪ ِﻣﻦ ﱢ
ِ ِ اﻟﻨﺴﺎء ٍ ِ
ﲣﻀﻌﻦ إن اﺗﱠ َ ُْ ﱠ
َ ْ َ ْ َ ـﻘﻴﱳ َﻓﻼ َ َ َ َ َ ﻟﺴﱳ ﻧﺴﺎءَ اﻟﻨِ ﱢ
ﱠﱯ َ ْ ُ ﱠ َ َﻳﺎ
ِ ِ ْ َﺑﺎﻟﻘﻮل ﻓ ِ ِ
ﻣﻌﺮوﻓﺎ
ً ُ ْ َ ـﻠﻦ ﻗَ ْـﻮﻻ ٌ َ َ ـﻴﻄﻤﻊ ﱠاﻟﺬي ِﰲ ﻗَ ِْـﻠﺒﻪ
َ ْ ُﻣﺮض َوﻗ َ َ َ ْ َْ
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita
yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk
dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.
(QS. Al-Ahzab: 32)
b. Hadits Bermasalah
Ada dua cacat dari hadits Abdullah bin Ummi Maktum
yang dikemukakan. Pertama, kalangan ahli hadits
mengatakan bahwa hadits Ibnu Ummi Maktum itu
merupakan hadis yang tidak sah alias lemah, tidak shahih.
Pasalnya ada seseorang yang bernamaNabhan dalam urutan
perawinya yang menurut para ahli riwayat, omongannya
tidak dapat diterima.
Kedua, kalau seandainyapendapat kecacatan Nabhan
masih bisa dibela, sehingga hadits ini naik derajatnya
menjadi hadis ini sahih, tetap saja tidak bisa digunakan
sebagai dalil kewajiban kain tabir penghalang buat semua
wanita.
Mengapa? Karena nabi SAW hanya memerintahkan hal
itu kepada isterinya, tidak kepada semua wanita muslimah.
Sehingga tetap disimpulkan bahwa perintah itu hanya
berlaku buat para isteri nabi, dan tidak berlaku buat wanita
lain.
c. Dalil lainnya: Isteri yang Melayani Tamu-Tamu
Suaminya
Hujjah lainnya yang mendukung pendapat tidak
wajibnya hijab adalah banyak pendapat para ulama yang
mengatakan bahwa seorang isteri boleh melayani tamu-tamu
suaminya di hadapan suami, asal dia melakukan tata
167
Bab 10 : Walimatul 'Urs Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
168
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 10 : Walimatul 'Urs
169
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami
Ikhtishar
A. Kewajiban Suami
1. Memberi Mahar
2. Memberi Nafkah
3. Menyetubuhi
4. Bermalam Bersama Istri
5. Memberikan Pelayanan
6. Membagi Harta Antar Istri
B. Kewajiban Istri
1. Penyerahan Diri
2. Istimta’
3. Memberi Pelajaran Waktu Nusyudz
4. Memberi Izin Bepergian
5. Izin Orang Lain Masuk Rumah
6. Melayani Istri
7. Bepergian Dengan Istri
171
Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
A. Kewajiban Suami
1. Memberi Mahar
Mahar adalah harta bernilai nominal tertentu yang
menjadi kewajiban suami dan menjadi hak istri, yang
ditetapkan ketika akad nikah dilakukan.
Dasar kewajiban untuk memberi mahar ini adalah firman
Allah SWT :
ِْ َ ًـﻬﺘﺎﻧﺎ
ًوإﲦﺎً ﱡِﻣﺒﻴﻨﺎ َ ُ ُ ْ َ ﺷﻴﺌﺎ أ
َ ْ َُﺗﺄﺧﺬوﻧﻪُ ﺑ ِ ُ ْ َ ََﻓﻼ
ًْ َ ُﺗﺄﺧﺬواْ ْﻣﻨﻪ
ُ
172
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami
ُ ِ َﺧﺬن
ﻣﻨﻜﻢ ٍ ْ َـﻌﻀﻜﻢ ِ َإﱃ ﺑ
َ ْ َ ـﻌﺾ َوأ ْ ُ ُ ْ ََﻓﻀﻰ ﺑ
َ ْ وﻗﺪ أ َ ُ ُ َْ ﻛﻴﻒ
ْ َ َ ُﺗﺄﺧﺬوﻧﻪ َ ْ ََو
ً َِ ﻣﻴﺜﺎﻗﺎ
ﻏﻠﻴﻈﺎ ًَﱢ
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal
sebagian kamu telah bergaul dengan yang lain sebagai suami-
isteri. Dan mereka telah mengambil dari kamu perjanjian yang
kuat.(QS An-Nisa: 21)
Pemberian mahar akan memberikan pengaruh besar
pada tingkat keqowaman suami atas istri. Juga akan
menguatkan hubungan pernikahan itu yang pada gilirannya
akan melahirkan mawadah dan rohmah.
ََِ ـﻌﺾ
وﲟﺎ ٍ ْ َﻋﻠﻰ ﺑ
ََ ـﻌﻀﻬﻢ ِ اﻟﻨﺴﺎء
ْ ُ َ ْ َاﻟﻠﻪُ ﺑ
ّ ﻓﻀﻞ
َ ﱠ َ ﲟﺎ
َ َ ﻋﻠﻰ ﱢ
ََ ﻮنَ اﻟﺮﺟﺎل ﻗـَﱠﻮ ُاﻣ
ُ َﱢ
ِِ
اﳍﻢ ِ َُ أ
ْ ﻣﻦ أ َْﻣ َﻮ
ْ َْﻧﻔﻘﻮا
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas
sebahagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. (QS An-Nisa : 34)
2. Memberi Nafkah
Kewajiban suami yang kedua setelah memberi mahar
kepada istrinya di awal pernikahan, adalah memberi nafkah
secara rutin.
Nafkah adalah harta pemberian suami kepada istri, yang
seusai diberikan, maka harta itu berubah status
kepemilikannya, menjadi milik istri.
Dasar atas perintah kepada suami untuk memberi nafkah
173
Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ِ ْ وﻋﻠﻰ
ِ ﻟﻮد َﻟﻪ ِرْزﻗُ ﱠ
ُْ َ ْ ِ ـﻬﻦ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ﻛﺴﻮﺗُ ُ ﱠ
َْ ـﻬﻦ َو
ُ ُ ُاﻟﻤ ْﻮ َ ََ َ
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang makruf. (QS. Al-Baqarah : 233)
ِ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ِ ـﻬﻦ وِﻛﺴﻮﺗُ ُ ﱠ ِ ْ ُ ََْ وﳍﻦ
ُ ْ َ ْ ـﻬﻦ َ ْ َ ﻋﻠﻴﻜﻢ رْزﻗُ ُ ﱠ َ َُ ﱠ
174
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami
Dan ada hak bagi mereka dan kewajiban bagi kalian untuk
memberi rizki dan pakaian dengan makruf (HR. Muslim)
3. Menyetubuhi
Menyetubuhi istri adalah kewajiban suami kepada
istrinya, selain juga menjadi hak bagi suami mendapatkannya
dari istrinya. Artinya, kedua belah pihak punya hak dan
kewajiban yang sama, yaitu saling menunaikan tugas
kewajiban dan juga saling berhak menerimanya.
Namun tentang status hukum bagi suami untuk
menyetubuhi istrinya, sedikit ada perbedaan pendapat di
kalangan ulama. Jumhur ulama mengatakan hal itu menjadi
kewajiban suatu, sedangkan mazhab Asy-Syafi’iyah
mengatakan bahwa hukumnya bukan wajib tetapi sunnah.
a. Wajib
Jumhur ulama di antaranya mazhab Al-Hanafiyah, Al-
Malikiyah dan Al-Hanabilah sepakat menyebutkan bahwa
menyetubuhi istri hukumnya wajib bagi suami. Sehingga bila
suami tidak menunaikan kewajibannya itu, maka dia
berdosa.
Dasarnya adalah hadits Rasulullah SAW ketika
mendapati ada beberapa orang yang ingin puasa selamanya
dan tidak mau menikah selamanya. Maka beliau bersabda :
َﻫﻠﻚ ِ ْ وﱎ و
َ َ ْ اﺋﺖ أ ِ
َ َْ َ وﺻﻞ
َ َ َﻓﻄﺮ
ْ ْ ﻓﺼﻢ َوأ
ُْ َ
175
Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ﺑﺈذ َِﺎ
ْ ِِ اﳊﺮةِ ِإﻻﱠ
ﻋﺰل ُْﱠ
َْ ﻋﻦ اﻟﻠﻪُ ََْ ِ ﱠ
ْ َ وﺳﻠﻢ
َ َ َ ﻋﻠﻴﻪ
ﺻﻠﻰ ﱠ ِ ﻧَـﻬﻰ رﺳﻮل ﱠ
اﻟﻠﻪ َ ﱠ َُ َ
Rasulullah SAW melarang melakukan ‘azl atas istri yang
merdeka, kecuali atas izinnya. (HR. Al-Baihaqi)
b. Sunnah
Sedangkan dalam pandangan Mazhab Asy-Syafi’iyah,
hukum atas suami menyetubuhi istri bukan merupakan
kewajiban, melainkan hukumnya sunnah. 27
Dalam hal ini Mazhab Asy-Syafi’iyah memandang
bahwa menyetubuhi istri bukan sebagai kewajiban suami,
melainkan sebagai hak suami atas istrinya. Sehingga suami
tidak bersalah bila meninggalkan istrinya tanpa disetubuhi.
Namun dalam mazhab ini, menyetubuhi istri tetap
dianggap perbuatan yang mulia dan disunnahkan. Hal itu
menjadi sebuah kerahiman buat istri.
xxx4. Bermalam Bersama Istri
5. Memberikan Pelayanan
Memberi pelayanan atau berkhidmat menurut Jumhur
ulama dan mazhab Adz-Dzahiri adalah kewajiban para
suami kepada para istri. Para istri sendiri pada hakikatnya
tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya.
176
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami
177
Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
d. Mazhab Hanabilah
Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada
suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan,
membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk
menyapu rumah, menimba air di sumur. Ini merupakan nash
Imam Ahmad rahimahullah. Karena aqadnya hanya
kewajiban pelayanan seksual. Maka pelayanan dalam bentuk
lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum
kuda atau memanen tanamannya.
e. Mazhab Az-Zhahiri
Dalam mazhab yang dipelopori oleh Daud Adz-Dzahiri
ini, kita juga menemukan pendapat para ulamanya yang
tegas menyatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi istri
untuk mengadoni, membuat roti, memasak dan khidmat lain
yang sejenisnya, walau pun suaminya anak khalifah.
Suaminya itu tetap wajib menyediakan orang yang bisa
menyiapkan bagi istrinya makanan dan minuman yang siap
santap, baik untuk makan pagi maupun makan malam. Serta
wajib menyediakan pelayan (pembantu) yang bekerja
menyapu dan menyiapkan tempat tidur.
f. Al-Qaradawi
Namun kalau kita baca kitab Fiqih Kontemporer Dr.
Yusuf Al-Qaradawi, beliau agak kurang setuju dengan
pendapat jumhur ulama ini. Beliau cenderung tetap
mengatakan bahwa wanita wajib berkihdmat di luar urusan
seks kepada suaminya.
Dalam pandangan beliau, wanita wajib memasak,
menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Karena
semua itu adalah imbal balik dari nafkah yang diberikan
suami kepada mereka.
Kita bisa mafhum dengan pendapat Syeikh yang tinggal
di Doha Qatar ini, namun satu hal yang juga jangan
178
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami
B. Kewajiban Istri
Kalau pada bab sebelumnya kita bicara tentang
kewajiban suami yang menjadi hak istri, maka dalam bab ini
kita akan membahas lebih lanjut, yaitu tentang kewajiban
yang harus ditunaikan oleh seorang istri di satu sisi yang
tentunya menjadi hak yang diterima suami di sisi lain.
Dan keduanya berjalan berdampingan, tidak bisa saling
terpisah antara kewajiban istri dan hak suami.
XXX1. Penyerahan Diri
Kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang istri dan
menjadi hak suaminya adalah
179
Bab 12 : Kewajiban Istri & Hak Suami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
XXXX2. Istimta’
180
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 13 : Mahar
Bab 12 : Mahar
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Bahasa
2. Istilah
3. Istilah Yang Sepadan
B. Peran Mahar
C. Nilai Mahar
1. Sepasang Sendal
2. Hafalan Quran
3. Tidak Dalam Bentuk Apa-apa
D. Mahar Yang Tidak Memberatkan
A. Pengertian
1. Bahasa
Secara bahasa, kata mahar ( )َﻣﮭْﺮbermakna :
ِ ْ ِ زوﺟﺘﻪ
ِِ
اﻟﺰَو ِاج
ﺑﻌﻘﺪ ﱠ َ َ ْ َ اﻟﺰوج َِإﱃ
ُ ْ َﻣﺎ َ ْﻳﺪﻓَـﻌﻪُُ ﱠ
181
Bab 13 : Mahar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ض ِﰲ اﻟﻨﱢَﻜ
ﺎح ِ
ُ اﻟﻌَﻮ
Imbalan atas pernikahan
Maksudnya mahar adalah harta yang diberikan oleh
suami kepada istri sebagai imbalan (pengganti) dari telah
dinikahi. Baik mahar itu disebutkan dalam akad, ataupun
182
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 13 : Mahar
B. Hikmah Mahar
1. Bentuk Pemuliaan Islam Kepada Wanita
Salah satu bentuk pemuliaan Islam kepada seorang
wanita adalah pemberian mahar saat menikahinya. Mahar
adalah harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon
istrinya untuk dimiliki sebagai penghalal hubungan mereka.
Dahulu di zaman jahiliah wanita tidak memiliki hak
untuk dimiliki sehingga urusan mahar sangat bergantung
kepada walinya. Walinya itulah yang kemudian menentukan
mahar, menerimanya dan juga membelanjakannya untuk
dirinya sendiri. Sedangkan pengantin wanita tidak punya
hak sedikitpun atas mahar itu dan tidak bisa
membelanjakannya.
Maka datanglah Islam menyelesaikan permasalahan ini
dan melepaskan beban serta mewajibkan untuk memberikan
mahar kepada wanita. Islam menjadikan mahar itu menjadi
183
Bab 13 : Mahar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
َ ِ إﺣﺪاﻫﻦ
َﻗﻨﻄﺎ ًرا َﻓﻼ ـﻴﺘﻢ ِ ْ َ ُ ﱠ
ْ َُْزوج َوآﺗ ٍ ْ َ ﻣﻜﺎن
َ َ زوج ﱠ َ َ ِْ ْ َُردﰎ
ٍ ْ َ اﺳﺘﺒﺪال ْ َِ
وإن أ َ ﱡ
ِْ َ ًـﻬﺘﺎﻧﺎ
ًوإﲦﺎً ﱡِﻣﺒﻴﻨﺎ َ ُ ُ َْ ﺷﻴﺌﺎ أ
َ ْ َُﺗﺄﺧﺬوﻧﻪُ ﺑ ِ ُ َْ
ًْ َ ُﺗﺄﺧﺬواْ ْﻣﻨﻪ
ُ
Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang
lain , sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di
antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu
mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah
kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang
dusta dan dengan dosa yang nyata ?. (QS. An-Nisa:20)
ُ ِ َﺧﺬن
ﻣﻨﻜﻢ ٍ ْ َـﻌﻀﻜﻢ ِ َإﱃ ﺑ
َ ْ َ ـﻌﺾ َوأ ْ ُ ُ ْ ََﻓﻀﻰ ﺑ
َ ْ وﻗﺪ أ َ ُ ُ َْ ﻛﻴﻒ
ْ َ َ ُﺗﺄﺧﺬوﻧﻪ َ ْ ََو
ً َِ ﻣﻴﺜﺎﻗﺎ
ﻏﻠﻴﻈﺎ ًَﱢ
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal
sebagian kamu telah bergaul dengan yang lain sebagai suami-
isteri. Dan mereka telah mengambil dari kamu perjanjian yang
kuat.(QS An-Nisa: 21)
2. Ikatan Yang Kuat
Pemberian mahar akan memberikan pengaruh besar
pada hubungan pernikahan antar suami dan istri.
184
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 13 : Mahar
ََِ ـﻌﺾ
وﲟﺎ ٍ ْ َﻋﻠﻰ ﺑ
ََ ﻌﻀﻬﻢ ِ ﻋﻠﻰ ﱢ
ْ ُ َ ْ َاﻟﻠﻪُ ﺑـ
ّ ﻓﻀﻞ
َ اﻟﻨﺴﺎء َﲟﺎ َ ﱠ
َ ََ اﻣﻮن
َ ُ اﻟﺮﺟﺎل ﻗَـ ﱠﻮ
ُ َﱢ
ِِ
اﳍﻢ ِ َُ أ
ْ ﻣﻦ أ َْﻣ َﻮ
ْ َْﻧﻔﻘﻮا
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas
sebahagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. (QS An-Nisa : 34)
ِ ﻮل ٍ
اﷲ َ ﻳﺎََرُﺳ:ﺖ ْ َ َﺟﺎءَﺗْﻪُ ْاﻣَﺮأَةٌ ﻓَـَﻘﺎﻟ ﱯ َﻋْﻦ َﺳْﻬِﻞ ﺑِْﻦ َﺳْﻌﺪ أَﱠن اﻟﻨﱠِ ﱠ
َ ﻓَـَﻘَﺎم َرُﺟﻞٌ ﻓَـَﻘ.ًﺖ ﻗِﻴًَﺎﻣﺎ ﻃَِﻮﻳْﻼ
:ﺎل ْ ﻓَـَﻘَﺎﻣ.ﻚ َ َﺖ ﻧـَْﻔِﺴﻲ ﻟُ إِِّﱐ َوَﻫْﺒ
185
Bab 13 : Mahar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ﻮل
اﷲ ُ ﺎل َرُﺳ
َ ﻓَـَﻘ.ﺎﺟﺔ ِ َ َﻮل اﷲِ زﱢوﺟﻨِﻴـﻬﺎ إِ ْن ﻟَـﻢ ﻳُﻜﻦ ﻟ
َ ﻚ َﺎ َﺣ ْ َْ َ ْ ْ َ َ ﻳََﺎرُﺳ
ﻋﻨﺪي ِاﻻﱠ ِِ
ْ ْ َﻣﺎ:ـﻘﺎل َ َ َاﻳﺎﻩ؟ ﻓ ِ ِ ﻲء
ُ ﺗﺼﺪﻗُ َـﻬﺎ ﱠ
ٍ ِ ِ
ْ ُ ْ َﻫْﻞ ﻋْﻨَﺪَك ﻣْﻦ َﺷ:
ِ َ َ اﻋﻄﻴﺘَ َـﻬﺎ اَِز ِ ِ
ﻟﻚ
َ َ ﺟﻠﺴﺖ ﻻَ ا َز َار
َ ْ َ َ ارك َْ ْ َ ا ْن ﱠﱯ ـﻘﺎل اﻟﻨِ ﱡ
َ ََﻓ. ﻫﺬاَ اريْ ِ ا َز
ﻣﻦِ ًَ اﻟﺘﻤﺲ وَﻟﻮ ِ ِ َ ََ ﻓ.ﺷﻴﺌﺎ ِ ِ َْ َ
ْ ﺧﺎﲤﺎ َ ْ َ ْ َْ :ـﻘﺎل ًْ َ اﺟﺪ ُ َ َﻣﺎ:ـﻘﺎل َ ََ ﻓ.ﺷﻴﺌﺎ
ًْ َ ﻓﺎﻟﺘﻤﺲ
ْ
ﻣﻦِ َ ﻫﻞ: ـﻘﺎل َﻟﻪ اﻟﻨِﱠﱯ ْ َِ ـﻠﻢ ٍِ
َ ﻣﻌﻚ ََ ْ َ ﻓََ َ ُ ﱡ.ﺷﻴﺌﺎ ًْ َ ﳚﺪ ْ ََﻓﺎﻟﺘﻤﺲ ﻓ
َ َ َْ َ .ﺣﺪﻳﺪ ْ َ
.ﻳﺴﻤْﻴ َـﻬﺎ ٍ ِ ﻛﺬا
ﻟﺴﻮر ُ َ ﱢ َ َ وﺳﻮرة
ُ ْ ُ ﻛﺬاَ َ ﺳﻮرة
ُ ُ .ـﻌﻢ
ْ َ ﻧ
َ : ﺎل
َ ﻗ
َ ﺷﻴﺊ؟
ٌ ْ َ ِ ُْ
اﻟﻘﺮآن
ْ
َُ َ َ َْ
ِ ُ ْ ﻣﻌﻚ ِﻣﻦ ِ َ ُ ﻗﺪ ﱠ
اﻟﻘﺮآن
ْ َ َ َ َ زوﺟﺘﻜﻬﺎ َﲟﺎ َ ْ َ َْ : ﱠﱯ ـﻘﺎل َﻟﻪُ اﻟﻨِ ﱡ
َ ََﻓ
Dari Sahal bin Sa'ad bahwa nabi SAW didatangi seorang
wanita yang berkata,"Ya Rasulullah kuserahkan diriku
untukmu", Wanita itu berdiri lama lalu berdirilah seorang laki-
laki yang berkata," Ya Rasulullah kawinkan dengan aku saja
jika kamu tidak ingin menikahinya". Rasulullah berkata,"
Punyakah kamu sesuatu untuk dijadikan mahar? dia berkata,
"Tidak kecuali hanya sarungku ini" Nabi menjawab,"bila kau
berikan sarungmu itu maka kau tidak akan punya sarung lagi,
carilah sesuatu". Dia berkata," aku tidak mendapatkan
sesuatupun". Rasulullah berkata, " Carilah walau cincin dari
besi". Dia mencarinya lagi dan tidak juga mendapatkan apa-
apa. Lalu Nabi berkata lagi," Apakah kamu menghafal
qur'an?". Dia menjawab,"Ya surat ini dan itu" sambil
menyebutkan surat yang dihafalnya. Berkatalah Nabi,"Aku
telah menikahkan kalian berdua dengan mahar hafalan
qur'anmu" (HR Bukhari Muslim).
Dalam beberapa riwayat yang shahih disebutkan bahwa
beliau bersabda :
ِ ُ ْ ـﻌﻠﻤﻬﺎ ِﻣﻦ ِ ِ
ْ َ َ ْ زوﺟﺘﻜﻬﺎ ﻓَ َﱢ
اﻟﻘﺮآن َ َ ُ ْ ﻟﻘﺪ َ ﱠ
ْ َ َ اﻧﻄﻠﻖ
ْ َْ
186
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 13 : Mahar
187
Bab 13 : Mahar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
D. Syarat Mahar
Secara umum para ulama sepakat bahwa mahar itu
harus memenuhi syarat tertentu agar sah dijadikan sebagai
mahar. Namun secara lebih detail, masing-masing mereka
punya ungkapan yang beragam.
