Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

MODUL PROYEKSI KEBUTUHAN AIR DAN IDENTIFIKASI POLA


FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR

A. Proyeksi Kebutuhan Air

1. PENDAHULUAN

Untuk memproduksi air bersih diperlukan sarana untuk memproduksi air bersih tersebut,
antara lain: air baku, bangunan pengolahan, pipa transmisi, jaringan pipa distribusi dan
perlengkapan lainnya. Di samping itu juga diperlukan organisasi dan tenaga pelaksana
untuk mengelola sistem penyediaan air bersih.

Mengingat kebutuhan air bersih dari tahun ketahun yang terus meningkat, maka
sarana/sistem penyediaan air bersih yang sudah ada mungkin tidak dapat melayani
kebutuhan air pada masa yang akan datang.
Sedangkan untuk merencanakan dan membangun sarana penyediaan air bersih
tersebut, memerlukan waktu yang cukup lama.

Oleh karena itu kita perlu memperkirakan berapa tahun air bersih pada masa yang akan
datang, sehingga dengan demikian kita dapat mempersiapkan segala hal yang
diperlukan untuk memproduksi air bersih sesuai dengan kebutuhan pada masa yang
akan datang.

Di samping itu, dengan mengetahui kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang
kita dapat memperkirakan kebutuhan tenaga dan biaya untuk mengelola sistem
penyediaan air bersih pada masa yang akan datang.

Pada pelajaran ini akan dijelaskan secara singkat mengenai;

• Standar Penyediaan Air

• Proyeksi Penduduk

• Perhitungan Kebutuhan Air Yang Perlu Diproduksi

• Contoh Perhitungan Kebutuhan Air Pada Masa Yang Akan Datang

2. STANDAR PENYEDIAAN AIR

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan dasar/suatu unit
konsumsi air, dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran juga
diperhitungkan. Kebutuhan dasar dan kehilangan tersebut berfluktuasi dari waktu ke
waktu, dengan skala jam, hari, minggu, bulan selama kurun waktu satu tahun.

1
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

Besarnya air yang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan tersebut dikenal dengan
pemakaian air. Besarnya konsumsi air yang digunakan dipengaruhi oleh faktor seperti :

• Ketersediaan air baik dari segi kualitas, kuantitas, dan kontiunitas


• Kebiasaan penduduk setempat
• Pola dan tingkat kehidupan
• Harga air
• Teknis ketersediaan air seperti fasilitas distribusi, fasilitas pembuangan limbah
yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih dan kemudahan dalam
mendapatkannya.
• Kedaan sosial ekonomi penduduk setempat

Standart Kebutuhan air bersih ada dua macam yaitu:

a. Standar Penyediaan Air Domestik

Standar Penyediaan Air domestik ditentuka oleh jumlah konsumen domestik


yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standar penyediaan
kebutuhan domestik ini meliputi minum, mandi, masak, dan lain-lain.
Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan
pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi.

Dengan demikian untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan
datang, antara lain kita perlu mengetahui jumlah penduduk pada masa yang
akan datang. Dengan kata lain kita perlu mengetahui :
• Jumlah penduduk pada saat ini, perlu diketahui sebagai dasar untuk
menghitung jumlah penduduk pada saat yang akan datang.
• Kenaikan penduduk.
Dengan adanya data tersebut, maka kita dapat menghitung/memperkirakan
jumlah penduduk pada masa yang akan datang. Sehingga kita dapat mengetahui
kebutuhan air pada masa yang akan datang.

Semakin banyak jumlah orang, semakin banyak pula kebutuhan air. Sebagai
contoh pengaruh jumlah penduduk terhadap jumlah kebutuhan air dapat dilihat
pada grafik berikut ini:

Gambar 1

2
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :

• Kota kategori I (Metropolitan )


• Kota kategori II ( Kota Besar )
• Kota kategori III ( Kota Sedang )
• Kota kategori IV ( Kota Kecil )
• Kota kategori V ( Desa )

Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih pada tiap-tiap kategori dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 Kriteria Perencanaan Air Bersih

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya PU, 1996

b. Standar Penyediaan Air Non Domestik

Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banykannya konsumen


non domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri,

3
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

komersial, umum, dan lainnya. Konsumsi non domestik terbagi menjadi


beberapa kategori yaitu :
• Umum, meliputi : tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor
dan lain sebagainya
• Komersil, meliputi : hotel, pasar, pertokoan, rumah makan dan
sebagainya
• Industri, meliputi : peternakan, industri dan sebagainya

Makin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin
banyak pula.

