Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI

INDONESIA DAN UPAYA PENCEGAHAN KKN


Tsania Choiriya R (20180420053), Lutvi Asyifa R (20180420063), Ulfi Rizki A (20180420068),
Amara Fauzia (20180420075), Nurul Afifah A (20180420080)

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstrak:

Dalam sebuah pemerintahan, pengendalian menajemen pembangunan sangat dibutuhkan untuk


meningkatkan ketercapaian tujuan dan prinsip masyarakat atau semua pihak yang dibina. Hal itu
dapat dilaksanakan dengan penerapan good governance. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan good governance di Indonesia dan pengaruh penerapan good governance terhadap
upaya pencegahan tindak pidana korupsi, kolusi, nepotisme (KKN). Isi dari artikel in diambil
dari telaah literatur penelitian sebelumnya, dan sumber artikel yang telah membahas hal yang
sama.

Kata Kunci: Good Government, Kolusi, Korupsi, Nepotisme

PENDAHULUAN

Pelanggaran terhadap penerapan good governance di Indonesia kerap terjadi. Hal


tersebutlah yang menyebabkan terjadinya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme sering terjadi.
Dilansir dar Kompas bahwa sejak pemilihan kepala daerah pada tahun 2005 KPK telah mencatat
300 kepala daerah yang telah melakukan korupsi. Selain itu CNN Indonesia juga memberitakan
pada tahun 2019 bahwa Partai Gerindra telah melakukan tindak pidna kolusi. Praktek kolusi
tersebut dilakukan dengan melancarkan pengajuan peminjaman dana daerah dari Pemerintahan
Lampung Tengah. Selain kedua kasus tersebut, masih ada banyak kasus mengenai korupsi,
kolusi, dan nepotisme di Indonesia.

Dari kasus di atas dapat disimpulkan tidak ada bantahan mengenai pentingnya penerapan
good governance di pemerintahan. Karena apabila dalam menjalankan pemerintahan maka harus
memperhatikan semua aspek untuk mewujudkan pemerintahan yang baik. Good governance
sangat dibutuhkan dalam pengendalian manajemen pembangunan setiap pemerintahan. Apabila
good governance dilaksanakan dengan baik, maka diharapan praktek KKN akan terhindari,
tentunya hal itu dapat terwujud dengan partisipasi dari seluruh elemen.

Pada artikel ini, akan dijelaskan mengenai bagaimana penerapan good governance di
Indonesia, dan bagaimana pengaruh penerapan good governance terhadap upaya pencegahan
tindak pidana korupsi, kolusi, nepotisme (KKN). Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui
penerapan good governance di Indonesia dan pengaruhnya terhadap upaya pencegahan tindak
pidana korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).

TINJAUAN PUSTAKA

Di indonesia pemerintah menerapkan good goverment agar sistem pemerintah dapat


berjalan dengan baik. Istilah good governance berasal dari dua kata yang diambil dari Bahasa
Inggris, yaitu good dan governance. Good memiliki arti nilai yang menjunjung tinggi keinginan
rakyat, kemandirian, aspek fungsional, serta pemerintahan yang efektif dan efisien. Sementara
governance (tata pemerintahan) memiliki arti seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga
di mana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak
hukum, memenuhi kewajiban, serta menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.
Sedangkan menurut United Nation Development Program (UNDP), good governance adalah
suatu hubungan yang sinergis dan konstruktif di antara swasta dan masyarakat. UNDP adalah
lembaga di bawah PBB yang menangani pembangunan di negara berkembang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil, pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum, dan dapat diterima seluruh
masyarakat. Secara umum good governance diartikan sebagai pengelolaan pemerintahan yang
baik. Maksud kata ‘baik’ di atas adalah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance.