1. Jumhur
Jumhur ulama yaitu mazhab Al-Malikiyah, Asy-
Syafi'iyah dan Al-Hanabilah sepakat bahwa hal-hal apa saya
yang saya dijadikan tsaman (ﺛﻤﻦ َ َ ), mutsamman (ﻣﺜﻤﻦ ) ُ َ ﱠatau ujrah
ُ
()أﺟ ْ َﺮة, maka sah juga untuk dijadikan mahar.
Yang dimaksud dengan istilah tsaman (ﺛﻤﻦ َ َ ) adalah uang
sebagai pembeli sesuatu, sedangkan mutsamman (ﻣﺜﻤﻦ ) ُ َ ﱠadalah
benda atau barang yang bisa dibeli. Dan ujrah ( ) ُأﺟ ْ َﺮةadalah
upah atau honor atas suatu jasa pekerjaan tertentu.
a. Ad-Dardir
Ad-Dardir mengatakan bahwa syarat mahar itu harus
berstatus sebagai tsaman dengan segala syaratnya, antara lain
berupa harta yang suci, bermanfaat, bisa diserahkan, dan
diketahui kadarnya.28
Dengan demikian, tidak sah suatu mahar apabila yang
diserahkan itu bukan merupakan harta dengan syarat-
syaratnya.
Benda najis tentu tidak sah dijadikan mahar. Darah,
bangkai, kotoran, dan semua benda najis, termasuk anjing
dan babi, tidak sah untuk dijadikan mahar.
Demikian juga benda yang tidak ada manfaatnya, tidak
sah dijadikan mahar. Di masa lalu para ulama
mencontohkan bahwa tanah dan debu termasuk benda
yang tidak punya manfaat. Di masa sekarang ini yang
kurang lebih dianggap tidak bermanfaat adalah limbah
188
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 13 : Mahar
189
Bab 13 : Mahar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
2. Mazhab Al-Hanafiyah
Sedangkan dalam pandangan mazhab Al-Hanafiyah,
mahar itu harus berbentuk mal mutaqiwwim ()ﻣﺎل ﻣﺘﻘﻮم, yaitu
harta yang punya nilai tertentu dan diakui oleh khalayak.
Berarti bila tidak dianggap sebagai harta, maka tidak sah
untuk dijadikan mahar.30
190
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 13 : Mahar
F. Nilai Mahar
Secara fiqhiyah, kalangan Al- Hanafiyah berpendapat
bahwa minimal mahar itu adalah 10 dirham. Sedangkan Al-
Malikiyah mengatakan bahwa minimal mahar itu 3 dirham.
Meskipun demikian sebagian ulama mengatakan tidak ada
batas minimal dengan mahar.
Dan bila dicermati secara umum, nash-nash hadits telah
datang kepada kita dengan gambaran yang seolah tidak
mempedulikan batas minimal mahar dan juga tidak batas
maksimalnya. Barangkali karena kenyataannya bahwa
manusia itu berbeda-beda tingkat ekonominya, sebagian dari
mereka kaya dan sebagian besar miskin. Ada orang
mempunyai harta melebihi kebutuhan hidupnya dan
sebaliknya ada juga yang tidak mampu memenuhinya.
Maka berapakah harga mahar yang harus dibayarkan
seorang calon suami kepada calon istrinya sangat ditentukan
dari kemampuannya atau kondisi ekonominya.
Banyak sekali nash syariah yang memberi isyarat tentang
tidak ada batasnya minimal nilai mahar dalam bentuk
nominal. Kecuali hanya menyebutkan bahwa mahar haruslah
sesuatu yang punya nilai tanpa melihat besar dan kecilnya.
Maka Islam membolehkan mahar dalam bentuk cincin
dari besi, sebutir korma, jasa mengajarkan bacaan qur'an atau
yang sejenisnya. Yang penting kedua belah pihak ridho dan
rela atas mahar itu.
G. Pembatasan Mahar
Demikian pula dalam batas maksimal tidak ada
batasannya sehingga seorang wanita juga berhak untuk
meminta mahar yang tinggi dan mahal jika memang itu
kehendaknya. Tak seorangpun yang berhak menghalangi
keinginan wanita itu bila dia menginginkan mahar yang
mahal.
191
Bab 13 : Mahar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
192
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 14 : Nafkah
Bab 13 : Nafkah
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Bahasa
2. Istilah
B. Masyru’iyah
1. Al-Quran
2. As-Sunnah
C. Sebab Wajib Nafkah Bagi Suami
D. Syarat Menerima Nafkah Bagi Istri
E. Nilai Nafkah
1. Pendapat Pertama
2. Pendapat Kedua
3. Pendapat Ketiga
4. Pendapat Keempat
F. Jenis Nafkah
1. Makanan
2. Pakaian
3. Tempat Tinggal
4. Parfum dan Alat Kecantikan
193
Bab 14 : Nafkah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
5. Pengobatan
6. Menyediakan Pembantu dan Upahnya
G. Berbagai Keadaan Istri
1. Di Bawah Umur
2. Sakit
3. Terpenjara
4. Ghaib
5. Mafqud
6. Nusyudz
7. Dalam Masa Iddah
A. Pengertian
1. Bahasa
Secara etimologis, kata nafkah berasal dari unsur serapan
dari bahasa Arab yaitu nafaq ()ﻧﻔﻖ, yang berarti kering.
Dikatakan :
ِ ً ََاﻟﺸﻲءُ ﻧ
ﻓﲏ
َ َ ـﻔﻘﺎ ْ ـﻔﻖ ﱠ
َ ََﻧ
194
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 14 : Nafkah
2. Istilah
Secara istilah, kata nafkah bermakna :
ٍ دون ِ
ﺳﺮف
َ َ َ ُ ْدﻣﻲ ٌ َ ْ ُ ٌَﻣﺎ ِِﺑﻪ ﻗـَﱠﻮام
ﻣﻌﺘﺎد َﺣﺎل اﻵ َ ﱢ
Sesuatu yang dengannya tegak keadaan manusia tanpa
B. Masyru’iyah
Seluruh ulama sepakat bahwa seorang suami diwajibkan
untuk memberi nafkah kepada istrinya. Dan di sisi lain,
seorang istri berhak untuk mendapatkan nafkah dari
suaminya.
Ada banyak dalil yang menjadi dasar masyru’iyah atas
kewajiban memberi nafkah yang dibebankan syariat pada
pundak seorang suami, di antaranya :
1. Al-Quran
Allah SWT berfirman :
195
Bab 14 : Nafkah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ِ ـﻬﻦ وِﻛﺴﻮﺗُ ُ ﱠ ِ ِ ْ وﻋﻠﻰ
ُ ْ َ ْ ـﻬﻦ َ ْ َ اﻟﻤ ْﻮُﻟﻮد َﻟﻪُ رْزﻗُ ُ ﱠ
َ ََ َ
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang makruf. (QS. Al-Baqarah : 233)
ِ ِـﻬﻦ و
ُْ َ ْ ِ ـﻬﻦ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ﻛﺴﻮﺗُ ُ ﱠ ِ ْ ُ ََْ وﳍﻦ
َ ْ َ ﻋﻠﻴﻜﻢ رْزﻗُ ُ ﱠ َ َُ ﱠ
Dan ada hak bagi mereka dan kewajiban bagi kalian untuk
memberi rizki dan pakaian dengan makruf (HR. Muslim)
196
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 14 : Nafkah
F. Jenis Nafkah
Kalau dilihat dari bentuknya, yang namanya nafkah
suami kepada istrinya tidak akan lepas dari segala apa yang
bisa menopang hidup seorang istri. Dan yang paling esensial
tentu adalah makanan, pakaian dan tempat tinggal. Tanpa
ketiganya, seseorang tidak bisa hidup normal.
XXX1. Makanan
2. Pakaian
Bentuk nafkah yang kedua buat istri setelah urusan perut
adalah kewajiban memberi pakaian. Suami diwajibkan
memberi pakaian buat istrinya, yang cukup untuk menutup
aurat, serta menahan dirinya dari cuaca, baik musim panas
atau musim dingin.
Secara eksplisit, Al-Quran Al-Karim menyebutkan
kewajiban suami untuk memberi pakaian kepada istrinya.
197
Bab 14 : Nafkah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ِ ـﻬﻦ وِﻛﺴﻮﺗُ ُ ﱠ ِ ْ ُ ََْ وﳍﻦ
ُ ْ َ ْ ـﻬﻦ َ ْ َ ﻋﻠﻴﻜﻢ رْزﻗُ ُ ﱠ َ َُ ﱠ
Dan ada hak bagi mereka dan kewajiban bagi kalian untuk
memberi rizki dan pakaian dengan makruf (HR. Muslim)
Hadits nabawi juga menyebut hal itu :
ﻛﺴﻮِِ ﱠﻦ َ َ َ ِ ِ ﱠ
وﻃﻌﺎﻣﻬﻦ ِ ِ ﲢﺴﻨُﻮا َِإﻟﻴ ِ ﱠ
َ ْ ﻬﻦ ﰲ ْ
ِ ُْ ﻋﻠﻴﻜﻢ أ َْن َ َﱡُ ﱠ
ْ ُ ََْ وﺣﻘﻬﻦ
Dan hak istri yang merupakan kewajiban atas kalian adalah
berbuat ihsan kepada mereka dalam hal pakaian dan makanan
mereka. (HR.Tirmizy)
ـﻬﻦ
ـﺴﻮﺗُ ُ ﱠـ ـِـﻴﻜﻢ ِرْزﻗـُﻬ ـ ﱠـﻦ وﻛ
ُ ـ ﻠ
َ ﻋ ـﻦ
ﱠ ـ ـﳍَ و : ﱠ
ـﻠﻢـ ﺳو ِ وﻗَـﻮﻟِ ـ ِـﻪ ﺻ ـ ﱠـﻠﻰ اﻟﻠﱠـ ــﻪ ﻋﻠَﻴ ـ
ـﻪ
َْ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َ ََ َْ ُ َ َْ
ِ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ِ
ُْ َ ْ
Dan hak istri yang merupakan kewajiban atas kalian adalah
memberi rizki dan makanan kepada mereka dengan makruf
(HR.Muslim)
Mazhab Asy-Syafi’iyah menyebutkan seorang suami
diwajibkan memberi pakaian kepada istrinya minimal 6
bulan sekali. 31
Sedangkan mazhab Al-Hanabilah menyebutkan minimal
suami memberi pakaian kepada istrinya setahun sekali,
karena hal itu merupakan adat atau kebiasaan yang berlaku
umum dimana-mana. 32
Bentuk teknis dari memberi pakaian itu bisa bermacam-
macam, bisa dengan dengan cara suami membuat sendiri
dengan menjahit pakaian untuk istrinya, atau pun di masa
indstri sekarang ini, pakaian bisa dengan mudah dibeli yang
198
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 14 : Nafkah
sudah jadi.
Termasuk ke dalam kewajiban memberi nafkah pakaian
adalah merawat pakaian tersebut apabila telah robek atau
usang dengan tambalan atau pun menggantinya dengan
pakaian yang baru. Yang juga termasuk ke dalam katergori
memberi pakaian buat istri adalah membersihkan dan
mencucinya. Sehingga pada dasarnya mencuci pakaian istri
adalah kewajiban suami, manakala istrinya bukan termasuk
orang yang bisa mencuci bajunya sendiri.
Dan kalau suaminya tidak sempat mencucikan baju
untuk istrinya, maka suaminya berkewajiban untuk
membayar orang lain untuk mencucikan baju untuk istrinya.
3. Tempat Tinggal
Bentuk kewajiban memberi nafkah yang ketiga buat istri
adalah memberi tempat tinggal. Kewajiban ini didasarkan
pada firman Allah SWT :
ِ
وﺟﺪﻛﻢ ِ ُْ َ ﺣﻴﺚ ِ أ ُِ ﱠ
ْ ُ ْ ُ ﻣﻦ
ْ ﺳﻜﻨﺘﻢ
ْ َ ُ ْ َ ﻣﻦ
ْ َﺳﻜﻨﻮﻫﻦ
ُ ْ
Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu. (QS. Ath-Thalaq : 6)
Sebenarnya ayat ini diperuntukkan buat istri yang
ditalak tetapi masih dalam masa iddah. Namun kenapa dalil
ini yang digunakan, logikanya adalah kalau istri yang sudah
ditalak saja masih wajib bagi suami untuk menempatkan
istrinya di dalam rumahnya, maka apalagi buat istri yang
tidak ditalak, tentu kewajibannya jauh lebih utama.
Sedangkan dalil yang sifatnya umum dalam memberikan
tempat tinggal buat istri adalah ayat berikut :
ِ
ﺑﺎﻟﻤﻌﺮوف ِ َ ِ ُﱠ
ُ ْ َ ْ وﻋﺎﺷﺮوﻫﻦ
ُ َ
199
Bab 14 : Nafkah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
XXX5. Pengobatan
200
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
Bab 15 : Jima’
Ikhtishar
A. Pengertian
B. Masyru’iyah
C. Sebab Kebolehan
D. Pahala
E. Adab
1. Basmalah
2. Tidak Menghadap Kiblat
3. Diawali Dengan Percumbuan
4. Tidak Selesai Sendirian
5. Memakai Penutup
6. Tidak Banyak Bicara dan Tidak Berisik
7. Mencuci Kemaluan dan Berwudhu Bila Mengulangi
8. Dilalukan di Malam Jumat
F. Larangan Dalam Jima’ Yang Masyru’
1. Haidh
2. Nifas
3. I’tikaf
4. Puasa
201
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
5. Ihram
6. Zhihar
F. Larangan Dalam Jima’ Yang Tidak Masyru’
1. Zina
2. Liwath
3. Dubur
4. Mayat
5. Hewan
G. Pengaruh Jima’ Pada Hukum
A. Pengertian
Secara bahasa, kata jima' punya bentuk dasar dari kata
jaama'a ()ﺟﺎﻣﻊ, yang tiga huruf dasarnya adalah jim mim 'ain.
Sedangkan secara istilah dalam ilmu fiqih, jima' adalah
melakukan hubungan kelamin, dimana kemaluan suami
masuk ke dalam kemaluan istri, baik seluruhnya atau
sebagiannya, baik sampai keluar mani atau tidak.
Para ulama yang membuat definisi jima’, sebagaimana
202
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
ٍ ْ َذﻛﺮ ِﰲ ﻓ
ـﺮج ِ
ٍ َ َ إﻳﻼج
َُ
Masuknya kemaluan laki-laki ke dalam kemaluan
perempuan.33
Dalam prakteknya, ada beberapa istilah yang maknanya
adalah jima', seperti al-wath'u, al-mubasyarah,
XXXB. Masyru’iyah
XXXD. Pahala
E. Adab
Syariat Islam memberikan beberapa adab yang
menjadikan jima' itu bukan sekedar kesenangan, tetapi juga
menjadi ibadah tersendiri, apabila dilakukan sesuai dengan
adab-adabnya.
Di antara adab-adab berjima' yang disunnahkan antara
lain :
1. Basmalah
Membaca basmalah atau sering juga diistilahkan dengan
tasmiyah disunnahkan untuk dibaca sebelum jima' dimulai.
Hal ini menunjukkan bahwa jima' bagian dari ibadah kepada
Allah SWT.
203
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ِ ﺛﻜﻢ أ ﱠ ُ َِ
ﻷﻧﻔﺴﻜﻢ
ْ ُ ُ َ ْوﻗﺪﻣﻮا
ُ ﺷﺌﺘﻢ َ َ ﱢ
ْ ُْ َﱏ ْ ُ ﺣﺮث ﱠ
ْ ُ َﻟﻜﻢ َ ْﻓﺄﺗُﻮاْ َﺣْﺮ ٌ ْ َ ﻛﻢ ْ ُﻧﺴﺂؤ
ِِ ِ ﻣﻼﻗﻮﻩ ﱢ
اﻟﻤﺆﻣﻨﲔ ُ اﻋﻠﻤﻮاْ أ ﱠ ّ َْواﺗﱠ ُـﻘﻮا
َ ْ ُ ْ وﺑﺸﺮَ َ ُ َُ َﻧﻜﻢ ﱡ ُ َ ْ اﻟﻠﻪَ َو
Isteri-isterimu adalah tanah tempat kamu bercocok tanam,
maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu
bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah untuk
dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira
orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah : 223)
Bagian yang menjadi dalil dari ayat ini adalah lafadz wa
qaddimu lianfusikum. Diterjemahkan menjadi "Dan
kerjakanlah untuk dirimu". Tetapi maksudnya adalah
ucapkanlah tasmiyah sebelum memulai jima' dengan istri.
Penafsiran ini dikemukakan oleh shahabat Nabi yaitu
Ibnu Abbas radhiyallahuahu, sebagaimana bisa kita baca
dalam Tafsir Al-Jami' li Ahkamil Quran.34
Bahwa lafadz waqaddimu lianfusikum maksudnya adalah
tasmiyah atau membaca basmalah sebelum jima' juga
dikemukakan oleh Atha'.35
Selain membaca basmalah, juga ada doa yang layak
untuk dibaca berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yaitu :
اﻟﻠﻪ ﱠ ُ ﱠ
اﻟﻠﻬﻢ َﺟﻨﱢْﺒ َـﻨﺎ ِ ﺑﺴﻢ ﱠِ ْ ِ : َﻫﻠﻪُ َﻗﺎلَ ْ ﻳﺄﰐَ أ َِْ َﺣﺪﻫﻢ ِ َإذا أَر َاد أ َْن َ ْﻟﻮ أ ﱠ
َ ْ ُ َ َ َن أ
ﻟﺪ ِﰲ ٌ َـﻬﻤﺎ َو ِ َِ ﱠ،اﻟﺸﻴﻄﺎنَ ﻣﺎ رزَﻗـْﺘَ َـﻨﺎ ِ اﻟﺸﻴﻄﺎنَ َ ﱢ
َ ُ َﱠر ﺑـَْﻴـﻨ
ْ ﻓﺈﻧﻪُ إنْ ﻳ ُـﻘَﺪ َ َ َ ْ وﺟﻨﺐ ﱠ َ َ ْﱠ
َﺑﺪا ِ
ً َ ﺷﻴﻄﺎن أ
ٌ َ ْ َ ﻳﻀﺮﻩُذﻟﻚ َﱂْ َ ُ ﱠ
َ َ
34 Al-Imam Al-Qurthubi, Tasfir Al-Jami' li Ahkam Al-Quran, jilid 4 hal. 12
35 Al-Mughni, jilid 10 hal. 231
204
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
ﺲ أََﺣُﺪُﻛْﻢ ﻠ
َ ﺟ اذ
َ ِ إ: ﺎل
َ َﻗ ﻮل اﷲ ِ َﻋﻦ رﺳ َﻋﻦ أَِﰊ ﻫﺮﻳـﺮَة
َ َ َُ ْ َْ َ ُ ْ
s
ٍ ـﻠﺔ ِ َﺑﻐﺎﺋِ ٍﻂ وﻻ ﺑ
ـﻮل ِ َْ ـﻘﺒﻠُﻮا
َ َ اﻟﻘْﺒ ِ ْ َﻋﻨﻪُ ﻻ َﺗﺴﺘ
َْ ُرﺿﻲ اﷲ ِ ﻋﻦ أِﰊ أ ﱡَﻳﻮب
َْ َ ْ َ َ َ َ
ِ
ﻟﻜﻦ َﺷﱢﺮﻗُﻮا أ َْو َﻏﱢﺮﺑُﻮا
ْ ََو
Dari Abu Ayyub radhiyallahuanhu"Janganlah menghadap
kiblat saat kencing atau buang hajat tetapi menghadaplah ke
Timur atau ke Barat" (HR. Sab’ah)
36Al-Majmu', jilid 2 hal. 80; Jawahirul Iklil, jilid 1 hal. 18; Al-Mughni, jilid 10 hal. 232;
Kasysyaf Al-Qina' jilid 5 hal. 216, Ihya' Ulumuddin, jilid 2 hal. 46
205
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ َ ْ ـﻌﺔ ﻗَـﺒﻞ
ِ ْ ﻋﻦ اﻟﻠﻪُ ََْ ِ ﱠ
ﺻﻠﻰ ﱠ ِ ﻧَـﻬﻰ رﺳﻮل ﱠ
اﻟﻠﻪ َ ﱠ
اﻟﻤﻼﻋﺒﺔ ُ ِ َ وﺳﻠﻢ
ََ ُ ْ َ َاﻟﻤ َﻮاﻗ َ َ َ ﻋﻠﻴﻪ َُ َ
Rasulullah SAW melarang melakukan jima' sebelum
mula'abah.37
Mula'abah secara bahasa berarti bermain-main, dari kata
la'iba - yal'abu ()ﻟﻌﺐ ﯾﻠﻌﺐ, tapi maksudnya adalah permainan
yang menjadi pembuka atau pemanasan dari hubungan
suami istri. Sering juga disebut dengan istilah foreplay.
4. Tidak Selesai Sendirian
Sangat dianjurkan bagi pasangan suami istri yang
melakukan jima' untuk mencapai orgasme bersama, atau
setidaknya tidak meninggalkan pasangannya kecuali setelah
sama-sama mendapatkan puncak kenikmatannya.
Dan hal itu merupakan anjuran yang dijelaskan di dalam
salah satu hadits nabi :
37Hadits ini ditulis oleh Al-Khatib di dalam Kitab Al-Baghdadi, jilid 13 hal. 221. Adz-
Dzahabi dalam Kitab Mizanul I'tidal (jilid 1 hal. 662) menyebutkan bahwa dalam daftar
perawinya adalah orang yang bernama Al-Khalili yang statusnya lemah sekali.
206
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
ِ ْاﻟﻌْﻴـَﺮ
ﻳﻦ ِ ِ
َ ْ ﲡﺮد
َ ـﺘﺠﺮدا ََﱡ
َ ـﻠﻴﺴﺘﱰ َوﻻَ ﻳََ َ ﱠ
ْ َ ْ َْ ََﻫﻠﻪُ ﻓ
َ ْ َﺣﺪﻛﻢ أ
ْ ُ ُ َ َإذا أ ََﺗﻰ أ
Bila salah seorang dari kalian mendatangi istrinya (melakukan
jima') maka gunakan penutup dan janganlah kedua
bertelanjang bulat. (HR. Ibnu Majah)38
Oleh karena itu kita menemukan juga pendapat yang
berbeda dari para ulama tentang tidak adanya keharusan
penggunakan penutup pada saat berjima'. Salah satu yang
membolehkan adalah Ibnu Al-Qasim dalam Kitab Adz-
Dzakhirah.39
6. Tidak Banyak Bicara dan Tidak Berisik
Dianjurkan buat suami istri ketika melakukan jima'
untuk tidak banyak bicara dan tidak melakukannya dengan
berisik.
Dimakruhkan apabila sampai suara mereka terdengar
orang lain, kecuali bayi yang masih kecil dan belum mengerti
apa-apa. Meski pun keduanya tidak merasa risih, namun hal
38 Al-Bushiri dalam Kitab Mishbahuz-Zujajah (jilid 1 hal. 337) menegaskan bahwa sanad
hadits ini lemah.
