1) Dosen pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Institut Pertanian Bogor, Bogar
Teregistrasi I tanggal : 5 Januari 2010 ; Diterima setelah perbaikan tanggal : 19 Maret 2010 ;
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasikan pengaruh lama penyimpanan dan pengaruh
perendaman dengan cairan berupa solar, ali , dan ter terhadap penurunan nilai kekuatan putus
benang polyamide 210 D/6 . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kekuatan putus benang jaring
semakin menurun setelah mengalami penyimpanan di ruang terbuka selama satu bulan (bulan ke
satu) menjadi 5,8657 kgf dari 7,2903 kgf pada awal penyimpanan (bulan ke nol). Penurunan tersebut
terus berlanjut sampai bulan keenam . Hasil analisis ragam (ANOVA) dengan taraf uji 5% (0=5%)
menunjukan bahwa lama penyimpanan secara nyata berpengaruh terhadap nilai kekuatan putus
(breaking strength) benang polyamide pada ruang terbuka (P<0,05) . Kekuatan putus benang
Polyamide yang direndam pada cairan perendam berupa ali, solar, dan ter secara keseluruhan
mengalami penurunan. Penurunan kekuatan pulus terbesar dialami oleh benang yang direndam
dengan solar dengan derajat penurunan kekuatan putus mencapai 30%. Hasil analisis ragam (ANOVA)
dengan taraf uji 5% (0=5%) menunjukan bahwa cairan perendam secara signifikan berpengaruh
terhadap kekuatan putus (breaking strength) benang polyamide (P<0,05). Hasil uji lanjutan BNT
menunjukan bahwa nilai kekuatan putus benang polyamide yang diberi pelakuan cairan perendam
solar, ali , dan ter berbeda nyata terhadap benang kontrol (P<0,05).
ABSTRACT: Breaking strength of PA multifilament 2101016 twine in the out door storage. By:
Mokhamad Oahri Iskandar and Andhika Prima Prasetyo
The objective of this experiment was to quantify the effect of storage duration and immersed liquid
such as diesel fuel, lubricant and tar on the breaking strength of polyamide of 2100/6. Results of
experiment revealed that breaking strength of twine decrease after first month out door storage to be
5,8657 kgf from 7, 2903 kgf in begining of storage Decreasing of twine continued until sixth month of
storage. Analyses of variances of 5% significance le vel indicated that length duration of storage for
polyamide twine significantly different to the breaking strength . Breaking strength of polyamide twine
which immersed in the lubricant, fuel diesel, and tar generally decreased. The biggest reduction of
breaking strength occurred for twine immersed in the fuel diesel with reduction level until 30 %.
Analyses of variances of 5% significance level indicated that immersed liquid significantly affected
breaking strength of polyamide twine . Post Hoc test of LSD also indicated that breaking strength of
polyamide twine significantly different (P<O,05) between lubricant, fuel diesel, and tar toward control
twine
57
BAWAL: Vol.3 No.1-April 2010: 57-63
58
Breaking Strength Benang PA Multifilamen 210016 .. .... di Ruang Terbuka (Iskandar, MD. & Andhika PP)
HASIL DAN BAHASAN tertinggi terjadi pad a bulan Nopember 2008 yaitu 509
mm. Adapun nilai curah hujan terendah terjadi pada
Kondisi Umum Cuaca Selama Penelitian bulan Juni 2008 yaitu 171,5 mm. Suhu rata-rata yang
terjadi selama periode bulan Mei 2008-Januari 2009
Nilai intensitas radiasi matahari tertinggi terjadi berkisar antara 25-25,9°C, suhu rata-rata ini diperoleh
pada bulan September 2008 yaitu 9.526 cal/cm 2 . dari rata-rata suhu harian selama satu bulan. Kondisi
Adapun nilai intensitas radiasi matahari terendah kelembaban selama periode bulan Mei 2008-Januari
terjadi pada bulan Januari 2009 yaitu 6.299 cal/cm2. 2009 berfluktuatif. Kelembaban rata-rata lokasi
Nilai curah hujan pada awal penelitian yaitu pada penelitian berkisarantara 77-88%. Secara lebih rinci,
bulan Mei 277 mm. Nilai ini berasal dari penjumlahan kondisi cuaca yang terjadi selama penelitian disajikan
nilai curah hujan selama satu bulan. Nilai curah hujan pada Gambar 2.