Menurut World Bank, prinsip-prinsip good governance meliputi:, Tegaknya Supremasi


Hukum, TransparansiPeduli pada Stakeholder, Berorientasi pada Konsensus, Kesetaraan,
Efektifitas dan Efisiensi, Akuntabilitas dan Visi Strategis.
Pengertian korupsi Menurut Nurdjana, korupsi berasal dari bahasa Yunani yaitu “corruptio”
yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil, mental dan hukum.
(Nurdjana, 1990). Sedangkan korupsi menurut Robert Klitgaard adalah suatu tingkah laku yang
menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya dalam negara, di mana untuk memperoleh
keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi atau perorangan, keluarga dekat,
kelompok sendiri, atau dengan melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku
pribadi.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme telah dijelaskan mengenai
pengertian KKN. Di ambil dari situs resmi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, pengertian
dari korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Sedangkan , untuk kolusi adalah
permufakatan atau kerja sama melawan hukum antar-penyelenggara negara dan pihak lain yang
merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara. Dan untuk nepotisme adalah setiap perbuatan
penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya
dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Sjahruddin Rasul,2009) untuk mewujudkan good
goverment yang baik butuh kemauan yang kuat untuk menjalankan semua hal yang berkaitan
dengan penerapan yang baik. Tidak hanya pemerintah yang mengikuti kebijakan tersebut tetapi
dari semua pihak mau itu, polisi, pembisnis sampai masyarakat pun harus bertekad dengan kuat
agar dapat mewujudkan good goverment yang baik.
Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneleliti sebelumnya (Litiya Praja, 2019) di
Indonesia mengenai pemberantasan korupsi dalam bidang e-purchasing dalam hal pengadaan
barang adalah sama dengan beberapa negara yang lainnya. Yang dimana dalam kegiatan tersebut
dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan persaingan usaha sehingga dengan
prinsip good governance tersebut dapat mencegah korupsi.