Gambar 2

Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu diketahui


rencana pengembangan kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui, maka
prediksi dapat didasarkan pada suatu ekivalen penduduk, dimana konsumen non
domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan standar penyediaan air
domestik. Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas
PU dapat dilihat dalam tabel 2 sampai tabel 4 berikut ini :

Tabel 2 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

4
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

Tabel 3 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V ( Desa )

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Dengan demikian kita perlu mengetahui jenis dan jumlah sarana yang akan
datang atau dengan kata lain kita perlu mengetahui:
• Jenis dan jumlah sarana yang ada saat ini:
Data ini diperlukan sebagai dasar untuk menghitung perkiraan jenis dan
jumlah sarana pada masa yang akan datang.
• Perkiraan perkembangan jenis dan jumlah sarana pada masa yang akan
datang.

c. Jumlah Kebutuhan Air Untuk Tiap Pemakai Air

Jumlah kebutuhan air untuk tiap orang pada umumnya dari tahun ke tahun akan
meningkat, hal ini disebabkan antara lain:
• Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih untuk
kesehatan
• Meningkatnya kebutuhan air untuk pemakaian yang makin beragam,
misalnya untuk mencuci mobil, mesin pendingin udara dan sebagainya.
Pemakaian air oleh masyarakat bertambah besar selaras dengan kemajuan
masyarakat tersebut. Sehingga pemakaian air seringkali dipakai sebagai salah
satu tolok ukur tinggi rendahnya suatu masyarakat.

Kebutuhan air untuk pemakaian non domestic antara lain dipengaruhi oleh jenis
sarana yang membutuhkan air. Sebagai contoh kebutuhan air untuk rumah sakit
akan berbeda dengan kebutuhan air untuk perkantoran.

5
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

Disamping itu kebutuhan air untuk tiap jenis sarana juga tidak selalu sama,
misalnya kebutuhan rumah sakit kelas A akan berbeda dengan kebutuhan rumah
sakit kelas C.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung kebutuhan air
pada masa yang akan datang juga perlu diketahui kebutuhan air untuk tiap
pemakai air pada masa yang akan datang. Data-data ini antara lain dapat dibuat
berdasarkan kecenderungan pemakaian air pada masa lalu dan saat sekarang.

3. PROYEKSI PENDUDUK

Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa kriteria
sebagai dasar perencanaan. Tujuan dari pengajuan beberapa kriteria perencanaan
adalah untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang tepat dan terkondisi untuk
suatu wilayah perencanaan.

Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk
untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat ramalan, dimana kebenarannya
bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa pertimbangan dan metoda. Ada beberapa
metoda proyeksi penduduk yang digunakan untuk perencanaan.

• Metoda Aritmatika
Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu
meningkat/bertambah secara konstan.
Rumus untuk perhitungannya:
Pn = Po + a . n
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
a = rata-rata pertambahan penduduk (jiwa/tahun)
n = kurun waktu proyeksi (tahun)

• Metoda Geometri
Proyeksi dengan metoda ini dianggap bahwa perkembangan penduduk secara
otomatis berganda dengan pertambahan penduduk. Metoda ini tidak
memperhatikan asanya suatu saat terjadi perkembangan menurun, disebabkan
kepadatan penduduk mendekati maksimum. Metode ini banyak digunakan
karena mudah dan mendekati kebenaran.
Rumus perhitungannya :
Pn = Po ( 1 + r ) n
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)

6
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

a = rata-rata pertambahan penduduk (%)


n = selisih anatara tahun proyeksi dengan tahun dasar (tahun)

• Metoda Least Square

Metoda ini juga dapat digunakan untuk daerah dengan perkembangan penduduk
yang mempunyai kecenderungan garis linear meskipun perkembangan
penduduk tidak selalu bertambah

Rumus perhitungannya :

Pn = a + b . x

Dimana :

Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)

4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR YANG PERLU DIPRODUKSI

Jumlah air yang diproduksi tidak selalu harus sama dengan kebutuhan air yang
sebenarnya. Selain dipengaruhi jumlah air yang sebenarnya dibutuhkan, jumlah air yang
diproduksi juga dipengaruhi oleh:

• Sumber air lain yang ada


• Kemampuan masyarakat untuk membeli air, dengan kata lain dipengaruhi oleh
pendapatan masyarakat.