39 Adz-Dzakhirah jilid 4 hal 418
207
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ْـﻮﺿﺄ
ـﻌﻮد ﻓَ ْـﻠﻴَﺘَ َ ﱠ
َ ُ ََﻫﻠﻪُ ﰒُﱠ أََر َاد أَ ْن ﻳ
َ ْ َﺣﺪﻛﻢ أ ِ
ْ ُ ُ َ َإذا أ ََﺗﻰ أ
Bila salah seorang dari kalian mendatangi istrinya (melakukan
jima') dan ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah dia
berwudhu' .(HR. Muslim)
Bahkan kalau mau lebih afdhal, dianjurkan untuk mandi
janabah terlebih dahulu, meski pun tentunya bukan
merupakan kewajiban atau syarat. Sebab Rasulullah SAW
pernah menggilir para istrinya dengan satu kali mandi
janabah.
208
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
ﺑﺪﻧﺔ
ًَ َ َ ـﺮب َاح َ َ َﱠ ِ َ ْ اﳉﻤﻌﺔ ُﻏﺴﻞ
ِ
َ ﻓﻜﺄﳕﺎ ﻗَﱠ َ اﳉﻨﺎﺑﺔ ُﰒﱠ َر
َ َ َ ْ َ ُ ُْ ـﻮم
َ ْ َاﻏﺘﺴﻞ ﻳ
َ َ َْ ﻣﻦ
َْ
Siapa yang mandi pada hari Jumat sebagaimana mandi
janabah, lalu berangkat menuju masjid, maka dia seolah
berkurban dengan seekor unta. (HR. Al-Bukhari Muslim)
Dari dalil itu kemudian sebagian ulama
mengembangkan kesimpulan bahwa ada isyarat untuk
melakkan jima' pada malam harinya. Karena disunnahkan
mandi janabah di pagi harinya.
Namun sebagian ulama lainnya tidak menyimpulkan
seperti itu. Dalam pandangan mereka, mandi yang
disunnahkan itu bukan mandi janabah, melainkan mandi
yang khusus disyariatkan di hari Jumat terkait dengan akan
dilakukannya shalat Jumat.
209
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ ِ َ ْ اﻟﻨﺴﺎء ِﰲ
اﻟﻤﺤﻴﺾ ِ
َ ﻫﻮ أ ًَذى َﻓﺎﻋﺘَْﺰﻟُﻮاْ ﱢ
َ ُ ﻗﻞ ِ ِ َ ْ ﻋﻦ
ْ ُ اﻟﻤﺤﻴﺾ ِ َ وﻳﺴﺄﻟﻮﻧﻚ
َ َ َُ ْ َ َ
ِ ﺗﻮﻫﻦ
ﺗﻄﻬﺮن َﻓﺄُْ ُ ﱠ َ َِ ﻳﻄﻬﺮن
ُاﻟﻠﻪ
ّ ﻛﻢَﻣﺮ
ُ
َُ َ أ ﺣﻴﺚ
ُ ْ َ ﻣﻦ
ْ َ ْ ﻓﺈذا َ َﱠ َ ْ ُ ْ َ ﺣﱴ
َﺑﻮﻫﻦ َ ﱠَوﻻَ ﺗَ ْـﻘَﺮُ ُ ﱠ
َ اﻟﻤﺘﻄﻬ ِﺮ
ﻳﻦ اﺑﲔ َ ُِ ﱡ
وﳛﺐ ْ ُ َ َﱢ اﻟﻠﻪَ ُِ ﱡ
َ ِ ﳛﺐ اﻟﺘﱠـ ﱠﻮ ّ إن ِﱠ
‘Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:
‘Haidh itu adalah suatu kotoran’. Oleh sebab itu hendaklah
kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci .
Apabila mereka telah suci maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.(QS. Al-Baqarah : 222)
210
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
menyetubuhinya.
Sedangkan Mazhab Al-Hanabilah membolehkan
mencumbu wanita yang sedang haid pada bagian tubuh
selain antara pusar dan lutut atau selama tidak terjadi
persetubuhan. Hal itu didasari oleh sabda Rasulullah SAW
ketika beliau ditanya tentang hukum mencumbui wanita
yang sedang haid maka beliau menjawab:
ِِ
ْﻓﻴﻬﻢ َﱂ
ِ
َ َ ـﻬﻮد َﻛﺎﻧﺖ ِإذا ﻋﻨﻪُ أ ﱠ ٍ َْ
ْ ْ ُﺣﺎﺿﺖ اﳌَْﺮأَة َ ُ ََن اﻟﻴ َْ ُرﺿﻲ اﷲَ ﻋﻦ أ ََﻧﺲ
ِ اﻟﻨﻜﺎح رواﻩ ﱠ ِ ٍ َ ﻛﻞ ِ
ﻣﺴﻠﻢ
ٌ ْ ُ ُ ََ َ َ ﱢ إﻻ ﺷﻰء ﱠ ُ ـﻌﻮا
ُ ﻨ
َْاﺻ ـﻘﺎل اﻟﻨِ ﱡ
ﱠﱯ َ ََاﻛﻠﻮﻫﺎ ﻓ
َ ُ ﻳـَُﺆ
s
ِ رﺳﻮل
ِ ُ َْ s اﷲ
ُِ ﻳﺄﻣﺮﱐ ََﱠ
ﻓﺄﺗﺰر ُ ﻛﺎن
َ َ :ﻗﺎﻟﺖ
َ َ ـﻬﺎﻨْ ﻋ اﷲ رﺿﻲ ِ ﻋﻦ
ﻋﺎﺋﺸﺔ
َ َ
ُ ُ َ َ َ ُ َ َ َْ
ِ َ ﺣﺎﺋﺾ ﻣﺘﱠ َـﻔﻖ
ﻋﻠﻴﻪ ِ ِ ِ ََُﻓ
ْ َ ٌ ُ ٌ َ ـﻴﺒﺎﺷﺮﱐ َوأ ََﻧﺎ
ُ
‘Dari Aisyah ra berkata"Rasulullah SAW memerintahkan aku
untuk memakain sarung beliau mencumbuku sedangkan aku
dalam keadaan datang haidh". (HR. Muslim).
Keharaman menyetubuhi wanita yang sedang haid ini
tetap belangsung sampai wanita tersebut selesai dari haid
dan selesai mandinya. Tidak cukup hanya selesai haid saja
tetapi juga mandinya. Sebab didalam ayat di atas itu Allah
menyebutkan bahwa wanita haid itu haram disetubuhi
sampai mereka menjadi suci dan menjadi suci itu bukan
sekedar berhentinya darah namun harus dengan mandi
janabah itu adalah pendapat al Malikiyah dan as Syafi’iyah
serta al Hanafiyah.
Bila seorang wanita sedang haid disetubuhi oleh
suaminya maka ada hukuman baginya menurut Al-
211
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
212
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
ِ ِ ْ ﻋﺎﻛﻔﻮن ِﰲ
اﻟﻤﺴﺎﺟﺪ َ ُ ِ ـﺒﺎﺷﺮوﻫﻦ وأَﻧُْـﺘﻢ
ﱠ ِ ُوﻻَ ﺗ
ََ َ ْ ُ
َ ُ َ َ
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf
dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (QS. Al-
Baqarah : 187)
4. Puasa
Ketika sedang berada di siang hari bulan Ramadhan,
maka jima' hukumnya terlarang, yaitu bagi mereka yang
wajib mengerjakan puasa tanpa udzur yang syar'i. Dasarnya
adalah firman Allah SWT :
ِ ﻧﺴﺂﺋﻜﻢ ﱠ
ِ ِ
َﻧﺘﻢ ْ ُ ﻟﺒﺎس ﱠ
ْ ُ ﻟﻜﻢ َوأ ٌ َ ﻫﻦُ ْ ُ َ ﻓﺚ ِ َإﱃ ِ ﻟﻜﻢ ﻟَْﻴ َـﻠﺔَ ﱢ
ُ َاﻟﺼﻴﺎم اﻟﺮﱠ
َ أِ ﱠ
ْ ُ َ ُﺣﻞ
ِ
ﻟﺒﺎس ﱠُ ﱠ
ﳍﻦ ٌ َ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa
bercampur dengan isteri-isteri kamu. Mereka adalah pakaian
bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. (QS. Al-
Baqarah : 187)
Wajhu ad-dilalah dari ayat ini adalah Allah SWT
menghalalkan bagi kita untuk melakukan hubungan suami
213
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ رﺳﻮل َ ﱠ
وﻣﺎ
َ َ :ﻗﺎل
َ َ .اﻟﻠﻪ َ ُ َ ﻫﻠﻜﺖ َﻳﺎُ ْ َ َ :ـﻘﺎل َ ََ ﻓ ﱠﱯ رﺟﻞٌ ِ َإﱃ َاﻟﻨِ ﱢُ َ ََﺟﺎء
ِ ﻋﻠﻰ
ُ َِ ﻫﻞ
ﲡﺪ َﻣﺎ َْ : ـﻘﺎل
َ ﻓ
ََ .رﻣﻀﺎن
َ َ ََ ﰲ ِ َﰐِأﺮ
َ ْ ََ ـﻌﺖ
اﻣ ُ ْ َ َوﻗ:ﻗﺎل
َ َ َﻫﻠﻜﻚ ؟َ َ َْأ
ِ ْﺷﻬَﺮ
ﻳﻦ ِ ِ
ْ َ ﺗﺼﻮم
َ ُ َ ﺗﺴﺘﻄﻴﻊ أ َْن
ُ َ ْ َ ـﻬﻞ ْ َ َ ﻓ:ﻗﺎل َ َ .َ ﻻ:ﻗﺎل َ َ ـﻌﺘﻖ َرﻗََـﺒﺔً؟ُ ْ َﺗ
:ﻗﺎل ً ِ ْ ِ ﺳﺘﲔ
َ َ ﻣﺴﻜﻴﻨﺎ؟ ِ ِ ْ ُ ﲡﺪ ﻣﺎ
َ ﺗﻄﻌﻢ ﱢُ
ِ َ ﻓ:ﻗﺎل
َ ُ َ ـﻬﻞ ْ َ َ َ .َ ﻻ:ﻗﺎل
ِ ْ َ ِ ََُﻣ
َ َ ﺘﺘﺎﺑﻌﲔ؟
. ﱠق َِ َﺬا ْ َﺗﺼَﺪ:ـﻘﺎل َ ََ ﻓ.ﲤﺮ ِ ِ ٍ ِ ﻓﺄﰐ َاﻟﻨِﱠﱯ ُِ َ ﺟﻠﺲ
ٌَْ ﺑﻌﺮق ﻓﻴﻪ ََ ﱡ َ َ َ ﰒُﱠ.ﻻ
.إﻟﻴﻪ ِﻣﻨﱠﺎ
ِ َِ ـﻴﺖ أَﺣﻮج
ْ ُ َ ْ ََْﻫﻞ ﺑ
ٍ
ُ ْ ـﲔ ﻻﺑـَﺘَـْﻴ َـﻬﺎ أَ ْ َﻓﻤﺎ ﺑ
ِ َ َْﻋﻠﻰ أَﻓ
َ َ ـﻘﺮ ﻣﻨﱠﺎ؟َ ََ أ:ـﻘﺎل َ ََﻓ
ِ َ ََِ
َﻫﻠﻚ ْ ْ ََ اذﻫﺐ
َ َ ْ ﻓﺄﻃﻌﻤﻪُ أ ْ َ ْ :ﻗﺎل َ َ ـﻴﺎﺑﻪُ ُﰒﱠ ُ َْﺑﺪت أَﻧ
ْ َ َ ﺣﱴ َ ﱠ ﱠﱯ ﻓﻀﺤﻚ َاﻟﻨِ ﱡ
Dari Abi Hurairah ra, bahwa seseorang mendatangi Rasulullah
SAW dan berkata,”Celaka aku ya Rasulullah”. “Apa yang
membuatmu celaka ? “. Aku berhubungan seksual dengan
istriku di bulan Ramadhan”. Nabi bertanya,”Apakah kamu
punya uang untuk membebaskan budak ? “. “Aku tidak punya”.
“Apakah kamu sanggup puasa 2 bulan berturut-turut
?”.”Tidak”. “Apakah kamu bisa memberi makan 60 orang fakir
miskin ? “.”Tidak”. Kemudian duduk. Lalu dibawakan kepada
Nabi sekeranjang kurma maka Nabi berkata,”Ambilah kurma
ini untuk kamu sedekahkan”. Orang itu menjawab lagi,”Adakah
orang yang lebih miskin dariku ? Tidak lagi orang yang lebih
membutuhkan di barat atau timur kecuali aku”. Maka Nabi
SAW tertawa hingga terlihat giginya lalu bersabda,”Bawalah
kurma ini dan beri makan keluargamu”.(HR. Bukhari dan
Muslim)
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa melakukan
214
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
ﻓﺴﻮق
َ ُ ُ ﻓﺚ َوﻻ
َ َاﳊﺞ َﻓﻼ َر ـﺮض ِ ِ ﱠ
ﻓﻴﻬﻦ َْ ﱠ َ ََﻓﻤﻦ ﻓ
ْ َ َ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎت
ٌ َ ُ ْ َ َﺷﻬﺮ
ٌ ُ ْ اﳊﺞ أ
َْ ﱡ
َ َ ِ َوﻻ
ﺟﺪال ِﰲ َْ ﱢ
اﳊﺞ
Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.
Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu
akan mengerjakan haji, maka tidak boleh berkata rafats
(jorok), berbuat fasik dan berbantah-bantahan…(al-
Baqarah: 197)
215
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
216
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 15 : Jima'
XXX1. Zina
XXX2. Liwath
XXX3. Dubur
XXX4. Mayat
217
Bab 15 : Jima' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
XXX5. Hewan
218
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 16 : Pembatasan Kelahiran
Ikhtishar
219
Bab 16 : Pembatasan Kelahiran Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ِ
ﻋﻠﻴﻬﻢ ِ ِ ْ ِ اﻟﺬﻳﻦ َﻟﻮ ﺗَـﺮُﻛﻮا
ً َ ِ ًﺧﻠﻔﻬﻢ ذُﱢرﱠﻳﺔ ِ وْﻟﻴﺨﺶ ﱠ
ْ ََْ ﺿﻌﺎﻓﺎ َﺧﺎﻓُﻮا ْ ْ َ ﻣﻦ َ ْ َ َ ْ ََ
ِ ً َاﻟﻠﻪ وﻟْﻴ ُـﻘﻮﻟُﻮا ﻗ
ﺳﺪﻳﺪا
ً َ ـﻮﻻْ َ َ َ ﻓَ ْـﻠﻴَﺘﱠ ُـﻘﻮا ﱠ
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar. QS. An-Nisa : 9)
Selain menganjurkan memperbanyak anak, Islam juga
memerintahkan untuk memperhatikan kualitas pendidikan
220
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 16 : Pembatasan Kelahiran
ُ َ ِ َ وﻫﻦ
وﻓﺼﺎﻟﻪُ ِﰲ ٍ ْ َ ﻋﻠﻰ
ََ وﻫﻨﺎ
ً ْ َ ُﲪﻠﺘﻪُ أ ﱡُﻣﻪ ِ َ ِ اﻹﻧﺴﺎن ﺑِﻮ
ْ َ َ َ ْ ِْ ﺻْﻴ َـﻨﺎ
َََْ اﻟﺪﻳﻪ ََوو ﱠ
ِ ْ إﱄ
اﻟﻤﺼﲑ َ ِ اﻟﺪﻳﻚ ِ اﺷﻜﺮ ِﱄ وﻟِﻮ
ُ ْ ِ ﻋﺎﻣﲔ أ
َن َِْ َ
ُ َ ﱠ َ ْ َ ََ ْ
Dan Kami perintahkan kepada manusia kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(QS. Luqman : 14)
Inilah motivasi yang paling bisa diterima oleh syariat
berkaitan dengan pencegahan sementara atas kehamilan.
Sedangkan pencegahan kehamilan karena motivasi karena
takut miskin atau takut tidak mendapatkan rezeki akibat
persaingan hidup yang semakin ketat, tidak bisa diterima
oleh Islam.
Karena ketakutan itu sama sekali tidak berdasar dan
hanya hembusan dan syetan atau oang-orang kafir yang
tidak punya iman di dalam dada.
Karena jauh sebelum bumi ini dihuni oleh manusia,
Allah sudah menyiapkan semua sarana penunjang
kehidupan. Hewan dan tumbuhan sudah disiapkan untuk
menjadi rezeki bagi manusia. Allah sudah menjamin
ketersediaan makanan dan minuman serta semua sarana
221
Bab 16 : Pembatasan Kelahiran Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ـﻘﺮﻫﺎ
َ ﻣﺴﺘَ َﱠ ِ ِ اﻷرض ِإﻻﱠ ََ ﱠ ٍوﻣﺎ ِﻣﻦ ﱠ
ِ َْ ْ داﺑﺔ ِﰲ
ْ ُ ـﻌﻠﻢ
ُ َ ْ َﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ رْزﻗُ َـﻬﺎ َوﻳ َ ْ ََ
ﻣﺒﲔ ٍ َِ ﻛﻞ ِﰲ
ٍ ُِ ﻛﺘﺎب ـﻮدﻋﻬﺎ ُ ﱞ
َ َ َ ْ َوﻣﺴﺘ
ْ َُ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya . Semuanya
tertulis dalam Kitab yang nyata (QS. Huud : 6).
ِ ِ ِ
ﲢﻤﻞ ِرْزﻗَ َـﻬﺎ ﱠ ٍﻛﺄﻳﻦ ِﻣﻦ ﱠ
اﻟﺴﻤﻴﻊ
ُ وﻫﻮ ﱠَ ُ َ وإﻳﺎﻛﻢ
ْ ُ اﻟﻠﻪُ ﻳَْـﺮُزﻗُ َـﻬﺎ َ ﱠ َ ْ ْ َوَ َﱢ
ُ َْ داﺑﺔ َﻻ
ِْ
اﻟﻌﻠﻴﻢ
ُ َ
Dan berapa banyak binatang yang tidak membawa rezkinya
sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan
kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.(QS. Al-Ankabut : 60)
Sehingga membunuh anak karena motivasi takut lapar
dan tidak mendapat rizki adalah perkara yang diharamkan
oleh Islam.
ٍ ِ َوﻻدﻛﻢ ِﻣﻦ
ِ ُ ُإﻣﻼق َْﳓﻦ ﻧَـﺮُز
وإﻳﺎﻫﻢ
ْ ُ ﻗﻜﻢ َ ﱠ
ْ ْ ُ ْ ْ ْ ُ َ ْ َوﻻ ﺗَ ْـﻘﺘُـﻠُﻮا أ
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena
takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan
kepada mereka(QS. Al-An'am : 151)
ـﻠﻬﻢ وإﻳﺎﻛﻢ ِ ﱠ
ِ ُ ُـﺮزﻗ ٍ ِ ْ َوﻻدﻛﻢ
ْ ُ َ إن ﻗـَْﺘ ْ ُ ـﻬﻢ َ ﱠ
ْ ُ ْ َﳓﻦ ﻧ
ُ َْ ﺧﺸﻴﺔَ ْإﻣﻼق
َ َ ْ ُ َ ْ َوﻻ ﺗَ ْـﻘﺘُـﻠُﻮا أ
ﺧﻄﺌﺎ َﻛﺒِﲑًا ِ َ َ
ًْ ﻛﺎن
222
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 16 : Pembatasan Kelahiran
223
Bab 16 : Pembatasan Kelahiran Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
224
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 16 : Pembatasan Kelahiran
225
Bab 16 : Pembatasan Kelahiran Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
226
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 16 : Pembatasan Kelahiran
a. Mekanisme Kerja
Alat ini istilahnya adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) dan sering juga disebut IUD, singkatan dari Intra
Uterine Device. AKDR biasa dianggap tubuh sebagai benda
asing menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebukan
leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma. AKDR
yang dililiti kawat tembaga, tembaga dalam konsentrasi kecil
yang dikeluarkan dalam rongga uterus selain menimbulkan
reaksi radang seperti pada IUD biasa, juga menghambat
khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali.
IUD yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir
serviks sehingga menghalangi pasase sperma.
Secara teknik Insersi IUD hanya bisa dilakukan oleh
tenaga medis dan paramedis karena harus dipasang di
bagian dalam kemaluan wanita.
Efek samping: nyeri pada waktu pemasangan(kalau sakit
sekali, lakukan anestesi paraservikal), kejang rahim, terutama
pada bulan-bulan pertama ( diberi spasmolitikum atau ganti
IUD dengan yang ukurannya lebih kecil), nyeri pelvik (atasi
dengan spasmolitikum), refleks bradikardia dan vasovagal
pada pasien dengan predisposisi untuk keadaan ini (diberi
atrofinsulfas sebelum pemasangan), perdarahan di luar haid
atau spotting, darah haid lebih banyak ( menorrhagia ), sekret
vagina lebih banyak dan lain-lain.
b. Hukum
Dari segi pemasangan, IUD harus melibatkan orang yang
pada dasarnya tidak boleh melihat kemaluan wanita
meskipun dokternya wanita. Karena satu-satunya orang yang
berhak untuk melihatnya adalah suaminya dalam keadaan
normal. Sedangkan pemasangan IUD sebenarnya bukanlah
hal darurat yang membolehkan orang lain melihat kemaluan
wanita meski sesama wanita.
Selain itu salah satu fungsi IUD adalah membunuh
227
Bab 16 : Pembatasan Kelahiran Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
228
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 16 : Pembatasan Kelahiran
229
Bab 16 : Pembatasan Kelahiran Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
230
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
Ikhtishar
231
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
َاﳉَﻨﱠﺔ
ْ وزوﺟﻚ
َ ُ ْ َ َ َﻧﺖ
َ اﺳﻜﻦ أ
ْ ُ ْ ُآدم
َ َوﻗُ َْـﻠﻨﺎ َﻳﺎ
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan
isterimu surga ini. (QS. Al-Baqarah : 35)
2. Nabi Ibrahim Menikah 3 kali
Pertama kali beliau menikah dengan Sarah, karena tidak
punya anak, maka beliau menikah lagi dengan Hajar yang
memberinya anak yang bernama Nabi Ismail ‘alaihissalam.
Lalu Sarah kemudian hamil dan melahirkan Nabi Ishak
‘alaihissalam. Istri ketiga nabi Ibrahim adaalh Qutsurah ()ﻗﺜﻮرة,
darinya tidak disebutkan ada keturunan atau tidak.
3. Nabi Ya’qub Menikah 5 kali
Nabi Ya’qub alaihissalam adalah anak dari Nabi Ishaq
‘alaihissalam, cucu dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang
232
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
berjulukan Israil.
Sebutan Bani Israil dinisbahkan kepada anak-anak beliau
yang konon berjumlah 12 orang, hasil dari pernikahan
dengan 5 orang istri. Di antara anak-anak beliau adalah Nabi
Yusuf ‘alaihissalam dan Bunyamin.