550 , - - - - -- -- - -- - -- - ,
13 10000 , -- - - - -- - - -- - ,
500
§d 9500
~ 9000
,-.., tj 50
i::a
S
~ 400
8500
] ' 350
8000
~ 7500
~ 300
~ 7000 u 250
.~ 650 0 200
~ 150 L-~~;...._~~-_~-~~~--'
~c'"~I::)\-.>\"-()'t>")-..\v~';.~£,-\)~c'Q-()l,~\.-Q!.o~#\)~e~-\)\'3-~·\)c,
Wak lu Penga m a la n (B ulan)
=
9S,--- - - - - - ---
59
BAWAL: Vo/.3 No.1-April 2010: 57-63
Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kekuatan putus benang jaring semakin menuru n
setelah mengalami penyimpanan di ruang terbuka Penga
Kekuatan Putus Benang Polyamide
selama satu bulan (bulan kesatu) menjadi 5,8657 . Putus
Kekuatan putus benang polyamide kontrol pada Penurunan tersebut terus berlanjut sampai bulan
Se(
saat bulan ke nol (awal penyimpanan) 7,2903 kgf. keenam (Gam bar 3).
menga
penurl
penyi
dirend.
benanf
awal pi
penyir
kekuaI
5,905'::
dialarr
Hasil anal isis ragam (AN OVA) dengan taraf uji 5% matahari (Klust, 1983). Serat yang tidak terlindung
(a=5%) untuk benang polyamide menunjukan bahwa dari sinar matahari langsung akan mengalami
lama penyimpanan secara nyata berpengaruh kerusakan berupa putusnya stuktur molekul dari
terhadap nilai kekuatan putus (breaking strength) polimer, yang akhirnya serat tersebut akan kehilangan
benang polyamide pada ruang terbuka (P<0,05). kekuatan (strength), kemuluran (extensibility).
Sehingga dapat dikatakan kekuatan putus benang kekuatan terhadap waktu (general durability), dan
polyamide semakin menurun per satuan waktu . Hasil bentuk (Achhmmer et a/, 1953 vide Thomas &
uj i lanjutan BNT menunjukan bahwa nilai kekuatan Hridayathan , 2006).
putus benang polyamide pad a bulan 1,2, 3, 4, 5, dan
6 berbeda nyata dengan kekuatan putus benang pada Untuk mengurangi efek kerusakan serat sintetis
bulan nol (P<0 ,05) . akibat pengaruh langsung dari radiasi matahari, maka
diperlukan penanganan yang tepat. Sebagai contoh
Hasil analisis regresi antara kekuatan putus (Y)
penanganan yang tepat adalah menyimpan alat
benang polyamide terhadap lama penyimpanan (X)
diperoleh persamaan: tangkap pada ruang terlindung untuk mengurangi efek
kerusakan serat sintetis akibat pengaruh langsung dari
Y=-0,966X+7 ,017 ... ....... .................... ....... (1
radiasi matahari (Saravanan, 2007 ;
Warenzeichenverband, 1959 vide AI-Oufi et al., 2004).
Penjemuran alat tangkap di bawah sinar matahari Hu e
r=100% ; R2=99% .... ... .. ................ ............ (2
polyarr
secara langsung tersebut menjadi kebiasaan nelayan
sejak dahulu. Penjemuran tidak hanya dilakukan pada :
Persamaan terse but dapat diinterpretasikan bahwa penyirr.:
setelah alat tangkap dioperasikan , tetapi juga
setiap penambahan satu bulan waktu penyimpanan sebaga
dilakukan saat alat tangkap tersebut tidak digunakan .
maka kekuatan benang polyamide 210 0/6 akan
Tingkat pendidikan nelayan pada umumnya rendah
berkurang kekuatan putusnya 0,97 kgf. 1. Ben;;
membuat pengetahuan nelayan mengenai ketahanan
serat sintetis terhadap pelapukan terbatas, sehingga Y=
Semakin lama penyimpanan, maka kekuatan
nelayan berpikir bahwa penjemuran akan r=1
putus benang akan semakin berkurang. Rendahnya
meningkatkan umur pemakaian alat tangkap (AI-Oufr
nilai kekuatan putus benang jaring yang disimpan di
et aI., 2000 vide AI-Oufi 'e t al., 2004) . Dahm (1992) 2. Bem:
ruang terbuka disebabkan oleh adanya pengaruh faktor
vide AI-Oufi et al. (2004) menambahkan bahwa
lingkungan (environmental factor), berupa radiasi Y=-C
kerusakan akibat radiasi ultaviolet berpengaruh
matahari, curah hujan , suhu, kelembaban, polusi, dan r=9
terhadap pengurangan umuroperasi dan menurunkan
sebagainya . Pengaruh-pengaruh tersebut dikenal
kemampuan tangkap (catchability) alat tangkap yang
dengan istilah weathering. Faktor luar yang paling
pada akhirnya menurunkan pendapatan.