Kedua faktor tersebut di atas akan mempengaruhi persentase jumlah penduduk atau
sarana yang direncanakan akan diberi pelayanan air bersih.

Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah menggunakan
sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut mungkin tidak perlu lagi mendapat
pelayanan air bersih dari PDAM. Demikian juga dengan penduduk yang sudah

7
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

banyak menggunakan air sumur berkualitas cukup baik, mungkin tidak


memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat adanya sumber air lain ini,
biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan mendapat pelayanan dari PDAM,
misalnya penduduk yang mendapat pelayanan air bersih dari PDAM hanya 75%
dari jumlah penduduk yang ada.

• Walaupun PDAM bukan suatu perusahaan yang hanya mencari untung, tetapi
perlu dipikirkan adanya pendapatan yang dapat digunakan untuk biaya operasi,
pemeliharaan dan pengembangan sistem penyediaan air. Oleh karena itu
kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi jumlah air dan tingkat pelayanan air
bersih pada konsumen. Dengan tingkat pelayanan air yang berbeda, biasanya
harga jual air dan jumlah air yang dapat digunakan akan berbeda. Sebagai
contoh harga air yang didapat dari sambungan rumah lebih mahal dibandingkan
dengan kran umum.

Di samping itu untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang diproduksi pada
masa yang akan datang, perlu diperhitungkan kebutuhan air untuk operasi dan
pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya untuk menguras reservoir, filter
dan sebagainya. Selain itu harus diperhitungkan pula air yang hilang atau bocor.

5. CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PADA MASA YANG AKAN DATANG

Misalnya berdasarkan data jumlah penduudk yang lalu dengan angka pertumbuhan
tertentu, jumlah penduduk pada masa yang akan datang diproyeksikan sebagai berikut :

Jumlah Penduduk
Tahun
(jiwa)
2004 61551
2009 63981
2014 66411
2019 68841
2024 71271
2029 73683

Kebutuhan air untuk rumah tangga


Berdasarkan data pemakaian air yang lalu dan berdasarkan data penghasilan
masyarakat direncanakan:

• Jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sistem PDAM pada tahun 2004
adalah 50% dan meningkat menjadi 75% pada tahun 2029.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan langsung pada tahun 2004
sebesar 30% dari jumlah penduduk yang dilayani dan meningkat menjadi 60%
pada tahun 2029.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan halaman diharapkan tetap 25%
dari jumlah penduduk yang dilayani.

8
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

• Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum pada tahun 2004 sebsar
45% dan menurun menjadi 20% pada tahun 2029.

Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dapat dihitung
seperti pada tabel berikut ini:
Jumlah Penduduk Jenis Pelayanan Kebutuhan Air
Tahun Jumlah dilayani % Jiwa Liter/Jiwa/Hari m3/hari
Total
% Jiwa SL KH KU SL KH KU SL KH KU SL KH KU Total
2004 61551 50 30776 30 25 45 9233 7694 13849 100 60 30 923.27 461.63 415.47 1800.37
2009 63981 55 35190 35 25 40 12316 8797 14076 110 60 30 1354.8 527.84 422.27 2304.92
2014 66411 60 39847 40 25 35 15939 9962 13946 120 60 30 1912.64 597.7 418.39 2928.73
2019 68841 65 44747 45 25 30 20136 11167 13424 130 60 30 2617.68 671.2 402.72 3691.6
2024 71271 70 49890 50 25 25 24945 12472 12472 140 60 30 3492.28 748.35 374.17 4614.8
2029 73683 75 55262 55 25 20 30394 13816 11052 150 60 30 4559.14 828.93 331.57 5719.64

Kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan


Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas industry/perdagangan diperlukan data
mengenai fasilitas industry dan perdagangan tersebut. Jika data ini tidak diperoleh,
maka kebutuhan air dapat diperkirakan berdasarkan data pemakaian air pada masa
yang lalu. Misalnya pada contoh soal ini diperhitungkan kebutuhan air industry pada
tahun 2004 adalah 5% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Pada tahun 2029
diperkirakan meningkat menjadi 10%. Dengan demikian kebutuhan air untuk industry
adalah:

Kebutuhan Air
Rumah Tangga Industri/Komersil
Tahun
(m3/hari)
% m3/hari
2004 1800.37 5 90.02
2009 2304.92 6 138.30
2014 2928.73 7 205.01
2019 3691.6 8 295.33
2024 4614.8 9 415.33
2029 5719.64 10 571.96