PEMBAHASAN

A. Penerapan Good Governance di Indonesia


Good Governance adalah suatu isu yang memperlihatkan pengelolaan administrasi
publiknya. Dimana dapat dilihat dari berbagai tuntutan yang keluar dari mulut ke mulut di
lingkungan masyarakat yang ditujukan kepada penyelenggara-penyelenggara Negara, baik
itu di dalam pemerintahannya, dalam dewan perwakilannya, ataupun dalam yudikatif, yang
bertujuan untuk memberikan sistem pemerintahan yang baik untuk kedepannya. Dilihat dari
tuntutan yang sudah sangat gencar di lingkungan masyarakat ini ternyata tidak hanya berasal
dari masyarakat Indonesia tetapi juga dari lingkungan masyarakat tingkat Internasional.
Good Governance merupakan seperangkat proses atau struktur peraturan yang akan
mengatur kegiatan dalam perusahaan seperti mengatur hubungan bersama pemegang saham,
pihak kreditur, seorang pengelola perusahaan, pemerintah, karyawan, dan juga pemegang-
pemegang kepentingan intern perusahaan dan ekstern perusahaan lain yang mana tentu
berkaitan dengan kewajiban serta hak-haknya. Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor
Kep-117/M-MBU/2002, mengemukakan bahwa Corporate Governance adalah proses dan
struktur yang digunakan oleh organ BUMN guna meningkatkan profitabilitas keberhasilan
usaha perusahaan serta akuntabilitas di suatu perusahaan bertujuan untuk mewujudkan nilai -
nilai pemegang saham untuk jangka panjang dengan harus selalu memperhatikan
kepentingan stakeholder, yang terdapat pada peraturan perundang-undangan serta nilai
etikanya.
Terdapat pihak-pihak yang sudah memberikan pemahaman bahwa Good Governance ini
dalam perspektif UNDP diartikan bahwa Good Governance mempunyai 3 jenis pilar yaitu
politik, ekonomi, dan administratifnya. Dalam hal economic governance berisi tentang
bagaimana proses dari pembuatan keputusan yang memberikan kontribusi dalam aktivitas
ekonominya dalam negara-negara serta bagaimana interaksi antar negara diantara pelaku-
pelaku ekonominya. Sedangkan political governance ini lebih focus kepada bagaimana
proses-proses yang memformulasikan kegiatan kebijakan dalam suatu perusahaan.
Kemudian untuk administrative governance yaitu yang berkaitan dengan sebuah system
yang akan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang ada di dalam sebuah perusahaan
itu.
Dilihat dari ketiga jenis pilar tadi maka governance ini terbagi menjadi tiga domain
instusi, yaitu Pemerintah, Dunia Usaha Swasta, dan Masyarakat, dalam governance yang
sudah berinteraksi dengan negara juga pemerintahannya serta terdapat dunia usaha juga
masyarakatnya. Tiga pilar ini harus saling bekerja sama dalam prinsip kesetaraannya, juga
dengan tidak adanya berbagai upaya yang digunakan untuk saling mendominasikan antara
satu pihak dengan pihak lainnya. Tidak terlepas dari itu semua Good Governance sangat
mengandung nilai yang sangat menjunjung tinggi keinginan atau dengan kata lain kehendak
rakyatnya guna bisa meningkatkan kemapuan-kemampuan dalam hal mencapai tujuan
kemandirian dan juga pada pembangunan yang berkelanjutan, serta lingkungan masyarakat
yang berkeadilan social. Terdapat kata good yang merupakan bentuk aspek fungsional dalam
pemerintahan yang memang betul efektif serta efisien di dalam melaksanakan tugas agar
bisa mencapai tujuan tersebut dengan tepat.
Kemudian dilihat dari functional aspect ini maka governance itu dapat dengan mudah
ditinjau bagi pemerintahan yang sudah mempunyai fungsi secara efektif di dalam berupaya
untuk mencapai tujuan yang memang sudah ditetapkan di awal. Dalam Good Governance
dimana terjadi kegiatan penyelenggaraan antar manajemen yang bertanggung jawab supaya
semua sejalan dengan demokrasinya serta pasar yang efisien, menghindari kejadian alokasi
dana dengan investasinya yang langka, dan dengan adanya pencegahan tindak kriminal
seperti korupsi yang mana secara politik ataupun administratifnya dan dengan disiplin dalam
menjalankan anggaran-anggaran serta terdapatnya political frameworks yang akan
mempengaruhi pertumbuhan kegiatan-kegiatan dalam kewiraswastaan.
Korupsi adalah salah satu masalah yang berat yang tidak hanya dihadapi di Negara
Indonesia saja tetapi juga salah satu permasalahan yang ada di berbagai masyarakat
internasional. Permasalahan korupsi di masyarakat internasional dapat dilihat di dalam
ketentuan OECD yang membahas tentang Convention on combating bribey of foreign public
officials in International Business transaction, hal ini digunakan untuk memberantas serta
mencegah adanya penyuapan yang ada terhadap pejabat-pejabat publik asing yang
berhubungan langsung dengan kegiatan bisnis internasionalnya. Negara Indonesia menjadi
salah satu negara yang masuk ke dalam daftar negara-negara dalam pemeringkatan tingkat
korupsi, hal ini diumumkan dengan hasil survey mengenai peringkat korupsi negara-negara
di dunia.
Untuk Negara Indonesia sendiri pada saat masa-masa reformasi permasalahan tentang
korupsi ini (KKN) justru menjadikan permasalahan yang sangat gencar atau menonjol. Hal
ini diakibatkan karena terdapat kualitas pelayanan publik yang masih sangat rendah,
munculnya kualitas-kualitas sarana dan prasarananya yang sudah dibangun pemerintah
justru masih sangat rendah, muncul beban-beban dalam lingkungan masyarakat dikarenakan
ketidakefektifan dan juga ketidakefisienan dalam hal pengelolaan badan usahanya yag
kegiatannya mengelola kebutuhan publiknya sepertii bahan bakar minyak yang sering kali
menjadi masalah dalam masyarakat, telekomunikasi, dan listrik.
Dalam sebagian besar orang atau masyarakat Indonesia, Tindakan korupsi ini menjadikan
musuh utama bagi masyarakat Indonesia karena jelas akan merugikan suatu negara. Tak
lepas dari itu semua, masih terdapat harapan-harapan yang muncul dari masyarakat untuk
menghilangkan atau membasmi korupsi ini, tetapi menghilangkan tindakan korupsi ini
memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk dihilangkan begitu saja.
B. Pengaruh Penerapan Good Governance Terhadap Upaya Pencegahan Tindak Pidana
Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN).
Good Governance ini sudah jelas bahwa bertujuan untuk membantu agar tercapainya
tujuan yang akan menjadi salah satu pondasi dasar yang harus segera ditindaklanjuti
bersama. Kemudian Good Governance ini harus selalu diterapkan dalam sebuah organisasi
karena memang Good Governance mempunyai pengaruh positif dalam artian akan bisa
membantu untuk berupaya selalu dalam hal pencegahan korupsi dan pemberantasan korupsi
ataupun nepotisme ini.
Kebanyakan dalam kegiatan praktik suatu penyalahgunaan kewenangan ini yang
berdasarkan dari kenyataan-kenyataan yang memang sudah ada justru akan menimbulkan
berbagai kecenderungan yang terjadi dalam praktik-praktik korupsi ini. Maka dari itu setuju
bahwasanya Tindakan korupsi ini betul-betul akan mengakibatkan terjadi ketidakefektifan di
dalam pemberdaya sumber dayanya. Hal ini dipastikan bahwasanya tujuan-tujuan yang akan
dicapai akan menimbulkan pengaruh ketidakefektifannya. Oleh karenanya, sebaiknya dan
benar-benar diharapkan bahwa karakteristik yang ada dalam Good Governance ini dapat
segera diwujudkan dan dapat segera hilang dengan cara meminimalisirkan permasalahan
dalam hal tindakan korupsi.
Dengan demikian untuk bisa mewujudkan system evaluasi kinerja organisasi yang baik,
dilihat dari elemen-elemennya yaitu:
a. Pendefisian misi, suatu pernyataan yang mempunyai misi untuk dapat menjanjikan
sesuatu di dalam organisasi yang bertujuan untuk mencapai suatu keberhasilan
organisasinya.
b. Penetapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasarannya, yang didapat dari hasil
pengkajian organisasi ysang memiliki pernyaataan untuk misinya yang berisi tentang
kebijakan-kebijakan dalam jangka waktu yang tertentu, dimana dapat dilakukan
bertujuan untuk mencapai hasil yang benar-benar diharapkan.
c. Penetapan aktivitas, artinya kegiatan atau Tindakan ini berupaya untuk mencapi
tujuan dan sasaran yang ada di sebuah organisasi.
d. Penetapan hasil, dilihat dari penajaman-penajaman mengenai apa saja rencana-
rencana kegiatan-kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran juga.
STUDI KASUS