4. Nabi Musa Menikah 4 kali
Nabi yang paling dibanggakan oleh Bani Israil atau
Yahudi adalah Nabi Musa ‘alaihissalam. Beliau menikah 4 kali,
salah satunya adalah Shafura (Zaphora), puteri Nabi
◌ٍSyu’aib ‘alaihissalam.
ِ ِ ُ َْ ﻋﻠﻰ أَن
َﺗﺄﺟﺮﱐ ََﲦﺎﱐ
َ ََ ـﲔِ ْ َـﻨﱵ َﻫﺎﺗ
إﺣﺪى اﺑَْ َﱠ َ َ ِ ﻳﺪ أ َْن أ
َ ْ ِ ُﻧﻜﺤﻚ ﻗﺎل ِ ﱢ
ُ إﱐ أُ ِر ََ
ﻋﻠﻴﻚ
َ ََْ َﺷﻖ ُ وﻣﺎ أُِر
ﻳﺪ أ َْن أ ُ ﱠ َ ِ ِ ﻓﻤﻦ
َ َ ﻋﻨﺪك
ِ ْ َﲤﻤﺖ
ْ َ ًﻋﺸﺮا َ َ ْ َْﻓﺈن أْ َِ ﺣﺠﺞ ٍَ ِ
ِِ
اﻟﺼﺎﳊﲔ ِ ﺳﺘﺠﺪﱐ ِإن َﺷﺎء ﱠ ُِ ِ ََ
َ ﻣﻦ ﱠ َ ُاﻟﻠﻪ
Berkatalah dia : "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan
kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar
bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu
cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah dari kamu, maka aku
tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik".(QS. Al-
Qashash : 27)
5. Nabi Daud Menikah 9 kali
Nabi Daud alaihissalam adalah salah seorang nabi dari
kalangan Bani Israil yang memiliki kerajaan yang amat besar.
Beliau disebutkan menikah 9 kali.
Nabi Daud ini menjadi simbol dan perlambang bahwa
keangkara-murkaan pasti akan dapat dikalahkan dengan
iman dan keteguhan hati.
6. Nabi Sulaiman Menikah 1000 Kali
233
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ﺗﻞِﺎرﺳﺎ ﻳـَﻘﺎ
ِ َﻷَﻃُﻮﻓَﱠﻦ اﻟﻠﱠْﻴـﻠََﺔ َﻋﻠَﻰ ﻧِﺴﺎﺋِﻲ ﻓَـْﻠَﺘْﺤِﻤﻞ ُﻛﱡﻞ ْاﻣﺮأٍَة وﻟََﻴﻠِْﺪَن ﻓ
ُ ُ ً َ َ ْ َ
ِ ِﰲ ﺳﺒِﻴِﻞ
اﷲ َْ
Aku akan menggilir istriku hingga dalam satu malam sehingga
mereka masing-masing hamil dan melahirkan prajurit yang
berperang di jalan Allah
234
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
235
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
236
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
237
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
ﺑﻜﻢ ِ ْ َ َﱐ
ٍ ِ ﺟﺌﺘﻜﻢ ِ ورﺳﻮﻻً ِ َإﱃ ِﺑﲏ ِإﺳﺮ
ْ ُ ﺑﺂﻳﺔ ﱢﻣﻦ ﱠرﱢ
َ ُ ُْ ﻗﺪ اﺋﻴﻞ أ ﱢ
َ َْ َ ُ ََ
Dan (Nabi Isa sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata
kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu
dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu. (QS.
Ali Imran : 49)
Maka kita yang bukan berdarah Israel tentu tidak perlu
ikut-ikutan tidak kawin. Toh yang beliau bawa itu bukan
syariat yang turun buat kita. Buat kita ada nabi khusus yaitu
Rasulullah SAW. Beliau tegas-tegas menikah, bahkan kalau
dihitung jumlah istri beliau cukup banyak. Dan beliau
bersabda :
َ ِ اﻟﺘﺒﺘﻞ َوﻟَ ْﻮ أ
َُذن َﻟﻪ
ٍ ْ ﺑﻦ
ُ َ ِ ْ ﻋﺜﻤﺎن
َ ﻣﻈﻌﻮن ﱠَﱡ َ َ ْ ُ ﻋﻠﻰ ِ رﺳﻮل ﱠ
ََ اﻟﻠﻪ ُ ُ َ رد ﻟﻘﺪ َ ﱠ
ْ ََ
ﻻﺧﺘﺼَْﻴ َـﻨﺎ
َْ
238
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
239
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
240
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
241
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
242
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
243
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
244
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
245
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
246
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1 Bab 17 : Perkawinan Para Nabi
247
Bab 17 : Perkawinan Para Nabi Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 1
248
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Bahasa
2. Istilah
B. Masyru'iyah
1. Al-Quran
C. Wanita Ahli Ahli Kitab Zaman Sekarang
1. Pendapat Bahwa Ahli Kitab Sudah Tidak Ada
2. Pendapat Bahwa Ahli Kitab Masih Ada
D. Hikmah Larangan dan Kebolahan
xxxA. Pengertian
xxx1. Bahasa
xxx2. Istilah
B. Masyru'iyah
Jumhur ulama sepakat adanya kebolehan laki-laki
muslim menikahi wanita ahli kitab, dengan dasar bahwa Al-
Quran Al-Kariem pun secara tegas membolehkannya.
1. Al-Quran
251
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ِ
اﻟﻜﺘﺎب ِ ﺎت و ْاﻟﻤﺤﺼﻨﺎت ِﻣﻦ ﱠ
ِ ِ ْ ْ اﻟﻤﺤﺼﻨﺎت ِﻣﻦ
َ َ ْ ْاﻟﺬﻳﻦ أُوﺗُﻮا
َ َ ُ َ َ ْ ُ َ َاﻟﻤﺆﻣﻨ ُ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َو
ِ ِ
ـﺒﻠﻜﻢ
ْ ُ َْﻣﻦ ﻗ
(dihalalkan bagimu untuk menikahi) wanita yang menjaga
kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-
orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu (QS. Al-Maidah: 5)
252
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
253
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
254
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
255
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
256
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
257
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ِ ّ إن
ٍََ َ ﺛﺎﻟﺚ ِ ﻘﺪ َ َ ﱠ
ﺛﻼﺛﺔ َ اﻟﺬﻳﻦ َﻗﺎﻟُﻮاْ ِ ﱠ
ُ َ اﻟﻠﻪ َ ﻛﻔﺮ َ ْ َﻟ
ﱠ
258
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
259
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
260
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
261
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ِِ ْ ْ اﻟﻜﺘﺎب و
ِ َِ ْ َﻫﻞ
ِ ِ ﻛﻔﺮوا ِ ﻳﻜﻦ ﱠ
ﻛﲔ
َ اﻟﻤﺸﺮُ َ ْ أ ﻣﻦ
ْ ُ َ ِ ُ َ َْﱂ
َ َ اﻟﺬﻳﻦ
Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik
(QS. Al-Bayyinah : 1)
Tetapi orang yang mengerjakan perbuatan syirik tidak
otomatis menjadi orang musyrik. Sebab ketika Al-Quran
menyebut istilah ''orang musyrik'', yang dimaksud adalah
orang kafir, bukan sekedar orang yangmelakukan perbuatan
syirik. Apakah kalau ada seorang muslim datang ke kuburan
karena dia kurang ilmunya, lalu meminta kepada kuburan,
lantas dia langsung jadi kafir? Apakah seorang yang percaya
dengan ramalan bintang (zodiak) itu juga bukan muslim?
Bukankah ketika seorang bersikap riya juga merupakan
bagian dari syirik juga?
Tentu tidak, orang yang terlanjur berlaku riya' tentu
tidak bisa disamakan dengan orang musyrik penyembah
berhala yang pasti masuk neraka.
Bukankah bila seorang datang kepada dukun, percaya
pada ramalan bintang, percaya kepada burung yang terbang
melintas, percaya bahwa ruh dalam kubur bisa
mendatangkan bahaya dan sejenisnya juga merupakan
perbuatan syirik? Dan berapa banyak umat Islam yang
hingga hari ini masih saja berkutat dengan hal itu?
Tentu saja mereka tidak bisa dikatakan kafir, non muslim
atau pun dikatergorikan sebagai pemeluk agama paganis dan
penyembah berhala.
Sebab ayat yang mengharamkan muslim menikahi
wanita musyrik itu maksudnya adalah wanita yang belum
masuk Islam. Bukan orang yang pernah melakukan
perbuatan yang termasuk kategori syirik. Dan perbuatan
262
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 1 : Pernikahan Lain Agama
263
Bab 1 : Pernikahan Lain Agama Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
264
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Bahasa
2. Istilah
B. Pernah Dibolehkan Lalu Diharamkan
C. Dalil Haramnya Nikah Mut'ah
1. Al-Quran Al-Karim
2. Hadits Rasulullah SAW
3. Ijma' Seluruh Ummat Islam
4. Ali Mengharamkan Nikah Mut'ah
5. Tidak Sesuai Dengan Tujuan Pernikahan
6. Tidak Berorientasi Mendapatkan Keturunan
7. Umar Merajam Pelaku Nikah Mut'ah.
D. Faktor Tidak Sahnya Nikah Mut’ah
1. Tidak Ada Saksi
2. Tidak Ada Wali
3. Masa Yang Terbatas
E. Konsekuensi Hukum Nikah Mut’ah
1. Tidak Saling Mewarisi
2. Tidak Ada Talak, Rujuk, Dzhihar dan lainnya
265
Bab 2 : Nikah Mut’ah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
3. Bukan Muhshan
F. Hukuman Buat Pelaku
1. Tidak Dihukum Hudud
2. Dihukum Hudud
G. Hikmah Diharamkannya Nikah Mut’ah
A. Pengertian
1. Bahasa
Kata mut’ah (ﻣﺘﻌﺔ َ ْ ُ ) dalam bahasa Arab berasal dari kata
َ َ ) yang bermakna kesenangan. Sebagaimana firman
mataa’ (ﻣﺘﺎع
Allah SWT :
ٍ ِ وﻣﺘﺎعٌ ِ َإﱃ
ﺣﲔ َ َ َ ـﻘﺮ
ﻣﺴﺘَ َﱞ ِ َْ ﻟﻜﻢ ِﰲ
ْ ُ اﻷرض ْ ُ ََو
Bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan
hidup sampai waktu yang ditentukan. (QS. Al-Baqarah : 36)
2. Istilah
Sedangkan secara syariah, kata mut’ah setidaknya punya
beberapa makna dan pengertian yang berbeda, sesuai dengan
namanya. Ada nikah mut’ah, mut’ah haji dan mut’ah cerai.
Ketiganya meski sama-sama menggunaan istilah mut’ah
tetapi perngertian masing-masing berbeda.
a. Nikah Mut’ah
Nikah mut’ah adalah sebuah pernikahan dimana seorang
laki-laki mengatakan kepada seorang perempuan kalimat
seperti : aku menikmati tubuhmu untuk jangka waktu
tertentu dengan uang ini.
Dikatakan dengan jangka waktu tertentu karena
hubungan pernikahan dengan sendirinya akan berakhir bila
telah jatuh tempo tanpa harus ada proses talak. Baik jangka
266
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
ِ
اﻟﻤﺘﻘﲔ ِ ﺑﺎﻟﻤﻌ ِ ِ َ وِْ َﱠ
َ ﻋﻠﻰ ْ ُ ﱠ
ََ ﺮوف َﺣﻘﺎ
ُ ْ َ ْ ٌﻟﻠﻤﻄﻠﻘﺎت َ َﻣﺘﺎع
ُ َ
Kepada wanita-wanita yang diceraikan berilah mut'ah (harta)
menurut yang ma'ruf, sebagai suatu hak atas orang-orang
yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah : 241)
267
Bab 2 : Nikah Mut’ah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ِ َ َ َ أَﻻ: ـﻘﻠﻨﺎ
ﻧﺴﺘﺨﺼﻲ َْ َُ ﻓ. ٌﻧﺴﺎء ِ ِﱠ
ْ ْ َ ﻟﻴﺲ ََﻟﻨﺎ
َ َْ رﺳﻮل اﻟﻠﻪُ َ ﻣﻊ
َ َ ـﻐﺰو
ُ ْ َُﻛﻨﱠﺎ ﻧ
ِ
ِ ـﻨﻜﺢ ْاﻟﻤﺮأ ََة ِﺑﺎﻟﺜﱠ
ٍ َ ـﻮب َِإﱃ أ
َﺟﻞ ِ
ْ َْ َ َْرﺧﺺ أ َْن ﻧَ ذﻟﻚ ُﰒﱠ َ ﱠ
َ َ ﻋﻦْ َ ـﻬﺎﻧﺎ
َ َ َ؟ ﻓَـﻨ
Kami pernah berperang bersama Rasulullah SAW sedang
isteri-isteri kami tidak turut serta bersama kami, kemudian
kami bertanya kepada Rasulullah, apakah boleh kami
berkebiri? Maka Rasulullah SAW melarang kami berbuat
demikian dan memberikan rukhshah supaya kami kawin
dengan perempuan dengan maskawin baju untuk satu waktu
tertentu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, maka dibolehkannya kawin mut'ah
adalah sebagai suatu jalan untuk mengatasi problema yang
dihadapi oleh kedua golongan tersebut dan merupakan
268
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
269
Bab 2 : Nikah Mut’ah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
270
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
ِ اﻻﺳﺘﻤﺘﺎع ِﻣﻦ ﱢ
اﻟﻨﺴﺎء ِ ِ ﻟﻜﻢ ِﰲ َذﻧﺖ ِ ﻛﻨﺖ أ ﱠﺎس ِ ﱢ
َ َ ِ َ ْ ْ ْ ُ َ ُ ْ ُ ُْ ﻗﺪَْ إﱐ ُ َﻳﺎ أَﻳﱡ َـﻬﺎ اﻟﻨ
ِ ِ ْ ـﻮم ِ ذﻟﻚ َِإﱃ ﻳ
ِ ﻗﺪ ﱠ َِ ﱠ
اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ
َ َ َْ َ َ ﺣﺮم َ وإن ﱠ
َ َ َْ اﻟﻠﻪ
Dari Ar-Rabi’ bin Sabrah Al-Juhani berkata bahwa ayahnya
berkata kepadanya bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Wahai
manusia, dahulu aku mengizinkan kamu nikah mut’ah.
Ketahuilah bahwa Allah SWT telah mengharamkannya sampai
hari kiamat. (HR. Muslim).
271
Bab 2 : Nikah Mut’ah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ﻟﻴﺲ َ ـﻠﺪة
َ َ ْ ﺒْاﻟ ـﻘﺪم
َ ْ ﻳ اﻟﺮﺟﻞ
ﱠ ﻛﺎن
َ َ َِ ْ ِ ْ ﻛﺎﻧﺖ ْاﻟﻤْﺘـﻌﺔُ ِﰲ أ ﱠَول
اﻹ◌ﺳﻼم ِ َ َ إﳕﺎ َِﱠ
َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ
ِ ﺑﻘﺪر ﻣﺎ ﻳـﺮى أ ﱠَﻧﻪ
ِ ِ ِ
ُﻣﺘﺎﻋﻪ
َ ََ ُـﺘﺤﻔﻆ َﻟﻪ
ُ َ ْ ََﻳﻘﻴﻢ ﻓ
ُ ُ ُ ََ َ ْ َ ـﺰوج ْاﻟﻤَْﺮأ ََة ُ ﻣﻌ ِﺮﻓﺔٌَ ﻓَـﻴَﺘَ َ ﱠ
ْ َ َﻟﻪُ َﺎ
َ ُ ِ َ ﻟﻔﺮوﺟﻬﻢ
ﺣﺎﻓﻈﻮن ِإﻻﱠ ِ ِ ِ ُ اﻟﺬﻳﻦ
ْ ُ ُ ﻫﻢ
ِ
ْ َ ﺣﱴ ﻧـََﺰَﻟﺖ ) َو ﱠ
ِ ﺷﺄﻧﻪ ﱠ
َ ُ َْ َ ُوﺗﺼﻠﺢ َﻟﻪ
ِ
ُ ْ َُ
(ـﻬﻢ ﻧ َﳝﺎ أ ﻣﻠﻜﺖ
َ َ ﻣﺎ َوأ اﺟﻬﻢِ ِ ﻋﻠﻰ أَزو
ْ ُ ُ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ْ ََ
Abdullah bin Abbas radhiyallahuanhu berkata bahwa nikah
mut’ah itu disyariatkan di awal-awal pensyariatan. Saat itu
seseorang yang mengembara di suatu negeri tanpa punya
pengetahuan berapa lama akan tinggal, lalu dia menikah
dengan seorang wanita sekadar masa bermukim di negeri itu,
istrinya itu memelihara hartanya dan mengurusinya, hingga
turunnya ayat : orang-orang yang menjaga kemaluannya
kecuali kepada istrinya dan budaknya. (HR. At-Tirmizy)
3. Ijma' Seluruh Ummat Islam
Seluruh shahabat nabi sepakat mengharamkan nikah
mut’ah, di antarana Abu Bakar, Umar, Ali bin Abi Thalib,
Abdullah bin Zubair, Abu Hurairah ridhwanullahi’alaihim dan
yang lainnya.
Para tabi’in, atbaut-tabiin dan seluruh umat Islam
sepanjang masa telah sampai pada posisi ijma’ tentang
pengharamannya. Semua sepakat menyatakan bahwa dalil
272
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
273
Bab 2 : Nikah Mut’ah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
rumah tangga.
Kawin mut'ah ini pernah diperkenankan oleh Rasulullah
SAW sebelum stabilnya syariah Islamiah, yaitu
diperkenankannya ketika dalam bepergian dan peperangan,
kemudian diharamkannya untuk selama-lamanya.
6. Tidak Berorientasi Mendapatkan Keturunan
Perkawinan dalam Islam adalah suatu ikatan yang kuat
dan perjanjian yang teguh yang ditegakkan di atas landasan
niat untuk bergaul antara suami-isteri dengan abadi, supaya
dapat memetik buah kejiwaan yang telah digariskan Allah
dalam al-Quran, yaitu ketenteraman, kecintaan dan kasih
sayang. Sedang tujuannya yang bersifat duniawi yaitu demi
berkembangnya keturunan dan kelangsungan jenis manusia.
Seperti yang diterangkan Allah dalam al-Quran:
274
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
275
Bab 2 : Nikah Mut’ah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
276
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
277
Bab 2 : Nikah Mut’ah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
َﻋﻠﻢ ِﱠ
ُ َ ْ ﺣﺮﻣﻬﺎ َواﻟﻠﻪ ﻻَ أ
َ َ ﺛﻼﺛﺎ ُﰒﱠ َ ﱠ
ًَ َ ـﻌﺔ
َُ َ ِ أ اﻟﻠﻪ
ِ َذن ََﻟﻨﺎ ِﰲ ْاﻟﻤْﺘ ِ إن رﺳﻮل ﱠ
َُ ﱠ
ِ
ِ َ ِْ ِ ُرﲨﺘﻪ
ﺑﺎﳊﺠﺎرة َُْ َ ﳏﺼﻦ ِإﻻﱠ
ٌ َ ُْ وﻫﻮ
َ َ ُ َ ﲤﺘﻊ
َ َﺣﺪا ََﱠ
ًَ أ
Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah mengizinkan kami
untuk nikah mut’ah selama tiga kemudian beliau
mengharamkannya. Demi Allah, tidak seorang pun yang
melakukan nikah mut’ah sedangkan dia seorang muhshan,
kecuali pasti aku akan merajamnya dengan batu. (HR. Ibnu
Majah)
278
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 2 : Nikah Mut’ah
279
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Niat Dirahasiakan dan Tidak Dirahasiakan
2. Perbedaan Dengan Nikah Mut'ah
B. Hukum Nikah Dengan Niat Talak
1. Pendapat Yang Membolehkan
2. Pendapat Yang Mengharamkan
C. Penyebab
1. Terpaksa
2. Menghamili
3. Muhallil
4. Sekedar Bersenang-senang
A. Pengertian
Nikah dengan niat talak adalah sebuah istilah dimana
seseorang melakukan akad nikah seperti umumnya
pernikahan biasa.
Namun yang membedakan adalah bahwa pada saat akad
nikah itu berlangsung, di dalam hatinya sudah terpasang
281
Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
282
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak
283
Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
284
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak
d. xx
xx
285
Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
286
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 3 : Nikah Dengan Niat Talak
287
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 4 : Nikah Siri
Ikhtishar
A. Pengertian
B. Nikah Siri Bentuk Pertama
1. Bentuk
2. Hukum
C. Nikah Sirri Bentuk Kedua
1. Bentuk
2. Hukum
D. Nikah Sirri Bentuk Ketiga
1. Bentuk
2. Hukum
E. Nikah Sirri Bentuk Keempat
1. Bentuk
2. Hukum
F. Surat Nikah
A. Pengertian
Kata sirr (ّ )ﺳﺮbermakna sesuatu yang rahasia, tertutup
289
Bab 4 : Nikah Siri Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
dan
290
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 4 : Nikah Siri
xxx2. Hukum
291
Bab 4 : Nikah Siri Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
xxx2. Hukum
xxx2. Hukum
F. Surat Nikah
Secara hukum syariah di sisi Allah, sebuah pernikahan
yang tidak dicatatkan secara hukum formal yang berlaku di
suatu negara memang sudah tidak dianggap sebagai zina.
Akan tetapi urusan surat nikah ini bukan sekedar
menghalalkan hubungan suami istri dalam arti jima’,
melainkan juga terkait dengan hubungan harta benda.
Umpamanya masalah warisan dan hak untuk mendapatkan
nafkah materi.
Seorang istri yang dinikahi tanpa adanya bukti surat
nikah, maka bila berseteru di depan hukum dan pengadilan,
kedudukan akan menjadi sangat lemah. Sebab di dalam
ranah hukum, surat dan dokumen mempunyai kedudukan
yang amat menentukan.
Dalam sengketa tanah yang kusut, pengadilan tentu akan
memenangkan pihak yang mempunyai surat-surat yang legal
dan kedudukannya lebih kuat. Bila dua pihak berseteru
memperebutkan tanah, yang satu tidak punya surat tanah
kecuali selembar kuitansi yang hasil photocpy, sedangkan
yang satunya punya sertifikat resmi dari Badan Pertanahan
Negara (BPN), juga dilengkapi dengan surat-surat sah dari
berbagai pihak yang menyatakan kebenaran hak atas tanah
tersebut.
292
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 4 : Nikah Siri
293
Bab 4 : Nikah Siri Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
294
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 5 : Nikah Muhallil
Ikhtishar
A. Pengertian
B. Dalil
C. Hukum
D. Ketentuan Yang Menghalalkan
1. Istri Menikah
2. Pernikahan Harus Sah
3. Suami Barunya Harus Sudah Baligh
4. Niat Untuk Menikah Selamanya
5. Melakukan Hubungan Seksual
6. Jima’ Yang Halal
7. Masa Iddah
A. Pengertian
Kata muhallil berasal dari kata hallala (ﺣﻠﻞ ّ ) yang
maknanya menghalalkan. Muhallil adalah bentuk isim fail dari
kata hallala, yang maknanya menjadi sesuatu yang
menghalalkan.