Kebutuhan air untuk kebutuhan sosial


Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas social, diperlukan data mengenai jenis
dan jumlah fasilitas sosial. Standar pemakaian air untuk fasilitas social dapat
menggunakan angka-angka sebagai berikut:

• Kebutuhan air untuk masjid : 1 m3/unit/hari


• Kebutuhan air untuk langgar : 0,5 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk gereja : 0,5 m3/unit/hari
• Kebutuhan air untuk perkantoran : 30-40 liter/pegawai/hari
• Kebutuhan air untuk pendidikan : 10 liter/orang/hari
• Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan : 200-400 liter/tempat tidur/hari

9
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

Jika mengalami kesulitan memperoleh data jenis dan jumlah fasilitas social, dapat
digunakan melalui pendekatan persentase terhadap kebutuhan rumah tangga. Misalnya
dalam perhitungan ini kebutuhan fasilitas social diperkirakan sebesar 15% dari
kebutuhan air untuk rumah tangga.

Rumah Kebutuhan Air


Tahun Tangga Industri/Komersil
(m3/hari) % m3/hari
2004 1800.37 15 270.06
2009 2304.92 15 345.74
2014 2928.73 15 439.31
2019 3691.6 15 553.74
2024 4614.8 15 692.22
2029 5719.64 15 857.95

Kehilangan air
Yang dimaksud dengan kehilangan air adalah jumlah air yang hilang baik karena
kebocoran, operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air, hidran kebakaran. Pada
umumnya kehilangan air yang dapat ditoleransi adalah 10-20% dari seluruh kebutuhan
air.

Jumlah kebutuhan air


Berdasarkan perhitungan kebutuhan air yang telah diuraikan di atas, maka kebutuhan
air seluruhnya dapat dihitung seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Kebutuhan Air (m3/hari)


Jenis Penggunaan
2004 2009 2014 2019 2024 2029

A. Rumah tangga 1800.37 2304.92 2928.73 3691.6 4614.8 5719.64


B. Industri/Komersial 90.02 138.30 205.01 295.33 415.33 571.96
C. Sosial 270.06 345.74 439.31 553.74 692.22 857.95
D. Sub Total 2160.444 2788.953 3573.051 4540.668 5722.352 7149.55
E. Kebocoran = 10-20% x D 216.05 334.8 500.23 726.51 1030.02 1429.91
F. Total (m3/hari) 2376.494 3123.753 4073.281 5267.178 6752.372 8579.46
Total (liter/detik) 27.51 36.15 47.14 60.96 78.15 99.30

Fluktuasi Kebutuhan Air


Yang dimaksud dengan fluktuasi kebutuhan air adalah:

• Pada jam-jam tertentu dalam satu hari, kebutuhan air akan memuncak yang
disebut “waktu puncak” (peak hour)

10
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

• Dalam hari-hari tertentu untuk setiap minggu, bulan atau tahun akan terdapat
kebutuhan air yang lebih besar dari kebutuhan rata-rata yang disebut “hari
maksimum” (maximum day)

Kebutuhan air pada hari maksimum dan waktu puncak dihitung berdasarkan kebutuhan
air rata-rata dengan pendekatan sebagai berikut:

• Kebutuhan air pada hari maksimum adalah:


f1 x kebutuhan air rata-rata

• Kebutuhan air pada waktu puncak adalah:


f2 x kebutuhan air rata-rata

Fluktuasi kebutuhan air dapat dilihat pada tabel berikut:

Kebutuhan Kebutuhan pada Kebutuhan pada


Tahun rata-rata f1 hari maksimum f2 jam puncak
(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)
2004 27.51 1.2 33.01 1.5 41.27
2009 36.17 1.2 43.40 1.5 54.26
2014 47.14 1.2 56.57 1.5 70.71
2019 60.96 1.2 73.15 1.5 91.44
2024 78.15 1.2 93.78 1.5 117.23
2029 99.3 1.2 119.16 1.5 148.95

6. KESIMPULAN

Pada umumnya kebutuhan air bersih akan meningkat terus menerus. Untuk itu perlu
diperkirakan kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang. Hal ini dimaksudkan
untuk mempersiapkan segala sarana yang dibutuhkan sesuai dengan peningkatan
kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang dengan baik, efisien dan ekonomis.