mempengaruhi ketahanan serat adalah radiasi
60
Breaking Strength Benang PA Multifilamen 210D/6 ...... di Ruang Terbuka (Iskandar, MD. & Andhika PP)
Pengaruh Cairan Perendam terhadap Kekuatan dengan menggunakan solar mengalami penurunan
Putus Benang Polyamide kekuatan putus sekitar 30% (Gambar 4).
........... I
~.._.._..
c :2 hl1lllfOi
S Snb
l::
:=
~
;;
;..c:
_----
Q
Hubungan antara kekuatan putus be nang 3. Benang polyamide yang direndam dengan solar.
polyamide yang diberi perlakuan berupa perendaman Y=-0,978X+6,516
pada beberapa cairan dengan lama waktu r=98%; R2=97%
penyimpanan digambarkan dengan persamaan regresi
sebagai berikut:
4. Benang polyamide yang direndam dengan solar.
1. Benang polyamide yang direndam dengan oli. Y=-0,966X+7,017
Y=-0,868X+6,440 r=1 00%; R2=99%
r= 100%; R2=99%
Berdasarkan pada persamaan regresi terse but
maka benang polyamide yang sebelumnya direndam
2. Benang polyamide yang direndam dengan ter.
pada solar paling sensitif terhadap pengaruh
Y=-0,493X+5,949 penyimpanan di ruang terbuka, di mana setiap
r=91%; R2=83% bertambahnya satu bulan penyimpanan akan
menurunkan kekuatan putus 0,978 kgf. Adapun
benang polyamide yang sebelumnya direndam pada
61
BAWAL: Vol.3 No.1-April 2010: 57-63
ter menunjukan sensitifitas yang lebih rendah terhadap Menurut Sukma (2003) hal tersebut diduga terkait Sar
pengaruh lokasi penyimpanan, di mana setiap dengan nilai specific gravity. Specific gravity solar
1. p,
bertambahnya satu bulan penyimpanan akan paling rendah dibandingkan dengan oli dan ter, yaitu
~:
menurunkan kekuatan putus 0,493 kgf. Sehingga berkisar 820-950 kg/m3 untuk suhu 60°F atau 15,56°C
la
perendaman benang polyamide pada cairan ter akan (Walker, 2007) . Dengan demikian keterikatan molekul
memberikan efek ketahanan yang lebih baik solar dan molekul serat menjadi lemah . Adapun 2. p •
dibandingan solar dan oli untuk penyimpanan di ruang perendaman pada oli membuat kekuatan benang dan p:
terbuka. Namun kekuatan putus untuk benang jaring polyamide lebih tinggi dibandingkan dengan Co
polyamide yang sebelumnya direndam pada ter pad a be nang dan jaring kontrol, namun tetap lebih kecil s
bulan pertama (bulan kesatu) lebih tinggi dibanding jika dibandingkan dengan perendaman ter. Hal
dengan awal penelitian (bulan ke nol) , hal ini tersebut didugakarena nilai specific gravity oli lebih PERS
disebabkan setelah direndam pad a ter benang dalam besar dari pada solar, namun lebih rendah j ika
kondisi basah . Setelah dilakukan penjemuran benang dibandingkan dengan ter, yaitu berkisar 880-940 kg/
K:
berangsur-angsur kering. Kekuatan putus be nang m 3 untuk suhu 60°F atau 15,56°C (Walker, 2007) ,
dila' ~
dalam kondisi basah lebih rendah dibandingkan sehingga keterikatan molekul oli dan molekul serat
maha
kekuatan putus benang da lam kondisi kering (Klust, menjadi lebih kuat dibandingkan dengan serat yang Daya
1983). direndam pada solar. teri rl1:
dan -
Jika dibandingkan pengaruh cairan perendam Perendaman baik benang maupun ja r ing Alat:
(solar, oli , dan ter) terhadap kekuatan putus benang polyamide pada cairan ter menunjukan bahwa ter Sumc
dan jaring polyamide kontrol (tanpa perendam) yang mampu untuk melindungi pengaruh weathering. Hasil Kela_
disimpan pada ruang terbuka menunjukan bahwa penelitian AI-Oufi et al. (2004) menunjukan bahwa kon "
perendam berupa ter memberikan pengaruh terbaik untuk jangka waktu tujuh minggu serat sintetis yang