PENGARUH PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DAN STANDAR AKUNTANSI


PEMERINTAHAN TERHADAP KUALITAS INFORMASI KEUANGAN SKPD DI KOTA
BANDA ACEH

Media online mengungkapkan bahwa masih banyak terdapat penyimpanggan laporan keuangan
di pemerintah kota Banda Aceh. Antara lain yaitu penyimpangan penggunaan keuangan negara,
adanya KKN. Oleh sebab itu sangan diperlukan pembenahan data atau laporan keuangan untuk
menghindari penyimpangan tersebut. Masalah lain yang ditimbulkan adalah penyampaianlaporan
keuangan dari perangkat kerja sering terlambat. Untuk menanggulangi masalah tersebut
pemerintah Banda Aceh membentuk Asistensi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), hal ini dilakukan untuk mewujudkan good government. Kehadiran LAKIP
ini pun menjadi wujud dari penerapan good governance yaitu transparansi.

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DALAM MEWUJUDKAN


GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE PADA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI
UTARA

Agar terciptanya pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel maka diperlukan
penerapan good governance dalam akuntansi pemerintahan. Maka diberlakukannya Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 24 tahun 2005 dan direvisi dengan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 71
Tentang SAP Akrual sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah. Dengan
adanya SAP dimana laporan keuangan tersaji secara lengkap maka akan menjadi lebih informatif
dan dapat dipercaya sehingga masyarakat dapat menilai kinerja pemerintah.

Analisis Implementasi Good Governance dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Panakukkang


Kota Makassar
Pemerintah dalam memberikaan pelayanan publik harus memberikan ruang bagi masyarakat
untuk beraspirasi, memperoleh informasi serta mengecek jalannya pemerintahan. Dalam kasus
ini Kecamatan Panakukkang telah memperoleh sertifikat ISO (International Standard Operating)
9001:2008. sertifikat ini adalah sebuah penghargaan internasional yang diberikan dalam hal
pelayanan publik. Ini menandakan bahwa AKecamatan Panakukkang telah menerapkan good
governance dengan baik.