Dalam memperhitungkan jumlah air yang diproduksi dan tingkat pelayanan air bersih
pada masa yang akan datang perlu diperhatikan:

• Jenis dan jumlah fasilitas yang membutuhkan air


• Kebutuhan air tiap jenis pemakai air
• Sumber air lain yang ada
• Kemampuan masyarakat untuk membeli air

11
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

B. POLA FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR

1. PENDAHULUAN

Jumlah pemakaian air dari waktu ke waktu yang selalu tidak sama, dengan kata lain
terjadi fluktuasi pemakaian air. Fluktuasi pemakaian air ini dapat digambarkan secara
grafis seperti contoh berikut :

1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4

0,2
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Sebagai petugas PDAM, perlu dipahami fluktuasi pemakaian air. Karena hal ini
merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk membuat jadwal
produksi air bersih.
Pada pelajaran ini akan dijelaskan secara singkat cara mengidentifikasi dan membuat
grafik fluktuasi pemakaian air harian.

2. POLA FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR

Yang dimaksud dengan pemakaian yang digunakan oleh konsumen, kebocoran teknis
dan non teknis. Fluktuasi pemakaian air harian, antara lain dipengaruhi oleh:
• Jumlah dan jenis pemakaian air
• Karakteristik pemakai air
Walaupun fluktuasi pemakaian air dari hari ke hari tidak mutlak sama, tetapi pada
umumnya fluktuasi pemakaian air pada suatu daerah pelayanan akan mengikuti pola
fluktuasi pemakaian air tertentu. Karena suatu keadaan khusus, pola pemakaian air
mungkin dapa berubah. Misalnya pola pemakaian air pada bulan puasa dapat berbeda
dengan pola pemakaian air pada bulan yang bukan bulan puasa.

12
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

3. IDENTIFIKASI POLA PEMAKAIAN AIR

Untuk mengidentifikasikan pola pemakaian air bersih harian, maka dapat dilakukan
tahapan pekerjaan sebagai berikut :
• Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air
• Analisa data pemakaian air
• Pembuatan grafik pola pemakaian air

Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air


Pengumpulan dan pencatatan data pemakaian air harian harus dilakukan setiap hari.
Khusus untuk mengidentifikasikan pola pemakaian air harian, maka harus mempunyai
data pemakaian harian selama jangka waktu tertentu secara berturut-turut dengan
jumlah pemakaian air setiap periode tertentu.

Makin banyak data pemakaian air yang dipunyai (misalnya 7 hari berturut-turut). Makin
pendek periode pencatatan pemakaian air (misalnya setiap jam), maka akan baik pula
hasil identifikasi pola pemakaian harian. Berikut ini dapat dilihat contoh formulir dan
pencatatan data pemakaian air harian.

Data Pemakaian Air Harian


Januari 2004

Pemakaian Air
Jam
Tanggal Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
00-01 147 135 138 143 139 142 131
01-02 133 121 140 135 141 137 126
02-03 132 128 125 140 128 131 137
03-04 147 145 149 138 142 132 148
04-05 129 132 162 151 132 141 158
05-06 237 241 205 228 226 231 218
06-07 276 282 295 272 281 293 278
07-08 273 268 223 269 248 271 265
08-09 255 251 284 265 258 249 278
09-10 273 270 209 228 256 268 238
10-11 205 200 227 235 209 213 247
11-12 219 210 234 218 221 234 208
12-13 202 200 202 231 208 229 217
13-14 172 175 195 187 176 184 177
14-15 215 222 252 235 218 232 218
15-16 202 200 234 226 228 215 227

13
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

Pemakaian Air
Jam
Tanggal Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
16-17 223 228 234 215 234 227 230
17-18 228 235 260 244 236 254 241
18-19 228 214 262 253 236 251 237
19-20 147 145 205 148 152 151 143
20-21 205 130 192 135 138 141 136
21-22 119 120 126 118 121 118 126
22-23 107 110 109 98 112 105 117
23-24 97 95 80 97 86 92 89
Jumlah 4571 4457 4742 4609 4526 4641 4590
Rata-rata 190.5 185.7 197.6 192.0 188.6 193.4 191.3

Pada formulir pencatatan data pemakaian air harian ini terlihat adanya kolom
keterangan, yang dapat diisi dengan keterangan yang diperlukan misalnya:

• Adanya kebocoran pada pipa distribusi


• Meter air rusak, sehingga tidak dapat dilakukan pencatatan data
• Dan sebagainya

Kolom keterangan ini sangat perlu, karena dari keterangan pada kolom ini dapat
dianalisa apakah pemakaian air ini benar-benar digunakan oleh konsumen atau oleh
sebab lain, misalnya ada kebocoran.