Sehingga istilah “nikah muhallil” yang banyak
295
Bab 5 : Nikah Muhallil Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
B. Dalil
Dalil yang mengharamkan untuk menikahi kembali istri
yang telah ditalak untuk ketiga kalinya adalah firman Allah
SWT :
296
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 5 : Nikah Muhallil
C. Hukum
Nikah muhallil seperti yang digambarkan di atas, yaitu
yang hanya digunakan sebagai alibi agar bisa kembali ke
suami pertama, dengan sandiwara pernikahan, hukumnya
diharamkan oleh jumhur ulama.
Dasar pengharaman mereka adalah sabda Rasulullah
SAW, dimana Allah SWT dan Rasulullah SAW, keduanya
sama-sama melaknat orang yang menikah dengan cara
demikian.
297
Bab 5 : Nikah Muhallil Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ﺑﺈﺣﺴﺎن ٍ ِ ٌ َِ ﺗﺎن
ٍ ِِ ﲟﻌﺮوف أَو َﺗﺴ ِﺮﻳﺢ ِ ﱠ
َ ْ ٌ ْ ْ ُ َْ ﻓﺈﻣﺴﺎك َ ْ َاﻟﻄﻼَُق َﻣﺮﱠ
Talak dua kali yang boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf,
atau menceraikan dengan cara yang baik. (QS. Al-Baqarah :
229)
298
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 5 : Nikah Muhallil
299
Bab 5 : Nikah Muhallil Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
300
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 5 : Nikah Muhallil
ِ ُ َ ﺣﱴ ِِ ِ
وﻳﺬوق
َ ُ َ َ ُﻋﺴْﻴ ََـﻠﺘﻪ
َ ُ ﺗﺬوﻗﻲ َ َﻳﺪﻳﻦ أ َْن ﺗَ ْـﺮﺟﻌﻲ َِإﱃ ِر
ﻓﺎﻋﺔَ ؟ ﻻَ َ ﱠ َ أَﺗُِﺮ
ِ ََ ُﻋﺴﻴ
ـﻠﺘﻚ َْ
Apakah kamu mau kembali kepada Rifaah? Tidak boleh,
sehingga kamu merasakan usailah suami barumu dan suami
barumu itu merasakan usailah dirimu. (HR. Bukhari)
Di atas tadi sudah disebutkan tentang makna usailah,
yaitu secara fisik terjadi masuknya kemaluan suami ke dalam
kemaluan istrinya.
Jima’ atau hubungan seksual ini harus terjadi. Bila suami
istri itu tidak melakukannya, lalu mereka bercerai, maka
pernikahan itu tidak membolehkan istri kembali kepada
suaminya yang sebelumnya.
301
Bab 5 : Nikah Muhallil Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
302
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 5 : Nikah Muhallil
ِ ِ َ ْ اﻟﻨﺴﺎءَ ِﰲ
اﻟﻤﺤﻴﺾ ِ
َ ﻫﻮ أ ًَذى َﻓﺎﻋﺘَْﺰﻟُﻮا ﱢ
َ ُ ﻗﻞ ِ ِ َ ْﻋﻦ اﻟ
ْ ُ ﻤﺤﻴﺾ ِ َ وﻳﺴﺄﻟﻮﻧﻚ
َ َ َُ ْ َ َ
ﺣﻴﺚ أ ََﻣﺮُﻛﻢ ﱠ ِ ﻓﺄﺗﻮﻫﻦ
ﺗﻄﻬﺮن َ ُْ ُ ﱠ َ َِ ﻳﻄﻬﺮن
ُاﻟﻠﻪ ُ َ ُ ْ َ ﻣﻦ
ْ َ ْ ﻓﺈذا َ َﱠ َ ْ ُ ْ َ ﺣﱴﺑﻮﻫﻦ َ ﱠَوﻻ ﺗَ ْـﻘَﺮُ ُ ﱠ
َ اﻟﻤﺘﻄﻬ ِﺮ
ﻳﻦ اﺑﲔ َ ُِ ﱡ
وﳛﺐ ْ ُ َ َﱢ اﻟﻠﻪَ ُِ ﱡ
َ ِ ﳛﺐ اﻟﺘﱠـ ﱠﻮ إن ﱠ ِﱠ
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:
"Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah
kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci .
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah : 222)
Maka dalam pandangan kedua mazhab di atas, bila
persetubuhan dilakukan di masa haidh, hukumnya belum
dianggap sah, dan bila wanita itu diceraikan, belum sah
untuk kembali kepada suaminya yang sebelumnya.
Demikian juga bila persetubuhan itu dilakukan pada
siang hari di bulan Ramadhan yang hukumnya haram dan
terlarang serta mewajibkan denda kaffarah, atua pada saat
beri’tikaf di masjid, atau ketika sedang ihram di dalam ritual
ibadah haji, semua adalah termasuk jima’ yang belum
memenuhi syarat.
Namun mazhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanafiyah tidak
mensyaratkan jima’ itu harus merupakan jima’ yang halal.
Sehingga bila suami menyetubuhi istrinya di saat haidh,
meskipun hal itu dilarang dan haram, namun sudah
menggugurkan kewajiban persetubuhan.
Dengan demikian, persetubuhan itu sudah
membolehkan istri bila dicerai suaminya untuk kembali ke
suaminya yang sebelumnya.
7. Masa Iddah
303
Bab 5 : Nikah Muhallil Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ٍ ُﺛﻼﺛﺔَ ﻗ ﺑﺼﻦ َِ ُ ِ ِ ﱠ
ـﺮوء
َُ ََ َ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻦ ُ َ َو ْ ُ َﱠ
َ ْ اﻟﻤﻄﻠﻘﺎت ﻳـَﺘَـَﺮﱠ
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan dini
(menunggu) selama tiga masa quru’. (Al-Baqarah: 228)
Lama masa quru` diada dua pendapat. Pertama, masa
suci dari haidh. Kedua, masa haid sebagaimana yang
disabdakan Rasulullah SAW
“Dia (isteri) ber’iddah (menunggu) selama tiga kali masa haid.
“(HR. Ibnu Majah)
Demikian pula sabda beliau yang lain:
“Dia menunggu selama hari-hari quru’nya. “(HR. Abu Dawud
dan Nasa’i)
304
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Pengertian Zina
2. Pengertian Mantan Pezina
B. Keharaman
C. Perbedaan Pendapat
1. Pendapat Jumhur ulama
2. Pendapat Yang Mengharamkan
3. Pendapat Pertengahan
D. Hukum Menikahi Wanita Hamil
1. Hamil Bukan Karena Zina
2. Hamil Karena Zina
A. Pengertian
1. Pengertian Zina
Kalau kita buka kitab-kitab fiqih para ulama dan kita
telusuri apa saja definisi yang mereka kemukakan tentang
zina, baik mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-
Syafi’iyah atau pun Al-Hanabilah.
305
Bab 6 : Nikah Wanita Hamill Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
a. Mazhab Al-Hanafiyah
Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa definisi zina
adalah :
ﻚ َوﻻَ ُﺷْﺒـَﻬٍﺔ
ٍ اﻟﻘﺒِﻞ ﺑِﻐَِْﲑ ِﻣْﻠ
ُُ اﻟﺮُﺟِﻞ اﳌَْﺮأََة ِﰲ
َوْطءُ ﱠ
Hubungan seksual yang dilakukan seorang laki-laki kepada
seorang perempuan pada kemaluannya, yang bukan budak
wanitanya dan bukan akad yang syubhat
Definisi ini menegaskan kriteria zina itu :
Dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, kalau laki-laki
melakukannya dengan sesama jenis atau perempuan
dengan sesama jenis, tidak termasuk kriteria zina, walau
pun tetap berdosa.
Pada kemaluan atau faraj, kalau dilakukan pada dubur
meski tetap haram namun bukan termasuk kriteria zina
Perempuan itu bukan budak wanita, kalau dilakukan
pada istrinya juga bukan termasuk kriteria zina.
Dan juga bukan syubhat.
Ibnu Hamam Al-Hanafi mendefinisikan bahwa zina
adalah :
306
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
ـﻌﻤﺪا
ً ـﻬﺔ ﺗَ َ ﱡ ِ ِ ﻣﻠﻚ َﻟﻪ
ٍ ﻓﻴﻪ ِﺑﻼَ ُﺷﺒ ِ ِ ٍ ِ ْ ُ ﻣﻜﻠﻒ
ٍ وطء َ ﱠ
َْ ُ َ ْ َآدﻣﻲ ﻻ
ﻣﺴﻠﻢ ﻓَ ْـﺮ َج َ ﱟ ُُْ َ
Hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang mukallaf yang
muslim, pada faraj adami (manusia), yang bukan budak
miliknya, tanpa ada syubhat dan dilakukan dengan sengaja.
Hubungan seksual : kalau tidak terjadi hubungan seksual
seperti percumbuan, bukan termasuk zina, meski tetap
diharamkan.
Yang dilakukan oleh seorang mukallaf : maksudnya
adalah orang yang akil baligh. Sehingga bila pelakunya
orang gila atau anak kecil, bukan termasuk zina.
Yang muslim : sehingga bila pelakunya bukan muslim,
tidak termasuk yang dikenakan hukuman hudud, yaitu
rajam atau cambuk.
307
Bab 6 : Nikah Wanita Hamill Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
308
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
309
Bab 6 : Nikah Wanita Hamill Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
d. Mazhab Al-Hanabilah
Definisi dari mazhab Al-Hanabilah, yaitu :
B. Dalil Keharaman
Al-Quran Al-Kariem memang mengharamkan seorang
laki-laki yang beriman untuk menikahi wanita yang berzina,
yaitu wanita yang masih aktif dengan kegiatan zina.
Demikian pula sebaliknya, seorang wanita yang beriman
tidak layak menikah dengan laki-laki pezina, yang aktif
berzina juga.
310
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
ِ
ﻳﻨﻜﺤﻬﺎ ِإﻻّ َز ٍان أ َْو ِ ِ ِ ِ اﻟﱠﺰِاﱐ ﻻ
ِ ْ ُ اﻧﻴﺔً أ َْو
َ ُ َ َﻻ ُاﻧﻴﺔ
َ ﻣﺸﺮَﻛﺔً َواﻟﱠﺰ َ ﻳﻨﻜﺢ إﻻﱠ َز
ُ َ
ِِ ِ ﻣﺸﺮك ﱢ
اﻟﻤﺆﻣﻨﲔ
َ ْ ُ ْ ﻋﻠﻰ ََ ذﻟﻚ َ ُ َ ٌِ ْ ُ
َ َ وﺣﺮم
Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan
yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang
berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu
diharamkan atas oran-orang yang mu`min. (QS. An-Nur : 3)
An-Nasai menyatakan bahwa Abdillah bin Amr ra
berkata.`Ada seorang wanita bernama Ummu Mahzul (atau
Ummu Mahdun) seorang musafih, dimana seorang laki-laki
shahabat Rasulullah SAW ingin menikahinya. Lalu turunlah
ayat
`Seorang wanita pezina tidak dinikahi kecuali oleh laki-laki
pezina atau laki-laki musyrik dan hal itu diharamkan buat laki-
laki mukminin`.
Abu Daud, An-Nasai, At-Tirmizy dan Al-Hakim
meriwayatkan dari hadits Amru bin Syu`aib dari ayahnya
dari kakeknya bahwa ada seorang bernama Mirtsad datang
ke Mekkah dan memiliki seorang teman wanita di Mekkah
bernama `Anaq. Lalu dia meminta izin pada Rasulullah SAW
untuk menikahinya namun beliau tidak menjawabnya hingga
turun ayat ini. Maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya,
`Ya Mirtsad, seorang wanita pezina tidak dinikahi kecuali oleh
laki-laki pezina atau laki-laki musyrik dan hal itu diharamkan
buat laki-laki mukminin`.
Para Mufassirin mengatakan bahwa ayat ini selain untuk
Mirtsad bin Abi Mirtsad, juga untuk pra shahabat yang fakir
yang minta izin kepada Rasulullah SAW untuk menikahi
para wanita pelacur dari kalangan ahli kitab dan para budak
wanita di Madinah, maka turunlah ayat ini.
311
Bab 6 : Nikah Wanita Hamill Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
C. Perbedaan Pendapat
Lebih lanjut perbedaan pendapat itu adalah sbb :
1. Pendapat Jumhur ulama
Jumhur ulama mengatakan bahwa yang dipahami dari
ayat tersebut bukanlah mengharamkan untuk menikahi
wanita yang pernah berzina. Bahkan mereka membolehkan
menikahi wanita yang pezina sekalipun. Lalu bagaimana
dengan lafaz ayat yang zahirnya mengharamkan itu ?
Para fuqaha memiliki tiga alasan dalam hal ini.
Dalam hal ini mereka mengatakan bahwa lafaz hurrima
(ﺣﺮم
) ُ َﱢatau diharamkan di dalam ayat itu bukanlah
pengharaman namun tanzih (dibenci).
Selain itu mereka beralasan bahwa kalaulah memang
diharamkan, maka lebih kepada kasus yang khusus saat ayat
itu diturunkan, yaitu seorang yang bernama Mirtsad Al-
Ghanawi yang menikahi wanita pezina.
Mereka mengatakan bahwa ayat itu telah dibatalkan
ketentuan hukumnya (dinasakh) dengan ayat lainnya yaitu :
ُ َ وإﻣﺎﺋﻜﻢ ِإن
ﻳﻜﻮﻧُﻮا ِِ
ِ ِ ُ ِ ِ اﻟﺼﺎﳊﲔ ِﻣﻦ ِ ََﻧﻜﺤﻮا اﻷ ِ
ْ ُ َ َ ﻋﺒﺎدﻛﻢ
ْ َ ْ َ ﻣﻨﻜﻢ َو ﱠ ْ ُ ﻳﺎﻣﻰ َ َ ُ َوأ
ِ ِ اﻟﻠﻪ و ِ ِ ْ َ ـﻐﻨﻬﻢ اﻟﱠﻠﻪ ِﻣﻦ
ِ
ﻋﻠﻴﻢ ٌ َ ُ ﻓﻀﻠﻪ َو ﱠ
ٌ َ اﺳﻊ ُ ُ ِ ْ ُﻓَُـﻘَﺮاء ﻳ
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu,
dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui. (QS.
An-Nur : 32)
Pendapat ini juga merupakan pendapat Abu Bakar As-
Shiddiq dan Umar bin Al-Khattab radhiyallahuanhuma dan
fuqaha umumnya. Mereka membolehkan seseorang untuk
menikahi wanita pezina. Dan bahwa seseorang pernah
312
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
ﻀﻊ
َ َﱴ ﺗ
ﻻَ ﺗُﻮﻃَﺄ ْاﻣَﺮأة َﺣ ﱠ
Nabi SAW bersabda,"Janganlah disetubuhi (dikawini) seorang
wanita hamil (karena zina) hingga melahirkan. (HR. Abu
Daud).
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ﻻَ َﳛﱡﻞ ِﻻْﻣِﺮٍئ ُﻣْﺴﻠٍﻢ ﻳـُْﺆﻣُﻦ ﺑِﺎﷲ َواﻟﻴَـْﻮم اﻵﺧِﺮ أَْن ﻳَْﺴﻘَﻲ َﻣﺎءَﻩُ َزْر
ع
َﻏِْﲑِﻩ
Nabi SAW bersabda,"Tidak halal bagi seorang muslim yang
beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menyiramkan
airnya pada tanaman orang lain. (HR. Abu Daud dan Tirmizy).
Lebih detail tentang halalnya menikahi wanita yang
pernah melakukan zina sebelumnya, simaklah pendapat para
ulama berikut ini :
46 Mut’ahilah dia maksudnya adalah teruskan pernikahan kalian dan nikmati dia sebagai
istri
313
Bab 6 : Nikah Wanita Hamill Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
47 Al-Majmu' Syarah Al-Muhazzab karya Al-Imam An-Nawawi, jus XVI halaman 253.
48 Kompilasi Hukum Islam halaman 92 .
314
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
315
Bab 6 : Nikah Wanita Hamill Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
316
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
ِ َ ُ ﺣﱴ ﻳـﺒ
َُﺟﻠﻪ
َ َ اﻟﻜﺘﺎب أ
ُ َ ْ ـﻠﻎ َْ اﻟﻨﻜﺎح َ ﱠ
ِ َ ﻋﻘﺪة ﱢ ُِ ْ ََوﻻَ ﺗ
َ َ ْ ُ ـﻌﺰﻣﻮا
Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk berakad
nikah, sebelum habis idahnya. (QS. Al-Baqarah : 235)
2. Hamil Karena Zina
Sekarang kita akan membahas hukum menikahi wanita
yang hamil dari hasil zina. Dalam hal ini ada dua
kemungkinan kasus. Pertama, nikahnya wanita hamil hasil
zina ini dengan laki-laki yang menzinainya. Kedua, nikahnya
wanita hamil ini dengan laki-laki lain yang bukan ayah dari
bayinya.
a. Halal : Al-Hanafiyah & Asy-Syafi'iyah
Sedangkan pendapat mazhab Al-Hanafiyah dan Asy-
317
Bab 6 : Nikah Wanita Hamill Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ﻀﻊ
َ َﱴ ﺗ
ﻻَ ﺗُﻮﻃَﺄ ْاﻣَﺮأة َﺣ ﱠ
Nabi SAW bersabda,"Janganlah disetubuhi (dikawini) seorang
wanita hamil (karena zina) hingga melahirkan. (HR. Abu
Daud).
318
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 6 : Nikah Wanita Hamill
Tabel
Untuk memudahkan kita dalam memahami duduk
perkara kasus-kasus ini, Penulis membuatkan sebuah tabel
sederhana seperti berikut :
Haram
Halal Suami sendiri (tidak
Suami sendiri boleh rujuk karena
Bukan Zina
(rujuk karena talak talak bainunah
bainunah shughra) kubra)
Laki-laki lain
Halal Haram
Hasil Zina Ayah Bayi Ayah Bayi
Bukan Ayah Bayi Bukan Ayah Bayi
319
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
Bab 7 : Poligami
Ikhtishar
A. Pengertian
B. Tuduhan Terhadap Islam
C. Sanggahan
1. Poligami Sudah Ada jauh Sebelum Islam
2. Barat Adalah Pendukung Poligami
D. Tujuan dan Syarat Poligami Dalam Islam
E. Berlebihan Dalam Poligami
1. Pihak yang berlebihan
2. Pihak yang mencegah poligami
A. Pengertian
321
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
322
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
323
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
C. Sanggahan
1. Poligami Sudah Ada jauh Sebelum Islam
Padahal poligami itu bukan semata-mata produk syariat
Islam. Jauh sebelum Islam lahir di tahun 610 masehi,
peradaban manusia di penjuru dunia sudah mengenal
poligami.
Dr. Yusuf Al-Qaradawi menuliskan bahwa di masa lalu,
peradaban manusia sudah mengenal poligami dalam bentuk
yang sangat mengerikan, karena seorang laki-laki bisa saja
memiliki bukan hanya 4 istri, tapi lebih dari itu. Ada yang
324
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
49 Lihat Dr. Yusuf Al-Qaradawi, Ruang lingkup Aktivitas Wanita Muslimah, hal. 184
325
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
326
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
327
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
328
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
50 Lihat Dr. Yusuf Al-Qaradawi, Ruang lingkup Aktivitas Wanita Muslimah, hal. 213-214
329
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
manusiawi sekali.
Karena itu kita dapati Rasulullah SAW melarang Ali bin
abi Thalib untuk memadu Fatimah yang merupakan putri
Rasulullah SAW. Sehingga Ali bin Abi Thalim tidak
melakukan poligami.
Kalau hukum poligami itu sunnah atau dianjurkan,
maka apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk
melarang Ali berpoligami akan bertentangan.
Selain itu yang sudah menjadi syarat paling utama dalam
pertimbangan poligami adalah masalah kemampuan
finansial. Biar bagaimana pun ketika seorang suami
memutuskan untuk menikah lagi, maka yang harus pertama
kali terlintas di kepalanya adalah masalah tanggung jawab
nafkah dan kebutuhan hidup untuk dua keluarga sekaligus.
Nafkah tentu saja tidak berhenti sekedar bisa memberi
makan dan minum untuk istri dan anak, tapi lebih dari itu,
bagaiman dia merencakan anggaran kebutuhan hidup
sampai kepada masalah pendidikan yang layak, rumah dan
semua kebutuhan lainnya.
Ketentuan keadilan sebenarnya pada garis-garis umum
saja. Karena bila semua mau ditimbang secara detail pastilah
tidak mungkin berlaku adil secara empiris. Karena itu
dibuatkan garis-garis besar seperti maslaah pembagian jatah
menginap. Menginap di rumah istri harus adil. Misalnya
sehari di istri tua dan sehari di istri muda. Yang dihitung
adalah malamnya atau menginapnya, bukan hubungan
seksualnya. Karena kalau sampai hal yang terlalu mendetail
harus dibuat adil juga, akan kesulitan menghitung dan
menimbangnya.
Secara fitharah umumnya, kebutuhan seksual laki-laki
memang lebih tinggi dari wanita. Dan secara faal,
kemampuan seksual laki-laki memang dirancang untuk bisa
mendapatkan frekuensi yang lebih besar dari pada wanita.
330
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
331
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
332
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
َ ُ ِ َ ﻟﻔﺮوﺟﻬﻢ
ﺣﺎﻓﻈﻮن ِ ِ ُِ اﻟﺬﻳﻦ ُﻫﻢ
ْ ُ ْ َ َ
ِ وﱠ
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (QS. Al-
Mukminun : 5)
333
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
ِ ِ ِ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﲔ ﻳ ُ ﱡِِ ِ ُ
ﳍﻢ
ْ َُ ذﻟﻚ أ َْزَﻛﻰ
َ َ ـﺮوﺟﻬﻢ
ْ ُ َ ُ ُوﳛﻔﻈُﻮا ﻓ ْ ِ َ ْ ﻣﻦ أ
َ َْ َ َﺑﺼﺎرﻫﻢ ْ ـﻐﻀﻮا َ َ ْ ُ ْ ﻗﻞْ
ِ ِ اﻟﻠﻪ ِﱠ
ـﻌﻮن
َ ُ َﻳﺼﻨ
ْ َ ﺧﺒﲑٌ َﲟﺎَ َ إن ﱠ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat. (QS. An-Nur : 30)
َ ُ ِ َ ﻟﻔﺮوﺟﻬْﻢ
ﺣﺎﻓﻈﻮن ِ ِ ُِ اﻟﺬﻳﻦ ُﻫﻢ
ُ ْ َ َ
ِ وﱠ
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya (QS. Al-
Ma`arij : 29)
Bila satu istri saja masih belum bisa menahan gejolak
syahwatnya, sementara secara nafkah dia mampu berbuat
adil, bolehlah seseorang untuk menikah lagi dengan niat
menjaga agamanya. Bukan sekedar memuaskan nafsu
syahwat saja.