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM RANGKA


PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU
DI KOTA SAMARINDA

Pemerintah kota Samarinda berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata kerja Unit
Pelayanan Perizinan Terpadu di daerah. Hal hal yang menghambat penerapan prinsip good
governance badan pelayanan perizinan terpadu satu pintu di kota Samarinda antara lain:

a. Masyarakat belum menyadari pentingnya perizinan


b. Transaparansi telah dilakukan, tetapi kehadiran calo tidak dapat dihindari. Untuk itu dihimbau
untuk mengurus perizinan agar langsung datang untuk meminimalisir calo perizinan

EKSISTENSI GOOD GOVERNANCE DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DI


KOTA MANADO

Kendala yang dihadapi dalam Pemerintah Manado adalah kurang nya tanggapan masyarakat
terhadap informasi laporan pertanggungjawaban pemerintah kota yang sudah dipublikasikan
lewat media elektronik dan cetak. Belum adanya mekanisme yang jelas terhadap penyampaian
laporan pertanggung jawaban pemerintah kota.
STUDI PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN DESA WISATA
KAMPUNG BANDAR KECAMATAN SENAPELAN KOTA PEKANBARU TAHUN 2012-
2014

Berdasarkan hasil yang didapat pemerintah belum mampu menerapkan prinsip good governance
dalam pengelolaan kepariwisataan. Ini menyebabkan kepariwisataan belum dapat dikelola secara
maksimal. Sedangkan penyebab belum optimalnya penerapan good governance antara lain:
hubungan antara pemerintah, warga dan swasta belum terjalin dengan baik, pemerintah belum
menerapkan budaya yang mendukung penerapan good governance, pemerintah lemah dalam
merespon kebutuhan warga.

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE OLEH APARATUR


PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN KLUET UTARA KABUPATEN ACEH
SELATAN

Kelemahan yang ada di Kecamatan Kulet Utara adalah kelemahan proses pelayanan masyarakat.
Contohnya yang dirasakan oleh masyarakat adalah kurangnya keterbukaan, lama proses
pengurusan yang tidak menentu, masyarakat snagat sulit dalam pengurusan birokrasi.

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK


DI KANTOR CAMAT LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

Penerapan good governance sudah diterapkan namun sayangnya belum berjalan dengan baik.
Karena belum terdapat kotak pengaduan bagi masyarakat menyampaikan saran dan kritikan,
Camat jarang berada ditempat, minimnya alat alat penunjang dalam pelayanan, masih terdapat
sikap diskriminasi dan terkadang menundaa nunda pelayanan yang diberikan
REFERENSI
1. Rasul, Sjahruddin. 2009. Penerapan Good Governance di Indonesia dalam Upaya
Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. Mimbar Hukum
2. Arifani, Rizky. Pengaruh Good Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Universitas Brawijaya
3. Harahab, Rinto. 2016. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pelayanan
Publik. Journal Ilmu Pemerintahan.
4. Delmana, Lati Praja. 2019. Pengaruh Penerapan Good Governance dalam E-
Purchasing untuk mencegah Korupsi. Padang. Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja.
5. Sarafina, Salsabila dan Muhammad Saifi. 2017. Pengaruh Good Governance terhadap
Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan. Malang. Jurnal Administrasi Bisnis.
6. Safrijal, dkk. 2016. Penerapan Prinsipprinsip Good Governance oleh Aparatur
Pelayanan Republik di Kecamatan Kluet Utara. Universitas Syiah Kuala. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiah.
7. Lukow, Seftian. 2013. Eksistensi Good Governace dalam Sistem Pemerintahan
Daerah di Kota Manado. Vol.1 No.5
8. Manossho, Hendrik. 2015. Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Dalam
Mewujudkan Good Governance Pada Pemerintah provinsi Sulawesi Utara. Manado.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.
9. AZLIM, DKK. 2012. Pengaruh Penerapan Good Governance dan Standar Akuntansi
Pemerintahan Terhadap Kualitas Informasi Keuangan SKPD di Kota Banda Aceh.
Aceh. Jurnal Akuntansi
10. Rosyada, Ayu Amrina. 2016. “..Dalam rangka pelayanan public di bidan pelayanan
perizinan..”. Jurnal Ilmu Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai