Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Anorganik : Reaksi Kimia
Anorganik dan Kimia Koordinasi
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2282190006
2021
Asam Basa Lux-Flood, Konsep teori asam basa
Konstep Bronsted-Lowry, Konsep asam basa
menurut Bronsted-Lowry berkaitan dengan ion
Lux-Flood ditinjau menurut ion oksida (O2-). Konsep
H+ atau proton. Zat yang memiliki kecenderungan
ini dipakai untuk menunjukan sistem non proton yang
untuk menyumbangkan ion H+ (proton) pada zat lain
tidak sanggup dijelaskan dengan definisi asam basa
adalah asam. Mereka juga dikenal sebagai donor
Bronsted-Lowry. Menurut teori ini asam ialah spesi atau
proton, contohnya adalah HCl dan CH3COOH.
zat penerima ion oksida dan basa ialah spesi atau zat
pendonor ion oksida. Oksida diklasifikasikan sebagai Sementara itu, basa adalah zat yang memiliki
asam atau basa menurut lokasinya dalam tabel periodik . kecenderungan untuk menerima ion H+ (proton) dari
Teori ini biasanya dipakai untuk meramalkan reaksi- zat lain. Mereka disebut sebagai akseptor proton,
reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi dan proses contohnya adalah NH3 dan CO32-
pengolahan serta perekayasaan mineral dan logam.
Ukuran yang umum untuk asam dan basa adalah perbandingan relative
terhadap air dalam hal tetapan keseimbangan
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh teori asam basa Lewis, koordinasi.
1. Teori asam basa Lewis bisa menjelaskan sifat asam dan basa dalam pelarut lain ataupun tidak
memiliki pelarut.
2. Teori asam dan basa Lewis bisa menjelaskan sifat asam basa molekul atau ion yang memiliki
pasangan elektron bebas, atau yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Contohnya adalah
pembentukan senyawa komplek.
3. Teori ini dapat menjelaskan sifat basa untuk zat-zat organik. Misalnya DNA dan RNA yang
mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas.
4. Dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam basa lain dalam fase padat, gas dan medium pelarut selain
air yang tidak melibatkan transfer proton. Misalnya reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO2
dan SO2) dengan oksida basa (misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan ion kompleks
seperti [Fe(CN)6]3−, [Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+, dan sebagian reaksi dalam kimia organik.
Pengaruh Elektonik Perubahan Struktur
Contohnya pada perubahan struktur dari senyawa
BF3 dalam pembentukan kompleks dengan basa
Asam lewis NH3 dari segitiga planar menjadi pyramidal.
1. Semain tinngi kemampuan suatu zat menerima PE dar suatu basa Pembentukan terjai 2 tahap, yakni:
maka semakin kuat keasamannya 1. perubahan bentuk geometri dari senyawa asam
2. Semakin positif muatan parsial atom ekseptor maka semakin efektif BF3, dari segitiga planar menjadu bentuk
atom tersebut menerima PE dari atom donor pyramidal
2. Orbital kosong atom akseptor B mengarah
pada PE atom donor N dalam molekul NH3 &
Basa Lewis terbentuk ikatan koordinasi berupa ikatan δ
1. Semakin tinggi kemampuan suatu zat memberian PE pad suatu asam
maka semakin kuat kebasaannya
2. semkain negative muatan parsial atom donor maka semakin efektif
atom tersebut memberikan PE pada atom Akseptor Posisi pada sistem periodik unsur (SPU)
Jika elektronegativitas donor atom semakin
meningkat maka kekuatan asam basa lewis nya
Kekuatan Asam Basa Lewis semakin menurun, begitu pula sebaliknya.
Contoh : Me3N > Me2O > MeF
Faktor Sterik Selain itu kecenderungan terhadap hidrolisis
B > Be > Li , Be > Mg > Ca
Interaksi antara asam kesar dan Asam keras dan basa keras mempunyai atom yang
basa keras disebut interaksi ionic, kecil, oksidasi tinggi, kepolaran rendah dan
sedangkan interaksi antara asam keelektronegatifam tinggi. Sedangkan asam dan basa
lunak dan basa lunak lebih bersifat lunak memiliki atom yang besar, tingkat oksidasi
kovalen. rendah dan keelektronegatifan rendah.
Sugiyarto, Kristian Handoyo. Tanpa tahun. KIMIA ANORGANIK I: Dasar-dasar Kimia Anorganik Nonlogam. Yogyakarata:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Drago,Russel S., dkk. 1971. A Four Equation For Predicting Enthalpies of Adduct Formation. Jurnal of the American Chemical
Society. 93, 23, 6014–6026