dalam mengurang i laju kerusakan akibat lama diberi perlakuan perendaman pada ter memiliki nilai
OAF
penjemuran . Adapun penurunan kekuatan putus untuk kekuatan putus lebih baik dibandingkan dengan serat
benang' dan jaring tanpa perendaman (kontrol) terkait yang tidak diberi perlakuan. Menurut AI-O_
dengan penuaan (ageing) dan pengaruh lingkungan Warenzeichenverband (1959) vide AI-Oufi et al. (2004)
&'
(environmental fa ctors). Persentase perubahan penggunaan ter untuk serat sintetis tidak hanya u
kekuatan putus benang dan jaring polyamide yang meningkatkan ketahanan terhadap radiasi, tetapi juga nc
sebelumnya direndam pada ter memiliki nilai terendah meningkatkan kekakuan (stiffness) , kecepatan
dibandingkan benang dan jaring dengan perendam tenggelam (sinking sp eed), ketahanan gesekan Giwc
lain. Jika dibandingkan antara ter dengan oli , ter (abrasion resistance), dan stabilitas simpul (knot M
bersifat lebih kental dan ikatan antara molekulnya stability). Kelemahan dari penggunaan ter sebagai be'
re latif kuat (Giwangkara, 2007 ). Namun karena titik adalah penambahan bobot dari alat tangkap . 5
bekunya tingg i, sehingga ter lebih cepat kering dan Walaupun pun begitu menurut AI-Oufi et al. (2004)
melapisi permukaan benang dan jaring dibandingkan perlindungan serat sintesis dari pengaruh radiasi
dengan oli . Walaupun solar juga mampu untuk matahari dapat dilakukan dengan memberikan
mengisi rongga pada serabut benang dan jaring, tetapi penyerap rad iasi (radiation-absorbers) selama dan
karena vis kositas solar yang rendah diband ingkan setelah proses produksi.
cairan oli dan ter sehingga membuat solar lebih mudah
menguap (Giwang kara , 2007). Selain itu so lar juga KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki t itik beku yang relatif lebih rendah
dibandingkan dengan oli dan ter, sehingga tidak dapat Kesimpulan
melapisi permukaan benang dan ja ring secara
sempurna. Penggunaan cairan te r dan oli sama-sama 1. Kekuatan putus benang polyamide mengalami
memberikan pengaruh dalam menghambat laju penurunan secara signifikan (P <0,05) dengan
penu runan kekuatan putus , namun te r lebih baik semakin bertambahnya waktu penyimpanan di
Perendaman pada solar justru membuat kekuatan kekuatan putus yang lebih baik dibandingkan
be nang dan jaring polya mide lebih rendah dengan perendaman dengan menggunakan solar
dan oli.
62
Breaking Strength Benang PA Multifilamen 2100/6 ...... di Ruang Terbuka (Iskandar, M.D . & Andhika PP)
Kegiatan ini menggunakan biaya sendiri, Saravanan , 0 . 2007. UV protection textile materials .
dilaksanakan bersamaan dengan penelitian skripsi AUTEX. 7 (1) : 53-62.
mahasiswa di Oepartemen Pemanfaata'n Sumber
Oaya Perikanan , T A 2008 . Penu lis mengucapkan Sukma, P W. 2003 . Kekuatan putus benang jaring
terima kasih kepada Badan Meteorologi , Klimatologi , polyamide (PA) mu ltifilamen 210019 setelah
dan Geofisika Oarmaga Bogor dan Bagian Teknologi direndam di dalam oli , minyak tanah , solar, dan
Alat Penangkap Ikan, Oepartemen Pemanfaatan bensin . Skripsi. Program Studi Pemanfaatan
Sumber Oaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Sumber Oaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Institut Pertanian Bogor atas fasilitas dan Ilmu Kelautan . Institut Pertanian Bogor. Bogor. 30
kontribusi data untuk penelitian ini. pp.
63