Untuk mendapatkan data pemakaian air harian ini dapat dengan cara melihat jumlah air
yang melalui meter induk pada pipa distribusi atau dengan mengukur perubahan
volume/tinggi air pada reservoir. Bila untuk mendapatkan data pemakaian harian ini
digunakan cara pengukuran perubahan volume/tinggi air dalam reservoir, maka perlu
diketahui dan diperhitungkan adanya air yang masuk ke dalam reservoir selama
dilakukan pencatatan dan pemakaian air.

Analisa Data Pemakaian Air


Dari data pemakaian air, kemudian dilakukan analisa fluktuasi pemakaian air harian,
yang mencakup:

• Jumlah dan persentase pemakaian air rata-rata untuk setiap periode tertentu.
• Jumlah pemakaian air rata-rata dalam satu hari
• Jumlah dan saat pemakaian air minimum/maksimum dalam satu periode.

Berdasarkan data pemakaian air harian, maka dianalisa/dihitung fluktuasi pemakaian air
seperti terlihat pada tabel berikut.

14
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

Fluktuasi Pemakaian Air Harian


Januari 2004

Pemakaian Air Rata-


Pemakaian Air Rata
Jam
Jumlah Keterangan
Tanggal
m3/jam l/det %
1 2 3 4 5 6 7
00-01 147 135 138 143 139 142 131 975 139.286 38.69 3
01-02 133 121 140 135 141 137 126 933 133.286 37.02 2.9
02-03 132 128 125 140 128 131 137 921 131.571 36.55 2.9
03-04 147 145 149 138 142 132 148 1001 143.000 39.72 3.1
04-05 129 132 162 151 132 141 158 1005 143.571 39.88 3.1
05-06 237 241 205 228 226 231 218 1586 226.571 62.94 4.9
06-07 276 282 295 272 281 293 278 1977 282.429 78.45 6.2
07-08 273 268 223 269 248 271 265 1817 259.571 72.10 5.7
08-09 255 251 284 265 258 249 278 1840 262.857 73.02 5.7
09-10 273 270 209 228 256 268 238 1742 248.857 69.13 5.4
10-11 205 200 227 235 209 213 247 1536 219.429 60.95 4.8
11-12 219 210 234 218 221 234 208 1544 220.571 61.27 4.8
12-13 202 200 202 231 208 229 217 1489 212.714 59.09 4.6
13-14 172 175 195 187 176 184 177 1266 180.857 50.24 3.9
14-15 215 222 252 235 218 232 218 1592 227.429 63.17 5
15-16 202 200 234 226 228 215 227 1532 218.857 60.79 4.8
16-17 223 228 234 215 234 227 230 1591 227.286 63.13 5
17-18 228 235 260 244 236 254 241 1698 242.571 67.38 5.3
18-19 228 214 262 253 236 251 237 1681 240.143 66.71 5.2
19-20 147 145 205 148 152 151 143 1091 155.857 43.29 3.4
20-21 205 130 192 135 138 141 136 1077 153.857 42.74 3.4
21-22 119 120 126 118 121 118 126 848 121.143 33.65 2.6
22-23 107 110 109 98 112 105 117 758 108.286 30.08 2.4
23-24 97 95 80 97 86 92 89 636 90.857 25.24 2
Jumlah 4571 4457 4742 4609 4526 4641 4590 32136 4591 1275 100
Rata-rata 190.5 185.7 197.6 192.0 188.6 193.4 191.3 1339 191.3 53.1 4.2

Pembuatan Grafik Pola Pemakaian Air Bersih


Dari tabel fluktuasi pemakaian air bersih, dapat dibuat grafik pola pemakaian air bersih,
seperti terlihat pada gambar/grafik berikut ini:

15
PERENCANAAN JARINGAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR MINUM

80,00

70,00

60,00

50,00

L/det 40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
Jam

Perlu diingat bahwa pola pemakaian air harian ini hanya menunjukkan pola pemakaian
air harian dan bukan pola kebutuhan air. Karena jumlah pemakaian air tidak selalu sama
dengan jumlah kebutuhan air yang sebenarnya.
Grafik pola fluktuasi pemakaian air ini harus ditinjau dan disesuaikan kembali dengan
keadaan sebenarnya, minimal tiap tiga bulan sekali.

16

Anda mungkin juga menyukai