Bentuk kekeliruan yang lain adalah rasa terlalu optimis
atas kemampuan menanggung beban nafkah. Padahal Islam
tetap menutut kita berlaku logis dan penuh perhitungan.
Memang rezeki itu Allah SWT yang memberi, tapi rezeki itu
tidak datang begitu saja.
Bahkan untuk orang yang baru pertama kali menikah
pun, Rasulullah SAW mensyaratkan harus punya
kemampuan finansial. Dan bila belum mampu, maka
hendaknya berpuasa saja.
Jangan sampai seseorang yang penghasilannya senin
kamis, tapi berlagak bak seorang saudagar kaya yang setiap
hari isi pembicaraannya tidak lepas dari urusan ta`addud. Ini
jelas sangat `njomplang`, jauh asap dari api.
2. Pihak yang mencegah poligami
334
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
335
Bab 7 : Poligami Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2
51 At-Tamhid 18/168-169
52 Jami' Ahkamun-Nisaa III/361-370
336
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 2 Bab 7 : Poligami
337
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
Ikhtishar
A. Kematian
B. Talak
C. Khulu'
D. Ilaa'
E. Li'an
F. I'sar
G. Riddah
H. Hilang
I. Tidak Mampu
J. Tahrim Karena Penyusuan
K. Aib Dalam Khiyar
341
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
A. Kematian
Kematian adalah penyebab utama dan pasti akan
mengakhir semua pernikahan di muka bumi ini. Kita sering
mendengar ungkapan bahwa : semoga pernikahan ini abadi
hingga kematian memisahkan.
Kematian itu membuat seorang wanita secara otomatis
menjadi janda dan seorang suami menjadi duda. Ikatan
pernikahan di antara mereka menjadi terputus dengan
sendirinya, oleh sebab kematian yang memisahkan.
1. Suami Wafat
Bagi seorang istri yang ditinggal mati suaminya, meksi
ikatan pernikahannya sudah berakhir, namun masih ada
beberapa ikatan hukum bawaan, antara lain :
a. Masa Iddah
Masih ada keharusan menjalani masa iddah. Masa
iddahnya berlangsung hingga 4 bulan 10 hari, bila istri tidak
sedang hamil. Dan bila sedang hamil, maka masa iddahnya
hingga anaknya lahir.
b. Hak Waris
Hak waris dari harta suaminya yang wafat, yaitu sebesar
1/8 bagian bila suaminya punya anak yang menerima waris,
atau 1/4 bila suaminya tidak punya anak yang menerima
waris.
c. Hak Mahar Yang Belum Terbayar
Bila suami belum melunasi hutang maharnya kepada
istri, tentu saja istri berhak untuk menerima pembayaran
mahar itu dari harta suaminya, di luar harta warisan.
2. Istri Wafat
342
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
B. Talak
Penyebab kedua terurainya ikatan pernikahan adalah
talak, yaitu pemutusan ikatan yang datang dari pihak suami
kepada istrinya.
Talak adalah akad yang didasari oleh dalil-dalil yang
masyru', baik dari Al-Quran, As-Sunnah atau pun Ijma' para
ulama. Namun para ulama berbeda pendapat tentang hukum
asal dari talak ini, antara boleh dan tidak boleh.
Dan para ulama sepakat bahwa hanya nikah yang sah
saja yang berlaku hukum talak, sedangkan bila tidak ada
ikatan pernikahan, maka otomatis juga tidak berlaku talak.
Akibat hukum dari talak ini adanya masa iddah dan
kewajiban ihdad bagi istri.
C. Khulu'
Penyebab ketiga terurainya tali ikatan pernikahan adalah
khulu'. Khulu' berbeda dengan talak, di antaranya adalah
bahwa khulu' itu tidak mengenal rujuk.
Para ulama menyebutkan bahwa hakikat khulu' adalah
tebusan yang dibayar oleh seorang isteri kepada suami yang
membencinya, agar ia (suami) dapat menceraikannya.
Jumhur ulama berpendapat bila suami menerima khulu’
343
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
D. Ilaa'
E. Li'an
F. I'sar
G. Riddah
H. Hilang
I. Tidak Mampu
344
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
Ikhtishar
345
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
َ َﺣﺼُﻮا ْاﻟﻌِﺪ
ﱠة ِِ ِ ِ اﻟﻨﺴﺎء َ َﱢ ُ ﱠ َﻳﺎ أَﻳﱡ َـﻬﺎ اﻟﻨِ ﱡ ِ ﱠ
ْ ﻓﻄﻠﻘﻮﻫﻦ ﻟﻌﺪﱠ ﱠﻦ وَأ
ُ َ ﻃﻠﻘﺘﻢ ﱢ
ُ ُ ْ َ ﱠﱯ َإذا
Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka
hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat
(menghadapi) idahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu
iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. (QS. Ath-
Talak : 1)
Dan dalam prakteknya, Rasulullah SAW pernah
melakukan talak kepada salah satu istri beliau, yaitu Hafshah
radhiyallahuanha, namun setelah itu sebelum habis masa
‘iddahnya, beliau melakukan rujuk.
Demikian juga beliau pernah mengancam atau
346
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
347
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
348
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
349
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
350
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
351
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
352
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
353
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
354
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
355
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
356
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
berzina.`
4. Effek Pengekangan Agama Kristen dalam Persoalan
Talak
Dari effek pengekangan yang sangat ganjil dari agama
Kristen dalam persoalan talak dan bertentangan dengan
naluri manusia serta faktor vital yang mengharuskan
seseorang bercerai dengan isterinya karena beberapa hal,
maka --sebagai akfibat dari itu semua-- para pengikut agama
ini berani melanggar agamanya dan melepaskan diri dari
tuntunan Injil, bagaikan anak panah terlepas dari busurnya.
Akhirnya mereka tidak dapat berbuat lain selain harus
memisahkan apa yang oleh Allah telah dijodohkannya itu.
Orang-orang Barat yang beragama Kristen sendiri
kemudian membuat undang-undang sipil yang
membolehkan keluar dari penjara abadi ini. Dan di balik itu
tidak sedikit dari kalangan mereka, seperti bangsa Amerika,
yang berlebih-lebihan dan melepaskan kendali dalam
persoalan dibolehkannya bercerai, yang seolah-olah mereka
itu satu kesatuan dengan Injil. Oleh karena itu, mereka
menjatuhkan Injil tersebut justru kurangnya pengertian; dan
para cerdik-pandainya mengadukan situasi yang krisis ini
yang menimpa ikatan perkawinan dan yang mengancam
kehidupan berumahtangga serta tata-tertib keluarga,
sehingga sementara hakim urusan talak menegaskan: bahwa
kehidupan rumahtangga (perkawinan) akan musnah di
negeri mereka dan akan diganti dengan suatu kebebasan
perhubungan antara laki-laki dan perempuan pada waktu
yang tidak terlalu lama. Sekarang ini perkawinan
dianggapnya sebagai barang perdagangan yang dihancurkan
sendiri oleh dua pasangan suami-isteri, karena kelemahan
sendi-sendinya yang sama sekali berbeda dengan agama-
agama lain, lebih-lebih tidak adanya keyakinan dan
kecintaan yang mengikat antara dua pasangan suami-isteri
itu. Tetapi syahwat dan berganti-ganti pasangan adalah jalan-
357
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
358
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam
359
Bab 1 : Talak Islam & Luar Islam Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
360
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
Ikhtishar
A. Definisi Talak
1. Bahasa
2. Istilah
3. Istilah Yang Berdekatan Dengan Talak
B. Masyru’iyah Talak
1. Al-Quran
2. As-Sunnah
3. Ijma’
C. Hukum Talak
1. Hukum Asal
2. Hukum Turunan
D. Rukun Talak
1. Shighat
2. Ahliyah
3. Al-Qashdu
4. Tempat
5. Wilayah
361
Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
A. Definisi Talak
1. Bahasa
Istilah cerai atau perceraian dalam Bahasa Arab lazim
disebut dengan istilah talak ()طﻼق. Secara bahasa, talak
berarti :
ِ َ ْ اﳊﻞ ورْﻓﻊ
اﻟﻘﻴﺪ
ْ ُ ََ َْ
Melepas dan membuka ikatan
2. Istilah
Sedangkan menurut istilah para fuqaha dalam ilmu fiqih,
istilah talak sering didefinisikan sebagai :53
362
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
363
Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
d. Tafriq
e. Ilaa’
Secara etimologis (bahasa) ilaa' berarti melarang diri
dengan menggunakan sumpah. Sedangkan menurut
terminologis (istilah), ila’ berarti bersumpah untuk tidak lagi
mencampuri isteri.
364
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
g. Dzhihar
Zhihar adalah suatu ungkapan suami yang menyatakan
kepada isterinya “Bagiku kamu seperti punggung ibuku”,
ketika ia hendak mengharamkan isterinya itu bagi dirinya.
Talak seperti ini telah berlaku di kalangan orang-orang
jahiliyah terdahulu. Lalu Allah SWT memerintahkan kepada
suami yang menzhihar isterinya untuk membayar kafarat
(denda) sehingga zhiharnya tersebut tidak sampai menjadi
talak. Kalimat zhihar ini pada awalnya berbunyi “Bagiku
kamu seperti perut ibuku”. Mereka menggunakan kiasan
punggung sebagai ganti perut, karena punggung merupakan
tiang perut.
B. Masyru’iyah Talak
Syariat Islam mengakui keberadaan talak dan
merupakan bagian resmi dari hukum Islam. Dasar
masyru’iyah talak ada di dalam Al-Quran, As-Sunnah dan
juga Ijma’ para ulama.
365
Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
1. Al-Quran
Ada beberapa ayat Al-Quran yang membicarakan talak,
di antaranya :
ﺑﺈﺣﺴﺎن ٍ َ ِ ﻓﺈﻣﺴﺎك
ٍ ِِ ﲟﻌﺮوف أَو َﺗﺴ ِﺮﻳﺢ ِ ِ َُ ﱠ
َ ْ ٌ ْ ْ ُ ْ ٌ َ ْ َ اﻟﻄﻼق َﻣﱠﺮَﺗﺎن
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk
lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara
yang baik.(QS. Al-Baqarah : 229)
ِ َﺧﺬ ِ ﱡ
ﺑﺎﻟﺴﺎق َ َ ﻟﻤﻦ أِ ُ َ إﳕﺎ ﱠ
َِﱠ
ْ َ اﻟﻄﻼق
Sesungguhnya hak cerai hanya ada pada orang yang berhak
menceraikan. (HR. Ibnu Majah dan Ad-Daruquthny)
ـﻌﺎﱃ ﱠ
اﻟﻄﻼُق ِ اﳊﻼِل ِ َإﱃ ﱠ
َ َ َاﻟﻠﻪ ﺗ َْ ـﻐﺾ
ُ َ ْأَﺑ
Perkara halal yang paling Allah benci adalah perceraian (HR.
Abu Daud dan Ibnu Majah)
اﺟَﻌَﻬﺎ
َ ﺼﺔَ ُﰒﱠ َر ﻃَﻠﱠَﻖ اﻟﻨﱠِ ﱡ
َ َﺣْﻔ ﱯ
366
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
C. Hukum Talak
Ada dua hal yang harus dibahas dalam masalah hukum
talak, yaitu hukum asal dan hukum turunannya ketika
dikaitkan dengan masing-masing kasusnya.
1. Hukum Asal
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum asal dari
talak, apakah talak itu aslinya halal kemudian karena kasus
tertentu menjadi haram? Ataukah sebaliknya, hukum aslinya
haram lalu karena berbagai pertimbangan dalam kasus
tertentu, hukumnya berubah menjadi halal?
a. Halal
b. Haram
2. Hukum Turunan
Kalau didekati dari sudut pandang hukum Islam,
sebenarnya talak itu bisa saja hukumnya wajib, tetapi
terkadang bisa juga menjadi haram, atau juga bisa menjadi
mubah dan bisa juga sunnah. Semua tergantung dari
keadaan serta situasi yang sedang dialami oleh seseorang
dengan pasangannya.
367
Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
a. Wajib
Talak wajib adalah talak yang bertujuan untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi antara suami dan isteri;
jika masing-masing melihat bahwa talak adalah satu-satunya
jalan untuk mengakhiri perselisihan.” Demikian menurut
para ulama penganut madzhab Hanbali.
Demikian pula talak yang dilakukan oleh suami yang
meng-ila’ isterinya setelah diberi tangguh. Yang dimaksud
dengan "meng-ila`" isteri adalab bersumpah tidak akan
mencampurinya (menyetubuhinya). Dengan adanya sumpah
ini seorang isteri sudah tentu akan menderita, karena ia tidak
lagi disetubuhi dan tidak pula diceraikan. Allah SWT
berfirman:
ﻓﺈن َﻓﺎءُوا َِ ﱠ
ْ َِ َﺷﻬﺮ ِ ﻧﺴﺎﺋﻬﻢ ﺗَـﺮﱡﺑﺺ أَرﺑ
ِ ِ ِ ﻟﻮن ِ ِﱠ
َ ﻓﺈن ﱠ
اﻟﻠﻪ ََْ ُ َ ْ ِ َ ﻣﻦ
ٍ ُ ْ ـﻌﺔ أ ْ َ ُﺆْ ـﻳ
ُ َﻟﻠﺬﻳﻦ
ِ َِ اﻟﻠﻪ اﻟﻄﻼق َِ ﱠ ْ ِ َ رﺣﻴﻢ ِ َُ
ﻋﻠﻴﻢ ٌ َ ﻓﺈن ﱠ
ٌ َ ﲰﻴﻊ َ َﻋﺰﻣﻮا ﱠ
ََُ وإن ٌ َ ﻏﻔﻮرٌ
Kepada orang-orang yang mengila’ isterinya diberi tangguh
selama empat bulan. Kemudianjika mereka keinbali (kepada
isteri), maka se sungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan apabila mereka berazam (berketetapan hati)
untuk talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.(Al-Baqarah: 226-227)
b. Sunnah
Sedangkan talak yang disun natkan adalah talak yang
dilakukan terhadap seorang isteri yang telah berbuat zhalim
kepada hak-hak Allah yang harus diembannya, seperti shalat
dan kewajiban-kewajiban lainnya, dimana berbagai cara telah
ditempuh oleh sang suami untuk menyadarkannya, akan
tetapi ia tetap tidak menghendaki perubahan.
Talak juga disunnahkan ketika suami isteri berada dalam
perselisihan yang cukup tegang, atau pada suatu keadaan
368
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
ﺑﺈﺣﺴﺎن ٍ ِ ٌ َِ ﺗﺎن
ٍ ِِ ﲟﻌﺮوف أَو َﺗﺴ ِﺮﻳﺢ ِ ُ َﱠ
َ ْ ٌ ْ ْ ُ َْ ﻓﺈﻣﺴﺎك َ ْ َاﻟﻄﻼق َﻣﺮﱠ
Talak (yang dapat dirujuk) adalah dua kali. Setelah itu boleh
rujuk kembali dengan cara yang ma ‘ruf (baik) atau
menceraikan dengan cara yang baik.(QS. Al-Baqarah: 229)
Dalam surat yang lain Allah berfirman:
َ َﺣﺼﻮا ْاﻟﻌِﺪ
ﱠة ِِ ِ ِ اﻟﻨﺴﺎء َ َﱢ ُ ﱠ َﻳﺎ أَﻳﱡ َـﻬﺎ اﻟﻨِ ﱡ ِ ﱠ
ُ ْ ﻓﻄﻠﻘﻮﻫﻦ ﻟﻌﺪﱠ ﱠﻦ َوأ
ُ َ َ ﻃﻠﻘﺘﻢ ﱢ
ُ ُ ْ َ ﱠﱯ َإذا
Wahai Nabi, jika kamu menceraikan isteri-isterimu maka
hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat
(menghadapi) masa ‘iddahnya (yang wajar)’).(QS. Al-Talak: 1)
Rasulullah pernah mengatakan kepada seseorang yang
mengeluh kepadanya karena perlakuan yang menyakitkan
dan isteninya:
Ceraikanlah ia.” (HR. Abu Dawud)
d. Makruh
Talak tanpa adanya alasan merupakan sesuatu yang
dimakruhkan.
369
Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
370
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
D. Rukun Talak
Agar talak menjadi sah dan berlaku, maka talak harus
terpenuhi rukun-rukunnya. Bila salah satu dari rukun itu
tidak terdapat, maka talak itu menjadi tidak sah.
Namun ketika menetapkan apa saja yang termasuk ke
dalam rukun talak, ternyata para ulama berbeda pendapat.
Ada yang mengatakan bahwa rukun talak hanya satu, tapi
ada juga yang mengatakan ada empat atau lima.
1. Shighat
Shighat adalah pernyataan dari suami yang intinya
menegaskan bahwa dirinya telah menjatuhkan talak kepada
istrinya. Seluruh ulama dari empat mazhab sepakat bahwa
yang shighat talak adalah rukun dari sebuah talak.
Dalam prakteknya, shighat itu bisa berupa lafadz atau
kalimat yang diucapkan dengan lisan, tetapi juga bisa berupa
tulisan atau pun juga bisa berupa bahasa isyarat.
a. Lisan
Shighat talak yang diucapkan dengan lisan disebut
dengan lafadz talak. Lafadz ini ada dua macam, yaitu lafafz
371
Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
372
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
perceraian.
3. Al-Qashdu
Sesungguhnya yang dimaksud dengan al-qashdu disini
adalah mengucapkan lafadz talak dengan sengaja, meski pun
di dalam hatinya tidak berniat untuk menjatuhkan talak.
Sehingga definisinya menjadi :
ٍ َ ْ ِ ﻏﲑ ِ ِ َ اﻟﻤﻮﺟﺐ ِ ﱠ
ِْ َ ﻣﻦ ِ ِ ْ اﻟﻠﻔﻆ
ِ ُ َ
إﺟﺒﺎر ْ ﻟﻠﻄﻼق ُ ْ ﻗﺼﺪ ﱠ
ْ
Sengaja mengucapkan lafadz talak tanpa ada tekanan
Maka bila seseorang secara sengaja mengucapkan lafadz
talak kepada istrinya, jatuhlah talak itu. Walau pun niatnya
tidak ingin mentalak, barangkali hanya bercanda, atau
bermain-main, bahkan berpura-pura dalam sebuah
sandiwara. Tetapi karena mengucapkannya dengan sengaja,
maka kesengajaan itulah yang justru menjatuhkan talak.
Dasarnya adalah sabda Rasulullah SAW :
373
Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ِ َ اﺳﺘﻜﺮﻫﻮا ِﱠ
ْ َ ُ ِ ْ ُ ْ وﻣﺎ
ﻋﻠﻴﻪ َ َ ْ اﳋَ َﻄﺄَ َو ﱢ
َ َ اﻟﻨﺴﻴﺎن ِ ﻋﻦ أ ﱠ
ْ ُﻣﱵ ْ َ وﺿﻊ إن ﱠ
َ َ َ َاﻟﻠﻪ
Sesungguhnya Allah SWT mengangkat dari umat-Ku
kesalahan, lupa dan apa yang dipaksakan atasnya. (HR. Ibnu
Majah dan Hakim)
4. Al-Mahal
Yang dimaksud dengan al-mahal secara bahasa adalah
orang yang menjadi objek atau sasaran talak, yaitu tidak lain
adalah istri sah yang dinikahi sesuai dengan aturan syariah
dengan memenuhi syarat dan rukun nikah, dimana statusnya
pada saat talak itu dijatuhkan masih menjadi istri yang sah.
Meski seorang wanita belum disetubuhi, asalkan sudah
terjadi akad nikah, maka wanita itu sah bila dijatuhi talak.
Demikian juga wanita yang sudah dijatuhkan talak, tetapi
masih dalam masa iddah, maka sah juga untuk dijatuhkan
talak. Namun istri yang sudah ditalak dan sudah habis masa
iddahnya, tidak sah apabila dijatuhkan talak, karena pada
saat itu wanita itu sudah bukan lagi menjadi istri.
Yang juga tidak sah untuk dijatuhkan talak adalah istri
yang dinikahi secara fasid, misalnya nikah tanpa wali yang
benar, atau tanpa saksi yang cukup syaratnya. Wanita seperti
itu tidak sah kalau dijatuhkan talak, lantaran status
hukumnya bukan istri yang sah.
5. Wilayah
374
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 2 : Pengertian Talak, Hukum dan Rukun
5. Wilayah - - Rukun
375
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 3 : Pembagian Talak
Ikhtishar
377
Bab 3 : Pembagian Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ﺑﺈﺣﺴﺎن ٍ َ ِ ﻓﺈﻣﺴﺎك
ٍ ِِ ﲟﻌﺮوف أَو َﺗﺴ ِﺮﻳﺢ ِ ِ ُ َﱠ
َ ْ ٌ ْ ْ ُ ْ ٌ َ ْ َ اﻟﻄﻼق َﻣﺮﱠَﺗﺎن
378
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 3 : Pembagian Talak
Talak (yang dapat dirujuk) adalah dua kali. Setelah itu boleh
rujuk kembali dengan cara yang ma ‘ruf (baik) atau
menceraikan dengan cara yang baik.(QS. Al-Baqarah: 229)
Pada surat yang lain Allah juga berfirman:
ﻋﻤﺮ ِ
َ َ َ ﺣﺎﺋﺾ ِ ﻃﻠﻖ اﻣﺮأََﺗﻪﱠ ﱠ ﱠ
َُ ُ ﻓﺴﺄل ٌ َ وﻫﻲ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ أَﻧﻪ ﻋﻤﺮََ ُ ﺑﻦ
َ ْ أن
ِ
اﺟﻌﻬﺎ ِ
ِ ذﻟﻚ ﻓََـﻘﺎل َﻟﻪ رﺳﻮل ﱠ ِ رﺳﻮل ﱠ
َ ْ ُ ْﻣﺮﻩُ ﻓَ ْـﻠﻴُـَﺮ: اﻟﻠﻪ َُ ُ َ َ ﻋﻦ
ْ َ اﻟﻠﻪ َُ
ـﻌﺪ ْ ِ ﺗﻄﻬﺮ ُﰒﱠ ِ ِ
ُ ْ ََﻣﺴﻚ ﺑ
َ َ ْ إن َﺷﺎءَ أ َُ ْ َ ﲢﻴﺾ ُﰒﱠ
َ َ ﺗﻄﻬﺮ ُﰒﱠ
َُ ْ َ ﺣﱴ ﻛﻬﺎ َ ﱠ
َ ُْﰒﱠ ﻟﻴَْﺘ ُـﺮ
َ اﻟﻠﻪُ أ َْن ُ َﱠ
اﻟﱵ أ ََﻣﺮ ﱠﳝﺲﱠ َِْ ِ ﱠ ﺷﺎء َﱠ ِ
ﻳﻄﻠﻖ ََﳍﺎ َ ِ ُﻓﺘﻠﻚَ ْاﻟﻌﺪﱠة ََ ْﻃﻠﻖَ ﻗَْـﺒﻞ أَن َ َ َْوإن
ُاﻟﻨﺴﺎء َﱢ
Abdullah bin Umar Radhiyallahuanhu berkata bahwa dirinya
pernah menceraikan isterinya ketika sedang haid. Lalu Umar
bin Khaththab bertanya kepada Nabi SAW mengani hal itu?
Beliau SAW menjawab:"Perintahkan dia (Abdulah bin Umar)
untuk rujuk kembali dan biarkan hingga suci dari haidh,
kemudian haidh lagi dan suci lagi. Setelah itu kalau dia
berkenan dia pertahankan istrinya atau kalau tidak berkenan
jatuhkan talak kepadanya sebelum menggaulinya. Itulah
hitungan yang telah Allah perintahkan dalam urusan mentalak
istri." (HR. Bukhari, Muslim)
Sedangkan sebagian ulama yang lain berpendapat: “Jika
si suami mentalak tiga, sedang isterinya dalarn keadaan suci,
maka yang demikian itu juga termasuk talak sunni.”
Pendapat ini juga dikemukakan oleh Imam Syafi’ i dan
379
Bab 3 : Pembagian Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
380
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 3 : Pembagian Talak
ِ
اﺟﻌﻬﺎ
َ ْ ُ ْﻣﺮﻩُ َﻓﺎﻟﻴُ َـﺮ
Perintahkan kepadanya untuk merujuk istrinya.
b. Menceraikan Istri Ketika Suci Setelah Disetubuhi
Ketika dalam keadaan suci, sedang ia telah
menyetubuhinya pada masa suci tersebut.
c. Menjatuhkan Talak Tiga Sekaligus
Seorang suami mentalak tiga isterinya dengan satu
kalimat dengan tiga kalimat dalam sama waktu. Seperti
dengan mengatakan, “Ia telah aku talak, lalu aku talak dan
381
Bab 3 : Pembagian Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ِ ِ َﺣﻖ ِ ﱢ ِ ﱠ
ْ ِ ذﻟﻚ
إﺻﻼﺣﺎ
ً َ ْ إن أََر ُادوا َ َ ﺑﺮدﻫﻦ ِﰲ
َ ـﻬﻦ أ َ ﱡ
َوﺑُ ُـﻌﻮﻟَﺘُ ُ ﱠ
“Dan suami-suaminya berhak merujuknya dalam masa
menanti itu, jika mereka (para suami) tersebut menghendaki
islah.“(Al-Baqarah: 228)
382
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 3 : Pembagian Talak
ﺑﺈﺣﺴﺎن ٍ ِ ٌ َِ ﺗﺎن
ٍ ِِ ﲟﻌﺮوف أَو َﺗﺴ ِﺮﻳﺢ ِ َُ ﱠ
َ ْ ٌ ْ ْ ُ َْ ﻓﺈﻣﺴﺎك َ ْ َاﻟﻄﻼق َﻣﱠﺮ
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk
lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara
yang baik.(QS. Al-Baqarah : 229)
Bila sudah dua kali suami menjatuhkan talak kepada
istrinya, lalu dirujuk lagi, maka bila suaminya itu
menjatuhkan lagi talak untuk ketiga kalinya, talak itu
berubah menjadi talak yang tidak bisa kembali lagi, atau
disebut dengan talak bainunah kubra.
Selama masa iddah, seorang isteri yang ditalak raj‘i
mempunyai hukum yang sama seperti hukum yang berlaku
pada seorang isteri dalam pemberian nafkah, tempat tinggal
atau yang lainnya seperti ketika belum ditalak, sehingga
berakhir masa ‘iddahnya.
2. Talak Bainunah Shughra
Talak ba’in ( )طﻼق ﺑﺎﺋﻦatau lazim disebut dengan talak
bainunah shughra ( )ﺑﯿﻨﻮﻧﺔ ﺻﻐﺮىadalah talak yang dijatuhkan
oleh seorang suami, sebagaimana talak raj’i di atas, namun
hingga habis masa iddah istri, suami tidak melakukan rujuk.
Dengan demikian, tamatlah sudah ikatan perkawinan di
antara keduanya, sehingga keduanya resmi sudah bukan
suami istri lagi.
Namun demikian, selama mantan istri itu belum kawin
lagi, maka keduanya masih boleh bersatu lagi. Bukan dengan
jalan rujuk, melainkan dengan cara menikah ulang, dengan
383
Bab 3 : Pembagian Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
lamaran, mahar, dan ijab kabul serta akad nikah yang baru.
Perbedaan rujuk dengan menikah ulang adalah bahwa
rujuk itu hanya dilakukan sebelum habis masa iddah istri
yang ditalak. Dan rujuk itu bukan akad nikah, melainkan
hanya diniatkan saja di dalam hati oleh suami, atau
diucapkan, atau dilakukan hubungan suami istri, maka
otomatis terjadilah rujuk.
Sedangkan yang disebut dengan menikah ulang adalah
sebagaimana yang dilakukan oleh pasangan yang belum
pernah menikah sebelumnya. Menikah ulang itu berarti
harus melewati tahapan-tahapan seperti melamar, memberi
mahar, juga melakukan ijab qabul antara wali dan suami,
dengan dihadiri oleh minimal dua orang saksi.
3. Talak Bainunah Kubra
Talak ketiga adalah talak bainunah kubra ()طﻼق ﺑﯿﻨﻮﻧﺔ ﻛﺒﺮى.
Talak ini adalah talak yang ketiga kali dijatuhkan oleh
seorang suami kepada istrinya.
Dalam bentuk halalnya (talak sunnah), talak ini harus
dilakukan dengan tiga kali secara terpisah, dimana di antara
talak yang pertama, kedua dan ketiga harus ada proses rujuk
terlebih dahulu. Hukumnya talak tiga ini tidak dibolehkan
untuk dijatuhkan sekaligus secara bersamaan.
Apabila hal itu dilakasanakan juga, tentu suami berdosa
karena melanggar ketentuan Allah SWT dan rasul-Nya. Dan
termasuk ke dalam jenis talak bid’ah.
Namun lepas dari hukumya yang haram, bila seseorang
tetap melakukannya juga, apakah talaknya jatuh dan berlaku
talak tiga?
Dalam hal ini kita menemukan dalam beberapa kitab
fiqih beberapa pandangan yang berbeda.
a. Jumhur : Jatuh Talak Tiga
Keempat mujtahid mutlak dalam masing-masing
384
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 3 : Pembagian Talak
385
Bab 3 : Pembagian Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
386
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 3 : Pembagian Talak
387
Bab 3 : Pembagian Talak Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
388
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 5 : 'Iddah
Bab 5 : 'Iddah
Ikhtishar
A. Definisi
B. Hukum ‘Iddah
C. Hikmah Disyari‘atkannya ‘Iddah
1. Al-‘Ilmu bi Bara’ati Ar-Rahim
2. Ta’dzhim Khathar Az-Zawaj
3. Tathwil Zaman Ar-Raj’ah
4. Qadha’ Haq Az-Zauji
D. Masa ‘Iddah Berdasarkan Jadwal Haidh
1. Masa Haidh atau Masa Suci
2. Wanita Yang Masa Iddahnya Berdasarkan Jadwal Haidh
E. Masa Iddah Berdasarkan Bulan dan Hari
F. Masa Iddah Berdasarkan Kelahiran
G. Ditalak Tanpa Iddah
E. Larangan Bagi Wanita ‘Iddah.
1. Menerima Khitbah
2. Menikah
3. Keluar Rumah
4. Berhias
391
Bab 5 : 'Iddah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
A. Definisi
'Iddah adalah masa dimana seorang wanita yang
diceraikan suaminya menunggu. Pada masa itu ia tidak
diperbolehkan menikah atau menawarkan diri kepada laki-
laki lain untuk menikahinya.
‘Iddah ini juga sudah dikenal pada masa jahiliyah.
Setelah datangnya Islam, ‘iddah tetap diakui sebagai salah
satu dari ajaran syari‘at karena banyak mengandung
manfaat.
Para ulama telah sepakat mewajibkan iddah ini yang
didasarkan pada firman Allah Ta‘ala:
ٍ ُﺛﻼﺛﺔَ ﻗ ِ ِ ُ َِ ﺑﺼﻦ
ـﺮوء
َُ َ َ َ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻦ
ﱠ ُ َ َو ْ ُ َﱠ
َ ْ اﻟﻤﻄﻠﻘﺎت ﻳـَﺘَـَﺮﱠ
Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan dini
(menunggu) selama tiga masa quru’. (Al—Baqarah: 228)
Lama masa quru` diada dua pendapat. Pertama, masa
suci dari haidh. Kedua, masa haid sebagaimana yang
disabdakan Rasulullah SAW
“Dia (isteri) ber’iddah (menunggu) selama tiga kali masa haid.
“(HR. Ibnu Majah)
Demikian pula sabda beliau yang lain:
“Dia menunggu selama hari-hari quru’nya. “(HR. Abu Dawud
dan Nasa’i)
B. Hukum ‘Iddah
‘Iddah wajib bagi seorang isteri yang dicerai oleh
suaminya, baik cerai karena kernatian maupun cerai karena
faktor lain. Dalil yang menjadi landasan nya adalah firman
Allah SWT:
392
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 5 : 'Iddah
ِ َْﻃﻠﻘﺘﻤﻮﻫﻦ ِﻣﻦ ﻗ
ـﺒﻞ أَن ِ َ ِ ْ ْ ﻧﻜﺤﺘﻢ
اﻟﻤﺆﻣﻨﺎت ﰒُﱠ َﱠ ْ ُ ُ ُ ﱠ ِ ِﱠ
ُ ُ ُ ْ َ َ اﻟﺬﻳﻦ َآﻣﻨُﻮا َإذا
َ َﻳﺎ أَﻳﱡ َـﻬﺎ
وﺳﺮﺣﻮﻫﻦ
ـﻌﻮﻫﻦ َ َ ﱢ ُ ُ ﱠ ََ ﻣﻦ ْ ﻋ ِﺪﱠةٍ ﺗَ ْـﻌﺘَﺪﱡوﻧَ َـﻬﺎ
ﻓﻤﺘﱢ ُ ُ ﱠ ِ ﻋﻠﻴﻬﻦﱠ
ِ ََْ ﻟﻜﻢ
ْ ُ َ َﻓﻤﺎ
َ ﲤﺴﻮﻫﻦﱠ
ُ ََ ﱡ
َِ ًﺳﺮاﺣﺎ
ًﲨﻴﻼ ََ
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian menikahi
wanita-wanita yang beriman, kemudian kalian hendak
menceraikan mereka sebelum kalian mencampurinya, maka
sekali-kali tidak Wajib atas mere ka ‘iddah bagi kalian yang
kalian minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka
mut’ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-
baiknya.“ (A1-Ahzab: 49)
Yang dimaksud dengan “mut’ah” di sini adalah
pemberian untuk menyenangkan hati isteri yang diceraikan
sebelum dicampuri.
393
Bab 5 : 'Iddah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
antara lain :
1. Al-‘Ilmu bi Bara’ati Ar-Rahim
Untuk mengetahui adanya kehamilan atau tidak pada
isteri yang dicerai kan. Untuk selanjutnya memelihara jika
terdapat bayi di dalam kandungannya, agar menjadi jelas
siapa ayah dan bayi tersebut.
2. Ta’dzhim Khathar Az-Zawaj
Menegaskan betapa agungnya nilai sebuah perkawinan,
sehingga selepas dari suaminya, seorang wanita tidak bisa
begitu saja menikah lagi, kecuali setelah melewati masa
waktu tertentu.
3. Tathwil Zaman Ar-Raj’ah
Memberikan kesempatan kepada suami isteri untuk
kembali kepada ke hidupan rumah tangga, apabila keduanya
masih melihat adanya kebaikan di dalam hal itu.
4. Qadha’ Haq Az-Zauji
Agar isteri yang diceraikan dapat ikut merasakan
kesedihan yang dialami keluarga suaminya danjuga anak-
anak mereka serta menepati permintaan suami. Hal ini jika
‘iddah tersebut di karenakan oleh kematian suami.
394
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 5 : 'Iddah
bayi.
Jenis ‘iddah yang pertama adalah iddah yang durasinya
didasarkan pada masa haidh. Hal itu didasarkan pada firman
Allah SWT
ٍ ُﺛﻼﺛﺔَ ﻗ ﺑﺼﻦ َِ ُ ِ ِ ﱠ
ـﺮوء
َُ ََ َ ﺑﺄﻧﻔﺴﻬﻦ ُ َ َو ْ ُ َﱠ
َ ْ اﻟﻤﻄﻠﻘﺎت ﻳـَﺘَـَﺮﱠ
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali quru' . (QS. Al-Baqarah : 228)
1. Masa Haidh atau Masa Suci
Di dalam ayat ini Allah SWT memang tidak menyebut
secara tegas istilah haidh, tetapi menyebut dengan istilah
quru’ ()ﻗﺮوء, bentuk jamak qur’u ()ﻗﺮء. Dalam hal ini memang
ada ikhtilaf di kalangan ahli bahasa dan juga berpengaruh
kepada pendapat para ulama dengan makna istilah al-qur’u
ini.
Para ahli bahasa menyebutkan kata al-qur’u termasuk
jenis kata yang punya makna ganda dan sekaligus
bertentangan artinya. Menurut mereka al-qur’u bermakna
suci dari haidh, dan juga bermakna haidh itu sendiri.
Perbedaan makna ini kemudian berpengaruh kepada
pendapat dari para ulama, dalam menetapkan masa iddah
wanita yang dicerai suaminya.
Dalam pandangan mazhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah
dan Al-Hanabilah, al-qur’u berarti ath-thuhru ()اﻟﻄ ﱡﮭْﺮ.
Maksudnya adalah masa suci dari haidh. Jadi tiga kali quru’
artinya adalah tiga kali suci dari haidh.
Sedangkan dalam pandangan mazhab Al-Hanafiyah, al-
qur’u justru bermakna haidh, atau hari-hari dimana seorang
wanita menjalani masa haidhnya.
2. Wanita Yang Masa Iddahnya Berdasarkan Jadwal Haidh
Wanita yang masa iddahnya berdasarkan masa haidh
395
Bab 5 : 'Iddah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
396
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 5 : 'Iddah
397
Bab 5 : 'Iddah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ﲪﻠﻬﻦ
ﻳﻀﻌﻦ ََْ ُ ﱠ ِ َْ َ ُوﻻت
َ ْ َ َ َﺟﻠﻬﻦ أَن
اﻷﲪﺎل أ َ ُ ُ ﱠ ُ ْ َوأ
Perempuan-perempuan yang hamil masa iddah mereka itu
adalah sampai mereka melahirkan (QS. Ath-Talak : 4)
Termasuk apabila wanita yang ditinggal mati suaminya
itu sedang dalam keadaan hamil, para ulama mengatakan
bahwa masa iddahnya bukan 4 bulan 10 hari, melainkan
hanya sampai batas melahirkan bayinya saja. Sebab ada ayat
yang secara khusus menegaskan tentang masa iddah wanita
hamil, yang ketentuannya hanya sebatas melahirkan.
Sehingga bila seorang wanita ditinggal mati suaminya,
lalu sehari kemudian dia melahirkan bayi, maka saat itu juga
selesailah masa iddahnya. Dia tidak perlu menunggu masa
selama 4 bulan 10 hari.
398
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 5 : 'Iddah
ketika berfirman :
ِ َْﻃﻠﻘﺘﻤﻮﻫﻦ ِﻣﻦ ﻗ
ـﺒﻞ أَن ِ َ ِ ْ ْ ﻧﻜﺤﺘﻢ
اﻟﻤﺆﻣﻨﺎت ﰒُﱠ َﱠ ْ ُ ُ ُ ﱠ َ َ إذا
َ ِ ﻳﺎ أَﻳﱡـﻬﺎ ﱠ
ِ اﻟﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا
ُ ُ ُ ْ َ َ َ َ
وﺳﺮﺣﻮﻫﻦ
ـﻌﻮﻫﻦ َ َ ﱢ ُ ُ ﱠ
ﻓﻤﺘﱢ ُ ُ ﱠ ٍ ِ ِ ِ َ ﻟﻜﻢ
َ َ ﻋﻠﻴﻬﻦﱠ ﻣﻦ ْ ﻋﺪﱠة ﺗَ ْـﻌﺘَﺪﱡوﻧَ َـﻬﺎ
ْ َ ْ ُ َ َﻓﻤﺎَ ﲤﺴﻮﻫﻦﱠ
ُ ََ ﱡ
َِ ًﺳﺮاﺣﺎ
ًﲨﻴﻼ ََ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi
perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu
ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-
sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta
menyempurnakannya. (QS. Al-Ahzab : 49)
Dan ayat ini dapat diambil dalil, bahwa seorang isteri
yang belum digauli suaminya tidak mempunyai kewajiban
menjalani masa ‘iddah. Akan tetapi, jika suaminya meninggal
sebelum ia menggauli isterinya, maka isteri yang
diceraikannya itu harus menjalani ‘iddah sebagaimana jika
suaminya telah menggaulinya.
399
Bab 5 : 'Iddah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
400
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 5 : 'Iddah
ِِ ِ ﲣﺮﺟﻮﻫﻦ
ﳜﺮﺟﻦ ْ ﻻَ ُْ ِ ُ ُ ﱠ
َ ْ ُْ َ َﻣﻦ ﺑُُـﻴﻮ ﱠﻦ َوﻻ
Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan
janganlah para wanita itu keluar dari rumah. (QS. Ath-Talak :
1)
Namun para ulama, di antaranya mazhab AL-Malikiyah,
Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, serta Ats-Tsuari, Al-Auza’i,
Allaits dan yang lainya, mengatakan bahwa bagi wanita yang
ditalak bain, yaitu talak yang tidak memungkinkan lagi untuk
dirujuk atau kembali, seperti ditalak untuk yang ketiga
kalinya, maka mereka diperbolehkan untuk keluar rumah,
setidak-tidaknya pada siang hari.
Alasannya karena wanita yang telah ditalak seperti itu
sudah tidak berhak lagi mendapatkan nafkah dari mantan
suaminya. Dan dalam keadaan itu, dia wajib mencari nafkah
sendiri dengan kedua tangannya. Maka tidak masuk akal bila
wanita itu tidak boleh keluar rumah, sementara tidak ada
orang yang berkewajiban untuk menafkahinya.
Selain itu memang ada nash yang membolehkan hal itu,
401
Bab 5 : 'Iddah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
402
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 5 : 'Iddah
403
Bab 5 : 'Iddah Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
404
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 6 : Rujuk
Bab 6 : Rujuk
Ikhtishar
A. Pengertian
1.Bahasa
2. Istilah
B. Masyru’iyah
1. Al-Quran
2. As-Sunnah
3. Ijma’
C. Hukum Rujuk
1. Wajib
2. Sunnah
3. Haram
D. Syarat Rujuk
1. Rujuknya Atas Talak Raj’i
A. Pengertian
1. Bahasa
Rujuk atau ar-raj’ah ( اﻟ)ﺮ ﱠﺟ ْ َﻌﺔdalam bahasa Arab
merupakan isim mashdar dari kata dasarnya dalam fi’il madhi
405
Bab 6 : Rujuk Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ِ ٍ َِ َ اﻟﻠﻪ َِإﱃ ْ َِ
ـﻬﻢ
ْ ُ ﻃﺎﺋﻔﺔ ﻣْﻨ ُ رﺟﻌﻚ ﱠ
َ َ َ َ ﻓﺈن
Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan
dari mereka. (QS. At-Taubah : 83)
2. Istilah
Sedangkan secara istilah, para ulama memberikan
banyak definisi tentang istilah rujuk ini, antara lain adalah :
Mazhab Al-Hanafiyah mendefinisikan rujuk sebagai
اﻟﺰَوال
ﻣﻦ ﱠ ِ اﻟﻘﺎﺋﻢ وﻣْﻨـﻌﻪ
ِ ِ َ ْ اﻟﻨﻜﺎح
ِ َ ﱢ ِ ْ ِ ُاﺳﺘﺪاﻣﺔ
ﻣﻠﻚ َ ِ
َ ُُ َ َ َ ْ
Keberlanjutan kepemilikan nikah yang sudah ada sebelumnya
dan pencegahannya dari kehilangan.
Ad-Dardir dari mazhab Al-Malikiyah mendefinisikannya
sebagai :
ٍ ْ ﲡﺪﻳﺪ
ﻋﻘﺪ ِ ِ ِ َ ﻟﻠﻌﺼﻤﺔ ِﻣﻦ
ِ ِ ِ ِ َ اﻟﺰوﺟﺔ ْ َﱠ
ِ
َ َْ ﻏﲑ
ْ ْ َ ْ ْ اﻟﻤﻄﻠﻘﺔ ُ َ ْ ﻋﻮد ﱠ
ُ َْ
Mengembalikan istri yang terlanjur diceraikan tanpa
memperbaharui akad baru.
Sedangkan Al-Khatib Asy-Syarbini yang mewakili
mazhab Asy-Syafi’iyah mendefinisikan rujuk sebagai :
406
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 6 : Rujuk
B. Masyru’iyah
Rujuk adalah salah satu praktek dalam urusan
pernikahan, yang berlandaskan ayat-ayat Al-Quran dan juga
sunnah nabawiyah.
1. Al-Quran
ِ ِ َﺣﻖ ِ ﱢ ِ ﱠ
ْ ِ ذﻟﻚ
إﺻﻼﺣﺎ
ً َ ْ إن أََر ُادوا َ َ ﺑﺮدﻫﻦ ِﰲ
َ ـﻬﻦ أ َ ﱡ
َوﺑُ ُـﻌﻮﻟَﺘُ ُ ﱠ
Dan suami-suami mereka lebih berhak untuk merujuk mereka,
bila mereka menginginkan ishlah. (QS.Al-Baqarah : 228)
ٍ َ ِ ﻓﺄﻣﺴﻜﻮﻫﱠﻦ
ِ ـﻠﻐﻦ أ َ ﱠ َِ َ ﱠ
ﺳﺮﺣﻮﻫﻦ ُ ْ ُ ُ ْ ََ َﺟﻠﻬﻦ
ﲟﻌﺮوف أ َْو َ ﱢ ُ ُ ﱠ ُ َ َ ْ َ َاﻟﻨﺴﺎءَ ﻓَـﺒ
َ ﻃﻠﻘﺘﻢ ﱢ
ُ ُ ْ َ وإذا
ٍ َِ
ﲟﻌﺮوف
ُْ
Apabila kamu menalak istri-istrimu dan sudah mendekati akhir
idahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang makruf,
atau ceraikanlah mereka dengan cara yang makruf (pula). (QS.
Al-Baqarah : 231).
2. As-Sunnah
Selain di dalam Al-Quran, masyru’iyah merujuk wanita
yang telah ditalak juga ditegaskan di dalam hadits nabawi.
Bahkan beliau SAW sendiri yang melakukannya kepada istri
407
Bab 6 : Rujuk Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
beliau sendiri.
C. Hukum Rujuk
Hukum asli dari rujuk adalah mubah atau boleh, dan
merupakan hak bagi seorang suami.
Namun dalam kasus talak bid’ah, hukumnya berubah
408
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 6 : Rujuk
ْ ِ ﺗﻄﻬﺮ ُﰒﱠ
إن ِ ِ ِ ِ
َُ ْ َ ﲢﻴﺾ ُﰒﱠ
َ َ ﺗﻄﻬﺮ ُﰒﱠَُ ْ َ ﺣﱴ ﻟﻴﻤﺴﻜﻬﺎ َ ﱠ
َ ْ ْ ُ اﺟﻌﻬﺎ ُﰒﱠ َ ْ ُْﻣﺮﻩُ ﻓَ ْـﻠﻴُـَﺮ
َﻣﺮ ِﻓﺘﻠﻚ ْاﻟﻌِﺪﱠةُ ﱠ
َ َ اﻟﱵ أ َ َِْ ﳝﺲﻃﻠﻖ ﻗَْـﺒﻞ أ َْن ََ ﱠ ْ ِ َ ـﻌﺪ
َ وإن َﺷﺎءَ َﱠ ُ ْ ََﻣﺴﻚ ﺑ
َ َ ْ َﺷﺎءَ أ
ُاﻟﻨﺴﺎء
َ ﺗﻄﻠﻖ ََﳍﺎ ﱢَ اﻟﻠﻪُ أ َْن ُ َﱠ
ﱠ
Perintahkan kepadanya (ibnu umar) supaya kembali kepada
isterinya sehingga suci, kemudian haidh, kemudian suci lagi,
kemudian apabila ia ingin mentalaknya hendaklah ia mentalak
sebelum berhubungan dengannya, apabila tetap ingin
bersamanya maka hendaklah bersamanya. Itulah iddah yang
diperintahkan oleh Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Sunnah
Namun mazhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah dalam
kasus ini tidak mewajibkan rujuk. Mereka hanya mengatakan
hukumnya sunnah.
Begitu juga dalam kasus dimana seorang suami merasa
menesal telah mentalak istrinya, apalagi ditambah dengan
kemashlahatan anak-anak, maka umumnya para ulama
mengatakan merujuk istri yang telah ditalak hukumnya
sunnah.
409
Bab 6 : Rujuk Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ـﻨﻜﻢ
ْ ُ َ اﻟﻔﻀﻞ ﺑـَْﻴ
ْ َ ْ ـﻨﺴ ُﻮا
َ ََْوﻻَ ﺗ
Dan janganlah kalian melupakan kebaikan-kebaikan di antara
kalian. (QS. Al-Baqarah : 237)
3. Haram
Sedangkan rujuk yang hukumnya haram antara lain
dalam kasus dimana suami berniat untuk mencelakakan istri.
Larangan seperti itu telah dengan tegas disebutkan di dalam
Al-Quran :
D. Syarat Rujuk
Untuk sahnya tindakan merujuk istri yang telah terlanjur
ditalak, ada beberapa persyaratan, antara lain :
1. Rujuknya Atas Talak Raj’i
Talak raj’i adalah talak yang dimungkinkan setelah itu
terjadi rujuk, yaitu talak yang baru satu kali atau talak yang
untuk yang kedua kali.
410
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 6 : Rujuk
ِ ـﻌﺪ ﱠ ِ ِ
َ َ زوﺟﺎ َﻏْﻴ َـﺮﻩ َِﻓﺈن َﱠ
ﻃﻠﻘﻬﺎ ً ْ َ ـﻨﻜﺢ
َ َْﺣﱴ ﺗَ ُ ْ َﻣﻦ ﺑ
ْ ُﻃﻠﻘﻬﺎ َﻓﻼَ َﲢﻞ َﻟﻪ ْ َِ
َ َ ﻓﺈن َﱠ
ِ
َ ِْ َ اﻟﻠﻪ
وﺗﻠﻚ ِ ّ ﺣﺪود
َ ُ ُ ﻳﻘﻴﻤﺎ ِ َ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ أَن ﻳـﺘَـﺮ
َ ُ اﺟﻌﺎ إن ﻇَﻨﱠﺎ أَنَ ََ ِ
َ ََْ ﺟﻨﺎح َ َ ُ ََﻓﻼ
ـﻌﻠﻤﻮن ٍ َِ اﻟﻠﻪ ﻳـﺒـﻴﱢـﻨـﻬﺎ
َ ُ َ ْ َﻟﻘﻮم ﻳ ِ ُ
ْ َ ُ َُ ّ ﺣﺪود ُ ُ
Kemudian jika si suami menlalaknya (sesudah talak yang
kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga
dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang
lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya
(bekas suami pertama dan istri) untuk kawin kembali jika
keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-
hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya
kepada kaum yang (mau) mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 230)
411
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 8 : Khulu'
Bab 8 : Khulu’
Ikhtishar
A. Pengertian
B. Hukum Khulu’
C. Bagaimana Talak dalam Khulu’?
D. Syarat-syarat Khulu’
E. Beberapa Hukum Yang Berkenaan dengan Khulu’
F. Khulu’ Menjadikan Semua Urusan Pada Istri
G. Khulu’ Pada Masa Suci dan Haid.
H. Mengambil Seluruh Pemberian Isteri dalam Khulu’
A. Pengertian
Khulu’ adalah tebusan yang dibayar oleh seorang isteri
kepada suami yang membencinya, agar ia (suami) dapat
menceraikannya. Allah SWT befirman:
415
Bab 8 : Khulu' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
B. Hukum Khulu’
Khulu’ diperbolehkan jika telah memenuhi syarat-syarat
yang telah diten tukan. Rasulullah SAW pernah berkata
kepada isteri Tsabit bin Qais ketika ia datang kepada beiiau
untuk menuturkan perihal suaminya:
Wahai Rasulullah, aku tidak mencela suamiku baik dalam hal
akhlak dan agamanya, tetapi aku tidak menyukai kekufuran
setelah (memeluk) Islam. Maka Rasulullah SAW bersabda:
Apakah engkau ber sedia mengembalikan kebun yang menjadi
maharnya? Jamilah (isteri Tsabit) menjawab: “Ya, aku
bersedia. Lalu beliau berkata kepada Tsabit, Terimnalah
(wahai Tsabit) kebun itu dan ceraikanlah isterimu” (HR.
Bukhari).
Para ulama telah sepakat mengenai pensyari’atan khulu’
ini, kecuali Bakar bin Abdullah bin Muzni At-Tabi’i, dimana
ia mengatakan: “Tidak diperbolehkan bagi seorang suami
mengambil harta milik isterinya sebagai tebusan atas talak
yang dilakukan terhadapnya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT yang artinya,
“Janganlah kalian mengambil kembali sedikit pun darinya.“
Akan tetapi, para ulama yang lain mengemukakan dalil
Al-Qur’an kepada Bakar bin Abdullah bin Muzni:
416
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 8 : Khulu'
1. Pertama
Pendapat yang sering dikemukakan di dalam kitab Imam
Syafi’i yang baru, yaitu bahwa khulu’ termasuk talak. ini juga
merupakan pendapat dan jumhur ulama. Imam Syafi’i telah
menetapkan dalam kitabnya Al-Imla’, bahwa khulu’
termasuk talak sharih.
Hujjahjumhur ulama dalam hal ini adalah, bahwa lafazh
khulu’ itu hanya dimiliki oleh suami saja, sehingga
merupakan talak.
Seandainya khulu’ itu dianggap sebagaifasakh (batal),
niscaya tidak akan boleh menggambil harta pemberian selain
mahar. Akan tetapi, jumhur ulama membolehkan
pengambilan harta selain mahar, baik dalamjumlah sedikit
maupun banyak. Dengan demikian hal itu menunjukkan,
bahwa khulu’ Sesungguhnya merupakan talak.
2. Kedua
pendapat Imam Syafi’i yang disebutkan dalam kitab
Ahkamul Qur’an. Yaitu, bahwa khulu’ merupakan fasakh
dan bukan talak. Hal ini diperkuat oleh sebuah hadist yang
diriwayatkan Abdurrazak dan Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair.
Pendapat yang terakhir ini ditentang oleh Ismail Al-
Qadhi, dimana ia menyebutkan; bahwa seorang suami yang
menyerahkan urusan isterinya kepadanya (isteri) dan berniat
untuk mentalaknya, lalu si isteri tersebut menganggap
sebagai talak, maka ia telah ditalak.
Selanjutnya Ismail Al-Qadhi menyebutkan, bahwa titik
perbedaan pendapat itu terletak pada khulu’ yang jatuh
tanpa melalui ucapan dan juga niat talak. Sedangkan khulu’
yang dijatuhkan melalui ucapan yang sharih (jelas) atau
hanya dengan niat saja, maka khulu’ semacam ini bukan lagi
sebagai fasakh melainkan talak.
Dinukil oleh Al-Khawarazami dan pendapat terdahulu,
417
Bab 8 : Khulu' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
D. Syarat-syarat Khulu’
1. Seorang isteri meminta kepada suaminya untuk
melakukankhulu’, jika tampak adanya bahaya yang
mengancam dan merasa takut keduanya tidak akan
rnenegakkan hukum Allah SWT.
2. Hendaknya khulu’ itu berlangsung sampai selesai
tanpa adanya tindakan penganiayaan (menyakiti) yang
dilakukan oleh suami terhadap isterinya. Jika ia menyakiti
isterinya, maka ia tidak boleh mengambil sesuatu pun
darinya.
3. Khulu’ itu berasal dan isteri dan bukan dan pihak
suami. Jika suami yang merasa tidak senang hidup bersama
dengan isterinya, maka suami tidak berhak mengambil
sedikit pun harta dan isterinya.
4. Khulu’ sebagai talak ba’in, sehingga suami tidak
418
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 8 : Khulu'
419
Bab 8 : Khulu' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
420
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 8 : Khulu'
421
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 9 : Ilaa'
Bab 9 : Ilaa'
Ikhtishar
A. Definisi Ilaa’
B. Boleh Kembali atau Menceraikan
C. Talak yang Jatuh Karena Ilaa'
A. Definisi Ilaa’
Secara etimologis (bahasa) ilaa' berarti melarang diri
dengan menggunakan sumpah. Sedangkan menurut
terminologis (istilah), ila’ berarti bersumpah untuk tidak lagi
mencampuri isteri.
Allah SWT befirman:
423
Bab 9 : Ilaa' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
424
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 9 : Ilaa'
425
Bab 9 : Ilaa' Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
426
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 9 : Ilaa'
427
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 10 : Zhihar
Bab 10 : Zhihar
Ikhtishar
A. Definisi Zhihar
B. Kafarat Zhihar
C. Pembayaran Kafarat
D. Menzhihar Kemudian Menyetubuhinya
E. Perbedaan Pendapat Mengenai Kekhususan Zhihar
F. Menyamakan Dengan Wanita Mahram
G. Yang Diwajibkan Membayar kafarat
A. Definisi Zhihar
Zhihar adalah suatu ungkapan suami yang menyatakan
kepada isterinya “Bagiku kamu seperti punggung ibuku”,
ketika ia hendak mengharamkan isterinya itu bagi dirinya.
Talak seperti ini telah berlaku di kalangan orang-orang
jahiliyah terdahulu. Lalu Allah SWT memerintahkan kepada
suami yang menzhihar isterinya untuk membayar kafarat
(denda) sehingga zhiharnya tersebut tidak sampai menjadi
talak. Kalimat zhihar ini pada awalnya berbunyi “Bagiku
kamu seperti perut ibuku”. Mereka menggunakan kiasan
punggung sebagai ganti perut, karena punggung merupakan
tiang perut.
429
Bab 10 : Zhihar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
B. Kafarat Zhihar
Di antara tujuan disyari’atkannya kafarat adalah supaya
pelaku zhihar tidak membiasakan perbuatan tersebut. Tujuan
semacam ini tidak akan terwujud, kecuali dengan
mewajibkan sesuatu yang berat, baik dalam bentuk
pengeluaran materi (berupa pembayaran denda) atau dalam
bentuk rasa lapar dan haus. Dalil yang melandasi hal itu
adalah firman Alah SWT:
430
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 10 : Zhihar
431
Bab 10 : Zhihar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
C. Pembayaran Kafarat
Ijma’ ulama menyatakan, bahwa kafarat itü diwajibkan
setelah suami yang mengucapkan zhihar menarik kembali
ucapannya. Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT:
432
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 10 : Zhihar
433
Bab 10 : Zhihar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
434
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 10 : Zhihar
435
Bab 10 : Zhihar Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
436
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
Bab 12 : Li’an
Ikhtishar
A. Pengertian
1. Bahasa
2. Istilah
B. Hukum Li’an
1. Al-Malikiyah
2. As-Syafi’iyah
C. Rukun Li’an
1. Suami Yang Menuduh
2. Istri Yang Dituduh
3. Sebab
4. Perkataan
D. Syarat Li’an
1. Mukallaf
2. Pernikahan Yang Sah
3. Status Istri Orang Yang Terhormat
4. Tidak Ada Saksi
5. Istri Mengingkari Tuduhan
6. Di Depan Sidang Pengadilan
461
Bab 12 : Li'an Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
E. Konsekuensi Li'an
1. Terbebasnya Kedua Belah Pihak Dari Hukuman
2. Suami Istri Menjadi Mahram Muabbad
3. Perceraian
F. Yang Disunnahkan Dalam Li'an
1. Nasehat dari Qadhi
2. Berdiri
A. Pengertian
1. Bahasa
Kata li’an (ﻟﻌﺎن َ ِ ) adalah bentuk masdar dari fi’il madhi :
laa’ana (ﻻﻋﻦ
َ َ َ ).
Akar katanya berasal dari al-la’nu ( )اﻟﻠ ﱠﻌ ُْﻦyang maknanya
tergantung pelakunya. Kalau pelakunya Allah SWT, maka
maknanya adalah ath-thardu (اﻟﻄﺮ ْ ُد ) ﱠyaitu penolakan, dan al-
ib’ad (اﻹﺑ َْﻌﺎد
ِ ) yaitu penjauhan. Sedang apabila pelakunya
manusia, maknanya adalah as-sabbu ( ّ اﻟﺴﺐ َ ) yaitu memaki atau
mencaci.
Dalam terjemahan bahasa Indonesia umumya, kata
laknat ini tidak ada padanannya, sehingga lebih sering ditulis
apa adanya, yaitu laknat. Demikian juga istilah li’an, kita
tidak menemukan padanan kata yang tepat dalam bahasa
kita, sehingga kebanyakan para ulama menyebutnya sesuai
dengan istilah dalam bahasa arabnya, yaitu li’an.
Sedangkan makna mula’anah ( )ﻣﻼﻋﻨﺔadalah suami yang
menuduh istrinya telah berzina dengan laki-laki lain.
2. Istilah
Adapun terkait dengan definisi dan batasan makna li’an
dalam ruang lingkup ilmu fiqih, para ulama datang dengan
redaksi yang berbeda-beda.
462
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
ِ ِ ﻣﻘﺮوﻧﺔٌ ِ ﱠ
ﻣﻦ ِ ْ ْ ِ ٌﻛﺪة
َ ﻣﺆﱠ ِ ْ َ ْ ـﲔ ﱠ ِ َْ ﺷﻬﺎدات
ْ ﺑﺎﻟﻠﻌﻦ
ْ َ ُ ْ َ ﺑﺎﻷ◌ﳝَﺎن
َ َ ُ اﻟﺰوﺟﲔ َ ْ َﲡﺮي ﺑ ٌ َ ََ
ِ ﺟﺎﻧﺐ ﱠ ِ ِ وﺑﺎﻟﻐﻀﺐ َِِ
َ ْ ِ َ ﻣﻦ
اﻟﺰوﺟﺔ ْ ِ َ َ ْ ِ َ اﻟﺰوج
ِ ْ ﺟﺎﻧﺐ ﱠ
Kesaksian yang terjadi di antara suami dan istri yang
dikuatkan dengan sumpah dan disertai laknat dari pihak suami
dan marah dari pihak istri.
b. Mazhab Al-Malikiyah
Sedangkan mazhab Al-Malikiyah mendefinisikan
pengertian li’an sebagai berikut :
463
Bab 12 : Li'an Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ِ ﻗﺬف ﻣﻦ َ ﱠ
ِ ﺣﺠﺔً ِْ ُ ْ َﱢ ِ ِ
ُاﺷﻪ َ ْ َ ْ َ ﻟﻠﻤﻀﻄﺮ َِإﱃ
َ ﻟﻄﺦ ﻓَﺮ ﺟﻌﻠﺖ ُ ﱠ
ْ َ ُ ٌﻣﻌﻠﻮﻣﺔَ ُ ْ َ ﻛﻠﻤﺎت
ٌ ََ
ٍ َـﻔﻲ و
ﻟﺪ ِ ِِ َ ْ َﳊﻖ
َ ِ ْ َاﻟﻌﺎر ﺑﻪ أ َْو َإﱃ ﻧ
َ َ َْ َوأ
Kata-kata tertentu yang dijadikan argumentasi untuk
menekankan tuduhan atas orang yang menodai ranjangnya,
dengan disertakan ancaman atasnya, atau atas penolakannya
atas sahnya anak.
Definisi dari mazhab Asy-Syafi’iyah ini tidak
menentukan pilihan kata atau kalimat yang digunakan.
Namun memuat dua kemungkinan tuduhan, yaitu zina yang
dilakukan istrinya, atau penolakan atas sahnya anak yang
dikandung istrinya dari benihnya.
B. Hukum Li’an
Mengenai prakter li’an, jumhur ulama sepakat adanya
li’an adalah wajib karena tuduhan suami terhadap istrinya.59
Pendapat ini sesuai dengan kandungan hukum yang ada
dalam ayat berikut :
59 Badai’ Shana’I 3/ 238, Manhul Jalil 2/ 357, Nihayatul Muhtaj 7/ 106, Al-Inshaf 9/ 235
464
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
465
Bab 12 : Li'an Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
dibenarkan.
C. Rukun Li’an
Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan rukun li’an adalah
kesaksian suami istri atas tuduhan suami terhadap istrinya.
Suami mengulang kesaksian dengan60
Ibnu Al-Juzai dalam kitab Al-Qawanin Al-Fiqhiyah dari
mazhab Al-Malikiyah menyebutkan bahwa rukun dalam
prakter li’an ada empat hal.61
1. Suami Yang Menuduh
Suami yang menuduh disebut dengan mula’in ()ﻣﻼﻋﻦ.
Dalam hal ini suami menuduh istrinya telah melakukan zina
dengan laki-laki lain.
Bila yang menuduh orang lain, maka orang itu harus
menghadirkan empat saksi agar tuduhannya bisa diterima.
Tanpa adanya saksi, maka orang yang menuduh dikenakan
hukuman qadzaf, yaitu menuduh tanpa saksi. Hukumannya
adalah 80 kali pukulan.
Namun lain ceritanya kalau yang menuduh justru
suaminya sendiri. Dalam hal ini bila suami mampu
menghadirkan 4 orang saksi, tidak perlu dia melakukan li'an.
Sebab li'an dilakukan manakala suami menuduh istrinya
berzina namun tidak mampu mendatangkan 4 orang saksi.
Suami cukup melakukan li'an saja dan terbebas dari 80 kali
pukulan qadzaf.
2. Istri Yang Dituduh
Istri yang dituduh disebut dengan mula’inah ()ﻣﻼﻋﻨﺔ.
Dalam hal ini bila suami bisa menjatuhkan tuduhan zina atas
dirinya, ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi.
Pertama, istri mengakui perzinaan yang dilakukannya di
466
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
467
Bab 12 : Li'an Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
468
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
D. Syarat Li’an
Prakter li’an tidaklah main-main, karena salah satu
rukunnya adalah dengan mengucapkan kesaksian yang
menyertakan lafdzu jalalah, sehingga ada syarat atau
ketentuan yang harus dipenuhi baik bagi suami atau istrinya
yang akan melaksanakan li’an.
Prakter li’an akan berlaku jika :
1. Mukallaf
Suami istri adalah muslim, baligh, berakal, merdeka
(bukan hamba sahaya), mempunyai kemampuan berbicara
dengan jelas dan lancar.
469
Bab 12 : Li'an Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
E. Konsekuensi Lian
Setiap tindakan hukum akan melahirkan konsekuensi
hukum. Li'an yang dilakukan oleh sepasan suami istri pun
470
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
471
Bab 12 : Li'an Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
َﺑﺪا ِ ِ َ َ ََﱠَﻗﺎ ﻻ
ً َ ﳚﺘﻤﻌﺎن أ ِ َِ َ ْ
اﻟﻤﺘﻼﻋﻨﺎن ِ َإذا ﺗـﻔﺮ
َ ْ ُ
Pasangan yang melakukan li'an tidak akan saling bertemu
selamanya. (HR. Ad-Daruquthuny)
Sedangkan menurut pendapat mazhab Al-Hanafyah,
pasangan itu tidak secara otomatis bercerai. Namun mereka
diharamkan untuk melakukan hubungan suami istri (jima')
pasca li'an. 66
3. Perceraian
Konsekuensi ketiga dari pasangan yang melakukan li'an
adalah perceraian yang terjadi secara otomatis. Demikian
pendapat jumhur ulama, yaitu mazhab Al-Malikiyah, Asy-
Syafi'iyah dan Al-Hanabilah.
Dasarnya adalah fatwa Umar bin Al-Khattab
radhiyallahuanhu :
472
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
473
Bab 12 : Li'an Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3
ِ ِ ﻋﺬاب
اﻵﺧﺮة ِ َ َ َﻫﻮن ِﻣﻦ
ْ ُ َ ْ ﻋﺬابُ اﻟﺪﱡ ﻧَْـﻴﺎ أ
ََ
َ
Adzab di dunia ini lebih ringan dari pada adzab di akhirat.
(HR. Muslim)
Kemudian beliau membacakan ayat Al-Quran kepada
pasangan yang mau melakukan li'an :
ﺗﺎﺋﺐ ِ َ َﺣﺪﻛﻤﺎ
ِ ُ ْ ِ ﻛﺎذب ﻓَـﻬﻞ ـﻌﻠﻢ أ ﱠ ﱠ
ٌ َ ﻣﻨﻜﻤﺎ
َ َ ٌ َ ُ َ َ َن أ ُ َ ْ َاﻟﻠﻪُ ﻳ
Allah mengetahui bahwa salah satu di antara kalian berdua
pasti pendusta. Ada yang mau bertaubat? (HR. Muslim)
Setidaknya nasehat itu sudah dilakukan oleh qadhi
sebelum tindakan li'an dilakukan. Kalau pasangan itu tetap
ngotot dan bersikeras ingin melakukan li'an juga, tentu
terserah mereka.
Sebab meski li'an itu sebaiknya dihindari, namun li'an di
satu sisi juga merupakan hak hukum yang dimiliki oleh
474
Seri Fiqih Kehidupan (8) : Pernikahan - 3 Bab 12 : Li'an
475